DASAR-DASAR DIGITAL
&
LEMBARAN INFORMASI
LEMBARAN PRAKTEK
NIS : ………………………………………………………………………………….
TINGKAT : ………………………………………………………………………………….
Program Keahlian:
TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
Kompetensi Keahlian:
TEKNIK OTOMASI INDUSTRI
Pengertian Dasar
1. Besaran Analog dan Digital
Pengertian “Analog” dan “Digital” berasal dari teknik hitungan yang akhirnya banyak
digunakan pada bidang elektronik khususnya untuk pengukuruan besaran elektronik.
Volt
0
T/ms
1
Gambar 2 Perjalanan signal digital.
Tampilan nilai besaran tertentu dalam bentuk angka-angka dikenal juga dengan nama
tamplian digital, biasanya digunakan pada alat-alat ukur listrik dan elektronik.
Dengan tampilan digital kita akan sangat mudah menentukan suatu besaran karena
dapat langsung dibaca dalam bentuk angka (penunjukan lebih pasti), sedangkan pada
tampilan analog kita harus membuat interpretasi lebih dahulu (cenderung pada harga
perkiraan)
0 T/ms
Gambar 4 Kondisi signal digital.
Kondisi ini identik dengan:
pintu tertutup pintu terbuka
transistor on transistor off
dioda on dioda off
lampu nyala lampu padam
Pada teknik digital elektronik umumnya menggunakan beberapa alternatif tegangan
untuk menyatakan logika 1(satu) atau 0(nol), sebagi berikut:
+ 2 Volt 0 Volt (Gnd)
+ 5 Volt 0 Volt (Gnd)
+ 5 Volt - 5 Volt
+ 12 Volt 0 Volt
0 Volt - 12 Volt
Kondisi tegangan biner dberikan toleransi, misal untuk logika 1 tegangan antara 4
sampai 5,5 volt dan untuk logika 0 antara 0 volt sampai 0,8 volt.
Volt
5,5
4,5 High
Low
0,8 T/ms
Process Variable
(analog)
Measuring Analog/Digital Central
device Conversion Processor
(analog) (digital) (digital)
Adjusts
Process
(analog)
Digital/Analog Controller Variable
Conversion
4 5 2 1
1 0 1 1 0
Desimal Biner
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1
2 0 0 1 0
3 0 0 1 1
4 0 1 0 0
5 0 1 0 1
6 0 1 1 0
7 0 1 1 1
8 1 0 0 0
9 1 0 0 1
10 1 0 1 0
16 8 4 2 1 Pengali
4 3 2 1 3
2 2 2 2 2 Tingkatan
1 1 1 1 0 Bilangan
Tingkatan dalam biner menunjukan besar pengali dalam konversi dan dituliskan
sebagai berikut:
15 0 1 1 1 1
23 1 0 0 1 1
31 1 1 1 1 1
15 – 8 = 7 1
7–4=3 1 hasil konversi adalah 11112
3–2=1 1
1–1=0 1
23 – 16 = 7 1
7– 8= 0
7– 4=3 1 hasil konversi adalah 101112
3– 2=1 1
1– 1=0 1
31 – 16 = 15 1
15 – 8 = 7 1
7–4=3 1 hasil konversi adalah 111112
3–2=1 1
1–1=0 1
4,25 1 0 0 0 1
11,5625 1 0 1 1 1 0 0 1
22,6875 1 0 1 1 0 1 0 1 1
22,6875 – 16 = 6,6875 1
6,6875 – 8 = ---- 0
6,6875 – 4 = 2,6875 1
2,6875 – 2 = 0,6875 1
0,6875 – 1 = ---- 0 Hasil konversi 10110,1011
0,6875 – 0,5 = 0,1875 1
0,1875 – 0,25 = ---- 0
0,1875 – 0,125 = 0,0625 1
0,0625 – 0,0625 =0 1
Dalam pengurangan, bila tanda modulus menjadi “0” berarti hasilnya benar.
Tetapi bila tanda modulus menjadi “1” berarti masih bentuk komplemen. Bila
ada nilai pindahan (carry) baik “1” maupun “0” diabaikan.
4, 25 (0) 1 0 0, 0 1
6, 25 (1) 0 0 1, 1 1+
-2 (1) 1 1 0, 0 0
2. Komplemen -1
Cara : Dengan mengubah digit “0” menjadi “1” dan sebaliknya digit “1” diubah
menjadi digit “0”. Pada LSB tidak perlu ditambah digit “1”.
Kurangkan 1 1 1 02 dari 1 0 1 02
10 (0) 1 0 1 0
14 (1) 0 0 0 1 + Komplemen -1 dari 1 1 1 02
-4 0 (1) 1 0 1 1
0+
(1) 1 0 1 1 Komplemen -1 dari (0) 0 1 0 02
4096 512 64 8 1
8
4
83
8 2
8 1
80
3 0 7
3x64 + 0x8 + 7x1
199 192 + 0 +7
Untuk bilangan Hexa berlaku hukum yang sama dengan bilangan desimal berdasarkan
tingkatan pengalinya adalah sebagai berikut:
3 0 8
5. KODE ASCII
ASCII adalah kode yang banyak digunakan untuk mengkodekan karakter pada
komunikasi data, kode menggunakan 7 bit dan pada dasarnya terdiri hanya 2 7 = 128
kemungkinan kombinasi 7 bit binary digit.
Range kombinasi 7 digit biner tersebut dimulai dari 0000000 sampai dengan 1111111
atau dalam bilangan hexadesimal 00 sampai dengan 7F. Setiap satu dari 128 kode
mewujudkan kode kendali khusus atau karakter khusus yang mengikuti standar
internasional, yaitu:
A 41 100 0001
M 4D 100 1101
M 6D 110 1101
@ 40 100 0000
? 3F 011 1111
0 30 011 0000
) 29 010 1001
“ 22 010 0010
Dalam table ASCII biasanya dilengkapi dengan informasi BIN (kode 7 bit biner untuk
ASCCI), DEC (ekuivalen 3 digit desimal 0 s/d 127) dan HEX (ekuivalen 2 digit Hexa 00
s/d 7F).
Most
Significant Bit
HEX 0 1 2 3 4 5 6 7
HEX BIN 000 001 010 011 100 101 110 111
kedua saklar dalam kondisi on dan mati apabila salah satu off. Dalam teknik digital
rangkaian gerbang AND digambarkan sebagai berikut:
A A 0
&
Q 0 Q
B B 0
B A Q
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
Secara elektronik dibangun dari Dioda dan Resistor seperti pada gambar 2b, dimana
saat semua atau salah satu input terhubung ke 0 volt (logika 0) maka Y = 0. Hal ini
dikarenakan arus mengalir dari Vcc melalui R terus ke dioda dan ke ground, sehingga
tegangan pada dioda 0,6 volt maka tegngan pada Y = 0,6 volt atau logika 0.
Sebaliknya saat semua input dioda diberi logika 1 atau tegangan 5 volt, maka Y akan
berlogika 1 atau bertegangan 5 volt karena tidak ada arus mengalir pada dioda dan
satu-satunya arus hanya dari Vcc melalui R menuju ke Y.
+5V
A
B
Q
atau atau
TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 17
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Informasi Dasar-Dasar Digital
A A 0
Q >=1 Q
0
B B
Standar Amerika Standar IEC 0
B A Q
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
Secara elektronik dibangun dari Dioda dan Resistor seperti pada gambar 4b, dimana
saat semua input terhubung ke 0 volt (logika 0) maka Y = 0 atau 0 volt karena tidak
ada tegangan positip yang mengalir pada Y. Sebaliknya saat salah satu input dioda
diberi logika 1 atau tegangan 5 volt, maka Y akan berlogika 1 atau bertegangan 5 volt
hal ini terjadi karena dioda diberi arus maju dan membentuk pembagi tegangan
dengan R.
+5V
A
B
Q
atau
A 1 Q
A Q
A Q
0 1
1 0
Rangkaian dasar elektronika gerbang Not dibangun dari sebuah transistor (Q1), dalam
gambar 6b. dibuat dari transistor jenis NPN. Dimana bila A =1 atau 5 volt maka
transistor Q1 akan on yang berarti Y=0 atau 0 volt, begitu pula saat A =0 atau 0 volt
maka Q1 akan off sehingga Y = 1 atau bertegangan = Vcc volt. Dari kondisi
pensaklaran elektronik tersebut merupakan fungsi dari gerbang not.
+5V
A
A 0
&
Kombinasi gerbang AND dan NOT 0 Q
B 0
Gerbang NAND
Gambar 13. Simbol Gerbang NAND
Tabel kebenaran untuk gerbang NAND adalah sebagai berikut:
B A Q
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
A A
Q Q Q
B B
A 0
>=1
0 Q
B 0
Gerbang NOR
Gambar 14. Simbol Gerbang NOR
Tabel kebenaran untuk gerbang NOR adalah sebagai berikut:
B A Q
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0
Q = A ∨B atau Q = A +B
A A
Q 0
=1 Q
0
B B 0
B A Q
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Fungsi Q2 dan Q3 sebagai fungsi penguat dan sinyal input pada basis Q2 dikuatkan
untuk diumpankan pada Q3 melalui emitor Q2, dengan demikian sinyal diterima oleh Q3
dengan fasa yang sama. Kemudian oleh Q3 dikuatkan dan dikeluarkan melalui kolektor,
dengan demikian sinyal dibalikan dengan demikian merupakan fungsi NOT. Dari
rangkaian secara keseluruhan merupakan fungsi OR.
A=0 A=1
0 1
0 . 0 = 0 0+0=0
1
1
0 . 1 = 0 0 + 1 = 1
1 1
1 . 0 = 0 1 + 0 = 1
1 1
1 . 1 = 1 1=0
1 + 1 = 1 0=1
1
1
1. A 2. A
A.0=0 0 A.1=A A
0 1
A A
0 A
0 1
3. A 4. A
A.A=0 0
A.A=A A
A A
A
A
0
A A
A
6.
5.
A+1=A A 1 1
A+0=A A 0 A
A
A 1
A
1
0
8.
7. A+A=1 A A 1
A+A=A A A A
A
A 1
A
A
A
A A A=A
A C
B A
C B A B C C A B
Q=A.B.C=C.A.B Q=A+B+C=C+A+B
Hukum asosiasi pada prisipnya adalah adanya hubungan keterikatan antara variable
dalam satu persamaan aljabar boole, hukum ini berlaku untuk gerbang AND atau
gerbang OR. Berikut merupakan hukum asosiasi:
A A (A . B)
Q B
B Q
C (B . C) C
Q = A . (B . C) = ( A . B) . C
A
TEKNIK OTOMASI INDUSTRI Q 28
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
B
C
Lembaran Informasi Dasar-Dasar Digital
A (A + B)
(B + C) B Q
Q = A + (B + C) = ( A + B) + C
Asosiasi penjalinan OR
A A A A B B
A
B C B C A C C
(A . B)+(A . C) = A . ( B + C) (A + B) . (A + C) = A + ( B . C)
Q = (A + B) = A . B
Contoh : Q=A.B+A.B
Penyelesaian dari contoh ini dilakukan dengan menggunakan hukum de morgan 1
karena A NAND B dan NOT A NAND B, sehingga kita dapatkan:
Q=A.B+A.B
=A+B+A+B
=A+B+A+B
=A+A+B+B
Hasil terakhir ternyata NOT A dan A dalam jalinan OR dan NOT dengan NOT B dalam
jalinan OR, berdasarkan hukum yang terdahulu dapat disederhanakan sebagai berikut:
Q =A+A+B+B
B+B=B
A+A=1
0 0
1 1
Dari tabeldidapatkan:
1 1
0 1
Dari tabeldidapatkan:
Dalam K-Map dapat pula diterapkan system kelompok mendatar atau kelompok
vertical, berikut menunjukan pengelompokan mendatar dan vertical.
Pengelompokan mendatar:
1 1
0 0
Pengelompokan vertikal:
1 1
1 0
Pengelompokan kombinasi:
1 1
1 1
1 1 B.C
TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 32
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Informasi Dasar-Dasar Digital
1 1 C
1 1
1 1 1
Q
0 0 1 1
1 0 0 1
TUGAS-TUGAS PRAKTEK
PRAKTEK 1
Perbedaan antara besaran digital dan analog
Kegiatan peserta pelatihan adalah:
PRAKTEK 2
Blok diagaram analog dan digital pada sebuat sistem
Kegiatan peserta pelatihan adalah:
PRAKTEK 3
Identifikasi dan pengukuran level signal
Kegiatan peserta pelatihan adalah:
Mengukur tegangan DC pada terminal power supply dengan meter analog dan meter
digital
Menjelaskan perbedaan hasil pengukuran menggunakan meter digital dan meter
analog
PRAKTEK 4
Sistem bilangan
Kegiatan peserta pelatihan adalah:
PRAKTEK 5
Aljabar Boole dan K-Map
Kegiatan peserta pelatihan adalah:
PRAKTEK 6
GERBANG AND
1. Buatlah rangkaian pada trainer sesuai dengan gambar berikut!
Vcc
14 8
7408
1 7
Gnd
+ 5V
:LED
A
Q
330
4. Tuliskan persamaan Aljabar Boole untuk gerbang AND 2 input dan 3 input!
5. Gambarkan diagram pulsa dan rangkaian persamaan listrik dari gerbang AND!
PRAKTEK 7
GERBANG OR
1. Buatlah rangkaian pada trainer sesuai dengan gambar berikut!
Vcc
+ 5V 14 8
A LED
Q 330 7432
B
1 7
Gnd
+ 5V
:LED
A
Q
330
PRAKTEK 8
GERBANG NOT
1 7
Gnd
+ 5V
:LED
Q
A
330
A
330
PRAKTEK 9
GERBANG NAND
1. Buatlah rangkaian pada trainer sesuai dengan gambar berikut!
Vcc
14 8
+ 5V
A L ED
Q 7400
330
B
1 7
Gnd
+ 5V
:LED
A
Q
330
4. Tuliskan persamaan Aljabar Boole untuk gerbang NAND 2 input dan 3 input!
5. Gambarkan diagram pulsa dan rangkaian persamaan listrik dari gerbang NAND!
PRAKTEK 10
GERBANG NOR
1. Buatlah rangkaian pada trainer sesuai dengan gambar berikut!
Vcc
14 8
+ 5V
A LED
Q 7402
330
B
1 7
Gnd
PRAKTEK 11
GERBANG EXOR
1. Buatlah rangkaian pada trainer sesuai dengan gambar berikut!
+ 5V Vcc
14 8
:LED
A
Q
7486
330
B
1 7
Gnd