KOMPONEN
TERPROGRAM
By
Riza Samsinar, ST, M.Kom
Kode mk : Elk043
Bobot : 3 sks
Komposisi : teori & Praktek
Persyaratan : S. Komponen Analog & Digital
Tujuan perkuliahan :
Mata kuliah ini bertujuan memberikan wawasan
kepada mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat :
permasalahan dalam sistem digital dan implementasinya
menggunakan komponen H/W programmable. menggunakan tools
EDA (Electronic Design Automation) untuk perancangan sistem
digital
4/8/2019
3 Pendahuluan
4/8/2019
4
Daftar Pustaka
Pustaka Utama
4/8/2019
Mata Kuliah
5
- Metode Kuliah :
1. Kuliah,
2. Diskusi,
3. Kuis (terjadwal maupun tidak terjadwal),
4. Project, paper, presentasi,
- Sistem Penilaian :
1. Ujian Tengah Semester (UTS) : 30%
2. Ujian Akhir Semester (UAS) : 50%
3. Tugas : Presentasi, KUIS, paper : 20%
4. Kehadiran : > 75% (5%)
4/8/2019
Materi
4/8/2019
7
Outlines
Sistem digital
Persamaan dan perbedaan elektronika analog dan
elektronika digital
Sistem bilangan
Gerbang logik
8
Sistem Digital
Elektronika Era
Digital Komputer
Chip
Mikrokomputer
Vending
Mobile
machine
11
Perbandingan Elektronika
Analog dan Digital
Suhu
Elektronika Analog
Tegangan/arus kontinu
yang proporsional
Tegangan/arus analog
berjangkah nilai
12
Perbandingan Elektronika
Analog dan Digital
Deret bilangan
Kuantitas Fisik
biner
Elektronika Digital
Penunjukan digital
bernilai diskret
13
Perbandingan Elektronika
Analog dan Digital
Definisi Analog Digital
Magnetik
Menyimpan
vibrasi
data suara
(analog)
Representasi
Bebas
bilangan
derau
(digital)
16
Perbandingan Elektronika
Analog dan Digital
Bilangan Desimal
Sistem bilangan desimal berbasis angka 10
Posisi paling tidak berarti (paling kanan) memiliki
sebuah bobot faktor berbasis 10-n, dan posisi paling
berarti (paling kiri) memiliki bobot faktor 10n
Penulisan notasinya : 10n, ..., 103, 102, 101, 100, 10-1,
10-2, 10-3, ..., 10-n
21
Level Logika Digital
581 = 5 x 100 + 8 x 10 + 1 x 1
Bilangan Biner
Sistem bilangan biner berbasis-2, menggunakan digit biner
(bit) yaitu 0 dan 1.
Istilah bit dipakai dalam sistem bilangan biner singkatan dari
binary digit.
Byte adalah string yang terdiri dari 8 bit.
Bilangan biner 101 mempunyai persamaan desimal: 22x1 +
21x0 + 20x1 = 4 + 0 + 1 = 5.
24
Level Logika Digital
Bilangan Oktal
Sistem bilangan oktal jarang digunakan dalam representasi
sinyal digital, namun beberapa referensi ada yang
menuliskannya.
Bilangan oktal tidak begitu familiar, namun bisa digunakan
dalam bentuk konversinya.
25
Level Logika Digital
Bilangan Oktal
Sistem bilangan oktal berbasis-8.
Penulisan notasi ini dituliskan misal sebagai 7348 atau
734oktal.
Konversi nilai oktal ke dalam bentuk biner lebih mudah
karena hanya mengambil tiga digit saja dari bilangan biner
kemudian mengkonversinya menjadi desimal.
26
Level Logika Digital
Bilangan Oktal
Contoh :
0112 = 3
1002 = 4
27
Level Logika Digital
Bilangan Oktal
Nilai konversi desimal ke oktal dilakukan dengan cara
membagi nilai desimal dengan 8
Bilangan Heksadesimal
Bilangan yang sering digunakan dalam representasi bilangan
dalam aplikasi sistem digital dan penulisan kode program.
Sistem bilangan heksadesimal berbasis-16
Notasinya 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F.
29
Level Logika Digital
Bilangan Heksadesimal
Konversi nilai heksadesimal ke dalam bentuk biner lebih
mudah karena hanya mengambil 4 digit saja dari
bilangan biner kemudian mengkonversinya menjadi
desimal.
Contoh :
73416 konversi binernya menjadi 111001101002
hasil konversinya 01112 = 7
00112 = 3
01002 = 4
30
Level Logika Digital
Bilangan Heksadesimal
Nilai konversi desimal ke heksadesimal dilakukan dengan cara membagi nilai
desimal dengan angka 16
Komplemen Bilangan
Komplemen memudahkan operasi pengurangan dan
memanipulasi logika.
Dua macam komplemen untuk setiap sistem bilangan
dengan radiks R, yaitu komplemen-R dan komplemen-(R-
1).
Contoh komplemen 10 dan 9 untuk bilangan desimal
dan komplemen 1 dan 2 untuk bilangan biner.
34
Level Logika Digital
Komplemen-R
Komplemen-R digunakan untuk suatu bilangan nyata positif N
dengan radiks R dan bagian bulatnya terdiri dari n angka yang
didefinisikan sebagai: Rn – N untuk N≠0 dan 0 untuk N=0.
35
Level Logika Digital
Komplemen-R
Contoh :
Komplemen-(R-1)
Komplemen-(R-1) untuk N bilangan positif yang
bagian bulatnya terdiri dari n angka serta bagian
pecahannya m angka, didefinisikan sebagai : Rn-R-
m -N.
Contoh :
1. K-9 untuk 4321010 adalah 105-100-43210 = 99999-43210
= 56789
2. K-9 untuk 0,987610 adalah 100-10-4-0,9876 = 0,9999-
0,9876 = 0,0123
3. K-1 untuk 0,01102 adalah 2100-210-4-0,01102 = 0,11112-
0,01102 = 0,10012
38
Level Logika Digital
Sandi biner
Sandi biner dibentuk dari n bit dengan 2n kemungkinan cara
menyusun bit yang berlainan (2n kombinasi)
Sandi binary code decimal (BCD)
Sandi Excess (XS-3)
Sandi 8, 4, -2, -1
Sandi Gray
Sandi alfanumerik.
39
Level Logika Digital
1 7 1 , 6 2 5
2 9 , 4 8
42
Level Logika Digital
Sandi Excess 3 (XS-3)
Sandi Excess 3 (XS-3) adalah kelebihan tiga diperoleh dari nilai
binernya ditambah tiga.
Nilai yang dicari excess-3 : 2 3
Nilai yang ditambahkan +3 +3
Hasil dari excess-3 5 6
Nilai biner yang dibentuk =0101 =0110
=4–2=2
44
Level Logika Digital
Sandi Gray
Sandi Gray hanya 1 bit saja yang berubah dalam dua kode yang berurutan, setengah
bagian atas (kode desimal 5 - 9) merupakan bayangan cermin dari setengah bagian
bawah (kode desimal 0 - 4) kecuali untuk bit ke-4 dari kanan (bersifat reflektif).
Sandi ini sering diaplikasikan dalam industri kendali dan implementasi urutan pada
finite state machine (FSM).
45
Level Logika Digital
Tahapan konversi biner ke sandi Gray
1. Mulai dengan bit MSB biner. MSB sandi Gray sama dengan
MSB biner,
2. Bit kedua yang terdekat ke MSB pada sandi Gray diperoleh
dengan menambahkan MSB dan MSB kedua dari biner
dengan mengabaikan bawaannya,
3. Bit ketiga MSB pada sandi Gray dengan menambahkan MSB
kedua dan ketiga pada biner dengan mengabaikan
bawaannya,
2 0010 0011
3 0011 0010
4 0100 0110
5 0101 0111
6 0110 0101
7 0111 0100
8 1000 1100
9 1001 1101
10 1010 1111
11 1011 1110
12 1100 1010
13 1101 1011
14 1110 1001
15 1111 1000
F(var) = ekspresi
F(a,b) = a’+ b * b
G(x,y,z) = x * (y+z’)
55
Level Logika Digital
Logika Gerbang
A B X=A . B
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
56
Level Logika Digital
Logika Gerbang
A B X=A + B
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
57
Level Logika Digital
Logika Gerbang
A B X=A . B
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
58
Level Logika Digital
Logika Gerbang
F = A’ + B.C’ + A’.B’
A B C F G
C 0 0 0 1 1
F 0 0 1 1 1
A
0 1 0 1 1
B 0 1 1 1 1
1 0 0 0 0
1 0 1 0 0
1 1 0 1 1
1 1 1 0 0
TERIMA KASIH