1. STUDI KASUS
Sekolah Menengah Atas X berdiri pada tahun 2007 dimana sekolah berdiri secara swasta
dimana semua pendataan pengeluaran sekolah masih dilakukan seecara manual sehingga
pihak sekolah memesan sebuah aplikasi dimana setiap pendataan pengeluaran belanja
sekolah dapat di audit secara otomatis dan sekolah dapat membuat laporan secara mudah
dan efesien.
2. Menegemant cost
No Operasional Harga
.
1 Project Manager Rp. 2.400.000
48 Jam x Rp.50.000/Jam
2 Staf 2 Rp. 960.000
48 Jam x Rp.20.000/Jam
3 Biaya Instalasi RP. 1.000.000
4 Barcode Scanner Rp. 1.000.000
5 Pc Rp. 3.140.000
6 Printer Struk Rp. 1.000.000
7 Koneksi Jaringan Rp. 1.500.000
8 Listrik Rp. 2.000.000
JUMLAH R.p. 15.000.000
3. Risk
1. Terjadinya bug = sistem yang dibuat tidak kompatibel dengan hardware atau software lain
yang digunakan.
2. human srisk = Resiko terbesar adalah kesalahan dalam memasukan data input oleh pengguna
3.
Terdapat beberapa resiko pada proyek ini. untuk mengumpulkan informasi kedalam sistem ini
dan pengguna terkadang lupa untuk memasukan input tentang pengeluaran yang baru saja
terjadi, misalkan pengguna lupa memasukan data jumlah pengeluaran. Terdapat beberapa
risiko teknis dalam memilih tipe software yang digunakan untuk search pada sistem,
pemeriksaan keamanan, proses audit data, dan lain-lain. Resiko bisnis utama adalah apakah
sistem ini merupakan sistem yang tepat guna sehingga pihak sekoalah tidak merasa rugi
dalam menginvestasikan waktu dan uang pada proyek dan dapat memperoleh manfaat yang
diinginkan. Masih banyak sekolah yang masih melakukan pendataan belanja sekolah masih
dilakukan secara manual, dimana pendataan yang dialakukan secara manual ini masih banyak
kesalahan dalam melakuakan pendataan ini, serta terlalu banyak memakan waktu.
4. KOMUNIKASI
5. Procurment
Jenis procurmeny yang kami gunakan Tendering ialah tahapan atau metode pemilihan
penyedia barang dan jasa yang dilakukan secara terbuka dan bisa diikutsertakan dengan
seluruh penyedia yang telah terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik. Sistem ini
berfungsi sebagai jadwal proyek pekerjaan lalu penyedia bisa menyampaikan satu kali
penawaran dalam deadline yang sudah ditentukan. Alasan kerana untuk mempersingkat waktu
pengerjaan dalam pembuatan aplikasi ini, tendering sangat lah sesuai di guankan karena bisa
menyampaikan satu kali penawaran dalam deadline yang sudah ditentukan.
6. stakeholder
1. menejer sistem informasi
Dalam suatu tim yang tangguh pasti ada pemimpin yang berbakat. Untuk pengembangan
proyek sistem informasi, manajer adalah pimpinan dalam tim ini.
Manajer dalam departemen sistem informasi memiliki peranan secara langsung dalam proses
pengembangan sistem. Manajer juga bertugas mengalokasikan dan mengawasi proyek
pengembangan sistem. Pada departemen IT bersekala besar, manajer biasanya akan dibagi
menjadi beberapa bagian untuk menangani tugas yang lebih spesifik. Contohnya seperti:
a. Manajer untuk keseluruhan departemen sistem informasi atau bisa disebut sebagai Chief
Information Officer dan posisinya berada di bawah direktur atau pimpinan perusahaan.
b. Manajer-manajer lain yang memimpin devisi-devisi pada departemen IT, misalnya manajer
pengembangan sistem informasi, manajer operasi, manajer programer sistem informasi, dan
lain sebagainya.
2. Progemer
3. Analisis sistem