IKHTISAR NOVEL
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
kesehatan, kesempatan, rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan identifikasi novel yang berjudul “ Anak Semua Bangsa” ini dengan baik tanpa
ada halangan.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan menjadi referensi untuk
menambah pengetahuan tentang novel.
1.Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik novel "Anak Semua Bangsa" yaitu :
Unsur intrinsik
a) Tema : secara keseluruhan novel ini mengandung tema sosial dan sejarah yaitu tentang
bergulat, berjalan, mengenal bangsa sendiri dan mencari serangkaian semangat di
kehidupan arus bawah pribumi yang tak berdaya melawan kekuatan Eropa.
b) Alur/Plot
Pengenalan cerita : Annelies telah berlayar ke Netherland, sedangkan Minke dan Nyai
Ontosoroh baru saja dibebaskan dari menjadi tahanan dirumahya sendiri.
Awal konflik : minke menemukan surat dari Robert suurhof untuk istrinya dan mulai
banyak terlibat dalam dunia luar ( tadinya ia hanya konsentrasi pada hidupnya
sendiri ).dan tilgram dari Robert Mellema menyatakan bahwa Annelies sudah meninggal
dunia di Netherland.
Menuju konflik : Minke mulai sadar akan masalah yang terjadi karena kolonialisasi.
Orang - orang disekitar Minke mulai ingin bangkit setelah mendenvar Jepang memiliki
kedudukan yang sama dengan Eropa.
Puncak konflik : Orang Belanda maupun pribumi disekitar Minke memberlakukan tanah
kolonial dan orang - orang pribumi yang hanya rakyat jelata diperlakukan dengan semena
- mena.
Penyelesaian : Minke akhirnya telah sadar bahwa tak pantas ia mengagungkan orang
Eropa yang terkenal dengan pengetahuannya ternyata mereka dapat berlaku keji dan
orang Asia pun memiliki keunggulan tersendiri.
c) Latar/setting
Waktu : masa kolonial Belanda
E) Sudut pandang : menggunakan sudut pandang orang ketiga karena didalam penyampaian
cerita ini dilakukan bukan oleh seorang tokoh yang berada diluar cerita dengan mempergunakan
kata (dia/ia) atau nama orang seperti Minke.
F) Majas/Gaya Bahasa
1. Majas Simile/Asosiasi
"Annelies telah berlayar, kepergiannya laksana cangkokan muda direnggut dari batang induk "
2. Majas Sarkasme
3. Majas Antitesis
"Olehya yang tajam ditumpulkan, yang tumpul ditajamkan, yang kecil dibesarkan, yang besar
dikecilkan"
4. Majas Metafora
"Orang Jepang tertentu dengan rendah hati mengakui memang dirinya bayi yang baru belajar
merangkak"
5. Majas Personifikasi
"Belakangan ini matahari bergerak begitu lambat, merangkaki angkasa inchi demi inchi seperti
keong"
Majas Hiperbola
G) Amanat : pedulilah terhadap kondisi bangsamu sendiri dan tanamkan rasa Nasionalisme
dan cinta terhadap tanah air didalam jiwa serta janganlah menilai sesuatu hal dari satu sudut
pandang kita saja, lihatlah sesuatu dari berbagai sudut pandang orang lain juga.
a. Menggunakan konjungsi kronologis dan temporal seperti : sejak saat itu, setelah itu, mula -
mula, kemudian.
".......Mama yang menemuinya, sebentar, kemudian terjadi pertengkaran mulut dalam melayu."
b. Menunjukkan kata kerja yang menggunakan kalimat tak langsung sebagai cara menceritakan
tuturan seorang tokoh oleh pengarang misalnya : mengatakan bahwa, menyatakan, menurut,
mengungkapkan.
"Menurut Mama barang itu sangat mahal sebagai hadiah kawin seorang teman...."
".......Jepang? Kan mereka sudah banyak berjasa pada kita? Belanda dalam pertempuran dan
perang menundukkan Hindia kan sudah sejak mempertahankan Batavia terhadap serangan
Mataram? Masih tetap belum enak rasanya......"
A. Nilai Moral/Etik :
2. Novel ini mengajarkan untu jangan menilai orang dari penampilannya saja
3. Novel ini mengajarkan bahwa keadilan dan sesuatu yang benar harus dibela dan
diperjuangkan
B. Nilai Agama :
2. Novel ini mengajarkan beberapa nilai - nilai agama Kristen tentang sifat baik manusia yang
disebutkan langsung oleh pengarang
C. Nilai budaya :
1. Novel ini mengandung kebudayaan Ningrat Jawa yaitu suka memilih nama yang indah -
indah untuk anakanya sebagai hiasan
2. Novel ini mengandung nilai kebudayaan leluhur budaya adat Cina bahwa tuan rumah adalah
mulia
3. Novel ini mengandung nilai kebudayaan adat Jepang yaitu membungkuk untuk menghormati
orang lain
D. Nilai Sosial :
Novel ini mengajarkan untuk jangan salah bergaul dalam memilih teman dilingkungan
masyarakat, bergaulah dengan orang yang berpengalaman dan jangan menjadi penguasa yang
bodoh dan korup.