Anda di halaman 1dari 74

MATERI PENDALAMAN MFK

R.J. Sukowidodo

Sukowidodo
a) Keselamatan dan Keamanan

• Keselamatan adalah suatu keadaan tertentu dimana


bangunan, halaman, prasarana, peralatan tidak
menimbulkan bahaya atau risiko bagi pengguna layanan,
pengunjung, petugas dan masyarakat.

• Keamanan adalah perlindungan terhadap kehilangan,


pengrusakan dan kerusakan, atau penggunaan akses oleh
mereka yang tidak berwenang.

Sukowidodo
b) Manajemedan Limbah B3.n Bahan

Program B3:
Berbahaya Beracun (B3)

1) Penetapan jenis dan area/lokasi penyimpanan B3


2) Pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3
3) Sistem pelabelan B3
4) Pendokumentasian dan perizinan B3
5) Penanganan tumpahan dan paparan B3
6) Pelaporan dan investigasi jika terjadi tumpahan/paparan
7) Pembuangan limbah B3
8) Penggunaan APD
Sukowidodo
c) Manajemen Kedaruratan dan Bencana

Program Manajemen Kedaruratan dan Bencana:

1) Identifikasi jenis bencana, menggunakan HVA


2) Peran Puskesmas bila terjadi bencana
3) Strategi komunikasi
4) Manajemen sumberdaya
5) Penyediaan pelayanan dan alternatifnya
6) Identifikasi peran tiap pegawai manajemen koflik yang mungkin
terjadi pada saat bencana
7) Peran Puskesmas dalam tim terkoordinasi dengan sumberdaya
masyarakat yang tersedia

Sukowidodo
d) Manajemen Pengamanan Kebakaran

Program Pengamanan Kebakaran:


1) Frekuensi inspeksi, pengujian, dan pemeliharaan system
proteksi dan penanggulangan kebakaran secara periodic
2) Jalur evakuasi yang aman dari api, asap dan bebas
hambatan
3) Pengujian system proteksi dan penanggulangan kebakaran
dilakukan selama kurun 12 bulan
4) Edukasi pada staf terkait sistem proteksi dan cara evakuasi
pengguna layanan yang efektif pada situasi bencana

Sukowidodo
e) Manajemen Alat Kesehatan

Program Manajemen Alat Kesehatan:


1) Alkes harus dipilih
2) Dipelihara
3) Digunakan sesuai ketentuan

Sukowidodo
Program Sistem Utilitas:
f) Manajemen Utilitas

1) Sistem Listrik
2) Sistem Air
3) Sistem Gas Medis
4) Sistem Pendukung (Genset, Perpipaan, dll)

tersedia

Sukowidodo
Program Pendidikan (Edukasi):
g) Pendidikan (Edukasi)

Pendidikan MFK pada Petugas

Sukowidodo
1. Penyusunan/review dokumen regulasi untuk Pengelolaan Fasilitas dan Keamanan
Contoh Program/Kegiatan

Puskesmas
2. Program kegiatan Keamanan dan Keselamatan:
a. Penyusunan kebijakan dan prosedur identifikasi karyawan dan pengunjung
b. Penyusunan kode-kode darurat
c. Identifikasi area-area berisiko keamanan
d. Pemasangan CCTV pada area berisiko keamanan
e. Simulasi Code Blue
f. Pemantauan jika ada konstruksi/renovasi
g. dll.

3. Program penanggulangan bencana:


a. Melakukan HVA
b. Penyusunan disaster plan
c. Mengidentifikasi peralatan yang dibutuhkan untuk tanggap darurat bencana
d. Melakukan disaster drill /simulasi yang diikuti oleh semua karyawan
e. Review dan perbaikan hasil simulasi
f. Dll.
Sukowidodo
Contoh Program/Kegiatan

4. Program penanggulangan kebakaran:


a. Identifikasi kebutuhan sistem kebakaran pasif dan aktif yang
ada
b. Inspeksi rutin sistem kebakaran yang ada
c. Pengujian dan pemeliharaan sistem kebakaran yang ada
d. Simulasi kebakaran
e. Pemantauan pelaksanaan kebijakan larangan merokok
f. dll

Sukowidodo
Contoh Program/Kegiatan

5. Program Pengelolaan B3 dan Limbah B3:


a. Identifikasi B3 dan limbah B3 yang ada di Puskesmas
b. Pembuatan tempat B3
c. Pembuatan dan ijin TPS B3
d. Pembuatan dan ijin IPAL
e. Pelabelan B3 dan limbah B3
f. Monitoring pembuangan limbah B3 padat
g. Monitoring pembuangan limbah B3 cair
h. Dll.

Sukowidodo
Contoh Program/Kegiatan

6. Program pengelolaan sistem utilitas:


a. Pengisian ASPAK
b. Tindak lanjut terhadap hasil pengisian ASPAK
c. Penyusunan jadwal pemeliharaan sistem utilitas
d. Pelaksanaan pemeliharaan sistem utilitas
e. Identifikasi area rawan gagal listrik, air, gas, dan sistem
informasi dan tindak lanjutnya
f. Monitoring pelaksanaan pemeliharaan sistem utilitas
g. Uji coba cadangan listrik
h. Uji coba cadangan air
i. Back up sistem informasi
j. Dll.

Sukowidodo
Contoh Program/Kegiatan

8. Program diklat pengelolaan fasilitas dan keselamatan:

a. Workshop MFK
b. Pelatihan staf untuk pengoprasian dan pemeliharaan peralatan
c. Pelatihan staf untuk pengoperasian dan pemeliharaan sistem utilitas
d. Pelatihan pengelolaan B3
e. Pelatihan pengelolaan limbah B3
f. dll

Sukowidodo
Sistematika/Format Pelaporan
Sistematika Pelaporan

1. Pendahuluan
2. Latar belakang
3. Tujuan umum & khusus
4. Kegiatan pokok & rincian kegiatan
5. Cara melaksanakan kegiatan
6. Sasaran
7. Schedule (jadwal) pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya
9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
Sukowidodo
Security menjaga keamanan fasilitas Puskesmas

• Dinding bangunan yang kuat


• Pagar, pintu
merencanakan • Pencegahan terjadinya pencurian
• ID card dan badge karyawan dan pengunjung
• Pemasangan kunci (misalnya pada ruang kasir,
ruang farmasi, ruang rekam medis, ruang bayi)
menerapkan • Monitoring dengan CCTV
• Sistem alarm: fire alarm, fire detector, smoke
detector, heat detector
• Sistem ventilasi dan air conditioning
memelihara • Uninterupted Electric power Supply
• Emergency shut off (pemadaman tombol
otomatis)
savety Administrasi keselamatan dan kesehatan kerja
menurut “osha”

Lapor dalam waktu 48 jam


Menyediakan pekerja, alat Menerapkan program setiap kecelakaan ditempat
Menyediakan tempat kerja
dan perlengkapan sesuai pelatihan untuk karyawan kerja yang mengakibatkan
yang aman bagi karyawan,
spesifikasi kesehatan & yang mengoperasikan kematian atau memerlukan
pasien, pengunjung
keamanan peralatan yang berbahaya rawat inap( 5 atau lebih
karyawan)

Informasikan pada karyawan


Memberikan vaksinasi
Buat laporan tahunan Perhatikan hak dan tentang keamanan
Hepatitis B gratis untuk
kejadian dan penyakit akibat keselamatan karyawan yang penggunaan bahan kimia
karyawan yang kontak dgn
kerja bekerja ditempat beresiko berbahaya yang mereka
darah atau cairan tubuh
tangani selama bekerja
Keselamatan bagi petugas,
pasien, dan pengunjung
Puskesmas
Terhindar dari kondisi fasilitas (bangunan, system
utilitas, peralatan) yang tidak aman
Terhindar dari tindak kekerasan fisik maupun
pelecehan seksual
Terhindar dari bahaya jika terjadi bencana atau
kebakaran
Terhindar dari aksi terror
Terhindar dari aksi penculikan
Pemakaian alat pelindung diri (pada renovasi)
Evakuasi dan escape jika terjadi bencana atau
kekerasan
Pengelolaan keamanan dan keselamatan
Suatu upaya dan prosedur untuk mencegah atau meminimalkan peluang terjadinya cedera
atau kehilangan di fasilitas pelayanan kesehatan
Perlu ditentukan siapa yang diberi tanggung jawab terhadap upaya keamanan dan
keselamatan
Perlu adanya regulasi yang mengatur

Contoh:
Kebijakan keamanan dan keselamatan
Penetapan kode-kode emergensi
Penetapan petugas yang bertanggung jawab
SOP penggunaan tanda pengenal pada tamu
SOP safety briefing
….dst
Upaya yang perlu dilakukan (antra lain….)

Keselamatan pasien, pengunjung mulai dari akses sampai dengan pulang


Perlunya dilakukan safety briefing, adanya jalur evakuasi jika terjadi bencana, dan titik kumpul
Sistem pelaporan dan tindak lanjut jika terjadi kekerasan, pencurian/kehilangan, penculikan
Sistem komunikasi untuk menjaga keamanan dan keselamatan (penggunaan HT, pengguaan kode-kode emergensi, pager, alarm)
Sistem pemutusan otomatis tuas kontrol (misalnya pemutusan listrik secara sentral ketika terjadi kebakaran, sprinkle otomatis ketika
terjadi kebakaran), pelabelan tuas kontrol
Peringatan untuk tidak membawa barang berharga
Prosedur penitipan barang oleh pasien, pasien yang tidak sadar, dsb
YANG PERLU DIPERHATIKAN OLEH FKTP

• Simbol dan pelabelan B3


• Penyimpanan B3
• Ketersediaan MSDS untuk tiap B3
• Wadah untuk pembuangan limbah B3
• Pengangkutan dari ruangan ke TPS B3
• Penyimpanan sementara limbah B3 (TPS B3)
• Pembuangan limbah B3
• Yang dilakukan jika terjadi tumpahan
• Yang dilakukan jika terjadi pajanan (lihat pada
PPI)
PRINSIP PENANGANAN

• Diletakkan dalam wadah/kantong sesuai


kategori limbah
• Volume paling tinggi dalam wadah/kantong
¾ agar dapat ditutup secara aman
• Penanganan harus hati-hati untuk
menghindari tertusuk benda tajam, limbah
benda tajam dimasukkan dalam safety box
• Pemadatan/penekanan dalam
wadah/kantong mutlak tidak boleh
• Penanganan secara manual harus dihindari
• Gunakan wadah/kantong ganda jika robek,
bocor atau tidak tertutup sempurna
PENGUMPULAN LIMBAH B3

• Pengumpulan limbah dari setiap


ruangan penghasil limbah
menggunakan troli khusus yang
tertutup, bahan kuat, cukup ringan,
kedap air, anti karat, beroda,
permukaan mudah dibersihkan
MASA PENYIMPANAN (PP 101/2014), PERMEN LHK 56/2015

• Limbah B3 infeksius, benda tajam, dan patologis disimpan di tempat


penyimpanan limbah B3 sejak dihasilkan paling lama:
• Dua hari pada temperature lebih besar dari nol derajat Celsius
• 90 hari pada temperature sama atau lebih kecil dari nol derajat Celsius
• Limbah B3: farmasi, sitotoksis, kimiawai, radioaktif, container
bertekanan, limbah dg kandungan logam berat tinggi:
• 90 hari jika dihasilkan sama atau lebih dari 50 kg/perhari, atau
• 180 hari jika dihasilkan kurang dari 50 kg perhari untuk kategori 1
PERSYARATAN TPS B3
(PP 38 / 2007, PERMEN LH NO: 30/2009)

• Bangunan TPS yang memenuhi kapasitas dan beratap yang melindungi dari hujan dan dinding untuk
menghindari tampias
• Alat pemadam api ringan (APAR)
• Shower / eye wash
• Sistem Penangkal petir (jika TPS limbah B3 lebih tinggi dari bangunan sekitar)
• Pagar pengaman
• Penanganan tumpahan (bak penampung 110 % dari kemasan terb esar)
• Kemiringan lantai 1⁰
• Penanganan ceceran (serbuk gergaji /spill kit)
• Kotak P3K
• Label dan Simbol Limbah B3
• Sistem Ventilasi
• Sistem Penerangan
• Alarm
• Mencantumkan penanggung jawab (personal incharge) pada bangunan TPS
• Jenis limbah B3 dibedakan berdasarkan karakteristik
• Penyimpanan antar kemasan minimal 60 cm.
TPS LIMBAH B3
KEPDAL NOMOR 01 TAHUN 1995

• TPS B3: Tempat untuk menyimpan sementara limbah b3


sebelum dilakukan pengelolaan lebih lanjut
• untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke lingkungan yang
dapat menyebabkan pencemaran atau bahaya terhadap
manusia
• Harus memenuhi persyaratan teknis dalam kepdal nomor
01 tahun 1995 tentang tatacara dan persyaratan teknis
penyimpanan dan pengumpulan limbah B 3
PERSYARATAN TEKNIS TPS - LB3
No Aspek Kelengkapan Deskripsi Fasilitas & Pengelolaan

1 Dimensi bangunan ▪Ukuran TPS Limbah B3


(dalam m) ▪Mampu menampung semua limbah B3
yang sudah teridentifikasi
▪ Status perizinannya
2 Penyimpanan lebih dari TPS mampu menampung semua limbah B3
90 yang dihasilkan
3 Posisi Geografis (GPS) TPS LB3 sudah dilengkapi dengan titik
koordinat /GPS
4 Papan nama TPS Limbah Jelas terlihat dari jarak tertentu
B3
5 Simbol pada bangunan Jelas terlihat dari jarak tertentu
TPS
6 TPS terlindung/aman Hanya dapat diakses oleh yang berhak;
Tersedia pintu yang kokoh dan dapat dikunci;
Kualitas Bangunan Penyimpanan
7 Atap Rangka atap, material atap, ada tidaknya kebocoran,
serta kesesuaian ukuran atap untuk mencegah
masuknya air tampias
8 Dinding Material dinding, kekuatan dinding, ketebalan
9 Lantai Konstruksi lantai berupa acian/keramik dalam kondisi
baik;
Ada batasan/jarak yang jelas untuk penyimpanan
masing-masing jenis limbah;
Ada kemiringan lantai yang mengarah pada bak
pengumpul ceceran/tumpahan;
TPS LB3 dilengkapi dengan bak pengumpul
tumpahan/ceceran;
Ada kemiringan yang mencegah masuknya air hujan
kedalam tempat penyimpanan
10 Penerangan Memadai baik siang maupun malam;
Dalam posisi yang aman (lampu tidak terlalu rendah)

11 Ventilasi Memadai untuk sirkulasi udara dalam TPS;


Konstruksi mencegah masuknya binatang ke dalam TPS
Penataan Penyimpanan
12 Pemisahan jenis Pemisahan penyimpanan limbah B3 berdasarkan
limbah karakteristik masing-masing limbah;

13 Simbol dan Label Semua kemasan limbah B3 dilengkapi dengan


Limbah B3 pada simbol dan label
kemasan
14 Kemudahan untuk Ada jarak yang memadai antara tapak
loading/ unloading penyimpanan dengan pintu TPS;
Memudahkan perorangan atau alat kerja untuk
beroperasi;
15 Pemeriksaan Tersedia check list pemeriksaan kemasan berisi
kemasan LB3;
Ada kegiatan pemeriksaan secara reguler

16 Keamanan Penumpukan kemasan dilakukan


penumpukan mempertimbangkan kemudahan pemeriksaan, dan
keamanan;
Kelengkapan yang dipersyaratkan

17 Logbook/catatan keluar Tersedia log book didalam lokasi TPS;


masuk limbah B3 Log book digunakan untuk memantau aktivitas pengelolaan
limbah B3 dalam TPS;
18 SOP Penyimpanan Tersedia SOP penyimpanan untuk masing-masing limbah;
SOP memberikan arahan kegiatan yang jelas;

19 SOP Tanggap Darurat Tersedia SOP tanggap darurat untuk setiap resiko
kecelakaan/bencana;
SOP memberikan arahan kegiatan yang jelas;
Peranan para pihak tercermin dengan jelas;
20 Perlengkapan Tanggap Ketersediaan racun api, absorben, dll
darurat
21 Keselamatan Kerja Tersedia perlengkapan keselamatan kerja, APD dan kotak P3K
di TPS LB3
22 Penangkal petir Terutama jika ketinggian bangunan TPS melebihi bangunan lain
disekitarnya
Housekeeping
23 Tata letak dan Lantai, dinding, langit-langit serta sarana dan prasarana dalam
Housekeeping TPS dalam kondisi cukup terawat;
Lingkungan sekitar fasilitas penyimpanan limbah B3 cukup
terawat;
TPS tidak digunakan sebagai tempat penyimpanan selain
limbah B3;
WAKTU PENYIMPANAN LIMBAH B3 (PP 101 tahun 2014: Ps.28)

LIMBAH B3 YANG DISIMPAN WAKTU PENYIMPANAN (MAKSIMUM)

• Limbah B3 yang dihasilkan 50 (lima puluh) 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan
kilogram per hari atau lebih;

• Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah B3
(lima puluh) kilogram per hari untuk Limbah dihasilkan
B3 kategori 1;

• Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah
(lima puluh) kilogram per hari untuk Limbah B3 dihasilkan
B3 kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan
dari sumber spesifik umum;

• Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah
khusus. B3 dihasilkan
TATA CARA PENYIMPANAN LIMBAH B3 DI TPS

Pola penyimpanan kemasan drum di atas pallet

Penyimpanan kemasan limbah B3 dengan rak

Tempat penyimpanan limbah B3 dalam jumlah besar (tangki)


ADALAH : PROSES PEMASANGAN ALKES KETEMPATNYA

Unpacking
Penempatan
Perakitan
Penyambungan
Pengukuran keluaran
Pengaturan Kalibrasi
Uji keselamatan
2. PENERIMAAN (COMMISIONING)

Memastikan peralatan akan berfungsi dengan baik dan tidak akan


menimbulkan bahaya keamanan.

❑ Pemeriksaan Fisik
➢ mencocokkan alat dengan kontrak dan brosur : Merk, tipe/model,
jumlah,aksesori
➢ Dokumen teknis yang terdiri dari : Certificate of Origin, Test
Certificate, Manual (operation, service, installation,
wiring/schematic diagram), Izin Edar.
❑ Uji fungsi
Pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat
dengan kemampuan maksimum (secara teknis saat itu) tanpa
beban sebenarnya, sehingga dapat diketahui apakah secara
keseluruhan suatu alat dapat dioperasikan dengan baik sesuai
fungsinya.
Tahapan: pemeriksaan fungsi komponen, kinerja output
Lanjutan …..

❑ Uji keselamatan
Adalah suatu bentuk pengujian yang dilakukan terhadap produk
untuk memperoleh kepastian tidak adanya bahaya yang ditimbulkan
sebagai akibat penggunaan produk tersebut, seperti Arus bocor,
pembumian, Radiasi bocor dan paparan radiasi dll.

❑ Uji Coba
➢ operator yang telah mengikuti training mengoperasikan
pengoperasian alat, dengan pasien/beban sesuai kebutuhan.
➢ kemampuan fungsi dan kemampuan teknis alat.

Semua Uji dan Pelatihan didokumentasikan dengan baik,


Pelabelan, Merancang Pemeliharaan Preventif
PENGOPERASIAN

Peralatan medis dapat berfungsi


dengan baik apabila dioperasikan
dengan benar sesuai dengan prosedur,
pengoperasian peralatan medis degan
benar diharapkan dapat
memperpanjang umur peralatan dan
mengurangi tingkat kerusakan
peralatan serta memperkecil biaya
operasional
Persyaratan Op. Alat :
• Sumber daya manusia ….
SDM Terlatih/ Terampil.

• Kelengkapan alat/ aksesori ….


Tersedia Protap/SOP.

• Bahan operasional ….Bahan operasional alat


• Saran Pendukung … Mis : Gas medis, catu
daya listrik.
PEMELIHARAAN PERALATAN KESEHATAN

❑ Mempertahankan usia pakai peralatan.


❑ Mempertahankan mutu peralatan.
❑ Memperkecil tingkat risiko bahaya peralatan.
(keselamatan).
❑ Efisiensi biaya operasional dan investasi.
❑ Kalibrasi → Akurasi, ketelitian, keamanan dapat
dijamin sesuai besaran-besaran yang tertera
pada alat yang bersangkutan

❑ Kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat :


1. Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus kalibrasi
2. Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus kalibrasi
habis
3. Keluaran/kinerja/keamanan/penunjukan tidak
sesuai
4. Mengalami perbaikan walaupun sertifikat dan
tanda lulus kalibrasi masih berlaku
5. Telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi
walaupun sertifikat dan tanda lulus kalibrasi masih
berlaku
6. Tanda laik pakai hilang
Hal-hal yang perlu diperhatikan

❖ Kapan peralatan harus


diperlihara
❖ Bagaimana cara pemeliharaan:
• Checklist pemeliharaan
• Manual book pemeliharaan
• Siapa yang melakukan pemeliharaan
❖ Bagaimana kalau terjadi
kerusakan:
• Pelaporan
• Siapa yang melakukan pemeliharaan
• Response time
• Jika harus menghubungi vendor
PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
a. Memastikan tersedianya DAFTAR INVENTARISASI seluruh peralatan
medis.
b. Memastiakn PENANDAAN PADA PERALATAN yang digunakan dan tidak
digunakan.
c. Memastikan dilaksanakan INSPEKSI berkala.
d. Memastikaan dilakukan UJI FUNGSI dan UJI COBA peralatan.
e. Memastikan dilakukan PEMELIHARAAN PROMOTIVE dan
PEMELIHARAAN TERENCANA pada peralatan.
f. Memastikan PETUGAS yang memelihara dan menggunakan peralatan
medis KOMPETEN dan TERLATIH.
Sistem Utilitas
(prasarana)
• Utilities system:
• the systems and equipment
that support essential
services that provide for safe
health care.
• Such systems include
electrical distribution, water,
ventilation and airflow,
medical gases, plumbing,
heating, waste, and
communication and data
systems.

Fasilitas penunjang dari sarana yang


membuat suatu sarana bisa berfungsi
sesuai dengan tujuan
Apa saja yang termasuk dalam system utilitas
• Sistem pendukung kehidupan (life support system):
• Sistem pendukung peralatan:
• Gas medis: oksigen
• Pneumatic tube
• Alat vakum pada kegiatan operasi misal susstion
• Cart lift system
• Sistem distribusi listrik untuk emergensi
• Sistem komunikasi:
• Sistem pengendalian infeksi
• Nurse call
• Sistem pendukung lingkungan fisik: • Telepon
• Sistem sanitasi
• Sistem informasi:
• Sistem ventilasi
• Server dan jaringannya
• AC
• Elevator, Lift
PMK 43 /2019 Pasal 14 (1)
Puskesmas harus memiliki prasarana
yang berfungsi paling sedikit terdiri
atas:
• a. sistem penghawaan (ventilasi);
• b. sistem pencahayaan;
• c. sistem sanitasi;
• d. sistem kelistrikan;
• e. sistem komunikasi;
• f. sistem gas medik;
• g. sistem proteksi petir;
• h. sistem proteksi kebakaran;
• i. sistem pengendalian kebisingan;
• j. sistem transportasi vertikal
untuk bangunan lebih dari 1
(satu) lantai;
• k. kendaraan Puskesmas keliling;
dan
• l. kendaraan ambulans.
Pasal 15 dari PMK 43 / 2019
• Bangunan dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
harus dilakukan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara
berkala agar tetap laik fungsi.
Ketentuan prasarana Puskesmas
sesuai lampiran PMK 43/2019
Sistem ventilasi
1. Ventilasi merupakan proses untuk mensuplai udara segar kedalam bangunan
gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan, bertujuan menghilangkan gas-
gas yang tidak menyenangkan, menghilangkan uap air yang berlebih dan
membantu mendapatkan kenyamanan termal.
2. Ventilasi ruangan pada bangunan Puskesmas, dapat berupa ventilasi alami
dan/atau ventilasi mekanis. Jumlah bukaan ventilasi alami tidak kurang dari
15% terhadap luas lantai ruangan yang membutuhkan ventilasi. Sedangkan
system ventilasi mekanis misal exhaust fan diberikan jika ventilasi alami yang
memenuhi syarat tidak memadai.
3. Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruangan di
bangunan Puskesmas minimal 12x pertukaran udara per jam dan untuk
KM/WC 10x pertukaran udara per jam.
4. Penghawaan/ventilasi dalam ruang perlu memperhatikan 3 (tiga) elemen
dasar, yaitu: (1). jumlah udara luar berkualitas baik yang masuk dalam ruang
pada waktu tertentu; (2). Arah umum aliran udara dalam gedung yang
seharusnya dari area bersih ke area terkontaminasi serta distribusi udara luar
ke setiap bagian dari ruangan dengan cara yang efisien dan kontaminan
airborne yang ada dalam ruangan dialirkan ke luar dengan cara yang efisien;
(3). setiap ruang diupayakan proses udara didalam ruangan bergerak dan
terjadi pertukaran antara udara didalam ruang dengan udara dari luar.
5. Pemilihan sistem ventilasi yang alami, mekanik atau campuran, perlu
memperhatikan kondisi lokal, seperti struktur bangunan, cuaca, biaya dan
kualitas udara luar.
Sistem
pencahayaan
• 1. Bangunan Puskesmas
harus mempunyai
pencahayaan alami
dan/atau pencahayaan
buatan.
• 2. Pencahayaan harus
terdistribusikan rata
dalam ruangan.
• 3. Lampu-lampu yang
digunakan diusahakan
dari jenis hemat energi.
Sistem
pencahayaan
• 1. ruang pemeriksaan,
farmasi, rawat inap,
kantor 200 lux
• 2. ruang tindakan, lab,
gadar 300 lux
• 3. kamar mandi, rg
tunggu, dapur, gudang
100lux.
Sistem sanitasi
• Sistem air bersih:
• Direncanakan dan dipasang dengan
pertimbangan sumber air bersih dan system
pengalirannya
• Sumber air bersih dapat diperoleh langsung
dari sumber air berlangganan atau sumber
air lain dengan mutu yang memenuhi
persyaratan
• Sistem penyaluran air kotor dan/atau
air limbah:
• Tersedia system pengolahan air limbah yang
memenuhi persyaratan
• Saluran air limbah harus kedap air, bersih
dari sampah dan dilengkapi penutup
dengan bak control untuk menjaga
kemiringan saluran minimal 1 %
• Pada system penyaluran air kotor dan/atau
air limbah dari ruang penyelenggaraan
makanan disediakan perangkap lemak
Sistem kelistrikan
• Umum:
• a. Sistem kelistrikan dan penempatannya harus mudah
dioperasikan, diamati, dipelihara, tidak
membahayakan, tidak mengganggu lingkungan, bagian
bangunan dan instalasi lain.
• b. Perancangan dan pelaksanaannya harus memenuhi
SNI 0225-2011, tentang Persyaratan Umum Instalasi
Listrik (PUIL 2011) atau edisi yang terbaru.
• Sumber daya listrik:
• Sumber daya listrik yang dibutuhkan, terdiri dari:
• 1) Sumber daya listrik normal dengan daya paling
rendah 10.000 VA; dan
• 2) Sumber daya listrik darurat 75% dari sumber daya
listrik normal.(genset)
• Sistem distribusi: panel listrik, instalasi
pengkabelan, instalasi kotak kontak dan
sakelar
• Sistem pembumian:
• Nilai pembumian (grounding) bangunan tidak boleh
kurang impedansinya dari 0.5 Ω. Nilai pembumian
(grounding) alat kesehatan tidak boleh kurang
impedansinya dari 0.1 Ω.
Sistem komunikasi
• Alat komunikasi diperlukan
untuk hubungan/komunikasi di
lingkup dan keluar Puskesmas,
dalam upaya mendukung
pelayanan di Puskesmas. Alat
komunikasi dapat berupa
telepon kabel, seluler, radio
komunikasi, ataupun alat
komunikasi lainnya.
Sistem gas medis
• Gas medik yang digunakan di Puskesmas adalah Oksigen (O2). Sistem
gas medik harus direncanakan dan diletakkan dengan
mempertimbangkan tingkat keselamatan bagi penggunanya.
Persyaratan tehnis system gas medis
• Pengolahan, penggunaan, penyimpanan dan pemeliharaan gas medik
sesuai peraturan
• Tabung/silinder yang digunakan harus yang telah dibuat, diuji, dan
dipelihara sesuai spesifikasi dan ketentuan dari pihak yang
berwenang.
• Tabung/silinder O2 harus warna putih untuk membedakan dengan
tabung/silinder gas medik lainnya sesuai ketentuan yang berlaku
• Tabung/silinder O2 pada saat digunakan, diletakkan di samping
tempat tidur pasien, dan harus menggunakan alat pengaman seperti
troli tabung atau dirantai.
• Tutup pelindung katup harus dipasang erat pada tempatnya bila
tabung/silinder sedang tidak digunakan.
• Apabila diperlukan, disediakan ruangan khusus penyimpanan silinder gas
medik. Tabung/silinder dipasang/diikat erat dengan pengaman/rantai.
• Hanya tabung/silinder gas medik dan perlengkapannya yang boleh
disimpan dalam ruangan penyimpanan gas medik.
• Tidak boleh menyimpan bahan mudah terbakar berdekatan dengan ruang
penyimpanan gas medik.
• Dilarang melakukan pengisian ulang tabung/silinder O2 dari
tabung/silinder gas medik besar ke tabung/silinder gas medik kecil.
Sistem proteksi petir
• Sistem proteksi petir harus dapat melindungi semua bagian dari
bangunan Puskesmas, termasuk manusia yang ada di dalamnya, dan
instalasi serta peralatan lainnya terhadap kemungkinan bahaya
sambaran petir.Ada konsultan petir.
Sistem proteksi kebakaran
• Bangunan Puskesmas harus menyiapkan
alat pemadam kebakaran untuk
memproteksi kemungkinan terjadinya
kebakaran.
• Alat pemadam kebakaran kapasitas
minimal 2 kg, dan dipasang 1 buah untuk
setiap 15 m2.
• Pemasangan alat pemadam kebakaran
diletakkan pada dinding dengan ketinggian
antara 15 cm – 120 cm dari permukaan
lantai, dilindungi sedemikian rupa untuk
mencegah kemungkinan kerusakan atau
pencurian.
• Apabila bangunan Puskesmas
menggunakan generator sebagai sumber
daya listrik utama, maka pada ruangan
generator harus dipasangkan Alat
Pemadam Kebakaran jenis CO2.
Sistem pengendali kebisingan
• Intensitas kebisingan equivalent (Leq)
diluar bangunan Puskesmas tidak lebih
dari 55 dBA, dan di dalam bangunan
Puskesmas tidak lebih dari 45 dBA.
• Pengendalian sumber kebisingan
disesuaikan dengan sifat sumber.
• Sumber suara genset dikendalikan dengan
meredam dan membuat sekat yang
memadai dan sumber suara dari lalu lintas
dikurangi dengan cara penanaman pohon
ataupun cara lainnya.
Sistem Transportasi Vertikal
di Puskesmas.
• Tangga:
• Umum: fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan
mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan
dengan lebar yang memadai.
• Persyaratan tangga
• Dimensi pijakan dan tanjakan berukuran seragam, tinggi masing-masing
pijakan/tanjakan 15 – 17 cm
• Kemiringan tangga kurang dari 60 derajad.
• Lebar tangga minimal 120 cm untuk memudahkan evakuasi pada kondisi
gawat darurat
• Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan
pengguna
• Dilengkapi dengan handrail
• Handrail harus mudah dipegang dengan ketinggian 65-80 cm dari lantai,
bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu, bagian ujung harus
bulat atau dibelokkan kearah lantai, dinding atau tiang
• Handrail harus ditambah panjangnya pada bagi ujung sepanjang 30 cm
• Untuk tangga di luar bangunan harus dirancang sehingga tidak ada air
hujan yang menggenang pada lantai
• Ram:
• Umum: Ram adalah jalur sirkulasi yang
memiliki bidang dengan kemiringan
tertentu, sebagai alternatif bagi orang
yang tidak dapat menggunakan tangga.
• Persyaratan ram:
• Kemiringan suatu ram di dalam
bangunan tidak boleh melebihi 7 derajat,
perhitungan kemiringan tersebut tidak
termasuk awalan dan akhiran ram (curb
ramps/landing).
• Panjang mendatar dari satu ram (dengan
kemiringan 7 derajat) tidak boleh lebih
dari 9 m.
• Lebar minimum dari ram adalah 120 cm
dengan tepi pengaman.
• Muka datar (bordes) pada awalan atau
akhiran dari suatu ram harus bebas dan
datar sehingga memungkinkan sekurang-
kurangnya untuk memutar kursi roda dan
stretcher, dengan ukuran minimum 180
cm.
Mengapa perlu tersedia system utilitas yang
efektif dan reliabel?
• Sistem utilitas yang efektif:
• Pelayanan pasien yang aman, efektif dan efisien sesuai kebutuhan pasien
• tersedianya lingkungan pelayanan pasien yang aman
• Keselamatan dan keamanan petugas, pasien, dan pengunjung
• Harus tersedia 7 x 24 jam non-stop : air, listrik, gas .
Program pengelolaan
system utilitas
• Mengupayakan tersedia system
utilitas yang efektif dan reliabel
• Mengidentifikasi dan
meminimalkan terjadinya risiko
akibat system utilitas yang
terganggu atau tidak efektif
Contoh system utilitas yang tidak efektif
• Kontaminasi air pada area
penyiapan makanan
• Tidak berfungsinya system ventilasi
pada ruang isolasi
• Tabung oksigen tidak disimpan
dengan pengaman
• Kebocoran saluran air
• Kebocoran saluran gas medis
• Gangguan pada system distribusi
listrik
Pengelolaan system utilitas
• Strategi pemeliharaan untuk memastikan system utilitas secara reguler diispeksi,
dipelihara, dan ditingkatkan, dan jika terjadi kerusakan segera dilakukan
perbaikan
• Dilakukan inventarisasi system utilitas dan komponen-komponennya yang
berdampak pada:
• life support,
• infection control,
• environmental support, and
• communication
• Sistem utilitas secara regular dilakukan inspeksi ada jadualnya.
• Sistem utilitas secara regular dilakukan pemeliharaan preventif
• Sistem utilitas segera diperbaiki jika terjadi kerusakan atau masalah
• Listrik dan air harus tersedia 7 x 24 jam tanpa jeda (uninterrupted water and
electical resources)
• Pengelolala system utilitas harus mengupayakan tidak terjadinya
kegagalan, interupsi fungsi dari system utilitas, dan kontaminasi
• Sistem utilitas cadangan (back up) jika terjadi emergensi/gangguan
pada system utama
• Lokasi/area-area penting yang terdampak oleh kegagalan listrik/air
harus diidentifikasi
• Harus ada rencana contigensi jika terjadi kondisi emergensi ataupun
gangguan yang terjadi tiba-tiba, dan dilakukan ujicoba

Anda mungkin juga menyukai