Anda di halaman 1dari 41

DAFTAR ISI

BAB I MOTOR INDUKSI SATU FASA


1.1 Prinsip kerja Motor Induksi Satu Fasa.....................................................................................2
1.2 Motor Kapasitor.......................................................................................................................4
1.3 Motor Shaded Pole...................................................................................................................6
1.4 Motor Universal.......................................................................................................................7
BAB II PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR
(SQUIRREL CAGE)
2.1 Motor induksi satu fasa............................................................................................................9
2.3 Motor induksi Satu fasa Jenis rotor sangkar...........................................................................11
2.4 Rotor......................................................................................................................................12
2.6 Pengujian Program.................................................................................................................13
2.7 Dimensi Utama......................................................................................................................13
2.8 Desain Stator..........................................................................................................................14
2.9 Desain Rotor..........................................................................................................................14
Kesimpulan..................................................................................................................................15
BAB III SISTEM PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 1 FASA
DENGAN PERUBAHAN TEGANGAN BERBASISMCUMC68HC11
3.1 Thyristor................................................................................................................................16
3.2 IC (ULN 2003A)................................................................................................................21
3.3 OPTO_COUPLER (OPTO_ISOLATOR ) 4N25...............................................................21
3.4 Microcontroller Unit MC68HC11......................................................................................22
3.5 Perencanaan...........................................................................................................................23
Kesimpulan..................................................................................................................................27
BAB IV SISTEM PENGGENDALI KECEPATAN PUTARANMOTOR AC PHASA
SATUMENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S8252
4.1 Motor Induksi Phasa Satu......................................................................................................28
4.2 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Phasa Satu.....................................................................29
4.3 Prinsip Kerja Motor Induksi Phasa Satu................................................................................30
4.4 Hubungan Torsi dan Slip pada Motor....................................................................................31
4.5 Rangkaian Analog Voltage Controled Phase Angle Fired Power Interface...........................32
4.6 DAC (Digital Analog Converter)...........................................................................................34
4.7 Pengubah Frekuensi Ke Tegangan.........................................................................................35
4.8 ADC (Analog to Digital)........................................................................................................37
4.9 Sensor Optik..........................................................................................................................37
Kesimpulan..................................................................................................................................38
Daftar Pustaka..............................................................................................................................39
BAB I
MOTOR INDUKSI SATU FASA

Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran rotornya
tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran
medan stator terdapat selisih putaran yang disebut slip. Pada umumnya motor induksi
dikenal ada dua macam berdasarkan jumlah fasa yang digunakan, yaitu: motor induksi
satu fasa dan motor induksi tiga fasa. Sesuai dengan namanya motor induksi satu fasa
dirancang untuk beroperasi menggunakan suply tegangan satu fasa.

Motor induksi satu fasa sering digunakan sebagai penggerak pada peralatan yang
memerlukan daya rendah dan kecepatan yang relatif konstan. Hal ini disebabkan karena
motor induksi satu fasa memiliki beberapa kelebihan yaitu konstruksi yang cukup
sederhana, kecepatan putar yang hampir konstan terhadap perubahan beban, dan
umumnya digunakan pada sumber jala-jala satu fasa yang banyak terdapat pada
peralatan domestik. Walaupun demikian motor ini juga memiliki beberapa kekurangan,
yaitu kapasitas pembebanan yang relatif rendah, tidak dapat melakukan pengasutan
sendiri tanpa pertolongan alat bantu dan efisiensi yang rendah.

1.1 Prinsip kerja Motor Induksi Satu Fasa

Motor induksi satu fasa berbeda cara kerjanya dengan motor induksi tiga fasa,
dimana pada motor induksi tiga fasa untuk belitan statornya terdapat tiga belitan yang
menghasilkan medan putar dan pada rotor sangkar terjadi induksi dan interaksi torsi
yang menghasilkan putaran. Sedangkan pada motor induksi satu fasa memiliki dua
belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U1-U2) dan belitan fasa bantu (belitan
Z1-Z2),

Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar sehingga


memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu dibuat dari tembaga
berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih banyak, sehingga impedansinya lebih
besar dibanding impedansi belitan utama.

2
Grafik arus belitan bantu Ibantu dan arus belitan utama Iutama berbeda fasa
sebesar φ, hal ini disebabkan karena perbedaan besarnya impedansi kedua belitan
tersebut. Perbedaan arus beda fasa ini menyebabkan arus total, merupakan penjumlahan
vektor arus utama dan arus bantu. Medan magnet utama yang dihasilkan belitan utama
juga berbeda fasa sebesar φ dengan medan magnet bantu.

Belitan bantu Z1-Z2 pertama dialiri arus Ibantu menghasilkan fluks magnet Φ
tegak lurus, beberapa saat kemudian belitan utama U1-U2 dialiri arus utama Iutama.
yang bernilai positip. Hasilnya adalah medan magnet yang bergeser sebesar 45° dengan
arah berlawanan jarum jam. Kejadian ini berlangsung terus sampai satu siklus
sinusoida, sehingga menghasilkan medan magnet yang berputar pada belitan statornya.

3
Rotor motor satu fasa sama dengan rotor motor tiga fasa yaitu berbentuk batang-
batang kawat yang ujung-ujungnya dihubung singkatkan dan menyerupai bentuk
sangkar tupai, maka sering disebut rotor sangkar.

Belitan rotor yang dipotong oleh medan putar stator, menghasilkan tegangan induksi,
interaksi antara medan putar stator dan medan magnet rotor akan menghasilkan torsi
putar pada rotor.

1.2 Motor Kapasitor

Motor kapasitor satu phasa banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga
seperti motor pompa air, motor mesin cuci, motor lemari es, motor air conditioning.
Konstruksinya sederhana dengan daya kecil dan bekerja dengan tegangan suplai PLN
220 V, oleh karena itu menjadikan motor kapasitor ini banyak dipakai pada peralatan
rumah tangga.

Belitan stator terdiri atas belitan utama dengan notasi terminal U1-U2, dan
belitan bantu dengan notasi terminal Z1-Z2 Jala-jala L1 terhubung dengan terminal U1,
dan kawat netral N terhubung dengan terminal U2. Kondensator kerja berfungsi agar

4
perbedaan sudut phasa belitan utama dengan belitan bantu mendekati 90°.
Pengaturan arah putaran motor kapasitor dapat dilakukan dengan (lihat gambar 6):
 Untuk menghasilkan putaran ke kiri (berlawanan jarum jam) kondensator kerja
CB disambungkan ke terminal U1 dan Z2 dan terminal Z1 dikopel dengan
terminal.
 Putaran ke kanan (searah jarum jam) kondensator kerja disambung kan ke
terminal Z1 dan U1 dan terminal Z2 dikopel dengan terminal U1.

Motor kapasitor dengan daya diatas 1 KW di lengkapi dengan dua buah


kondensator dan satu buah saklar sentrifugal. Belitan utama U1-U2 dihubungkan
dengan jala-jala L1 dan Netral N. Belitan bantu Z1-Z2 disambungkan seri dengan
kondensator kerja CB, dan sebuah kondensator starting CA diseri dengan kontak
normally close (NC) dari saklar sentrifugal, lihat gambar 7.

Awalnya belitan utama dan belitan bantu mendapatkan tegangan dari jala-jala
L1 dan Netral. Kemudian dua buah kondensator CB dan CA, keduanya membentuk
loop tertutup sehingga rotor mulai berputar, dan ketika putaran mendekati 70% putaran
nominalnya, saklar sentrifugal akan membuka dan kontak normally close memutuskan
kondensator bantu CA.

5
Fungsi dari dua kondensator yang disambungkan parallel, CA+CB, adalah untuk
meningkatkan nilai torsi awal untuk mengangkat beban. Setelah putaran motor
mencapai 70% putaran, saklar sentrifugal terputus sehingga hanya kondensator kerja
CB saja yang tetap bekerja. Jika kedua kondensator rusak maka torsi motor akan
menurun drastis, lihat gambar 8.

1.3 Motor Shaded Pole

Motor shaded pole atau motor phasa terbelah termasuk motor satu phasa daya
kecil, dan banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga sebagai motor penggerak
kipas angin, blender. Konstruksinya sangat sederhana, pada kedua ujung stator ada dua
kawat yang terpasang dan dihubung singkatkan fungsinya sebagai pembelah phasa.

Belitan stator dibelitkan sekeliling inti membentuk seperti belitan transfor mator.
Rotornya berbentuk sangkar tupai dan porosnya ditempatkan pada rumah stator
ditopang dua buah bearing.

6
Irisan penampang motor shaded pole memperlihatkan dua bagian, yaitu bagian
stator dengan belitan stator dan dua kawat shaded pole. Bagian rotor sangkar
ditempatkan di tengah-tengah stator,

Torsi putar dihasilkan oleh adanya pembelahan phasa oleh kawat shaded pole.
Konstruksi yang sederhana, daya yang kecil, handal, mudah dioperasikan, bebas
perawatan dan cukup di suplai dengan Tegangan AC 220 V, jenis motor shaded pole
banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga kecil.

1.4 Motor Universal

Motor Universal termasuk motor satu phasa dengan menggunakan belitan stator
dan belitan rotor. Motor universal dipakai pada mesin jahit, motor bor tangan.
Perawatan rutin dilakukan dengan mengganti sikat arang yang memendek atau pegas
sikat arang yang lembek. Kontruksinya yang sederhana, handal, mudah dioperasikan,
daya yang kecil, torsinya yang cukup besar motor universal dipakai untuk peralatan
rumah tangga.

7
Bentuk stator dari motor universal terdiri dari dua kutub stator. Belitan rotor
memiliki dua belas alur belitan dan dilengkapi komutator dan sikat arang yang
menghubungkan secara seri antara belitan stator dengan belitan rotornya. Motor
universal memiliki kecepatan tinggi sekitar 3000 rpm.

Aplikasi motor universal untuk mesin jahit, untuk mengatur kecepatan dihubungkan
dengan tahanan geser dalam bentuk pedal yang ditekan dan dilepaskan.

8
BAB II
PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR
SANGKAR (SQUIRREL CAGE)

Penggunaan motor induksi satu fasa sendiri sangat banyak, antara lain pada
pompa air, mesin jahit, kipas angin, kompresor, air conditioning (AC), dan lain-lain.
Motor induksi satu fasa banyak digunakan karena mempunyai beberapa keuntungan
antara lain :
 Biaya investasi awal murah
 Perawatan murah dan mudah

Perancangan motor induksi sebagai usaha untuk mendapatkan hasil perancangan


yang mempunyai unjuk kerja yang baik. Dalam industri mesin listrik, suatu produk
tidak hanya mempunyai unjuk kerja yang baik, akan tetapi produk tersebut harus sesuai
dengan kebutuhan pasar.

Untuk mendapatkan suatu motor induksi satu fasa yang mempunyai effisiensi
tinggi diperlukan suatu perancangan. Proses perancangan dapat dilakukan secara
manual, yaitu dengan melakukan perhitungan tahap demi tahap. Perancangan dengan
cara ini memungkinkan masih adanya kesalahan perhitungan yang nantinya akan
didapatkan perancangan yang tidak sesuai dengan rencana. Agar didapatkan hasil
perhitungan yang diinginkan dan menekan kesalahan maka diperlukan bantuan software
untuk proses perhitungan.

2.1 Motor induksi satu fasa

Jenis motor fasa tunggal dengan daya kuda lebih banyak dikenal. Berdasarkan
konstruksi dan cara starting, motor satu fasa di klasifikasikan menjadi:
 Motor Induksi (Split, kapasitor )
 Motor repulse (repulsion motor)
 Motor Seri AC
 Motor sinkron tanpa eksitasi

Karakteristik yang dari motor satu fasa ini, diterangkan dengan teori Double-
field Theory, atau dengan dua medan atau teory gerakan dua medan. Teori ini
menggunakan gagasan dimana suatu poros tungal yang berpindah yang dapat
diasumsikan sebagai perputaran vector dari setengah magnitude. Gelombang sinusoidal
dapat dipresentasikan oleh dua putaran fluk, yang mempunyai putaran sinkron sebesar
(N 120 f / P) s

Di tunjukkan pada gambar 2.2 (a) dibawah ini fluk mempunyai nilai maksimal.
Komponen fluk A dan fluk B masing – masing sama dengan / 2 m bergerak dengan
arah berlawanan putaran jam dan searang putaran jam.

9
Gambar 2. Perputaran fluk pada medan

Ketika vektor A dan vektor B dan keduanya pada posisi sudut + θ dan - θ , yang
ditunjukkan pada gambar 2.2 (b), fluk resultan menjadi sebagai berikut :

2x 𝜃
Ø𝑚 sin = sin Øm sin Ø
2
2

Setelah berputar ¼ putaran dari putaran fluk A dan fluk B mempunyai posisi seperti
ditunjukkan pada gambar 2.1 (c) dimana fluk resultan akan menjadi nol. Setelah
setengah putaran, resultan dari fluk A dan fluk B akan menjadi

-2 x
Ø𝑚 = -Øm
2

Setelah ¾ putaran resultan akan kembali bernilai nol seperti terlihat pada gambar 2. (e)
dan seterusnya.

2.2 Motor induksi Repulsi (Repulsion induction motor)

Jenis ini sangat popular karena karena mempunyai karakteristik yang bagus
dapat dibandingkan dengan motor DC jenis compound. Motor induksi ini merupakan
kombinasi dari motor repulsi dengan motor induksi .Pada umumnya semua motor
repulse mempunyai gulungan stator. Tetapi terdapat dua bagian belitan tersendiri
didalam rotor yaitu :

10
 Belitan sangkar tupai (squirrel cage)
 Belitan komutator yang serupa dengan armatur DC

11
Keduanya ini melilit selama keseluruhan periode dari operasi motor. Belitan
komutator teletak dibagian luar dari slot, sedangkan belitan squirrel cage terletak
dibagian dalam slot. Saat start belitan komutator lebih banyak mensuplai torsi. Belitan
squirrel cage pada prakteknya yang sedang tidak aktif, karena mempunyai reaktansi
tinggi. Ketika rotor berakselerasi, belitan squirrel cage mengambil peranan besar
terhadap beban

2.3 Motor induksi Satu fasa Jenis rotor sangkar

Dari semua jenis motor arus bolak–balik, jenis motor induksi yang sering
digunakan terutama di industri. Namun jenis motor induksi juga mempunyai kelebihan
dan kerugian, antara lain :

Keuntungan :
 Mempunyai konstruksi yang sederhana (Khususnya jenis rotor sangkar tupai)
 Biaya dan waktu perawatan yang rendah
 Pengaturan starting yang sederhana

Kerugian :
 Variasi kecepatan dapat di variasi, akan tetapi harus mengurangai effisiensi
 Seperti pada motor dc, Kecepatan akan menurun apabila ada kenaikan beban
 Torsi starting yang lebih rendah dari pada motor dc shunt

Konstruksi
Konstruksi dari motor induksi jenis rotor sangkar terdiri dari dua bagian utama, yaitu
stator dan rotor.

Stator

Stator adalah bagian utama dari motor yang diam. Stator merupakan suatu
kerangka yang dilaminasi terbuat dari besi tuang atau allumunium alloy tuang. Stator
mempunyai bentuk alur yang tirus (tapered) dengan gigi yang sejajar (parallel sided).
Alur pada stator adalah tempat kumparan utama dan kumparan bantu berada.

Prinsip dari stator motor induksi sama dengan motor atau generator sinkron.
Dengan terdiri dari sejumlah slot yang nantinya untuk menempatkan belitan stator.Slot-
slot tersebut ditempatkan dalam suatu rangka besi. Rangka tersebut mempunyai sirip –
sirip besi yang 4 berguna sebagai pendingin motor. Kecepatan medan putar (Ns) pada
stator adalah sebagai berikut :
120ƒ
Ns =
𝑃
Fluk yang berputar pada stator akan menginduksi ke rotor, sehingga rotor juga akan
berputar mengikuti medan putar stator. Diantara putaran rotor (Nr) dan putaran stator
(Ns) tidak sama. Perbedaan antara putaran stator dan putaran rotor disebut slip (S).

12
2.4 Rotor

Rotor adalah bagian dari motor yang bergerak. Rotor terdiri dari sebuah inti
rotor dengan alur yang dilapisi laminasi pada bagian utamanya. Jenis rotor yang banyak
digunakan pada motor induksi satu fasa adalah rotor jenis sangkar tupai (squirrel cage
rotor). Pada prinsipnya rotor jenis sangkar tupai disusun dari batang–batang konduktor
yang kedua ujungnya disatukan oleh cincin hubung singkat (end ring). Konstruksi dari
rotor sangkar tupai terlihat pada gambar 2.7 berikut ini :

Batang Konduktor

End Ring

Gambar 2. Rotor sangkar tupai (Squirrel cage rotor)

Lebih dari 90 persen motor induksi adalah merupakan jenis sangkar tupai, karena jenis
rotor sangkar tupai mempunyai konstruksi yang sederhana. Konstruksi dari rotor jenis
ini pada prinsipnya rotor jenis sangkar tupai disusun dari batang–batang konduktor yang
kedua ujungnya disatukan oleh cincin hubung singkat (end ring).

Bahan yang digunakan sebagai batang-batang konduktor berasal dari tembaga,


alumunium, atau dari campuran logam. Satu batang ditempatkan pada tiap slot, Lebih
baik batang dimasukkan dari belakang. Batang rotor adalah terhubung secara permanen,
oleh karena itu tidaklah dapat menambah suatu resistan dari luar secara seri dengan
rotor, yang bertujuan untuk digunakan pada saat starting. Pada motor – motor berdaya
kecil, digunakan metode lain pada konstruksinya. Terdiri dari batang-batang rotor
dengan cincin akhir (end ring) dalam satu tempat. Bahan yang digunakan adalah
alumunium atau campuran alumunium dengan logam.

13
2.5 Flowchart (Diagram Alir)

Mulai

Data Masukan
Tampilkan Hasil Akhir

Dimensi Utama
Ya Cetak
Cetak

Desain Stator Tidak

Ya Desain Lagi
Desain Rotor
Tidak
Selesai

2.6 Pengujian Program

Pengujian program dilakukan dengan cara memasukkan data pada data masukan.
Data yang di ambil sebagai contoh adalah sebagai berkut :
 Daya = 1 hp
 Putaran = 1750
 Tegangan = 220 volt

Setelah program dijalankan, maka akan didapatkan hasil sebagai berikut

2.7 Dimensi Utama

Untuk hasil perhitungan pada Dimensi Utama terdiri dari 6 hasil perhitungan,
yang meliputi sebagai berikut :

 Jumlah Kutub = 4
 Koefisien output = 9,24
 D2L = 512.3
 Diamater Lubang = 8.7
 Panjang Besi = 6.8
 Kisar Kutub = 68.911
 Panjang bersih = 5.81
 Daya semu (Q) = 1.38 hp

14
2.8 Desain Stator

Untuk hasil perhitungan pada Desain Stator terdiri dari 12 hasil perhitungan,
yang meliputi sebagai berikut :
 Fluk per Kutub = 185762.41 maxwels
 Jumlah Alur = 36
 Kisar Alur = 2.73
 Faktor Kumparan = 0.75
 Arus stator = 6.28 Ampere
 Jumlah belitan stator = 559
 Panjang penghantar = 25.01
 Hambatan stator (Rs) = 1.47
 Bahan Isolasi = Kapas atau kertas
 Kelas isolasi = Kelas Y
 Suhu maksimal = 90 0 celcius
 Rugi besi = 57.92 watt

2.9 Desain Rotor

Untuk hasil perhitungan pada Desain Rotor terdiri dari 6 hasil perhitungan, yang
meliputi sebagai berikut :
 Celah udara = 0.30
 Diameter Rotor = 5.30
 Jumlah alur = 54
 Luas alur = 1080
 Luas cincin akhir = 86.40
 Diameter cincin = 3.30

15
Kesimpulan

1. Pada percobaan dengan perubahan daya, mulai dari 1 sampai dengan 100 hp, arus
stator mengalami kenaikan dimana mulai dari 6.28 A sampai dengan 391.68
ampere. Sehingga bisa disimpulkan bahwa daya berbanding lurus dengan arus.
2. Pada nilai diameter lubang stator (D) juga mengalami kenaikan pada saat
dilakukan dengan percobaan kenaikan daya motor. Sehingga diameter berbanding
lurus dengan kenaikan daya.
3. Nilai dari hambatan stator, adalah semakin kecil dengan kenaikan daya, yaitu
mulai dari 1.47 ohm, sampai dengan 0. ohm. Hambatan berbanding terbalik
dengan daya.
4. Celah udara berbanding lurus dengan daya, semakin besar daya, celah udara juga
semakin besar.

16
BAB III
SISTEM PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI
1 FASA DENGAN PERUBAHAN TEGANGAN BERBASISMCU
MC68HC11

Dalam pengendalian kecepatan motorinduksi 1 fasa, perubahan tegangan input


pada kumparan stator ini kita butuhkansebuah Computer Personal (PC), untukmengatur
kerja microcontroller MC68HC11,kemudian sistem microcontroller akanmengatur
sudut picu dari thyristor yangsedang mengontrol tegangan jala-jala PLNyang
merupakan tegangan input kumparanstator motor induksi satu fasa. Pulsa
darimicrocontroller MC68HC11 tadi di perkuatdengan IC (ULN 2003A) dengan
bantuanOpto_Coupler (Opto_Isolator) akandibangkitkan pulsa untuk memicu
thyristortersebut. Untuk penyingkronan frekuensijala-jala dibutuhkan hardware
tambahan (Zerro Crossing Detector) sebagai IC (InputCapture) microcontroller
MC68HC11.Adapun diagram blok rangkaian pengendalimotor induksi 1 fasa dapat
dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram blok perencanaan rangkaian pengendali kecepatan motor induksi


satu fasa berbasis MC68HC11

3.1 Thyristor

Salah satu contoh dari thyristor adalahSCR (Silicon Controlled Rectifier)


yangmempunyai simbol seperti terlihat dalamGambar 2. Adapun karakteristik
teganganVersus arus untuk SCR ini dapat dilihatpada Gambar 3. Di sini
teganganpenyalaannya dapat diubah-ubah sesuaidengan besarnya arus yang di berikan
padagerbang (Gate) dari SCR tersebut.Makinbesar arus yang diberikan, makin besar
pula tegangan penyalaannya.

17
ID : Arus Dioda.
Ig : Arus Gate.

Gambar 2. Simbol SCR (Silicon Controlled Rectifier)

Gambar 3. Karakteristik arus dan tegangan pada SCR

Penggunaan thyristor dalam sistempengendali beban satu fasa ini,


digunakansistem pengontrolan dua arah satu fasa.Pengontrolan ini dapat digunakan
untukbeban resistif (lampu pijar) dan induktif(motor induksi satu fasa).

3.1.1Pengontrolan dua arah satu fasa beban resistif

Dengan menggunakan kontrol dua arah(gelombang penuh) dan


pengontrolangelombang penuh satu fasa dengan bebanresistif yang ditunjukkan pada
Gambar 4a.Selama tegangan masukan setengah sikluspositif, daya mengalir dikontrol
olehbeberapa sudut tunda dari thyristor T1, danthyristor T2 mengontrol daya
selamategangan masukan setengah siklus negatif.Pulsa-pulsa yang dihasilkan oleh T1 &
T2terpisah 180°.Bentuk gelombang untuktegangan masukan, tegangan keluaran
dansinyal gerbang untuk T1 & T2 ditunjukkanpada Gambar 4b.

18
( a ). Rangkaian pengontrol dengan beban resistif

( b ). Bentuk gelombang T1&T2

Gambar 4.Pengontrol gelombang penuh satu

fasa

Jika Vs = √2 Vs Sin ωt adalah tegangan masukan dan sudut tunda thyristor T 1


&T2,tegangan keluaran rms dapat ditentukan melalui :
𝜋 1
Vo =( 2 ∫ 2𝑉𝑠2𝑠i𝑛2𝜔𝑡 𝑑(𝜔𝑡))2
2𝜋 0
2 12
𝜋
Vo =(4𝑉𝑠 ∫ (1 − cos 2 𝜔𝑡) 𝑑(𝜔𝑡))
4𝜋 0
1
Vo = Vs( 𝜋 − 𝛼 + sin2𝛼)2
2

Dengan membuat variasi sudut α dari 0sampai π, V0 dapat divariasi dari Vs


19
sampai0 Volt.

20
Contoh : Sebuah pengontrol tegangan ACgelombang penuh satu fasa seperti Gambar4a,
memiliki beban resistip (R) = 10 Ω dantegangan masukan Vs = 120 V(rms),
denganfrekuensi 60 Hz. Sudut sulut thyristor T1 &T2 sama (α1 = α2 = α = α/2.
Makategangan keluaran (rms) adalah :

R: 10 Ω, Vs: 120 V, α : π/2 dan Vm : √2x120= 1697 Volt

Dengan menggunakan persamaan diatas,maka Vo rms akan diperoleh :

Vo : 120 /√2 = 84,85 Volt

3.1.2 Pengontrolan satu fasa dengan beban induktif.

Pengontrolan gelombang penuh denganbeban induktif (RL) ditunjukkan


padaGambar 5a. Karena induktansi p adarangkaian , arus thyristor pada T1 tidak
akanjatuh menuju nol pada ωτ = π, ketikategangan masukan mukai menjadi
negatif.Thyristor T1 akan turut terhubungsampaiarus i1 jatuh menjadi nol pada ωτ = β.
Sudutkonduksi thyristor T1 adalah δ = β - α danbergantung pada sudut sulut α dan
sudutfaktor daya beban θ. Bentuk gelombanguntuk arus thyristor, pulsa-pulsa
gerbangdan tegangan masukan ditunjukkan padaGambar 5b.

(a) Rangkaian.

21
(b) Bentuk gelombang.

Gambar 5: Pengontrolan gelombang penuh satu fasa dengan bebanRL

Bila Vs = √2 Vs sin ωt adalah teganganmasukan yang tiba-tiba dan sudut


sulutthyristor T1 adalah α, arus thyristor (i1)dapat ditunjukkan melalui :

L(di1/dt) + Ri1 = √2 Vs sin ωt (1)


Bila diselesaikan i1 menjadi :

I1 = (√2 /Z)Vs sin(ωt - θ) + A1𝑒−(𝑅/𝐿)𝑡 (2)

Dengan beban impedansi Z = [R2 + (ωL)2]1/2 dan sudut sulut beban θ = tan-
1
(ωL/R).Konstanta A1 dapat ditentukan dari kondisisemula pada ωt = α, i 1 = 0. Dari
persamaandiatas sehingga A1 diperoleh :

A1 = (√2 Vs /Z) sin (α -θ)𝑒(𝑅/𝐿)(𝛼/𝜔) (3)

Substitusi A1 dari persamaan (3) padapersamaan (2) menghasilkan :

I1 =(√2 Vs/Z)[sin(ωt - θ) – sin (α -θ) 𝑒(𝑅/𝐿)(𝛼/𝜔)] (4 )

Sudut β, pada saat arus i1, jatuh menjadi noldan thyristor T1 menjadi off,
dapatditentukan dari kondisi i1 (ωt =β) = 0 padasaatpersamaan (4) dan diberikan
hubungandengan :

sin (α -β) = sin (α -θ) 𝑒(𝑅/𝐿)(𝛼/𝜔) (5)

22
Sudut β, yang disebut pula extinction angle,dapat ditentukan dari
persamaantransidentaldan memerlukan penyelesaian denganmetode iterasi. Bila β
diketahui,sudutkonduksi δ thyristor T1 dapat ditentukanmelalui :

δ=β-α

Tegangan keluaran RMS :

𝛽 1
Vo =( 2 ∫ 2𝑉𝑠2𝑠i𝑛2𝜔𝑡 𝑑(𝜔𝑡))2
2𝜋 𝛼
2 12
𝛽
Vo =(4𝑉𝑠 ∫ (1 − cos 2 𝜔𝑡) 𝑑(𝜔𝑡))
4𝜋 𝛼
1
𝛽
Vo = Vs *(1/𝜋 ) ∫ ((𝛽 − 𝛼 ) + (𝑠i𝑛2𝛼/2) − (𝑠i𝑛2𝛽/2))+2 (6)

Sinyal-sinyal gerbang thyristor dapatberupa pulsa-pulsa pendek untuk


pengontroldengan beban resistif, namun demikian,pulsa-pulsa pendek tersebut tidak
cocokuntuk beban induktif.Hal ini dapatdijelaskan dengan Gambar 5b. Ketikathyristor
T2 firingpada ωt = π + α, thyristorT1 masih terhubung karena beban induktif.Pada saat
arus thyristor T1 jatuh menjadi noldan T1 menjadi off pada β = α + δ, pulsa
padagerbang T2telah berhenti danmengakibatkan T2 tidak menjadi on.Hasilnya hanya
thyristor T1 yang akanberoperasi, yang mengakibatkan bentukgelombang tidak simetris
pada arus dantegangan keluaran. Kesulitan ini dapatdiatasi dengan menggunakan
sinyal–sinyalgerbang yang kontinyu dengan masa durasi (π + α).

3.2 IC (ULN 2003A)

ULN 2003A adalah deretan transistordarlington yang mempunyai


kemampuanarus dan tegangan cukup tinggi. Jenistransistor yang dipakai adalah NPN.
Diodayang mengapit output common cathodeberfungsi sebagai pemutus beban
induktif.Arus kolektor kaki darlington yangdihasilkan bisa mencapai 500 mA.
Kakioutput dan input dihubung paralel. Teganganoperasi yang diijinkan 5 Volt.

Dalam sistem pengendali kecepatanmotor induksi satu fasa, transistor


(ULN2003A) berfungsi sebagai penguat pulsa dariMC68HC11, sehingga didapatkan
arus gateyang cukup untuk memicu thyristor 2 pulsadalam rangkai pengendali tersebut.

3.3 OPTO_COUPLER (OPTO_ISOLATOR ) 4N25

Opto_coupler yang diproduksi dalambentuk paket plastik dan diberi lensa


ataufilter untuk menaikkan kepekaan terhadapcahaya. Keuntungan utama
dariopto_coupler adalah sebagai pemisahansecara listrik antara rangkaian yang
masukdengan rangkaian yang keluar (penyekatrangkaian tegangan tinggi dengan
rangkaiantegangan rendah). Dengan opto_coupler,hubungan antar rangkaian hanya
seberkascahaya, dengan kata lain semakin redupcahaya yang dipancarkan semakin kecil

23
pulategangan yang dikeluarkan oleh sisi output.Dengan demikian kita dapat
memperolehresistansi penyekatan diantara dua rangkaianitu sampai ratusan ohm.

Dalam peralatan sistem pengendali ini,opto_coupler difungsikan


sebagaipengontrol dalam penyulutan sudut thyristordari MC68HC11 yang penulis
rencanakan.Adapun penerapan dalam sistemrangkaiannya adalah seperti Gambar 6.

Gambar 6. Rangkaian buffer penyulutan thyristor

Prinsip kerja rangkaian tersebut adalahsebagai berikut :Saat opto_coupler


menyala, maka arus darijala-jala melalui R2 dan dioda (D1) akanmengalir ke transistor
4N25, sehinggathyristor (T1) akan tersulut dan beban akanmenjadi ON. R3 diperlukan
agar kondisipadam (opto_coupler) tidak ada arus yangmengalir dalam transistor
4N25.Jaringancapasitor (C1) diperlukan untukmelindungiT1 terhadap perubahan
tegangan yangmembuat thyristor berakhir terlampau dini.R1 diperlukan untuk
membatasi arus LED4N25.

3.4 Microcontroller Unit MC68HC11

MCU MC68HC11 adalah jenisMCU 8bit buatan Motorola yang terbuat dari
bahansemikonduktor tipe HCMOS(High DensityComplementary Metal
OxideSemiconduktor), yang dikemas dalam satuchip. Teknologi HCMOS yang
diterapkanoleh Motorolaini,memungkinkan kombinasiukuran chip yang kecil dan
berkecepatanyang tinggi dengan daya listrik yang rendahserta kekebalan noise yang
tinggi pula.

Sistem memory MCU ini terdiri dari8Kbyte (Read Only Memori), 512
byte(Electrically Erasable Programmable ReadOnly Memory) dan 256 byte
(RandomAcces Memory). Chip ini juga dilengkapidengan delapan kanal (Analog to
DigitalConverter) dengan resolusi 8 bit. Sebuahkomunikasi serial tak sinkron yaitu
(SerialCommunications Interface) dan serialsinkron (Serial PheriperalInterface)
jugadisertakan.

Selain itu juga terdapat timer 16 bit,yang memiliki tiga jalur Input capture (IC1 -
IC3), lima jalur Output Compare (OC1 -OC5), dan fungsi Interrupsi Real Timer.Sebuah
fungsi lagi yang ada dalam MCU iniadalah subsistem Akumulator pulsa 8 bityang dapat

24
digunakan untuk melakukanhitungan kejadian luar (External EventsCounter) atau
pengukur periode pulsa jugaterdapat didalamnya.

3.5 Perencanaan

Perencanaan gelombang penyulutan thyristor.

Dalam sistem pengendali kecepatanmotor induksi 1 fasa dengan


perubahantegangan input kumparan motor berbasisMCU MC68HC11ini, pulsa
penyulutanthyristor akan dibangkitkan oleh sistemMC68HC11dalam program
timernya.Adapun bentuk pulsa dari sistem MCUMC68HC11 akan dijelaskan dalam
flowchart berikut :

1. Bila ada perintah stop motor dari komputer.

Bila ada interrupt stop motor dari SCI

Mulai

Disable timer mask_1


Clear timer flag_1

Hentikan penyulutan thirystor fasa_R

Selesai

25
2. Perintah ubah sudut sulut dari komputer.

Bila ada interrupt dari SCI

Mulai

Ambil data dari receive, masukkan ke reg_A

Tidak
Apakah status stat = 0 ?

Ya
Ya
Ubah sudut sulut Tidak
Selesai

Cont = 2
Stat = 1

Cont =cont – 1

Ya Pindahkan N_reg_A ke beta


Apakah nilai Cont =1 ?

Tidak

Apakah nilai Cont = 0 ? Ya Pindahkan N_reg_A ke beta + 1

Tid
Pindahkan N_beta ke alfa

Selesai

26
3. Perintah star motor dari komputer.

a. Bila ada interrupt dari SCI

Mulai

Inisialisasi

deteksi IC pada posisi naik


menyiapkan IC interrupt_1

Selesai

b. Bila terjadi input capture dari CPU.

Start

Apakah input capture pertama?

Ya

Siapkan output compare interrupt_1

TOC_1= TIC_1 + ALFA

Selesai

Pulsa input capture tersebut adalah sebagai berikut :

27
Keterangan :
TIC_1 : Waktu saat zerocrossing enable
TOC_1 : Waktu thyristor menyulut fasa _R
Α : Besarnya sudut sulut thyristor

c. Bila terjadi output capture dari CPU.

Start

Apakah tegangan fasa_R positif

Sulut thyristor D_1 (fasa_R) Sulut thyristor D_2 (fasa_R)

TOC_1= TOC_1 + 180°

Selesai

Pulsa output compare dari CPU tersebut adalah :

28
TOC_1 = TOC_1 + 180° {Waktu penyulutan thyristor fasa _R berikutnya}

Keterangan :
TIC_1 : Waktu saat zerocrossing enable
TOC_1 : Waktu thyristor menyulut fasa _R
α : Besarnya sudut sulut thyristor
D_1 & D_2 : Thyristor fasa_R
Agar proses transmisi data serial darikomputer personal dapat diterima oleh
sistem MCU MC68HC11, maka perludiinisialisasi terlebih dahulu Asynchronous
Comunication Adapternya. Hal-hal yangperlu diinisialisasi ini antara lain :
- Baud rate (9600baud)
- Format : 8 bit data 1 stop bit
- Receiver enable dan receive interruptenable.

Apabila dari ketiga flow chart diatas digabung menjadi satu akan terbentuk suatu flow
chart pengendali kecepatan motor induksi satu fasa dengan perubahan tegangan input
kumparan stator motor berbasis MCU MC68HC11 tersebut adalahsebagai berikut :

Start

Inisialisasi

Baud rate
Format : 8 bit data 1 stop bit
Receiver enable dan receive interrupt enable

Tunggu Interrupt

Gambar 7. Flow chart inisialisasi SCI

Kesimpulan

Dari pengujian pada motor kapasitor dengan spesifik (220V/50Hz/125W) yang


dibebani untuk memompa air dari sumur bor, kecepatan motor akan berubah dari 2837-
2307 Rpm, yang disebabkan karena adanya perubahan tegangan input kumparan stator
motor antar 207 -168V, pada sudut sulut thyristor antara 0°-160°.

29
BAB IV
SISTEM PENGGENDALI KECEPATAN PUTARANMOTOR AC
PHASA SATUMENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER
AT89S8252

Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat
guna sangat diperlukan dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya. Sebagian besar
alat industri menggunakan tenaga listrik sebagai energi penggerak utamanya, dan
sebagian besar dari peralatan mesin-mesin tersebut masih mempergunakan cara-cara
manual, terutama dalam hal untuk memindah-mindahkan kecepatan. Dengan demikian
maka dirasakan sangat perlu untuk meningkatkan keandalan dari mesin-mesintersebut
dilengkapi dengan suatu sistem pengendali yang mampu mengatur sistem secara ke
seluruhan. Dalam hal ini maka peranan peralatan elektronika daya sebagai penunjang
kelancaran proses otomatisasi produksi sangat menentukan. Diharapkan dengan
melakukan sistem otomatisasi dapat mempermudah pekerjaan yang dilakukan
manusia.Terutama hal tersebut dibutuhkan dalam jenis pekerjaan yang menuntut suatu
ketelitian, kerutinitasan, kekuatan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dalam
waktu yang lama.

Di berbagai perindustrian banyak menggunakan mesin-mesin dengan penggerak


uatamanya adalah Motor AC Phasa Satu. Yang mana pada umumnya digunakan pada
mesin produksi seperti mesin bubut, mesin bor dan sebagainya. Dalam aplikasi yang
sebenarnya di industri, bukan hanya jenis motor listrik itu saja yang menjadi
pertimbangan, tetapi juga system pengaturan kecepatannya. Kemampuan pengaturan
besarnya suatu kecepatan putaran motor tergantung pada bentuk dan konstruksi motor
serta rangkaian system pengendali kecepatan putaran motor. Pengaturan kecepatan
putaran motor yang sederhana dapat dilakukan dengan bantuan dari suatu rangkaian
Analog Controller Interface yang dioperasikan dengan bantuan sistem Mikrokontroller.
Dengan sistem pengendalian kecepatan tersebut akan dapat diatur kecepatan putaran
yang sesuai dengan yang diinginkan. Hal tersebut dapat dilakukan hanya dengan cara
menekan tombol yang ada diinginkan pada system tersebut. Sedangkan system
penyettingan yang dilakukan dapat dilihat pada tampilan (display) yang akan
menampilkan dalam bilangan hexadecimal.

4.1 Motor Induksi Phasa Satu

Konstruksi motor induksi satu fasa terdiri atas dua komponen yaitu stator dan
rotor. Stator adalah bagian dari motor yang tidak bergerak dan rotor adalah bagian yang
bergerak yang bertumpu pada bantalan poros terhadap stator. Motor induksi terdiri atas
kumparan-kumparan stator dan rotor yangberfungsi membangkitkan gaya gerak listrik
akibat dari adanya arus listrik bolak-baliksatu fasa yang melewati kumparan-kumparan
tersebut sehingga terjadi suatu interaksi induksi medan magnet antara stator dan rotor.
Bentuk dan konstruksi motor tersebut digambarkan pada gambar 1.

30
Gambar 1. Motor Induksi Phasa 1

4.2 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Phasa Satu

Motor induksi satu fasa terdiri kumparan stator dan kumparan rotor. Kumparan
stator dan rotor masing-masing terdiri dari parameter resistansi “R’, reaktansi “jX” dan
lilitan penguat “N” rangkaian ekivalen dari motor induski satu fasa dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Gambar 2. Rangkaian ekivalen motor induksi sederhana

Gambar 3. Rangkaian pengganti motor induksi satu fasa

31
Nilai arus sumber bolak-balik satu fasa dapat dirumuskan sebagai berikut :

I1= IØ + I2’ (1)

Besarnya arus pemagnitan IØ yang timbul akibat adanya induksi yang terjadi antara
medan stator dan rotor adalah :

IØ = Ir + Im (2)

Ggl yang dihasilkan akibat interaksi induksi medan magnet antara stator dan rotor yang
masing-masing sebesar E1 dan E2 adalah :

E1 = I2’ (Rs +jXs) (3)


E = I ’(𝑅𝑟
𝑆 + jX𝑟) (4)
2
Impedansi pada kumparan motor stator dan rotor masing-masing adalah :

jXs = jωs Ls (5)


jXr = jωr Lr (6)

4.3 Prinsip Kerja Motor Induksi Phasa Satu

Apabila kumparan-kumparan motor induksi satu fasa dialiri arus bolak-balik


satu fasa, maka pada celah udara akan dibangkitkan medan yang berputar dengan
kecepatan putaran sebesar dengan menggunakan rumus :

𝑛 = 120ƒ
[ppm] (7)
� 𝑝
atau,
2𝜋ƒ (8)
𝜔 �= 𝑝

Medan magnet berputar bergerak memotong lilitan rotor sehingga


menginduksikan tegangan listrik pada kumparan-kumparan tersebut. Biasanya lilitan
rotor berada dalam hubung singkat. Akibatnya lilitan rotor akan mengalir arus listrik
yang besarnya tergantung pada besarnya tegangan induksi dan impedansi rotor. Arus
listrik yang mengalir pada rotor akan mengakibatkan medan magnet rotor dengan
kecepatan sama dengan kecepatan medan putar stator (ns). Interaksi medan stator dan
rotor akan membangkitkan torsi yang menggerakkan rotor berputar searah dengan arah
medan putar stator. Interaksi medan stator dan rotor juga menyebabkan terjadinya ggl
induksi yang disebabkan oleh kumparan-kumparan stator dan rotor. Rumusan matematis
gaya gerak listrik yang terjadi pada motor induksi satu fasa dengan rumus sebagai
berikut:
s = −𝑁 𝑑Ø𝑡 (9)
𝑑𝑡

Dimana nilai dari Ф(t) untuk fluksi maksimum akibat dari penyebaran kerapatan
fluks yangmelewati lilitan dengan rumus :

32
Ф(t) = Фmax . cos ωt (10)

Adanya perbedaan medan putar stator dan medan putar rotor atau yang disebut
slip padamotor induksi satu fasa pada rumus sebagai berikut:

𝑠= 𝜔𝑠 − 𝜔r
atau s= 𝑛𝑠 − 𝑛r
(11)
𝜔𝑠 𝑛𝑠

4.4 Hubungan Torsi dan Slip pada Motor

Berubah-ubahnya kecepatan motor induksi (ns) akan mengakibatkan harga slip


dari 100% pada saat start hingga 0% pada saat motor diam (n r-ns), torsi yang dihasilkan
selama motor induksi satu fasa berputar tergantung pada perubahan slip dan perubahan
dalam Newton.meter. Perubahan pembebanan dapat terjadi dengan naiknya nilai
tegangan dan arus pada rotor. Hubungan torsi (Td) terhadap parameter impedansi stator,
impedansi rotor, arus rotor, tegangan sumber dan kecepatan sudut secara umum dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Arus rotor (Ir) yang dihasilkan pada motor induksi satu fasa pada rumus :
𝑉𝑠
Ir =
[(𝑅𝑠+𝑅𝑟/𝑆)+(K𝑠+K𝑟)2]1/2 (12)

𝑅𝑟𝑉𝑠2
Ir =𝑠𝜔𝑠[(𝑅𝑠+𝑅𝑟/𝑆)+(K𝑠+K𝑟)2]1/2 (13)

Karakteristik torsi terhadap perubahan slip saat 100% pada saat start hingga 0%
pada saat motor diam (nr = ns) pada motor induksi satu fasa dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.

Gambar 4.karakteristik Td = f(s) dan n/ns = f(s)

33
Perancangan dan Pembahasan

Perancangan Perangkat Keras

Pada gambar 1 ditunjukan diagram system, dimana blok diagram system


tersebut terdiri dari :

Gambar 5. Blok Diagram Rangkaian

Cara Kerja

Adapun cara kerja dari system tersebut diurakan secara umum sebagai berikut:
1. Minimum sistem AT89C51 berfungsi untuk menerjemahkan perintah yang
dimasukan melalui keyped.
2. Rangkaian analoge controlled phase-angel fired yang berfungsi menerjemahkan
perintah yang dikeluarkan oleh sistem mikrokontroller.
3. Motor berfungsi memutar piringan yang dihubungkan memlaui poros pemutar.
4. Input set point (sp) berupa keyped yang berfungsi untuk memasukan data
kecepatan putar motor yang diinginkan.
5. Rangkaian ADC yang berfungsi menerima presena value (pu) dari kecepatan
putaran motor yang terdeteksi oleh sensor optic.
6. Rangkaian DAC yang mengubah data-data digital ke dalam sinyal analog
controller phase-angle fired sehingga sinyal ini dapat langsung mengendalikan
motor.
7. Rangkaian F/V yang mengkonversikan frekuensi yang dihasilkan oleh sensor
optic ketegangan yang merupakan present value yang diterima oleh ADC.
8. Display berfungsi untuk menampilkan data set (SP) dan kecepatan putar
piringan.

4.5 Rangkaian Analog Voltage Controled Phase Angle Fired Power Interface

Gambar 6 menggambarkan tentang skema pengukur sudut phasa, dimana sudut


phasa konduksinya dikendalikan sebuah input tegangan analog. Gambar tersebut dibagi
menjadi 4 bagian utama, yaitu: Generator pulsa, lintas nol, (U1a dan U1b) generator

34
ramp tersinkronisai (U2a) pengkondisi sinyal Zera span (U2b) dan komparator dengan
penyulut (U1c dan U3).

Gambar 6. Analog Votage Controlled Phase Angle Fired Power Interface

Penyulut analog terendah ini harus disinkronisasi terhadap tegangan lintas nol
jala-jala. Ini adalah kegunaan dari transformer, komparator U1a dan U1b, pembentuk
gelombang dengan menggunakan RC dan beberapa dioda. Kedua komparator
menghasilkan gelombang kotak 30Vpp yang berganti-ganti sebagaimana tegangan jala-
jala melintasi nol. Jika salah satu komparator dihubungkan secara inverting dan lainnya
non-inverting menghasilkan gelombang kotak dengan polaritas yang berlawanan.
Jaringan RC membentuk gelombang kotak tersebut pada kejutan positif dan negative
sekkitar 100μ detik. Dioda melewatkan hanya pulsa positif satu pada lintas nol dari U1a
dan lintas nol lainnya dari U1b karena adanya feedback negative input inverting op-amp
ditahan pada ground semu. Konstanta arusnya adalah:
15 𝑉
Rt = (14)
𝑅r𝑎𝑚𝑝_r𝑎𝑡𝑒

Yang mengalir dari output ramp, melalui kapasitor dan Rramp_rate menuju -15 V.
selamaarusnya constant kapasitor akan mengisi pada harga yang konstant yang
menghasilakn sebuah ramppengatur :

Rramp_rate = 37,7 kΩ

35
Yang menghasilkan arus pengisian

15 𝑉
I = 37,7 kΩ = 398 μA

Mengisi 0,33 μF dengan sebesar 398 μA menghasilkan

Rramp_rate 𝑑𝑣
: I = C (15)
dt

Rramp_rate
∆𝑣 𝐼 298 𝜇𝐴 = 1206 V/s
: ∆t = 𝐶 = 0,33 𝜇𝐹

Pada setiap lintas nol pulsa dari U1a atau U1b mensaturasi Q1, hal ini akan
menghubungkan singkat kapasitor ramp. Memaksa untuk mengosongkan secara cepat.
Jadi pada setiap lintas nol pada jala-jala ramp diulang lagi. Tanjakan ini
berkesinambungan untuk sebuah setengah siklus dari jala-jala 8,3m/s ia akan menanjak
naik.

Δv = (ramp_rate)Δt (16)
Δv = ( 1206V/s)(8,3ms) = 10V

U2 menghasilkan ramp yang dimulai pada 0V dan meningkatkan secara linier ke 10 V


selama 8,3 milidetik dari setengah silus jala-jala. Amplifier zero span mempunyai
persamaan :

10 𝐾Ω 10 𝐾Ω
Va = (𝑅𝑠𝑝𝑎𝑛 + 4,7 𝐾Ω ) Vin - ( ) (-15V) (17)
𝑅z𝑒r𝑜 + 10
𝐾Ω

Dengan
Rspan = 5,3 kΩ
Rzero = 5 kΩ
Vout = -Vin + 10 V

Hal ini akan menginvert secara linier dan mengoffset tegangan input. Selama
ramp dibawah Va output dari kelompok U1c akan terbuka dan triac dalam keadaan
mati, tetapi selama ramp meningkat, data Va output dan U1c akan terhubung singkat ke
-15 V, sehingga akan menjalankan led pada MOC3041 dan menghidupkan triac.

4.6 DAC (Digital Analog Converter)

Rangkaian pengubah digital ke analog (DAC) dapat dilihat pada gambar 7 dibawah ini :

36
Gambar 7. Rangkaian Digital to Analog Converter

Jika diketahui :

Vref= 5 Vdc, R14 = R15 = 1kΩ, R0 = 2kΩ

Maka besar Vo :
𝑉r𝑒f 𝐴1 𝐴2 𝐴3 𝐴4 𝐴5 𝐴6 𝐴7 𝐴8
Vo = 𝑅 ( + + + + + + + ) (18)
𝑅14 0 2 8 16 32 64 128 256
4

Menyesuaikan Vref , R14, atau Ro juga Vo dengan semua digit input level tinggi sama
dengan 9,961 Volt. Input DAC 0808 dihubungkan port 1 AT89S8252 dan Vo-nya
dihubungkan ke Vin Analog Voltage Controlled Phase Angel Fired Interface. DAC
0808 mengkonversi arus yang memasuki input menjadi tegangan pada outputnya.

4.7 Pengubah Frekuensi Ke Tegangan

Keluaran tegangan yang akan dihasilkan adalah 5 Volt untuk kecepatan putar
maksimum motor 2850 Rpm = 47,5 Hz, karena lubang pada piringan berjumlah 8 maka
dimana frekuensi maksimum yang didapat dari sensor optic adalah 8 x 47,8 = 380 Hz.
Kemudian menentukan nilai Rt dan Ct.

fm = 2850 rpm = 47,5 Hz


8 fm = 8 x 47,5 = 380 Hz

1
8 fm = ,ditentukan : Ct = 0,1 μF (19)
1,1.𝑅𝑡.𝐶𝑡
37
1
Rt = (20)
1,1 .8ƒ𝑚.𝐶𝑡

Dengan mensubsitusikan besaran diatas maka didapat Rt sebesar = 24 KΩ

Tegangan yang diinginkan 5 Volt pada saat frekuensi Maximum = 380 Hz, maka
dengan demikian diperoleh:
𝑅𝑡
VAve = 2V.1,1.Rt .Ct. .fin (21)
𝑅𝑠
1 𝑅𝐿
5V = 2V. . . 380 (21)
380 𝑅𝑠

5V = 2V.
𝑅𝐿 ,ditentukan : RL = 100 KΩ (22)

𝑅𝑠
Maka didapatkan besar RS yang dinginkan adalah: 40KΩ

Gambar 8. Rangkaian Pengubah Frekuensi ke Tegangan

38
4.8 ADC (Analog to Digital)

Untuk memperoleh jangkaun input 0-5 Volt, input Vref/2 dihubungkan tegangan
2,5volt.

Vref 𝑅2
/2 = . Vcc = 2𝐾 . 5V = 2,5V
𝑅1+𝑅2 2𝐾+2𝐾

FrekuensiJam

1 1
Vref/2 =
= =649350 Hz = 650 KHz
1,1.𝑅3.𝐶𝑡 1,1.104.140𝑥10−12

Gambar 9. Rangkaian Analog to Digital Converter

4.9 Sensor Optik

Sensor optik merupakan transduser kecepatan yang merubah kecepatan putar


motor menjadipulsa periodic. Hal ini dapat dicapai dengan bantuan sumber cahaya
dengan menggunakan inframerah, phototransistor dan sebuah IC SN7413 nand gate
schimitt trigger, seperti terlihat pada gambardibawah ini.

Disini phototransistor akan menerimacahaya pada LED tepat berada pada posisisatu
garis dengan lubang dan phototransistor.Bila phototransistor menerima cahaya, makaia
akan bekerja dan arus mengalir dari Vcc keR dan phototransistor, sehingga kaki 9 dari
ICSN7413 berada pada logika 0 dan output kaki3 akan menuju logic 1. Begitu
jugasebaliknya, bila piringan menutupi cahaya,maka semua input NAND gate berada
padalogika 1 dan output kaki 8 menuju logika 0.Kejadian tersebut diatas akan
39
berulangkembali selama piringan berputar, sehinggapada output NAND gate schimitt
trigger akandiperoleh bentuk pulsa periodic yang ekivalendengan kecepatan putar
motor.

Gambar 10. Sensor Optik

Kesimpulan

Dari uraian tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:


Alat ini sangat memungkinkan digunakan untuk mengendalikan motor ac phasa satu
secara otomatissehingga dapat memberi kemudahan dalam proses pengaturan kecepatan
motor ac phasa satu denganmenggunakan teknologi elektronika berbasis mikrokontroler
AT89S8252 .

40
Daftar Pustaka

1. Dunia Listrik.blogspot, Motor Listrik AC Satu Fasa, 2009, http://dunia-


listrik.blogspot.com/2009/04/motor-listrik-ac-satu-fasa.html
2. Anton Susila, Perancangan Motor Induksi Satu Fasa Jenis Rotor Sangkar (Squirrel
Cage), 2004, http://eprints.undip.ac.id/25610/1/ML2F399366.pdf
3. A. Sofwan dan Rudie S. Baqo, Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor AC
Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252, 2004,
http://installist.files.wordpress.com/2009/12/sistem-pengendali-putaran-motar-
ac.pdf
4. Kustanto, Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Induksi 1 Fasa Dengan Perubahan
Tegangan Berbasis Mcu Mc68hc11, 2008,
http://kus2008.files.wordpress.com/2008/07/sistem-pengendali-motor-1-phasa-
berbasis-mikro.pdf

41

Anda mungkin juga menyukai