MAKALAH
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Mellyza
Npm :
17.15401.11.17
Jenny Handariza Npm : 17.15401.11.18
Novita Ariani Npm : 17.15401.11.
Cinta Npm: 17.15401.11.
Putri Diana Npm: 17.15401.11
Sindy Selvia Npm: 17.15401.11
Intan Ayu Lestari Npm: 17.15401.11
Herawati Npm: 17.15401.11
Dwi Ananda puri Npm: 17.15401.11
Rosmita Npm: 17.15401.11
Sasa Alika Npm:17.15401.11
Elva Shalbila putri Npm: 17.15401.11
Cica Hermanya Npm: 17.15401.11
Resta Utami Npm:17.15401.11
Nori Lestari Npm; 17.15401.11.
Putri Afriliani Npm: 17.15401.11
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2019/201
KATA PENGANTAR
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang
berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang
dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak ( Roemer dalam Amirudin, 2007).
Mutu merupakan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Saifudin, 2006).
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya yang
dapat dilaksanakan. Upaya tersebut akan terwujud jika dilaksanakan secara terarah dan
terencana dalam ilmu administrasi kesehatan dikenal dengan nama Program Menjaga
Mutu.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2. Untuk mengetahui pendekatan apa sajayang diperluhkan dalam penilaian mutu pelayanan
kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN
Mutu Pelayanan Kebidanan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang
berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang
dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak ( Roemer dalam Amirudin, 2007).
Mutu merupakan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Saifudin, 2006).
3. Efektivitas (Effectiveness)
4. ·Efisiensi (Efficiency)
5. Kontinuitas (Continuity)
6. Keamanan (Safety)
8. Kenyamanan (Amenities)
Robert dan Prevost (dalam Saifudin, 2006) menyatakan perbedaan dimensi penilaian
yaitu :
a. Bagi pemakai jasa pelayanan, mutu terkait dengan dimensi ketanggapan petugas
memenuhi kebutuhan klien, kelancaran komunikasi, keprihatinan dan keramahtamahan
petugas terhadap klien
b. Bagi penyelengara pelayanan, mutu terkait dengan dimensi kesesuaian pelayanan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi, serta otonomi profesi sesuai dengan kebutuhan klien
c. Bagi penyandang dana, nutu terkait dengan dimensi efisiensi pemakaian dana, kewajaran
pembiayaan dan kemampuan menekan beban biaya.
Untuk mengatasi adanya perbedaan dimensi ini disepakati bahwa penilaian mutu
berpedoman pada hakekat dasar untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan
(health needs and demannds) klien pengguna pelayanan yang apabila berhasil akan
menghasilkan kepuasan (client satisfaction) terhadap pelayanan kebidanan yang
diselenggarakan. Maka mutu pelayanan kebidanan menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan dalam menimbulkan rasa puas pada klien. Makin sempurna kepuasan, maka
semakin sempurna pelayanan yang dilakukan.
Menurut Amiruddun (2007) dalam pelakukan penilaian mutu ada tiga pendekatan
penilaian mutu, yaitu :
1. Struktur
Input (struktur) yaitu segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan
pelayanan kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi,
organisasi, informasi, dan lain-lain.Indikator input (struktur) merujuk pada sumber-
sumber yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas personel, alat/fasilitas, informasi,
dana, peraturan/kebijakan. Struktur meliputi sarana fisik perlengkapan dan peralatan,
organisasi dan manajemen keuangan, sumber daya manusia lainnya di fasilitas kesehatan.
Baik tidaknya struktur sebagai input dapat diukur dari:
d. Kewajaran
2. Proses
Proses merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh tenaga
kesehatan (dokter, perawat dan tenaga profesi lain) dan interaksinya dengan klien. Proses
mencakup diagnosa, rencana pengobatan, indikasi tindakan, prosedur dan penanganan
kasus.Indikator proses adalah memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan.
Indikator output mengukur hasil meliputi cakupan, termasuk pengetahuan, sikap, dan
perubahan perilaku yang dihasilkan oleh tindakan yang dilakukan. Indikator ini juga
disebut indicator effect. Baik tidaknya proses dapat diukur dari:
c. Mutu proses itu sendiri sesuai dengan standar pelyanan yang semestinya
d. Kewajaran, tidak kurang dan tidak berlebihan
3. Outcomes
Outcomes adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional
terhadap klien. dapat berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik
positif maupun negatif. Outcome jangka pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan
tertentu atau prosedur tertentu. Outcome jangka panjang adalah setatus kesehatan dan
kemampuan fungsional klien.
Yaitu metetapkan prioritas masalah mutu dengan teknik votting hingga mencapai
kata sepakat (cosensus).
4. Merumuskan masalah
a.Apa masalahnya
Penyebab masalah adalah “sebab” yang telah teridentifikasi. Gunakan teknik curah
pendapat atau kelompok nominal. Untuk membantu menyusun daftar penyebab, dapat
menggunakan diagram tulang ikan (fish bone diagram)
Daftar tilik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa
jauh pelayanan sesuai atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Daftar tilik berisi
daftar kelengkapan sarana, pra sarana, pengetahuan, kompetensi teknis, persepsi klien,
dan sebagainya.
· Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang dihadapi (problem
statement)
· Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin
dicapai (goal, objective, and target)
2. Pelaksanaan ( Do )
Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika
pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain di luar anggota tim,
perlu terlebih dahulu diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana tersebut dapat
memahami dengan lengkap rencana yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini diperlukan
suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan manajerial. Untuk dapat mencapai
kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan pokok manajerial, yaitu :
3. Pemeriksaan ( Check )
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang
dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dari pemeriksaan untuk
mengetahui :
· Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
· Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagian mana yang belum berjalan dengan
baik. Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia.
· Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan perbaikan atau
tidak.
Terdapat dua cara yang sering dipergunakan untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara
penyelesaian masalah, yakni :
1) Lembaran pemeriksaan (check list) Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang
digunakan untuk mencatat secara periodik setiap penyimpangan yang terjadi.
Langkah pembuatan lembar pemeriksan adalah:
2) Peta kontrol (control diagram) Peta kontrol adalah suatu peta / grafik yang
mengambarkan besarnya penyimpangan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.
Peta kontrok dibuat bedasarkan lembar pemeriksaan. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam pembuatan peta kontrol adalah :
· Nilai grafik
4. Perbaikan ( Action )
Jika Hasil penilaian pelaksanaan satu siklus ternyata berhasil mencapai tujuan
sebagaimana yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan menyusun saran. Pada umumnya
ada dua saran tindak lanjut yang dapat diajukan yaitu:
1. Mempertimbangkan dimasukannya cara penyelesaian masalah tersebut sebagai bagian
kegiatan rutin yang dilakukan oleh institusi kesehatan.
2. Menetapkan lagi masalah mutu lain dan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan,
untuk kemudian diikuti dengan menetapkan penyebab masalah serta pelaksanaan cara
penyelesaian masalah tersebut dengan mengikuti siklus PDCA.
Pada waktu menyelenggarakan kegiatan ini ada beberapa karakteristis yang perlu
diperhatikan, karakteristik yang dimaksud adalah:
a. Observasi
Observasi (pengamatan) adalah suatu prosedur yang berencana, yang meliputi melihat,
mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang
ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Observasi yaitu mengamati pada saat
pelayanan. Observasi adalah suatu penyelidikan yg dijalankan secara sistematis dan
sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-
kejadian yang langsung. Observasi merupakan pemantauan kegiatan dengan
pengumpulan atau pengkajian data secara rutin untuk memperoleh informasi tentang
seberapa jauh kemajuan kegiatan yang telah dicapai atau suatu proses pengumpulan dan
menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler
untuk melihat apakah kegiatan atau program itu berjalan sesuai rencana sehingga masal
yang dilihat atau ditemui dapat diatasi.
Ø Kelebihan observasi:
Dapat membandingkan apakah perkataan sesuai dengan tindakan. Peneliti dapat
mempelajari subjek yang tidak memberi kesempatan laporan lisan (verbal). Subjek
observasi bebas melakukan kegiatan. Dimungkinkan mengadakan pencatatan secara
serempak kepada sasaran penilaian yang lebih banyak.
Ø Kelemahan observasi :
1. Observasi tidak selamanya memungkinkan untuk suatu kejadian yang spontan, harus ada
persiapan.
2. Tidak bisa menentukan ukuran kuantitas terhadap variabel yang ada, karena hanya dapat
menghitung variabel yang kelihatan.
3. Sulit mendapatkan data terutama yang sifatnya rahasia dan memerlukan waktu yang
lama.
4. Apabila sasaran penilaian mengetahui bahwa mereka sedang diamati, mereka akan
dengan sengaja menimbulkan kesan-kesan yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan, jadi sifatnya dibuat-buat.
Daftar alat berisi nama subyek dan beberapa hal/ciri yang akan diamati dari sasaran
pengamatan. Pengamat dapat memberi tanda cek (√) pada daftar tersebut yang
menunjukkan adanya ciri dari sasaran pengamatan. Daftar tilik terdiri dari 4
bagian,yaitu: daftar tilik pengamatan pelayanan, daftar tilik pengetahuan pasien, daftar
tilik pengetahuan petugas dan daftar tilik sarana esensial. Check list hanya dapat
menyajikan data yang kasar saja, hanya mencatat ada atau tidaknya suatu gejala.
Skala ini berupa daftar yang berisikan ciri-ciri tingkah laku yang dicatat secara
bertingkat. Rating scale ini dapat merupakan satu alat pengumpulan data untuk
menerangkan, menggolongkan dan menilai seseorang atau suatu gejala.
3. Alat-alat mekanik
Alat-alat ini antara lain: alat perekam, alat fotografis, film, tape recorder, kamera televisi,
dan sebagainya. Alat-alat tersebut setiap saat dapat diputar kembali untuk memungkinkan
mengadakan penilaian secara teliti.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana
peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari sasaran penelitian
(responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face)
Wawancara dengan diskusi, tanya jawab, cek pemahaman. Kartono (1980: 171),
Interview (wawancara) suatu percakapan yg diarahkan pada suatu masalah, ini
merupakan proses tanya jawab lisan, dimana 2 orang atau lebih berhadap-hadapan secara
fisik. Dalam proses interview terdapat 2 pihak dengan kedudukan yg berbeda. pertama
berfungsi sebagai penanya, disebut pula sebagai interviewer, lainnya berfungsi sebagai
pemberi informasi (Information supplyer), interviewer atau informan. Interviewer
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meminta keterangan (penjelasan), sambil menilai
jawaban-jawabannya. Sekaligus ia mengadakan paraphrase (menyatakan kembali isi
jawaban interviewer dgn kata-kata lain), mengingat-ingat & mencatat jawaban-jawaban.
Disamping itu dia juga menggali keterangan-keterangan lebih lanjut dan berusaha
melakukan “probing” (rangsangan, dorongan). Beberapa jenis wawancara :
Dilakukan pula wawancara terhadap pasien yang diamati, sewaktu pasien akan
meninggalkan tempat pelayanan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien mengenai
bagaimana penanganan pelayanan misalnya : penyuluhan, kapan harus kembali atau cara
minum obat.
1) Mengapa
2) Dimana
3) Apa
4) Kapan
5) Siapa
6) Bagaimana
Ø Kelebihan wawancara
1. Flexibility
Pewawancara dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi saat itu.
Dan memungkinkan diberikan penjelasan kepada responden bila pertanyaan kurang
dimengerti.
2. Nonverbal behavior
Pewawancara dapat mengobservasi perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, rasa tidak
suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh responden.
3. Completeness
Pewawancara dapat memperoleh jawaban atas seluruh pertanyaan yang diajukan secara
langsung.
4. Time of interview
Pewawancara dapat menyusun jadwal wawancara yang relatif pasti. Kapan, dimana,
sehingga data yang diperoleh tidak keluar dari rancangan yang sudah disusun Data yang
diperoleh dapat langsung diketahui objektifitasnya karena dilaksanakan secara tatap
muka.
Ø Kelemahan wawancara
1. Saat tim penjaga mutu melakukan validasi terhadap interpretasi data yang bertujuan
untuk mengatasi masalah mutu pelayanan kesehatan
Instrumen Penilaian Mutu Dengan Wawancara Dapat berupa kuesioner yaitu daftar
pertanyaan yang sudah disusun dengan baik sehingga pewawancara dalam wawancara
dapat memberi jawaban atau Anda pada lembaran tersebut.
c. Dokumen
Dokumen sebuah tulisan yang memuat informasi. Biasanya, dokumen ditulis di kertas
dan informasinya ditulis memakai tinta baik memakai tangan atau memakai media
elektronik, melihat kelengkapan dokumen rekam medik, register, buku catatan.
Ø Tujuan Pendokumentasian
Dokumentasi dapat dibagikan diantara petugas kesehatan, hal ini penting jika dilakukan
rujukan untuk mengetahhui sejauh mana kondisi klinis klien dan asuhan yang diberikan
kepada klien, sehingga dapat dilakukan penanganan lebih lanjut.
Merupakan data untuk mengganti (penggantian biaya) yang wajar dan informsdi
penghematan biaya
PENUTUP
Ø Kesimpulan
Kegiatan penilaian mutu pelayanan kebidanan merupakan salah satu dari kegiatan
pelaksanaan dalam menjaga mutu pelayanan kebidanan. Penilaian tersebut dapat
dilaksanakan dengan bermacam-macam cara seperti dengan observasi, wawancara dan
dokumentasi.
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara
langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan
diteliti. Dalam metode observasi ini, instrumen yang dapat digunakan, antara lain :
lembar observasi, panduan pengamatan (observasi) atau lembar checklist. Dalam
mengobservasi sesuatu ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh Bidan, yaitu pengamatan
objektif dan penafsiran (interpretasi). Seorang Bidan yang tajam pengamatannya akan
memperhatikan bahwa ada beberapa ketidaksesuaian antara tingkah laku verbal dan
nonverbal, antara apa yang di ucapkan dan apa yang dikerjakan.
Dokumentasi asuhan dalam pelayanan kebidanan adalah bagian dari kegiatan yang
harus dikerjakan oleh bidan setelah memberikan asuhan kepada pasien. Dokumentasi
merupakan suatu informasi lengkap meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan pasien,
kegiatan asuhan kebidanan serta respons pasien terhadap asuhan yang diterimanya.
Dengan demikian dokumentasi kebidanan mempunyai porsi yang besar dari catatan klinis
pasien yang menginformasikan faktor tertentu atau situasi yang terjadi selama asuhan
dilaksanakan. Disamping itu catatan juga dapat sebagai wahana komunikasi dan
koordinasi antar profesi (interdisipliner) yang dapat dipergunakan untuk mengungkap
suatu fakta aktual untuk dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA