Anda di halaman 1dari 8

STANDAR

PELATIHAN
FOR TRAINER & EO
ADMINISTRATIF
1. UMUM
1.1. JUDUL PELATIHAN

Sub aspek ini menjelaskan bahwa Judul Pelatihan merepresentasikan substansi


dari Pelatihan sehingga dapat mudah ditangkap secara sekilas baik oleh
Penerima Kartu Prakerja maupun khalayak umum. Oleh sebab itu, MPPKP
menetapkan beberapa.

ketentuan terkait dengan judul dari Pelatihan yang ditawarkan kepada Penerima
Kartu Prakerja, yaitu sebagai berikut:

Mencakup kompetensi yang mengacu ke suatu okupasi yang termasuk di


dalam ke Kewirausahaan dengan bidang yang termasuk di dalam KBLI; atau
mengacu ke kompetensi pendukung.
Usulan akan diprioritaskan pada okupasi yang memiliki referensi pada
Indonesia’s Occupational Tasks and Skills (IndoTask), Indonesia’s Critical
Occupation List (COL), WEF The Future of Jobs Report, World Bank Indonesia’s
Online Vacancy Outlook, dan mempertimbangkan referensi pada Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ataupun Standar Kompetensi
Kerja Khusus sesuai dengan bidang pekerjaannya ataupun Standar
Kompetensi Kerja dari Asosiasi Internasional yang menaungi para pekerja di
bidang pekerjaan tersebut.
Menggunakan Bahasa Indonesia (kecuali untuk istilah teknis yang spesifik)
yang mudah dipahami oleh calon peserta dari kelompok sasaran yang dituju.
Tidak menggunakan kata-kata yang tidak relevan, seperti “cara cepat”, “cara
jitu”, “kiat”, “tips”, “trik”, dan sebagainya.

1.2. DESKRIPSI PELATIHAN

Sub aspek ini menjelaskan bahwa Lembaga Pelatihan dan Platform Digital wajib
menampilkan deskripsi Pelatihan di situs mikro masing-masing. Dalam deskripsi
tersebut harus terdapat informasi yang menjelaskan substansi dari Pelatihan.
Deskripsi Pelatihan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Menjelaskan tentang kompetensi dan okupasi yang akan dilatih sesuai tujuan
Pelatihan;
Menggunakan Bahasa Indonesia (kecuali untuk istilah teknis yang spesifik)
yang mudah dipahami oleh calon peserta dari kelompok sasaran yang dituju.
1.3. KELOMPOK SASARAN/TARGET PESERTA

Sub aspek ini mencakup informasi mengenai kualifikasi atau syarat/prasyarat


peserta untuk mengikuti Pelatihan, diantaranya informasi tentang kepemilikan
sarana dan prasarana atau alat pembelajaran, latar belakang pengalaman,
dan/atau keterampilan tertentu yang harus dimiliki sebelum mengambil
pelatihan. Kelompok sasaran harus sesuai dengan kompetensi dan okupasi yang
disebut di judul serta materi yang terdapat di dalam konten pelatihan.

2. PELATIHAN BERBASIS DARING


2.1. KUALITAS PRODUK MATERI PELATIHAN

Produk Materi mencakup hal-hal yang berpengaruh pada pengalaman belajar


peserta. Dalam hal ini, dapat mencakup kemudahan peserta untuk masuk ke LMS
atau webinar, video ataupun sarana yang digunakan dalam pembelajaran. Dalam
pelatihan daring, kualitas produk materi penting untuk mendukung pembelajaran
peserta. Oleh sebab itu, diwajibkan bahwa kualitas video pembelajaran yang
disampaikan harus high resolution. Juga, video tidak boleh dipercepat sebelum
peserta pelatihan selesai menonton video tersebut.

2.2. LMS (LEARNING MANAGEMENT SYSTEM)

Sub aspek ini merupakan penilaian terhadap efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran yang secara keseluruhan menggunakan LMS. Setiap Lembaga
Pelatihan diharuskan untuk mencantumkan semua materi pelatihan dari Sesi
Pembukaan sampai dengan Sesi Unjuk Keterampilan Pelatihan di dalam LMS.

2.3. DURASI PELATIHAN

Sub aspek ini merupakan penilaian terhadap efektivitas dan efisiensi durasi
Pelatihan dan durasi materi berdasarkan tujuan dari Pelatihan. Durasi Pelatihan
adalah total perkiraan waktu peserta untuk menyelesaikan suatu modul pelatihan.
Selain itu, terdapat juga durasi sesi/aktivitas (misal: membaca ebook dan
permainan/studi kasus) yang perlu dicantumkan secara detail. Adapun
ketentuannya adalah sebagai berikut:

Total durasi minimal 15 jam yaitu mencakup seluruh materi yang berupa
penyampaian substansi latih/ajar (tidak termasuk evaluasi belajar , Unjuk
Keterampilan, dan sesi pengayaan);
Durasi total maupun per materi harus efektif dalam mencapai tujuan
Pelatihan Informasi terkait pelatihan dijabarkan dan ditampilkan secara
lengkap pada laman di Platform Digital, termasuk RPP (Rancangan Program
Pelatihan).
Pelatihan memiliki durasi maksimum 3 jam dan minimum 2 jam per harinya
Pelatihan menampilkan jadwal dan jumlah kelas yang tersedia
Pelatihan dengan mode webinar harus memiliki 100% sesi berupa webinar

2.4. PENGGUNAAN ALAT/MATERI PENDUKUNG

Penggunaan alat dan/atau materi pendukung adalah alat-alat yang terkait


dengan materi dan dapat menunjang pemahaman peserta. Sedangkan materi
pendukung antara lain referensi video/buku/artikel tambahan untuk peserta.

2.5. RASIO TENAGA PELATIH

Untuk moda pelatihan webinar, rasio maksimum tenaga pelatih dengan kapasitas
maksimum peserta per pertemuan adalah 1:50. Dengan ketentuan ini, maka untuk
setiap penambahan peserta dari peserta ke-51 - peserta ke-100 peserta, maka
pada jadwal pelatihan yang sama diperlukan ruang kelas digital (break out room)
terpisah yang dikelola oleh 1 tenaga pelatih tambahan. Adapun ketentuan jumlah
maksimal di dalam 1 jadwal moda pelatihan webinar adalah 150 peserta.

3. PELATIHAN BERBASIS LURING


3.1. KUALITAS PRODUK MATERI PELATIHAN

Materi Pelatihan ini merupakan materi yang dijadikan acuan oleh peserta selama
pelatihan berlangsung sehingga berpengaruh pada pengalaman belajar peserta.
Materi Pelatihan/Materi Ajar berupa slide adalah materi pembelajaran yang
dibuat melalui program perancangan presentasi seperti Microsoft Powerpoint,
Google Slides, ataupun Canva kemudian ditampilkan pada Layar melalui
Proyektor untuk membantu proses pembelajaran peserta dan penyampaian
materi selama pelatihan. Adapun berikut adalah ketentuannya;

Slide Presentasi dibuat melalui program perancangan presentasi seperti


Microsoft Powerpoint, Google Slides, Canva, ataupun program/aplikasi
sejenisnya
Slide Presentasi dirancang dengan warna kontras antara warna latar dengan
warna teks sehingga teks bisa terbaca dengan baik
Slide Presentasi dirancang dengan penggunaan gaya huruf non dekoratif
sehingga teks bisa terbaca dengan baik
Ukuran huruf yang ditampilkan pada setiap slide tidak lebih kecil dari 10 pt
sehingga teks bisa terbaca dengan baik
Materi video yang disertakan ditampilkan secara full screen saat disampaikan
dengan kualitas resolusi minimal 360p atau 640p x 360p
Materi gambar yang disertakan tidak mengalami stretch sehingga peserta
bisa memahami dimensi informasi visual pada gambar dengan jelas.
3.2. DURASI PELATIHAN

Sub aspek ini merupakan penilaian terhadap efektivitas dan efisiensi Durasi
Pelatihan termasuk di dalamnya Durasi per Sesi Pelatihan yang dialokasikan untuk
memenuhi Tujuan Pelatihan. Adapun ketentuannya secara umum adalah sebagai
berikut:

Total durasi minimal 15 jam dalam setiap program pelatihan yaitu mencakup
seluruh materi yang berupa penyampaian substansi latih/ajar termasuk di
dalamnya Evaluasi Akhir Pelatihan dalam bentuk Unjuk Keterampilan yang
minimal dilaksanakan dalam 120 menit dan maksimal 300 menit
Total durasi maksimal 9 jam pelatihan dalam 1 hari pelatihan mencakup
seluruh materi yang berupa penyampaian substansi latih/ajar ataupun
termasuk di dalamnya Evaluasi Akhir Pelatihan Pelatihan paling cepat dimulai
pukul 08.00 pada hari pelatihan dan pelatihan paling lama selesai pukul 21.00
pada setiap hari pelatihan

Secara khusus, Durasi per Sesi Pelatihan memiliki ketentuan sebagai berikut;

Total Durasi Sesi Pembuka maksimal 20 menit


Total Durasi Pelaksanaan Pre-Test maksimal 20 menit
Total Durasi Pelaksanaan Post-Test maksimal 20 menit
Total Durasi Pelaksanaan Unjuk Keterampilan minimal 120 menit
Total Durasi Pelaksanaan Sesi Penutup maksimal 20 menit

3.3. DURASI PELATIHAN

Sub aspek ini merupakan penilaian terhadap kualitas fasilitas ruang kelas
termasuk di dalamnya adalah sarana dan prasarana penunjangnya untuk
pelaksanaan pelatihan luring/video conference/bauran luring. Adapun berikut
adalah dimensi penilaiannya;

Luas Area minimal 30 m2 untuk memuat 20 peserta pelatihan


Tingkat Pencahayaan dalam rentang 75 - 300 lux
Alat Bantu Visual untuk Pemaparan Materi Presentasi melalui Proyektor/Layar
TV
Koneksi Jaringan Internet dengan kecepatan minimal 3.5 Mbps per peserta
Toilet tidak berbau, saluran air lancar, dan akses air bersih
Tempat Sembahyang tidak berbau, dan terdapat pencahayaan
3.4. RASIO ALAT PERAGA DAN PESERTA

Alat peraga digunakan sebagai bentuk penunjang pengalaman pembelajaran


selama pelatihan. Rasio penggunaan alat peraga dibandingkan dengan jumlah
peserta rasio minimal di 1 : 5 — dengan ketentuan 1 alat peraga diperuntukan
digunakan secara bergiliran/berkelompok oleh 5 peserta selama pelatihan. Pada
sesi Unjuk Keterampilan, ketentuan adalah setiap peserta mendapatkan
kesempatan untuk menggunakan Alat Peraga secara perorangan.

3.5. RASIO TENAGA PELATIH DAN PESERTA

Untuk moda pelatihan yang memang berbasis Luring — dengan fokus


pelaksanaan Sesi Pelatihan dalam pertemuan di dalam ruang kelas, rasio
maksimum jumlah Tenaga Pelatih di dalam 1 ruang kelas adalah 1:20. Untuk proses
pengadaan pelatihan dengan kapasitas maksimal 40 peserta, maka diperlukan 1
tenaga pelatih yang secara bersamaan dengan membagi tugas secara
proporsional dan seimbang untuk memandu pelatihan. Adapun ketentuan jumlah
maksimal di dalam 1 jadwal moda pelatihan adalah 40 peserta.
GLOSSARY
1. Alat Peraga adalah peralatan yang disiapkan untuk menunjang pelaksanaan
pelatihan dimana para peserta mencoba keterampilan secara langsung.
2. Asesmen adalah proses pengumpulan informasi dan penilaian yang relevan
terhadap suatu lembaga.
3. Asisten Tenaga Pelatih adalah tenaga pelatih yang membantu Tenaga Pelatih
untuk melaksanakan pelatihan, utamanya untuk membantu proses
pelaksanaan pelatihan.
4. Asynchronous Learning adalah pembelajaran dimana pembelajar , tenaga
pelatih/pengajar, dan peserta lainnya tanpa terikat dalam satuan ruang dan
waktu dan proses belajar yang sama. Contohnya, seperti kelas pelatihan yang
disampaikan melalui video yang sudah direkam sebelumnya.
5. Fasilitas Pelatihan adalah ruang kelas termasuk sarana dan prasarana di
dalamnya yang menunjang pelaksanaan pelatihan secara tatap muka.
6. Kartu Prakerja adalah kartu penanda atau identitas yang diberikan kepada
penerima manfaat Program Kartu Prakerja.
7. Kompetensi Kerja adalah kemampuan setiap individu mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mampu membawa produktivitas
pada suatu organisasi kerja.
8. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan
ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan
dirancangkan secara sistematika atas dasar norma-norma yang berlaku dan
dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi pendidik untuk
mencapai tujuan pendidikan (Dakir, 2004: 3).
9. Learning Management System (LMS) adalah perangkat lunak berbasis aplikasi
atau web yang digunakan untuk mengadministrasi, mendokumentasi,
menelusuri, mengimplementasikan dan mengevaluasi program pelatihan.
10. Lembaga Pelatihan adalah instansi pemerintah, badan usaha milik negara,
badan usaha milik daerah atau swasta yang memenuhi persyaratan untuk
menyelenggarakan pelatihan.
11. Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (MPPKP) adalah unit yang
melaksanakan Program Kartu Prakerja.
12. Pelatihan adalah keseluruhan kegiatan untuk memperoleh, meningkatkan,
serta mengembangkan Kompetensi Kerja dan/atau kewirausahaan,
produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan
keahlian tertentu.
13. Pelatihan Bauran adalah kegiatan pelatihan yang menggabungkan metode
belajar asynchronous melalui platform Learning Management System (LMS)
untuk kemudian terjadi pembelajaran synchronous secara tatap muka.
GLOSSARY
1. Pelatihan Daring kegiatan pelatihan yang dilakukan secara online baik secara
synchronous (metode belajar Live Webinar) atau bauran (metode belajar
menggunakan kombinasi platform Learning Management System — LMS dan
Live Webinar).
2. Pelatihan Video Conference adalah kegiatan pelatihan yang seluruh
penyampaian materinya dilakukan secara synchronous dimana peserta hadir
dalam ruang kelas ditemani oleh Asisten Tenaga Pelatih dengan kehadiran
Tenaga Pelatih Utama secara online.
3. Platform Digital adalah mitra resmi pemerintah dalam pelaksanaan Program
Kartu Prakerja yang dilakukan melalui aplikasi, situs internet, dan/atau layanan
konten lembaga berbasis internet.
4. Program Kartu Prakerja adalah program pengembangan kompetensi kerja
yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja/buruh yang terkena pemutusan
hubungan kerja, dan/atau pekerja/buruh yang membutuhkan peningkatan
kompetensi.
5. Program Pelatihan atau Modul Pelatihan adalah media pembelajaran yang
dipergunakan untuk meningkatkan kompetensi peserta pelatihan guna
mencapai tujuan umum dan khusus dari pelatihan terkait.
6. Program Pelatihan yang Identik paling sedikit memiliki kesamaan pada materi,
evaluasi, dan Lembaga Pelatihan yang menyelenggarakan.
7. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan
dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2011: 263).
8. Silabus adalah rencana pembelajaran yang dibuat berdasarkan standar
kompetensi, materi pokok pembelajaran, kompetensi dasar , indikator
pencapaian kompetensi penilaian, kegiatan pembelajaran, sumber belajar ,
penilaian dan alokasi waktu (Kusnandar, 2011).
9. Synchronous Learning adalah proses belajar dimana para peserta pelatihan
dan tenaga pelatih/pengajar melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada
waktu yang bersamaan, Contohnya: Live Webinar atau Kelas Pelatihan Luring.
10. Tagging (label) adalah jenis metadata yang membantu untuk menjelaskan
suatu hal dan memungkinkan hal tersebut ditemukan ketika melakukan
pencarian.
11. Tenaga Pelatih adalah tenaga pelatih yang memberikan substansi utama
dalam modul Pelatihan dan ditampilkan di setiap topik pembelajaran yang
dibawakan.
12. Pelatihan Luring adalah pelatihan seluruh materi disampaikan secara
synchronous dan bertemu secara tatap muka dimana pengajar dan peserta
hadir di dalam satu ruang dan waktu yang sama.

Anda mungkin juga menyukai