Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH JURNAL READING ORTHODONTI

“Computerized Casts for Orthodontic Purpose Using Powder-Free Intraoral


Scanners: Accuracy, Execution Time, and Patient Feedback”

Oleh :
Cindy Cendekiawati
04074881921002

Dosen Pembimbing :
drg. Intan Nurhati Suhar, Sp.Ort., M.Kes.

PROGRAM PROFESI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
Tinjauan Pustaka

Metode Digital dalam Bidang Orthodontik


Model studi dental plaster merupakan gold standar untuk penilaian dalam perawatan
orthodontik. Analisis pada model seperti pengukuran gigi, lebar dan panjang lengkung gigi,
overjet, overbite, kurva spee, diskrepansi bolton dan lainnya, dilakukan menggunakan caliper
atau needle pointed dividers. Pada era digital terbaru, model virtual dikembangkan sebagai
alternatif dari model konvensional. Perangkat lunak digunakan sebagai pengaturan diagnostik
digital, pengenalan secara otomatis titik referensi anatomi gigi, pengenalan otomatis kontak
oklusal, integrasi radiografi, simulasi rencana perawatan dan pemosisian braket kepada pasien,
membantu ortodontis dalam menentukan diagnosis dan rencana perawatan.
Dalam literatur dilaporkan bahwa akurasi dari model yang didapatkan dari pencetakan
digital jika dibandingkan dengan model studi dental plaster sudah cukup untuk menentukan
diagnosis dan rencana perawatan. Pada beberapa kondisi penggunaan metode digital dapat
menjadi lebih akurat dibandingkan metode konvensional, karena penggunaan alat scan intraoral
dapat mengurangi resiko eror yang dapat terjadi saat melakukan pencetakan konvensional seperti
terdapat gelembung udara, pecahnya bahan cetakan, dimensi sendok cetak yang tidak akurat,
bahan cetak yang terlalu banyak/sedikit, adhesi bahan cetak pada sendok cetak yang tidak baik,
distorsi bahan cetak karena prosedur disinfeksi dan transportasi.
Pencetakan dengan metode digital memberikan kenyamanan untuk pasien karena waktu
pencetakan yang cepat dan keuntungan pada pasien dengan kecemasan atau refleks muntah yang
tinggi (terutama saat pencetakan maksila) dan pasien dengan celah palatum yang dapat
meningkatkan resiko aspirasi bahan cetak jika dilakukan pencetakan konvensional. Metode
digital juga memberikan keuntungan bagi dokter gigi yang harus mengirimkan hasil cetakan ke
laboratorium yang berjarak jauh dari tempat praktik.
Dapat disimpulkan bahwa metode digital dengan alat scan intraoral dapat segera
menggantikan prosedur pencetakan metode konvensional. Waktu scan yang singkat, kepala tip
alat scan yang lebih kecil memberikan feedback yang baik bagi pasien. Prosedur dengan scan
intraoral higienis, gambar dapat langsung tersedia, tidak diperlukan transportasi jika diperlukan
pengiriman ke laboratorium, dan penyimpanan serta pengambilan model mudah dilakukan.
Metode digital dapat dengan mudah dibagikan dengan orang/dokter lain, diperbesar, dan
dipotong, dan perangkat lunak khusus tersedia untuk menganalisis kasus, merencanakan
perawatan, dan pembuatan alat. File hasil scan dapat digunakan di laboratorium dimanapun.
Selain itu, hasil scan intraoral yang berwarna dapat menggantikan foto intraoral yang dilakukan
secara konvensional dengan kamera.

Referensi
1. Breuning KH, Kau CH. 2017. Digital planning and custom orthodontic treatment. USA:
Wiley Blackwell. p.1-7
2. Masri M. Driscoll CF. 2015. Clinical applications of digital dental technology. USA:
Wiley Blackwell. p. 62
3. Graber LW, Vanarsdall RL. Vig KW. Huang GJ. 2017. Orthodontics current principles
and technique 6th ed. USA: Elsevier. p. 220-3
Terjemahan Jurnal

Cetakan Komputerisasi untuk Tujuan Ortodontik Menggunakan Alat Scan


Intraoral Bebas Bubuk: Akurasi, Waktu Eksekusi, dan Tanggapan Pasien

Pendahuluan: Alat scan intraoral memberikan gambaran langsung kondisi rongga mulut,
dengan prosedur yang lebih sedikit daripada pencetakan konvensional. Tujuan penelitian ini
adalah untuk membandingkan keakuratan pencetakan digital, pencetakan tradisional, dan
digitalisasi dari model gipsum rahang, untuk mengevaluasi waktu dari metode yang berbeda dan
persepsi pasien tentang teknik pencetakan konvensional dan digital.
Metode: Lengkung rahang dari 14 pasien dievaluasi dengan pencetakan alginat, alat scan bebas
bubuk titanium dioxide (Trior, 3 Shape), dan digitalisasi yang diperoleh dari model gipsum
menggunakan alat scan yang sama. Teknik digital dan konvensional dievaluasi melalui
pengukuran (panjang anteroposterior lengkung rahang atas dan rahang bawah, jarak intercaninus
rahang atas dan rahang bawah, dan jarak intermolar rahang atas dan rahang bawah) dengan
kaliper model analog dan menggunakan perangkat lunak untuk model digital (Ortho Analizer,
Great Lakes Orthodontic). Selain itu, waktu chairside dan semua proses dicatat. Terakhir,
masing-masing pasien melengkapi kuisioner VAS untuk mengevauasi kenyamanan. Analisis
statistik dilakukan dengan uji ANOVA dan uji Turkey untuk pengukuran akurasi dan uji t untuk
waktu dan skor VAS. Signifikansi ditetapkan pada P<0,05.
Hasil: Pengukuran dengan alat scan intraoral, model gipsum setelah pencetakan konvensional
dan model gipsum digital tidak ada perbedaan yang signifikan. Kedua waktu chairside dan
proses dengan alat scan lebih singkat dibandingkan dengan metode tradisional. Laporan VAS
menyatakan kenyamanan pasien lebih tinggi pada pengguanaan pencetakan digital.
Kesimpulan: Alat scan intraoral digunakan untuk aplikasi ortodontik menyediakan data yang
berguna dalam praktik klinik, dibandingkan dengan cetakan konvensional. Teknologi ini lebih
efisien waktu dan nyaman untuk pasien. Evolusi selanjutnya dengan alat scan yang lebih akurat
dan cepat dapat menggantikan metode pencetakan tradisional kedepannya
Pendahuluan
Penggunaan alat scan intraoral merupakan sebuah fenomena yang berkembang dalam
banyak bidang kedokteran gigi. Beberapa penelitian dalam literatur menunjukkan keakuratan
metode ini, pengambilan elemen tunggal atau bagian lengkung gigi yang biasa digunakan dalam
kedokteran gigi restorasi atau prostodontik, seperti mahkota, inlay, onlay, dan jembatan.
Penggunaan cetakan digital telah disarankan untuk pendekatan lengkung gigi penuh,
sehingga memungkinkan penggunaan untuk tujuan ortodontik, seperti untuk diagnosis,
pembuatan alat, dan evaluasi hasil. Penulis sebelumnya mengevaluasi validitas cetakan alginat
dan digitalisasi model gipsum atau plester. Baru-baru ini, scan lengkung penuh langsung pada
mulut pasien telah disarankan selama fase perawatan ortodontik.
Penggunaan scan intraoral memungkinkan operator untuk segera bekerja pada gambar
yang diperoleh dengan melewatkan langkah-langkah pembersihan, desinfeksi, dan pengecoran
dari metode alginat tradisional. Selain itu, waktu yang dihabiskan untuk mengepak dan mengirim
model ke lab diklaim sangat berkurang karena dimungkinkan untuk segera mengirim file yang
diperoleh melalui scan. Oleh karena itu, pengembangan alat scan berpotensi menggantikan
pencetakan alginat dan digitalisasi model gipsum dimasa depan. Faktanya, alat scan intraoral saat
ini menghasilkan nilai kesalahan yang lebih rendah untuk pengukuran garis dan sudut
dibandingkan teknik cetakan konvensional diikuti dengan digitalisasi tidak langsung dan
pencetakan konvensional.
Namun, teknologi baru harus diuji secara luas agar dapat diterima untuk menggantikan
metode tradisional. Saat ini, baru sedikit penelitian dalam literatur yang meneliti tentang
keakuratan pengukuran pada digital lengkung penuh yang diperoleh dengan scan intraoral, serta
jumlah data yang berkaitan dengan waktu scan dan indeks kepuasan pasien. Selain itu, setahu
kami, tidak ada penelitian ilmiah yang mengevaluasi metode cetak digital bebas-bubuk untuk
keperluan ortodontik.
Atas dasar pertimbangan ini, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
1. Keakuratan pengukuran analog gipsum dibandingkan dengan model 3D virtual yang
diperoleh dengan mengambil data langsung dan tidak langsung dengan scan intraoral
bebas-bubuk,
2. Efisiensi waktu dari alur kerja yang lengkap dari metode pencetakan konvensional dan
digital,
3. Kenyamanan pasien selama pencetakan konvensional dan digital.
Hipotesis nol penelitian ini adalah bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam akurasi
pengukuran antara cetakan gipsum, digitalisasi gipsum, dan scan intraoral. Selain itu, untuk
efisiensi waktu dan kenyamanan pasien, hipotesis nolnya adalah tidak ada perbedaan yang
signifikan antara pencetakan konvensional dan digital.

Bahan dan Metode


Studi crossover ini dilakukan di Unit Ortodontik dan Kedokteran Gigi Anak, Bagian Kedokteran
Gigi, Departemen Klinis, Bedah, Diagnostik dan Ilmu Pediatri, Universitas Pavia, Pavia, Italia.
Eksperimen ini mengikuti Deklarasi Helsinki. Dewan Peninjau Unit Internal menerima desain
penelitian
14 pasien (4 pria dan 10 wanita dengan usia rata-rata 20,4 tahun) terdaftar. Kriteria
inklusi dari penelitian ini adalah gigi permanen lengkap, tidak ada gigi desidui, impaksi, dan
supernumerary; kriteria eksklusi yang dipilih termasuk riwayat cacat mental atau perkembangan,
anomali kraniofasial, epilepsi, ketakutan terhadap perawatan dental, dan refleks muntah tinggi.
Informed consent diterima dari semua subjek. Informasi terperinci tentang tujuan penelitian,
durasi penelitian yang diharapkan, dan protokol penelitian dijelaskan.
Setiap partisipan dalam penelitian ini dilakukan pencetakan alginat dan scan intraoral.
Selain itu, waktu chairside, waktu pemprosesan, dan tanggapan setiap pasien terhadap
pencetakan yang digunakan dilakukan evaluasi dengan kuisioner.
Cetakan alginat diambil dengan Jeltrate fast set hidrokoloid ireversibel (Dentsply GAC,
Bohemia, AS). Cetakan diambil sesuai dengan pedoman, dan pasien diberitahu sebelumnya
tentang posisi yang harus dijaga selama prosedur. Semua cetakan diperiksa oleh operator yang
sama, setelah validitas diagnostik diverifikasi, cetakan dibersihkan, didesinfeksi, dan disimpan
dalam lingkungan lembab untuk menghindari deformasi, sesuai dengan instruksi pabrik. Selain
itu, catatan gigitan lilin dibuat untuk setiap pasien (Tenatex Red, Kemdent, Swindon, UK). Lilin
dibuat dalam tiga lapis dan kemudian diadaptasi dari ukuran standar ke bentuk lengkung atas
pasien, tinggi 2,5 mm. Gigitan diukur dengan gigi pasien dalam oklusi sentris. Selanjutnya,
alginat dicetak dengan gipsum Kerr tipe IV.
Scan intraoral dilakukan dengan menggunakan alat scan monokromatik digital intraoral
bebas bubuk (Trios 3 Mono Scan Intraoral, 3Shape, Copenhagen, Denmark) sesuai dengan
pedoman pabrik untuk scan. Setiap pasien diinstruksikan tentang posisi yang harus dijaga dan
semua langkah yang disiapkan. Setiap sextant diambil dengan merekam permukaan vestibular,
lingual, dan oklusal dari setiap elemen dan memberikan perhatian khusus pada kontrol jaringan
lunak dan lidah. Pasien duduk tegak, dan kontrol jaringan lunak dengan retraktor pipi dan
segitiga penyerap. Asisten operator membuang kelebihan air liur dengan unit hisap udara dan
menahan jaringan lunak dari gigi dengan kaca mulut intraoral. Gigi kemudian discan mulai dari
kuadran kanan rahang bawah dan berakhir di kuadran kiri rahang atas. Molar kedua dan ketiga
dimasukkan dalam scan, jika ada. Pencatatan gigitan diperoleh dengan menscan permukaan
bukal dari gigi premolar kanan pasien dan molar pertama dalam oklusi sentris. Pada akhir
masing-masing pencatatan, scan dihentikan, sehingga operator dapat memeriksa validitasnya.
Ketika lengkung bawah selesai, lengkung atas discan mulai dari sextant pertama. Setelah scan
kedua lengkung gigi telah selesai, pasien diminta untuk oklusi biasa dengan bibir tertutup.
Setelah mengontrol posisi yang benar, catatan gigitan diperoleh dengan scan posisi vestibular
permukaan gigi yang terekspos. Scan model gipsum dilakukan dengan alat yang sama (Trios 3
Mono Intraoral Scanner, 3Shape, Copenhagen, Denmark).
Cetakan konvensional dan digital diambil oleh operator sama. Pasien diminta untuk
mengisi kuesioner mengenai dua metode pencetakan. Survei ini disusun dalam lima pertanyaan
tentang kesan keseluruhan, kenyamanan, waktu, ukuran instrumen, dan refleks muntah yang
terkait dengan dua metode pencetakan yang berbeda. Setiap pertanyaan survei disertai dengan
skala analog visual (VAS) “10” untuk mencatat kenyamanan yang dirasakan selama kedua
prosedur. Nilai "10" mewakili kenyamanan maksimal (tidak ada ketidaknyamanan sama sekali),
sedangkan nilai "0" berarti ketidaknyamanan maksimum (keluhan maksimum).
Untuk menganalisis perbedaan akurasi antara model analog, model digital intraoral, dan
digitalisasi model gipsum, pada setiap model diberikan titik-titik pada beberapa area seperti titik
interinsisal atas dan bawah, cusp kaninus, pit sentral molar pertama, dan cusp mesiolingual molar
pertama atas. Enam pengukuran dentoalveolar yang berbeda dievaluasi: panjang anteroposterior
lengkung bawah, panjang anteroposterior lengkung rahang atas, jarak intercanine bawah, jarak
intercanine rahang atas, jarak intermolar rahang bawah, dan jarak intermolar rahang atas.
Kaliber (Fasa Group, Lauf, Jerman) digunakan untuk mengevaluasi pengukuran cetakan
gipsum analog. Untuk model digital atas (Gambar 1) dan bawah (Gambar 2), pengukuran
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer (Ortho Analyzer, Great Lakes
Orthodontics, Tonawanda, USA).

gambar 1 : pengukuran titik untuk rahang atas

gambar 2 : pengukuran titik untuk rahang bawah

Sehubungan dengan waktu yang diperlukan untuk pencetakan, stopwatch yang


disinkronkan digunakan untuk metode analog dalam setiap langkah yang dilakukan: waktu
pencetakan alginat (termasuk pemilihan sendok cetak dan pencampuran alginat) dan pembuatan
gigitan lilin (termasuk pemanasan); waktu pembersihan, desinfeksi (pencucian air dan aplikasi
semprotan desinfektan), dan pengemasan (untuk pengiriman ke laboratorium); waktu pembuatan
model (cetakan dicor dengan gipsum). Tiga waktu tersebut kemudian ditambahkan untuk
mendapatkan waktu yang diperlukan untuk metode pencetakan tradisional. Dalam metode
digital, waktu scan dan waktu untuk pencatatan oklusi telah terekam dalam software yang
digunakan. Selain itu, waktu yang diperlukan untuk menyimpan dan mengirim data ke
laboratorium dihitung. Waktu berbicara dengan pasien dalam menjelaskan prosedur dan waktu
untuk membilas setelah pencetakan tidak dihitung.
Terakhir, tujuan dari laporan ini adalah evaluasi kenyamanan pasien. Skor VAS dari
kuesioner yang diperoleh kemudian dianalisis.
Oleh karena itu, kelompok eksperimen untuk analisis pengukuran dibagi sebagai berikut
(Gambar 3):

Pengukuran akurasi – 3 grup

Cetak alginat Scan intraoral

Model gipsum

Pengukuran analog Digitalisasi

Pengukuran digital

Grup (1A) Grup (1B) Grup (2)

Pengukuran waktu – 2 grup

Cetak alginat Scan intraoral

Grup (1) Grup (2)

Kuisioner pasien – 2 grup

Cetak alginat Scan intraoral

Grup (1) Grup (2)

Gambar 3. Bagan pengelompokan 3 variabel


(1A) Evaluasi cetakan analog
(1B) Evaluasi komputerisasi dari model virtual setelah digitalisasi tidak langsung cetakan
gipsum
(2) Evaluasi komputerisasi dari model virtual setelah digitalisasi langsung oleh scan
intraoral.
Kemudian, kelompok penelitian untuk waktu dan tanggapan pasien adalah
(1) Pencetakan konvensional,
(2). Pencetakan digital.
Analisis statistik dilakukan dengan perangkat lunak komputer. Perhitungan ukuran
sampel dilakukan. Untuk memperkirakan kesalahan metode, operator yang sama menelusuri
kembali tindakan analog dan digital setelah periode 4 minggu dan hasilnya diuji dengan uji t;
tidak ada perbedaan signifikan yang dilaporkan.
Rata-rata, standar deviasi, minimum, median, dan maksimum dipilih untuk statistik
deskriptif dan dihitung untuk masing-masing kelompok. Tes Kolmogorov-Smirnov menilai
distribusi data Gaussian untuk semua variabel. ANOVA (analisis varian) dan tes Tukey
diterapkan untuk pengukuran akurasi dan uji t berpasangan untuk waktu dan skor VAS.
Signifikansi telah ditentukan pada 𝑃 <0,05 untuk semua tes statistik.

Hasil
Evaluasi perbedaan akurasi antara metode konvensional dan digital dilakukan dengan
membandingkan 6 tipe pengukuran dentoalveolar yang sebelumnya disebutkan. Hasilnya
ditunjukkan pada Gambar 4. Statistik deskriptif termasuk nilai rata-rata, standar deviasi,
minimum, median, dan maksimum untuk setiap kelompok (Tabel 1). Tidak ada perbedaan
signifikan yang dilaporkan di antara berbagai kelompok (𝑃> 0,05).
Gambar 4: pengukuran akurasi (mm)

Tabel 1: deskripsi statistik akurasi (mm) dari 3 pengukuran yang berbeda


Pengukuran Grup Model Rerata SD Min Med Max sig
(1A) Gipsum 30.35 2.28 24.8 31 32.5
Lengkung Atas (1B) Digitalisasi gipsum 28.9 2.72 21.72 29.43 32.25 ns
(2) Digital 29.46 2.66 22.66 29.9 33.18
(1A) Gipsum 28.06 1.63 24.5 28.65 30
Lengkung Bawah (1B) Digitalisasi gipsum 28.07 1.39 25.09 28.15 30.33 ns
(2) Digital 28 1.30 25.23 28.2 29.99
(1A) Gipsum 34.03 1.83 31.4 33.7 37.6
Intercanine atas (1B) Digitalisasi gipsum 34 1.84 30.77 33.54 37.46 ns
(2) Digital 33.8 1.93 31.15 33.54 36.76
(1A) Gipsum 25.87 2.15 22 25.63 31
Intercanine bawah (1B) Digitalisasi gipsum 25.96 1.99 21.54 25.61 29.95 ns
(2) Digital 25.64 2.01 21.98 25.51 30.05
(1A) Gipsum 40.78 2.12 36.9 40.85 45.5
Intermolar atas (1B) Digitalisasi gipsum 40.53 2.40 36.98 40.1 46.25 ns
(2) Digital 40.36 2.24 37.37 40.04 46.11
(1A) Gipsum 39.05 3.48 31 39.55 45.2
Intermolar bawah (1B) Digitalisasi gipsum 38.93 3.36 31.66 39.88 45.65 ns
(1B) Digital 38.93 3.36 31.66 39.88 45.65

Waktu pencetakan alginat dan scan intra-oral dilaporkan pada Tabel 2. Seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 5, metode scan menunjukkan waktu chairside dan waktu pemprosesan
jauh lebih singkat daripada yang diperlukan pencetakan aginat (𝑃 <0,0001).
Gambar 5: pengukuran waktu (menit)

Tabel 2. Deskripsi statistik waktu


Waktu Grup Metode Rerata SD Min Median Max sig
Total (1) Konvensional 22:06 00:15 21:45 22:03 22:35
𝑃 < 0.0001
Waktu (2) Digital 05:49 00:20 05:15 05:54 06:14
Waktu (1) Konvensional 07:32 00:10 07:10 07:32 07:50
𝑃 < 0.0001
Chairside (2) Digital 05:49 00:20 05:15 05:54 06:14
Waktu (1) Konvensional 14:34 00:14 14:15 14:29 15:02
𝑃 < 0.0001
Proses (2) Digital 00:14 00:01 00:13 00:15 00:17

Tanggapan pasien dievaluasi dengan kuesioner VAS; 5 poin (Gambar 6). Semua pasien
yang terdaftar dalam penelitian ini mengikuti keseluruhan survei. Seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 3 kenyamanan pasien secara signifikan lebih tinggi dengan sistem cetakan digital daripada
dengan alginat konvensional.

Gambar 6: hasil kuisioner (skor VAS)


Tabel 3. Hasil kuisioner. Rentang skala VAS dari 0 (maksimal tidak nyaman) hingga 10
(maksimal nyaman)
Pertanyaan grup teknik rerata SD min med max sig
Bagaimana sensasi keseluruhan dari kedua (1) Konvensional 4.29 3.10 0.00 3.50 9.00
P<0.001
Teknik cetak? (2) Digital 9.00 0.88 7.00 9.00 10.00
Apakah anda menemukan prosedur yang (1) Konvensional 2.57 3.11 0.00 1.50 9.00
P<0.0001
nyaman (2) Digital 9.14 0.86 7.00 9.00 10.00
Bagaimana pertimbangan waktu dari (1) Konvensional 3.57 3.06 0.00 2.50 9.00
P<0.005
keseluruhan prosedur (2) Digital 6.07 2.76 1.00 6.50 10.00
Bagaimana pertimbangan dimensi (1) Konvensional 2.57 3.41 0.00 0.50 9.00
P<0.01
instrument yang digunakan (2) Digital 6.07 2.70 2.00 6.50 10.00
Bagaimana evaluasi dari reflex muntah (1) Konvensional 0.64 0.84 0.00 0.00 2.00
P<0.0001
prosedur yang nyaman (2) Digital 9.71 9.71 9.00 10.00 10.00

Pembahasan
Hipotesis nol dari laporan ini diterima untuk analisis pengukuran akurasi dan ditolak
untuk evaluasi waktu pelaksanaan dan tanggapan pasien. Teknologi baru, seperti scan intraoral,
harus menunjukkan hasil yang sangat baik mengenai akurasi, waktu, dan kepuasan pasien untuk
digunakan dalam praktik sehari-hari ortodontik. Ketika mengevaluasi akurasi pengukuran, tidak
ada perbedaan signifikan yang dilaporkan antara cetakan alginat konvensional, pengukuran
model digital, dan model gipsum digitalisasi. Dalam laporan ini, dilakukan cetakan alginat dan
digital dalam sesi hari yang sama untuk mendapatkan tanggapan pasien segera dan untuk
mendapatkan validasi silang dari setiap variabel yang diuji. 14 pasien telah setuju untuk menjadi
sampel. Jumlah ini dapat dibandingkan dengan penulis lain dalam literatur, dengan fokus pada
keberhasilan scan intraoral.
Ketepatan scan digital intraoral telah dievaluasi dalam beberapa penelitian. Hasil positif
mengenai akurasi tinggi model digital oleh scan intraoral telah dilaporkan. Namun, dalam
banyak penelitian evaluasi dilakukan pada elemen gigi tunggal, sehingga melaporkan keakuratan
model digital langsung sesuai dengan tujuan restorasi gigi. Laporan lain mempelajari scan
intraoral untuk evaluasi lengkung penuh dan menunjukkan bahwa scan intraoral dapat diterima
secara klinis untuk diagnosis dan perencanaan perawatan. Beberapa penulis mengukur beberapa
kesalahan kecil pada posisi elemen gigi mulai dari -0,05 hingga 0,21 mm dan ketidaktepatan
untuk panjang dan lebar lengkung dari -0,07 hingga 0,17 mm. Namun, penelitian ini
menyimpulkan bahwa model digital dari seluruh lengkung gigi dapat memiliki validitas klinis
dalam ortodontik. Harus diperhatikan bahwa kehilangan data dimungkinkan dalam metode
digital, dan keakuratan model digital dapat dibatasi oleh resolusi scan. Dalam penelitian ini, scan
dengan akurasi 50 mikron telah digunakan. Selain itu, akurasi scan intraoral ini telah dilaporkan
tinggi, selama penemuan titik-titik kunci pada gigi, sedikit variabilitas dalam deteksi titik dapat
terjadi. Namun, dalam penelitian ini, analisis kesalahan metode tidak menunjukkan perbedaan
yang signifikan antara tindakan yang diambil pada pasien yang sama setelah dilakukan scan dan
setelah satu bulan; dengan demikian deteksi titik digital dapat dilakukan berulang. Selain itu,
kurangnya perbedaan yang signifikan antara pengukuran digital intraoral versus pengukuran
gipsum langsung dan tidak langsung berarti bahwa scan intraoral yang diuji menghadirkan
keandalan data scan jika dibandingkan dengan pengukuran gipsum analogis konvensional.
Variabel kedua yang dievaluasi adalah waktu eksekusi dari dua metode pencetakan.
Selama praktik klinis, waktu pencetakan memainkan peran penting, sebagai ortodontis harus
membutuhkan banyak cetakan selama perawatan. Pada penelitian ini ditunjukkan bahwa waktu
keseluruhan dari pencetakan alginat secara signifikan lebih tinggi pada alginat dibandingkan
menggunanakan alat scan intraoral. Perbedaan waktu terkait dengan chair time yang lebih rendah
ditambah dengan waktu pengemasan dan pemrosesan sangat berkurang dengan pengiriman via
digital. Pengurangan waktu ini tidak dikonfirmasi oleh penulis sebelumnya yang mengevaluasi
alat scan intraoral lain yang membutuhkan aplikasi bubuk titanium dioksida. Padahal
penggunaan bubuk bisa memperpanjang waktu perolehan. Dalam laporan ini, sistem bebas-
bubuk telah diuji. Tidak ada studi waktu yang dilakukan dengan sistem bebas-bubuk. Namun,
beberapa penulis menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk melakukan pencetakan
digital berkurang dengan meningkatnya pengalaman klinis juga untuk alat scan yang diaktifkan
oleh bubuk.
Variabel terakhir yang dievaluasi dalam laporan ini adalah kenyamanan pasien. Studi
sebelumnya menunjukkan kecenderungan pasien lebih menyukai pencetakan tradisional daripada
scan intraoral digital, terutama karena metode konvensional lebih mudah dan lebih cepat
daripada metode digital. Namun, penelitian terbaru menunjukkan pasien muda lebih menyukai
pencetakan metode digital. Ini sesuai dengan penelitian ini di mana pasien menunjukkan lebih
memilih pencetakan dengan scan intraoral digital, terkait dengan kondisi kenyamanan. Bahkan
berkenaan dengan refleks muntah, semua pasien lebih suka pilihan metode digital. VAS secara
signifikan lebih tinggi hampir pada semua pertanyaan, bahkan jika perbedaannya lebih kecil
untuk pertanyaan terkait dengan waktu pencetakan dan dimensi instrumen yang digunakan.
Banyak pasien menganggap waktu scan intraoral masih terlalu lama dan dimensi armamentarium
digital terlalu besar. Bahkan beberapa daerah sulit dijangkau dengan alat scan intraoral, seperti
bagian lingual posterior yang lebih rendah. Selain itu selama perekaman bagian oklusal, bagian
mesiodistal dari alat scan dapat menyebabkan ketidaknyamanan di daerah posterior untuk kontak
dengan tepi depan mandibula dan adanya kontraksi alami dari otot masseter. Produsen
meningkatkan upaya mereka untuk menawarkan alat scan intraoral yang lebih cepat dan lebih
kecil. Peningkatan teknologi dan perangkat keras di masa depan dapat mengurangi masalah ini.
Namun, dalam hasil kuesioner ini, opini keseluruhan secara signifikan mendukung alat scan
intraoral yang dianggap lebih nyaman daripada metode pencetakan konvensional.
Untuk mengganti ke teknologi terbaru dalam rutinitas praktik tergantung pada banyak
faktor, seperti tingkat penerimaan pasien, kesederhanaan penggunaan, dan biaya yang dapat
diterima. Adapun yang lainnya untuk meningkatkan efisiensi perawatan ortodontik, seperti
lampu curing output tinggi, penambah kecepatan gerakan, lapisan perekat braket, perekat tanpa
primer, teknik bonding tidak langsung, braket self-ligating, dan perangkat lunak desain senyum,
saat ini juga untuk sistem cetakan digital masih dalam fase eksperimental untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan metode. Praktisi ortodontik akan mempertimbangkan teknologi scan
intraoral hanya jika terbukti akurat, efisien, dan nyaman bagi dokter dan pasien. Laporan ini
menunjukkan bahwa alat scan intraoral digital yang diuji memiliki akurasi yang sama, waktu
yang lebih rendah, dan kenyamanan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pencetakan
konvensional. Selain itu, scan digital intraoral mengurangi langkah-langkah dalam pembuatan
model, dan memungkinkan dokter untuk mengirim secara digital data yang diperoleh secara
langsung ke laboratorium gigi. Di sisi lain biaya sistem pencetakan digital masih sangat mahal.
Selain itu, studi lebih lanjut diperlukan, karena hasil yang diperoleh sering dipengaruhi oleh
pengalaman operator. Namun, keunggulan sistem digital daripada metode konvensional, bersama
dengan peningkatan kinerja dan penurunan biaya alat scan, dapat menyiratkan di masa depan
transisi yang lebih besar dari metode pencetakan tradisional ke teknologi scan intraoral dalam
praktik sehari-hari ortodontik.

Kesimpulan
Hasil penelitian ini mengkonfirmasikan potensi scan intraoral untuk memperoleh data yang sama
akuratnya dengan pencetakan alginat untuk aplikasi ortodontik. Scan intraoral dapat
menghasilkan model digital yang berguna dalam praktik klinis untuk diagnosis, perencanaan
perawatan, dan dokumentasi hasil perawatan. Alat scan bebas-bubuk generasi baru juga
mengurangi waktu chair side dan pemrosesan jika dibandingkan dengan pencetakan alginat. Dan
pasien menyatakan proses yang lebih nyaman dan refleks muntah yang lebih rendah
menggunakan scan intraoral.
Dapat dikatakan bahwa teknologi scan intraoral digital dapat digunakan sebagai alternatif
yang dapat diandalkan untuk metode tradisional untuk tujuan ortodontik, bahkan jika studi lebih
lanjut diperlukan untuk menganalisis fitur lain dari perangkat ini.
JOURNAL READING
ORTHODONSIA
Cetakan Komputerisasi untuk
Tujuan Ortodontik Menggunakan
Alat Scan Intraoral Bebas Bubuk:
Akurasi, Waktu Eksekusi dan
Tanggapan Pasien
Oleh:
Cindy Cendekiawati
04074881921002

Dosen Pembimbing:
drg. Intan Nurhati Suhar, Sp.Ort., M.Kes.
PENDAHULUAN
Tujuan Pencetakan dalam Pencetakan
orthodontik adalah untuk:

• Diagnosis
Konvensional Digital
• Pembuatan Alat di
Konvensional Digital
Laboratorium
• Evaluasi hasil

Rongga Mulut Model Gipsum


Bahan & Metode
Pasien Prosedur
14 Pasien Unit Orthodontik dan KGA dengan, Pencetakan

Kriteria Inklusi:
Konvensional Digital
• Gigi permanen lengkap
• Tidak ada gigi desidui
• Tidak ada gigi Impaksi
• Tidak ada gigi Supernumerary
Alginat Alat Scan IO

Kriteria Eksklusi:
• Riwayat cacat mental atau
perkembangan Kuisioner VAS
• Anomali kraniofasial
• Epilepsi Nilai 0: Nilai 10:
• Ketakutan terhadap perawatan dental minimum maksimum
• Refleks muntah tinggi
PROSEDUR PENCETAKAN
Konvensional Digital
• Memberi tahu pasien tentang posisi yang
• Memberi tahu pasien tentang posisi
harus dijaga selama pencetakan
yang harus dijaga selama pencetakan
• Alat scan diadaptasikan pada rongga
• Pencetakan menggunakan alginat
mulut pasien hingga bagian vestibular,
• Hasil cetakan alginate dibuat model
lingual dan oklusaldari lengkung terekam.
dengan gypsum tipe IV
• Perekaman dimulai dari kuadran Kanan
• Pencatatan gigitan dilakukan dengan
RB-Kiri RB; Operator memeriksa hasil;
wax (2.5 mm), diadaptasikan pada
perekaman RA
lengkung gigi pasien dan pasien
• Pencatatan gigitan dilakukan dengan
diinstruksikan pada posisi oklusi sentrik
scan permukaan vestibular gigi yang
terekspos dalam oklusi sentrik

(+) : Hasil cetakan konvensional juga


dilakukan scan dengan alat yang sama
PROSEDUR PENCATATAN
1.Akurasi
Konvensional: Menggunakan caliper
Digital: Menggunakan software
PROSEDUR PENCATATAN

2. Waktu : Stopwatch 3. Tanggapan/feed back


pasien
Konvensional
• Pencetakan rongga mulut Kedua prosedur dilakukan pada pasien
• Pengecoran gipsum yang sama dan hari yang sama. Setelah
• Dinsinfeksi dan pengemasan untuk prosedur selesai, pasien diminta untuk
dikirim ke lab mengisi kuisioner

Digital:
• Waktu scan intraoral
• Waktu menyimpan data
• Waktu mengirim data ke lab
Hasil:
Akurasi
Hasil:
Waktu
Hasil:
Feedback (Pengisian Kuisioner)
Pembahasan
Literature: Pada metode digital ditemukan kesalahan kecil pada posisi elemen gigi dari -
0,05 hingga 0,21 mm & ketidaktepatan panjang & lebar lengkung dari -0,07 hingga 0,17 mm
Akurasi
Penelitian : tidak ada perbedaan yang signifikan

Literature: Scan intraoral dengan aplikasi bubuk titanium oksida


memiliki waktu yang hampirsama dengan metode konvensional
Waktu
Penelitian: Metode digital jauh lebih singkat

Literature: Pasien lebih menyukai pencetakan konvensional karena lebih cepat dan nyaman (terkait
alat scan terdahulu memiliki ukuran dimensi yang besar dan menggunakan aplikasi bubuk sebelum
Feedback perekaman

Pasien
Penelitian : Pasien lebih menyukai pencetakan metode digital
Kesimpulan
Data scan intraoral sama akuratnya dengan pencetakan
alginat untuk aplikasi ortodontik. Scan intraoral dapat
menghasilkan model digital yang berguna dalam praktik klinis
untuk diagnosis, rencana perawatan, dan dokumentasi hasil
perawatan. Alat scan bebas-bubuk generasi baru juga
mengurangi waktu chair side dan pemrosesan jika
dibandingkan dengan pencetakan alginat. Dan pasien
menyatakan proses yang lebih nyaman dan refleks muntah
yang lebih rendah dengan scan intraoral. Sehingga dapat
dikatakan bahwa teknologi scan intraoral digital dapat
digunakan sebagai alternatif dari metode tradisional, yang
dapat diandalkan untuk untuk tujuan ortodontik.
Prosedur Pencetakan Hasil Scan
(jika dibutuhkan model fisik)

Hasil scan intraoral Desain model menggunakan software CAD


Hasil desain model

Ekspor file ke
mesin CAM

Hasil cetak model Proses mesin CAM membuat model menggunakan blok akrilik
Terima Kasih
Pertanyaan Audiensi

1. Andika Kresna Bayu (04074881921025)


Pertanyaan:
Apa kekurangan dan kelebihan dari metode konvensional dan metode digital?

Jawaban:
Metode Konvensional:
• Kelebihan : akurat, waktu pencetakan sesuai dengan bahan cetak yang dipilih,
murah/ekonomis, mudah didapat
• Kekurangan : memerlukan prosedur yang lebih banyak dan waktu yang lebih
lama jika dibandingkan metode digital, jika dibutuhkan pengiriman ke lab
membutuhkan transportasi dan waktu yang lebih lama, dan jika terjadi
kesalahan pencetakan maka diperlukan pencetakan ulang seluruh lengkung
Metode Digital:
• Kelebihan : akurat, lebih nyaman bagi pasien terutama pada pasien dengan
refleks muntah yang tinggi, prosedur yang lebih cepat, jika terjadi kesalahan
cukup lakukan rescanning pada area tersebut, dan jika diperlukan pengiriman
ke laboratorium hanya mengirimkan soft file saja
• Kekurangan : harga alat yang mahal sehingga tidak semua klinik tersedia dan
jika operator tidak berpengalaman akan kesulitan dalam prosedur pencetakan
sehingga memakan waktu yang lebih lama dan mempengaruhi kenyamanan
pasien

2. Puput Rizkika (04074881921031)


Pada pembahasan disebutkan penggunaan alat scan dengan bubuk titanium oksida,
apa yang membedakannya dengan alat scan bebas bubuk?

Jawaban:
Alat scan dengan bubuk titanium oksida merupakan alat scan generasi lama.
Penggunaan bubuk titanium oksida berfungsi untuk mengurangi/menghilangkan
pantulan pada permukaan gigi yang dapat mempengaruhi hasil scan. Penggunaan
bubuk ini pada lengkung gigi harus bebas dari kontaminasi saliva, jika terkena maka
harus ditaburi ulang. Alat scan generasi lama juga memiliki resolusi kamera yang
kurang baik sehingga mempengaruhi akurasi hasil scan.
Alat scan bebas bubuk merupakan alat scan generasi terbaru yang tidak memerlukan
penggunaan bubuk titanium oksida serta memiliki kecepatan scan, resolusi kamera
dan akurasi yang lebih baik daripada generasi lama sehingga hasil scan jauh lebih
baik, lebih cepat dan lebih nyaman bagi pasien.

3. Yon Aditama (04074881921022)


Saat merekam gigitan pada metode digital, apakah dilakukan scan ulang pada seluruh
permukaan?

Jawaban:
Tidak perlu dilakukan scan seluruh permukaan, cukup bagian posterior saja saat
pasien oklusi sentrik, program akan langsung mentransfer rekam gigitan sesuai
dengan kondisi pada rongga mulut pasien

Anda mungkin juga menyukai