Anda di halaman 1dari 19

I sNI

Standar Nasional lndonesia


sNt 06-0135-1987

Sambungan pipa PVC untuk saluran air minum

t-

t tcs 23.040.4s Badan Standardisasi Nasionr,IISI\f


r

DAF'TAR ISI

Halaman
I. RUANG LINGKUP

2. DEFINISI

3. pARA PEMBUATAN..

4. SYARAT MUTU

5. CARA PENGAMBILAN CONTOH

6. CARA UJI. .

7. SYARAT PENANDAAN. . . 16
Gambar-gambar :
'.Panjang Soket
,1. 2
2. Panjang Soket untuk Samhungan Cincin Karet 5
3. BendaUjiTipel.... 7
4. Benda Uji Tipe 2. . . . 8
5- cara Penutupan Ujung-ujung Pipa untuk uji rekan Hidrostatik L4
6. Skema peralatan pengujian pentlntuan titik peh,rnakan .. 16

Tabel-tabel
I. Elbow, 'f dan Soket untuk Injection Moulding o
II. Reducer unttrk Injection Moulding 4
III. Deviasi Pipa. .
5
IV. Deviasi dalam Soket
6

.I
sNr 0135*1987_A

SAMBUNGAN PIPA PVC


UNTUK SALURAN AIR, MINUM

I. RUANG LINGKUP
Standar ini meliputi definisi, pgrnluatan, syarat mutu, cara pengambilan
contoh uji, cara uji, syarat ."3,
lulus uji dan syarat penandaan sambungan
PVC untuk saluran air minum dengan pipa
tekanan kerja maximum 0,9g MpA.
z. .onFtNlsl
2.7 Diameter nominal sambungan adalah ukuran yang menyatakan
sambungan tersebut. diameter dalam
2-2 Sambungan adalah komponen pipa yang
berfungsi
pipa atau lebih. untuk menyambung dua
2-3 soket adalah sambungran untuk menyambung
2'4 Erbow adalah sambungan untuk menyambung dua pipa dengan sudut 1g0".
dua pipa, dengan sudut g0"
: dan radius lengkungan ker:il.
2'5 T adalah sambungair untuk menyambung
dua pipa crengan sudut 90o.
\2'6' Berokan adalah sambungan
unt* menyambung dua " pipa dengan sucrut g0o
dengan radius lengkunppn besar 4Eo
,22,/r":llvr';:
2'7 untuk menyambung dua pipa dengan
l"#;nn:';:.'r*n""gan ukuran pipa
3. CARA PEMBUATAN
Sambungan pipa pVC dibuat dengan
2 (dua) cara
1. Injection moutding :

2. Pipa yang diproses lebih lanjut.


4. SYAITAT MUTT]
4.1 Bahan
Bahan ulanra untuk pembualan .*rrnb_u_ngan
pipa pvc
dengan kadar pVC murni minimum g2,iyn. 'pdoauk adalah polivinil klorida
terhadap air (tidak boleh terekstraksi harus serba ffima, tahan
oleh air).
4.2 Ekshaksi pb dan Sn
pb yang terekstraksi
, sesucrah ekstr.ksi kctiga maltsimum 0,3
sn yang terekstaksi, sesudah ekstraksi mglliter.
ketig; *ot.i-un, 0,02mg/riter.
4.3 Bau dan Rasa
Tidak berbau dan tidak berasa.
4.4 Sifat Tampak
4'4'1 warna sambungan pipa adalah
ablr-abu/kecuali bila ada permintaan
permukaan daram harus licin/harus khusus,
dan,utr,
berbahaya 'seperti retak, g,-,ruLr-guratan, a* Jidak terdapat cacat yang
gumpalan dan cacatcacat 'lainnya.
4'4'2 sambungan pipa harus baik clan
ujung sambungan berpenampang bulat
harus tcgak lurus terhadap sumbu dan
pipa.
4.5 Dimensi
4'5'1 Sambungan pipa yang dib.at dengan
cara pipa yang diproses lebih lanjut,

1 dari 16
sNr 0135-1987-A

diameter nominal dalam soket dan tebal dinding minintum, harus sama de-
ngan diameter nominal luar dan tebal dinding pipa yang disambung.
di mana :
ds adalah diameter luar nominal pula, e = tebal pipa (lihat gambar 2 dan
Tabel III).
1-5.2. Belokan (Benda)
.- Radius belokan minimum 3 x ds.
'- Variasi sudut belokan: 90o, 45o, 22Y2" ,ll-t/qo.
{.5.3 Panjang Soket minimum untuk Solvem Cement ("SC")
Panjang Soket L (lihat gambar 1) dinyatakan oleh : L = 0.5 de + 6 mm,
dengan catatan L min = L2 mm, dan dg adalah diameter nominal pipa.

Gambar 1
Panjang Soket

2 dari 16
sNr 0135.-.198?_A

Tabel I
Elbow T dan Soket untuk ,'Injection Moulding',

Satuan: mm

Pipa sambungan

Dimatnr 90o elbow Sokt,t


Nominal z

Jaruk Z sesuai Gambar


+l ll
16 9-o 9-o 3+1
20 rl rl
11 --o 11 -o 3+1
r t -2
25 135-l 1351-l'l g '*'i'
+ t6 l.(r
32 17-t 17' I 3il'o
+2 '1. 2 +2
40 21-l 21 "l 3-r
t1< | .r2
50 26-i'' 2.6-l
2_ 5
3-- r

-;
63 gz,tr l- l'' 37,5 {.-t,2
-l
.j-,r

t4 +4 +2
75 38,5-r 38,5-l 4--l
|.< |5
90 46i t2
46 1
51
r(r r(, l(r
110 56t 56t (i t

+6 +f
L25 63,5if 63,5 8--r
'
+7 +'1
140 71--l 71i-l 8-r
+8 +8 i4
160 81- i 81- r
8-r

3 dari 16
sNI 0135-198?-A

E
F
.^

d
+)
(d
a

bo

1J

*Qc!r>
H

-O'd .ij
(dorO
LJO)

x
c\t
do (o
D rJ
+l

li
0)
(J

"d
c)
! r-
Ii
q)
o.
".rt
E

4 dari 16
sNI 0135-198?_A

4.5.4 Panjang soket minimum untuk sambungan cincin karet (RR)


m > 50 mm + O,22 d,e untuk ds = 280 mm
m ) ?0 mm + 0,18 de untuk ds ) 2g0 mm

di mana :
d" adalah diameter luar nominal pipa, e = tebal pipa (lihat gambar
2 dan
Tabel Iil).

",ii-
=l_L

Gambar 2
Panjang Soket untuk Sambungan Cincin Karet

Tabel III
Deviasi Pipa
Satuan :mm
Diameter nominal
de Minimum

63 65
75 68
90 77
100 75
t25 7B
140 81
160 B6
180 90
200 94
225 100
250 106
280 1L2
315 118
JCC 724
400 130

4.5.5 Toleransi
4.5.5'1 Deviasi yang dibolehkan pada sistem pipa ke pipa dan pipa ke poros, deviasi-
nya lihat Tabel 1 sampai dengan Tabel III.

5 dari 16
r

sNi 0135-1987*A

4.5.5.2 Deviasi yang dibolehkan untuk diameter dalam soket, lihat rabel IV.
4.5.5.3 Toleransi ovalitas soket maximum adalah :
a) Sama dengan 0,00? d6 atau
b) Sama dengan 0,2 mm bila 0,00? ds ( 0,2 mm.
4.6 Tekanan Hidrostatik
.Sambungan pipa harus mampu menahan tekanan hidrostatik sebesar + O,z
'!,2 o x, tekanan nominal sekurang-kurangnya selama 1 jam pada temperatur
air 20 t 2"C.

Tabel IV
Deviasi dalam Soket
Satuan mm
Diameter nominal d" Toleransi

10
72
16
20 0
25
- 0,2

32
40 0
50 * 0,2
63 0
75
- o,25
90

110 0
t25
- 0,3
740 0
160
- 0,4

4.7 Titik Pelunakan


?itik pelunakan minimum TboC (untuk sambungan pipa dari pipa yang di_
proses lebih lanjut).
Titik pelunakan minimum 72"C (untuk sambungan pipa dengan proses injec-
tion moulding).
4.8 B.D. maximum adalah L,42kg,ldm3
4.9 Kuat Tarik
Untuk sambungan pipa pVC dengan ukuran yang memungkinkan diambil
contoh.

6 dari 16
sNI 0135-198?-A

4.9.L Perlengkapan yang diperlukan :


- Mesin uji tarik dengan ketelitian penunjukan beban sekurang-kurangnya
17o dari nilai yang diukur.

- Penunjukan jarak regang dengan ketelitian 2Zo, kecepatan penarikan harus


konstan.
* Mikrometer dengan ketelitian 0,01" mm, untuk pengukuran lebar dan tebal
benda uji.
4.9.2 Bentuk dari benda uji dapat menggunakan dua macam tipe, untuk jelasnya
' ditunjukkan pada gambar 3 dan gambar 4.

Potongan AA

Gambar 3
Benda UjiTipe

7 dari 16
sNr 0135-1987-A

Gambar 4
Benda Uji TiPe 2

&lerangan :
Dimensi dalam milimeter
115
A = panjang total minimum
. 25'-'
B = lebar ujung
3312
C = paniang bagian semPit Paralel
618'4
D= l,ebar bagian semPit Paralel
'i-4*-l
E = radius luar 7
25*-
f = radius dalam
antara garis referensi 25!l
@ = ienk
f, * Fnt antara ujung jePitan 80ls
I - letebalan ketebalan dinding PiPa

S bcnda uji sekurang-kurangnya 5 buah'

8 dari 16
sNI 0135_198? _ ;\

4.9.3 Penyiapan benda uji tipe 1


Untuk tebal dinding pipa lebih kecil dari 3,5 mm. Pipa PVC clipotr)ng sc-
panjang ?0 mm dan dibelah.
Kemudian dipanaskan dengan suhu antara L25 sampai 130"C selama 2 menit
untuk tiap milimeter ketebalan. Pada akhir pemanasan, potongan pipa dile-
takkan dengan segera di antara dua pelat logam. Selanjutnya ditekan dengan
tekanan 50 sampai 100 kg/m2, sehingga rata dan mempunyai ketebalan yang
sama. Lempengan PVC yang dihasilkan dipotong selebar l"E mm, dengan
. panjang menurut arah longitudinal. Kemudian dibentuk dengan pengerjaan
, mesin menjadi bentuk seperti gambar E.
Untuk tebal dinding pipa lebih besar dari 8,5 mm.
Pipa PVC dipotong sepanjang ?0 mm dan dibelah, kemudian dipotong menu-
rut arah longitudinal selebar 20 mm. Dengan pengerjaan mesin, kepingan
PVC dibentuk datar dan permukaannya sejajar, dengan ketebalan B mm.
Selanjutnya dibentuk seperti pada gambar S.
4.9.4 Penyiapan benda uji tipe 2
Pipa PVC dipotong sepanjang 150 mm dan dibelah. Kepingan PVC kemudian
dipanaskan dengan suhu antara L25 sampai 130oC, selama kira-kira 1 menit
untuk tiap milimeter ketebalan. Setelah pemanasan cukup, kepingan pVC
\. di punch _dengan arah longitudinal sehingga menjadi bentuk sepeiti paOa
gambar 6. Selanjutnya dihaluskan dengan pengerjaan mesin.
4.9.5 Pengujian kuat tarik
- Benda uji diukur lebar dan tebalnya dengan ketepatan 0,02 mm.
- Kecepatan mesin trji tarik harus 3 + 0,S mm/menit.
- Kuat tarik, n, dalam mcganewton per meter2 1MN7m2 ), dihitung dcngan
rumus :
F
1xe x 106

di mana :
F = beban putus, dalarr-r m<,'ganew.[on (MN))
L = lebar bencla uji, dalam milimetcr
e = tebal minimum benda uji, dalam nrilimeter.
Regangan putus, e, dihitung dengan rumus
At x 1oo
"= L
cli mana :
AL = pertambahan panjang (regang) dari benda uji, milimeter
i, = panjang benda uji, dalam milimeter.
5. CARA PENGAMBILAN CONI'OH
Contoh yang diambil harus dapat mewakili tanding untuk kepentingan pengujian
atau dapat dipergpnakan SNI lainnya yang bersesuaian.

6. CARA UJT

6.1 Penetapan Kadar PVC sebagai Vinil Klorida

9dari 16
sNI 0135-198?-A

6-1.1 Cara Analisa


Timbangan contoh PVC lebih kurang 0,1 g (teliti). Timbang campuran Ca
(OH), + KNOr (10:1) kira-kira 10 g (tidak perlu teliti), masukkan ke dalam
eawan platina besar (t 25 g beratnya) sampai 1/5 bagian isi platina (kira-
lna 2,5 g). Kemudian masukkan contoh yang telah ditimbang, setelah itu
mssrkkan kembali kelebihan Ca (OH), + KNOc.
Fenaskan dengan api kecil (hati-hati jangan sampai terjadi kebocoran/retak
p#a permukaannya). Bila pada pemanasan dengan api kecil ada asap yang
kc hrar, cepat-cepat nyalakan de.ngan api, setelah tidak berasap lagi panas-
Lrn dengan api besar (sepanas mungkin sampai platina membara pada tungku
pcmanas), selama 1
- 2 jam lalu dinginkan.
Setehh dingin, masukkan isi platina ini ke dalam gelas piala yang diberi
trca arloji sebagai penutupnya. Basahkan dengan ?5 ml air suling dan tam-
hhkan 20 ml NHO3. p a. (penambahan sedikit demi sedikit di mana setelah
adikit penam bahan ditutup kembali lalu d igoyang-goyangkan ).
thbahan 25 ml AgNO3 0,L N (teliti) lalu panaskan di atas api sampai ter-
irli gumpalan berwarna sedikit lembayung dan biarkan endapan turun.
mhrat disaring dan ditampung dalam erlenmeyer dan cuci endapan serta
Has saring dengan aquadest sampai tak bereaksi asam lagi (pakai lakmus).
riftrat kemudian dititar dengan larutan NH4 cNs 0,r- N sampai warna pink,
ntai larutan ferri ammonium sulfat 107o, sebagai indikator.
Lekukan penetapan blanko.

Hritungan :
f,dar Vinil Klorida :
Bttr Vinil klorida (ml blanko ml peniteran) x N NH4 CNS x BM CI
x 7OO%
BM klorida gram contoh x 1000
di mana :
[l = Berat Molekul (BM Vinil Klorida 62,5)
m = Normalitas,
hrr&ran Kadar Plastisizer
fthg 5 g contoh dan masukkan ke dalam hols, kemuclian ekstraksi dengan
fftrn soxhlet selama 6 jam dengan menggunakan pelarut eter. Uapkan kem-
mtk hasil ekshaksi, kemudian timbang berat plastisizer (b gram)
l& hmdar yang digunakan unluk penalaran soxhlet ditimbang sampai kons-
- {egrem).
b-a
Plastisizer = x 1007o
berat contoh

63 Ketahanan Terhadap Aseton


63_r Prinsip
Betda uji tidak boleh menunjukkan delaminasi atau disintegrasi setelih di-
rwdarn dalam aseton selama 2 jam.
s,;il.' hro*dur
* Dcndr uji dipotong sepanjang 10 mm
- Drltmten benda uji sedalam 25 mm selama 2 jam pada temperatur ka-
==- Etmud=.-. angka'. .1an 1;ei-tk"a apakali l).i,tia ujiirierrgaizrriiideianih,a.i
thdifttcg:r*i-

l0 dari 16
sNI 0135-1987-A

6.4 Pengaruh Asam sulfat

6.4.1 Prinsip
- Nilai rata-rata pertambahan masa dari benda uji tidak boleh lebih dari
0,316 g
- Nilai rata-rata pengurangan masa dari benda uji tidak boleh lebih dari
0,013 g
Tidak diperbolehkan terjadi perubahan sifat tampak
- Benda uji yang diperlukan mempunyai luas permukaan 4b t B cm2.
:
6.4.2 Pereaksi
- Asam sulfat dengan berat jenis 1,84 g/ml (gA 1 0,b Vo mlm\.
6.4.3 Peralatan
- timbangan dengan ketelitian 0,001 g.
gelas beaker.
-
- perlengkapan pemanas, untuk menjaga agar temperatur tetap pada
55 t 20C.
alat untuk menjaga agar benda uji selalu tenggelam dalam asam.

6.4.4 Prosedur
- Bersihkan dan keringkan benda uji dengan kertas filter.
- Timbang benda uji dengan ketelitian 0,001 g.
- Benamkan benda uji \e dalam gelas beaker yang berisi H2 so4 dan jaga
temperatur pada 55 + 2" C.
- Diamkan gelas beaker dengan seluruh isinya selama 14 hari. Selamapengu-
jian konsentrasi asam dijaga tetap.
- setelah 14 hari, angkat benda uji dan cuci hati-hati dengan air yang me-
ngalir selama 5 menit, kemudian keringkan derrgan kertas saring dan tim-
bang dengan ketelitian 0,001 g.
- catat kenaikan atau penurunan akhir dari masa benda uji.
6.-{.5 Penilaian hasil uji
Flitung rata-rata penambahan mas.sa dari benda uji dengan ketelitian 0,001
gram.

5-5 Ekstraksi Pb dan Sn


6.5.1 Pereaksi
Air suling yang diasamkan dengan pH = 4,5 + 0,1 dengan cara mengalirkan CO2
ke daiamnya.

6.5.2 Peralatan
- Sebatang pipa geias yang diperlengkapi clengan kran geias.
- Sumbat botol polietilen.
6 5 3 tr)rosedur
- Sapkan benda uji dengan panjang 500 mm
ial Prncucian awal
- Sumbat. salah satu ujung pipa dengan menggllnakan sumbat yang di
tengahnl'a acia pipa geias oan kran.
* Benda uji diatur tegak dengan iubang terbuka di atas.

11 dari 16
sNI 0135-1987-A

- Alirkan air dengan pH antara 7 - 8 ke dalam benda uji. Atur aliran


air dengan keran sehingga laju alir rata-rata sama dengan 3 m3lmenit
dan benda uji selalu penuh dengan air. Lakukan antara 1 dan 6 jam.
- Hentikan aliran pada akhir periode, cabut sumbat dan cuci benda uji
denpn air suling.
(b) Ekstraksi
Sumbat ujung benda uji seperti di atas.
; - Isi benda uji denpn air suling yang sudah diasamkan.
T\rtup ujung lain dari benda uji dan diamkan pada temperatur 20 t
2" selama 48 jam.
(1) Ekstraksi pertama yaitu untuk penentuan Pb.
Setelah 48 jam, kosongkan benda uji ke dalam tempat yang sesuai
dan tentukan jumlah Pb.
(2) Ekstraksi kedua yaitu penentuan Pb.
Isi kembali benda uji dengan larutan baru dan tutup.
! Jaga temperatur 20 ! 2"C selama 48 jam, kemudian kosongkan
kembali benda uji.
\ (3) Ekstraksi ketiga yaitu penentuan Pb dan Sn.
' Isi kembali benda uji dan lakukan seperbi di atas.
Ttangkan air ke tempat yang sesuai.
Penilaian hasil uji
Tentukan kwantitas Pb dan Sn, nyatakan dalam mg/liter dengan kete-
litian 0,02 mg/liter.

6.6 Pengukuran I)imensi


6.6.1 Ketepatan setiap pengukuran tebal dinding pipa (e1 ) adalah 0,05 mm. Peng-
ukuran dilakukan clengan alaf trkur yang mempunyai ketelitian yang scsuai.
6.6.2 Ketepatan setiap pengukuran diameter luar pipa rata-rata (dm) adalah 0,1
mm. Penglkuran dilakukan dengan alat ukur yang mempunyai ketelitian
yang sesuai.
6.6.3 Kebepatan setiap pengukuran diameter luar pipa (d, ) adalah 0,05 mm. Peng-
ukuran dilakukan dengan alat ukur yang mempunyai ketelitian yang sesuai.
6.7'I'ekanan Hidrostatik
6.?.1 Contoh uji yang panjangnya sama dengan tiga kali diameter luar tetar:i tidak
Iebih dari 250 mm ditutup kedua ujungnya, kemudian ditekan secara hidro-
statik seperti pada 3.4.3 dengan ketelitian t 2%.

Selama pengujian tempcratur air dipertahankan tetap dengan toleransi + 1"C.


6.7.2 Perhitungan
Untuk temperatur air 20"C

P = 4,2 -J:-
oe-e
untuk temperatur air 60" C.
2emin
P='to-_-=-
' dm - emn.l

12 dari 16
sNI 0135-1987-A

di mana :

e = tebal dinding nominal, mm


€min = tebal dinding minimum, mm
de = diameter luar nominal pipa, mm
dm = diamter luar rata-rata, mm

13 dari 16
sNI 0135-1987 -A

Gambar 5
fr^r. D^-,,+',^^- Ii,.,...,.:..-- r r
r.F, t):-- urrLut\ !,:!
I rt,d -. m
T
\.rr\,uql,u.r UJI I (.Xatt nlUf()SLaLIX

I 4 dari 16
,sNr 0135_198?_A

6.E Titik pelunakan


6.8.1 Perlengkapan yang diperlukan
- Batang logam dengan ;relat penyangga beban, yang dapat bergerak bebas
dengan arah vertikal. Pada ujung batang terdaiat
Seluruh unit beratnya tidak meiebihi 100 g.
3"rr* (lihat"jambar 6).
- Jarum, dibuat dari baja yang dikeraskan, panjangnya 3 mm, luas penam_
pangnya 1.000 t 0,01b mm2.
. Permukaan bawah dari jarum harus rata.
Mikrometer dial gauge (atau alat ukur lain yang sesuai), pembagian skala
sekurang-kurangnya sampai 0,01 mm.
- Bak pemanas.
Dapat membenamkan benda uji sekurang-kurangnya BS mm di bawah
permukaan cairan. Cairan yang dipakai tidak noiefi mempengaruhi
dari contoh yang ditrji. Temperatur cairan dapat dinaikkan a*r.,g"., sifat
tetap sebesar b0 1 S"C7jam. ffi
- Termometer air raksa (atau alat ukur suhu lain yang sesuai), dengan pem-
bagian skala^ sekuratrg-kurangnya 0,5" C. Kesalahan pembacaan rt"rr"
, melebihi 0,b"C.
iiarl
' 6.8.2 Benda uji
- Ukuran
:
Panjang mendekati b0 mm.
lebar : antara 10 sampai 20 mm.
tebal : antara 2,4 samJrai 6 mm.
- Jika tebal dinding pipa iebih besar dari 6 cm, dilakukan pengerjaan mesin
yang sesuai. Tebal benda uji dircduksi menjadi 4 mm
- Jika tebal dinding Jripa kurang dari 2,4 mm, dua keping pVC diimpitkan
s.hingga total ketcbaran mencapai 2,4 mm. Kemudian kepingan pvc
dipanaskan dengan suhtr 140"C selama L5 menit, hingga dapat
berimpit
dengan baik.
6.8.3 Pcngujian titik pelunakan
- Sebelum pengujian l;cncla uji diletakkan pada bak air dengan suhu bOoC
selama 1 menit.

- Benda uji diletakkan horisonlal di bawah jarum dengan batang logam


tidak berbeban, permukaa, cekung menghadap ke atas rintuk pipa aengan
tebal dinding kurang dari 2,4 rnrn.
- Ujung termometer diletakkan sedekat mungkin deng,an benda uji.
- Sesudah 5 menit dengan posisi jarum yang tetap, mikrometer diar gauge
diset nol' Kemudian tambahkan beban pada pelai penyangga beban hingga
total beban antara 49,0b N (5000 gf) sampai 49,b4 il (SOSO
ei).
- Naikkan temperatur cairan pada bak pemanas dengan laju tetap sebesar
50 t 5"C[am, aduk cairan selanra pengrrjian.
- setelah jarum masuk ke daram be.da uji sedalam 1.00 mm, suhu yang
ditunj*kkan oleh termometer adarair suhu titik pelunakan.
- Nilai titik 'pelunakan cricrapat dari rata-rata suhu titik pelunakan dua
benda uji. Jika dua berrda r:ji menunjukkan pertredaan i"uin a*i z;i,
.-_^* L-_,r
-,i:^.^
t,(.rr6qJtsrr rr.irqJ uJ ;,,t^.,..
iiiiaii;,

15 dari I 6
sNr 0135-198?-A

Mlkromcter

Betran

Pelnt penyangga---|

Batang penyirngga_-

Permukaan celran

Bencla rrji

Gambar 6
Skema Peralatan Pengujian penentuar.r Titik pelunakkan
7. SYARAT PENANDAAN
Setiap sambungan pipa harus diberi tanda-tanda yang tidak mudah dihapus
sebagai
berikut :

- Nama pabrik/merek.
- Ukuran sambungan pipa dan diameter nominal.
- Tekanan kerja.

16 dari 16
T
I

BADAN STANDARDISASI NASIONAL. BSN


Gedung Manggala Wanabakti Blok lV Lt. 3-4
, Jl.Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270
Telp:021' 5747043; Faks:021- 5747M5a e-mail : bsn@bsn.or.id

Anda mungkin juga menyukai