Anda di halaman 1dari 34

KEWARGANEGARAAN

OLEH
AGUS SUSANTO, S.IP.,M.SI
KETAHANAN NASIONAL
SEBAGAI GEO STRATEGI
LATAR BELAKANG DAN LANDASAN
KETAHANAN NASIONAL
LATAR BELAKANG KETAHANAN NASIONAL
Sejak proklamasi 17 Agustus 1945, kehidupan bangsa Indonesia tidak luput dari
gejolak dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar negeri yang dapat
membahayakan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), seperti :
· Agresi Militer Belanda.
· Gerakan Separatis : PKI, DI/TII dan lain-lain.
Ditinjau dari geopolitik dan geostrategis dengan posisi geografis, potensi
Sumber Daya Alam serta jumlah dan kemampuan penduduk, telah menempatkan
bangsa Indonesia menjadi ajang persaingan dan perebutan negara-negara
besar, sehingga menimbulkan dampak negatif yang dapat membahayakan
kelangsungan dan eksistensi negara Indonesia.
PENERAPAN PANCASILA PADA MASA
AWAL KEMERDEKAAN (1945-1959)

1. Pemberontakan Darul Islam/Tentara


Islam Indonesia (DI/TII)

Pemberontakan DI/TII ini ditandai dengan didirikannya Negara Islam Indonesia


(NII) oleh Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1949. Tujuan utama didirikannya
NII adalah untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan syari'at
Islam.
Di sisi lain, gerakan DI/TII bertentangan dengan ajaran Islam. Pengikutnya
melakukan perusakan dan pembakaran rumah-rumah penduduk,
pembongkaran jalan-jalan kereta api, perampasan harta benda milik
penduduk, dan penganiayaan terhadap penduduk. Kartosuwiryo bersama para
pengikutnya baru bisa ditangkap pada tanggal 4 Juni 1962.
2. Pemberontakan PKI di Madiun

Pemberontakan Partai Komunis


Indonesia (PKI) di Madiun dipimpin
oleh Muso pada tanggal 18
September 1948. Pemberontakan
PKI di Madiun bertujuan untuk
mendirikan “Negara Soviet
Indonesia” yang berideologi
komunis.
3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan
(RMS)

Pemberontakan Republik Maluku Selatan


(RMS) dipimpin oleh Christian Robert Steven
Soumokil. Pulau-pulau terbesar RMS adalah
Pulau Seram, Ambon, dan Buru.
Pemberontakan RMS bertujuan untuk
membentuk negara sendiri yang didirikan
tanggal 25 April 1950rontakan RMS di
Ambon ditangani militer Indonesia pada bulan
November 1950, namun konflik di Seram
masih berlanjut sampai Desember 1963.
5. Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)/ Permesta

Pemberontakan PRRI/Permesta terjadi pada 1957-1958. Gerakan ini


merupakan bentuk koreksi untuk pemerintahan pusat yang dipimpin
Presiden Soekarno yang dianggap melanggar undang-undang,
sentralistis, dan tidak adil dengan mengabaikan pembangunan di
daerah.

Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) atau Perjuangan


Rakyat Semesta (Permesta) dipimpin oleh Sjarifuddin Prawiranegara
dan Ventje Sumual di Sumatra dan Sulawesi.
6. Perubahan bentuk negara dari Republik Indonesia Serikat menjadi Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Di masa awal kemerdekaan, sempat terjadi perubahan bentuk negara dari Republik
Indonesia Serikat menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan, konstitusi
yang berlaku adalah Undang-Undang Dasar Sementara 1950.

NKRI melaksanakan pemilu pertama di Indonesia pada tahun 1955 yang selama itu
dianggap paling demokratis. Tetapi anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat
menyusun Undang-Undang Dasar seperti yang diharapkan. Hal ini menimbulkan krisis
politik, ekonomi, dan keamanan, yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan Dekrit
Presiden 1959. Dekrit Presiden 1959 dikenal dengan sebutan Dekrit 5 Juli 1959.

Isi Dekrit 5 Juli 1959 yaitu membubarkan Badan Konstituante, Undang-Undang Dasar
Tahun 1945 berlaku kembali dan Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950 tidak
berlaku, serta segera akan dibentuk MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara)
dan DPAS (Dewan Pertimbangan Agung Sementara).
Negara Indonesia adalah negara yang mempunyai UUD 1945 sebagai
konsutitusinya, dimana sistem pemerintahan negara tertuang di dalamnya.
Sehingga kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan
Nasional yang didasari oleh :
· Pancasila sebagai landasan idiil
· UUD 1945 sebagai landasan konstitusionil
· Wawasan Nusantara sebagai landasan visional
LANDASAN KETAHANAN NASIONAL
Selain memiliki latar belakang dan tujuan, ketahanan nasional pun memiliki
landasan-landasan. Beberapa dari landasan tersebut sebagai berikut :
1. Landasan Idiil,
Dalam hal ini Pancasila lah yang menjadi sumber inspirasi sebagai
pedoman. Pansasila sebagai dasar Negara, filsafat, sekaligus dasar ideologi
warga Negara Indonesia. Nilai nilai Pancasila telah teruji dan diyakini
kebenarannya sebagai pemersatu bangsa dalam membangun dan menata
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengamalan Pancasila harus diwujudkan
dalam pola fikir, sikap, dan tindakan setiap warga Negara Indonesia dalam
bermasyarakat maupun dalam tindakan mengabdikan diri dalam
penyelenggaraan pertahanan Negara sesuai dengan kedudukan dan fungsinya
masing masing.
2. Landasan Konstitusional
Undang Undang Dasar 1945 adalah sumber dari hukum yang berlaku di
Indonesia, oleh karena itu UUD 1945 dijadikan landasan konstitusional sesuai
dengan fungsi dan kedudukannya. UUD 1945 memberikan landasan serta tujuan
dalam pengembangan sistem serta penyelenggaraan pertahanan Negara. UUD
1945 mereaksikan sikap bangsa Indonesia yang menentang segala macam
bentuk penjajahan.
3. Landasan Visional,
Wawasan Nusantara adalah bagaimana cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri serta lingkungannya sebagai satu kesatuan yang utuh. Indonesia
sebagai negara kepulauan berarti hal tersebut mengandung arti bahwa setiap
ancaman terhadap sebagian ataupun seluruh wilayah Indonesia merupakan
ancaman terhadap kedaulatan Nasional yang harus dihadapi bersama.
RUANG LINGKUP KETAHANAN
NASIONAL
Pengertian
01 ketahanan
nasional Asas
03 ketahanan
nasional
02 Sifat-sifat
ketahanan
nasional
01
Pengertian Ketahanan
Nasional
Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis dari
suatu bangsa yang berisi ketangguhan nasional dan keuletan
dalam menghadapi dan juga mengatasi segala macam tantangan
dan juga ancaman, gangguan serta hambatan baik yang berasal
dari luar ataupun dari dalam negeri.
Dimana hal itu terjadi secara langsung ataupun tidak
langsung, pasti akan membahayakan integritas, kelangsungan hidup
suatu bangsa, identitas, dan lain sebagainya.
Sementara pengertian ketahanan nasional yang disebut di
dalam konsep 1968 yaitu sebagai berikut:
Ketahanan nasional adalah sebuah keuletan dan daya tahan kita
dalam menghadapi segala macam kekuatan, baik yang berasal dari
luar atau dari dalam, yang langsung ataupun tidak langsung, pasti
akan membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara
02
Sifat-Sifat Ketahanan
Nasional
Mandiri, bermaksud berkeyakinan pada ketangguhan dan ketahanan
sendiri serta tidak mungkin angkat tangan.
Dinamis, bermaksud tidak konsisten, fluktuatif, bersandar, status dan
keadaan bangsa dan negera serta lingkungan taktis.
Wibawa, bermaksud bertambah tinggi kualitas ketahanan nasional,
kemudian akan bertambah tinggi wibawa negara dan instansi menjadi
pelaksana kehidupan nasional.
Konsultasi dan Kerja Sama, bermaksud terdapat bentuk saling
menghormati dengan menggantungkan kemampuan budi pekerti dan
perilaku bangsa
03
Asas Ketahanan
Nasional
Asas Kedamaian dan Ketenteraman
Asas kesejahteraan dan keamanan ialah kepentingan undang-
undang dan wajib dipenuhi bagi setiap perorangan maupun
kelompok yang merupakan standar positif maupun negatif
ketahanan nasional.
Asas Komprehensif Integral
Ketahanan nasional melingkupi semua faktor kehidupan yang
berhubungan dengan tatanan persatuan dan kombinasi secara
harmonis, sepadan dan terpadu.
Asas Mawas ke dalam dan Mawas Keluar
Mawas ke dalam bermaksud untuk mengembangkan karakter dan
tingkah laku kehidupan nasional menurut nilai otonomi dan
menumbuhkan status otonomi bangsa. Sementara mawas keluar
ialah dalam bentuk memperkirakan, melawan dan menanggulangi
efek lingkungan vital luar negeri.
Asas kekeluargaan
Asas kekeluargaan berjiwa perilaku hidup yang diliputi
keseimbangan, solidaritas, keselarasan, bantu-membantu, toleransi
dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Asas kekeluargaan membenarkan adanya
pertentangan dan terlindung dari konflik yang memecah belah.
Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional
Terhadap Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara
Setiap negara memiliki cita-cita karena berperan sebagai penentu
tercapainya tujuan. Tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan
UUD 1945 menghadapi banyak rintangan, tantangan dan ancaman untuk
mencapainya, dan untuk mencapainya diperlukan kekuatan. Kemampuan untuk
mengatasi masalah tersebut disebut ketahanan nasional. Untuk menjamin
kelangsungan hidup negara, maka perlu terus menerus mengembangkan
ketahanan negara.
Ketahanan nasional merupakan suatu kondisi dinamik dimana suatu
bangsa mengembangkan kekuatannya sehingga dapat menghadapi berbagai
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) baik internal maupun
eksternal.
Dalam sejarah perjuangan bangsa ini, ketangguhan bangsa Indonesia
telah teruji, dan bangsa Indonesia pernah di jajah Jepang dan Belanda untuk
melawan kaum separatis RMS, PRRI, Permesta, DI TII, PKI, GAM, Papua
Merdeka. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bertahan karena tangguh
dalam menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gejolak (ATHG). Bangsa
Indonesia menghadapi masalah seperti KKN, krisis mata uang, kemiskinan,
pengangguran, konflik SARA, pelanggaran hak asasi manusia, kekurangan
sumber daya manusia dan globalisasi, tetapi hanya ketahanan nasional yang
dapat menjamin kelangsungan hidup.
pengertian
● Geostrategi adalah suatu strategi dalam
memanfaatkan kondisi geografis negara
dalam menentukan kebijakan, tujuan, dan
sarana untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi dan tujuan nasional.
Latar belakang geostrategi
● Dengan posisi geografis, potensi sumber kekayaan
alam, serta besarnya jumlah dan kemampuan
penduduk yang dimiliki, indonesia menjadi ajang
perebutan pengaruh negara-negara besar.

● Kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan


ketahanan nasional, yaitu kondisi yang harus dimiliki
dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dalam wadah NKRI.
Tujuan dan fungsi geostrategi

● Geostrategi diperlukan dalam menunjang


keberhasilan tugas pokok pemerintahan.
● Geostrategi mempunyai fungsi sebagai
daya tangkal, dan ketahanan pada aspek
politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan.
Sifat geostrategi
● Manunggal
● Mawas ke dalam
● Kewibawaan
● Berubah menurut waktu
● Tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan
adu kekuatan
● Percaya pada diri sendiri
● Tidak tergantung pada pihak lain
Konsepsi dasar geostrategi
● Konsepsi adalah teori atau model yang
merupakan pedoman dalam menciptakan
ketahanan nasional melalui
pembangunan seluruh aspek ketahanan
nasional.
● Aspek tersebut meliputi aspek trigatra dan
panca gatra yang keduanya dikenal dengan
astagatra.
Model astagatra
● Model astagatra merupakan model yang
berisi delapan gatra yang terdiri atas
trigatra dan pancagatra
Trigatra
1. Aspek geografi
2. Sumber Daya Alam
3. Keadaan dan Kemampuan Penduduk
(Demografi)
pancagatra
1. Ketahanan di bidang ideologi
2. Ketahanan nasional di bidang politik
3. Ketahanan nasional di bidang ekonomi
4. Ketahanan nasional di bidang sosial dan
budaya
5. Ketahanan nasional di bidang Hankam
Hubungan Komponen Strategi Antargatra
● Gatra Geografi-SDA
● Gatra Geografi-Penduduk
● Gatra SDA-Penduduk
● Gatra Ideologi –Ipoleksosbudhankam
● Gatra Politik –Ipoleksosbudhankam
● Gatra Ekonomi –Ipoleksosbudhankam
● Gatra Sosial budaya –Ipoleksosbudhankam
● Gatra hankam –Ipoleksosbudhankam
IMPLEMENTASI KETAHANAN NASIONAL
● Politik, menghadapi globalisasi perlu peningkatan kompetensi
diplomat menjadi perunding internasional. Selain itu banyak kasus
disintegrasi disebabkan ketidakadilan politik, hukum, ekonomi, dan
budaya.
● Ekonomi, hal-hal yang harus dibenahi yaitu menata kebijakan fiskal,
industri dalam negri, dan swasembada pangan.
● Sosbud, dibuat standarisasi pendidikan, kerukunan umat beragama,
dan sistem jaminan sosial.
● Hukum, profesionalitas aparat hukum, pemberantasan korupsi, dan
HAM
KESIMPULAN

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang


besar. Hal ini dapat menjadi kekuatan bagi Indonesia, karena
jumlah penduduk merupakan faktor yang sangat penting dalam
kehidupan dan pembangunan negara, terutama dalam
pembangunan negara. Namun, pernyataan ini hanya dapat
dibenarkan jika jumlah penduduk yang besar juga diimbangi
dengan penduduk yang baik.
Oleh karena itu, untuk menjaga ketahanan nasional, kita harus mampu
mengidentifikasi permasalahan yang muncul dari aspek kependudukan ini
dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya.Hal ini tidak menutup
kemungkinan terganggunya ketahanan nasional jika jumlah penduduk yang
besar tidak sesuai dengan kualitas. Secara umum, masalah kependudukan
Indonesia terkait dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, akan
tetapi kualitas penduduk yang relatif rendah dari segi pendidikan.
Keterampilan dan kesempatan kerja yang terbatas yang dapat meningkatkan
pengangguran. Kegagalan untuk mengatasi masalah ini dengan segera, dapat
berdampak pada Ketahanan nasional. Ada banyak tindak kejahatan,
kemiskinan dan isu-isu lain yang dapat mengancam ketahanan nasional.
Thanks

Anda mungkin juga menyukai