Anda di halaman 1dari 83

RANGKAIAN DIGITAL

Disusun oleh :

ATMAM, ST

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS LANCANG KUNING
2006
RANGKAIAN DIGITAL
Disusun oleh : ATMAM, ST
Dosen T. Elektro Unilak - Pekanbaru
Silabus :
Aljabar Boolean, Penyederhanaan fungsi Boolean, Logika
kombinasi, Implementasi Gerbang, Kombinasi dengan MSB
dan LSB. Logika Sekuensial, Perancangan logika kombinasi
dengan logika sekuensial, Deteksi kesalahan pada rangkaian
kombinasi dan rangkaian sederhana, Register, perhitungan
dan memori semikonduktor.

Literatur :
1. Morris Mano, “Digital Design”, Prentice Hall International
Editions, 1984
2. Malvino Leach, Irwan Wijaya, Prinsip-prinsip dan Penerapan
Digital.
3. Roger L. Tokheim, Elektronika Digital, Edisi Kedua, Penerbit
Erlangga
4. KF Ibrahim, Teknik Digital, Penerbit ANDI Yogyakarta, 2001
5. D Chattopadhyay.Cs, Dasar Elektronika, UI Press, 1989
Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 2
Universitas Lancang Kuning
APAKAH RANGKAIAN DIGITAL ITU ?
Jika tangkai geser pada
potensiometer digeser
ke atas, maka tegangan
dari titik A ke B berangsur-
angsur naik.

Jika tangkai geser digeser


ke bawah, maka tegangan
berangsur-angsur turun dari
Rangkaian Analog 5 ke 0 volt.

Bentuk gelombang
sinyal analog

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 3


Universitas Lancang Kuning
Peralatan Digital (pembangkit gelombang persegi)

(a) Sinyal digital dari Osiloskop

(b) Bentuk gelombang sinyal digital

Rangkaian Digital hanya menangani sinyal TINGGI dan RENDAH

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 4


Universitas Lancang Kuning
CONTOH ALAT UKUR

Meter Analog (VOM) Multimeter Digital (DMM)

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 5


Universitas Lancang Kuning
Mengapa menggunakan Rangkaian Digital ?

Sistem Analog

Ilustrasi pengukuran banyak cairan di dalam tangki

9 Sistem Analog lebih populer di jaman dulu.

9 Berhubungan dengan pengukuran waktu, kecepatan,


berat, tekanan, intensitas cahaya dan posisi semuanya
analog di alam.

9 Sistem Analog dari gambar sederhana & effisien


Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 6
Universitas Lancang Kuning
Untuk menentukan informasi lebih banyak tentang tinggi air,
maka digunakan SISTEM DIGITAL.

¾ Input merupakan hambatan variabel seperti pada sistem Analog


¾ Tahanan dikonversikan kedalam bilangan oleh konverter Analog ke
Digital (A/D)
¾ Unit pemroses utama (CPU) berguna untuk memanipulasi input
data, output informasi, menyimpan informasi, menghitung laju
aliran masuk dan keluar, menghitung waktu mengisi tangki penuh
(kosong) sesuai kecepatan aliran
¾ CRT berfungsi menampilkan data keluaran

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 7


Universitas Lancang Kuning
Keuntungan Rangkaian Digital :

1. IC yang tidak mahal dapat digunakan dengan sedikit


komponen eksternal.
2. Informasi dapat disimpan untuk periode pendek atau
tak didefenisikan.
3. Data dapat digunakan untuk perhitungan presisi.
4. Sistem dapat di desain lebih mudah menggunakan
kelompok logika digital compatible/praktis.
5. Sistem dapat di program

Batasan Rangkaian Digital :

1. Kebanyakan kejadian “dunia nyata” adalah analog


dalam lingkungannya.
2. Pemrosesan analog biasanya sederhana dan lebih
cepat
Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 8
Universitas Lancang Kuning
RANGKAIAN DIGITAL

DEFENISI : Rangkaian yang bekerja dalam bentuk biner


(binary) dimana hanya ada dua keadaan
dimana keluaran dari rangkaian ada dalam
keadaan tegangan rendah atau tegangan
tinggi.
Dua keadaan keluaran dari rangkaian digital dinyatakan
dengan 0 (nol) dan 1 (satu)

Ada dua sistem logika untuk rangkaian digital :

1. Sistem Logika Positif


Yaitu : Jika 0 dan 1 menyatakan berturut-turut harga
rendah dan harga tinggi dan tegangan keluaran.

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 9


Universitas Lancang Kuning
2. Sistem Logika Negatif
Yaitu : jika 0 dan 1 menyatakan berturut-turut tingkat
tegangan tinggi dan rendah

Sistem logika tersebut dapat dianalisis dengan Metoda Aljabar


Boole.

Fungsi Dioda dan Transistor pada rangkaian digital :


Digunakan sebagai penyambung untuk mengubah dari satu
tingkat tegangan ke tingkat tegangan lain dengan kondisi
penyambung dapat dibuka atau ditutup sehingga rangkaian
digital dapat pula dirancang sebagai keadaan ‘hidup’ dan ‘mati’
dan dinyatakan 0 atau 1 untuk sistem logika.

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 10


Universitas Lancang Kuning
SISTEM ANGKA SEPULUHAN (DESIMAL) DAN
SISTEM ANGKA DUAAN (BINER)

Sistem angka sepuluhan (Desimal) terdiri atas : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9


Sistem angka dua (Biner) terdiri atas : 0 dan 1

Dalam sistem digital untuk bilangan desimal kalau angka lebih


besar dari 9 (sembilan) dituliskan dengan menggabungkan digit
desimal dan diperoleh angka yang di ijinkan.

Dalam sistem digital untuk bilangan biner kalau angka lebih


besar dari satu (1) digunakan digit biner kedua, yakni 1 (satu)
diikuti oleh digit pertama yakni 0.

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 11


Universitas Lancang Kuning
Tabel pengganti biner dari angka desimal
Angka desimal Angka Angka Angka
biner Desimal biner
0 0 5 101
1 1 6 110
2 10 7 111
3 11 8 1000
4 100 9 1001

Basis atau radiks dari sistem bilangan menunjukkan jumlah


angka digit total yang digunakan dalam sistem.

Sistem desimal mempunyai basis 10 (sepuluh).

Contoh : angka desimal : 1528 ditulis :


1528 = 1000 + 500 + 20 + 8
= 1 x 103 + 5 x 102 + 2 x 101 + 8 x 100

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 12


Universitas Lancang Kuning
Sistem biner mempunyai basis sama dengan 2 (dua).

Contoh : angka biner : 1001 ditulis :


1001 = 1 x 23 + 0 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20
=9

Dalam istilah digital, tiap digit biner dinamakan bit


dan sekelompok bit yang mempunyai makna
dinamakan bait (bite)

Contoh :
Angka biner 1001 mempunyai empat digit atau
empat bit

PERUBAHAN DESIMAL KE BINER

Terdiri dari pernyataan angka desimal sebagai


jumlah pangkat dari 2 dan koefisien-koefisiennya
dari masing-masing suku.

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 13


Universitas Lancang Kuning
Contoh :
5 = 4 + 1 = 22 + 1 = 1 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20
= 101

Koefisien dari 22 sama dengan 1, dan 21 sama dengan 0 dan


dari 20 sama dengan 1.
Maka pengganti biner 5 adalah 101

Contoh lain :

11 (sebelas) = 8 + 2 + 1 = 1 x 23 + 0 x 22 + 1 x 21 + 1 x 20
= 1011

20 (duapuluh) = 16 + 4 = 1 x 24 + 0 x 23 + 1 x 22 + 0 x 21
+ 0 x 20
= 10100

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 14


Universitas Lancang Kuning
Mengubah bilangan desimal ke biner secara progresif
(angka desimal dibagi 2 sampai sisanya 0)

Contoh :
25 : 2 = 12 ; sisa = 1

12 : 2 = 6 ; sisa = 0

6:2 = 3 ; sisa = 0

3:2 = 1 ; sisa = 1

1:2 = 0 ; sisa = 1

Maka dibaca terbalik sehingga :


Angka desimal 25 = 11001 (biner)

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 15


Universitas Lancang Kuning
BILANGAN DESIMAL DALAM BENTUK PECAHAN
Penyajian Bilangan Desimal
0,110 = 10-1 = 1/10
0,0110 = 10-2 = 1/100
0,210 = 2 x 0,1 = 2 x 10-1 dan seterusnya

Penyajian Bilangan Biner


0.12 = 2-1 = 1/2
0.012 = 2-2 = 1/22 = 1/4 dan seterusnya

Tabel perbandingan bilangan desimal dan bilangan biner

102 101 100 10-1 10-2

ratusan puluhan satuan titik desimal sepersepuluh seperseratus

22 21 20 2-1 2-2

empatan duaan satuan titik biner seperdua seperempat

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 16


Universitas Lancang Kuning
Contoh :
Bilangan desimal 0,75 maka bilangan binernya adalah…
0,75 x 2 = 1,50 = 0,50 dengan pembawa 1

0,50 x 2 = 1,0 = 0 dengan pembawa 1


maka bilangan binernya = 0.11
Bilangan desimal 0,65 maka bilangan binernya adalah…
0,65 x 2 = 1,30 = 0,30 dengan pembawa 1

0,30 x 2 = 0,60 = 0,60 dengan pembawa 0 diperoleh kembali 0,60


dan berhenti disini
0,60 x 2 = 1,20 = 0,20 dengan pembawa 1 untuk mendapatkan
pendekatan
0,20 x 2 = 0,40 = 0,40 dengan pembawa 0 maka bilangan
binernya = 0.101001
0,40 x 2 = 0,80 = 0,80 dengan pembawa 0

0,80 x 2 = 1,60 = 0,60 dengan pembawa 1


Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 17
Universitas Lancang Kuning
PERUBAHAN BINER KE DESIMAL
Dimulai dari kanan dengan 2 pangkat 0 dan seterusnya.
Contoh :

10010 = 1 x 24 + 0 x 23 + 0 x 22 + 1 x 21 + 0 x 20

= 16 + 0 + 0 + 2 + 0 = 18 (delapan belas)

111 = 1 x 22 + 1 x 21 + 1 x 20 = 7 (tujuh)

1011 = 1 x 23 + 0 x 22 + 1 x 21 + 1 x 20 = 11 (sebelas)

1101 = 1 x 23 + 1 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20 = 13 (tiga belas)

11110 = 1 x 24 + 1 x 23 + 1 x 22 + 1 x 21 + 0 x 20 = 30 (tiga puluh)

BILANGAN BINER PECAHAN DIRUBAH KE DESIMAL


0.101 = 1 x 2-1 + 0 x 2-2 + 1 x 2-3
= 1/2 + 0 + 1/8
= 0,5 + 0,125 = 0,625

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 18


Universitas Lancang Kuning
0.1011 = 1 x 2-1 + 0 x 2-2 + 1 x 2-3 + 1 x 2-4
= 1/2 + 0 + 1/8 + 1/16
= 0,5 + 0,125 + 0,0625
= 0,6875

Jika bilangan biner terdiri dari bilangan bulat dan bagian


pecahan maka caranya adalah desimal dari tiap bagian secara
terpisah dan digabungkan kembali.

Contoh : 1101.101
maka
bilangan bulatnya 1101 = 13

bilangan pecahannya 0.101 = 0,625

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 19


Universitas Lancang Kuning
sehingga :

13 + 0,625 = 13,625

atau dapat ditulis sebagai berikut :

1101.101 = 8 + 4 + 0 + 1 + 1/2 + 0 + 1/8


= 13,625

PENJUMLAHAN BINER

Aturan dasar penjumlahan biner :


0+0=0
0+1=1
1+0=1
1 + 1 = 10 (satunol) atau 0, simpan 1

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 20


Universitas Lancang Kuning
Contoh :

101 (5) 1011 (11) 1111 (15)


110 (6) 1001 (9) 10 (2)
+ + +
1011 (11) 10100 (20) 10001 (17)

PENGURANGAN BINER
Aturan umum pengurangan bilangan biner
0–0=0
1–0=1
1–1=0
10 – 1 = 1 atau ditulis 0 – 1 = 1, pinjam 1

Contoh :

101 (5) 10011 (19) 1101 (13) 10101 (21) 10001 (17)
100 (4) 10001 (17) 1010 (10) 1011 (11) 10011 (19)
− − − − −
001 (1) 00010 (2) 0011 (3) 1010 (10) − 00010 (−2)
Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 21
Universitas Lancang Kuning
Perkalian Bilangan Biner

Aturan umum perkalian biner


0x0=0
0x1=0
1x0=0
1x1=1

Proses sama dengan perkalian pada bilangan desimal

10101 (21) 1011,11 (11,75)


101 (5) 101,1 (5,5)
X X
10101 101111
00000 101111
10101 000000
+ 101111
1101001 (105) +
1000000,101 (64,625)

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 22


Universitas Lancang Kuning
Pembagian Bilangan Biner

Proses sama dengan pembagian pada bilangan desimal

Hasil 101

Pembagi 1 0 0 1 110011
1001
-
001111
1001
-
Sisa 1 1 0

Sehingga, hasilnya adalah : 1012


dan sisa pembagian adalah : 1102

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 23


Universitas Lancang Kuning
BILANGAN OKTAL
Adalah sistem bilangan yang berbasis 8
Mempunyai delapan simbol bilangan yang berbeda
yaitu : 0, 1, 2, …, 7.
Kolom Oktal pada suatu bilangan menunjukkan eksponen
dengan berbasis 8, yaitu :
Kolom D Kolom C Kolom B Kolom A
83 = 512 82 = 64 81 = 8 80 = 1
Contoh :
Bilangan 581910 ke Oktal :
5819/8 = 727, sisa 3, LSB
727/8 = 90, sisa 7
90/8 = 11, sisa 2
11/8 = 1, sisa 3
1/8 = 0, sisa 1, MSB
Sehingga : 581910 = 132728
Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 24
Universitas Lancang Kuning
BILANGAN OKTAL DAN BINER

Bilangan Oktal disajikan dengan 3 digit bilangan biner

Cara mengubah bilangan Oktal ke Biner yaitu :


Setiap digit Oktal diubah secara terpisah

Contoh : 35278 dirubah kedalam Biner :

38 = 0112, MSB
58 = 1012
28 = 0102
78 = 1112, LSB

Sehingga,
35278 = 011 101 010 1112

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 25


Universitas Lancang Kuning
Cara mengubah bilangan Biner ke Oktal yaitu :
Mengelompokkan setiap tiga digit biner dimulai dari
kanan, LSB

Contoh : 111100110012 dirubah kedalam Oktal :

Dikelompokkan menjadi : 11 110 011 001


sehingga :

112 = 38, MSB


1102 = 68
0112 = 38
0012 = 18, LSB

Maka :
Bilangan biner 111100110012 = 36318

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 26


Universitas Lancang Kuning
Catatan :
Setiap digit biner disebut bit.
Bit paling kanan disebut least significant bit (LSB)
Bit paling kiri disebut most significant bit (MSB)

Tabel Bilangan Oktal dan Biner

Oktal Biner
0 000
1 001
2 010
3 011
4 100
5 101
6 110
7 111

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 27


Universitas Lancang Kuning
LATIHAN :
1. Ubah bilangan biner berikut menjadi bilangan desimal
(a) 1101 (b) 1110 (c) 101101 (d) 10101 (e) 111111
(f) 11011,1111 (g) 111,1111
2. Ubah bilangan desimal berikut menjadi bilangan biner
(a) 55 (b) 17 (c) 42 (d) 31 (e) 47 (f) 55,25 (g) 17,23
3. Ubah bilangan oktal berikut ini menjadi bilangan desimal
(a) 328 (b) 578 (c) 2138 (d) 1568
4. Ubah bilangan desimal berikut ini menjadi bilangan oktal
(a) 2810 (b) 13710 (c) 35110 (d) 62910
5. Ubah bilangan oktal berikut ini menjadi bilangan biner
(a) 278 (b) 2108 (c) 5558 (d) 65438
6. Ubah bilangan biner berikut menjadi bilangan Oktal
(a) 01001 (b) 110011 (c) 1011001 (d) 1010111000

Catatan : Dikerjakan & dikumpul

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 28


Universitas Lancang Kuning
BILANGAN HEKSADESIMAL
Disingkat : Hex
Yaitu : Bilangan dengan basis 16
dan mempunyai 16 simbol yang berbeda.
Bilangan > 1510 memerlukan lebih dari satu digit hex

Contoh :
152B16 = (1x163) + (5x162) + (2x161) + (11x160)
= (1x4096) + (5x256) + (2x16) + (11x1)
= 4096 + 1280 + 32 + 11
= 541910

340910 = ……… 16

3409/16 = 213, sisa 110 = 116, LSB


213/16 = 13, sisa 510 = 516
13/16 = 0, sisa 1310 = D16, MSB

Sehingga : 340910 = D5116


Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 29
Universitas Lancang Kuning
Tabel Hex & Desimal Tabel Hex & Biner

Heksadesimal Desimal Heksadesimal Biner


0 0 0 0000
1 1 1 0001
2 2 2 0010
3 3 3 0011
4 4 4 0100
5 5 5 0101
6 6 6 0110
7 7 7 0111
8 8 8 1000
9 9 9 1001
A 10 A 1010
B 11 B 1011
C 12 C 1100
D 13 D 1101
E 14 E 1110
F 15 F 1111

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 30


Universitas Lancang Kuning
BILANGAN HEKSADESIMAL & BINER
Bilangan Heksadesimal disajikan dengan
empat bit bilangan biner sesuai Tabel.
Mengubah bilangan Heksadesimal ke Biner :
Setiap digit bilangan Heksadesimal diubah secara terpisah
ke dalam empat bit bilangan biner.
Contoh : 2A5C16
216 = 0010, MSB
A16 = 1010
516 = 0101
C16 = 1100, LSB
Maka : 2A5C16 = 0010 1010 0101 1100
Contoh : 01001111010111002
01002 = 416, MSB
11112 = F16
01012 = 516
11002 = E16, LSB
Maka : 01001111010111002 = 4F5E16
Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 31
Universitas Lancang Kuning
LATIHAN :
1. Ubah bilangan heksadesimal berikut menjadi bilangan biner
(a) 2A (b) 8D (c) C09 (d) EF2 (e) FFF

2. Ubah bilangan biner berikut menjadi bilangan heksadesimal


(a) 11010110 (b) 110010
(c) 100101111111 (d) 1110101100110101

3. Ubah bilangan 3F116 berikut ini menjadi bilangan desimal

Catatan : Dikerjakan & dikumpul

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 32


Universitas Lancang Kuning
GERBANG LOGIKA

Adalah : Piranti dua keadaan, yaitu mempunyai keluaran


Dua keadaan : keluaran dengan nol volt yang menyatakan
logika 0 (atau rendah) dan keluaran dengan tegangan tetap
yang menyatakan logika 1 (atau tinggi).

Gerbang Logika mempunyai beberapa masukan yang


mempunyai salah satu dari dua keadaan logika yaitu 0 atau 1

Gerbang Logika digunakan untuk melakukan fungsi-fungsi


Khusus, misalnya : AND, OR, NAND, NOR, NOT
Atau EX-OR (XOR).

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 33


Universitas Lancang Kuning
Simbol gerbang logika standar internasional dan yang berlaku
di Inggris

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 34


Universitas Lancang Kuning
I. GERBANG DASAR
GERBANG AND
Defenisi :
Suatu gerbang yang menghasilkan logika 1 jika semua
masukan mempunyai logika 1, jika tidak maka dihasilkan
logika 0.

Rangkaian AND menggunakan saklar

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 35


Universitas Lancang Kuning
Rangkaian gerbang AND praktis

Rangkaian gerbang AND dua dengan masukan menggunakan dioda


Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 36
Universitas Lancang Kuning
Tabel Kebenaran
A B F
0 0 0
1 0 0
0 1 0
1 1 1
Tabel Kebenaran
A B C F
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 1

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 37


Universitas Lancang Kuning
GERBANG OR

Simbol Gerbang OR
Defenisi :
Gerbang OR akan memberikan keluaran 1 jika salah
satu dari masukkannya dalam keadaan 1

Rangkaian OR menggunakan saklar


Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 38
Universitas Lancang Kuning
Rangkaian gerbang OR dengan
dua masukan menggunakan
dioda

Tabel Kebenaran
A B F
0 0 0
1 0 1
0 1 1
1 1 1

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 39


Universitas Lancang Kuning
GERBANG NOT
Defenisi :
Gerbang NOT merupakan gerbang satu masukan
yang berfungsi sebagai pembalik (inverter).
Jika masukannya tinggi, maka keluarannya rendah,
dan sebaliknya.

A A Logika pada rangkaian

Simbol
MASUKAN

A A
-

KELUARAN

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 40


Universitas Lancang Kuning
Rangkaian NOT untuk logika positif
VCC

Jika tegangan masukan cukup


A
tinggi, untuk menjenuhkan
transistor, keluaran akan
A tertahan pada harga rendah.
Sebaliknya, jika tegangan
masukan cukup rendah,
transistor menjadi mati dan
keluaran tinggi.

Tabel Kebenaran

A A
Jika Input 0 output 1 0 1 A A
Jika Input 1 output 0
1 0

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 41


Universitas Lancang Kuning
II. GERBANG KOMBINASI
GERBANG NAND
Merupakan gabungan “ AND dan NOT “
Defenisi :
Gerbang NAND mempunyai keluaran 0 bila semua
masukan pada logika 1.
Sebaliknya, jika ada sebuah logika 0 pada sembarang
masukan pada gerbang NAND, maka keluarannya
akan bernilai 1.

Simbol logika gerbang NAND


Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 42
Universitas Lancang Kuning
Tabel Kebenaran
A B A.B
0 0 1
1 0 1
0 1 1
1 1 0

Atau Tabel kebenaran dapat ditulis :

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 43


Universitas Lancang Kuning
GERBANG NOR
Merupakan gabungan “ OR dan NOT “
Defenisi :
Gerbang NOR akan memberikan keluaran 0 jika salah
satu dari masukannya pada keadaan 1.

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 44


Universitas Lancang Kuning
Tabel Kebenaran
A B A+B
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0

Atau Tabel kebenaran dapat ditulis :

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 45


Universitas Lancang Kuning
GERBANG XOR
Disebut juga Gerbang Exclusive-OR
Defenisi :
Gerbang XOR akan memberikan keluaran 1 jika
masukan-masukannya mempunyai keadaan yang
berbeda.
Gerbang XOR mempunyai keluaran 1 jika jumlah
masukan yang bernilai 1 berjumlah ganjil.
Gerbang XOR merupakan penjumlahan biner dari
masukannya.

Simbol Gerbang XOR

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 46


Universitas Lancang Kuning
Gerbang Asal

Tabel Kebenaran
A B F
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 47
Universitas Lancang Kuning
Atau Tabel Kebenaran dapat ditulis :

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 48


Universitas Lancang Kuning
GERBANG XNOR
Disebut juga Gerbang Exclusive-NOR
Defenisi :
Gerbang XNOR mempunyai keluaran 0 jika input
berbeda.
A
Simbol Asal

B
F

Simbol Gerbang XNOR

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 49


Universitas Lancang Kuning
Tabel Kebenaran
A B F
0 0 1
F
0 1 0
1 0 0
1 1 1

Atau Tabel Kebenaran dapat ditulis :

XNOR

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 50


Universitas Lancang Kuning
ALJABAR BOOLE
Hanya memungkinkan 2 keadaan atau 2 harga untuk
suatu variabel, 2 kemungkinan keadaan dari Aljabar
Boole dinyatakan dengan 0 atau 1.

Ada 3 operasi yang digunakan dalam Aljabar Boole :


1. Penambahan untuk gerbang OR dinyatakan dengan
tanda tambah ( + )
2. Perkalian untuk gerbang AND dinyatakan dengan
tanda kali ( x ) atau Dot ( . )
3. Operasi NOT dinyatakan dengan garis diatas variabel

NOTASI BOOLE

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 51


Universitas Lancang Kuning
HUKUM DASAR ALJABAR BOOLE

1. A = A 4. A + 1 = 1 7. A . A = A
2. A + 0 = A 5. A . 1 = A 8. A + A = 1
3. A . 0 = 0 6. A + A = A 9. A. A = 0

HUKUM KOMULATIF HUKUM DISTRIBUTIF


A+B=B+A A (B + C) = A.B + A.C
A.B=B.A A + B.C = (A+B) . (A+C)

HUKUM ASSOSIATIF HUKUM ABSORTIF


A+B+C = A+(B+C) (SIFAT ABSORTIF)
A.B.C = (A.B).C A (A + B) = AB
A + AB = A
A + AB = A+B
TEORI DEMORGAN
1. A.B = A + B
2. A+B = A.B

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 52


Universitas Lancang Kuning
LATIHAN :
Sederhanakan persamaan berikut :
1. F = AB + AB

2. F = AB +(AB + AB)

3. F = AC + ABC

4. F = AB + A.B

5. F = AB + A.B + AB

Contoh penyelesaian :

1. F = AB + AB
= A (B+B)
=A.1
=A
Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 53
Universitas Lancang Kuning
PENYEDERHANAAN RANGKAIAN MELALUI
TABEL KEBENARAN

1. Menggunakan metode SUM OF PRODUCT (SOP)


Merupakan suatu bentuk penjumlahan dari perkalian
terhadap persamaan yang diperoleh dari tabel
kebenaran yang memanfaatkan nilai logika “ 1 “ (tinggi)
Contoh : Tabel Kebenaran

INPUT OUTPUT
C B A F

0 0 0 1 ABC
Maka SOP :
0 0 1 0

0 1 0 1 ABC F = ABC + ABC + ABC + ABC


0 1 1 1 ABC
1 0 0 0

1 0 1 0

1 1 0 1 ABC
1 1 1 0

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 54


Universitas Lancang Kuning
2. Menggunakan metode PRODUCT OF SUM (POS)
Merupakan bentuk perkalian dari penjumlahan terhadap
persamaan yang diperoleh dari tabel kebenaran yang
memanfaatkan nilai logika “ 0 ” (rendah).

Contoh : Tabel Kebenaran


Maka POS :
INPUT OUTPUT
C B A F F = (A+B+C).(A+B+C).(A+B+C).(A+B+C)
0 0 0 1

0 0 1 0 A+B+C
0 1 0 1

0 1 1 1

1 0 0 0 A+B+C
1 0 1 0 A+B+C
1 1 0 1

1 1 1 0 A+B+C

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 55


Universitas Lancang Kuning
Contoh Kasus :

1. Dalam suatu sistem pendingin ruangan diperlukan


suatu kondisi sebagai berikut :
Sebuah kipas angin akan berputar jika :

a. Suhu ruangan melebihi 30 0C


b. Pintu tertutup atau jendela tertutup
Rancanglah rangkaiannya untuk memenuhi
Kondisi tersebut :
Penyelesaian :

Input :
A = Suhu
B = Pintu
C = Jendela

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 56


Universitas Lancang Kuning
Tabel Kebenaran
Input Output
A B C F
0 0 0 0
1 0 0 0
0 1 0 0
1 1 0 1
0 0 1 0
1 0 1 1
0 1 1 0 A B C
1 1 1 1

Dengan menggunakan Metoda Sum of Product (SOP)


Diperoleh kondisi logika 1 (tinggi)

F = AB C + ABC + ABC
F = AB C + ABC + ABC
F = AB ( C + C) + ABC
F = AB + ABC
Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 57
Universitas Lancang Kuning
PENGGUNAAN GERBANG LOGIKA BINER
Penyusunan Rangkaian dari Ekspresi Boolean
Langkah pertama :
¾ Jika diberi Boolean A+B+C=Y (baca sebagai “A atau B atau C sama dengan
keluaran Y”) dan untuk membuat rangkaian logika yang dapat menunjukkan logika
tersebut.
¾ Masing-masing masukan harus di-OR-kan untuk mendapatkan keluaran Y.

¾ Jika diberi ekspresi Boole A.B+A.B+B.C = Y (baca bukan A dan B, atau A bukan B,
atau Bukan B dan C sama dengan keluaran Y)
¾ Caranya memandang salah satu dimana harus meng-OR-kan A.B dengan A.B
dengan B.C.

Digambarkan kembali
menjadi
Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 58
Universitas Lancang Kuning
Langkah kedua :

¾ Gerbang AND ditambahkan untuk


memasukan B.C ke gerbang OR
dan pembalik ditambahkan untuk
membentuk B sebagai masukan
gerbang AND 2. (Gambar a)

¾ Penambahan gerbang AND 3 untuk


membuat A.B sebagai masukan
gerbang OR.

¾ Rangkaian yang disusun


merupakan logika yang diminta dan
diberikan dalam ekspresi Boolean :
A.B + A.B + B.C = Y

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 59


Universitas Lancang Kuning
PENGGAMBARAN RANGKAIAN DARI SUATU EKPRESI
BOOLEAN MAKSTERM
Langkah pertama :
Misalkan Ekspresi Boolean Maksterm sebagai berikut :
(A+B+C).(A+B) = Y
Rangkailah menurut gambar seperti dibawah :

Rangkaian logika yang


disusun kembali

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 60


Universitas Lancang Kuning
Langkah kedua :

Bagian (A + B) dari ekspresi yang


dihasilkan dengan gerbang OR 2
dan pembalik 3 dan 4

Ekspresi (A+B+C)
diberikan ke gerbang AND
oleh gerbang OR 5

Maka rangkaian lengkap :

(A+B+C).(A+B) = Y

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 61


Universitas Lancang Kuning
TABEL KEBENARAN DAN EKSPRESI BOOLEAN

Dari delapan kemungkinan kombinasi


dari masukan A, B, dan C
membangkitkan suatu logis 1 pada
keluaran.
Dua kombinasi yang membangkitkan
suatu keluaran 1 diperlihatkan seperti
tabel sebelah.

Dari tabel kebenaran dapat ditulis


ekspresi Boolean seperti
pernyataan disebelah.

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 62


Universitas Lancang Kuning
Contoh Persoalan :

¾ Anggap kita merancang


kunci elektronika sederhana,
kunci akan terbuka bila
saklar tertentu ditekan
¾ Tabel kebenaran untuk kunci
elektro dimana dua
kombinasi dari saklar
masukan A, B dan C
membangkitkan suatu 1
pada keluaran dan akan
membuka kunci. (gambar a)
¾ Gambar b menunjukkan
bagaimana membentuk
ekspresi Boolean minterm
untuk rangkaian kunci
elektronika tersebut.
¾ Rangkaian logikanya seperti
gambar c.

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 63


Universitas Lancang Kuning
GERBANG NAND SEBAGAI GERBANG UNIVERSAL

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 64


Universitas Lancang Kuning
PENGUBAHAN GERBANG DENGAN MENGGUNAKAN PEMBALIK
(Simbol + disini menyatakan penambahan fungsi)

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 65


Universitas Lancang Kuning
GERBANG LOGIKA TTL PRAKTIS

DIAGRAM KAKI UNTUK


IC DIGITAL 7408

IC ini berisi empat gerbang


AND 2 masukan dan disebut
suatu gerbang AND 2 masukan
lipat empat

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 66


Universitas Lancang Kuning
RANGKAIAN MENGGUNAKAN IC TTL 7408

Diagram logika suatu


rangkaian gerbang AND
2 masukan

Diagram kawat fungsi


AND 2 masukan

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 67


Universitas Lancang Kuning
Keterangan :

- Catu daya diberikan 5 V untuk semua peralatan


TTL
- Hubungan daya positif (Vcc) dan negatif (GND)
dihubungkan ke kaki 14 dan 7 dari IC
- Saklar masukan (A dan B) dihubungkan ke kaki 1
dan 2 dari IC 7408.
- Bila saklar ada pada posisi ke atas, maka suatu
logis 1 (+5V) diberikan pada masukan gerbang
AND.
- Bila saklar ada dalam posisi ke bawah, suatu logis
0 diberikan pada masukan tersebut.
- LED dan Resistor 150 ohm dihubungkan ke GND,
bila keluaran pada kaki 3 TINGGI (mendekati +5V)
maka arus akan mengalir melalui LED dan bila LED
menyala, berarti menyatakan keluaran TINGGI dari
gerbang AND.
Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 68
Universitas Lancang Kuning
Penandaan pada IC digital
khusus
(Sumber dari National
Semiconduktor
Corporation)

Tanda pada suatu IC digital


Fairchild

Dekode bagian angka pada


suatu IC Schottky daya
rendah khusus

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 69


Universitas Lancang Kuning
GERBANG LOGIKA CMOS PRAKTIS

Tanda IC digital
CMOS, RCA

¾ Berkembang menjelang
Penandaan nomor th. 1960
Bagian pada IC CMOS
Dari seri 4000B ¾ CMOS terdiri dari paduan
semikonduktor oksida logam
(Complementary metal oxide
semikonduktor)
¾ Tidak mengkonsumsi daya dan
sempurna untuk sederetan
operasi rangkaian elektronika.
Diagram kaki untuk
IC CMOS 4081B

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 70


Universitas Lancang Kuning
Diagram logika rangkaian
gerbang AND 2 masukan

Diagram kawat
penggunaan IC CMOS
4081 untuk
meimplementasi fungsi
AND 2 masukan

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 71


Universitas Lancang Kuning
KETERANGAN :

Rangkaian dihubungkan dengan IC CMOS seri 4081B


Catu daya yang diberikan 5 Volt dc.
Perhatikan dalam melepas 4081 dari catu daya karena
beban statis yang tersisa masih dapat menghantar, jangan
menyentuh kakinya ketika memasukan IC CMOS kedalam
soketnya atau papan bantalan.
VDD dan VSSdihubungkan dengan daya ketika daya dalam
keadaan mati. Apabila menggunakan CMOS, semua
masukan yang tak terpakai dihubungkan dengan GND atau
VDD.
Pada rangkaian, masukan yang terpakai (C, D, E, F, G, h)
ditanahkan (grounded). Keluaran dari dari gerbang AND
(kaki 3) dihubungkan dengan transistor penyangga.
Transistor meng-onkan LED apabila kaki 3 TINGGI dan
meng-offkan LED ketika keluarannya RENDAH. Akhirnya
masukan A dan B dihubungkan dengan saklar.

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 72


Universitas Lancang Kuning
RINGKASAN DARI GERBANG LOKIKA DASAR

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 73


Universitas Lancang Kuning
Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 74
Universitas Lancang Kuning
PETA KARNAUGH (MAP KARNAUGH)
‰ Tahun 1953 Maurice Karnaugh menerbitkan makalah
tentang sistem pemetaan yang merupakan
penyederhanaan ekspresi Boolean.
‰ Peta Karnaugh terdiri atas kotak-kotak yang
ditentukan oleh jumlah kemungkinan dari semua
variabel input misalnya :
‰ 2 variabel input A dan B ada untuk kemungkinan
kotak yang ditandai dengan A, A, B, B.
‰ Urutan penandaan diatur sedemikian rupa sehingga
perpindahan dari satu kotak ke kotak sebelahnya
hanya 1 variabel yang berubah. Pada Peta Karnaugh
kotak-kotak yang berdekatan hanya boleh berbeda 1
nilai logika.

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 75


Universitas Lancang Kuning
22 4

AB A, A, B, B

A A
B AB AB
atau
B AB AB

Atau dapat juga ditulis dengan tabel kebenaran


sebagai berikut :

Empat kotak (1,2,3,4) menyatakan


empat kemungkinan kombinasi dari
A dan B pada suatu tabel
kebenaran dua-variabel.
Kotak 1 dalam PK, disingkat
menjadi AB, kotak 2 menjadi AB

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 76


Universitas Lancang Kuning
Peta Karnaugh dengan tiga variabel

Dengan cara yang sama kita dapat pula membentuk KM


dengan menggunakan 3 variabel input.
3 variabel input berarti ada 23 kombinasi kotak seperti gambar
dibawah :

A A

C ABC ABC
B
ABC ABC
C Atau
ABC ABC
B
C ABC ABC

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 77


Universitas Lancang Kuning
HALF AND FULL ADDER
(Penjumlah paruh dan penjumlah)

HALF ADDER (Penjumlah paruh)

Yaitu : untai logika yang keluarannya merupakan


jumlah dari dua bit.
Untai penjumlah paruh tersaji pada gambar berikut :

Gambar penjumlah paruh (half)

Dimana :
s = jumlah bit A dan B
c = bit carry jika ada

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 78


Universitas Lancang Kuning
Gambar penjumlah paruh (half) Menggunakan gerbang NAND

Tabel kebenaran

A B P R C S C
0 0 0 0 1 0 0
Simbol dalam rangkaian :
0 1 1 0 1 1 0 0 1

1 0 1 0 1 1 0
Half Half
1 1 1 1 0 0 1
c s c0 1

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 79


Universitas Lancang Kuning
FULL ADDER (Penjumlah)

Yaitu : Jika bit yang akan dijadikan berisi cary (c input)


yang diperoleh dari hasil perhitungan berikutnya, maka
full adder harus digunakan.
Full adder terdiri dari dua buah half adder yang
dikombinasikan half adder

Tabel full adder

Gambar penjumlah penuh (full adder)

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 80


Universitas Lancang Kuning
REGISTER BISTABIL
Sistem register mempunyai keluaran yang bergantung lpada urutan
isyarat masukan dan juga masukan aktual pada suatu saat.
Sistem ini mempunyai masukan kemampuan untuk mengingat dan
disesuaikan oleh pulsa detak (clock pulse)

MEMORI SATU BIT


Rangkaian dasar dari memori satu bit atau latch seperti gambar
dibawah ini :

Gambar : Flip-flop dasar atau latch

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 81


Universitas Lancang Kuning
Keterangan :
Latch terdiri dari dua buah gerbang NOT (gerbang NAND masukan
tunggal) G1 dan G2, keluaran dari suatu gerbang diumpan balikkan
kemasukan pada gerbang yang lain.
Kombinasi umpan balik ini disebut flip-flop.
Sifat penting yang dimiliki flip flop adalah flip-flop tersebut hanya
mempunyai dua keadaan stabil (Q=1, Q=0, dan Q=0 dan Q=1).

Contoh :
Jika keluaran G1 adalah Q=1, maka B, masukan G2 juga pada logika 1.
Gerbang G2, yang berfungsi sebagai pembalik akan menghasilkan Q
pada logika 0.
Karena Q dihubungkan ke A, maka masukan G1 juga 0, dan keluaran Q
pada logika 1, yang sesuai dengan keadaan awal.
Maka Q=1, Q=0 merupakan salah satu kemungkinan keadaan stabil.

Dari keterangan diatas jelaslah bahwa flip-flop hanya mempunyai dua


keadaan stabil, sehingga sering disebut sebagai untai biner atau untai
bistabil (bistabil circuit).
Selain itu flip-flop menyimpan satu bit informasi (Q=0 atau Q=1) maka
flip-flop disebut juga sebagai satuan memori satu bit atau sel.

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 82


Universitas Lancang Kuning
FLIP-FLOP S-R

Dengan menambah 2 buah gerbang NAND


G3 dan G4 maka akan membentuk
set-reset flip-flop (S-R)

Gambar : Flip-flop dasar atau latch

Jika ingin menyimpan Q=1, maka untai diset untuk membuat agar masukan S=1
dan R=0
Jika S=1, keluaran G3 adalah 0, sehingga Q=1 (pada saat masukan gerbang NAND
rendah, keluarannya akan tinggi), selanjutnya karena memaksa salah satu masukan
G2 berada pada logika 1.
Dengan R=0, keluaran G4 ada pada logika 1. Gerbang G2 sekarang mempunyai 2
masukan yang keduanya pada logika 1, dan menghasilkan keluaran Q=0. Sebaliknya
untuk menyimpan Q=0, untai harus direset dengan R=1 dan S=0 yang akan
menyebabkan Q=0 dan Q=1

Disusun Oleh : Atmam,ST Dosen T.Elektro 83


Universitas Lancang Kuning

Anda mungkin juga menyukai