Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Kedokteran Gigi

Jurnal Kedokteran Gigi


(Majalah Kedokteran Gigi)
Desember 2018; 51 (4): 173 - 178

Laporan Kasus

Perbandingan antara Analisa Model Ortodontik Menggunakan Metode


Konvensional dan iModelAnalysis

Vita Previa Indirayana, Gita Gayatri, dan NR Yuliawati Zenab


Departemen Ortodontik
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran
Bandung - Indonesia

ABSTRAK

Latar belakang: Analisis model merupakan aspek penting dari praktik diagnostik
ortodontik. Pavan telah mengembangkan aplikasi untuk menyederhanakan perhitungan
matematika yang digunakan dalam analisis model ortodontik. Tujuan: Penelitian ini
dilakukan untuk mendapatkan perbedaan hasil dan periode waktu analisis model
menggunakan cara konvensional dan iModelAnalysis. Metode: Penelitian mewakili studi
analitik komparatif. Populasi terdiri dari gips gigi yang berasal dari tahun 2014 di
Laboratorium Ortodontik Universitas Padjadjaran. Sampel terdiri dari 31 gips gigi yang
dikenakan metode total sampling yang terdiri dari dua perawatan; perhitungan metode
konvensional dan satu menggunakan iModelAnalysis. Tes normalitas dilakukan dan diproses
menggunakan a paired t-test dengan α = 0,05. Hasil: Rata -rata perbedaan panjang lengkung
adalah 1,64 ± 2,63 mm dan 1,37 ± 3,07 mm untuk metode konvensional dan 1.65 ± 2.43mm
dan 1.42 ± 3.04mm untuk iModelAnalysis. Hasil analisis Bolton untuk metode konvensional
adalah 78,05 ± 2,69% dan 91,93 ± 1,29%, sedangkan untuk iModelAnalysis adalah 77,91 ±
2,70% dan 91,96 ± 2,13%. Analisis Howes metode konvensional menghasilkan hasil 45,56 ±
Jurnal Gigi (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Terakreditasi No. 32a / E / KPT
/ 2017. Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia di http://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKG
DOI: 10.20473 / j.djmkg.v51.i4.p173–178
2,83%, sedangkan untuk iModelAnalisis satu dari 45,56 ± 2,85%. Analisis Pont untuk metode
konvensional adalah 39,35 ± 0,04 mm dan 49,17 ± 2,55 mm, sedangkan untuk iModelAnalysis
adalah 39,35 ± 0,07 mm dan 49,19 ± 2,57mm. Rata-rata dari durasi analisis menggunakan
metode konvensional adalah 1703,81 ± 56,46 detik, sedangkan untuk iModelAnalysis adalah
990,06 ± 34,87 detik. Uji normalitas mengkonfirmasi bahwa data terdistribusi normal (p>
0,05). Hasil uji-t berpasangan dengan p> 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara hasil masing-masing analisis, sementara ada perbedaan yang
signifikan dalam periode waktu analisis. Kesimpulan: Tidak ada perbedaan dalam hasil
analisis. Namun, ada perbedaan dalam periode waktu analisis antara metode konvensional
dan metode iModelAnalysis.

Kata kunci: konvensional; iModelAnalysis; hasil analisis; periode waktu analisis

Korespondensi : Vita Previa Indirayana, Departemen Ortodontik, Fakultas Kedokteran Gigi,


Universitas Padjadjaran, No.1 Jl. Sekeloa
Selatan. Bandung 40132, Indonesia. E-mail: vita14003@mail.unpad.ac.id

Jurnal Gigi (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Terakreditasi No. 32a / E / KPT
/ 2017. Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia di http://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKG
DOI: 10.20473 / j.djmkg.v51.i4.p173–178
PENGANTAR

Analisis model studi telah menjadi standar emas untuk prosedur diagnostik dan
perawatan gigi bagi banyak orang setiap tahunnya. Berbagai metode telah digunakan untuk
mengukur dan menganalisis model gips sebagai model studi, termasuk kaliper, penggaris dan
alat ukur lainnya. Data dari pengukuran kemudian dihitung untuk relevan formula untuk
menghasilkan hasil analisis. 1 Di modern era, penggunaan perangkat elektronik seperti
smartphone dan tablet, sering disebut sebagai gadget, meningkat karena mereka sangat
portabel. Perkembangan yang konsisten ini juga telah diamati oleh praktisi kesehatan aktif di
bidang ortodontik. Banyak aplikasi untuk rasio gigi perhitungan dalam analisis model tersedia
di Google Play Store untuk Android dan App Store Apple untuk iOS memfasilitasi perawatan
untuk dokter gigi dan pasien. 2,3 Di atas sepuluh tahun terakhir, teknologi gigi telah
berkembang pesat di bidang analisis model, misalnya dalam diagnosis menggunakan model
digital. Para ahli sedang mengembangkan analisis berbasis komputer yang dapat
menyederhanakan pekerjaan dokter gigi. Analisis berbasis komputer digunakan untuk
memindai model untuk analisis, tetapi tidak untuk mengukurnya. Meskipun mereka mungkin
memfasilitasi praktik dokter gigi, penggunaannya jarang karena perangkat dibatasi dari
perspektif perolehan hasil yang akurat. Perangkat seperti untuk pemodelan digital masih
sedang dikembangkan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan hanya diproduksi
dalam jumlah terbatas karena kesulitan dan biaya untuk melakukannya. 4
Analisis model penelitian tidak hanya dilakukan menggunakan metode konvensional
atau memanfaatkan komputer model digital yang mahal, tetapi juga dengan aplikasi yang
tersedia untuk dokter gigi di smartphone atau perangkat elektronik portabel lainnya. Salah
satu aplikasi tersebut untuk melakukan analisis model yang tersedia melalui Google Play
Store dan App Store milik Apple adalah iModelAnalysis. Aplikasi yang dapat diunduh ini
tersedia gratis dan memfasilitasi perhitungan matematis dari studi model
analisis. 5 Menurut Mamillapalli et al. (2012) siapa adalah penciptanya, iModelAnalysis
melakukan matematika perhitungan dengan mudah dan akurat sebagai bagian dari model studi
analisis. Analisis model menggunakan konvensional metode adalah proses yang relatif
memakan waktu Aplikasi iModelAnalysis diharapkan lebih efisien daripada metode
konvensional. 5 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh perbedaan hasil dan
periode waktu analisis model menggunakan konvensional dan iModelAnalysis.

Jurnal Gigi (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Terakreditasi No. 32a / E / KPT
/ 2017. Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia di http://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKG
DOI: 10.20473 / j.djmkg.v51.i4.p173–178
MATERIAL DAN METODE

Sebelum melakukan penelitian, penulis mengajukan permohonan izin untuk


melakukan penelitian di Laboratorium Ortodontik Universitas Padjadjaran dan surat
persetujuan dari Komite Etika. Dokumen-dokumen ini diperlukan karena penelitian ini
menggunakan gips gigi yang merupakan data pribadi pasien. Surat pembebasan etis No: 1248
/ UN6.C.10 / PN / 2017 berisi pendaftaran nomor 0217121360.
Penelitian ini bersifat analitik komparatif dan dilakukan untuk mengidentifikasi
perbedaan dalam hal durasi dan hasil antara analisis model yang diikuti metode konvensional
dan aplikasi iModelAnalysis pada smartphone. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
model studi konvensional yang inklusi dan eksklusi kriteria diadopsi ketika sampel
dikumpulkan (Gambar 1A). Sampel model studi yang dikumpulkan diukur menggunakan
metode konvensional dan iModelAnalysis. Kriteria inklusi meliputi: model gips memiliki gigi
yang sepenuhnya erupsi dari molar kiri pertama ke molar kanan pertama (12 gigi pada setiap
rahang), tidak ada yang diekstraksi dari 12 gigi dalam model penelitian, model penelitiannya
adalah dalam kondisi baik tanpa cacat dan kesan anatomi gigi didefinisikan dengan
baik. Pengecualian kriteria terdiri dari model penelitian yang memiliki karies sangat parah
bahwa struktur mahkota hilang dari 12 gigi, anomali pada gigi, dan model gips sedang retak,
rusak atau terkikis. Selama proses pengukuran, pengambilan sampel dilakukan acak dalam
upaya untuk mengurangi kesalahan tingkat pengukuran (metode kesalahan). Berdasarkan
hasil dari penelitian ini dilakukan di Laboratorium Padjadjaran Universitas dengan 31 pasang
mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran dari model pembelajaran kelas tahun
2014. Pengukuran diambil satu kali untuk setiap analisis oleh satu peserta menggunakan
metode konvensional dan iModelAnalysis, sementara yang lainnya membantu dalam
persiapan penelitian.
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk penelitian ini termasuk model studi, pensil
atau spidol, kaliper, penggaris dan kertas untuk menulis pengukuran diambil, smartphone
berbasis Android atau Apple dengan Aplikasi iModelAnalysis dan stopwatch. Itu aplikasi
bernama iModelAnalysis dapat dijalankan di Android- smartphone dan iPhone iOS
berbasis. Pengukuran analisis model yang akan dilakukan termasuk Analisa Perbedaan
Panjang Lengkungan (ALD), analisis Bolton, Howes analisis dan analisis Pont. Analisisnya
sering dilakukan dalam praktek gigi sehari-hari dan merupakan bagian dari gigi silabus
perguruan tinggi di Indonesia.

Jurnal Gigi (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Terakreditasi No. 32a / E / KPT
/ 2017. Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia di http://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKG
DOI: 10.20473 / j.djmkg.v51.i4.p173–178
Durasi analisis model hitungan menggunakan metode konvensional direkam dengan
stopwatch. Analisis ALD melibatkan pengukuran mesiodistal masing-masing gigi dengan
kaliper mulai dari regio 1 pada penelitian model yang disediakan dan merekam pengukuran di
atas kertas. Gigi yang diukur termasuk 12 maksila (16 -26) dan 12 mandibula (36-46)
(Gambar 1B). Panjang lengkungan rahang kemudian diukur dengan membagi rahang menjadi
enam segmen masing-masing terdiri dari dua gigi dari kanan pertama molar ke molar pertama
kiri. Panjang setiap segmen adalah diukur dengan kaliper dan ditambahkan bersama-sama
(Gambar 1C). Hasilnya kemudian dihitung dengan melihat perbedaannya antara jumlah 12
gigi mesiodistal dan panjangnya dari lengkungan rahang. 6
Analisis Bolton dilakukan menggunakan kaliper untuk mengukur mesiodistal gigi
dengan cara yang sama seperti yang digunakan untuk mengambil pengukuran ALD mulai dari
wilayah 1 dalam model studi yang disediakan. Gigi yang diukur adalah 12 maksila (16-26)
dan 12 mandibula (36-46). Pengukuran data dimasukkan dalam formula, hasilnya dihitung
dan kemudian dicatat .6
Analisis Howes mengukur mesiodistal gigi 16-26 dalam model studi yang
disediakan. Lebar lengkungan rahang, diameter dasar apikal dan jarak antara yang terdalam
titik fossa kanan dan kiri (ujung apeks gigi 14-24) diukur dari arah maju model gigi
menggunakan kaliper (Gambar 1D), sebelum panjangnya dikuantifikasi. Hasil pengukuran
dimasukkan ke dalam rumus tersedia dan hasilnya dihitung. Pencatatan menyimpan hasil
analisis yang diperoleh melalui aplikasi dari formula Howes. 6
Analisis Pont mengukur mesiodistal empat rahang atas gigi anterior dalam model
studi. Wilayah premolar, jarak dari lubang distal kanan atas dan kiri terlebih dahulu premolar
pada permukaan oklusal (Gambar 1E) dan molar wilayah dan jarak dari lubang mesial kanan
atas dan meninggalkan molar pertama pada permukaan oklusal (Gambar 1F) kemudian diukur
dengan kaliper. Lebar lengkung gigi di daerah premolar dan molar yang ideal dihitung oleh
menggunakan rumus Pont. Stopwatch dihentikan dan waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan hasil analisis menggunakan metode konvensional dicatatat. 6
Analisis model menggunakan iModelAnalysis dimulai dengan rekaman waktu
menggunakan stopwatch. Ini analisis model tidak perlu menyertakan pengukuran
menghasilkan rumus analitik karena fitur otomatis sistem untuk menghitung analisis. Pertama,
mesiodistal dari masing-masing gigi mulai dari 12 gigi rahang atas (16- 26) dan 12 gigi
mandibula (36-46) diukur menggunakan kaliper. Pengukuran dimasukkan dalam Aplikasi
iModelAnalysis untuk memproses hasil analisis (Gambar 2). 5

Jurnal Gigi (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Terakreditasi No. 32a / E / KPT
/ 2017. Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia di http://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKG
DOI: 10.20473 / j.djmkg.v51.i4.p173–178
Hasil perhitungan ALD diperoleh setelah mengukur jumlah ruang yang tersedia di
rahang atau panjang lengkungan rahang melalui iModelAnalysis. Analisis hasil Bolton akan
diperoleh setelah data yang berkaitan dengan 12 gigi rahang atas dan 12 gigi rahang bawah
dimasukkan ke dalam iModelAnalysis. Analisis Howes mengukur jarak antara titik terdalam
fossa kanan dan kiri (ujung apex gigi 14-24) dan jarak antara puncak bukal gigi 14-24 diukur
dari arah oklusal. Itu Perhitungan analisis Pont dilakukan dengan memasukkan lebar premolar
atas pertama (14 hingga 24) di distal lubang dan lebar antara molar pertama rahang atas (16
sampai 26) di wilayah lubang mesial. Stopwatch dihentikan dan waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan hasil analisis menggunakan iModelAnalysis dicatat. Semua data yang diperoleh
adalah kemudian dikenakan uji normalitas dan berpasangan tes menggunakan "Paket Statistik
untuk Ilmu Sosial Mesin Bisnis Internasional ”atau Statistik IBM SPSS Program versi 20
dikembangkan di Bisnis Internasional Mesin Korperasi Mesin (IBM Corperation) New York,
USA pada 2016. Tes normalitas Kolmogorov Smirnov dengan tingkat signifikansi sama
dengan 0,05 dengan p> 0,05. Data itu terdistribusi normal dan homogen dengan p> 0,05
mengarah ke pelaksanaan uji parameter, khususnya pasangan t-test, dimaksudkan untuk
mengetahui apakah nilai rata-rata dari data berbeda secara statistik.

Gambar 1. A) Salah satu model studi untuk penelitian ini, B) metode konvensional untuk
mengukur dimensi gigi C) mengukur a segmen lengkung selama analisis ALD,
D) mengukur dasar apikal untuk analisis Howes, E) mengukur premolar regio
selama analisis Pont dan F) mengukur regio molar selama analisis Pont

Jurnal Gigi (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Terakreditasi No. 32a / E / KPT
/ 2017. Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia di http://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKG
DOI: 10.20473 / j.djmkg.v51.i4.p173–178
Gambar 2. Pengukuran model studi dimasukkan dalam aplikasi iModelAnalysis dan analisis
model ortodontik di iModelAnalysis.

Jurnal Gigi (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Terakreditasi No. 32a / E / KPT
/ 2017. Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia di http://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKG
DOI: 10.20473 / j.djmkg.v51.i4.p173–178
HASIL

Semua data yang diperoleh dari penelitian dikonfirmasi normal distribusi dengan p>
0,05 menunjukkan bahwa itu tersebar merata ketika jumlah data di atas dan di bawah rata-rata
atau rata-rata sama. Begitu perbedaan rata-rata dua kelompok dalam sampel yang sama telah
ditetapkan, uji-t dari data berpasangan dengan tingkat signifikansi 0,05 dengan p> 0,05 telah
dilakukan.
Secara obyektif, pengukuran hasil analisis tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan, sedangkan untuk periode analisis ada perbedaan yang signifikan antara metode
konvensional dan iModelAnalysis (Tabel 1). Nilai probabilitas data, di atas semua, lebih dari
0,05 (p> 0,05), menandakan bahwa data tersebar merata dan bahwa sampel yang ada dapat
mewakili populasi actual (Meja 2). Setelah mengkonfirmasi bahwa data itu normal
didistribusikan (p> 0,05), uji parameter dilakukan menggunakan uji-t sampel
berpasangan. Hasil sampel berpasangan uji-t dengan p> 0,05 menunjukkan bahwa semua
analisis menunjukkan tidak perbedaan hasil yang signifikan antara konvensional metode dan
iModelAnalysis. Sebaliknya, ada periode analisis yang signifikan antara konvensional metode
dan iModelAnalysis di mana waktu kerja yang terakhir lebih pendek (Tabel 3).

Jurnal Gigi (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Terakreditasi No. 32a / E / KPT
/ 2017. Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia di http://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKG
DOI: 10.20473 / j.djmkg.v51.i4.p173–178
DISKUSI

Analisis model merupakan langkah penting karena itu salah satu sumber informasi
dalam melakukan ortodontik diagnosa. Diagnosis yang lengkap, jelas dan akurat akan
menentukan kelengkapan rencana perawatan mampu memaksimalkan keberhasilan ortodontik
perawatan yang dilakukan. Selain model studi, analisis ini juga menggunakan alat lain, seperti
alat ukur, fitur radiografi dan perkiraan tabel. Analisis bisa dilakukan secara manual atau
menggunakan sistem digital masing-masing yang memiliki kelebihan dan
kekurangan. Analisis dari model penelitian bervariasi, tetapi satu dipilih sesuai untuk
penerapannya pada pengalaman pasien. 6

Tabel 1. Rata-rata dari semua analisis dan periode waktu antara metode konvensional dan
analisis iModel pada Internet smartphone.
Berarti ± SD
Hasil
Konvensional iModelAnalysis
Analisis ALD di rahang 1,635 ± 2,636 mm 1,652 ± 2,432 mm
atas
Analisis ALD di rahang 1.374 ± 3.073 mm 1.416 ± 3.046 mm
bawah
Analisis Bolton di rasio 78.048 ± 2.698% 77.910 ± 2.706%
anterior
Analisis Bolton di rasio 91.929 ± 1.297% 91.961 ± 2.135%
total
Analisis Howes 45.558 ± 2,839% 45.561 ± 2.853%
Analisis Pont dalam 39.345 ± 0,045 mm 39.348 ± 0,071mm
premolar
Analisis Pont dalam 49.174 ± 2.557 mm 49.190 ± 2.572 mm
geraham
Periode waktu analisis 1703.81 ± 56.464 s 990,06 ± 34,870 dtk

Jurnal Gigi (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Terakreditasi No. 32a / E / KPT
/ 2017. Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia di http://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKG
DOI: 10.20473 / j.djmkg.v51.i4.p173–178
Hasil model analisis tidak menunjukkan signifikan perbedaan antara konvensional
dan iModelAnalysis metode. Rata-rata hasil analisis Bolton yang dilakukan untuk penelitian
ini menunjukkan overbite yang ideal dan hubungan overjet yang mengoptimalkan rasio
anterior dan rasio total. Hasil ini terkait dengan pernyataan dari premkumar bahwa nilai ideal
adalah 77,2% ± 1,65 di anterior rasio dan 91,3% ± 1,91 dalam rasio total. 7

Tabel 2. Hasil tes normalitas


Kolmogorov Smirnov Z Konvensional iModelAnalysis
Sig. analisis ALD di Indonesia rahang atas 0,331 0,235
Sig. analisis ALD di Indonesia mungkin saja 0,388 0,438
Sig. analisis Bolton di Indonesia rasio anterior 0,492 0,224
Sig. analisis Bolton di Indonesia rasio anterior 0,478 0,902

Sig. analisis Howes 0,986 0,999


Sig. analisis Pont dalam Regio premolar 0,629 0,680
Sig. analisis Pont dalam molar regio 0,567 0,777
Sig. periode waktu analisis 0,951 0,898
Sig: probabilitas
Sig p> 0,05

Tabel 3. Hasil uji-t data berpasangan.


Df Sig. 2 t tab. t memukul.
berekor

Analisis ALD dalam rahang atas 29 0.604 -0.525 2.045


Analisis ALD di 29 0.434 -0.787 2.045
rahang bawah
Analisis Bolton di rasio anterior 29 0.269 1.125 2.045
Analisis Bolton secara total perbandingan 29 0.843 -0.199 2.045
Analisis Howes 29 0.059 1.962 2.045

Jurnal Gigi (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Terakreditasi No. 32a / E / KPT
/ 2017. Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia di http://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKG
DOI: 10.20473 / j.djmkg.v51.i4.p173–178
Analisis Pont dalam premolar 29 0.911 -0.112 2.045
Analisis Pont dalam molar 29 0.950 0.062 2.045
Periode waktu analisis 29 0.000 66.639 2.045

* signifikan jika p <0,05


df = derajat kebebasan
Sig. 2 tailed = probabilitas t-test data berpasangan
t klik = t hitung
t tab. = t tabel
Sig p> 0,05

Perangkat lain yang dapat digunakan untuk melakukan analisis Pont secara akurat
selain iModelAnalysis adalah perakitan laser pemindai di Departemen Ortodontik Fakultas
Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia dan di Sekolah Teknik Listrik dan Informatika di
Institut Teknologi Bandung digunakan untuk pengukuran dan analisis lengkung gigi
melintang atas menggunakan Pont analisis kasus studi model digital 3 dimensi medium untuk
gigi yang berat. 8
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Singh (2013) yang mencari berbagai
aplikasi tersedia untuk praktisi dan pasien ortodontik di empat jenis smartphone. Hasil
pencarian mengkonfirmasi adanya 32 aplikasi terkait ortodontik yang bisa dapat diunduh dari
Android dan 57 aplikasi yang bisa diunduh dari Apple. Sejumlah aplikasi ini memberikan
informasi yang tidak valid dan tidak didukung, sementara hanya beberapa telah diakui seperti
Bolton Calc, Carriere Ortho 3D, perbaikan FAQ, iModelAnalysis yang menyelaraskan tepat
waktu. ImodelAnalysis dinilai 4.5 dari 5 oleh pengguna karena ini memberikan analisis model
yang mudah dijalankan. 3
Secara keseluruhan, model digital telah banyak digunakan tujuan diagnostik baik
dengan menggunakan model plester atau langsung melibatkan pasien yang
bersangkutan. Masing-masing akurasi pengukuran yang dilakukan menggunakan digital dan
plester model tetap menjadi masalah yang sering diteliti. 4 Penelitian lainnya memberikan
tinjauan sistematis perbandingan antara pengukuran model digital dan yang diambil oleh
alat ukur pada model plester. Tujuh digital model sistem yang digunakan dalam penelitian
Fleming, yaitu: OrthoCad, emodel, pembangun C3D, ConoProbe, Easy3D Pindai, Digimodel,
dan Cecile. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa "model digital menawarkan tingkat
Jurnal Gigi (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Terakreditasi No. 32a / E / KPT
/ 2017. Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia di http://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKG
DOI: 10.20473 / j.djmkg.v51.i4.p173–178
validitas yang sama dibandingkan dengan pengukuran langsung pada model gips, tetapi
kualitas perbedaan hasil secara klinis dapat diterima, karena sampel yang tidak memadai, dan
kesalahan standar karena berbagai teknik. ” 9 (2011: 14)
Hasil uji hipotesis membandingkan semua perhitungan analisis model studi metode
konvensional dengan iModelAnalysis pada penggunaan smartphone t-test data berpasangan
tidak menunjukkan perbedaan signifikan secara statistic . Faktor utama dalam melakukan
analisis model adalah bentuk pengukuran yang berbeda. Pengukuran oleh metode
konvensional melibatkan penggunaan kaliper dan komit hasilnya ke kertas sebelum jumlah
keseluruhan dikuantifikasi. Sebaliknya, iModelAnalysis mengukur semua data dimasukkan,
menghasilkan pengukuran secara langsung dan lalu hitung hasilnya. Perbedaan model
analisis menggunakan metode konvensional harus dihitung menggunakan rumus yang ada
untuk setiap analisis, sedangkan hasil perhitungan iModelAnalysis akan dihasilkan diproduksi
secara otomatis ketika data dimasukkan. 4
Faktor-faktor seperti kemampuan dan pengalaman peneliti dalam melakukan
pengukuran berkontribusi pada munculnya perbedaan saat membandingkan dua metode
analisis model pengukuran. 10 Peneliti yang kompeten akan memberikan hasil yang lebih
akurat dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang kurang pengalaman. Faktor lain yang
terbukti dalam melakukan analisis model terdiri dari alat dan metode
dipekerjakan. Kontemporer berbasis komputer yang sangat maju dalam aplikasi atau sistem
dan alat memanfaatkan alat digital. 10 Analisis digital yang dilakukan oleh Wan Hassan et
al. tidak ditemukan perbedaan yang signifikan secara statistik antara metode dan
operator. Plot Bland-Altman menunjukkan bias rata-rata mendekati nol, sedangkan 95% dari
batas perjanjian berada dalam 0,50 mm. 11 Leifert juga melakukan penelitian menggunakan
OrthoCAD yang membandingkan hasil analisis ruang dengan cara dari model digital dengan
model gipsum konvensional. Penelitian ini menghasilkan perbedaan yang sedikit signifikan
(0,4 mm) pada analisis spasial untuk model rahang atas dan tidak signifikan perbedaan model
mandibula antara digital dan model gypsum. Keakuratan model digital diproduksi oleh
perangkat lunak OrthoCAD dapat diterima secara klinis untuk evaluasi analisis ruang. 12
Satu penelitian berpendapat bahwa pengukuran digital diperoleh dari model studi
yang diproduksi oleh OrthoProof® Sistem (Pencitraan-CBCT) dan perangkat lunak
DigiModel juga seakurat yang diperoleh secara manual melalui tradisional model
studi. 1 Meskipun model komputerisasi dianalisis telah berkembang hingga saat ini, analisis
model konvensional masih umum dilakukan oleh praktisi ortodontik karena melibatkan

Jurnal Gigi (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Terakreditasi No. 32a / E / KPT
/ 2017. Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia di http://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKG
DOI: 10.20473 / j.djmkg.v51.i4.p173–178
penggunaan yang sederhana, mudah diakses dan alat yang terjangkau seperti symmetographs,
kaliper manual dengan ujung yang tajam, penggaris, kaliper digital dan geser jarak. Sistem
penyimpanan data umumnya masih dilakukan secara manual, sedangkan model studi
disimpan dalam fasilitas penyimpanan yang dibuat khusus. 13,14
Jumlah alat dan perangkat yang terus meningkat dirancang dan dikembangkan
diharapkan siap berlaku untuk analisis model, memberikan hasil yang akurat. Meski
demikian, mengingat maraknya alat dan perangkat dibuat untuk analisis model, pemeriksaan
keakuratannya sedang berlangsung. 14,15
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan analisis menggunakan masing-masing
Metode menunjukkan bahwa rata-rata periode analisis menggunakan metode konvensional
adalah 1703,81 detik atau sekitar 28 menit 24 detik dan waktu kerja rata-rata menggunakan
iModelAnalysis adalah 990,06 detik atau sekitar 16 menit 30 detik. Hasil uji hipotesis
menunjukkan bahwa ada adalah perbedaan yang signifikan dalam periode waktu analisis
antara metode konvensional dan iModelAnalysis yang waktu kerja lebih singkat.
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan dalam hasil perhitungan
analisis model antara konvensional metode dan iModelAnalysis menggunakan smartphone.
Namun, ada perbedaan waktu yang signifikan periode analisis antara metode konvensional
dan iModelAnalysis berbasis smartphone. Data dikonfirmasi bahwa aplikasi iModelAnalysis
ini menyediakan akurat hasil lebih cepat dan efisien. Yang penting perbedaan waktu antara
metode konvensional dan iModelAnalysis dapat terjadi karena dalam analisis model, dua
tugas harus dilakukan, yaitu; pengukuran dan perhitungan. Metode analisis model
konvensional melibatkan pengukuran awal diikuti dengan perhitungan dari hasil melalui
penerapan formula untuk setiap analisis. Karena iModelAnalysis hanya membutuhkan hasil
pengukuran yang keluar secara otomatis dari sistem, ini menghasilkan pemrosesan yang lebih
cepat. 4,14 Kesimpulan ini cocok dengan Gupta dan Vaid (2017) yang menyatakan bahwa dari
berbagai aplikasi smartphone yang ada tersedia bagi praktisi ortodontik yang paling tepat
adalah iModelAnalysis karena memfasilitasi perhitungan hasil matematika dari analisis
model dan render penelitian lebih efisien. 2
Disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara analisis hasil metode konvensional
dan iModelAnalysis sehingga penerapan yang terakhir dapat digunakan dalam menghitung
model menganalisis dan menghasilkan hasil yang sama dengan yang konvensional
metode. Namun, masing-masing lamanya analisis dalam metode konvensional dan
iModelAnalysis menyediakan perbedaannya, waktu yang diperlukan untuk iModelAnalysis

Jurnal Gigi (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Terakreditasi No. 32a / E / KPT
/ 2017. Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia di http://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKG
DOI: 10.20473 / j.djmkg.v51.i4.p173–178
adalah jauh lebih pendek daripada analisis dengan metode konvensional, menjadikannya lebih
efisien. Rekomendasi untuk lebih lanjut penelitian termasuk perhitungan yang dihasilkan
lebih dari sekali. Melakukan perhitungan dua atau tiga kali dalam satu analisis model harus
memastikan bahwa hasil yang dihasilkan adalah tidak bias dan lebih akurat.

Jurnal Gigi (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Terakreditasi No. 32a / E / KPT
/ 2017. Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia di http://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKG
DOI: 10.20473 / j.djmkg.v51.i4.p173–178
UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dokter Nina Djustiana, Azhari dan
Annisa untuk kritik dan saran penelitian yang juga memberikan panduan tentang artikel, serta
Laboratorium Preclinic Orthodontic Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran untuk
memungkinkan penggunaan gips gigi dan memfasilitasi penelitian laboratorium. Penulis telah
membaca dan menyetujui naskah, mengambil penuh tanggung jawab atas isinya dan
menyatakan tidak ada konflik minat sehubungan dengan penelitian mereka atau
pendanaannya.

Jurnal Gigi (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Terakreditasi No. 32a / E / KPT
/ 2017. Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia di http://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKG
DOI: 10.20473 / j.djmkg.v51.i4.p173–178
REFERENSI

1. Lippold C, Kirschneck C, Schreiber K, Abukiress S, Tahvildari A, Moiseenko T, Danesh


G. Keakuratan metodologis digital dan analisis model manual dalam ortodontik - klinis
retrospektif belajar. Comput Biol Med. 2015; 62: 103–9.
2. Gupta G, Vaid NR. Dunia aplikasi ortodontik. Tren APOS Orthod. 2017; 7 (2): 73–9.
3. Aplikasi Singh P. Orthodontic untuk smartphone. J Orthod. 2013; 40 (3): 249–55.
4. Rossini G, Parrini S, Castroflorio T, Deregibus A, Debernardi CL. Akurasi diagnostik
dan sensitivitas pengukuran model digital untuk tujuan ortodontik: tinjauan
sistematis. Am J Orthod Dentofac Orthop. 2016; 149 (2): 161–70.
5. Mamillapalli PK, Neela PK, Sesham VM. Analisis model pada a smartphone. J Clin
Orthodontics. 2012; 46 (6): 356–8.
6. Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Ortodontik kontemporer. Edisi ke 5 St Louis-
Missouri: Mosby Elsevier; 2012. p. 247-78.
7. Premkumar S. Textbook of orthodontics. New Delhi: Elsevier; 2015 hal. 227.
8. Laksmihadiati TD, Ismaniati NA, Krisnawati. Akurasi Pengukuran lengkung gigi rahang
atas arah transversal hasil pemindaian laser model studi digital 3 dimensi. J
PDGI. 2015; 64 (2): 116–28
9. Fleming PS, Marinho V, pengukuran Johal A. Orthodontik aktif model studi digital
dibandingkan dengan model plester: sistematis ulasan. Orthod Craniofacial
Res. 2011; 14: 1–16.
10. Sousa MVS, Vasconcelos EC, Janson G, Garib D, Pinzan A. Akurasi dan
reproduksibilitas pengukuran model digital 3 dimensi. Am J Orthod Dentofac
Orthop. 2012; 142 (2): 269–73.
11. Wan Hassan WN, Othman SA, Chan CS, Ahmad R, Ali SNA, Abd Rohim A. Menilai
kesepakatan dalam pengukuran ortodontik model studi: caliper digital pada model plester
vs 3 dimensi perangkat lunak pada model yang dipindai oleh pemindai cahaya
terstruktur. Apakah J Orthod Dentofac Orthop. 2016; 150 (5): 886-95.
12. Leifert MF, Leifert MM, Efstratiadis SS, Cangialosi TJ. Perbandingan evaluasi analisis
ruang dengan model digital dan gigi plester gips. Am J Orthod Dentofac
Orthop. 2009; 136: 16.e1-16.e4.
13. Phulari BS. Ortodontik: prinsip dan praktik. New Delhi: Penerbit Medis Jaypee
Brother; 2011. p. 172-80.

Jurnal Gigi (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Terakreditasi No. 32a / E / KPT
/ 2017. Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia di http://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKG
DOI: 10.20473 / j.djmkg.v51.i4.p173–178
14. Laviana A. Analisis model studi, sumber informasi penting bagi diagnosis
ortodonti. Tesis. Bandung: Universitas Padjadjaran; 2008. p. 1-18.
15. Thilander B, Bjerklin K, Bondemark L. ortodontik esensial. Hoboken, NJ: Wiley-
Blackwell; 2017. p. 89.

Jurnal Gigi (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Terakreditasi No. 32a / E / KPT
/ 2017. Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia di http://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKG
DOI: 10.20473 / j.djmkg.v51.i4.p173–178

Anda mungkin juga menyukai