Doc No.

: -
PLAN OF ACTION (POA)
8-1/2” Revisi : -

Tanggal : 19 Maret 2022 Sumur : SBK-81

Distribusi : Rig Supt, Tool Pusher, HSE Coord, MLU, Mud Eng, Lokasi : SBK-PTB
DD/MWD Eng, Cementing

Data Teknis
Kedalaman akhir trayek : ±1200 mMD / 1141.94 mTVD.
Interval bor : 687 m.
Formasi : Clay, batu pasir, dan coal.
Drilling Hazard : Fault, Hole stability, Depleted Zone, dan Loss Circulation
BOP : BOP 13-5/8” x 5K psi (Annular + Pipe ram 4.5” + Blind ram)

Bit : 8-1/2” PDC 616, Nozz: 4x13, 1x14, 1x16,TFA : 0.865 in2
(New, NOV Type TK66 SN. F283689).

BHA : 8-1/2” PDC 616+BHA DD (RSS + MM + MWD + LWD)/as per

Directional req.
Survey : MWD tiap stand
Parameter : Sesuai rekomendasi DD eng & Coman
Casing : Liner 7”, Casing Liner 7”, K-55, 23, R3 & R2, BTC (interval
450– 1200 mMD) (Collapse 3270 psi, Burst 4360 psi, ID
6.241”)
Lumpur : KCL Polymer, SG 1.08 – 1.2

Parameter Lumpur Pemboran : KCL Polymer, SG 1.08-1.2

YP Sand Solid LSRYP

FV PV GS FL K+
Lbs/100s pH Cont Cont MBT
Sec/qt cps 10”/10’ Cc/30 Mg/l
q.ft % Vol % Vol
8-
9.5-
40-60 <30 25-40 14/10- 4-6 <0.5 <4 35-45 K 6-12 <7
10.5
30

Parameter Hidraulika Parameter Hidraulika : : Flow Rate 700 – 800 GPM

AV
Flow rate, TFA, HSI, BIT HP, hp JET
DC/DP,
gpm sq inch hp/sq.in IMPACT, lbf
m/min
500 - 600 0.865 68 1.1 60.5 0.4

PROGRAM KERJA

1. Rangkai dan masuk 8-1/2” PDC 616, Nozz: 4x13, 1x14, 1x16,TFA : 0.865 in2 (New, NOV
Type TK66 SN. F283689). + BHA Directional (RSS + FS+ 6-3/4” MM + FS+ 6-3/4”
ECOSCOPE LWD + 6-3/4” MWD TELESCOPE+ 2 x 6-3/4” NMDC+ 3x 6-1/2” DC+ 9x5”
HWDP+ 6-1/2” Jar+ 8x5” HWDP) sampai jajak puncak semen est 487 mMD (TOC).
• MWD Shallow hole test dan Downlink test for RSS (shallow test).
2. Bor sisa semen, float shoe, dan formasi sampai (515 mMD) ± 2 m di bawah shoe casing 9
5/8”.
• Lakukan pengamatan cuttings untuk memastikan telah dibor formasi baru.
 Doc No. : -
PLAN OF ACTION (POA)
8-1/2” Revisi : -

3. Sirkulasi bersih dan kondisikan Lumpur SG masuk = keluar. Cabut rangkaian sampai ± 5 m
diatas shoe 9 5/8”.
4. Lakukan Leak Of Test dengan menggunakan pompa cementing pump. Hasil test harus
terekam dan dibuat Berita Acara.
5. Lanjut bor lubang 8 1/2” sambil pertahankan sudut sampai dengan kedalaman 1200 mMD.
(Inc.22.37 deg, Azm.77.73 deg)
Note : Fault est di 750 mTVDss (787 mMD/760 mTVD), sirkulasi BU menjelang fault,
observasi kondisi cutting (bila ada rontokan), sweep low-vis hi-dens (bila tidak ada cutting
batubara), dan sweep hivis (bilamana ada cutting Batubara). Bila ada rontokan, naikkan SG
secara bertahap.

HAZARD
1. Loss Mud logger monitoring dan laporkan kepada company man, jika di bawah 0.8 bpm lanjut
bor formasi sambil observasi rate loss sambil mixing di system 2.5-5 ppb, jika lebih dari 0.83
bpm spot LCM dgn kosentrasi 40 ppb.
Plan Wellbore Strengthening and LCM as below.

Wellbore Strengthening → add to Active mud system

Products Concentration
CaCO3 (F) & M 2.5 lbs/bbls
Fracseal (F) Start from 1.0 – 2.0 lbs/bbls
Soltex 2.5 lbs/bbls

LCM Pill No.1 → Partial losses < 50 bbl/hrs (0.83 bbl/min)

Products Concentration
CaCO3 (F) 10 lbs/bbls
CaCO3 (M) 20 lbs/bbls
Fracseal (F) 10 lbs/bbls

LCM Pill No.2 → Severe losses > 50 bbl/hrs (>0.83 bbls/min)

Note: Subject to discuss with Engineer in town if planned to pump more than > 40 ppb.
Products Concentration
CaCO3 (F) 10 – 15 lbs/bbls
Option 1
CaCO3 (M) 20 – 30 lbs/bbls
Fracseal (M) 10 – 20 lbs/bbls

Option 2 Mix Diaseal M Pill, as per Mud Program

Hal-hal yang diperhatikan jika terjadi loss sirkulasi ketika bor formasi :
❖ Jika loss dibawah 0.8 bpm lanjut bor formasi sambil observasi rate loss. Pastikan Mud Eng
tetap mixing lumpur sambil masukkan LCM Pill No.1. Pastikan rate loss tidak bertambah.
❖ Jika terjadi loss dengan rate diatas 0.8 bpm segera stop bor formasi (Sirkulasi 0.5x BU jika
rate loss < 2 bpm dan langsung spot LCM jika rate loss > 2 bpm). Spot 30 bbl LCM Pill
No.2 dengan konsentrasi 40 ppb, displace (pastikan tidak under displace, hitung volume
surface line dan stand pipe ketika displace). Note: Selama pompa LCM dan displace putar
string 10-25 rpm.
❖ Cabut normal rangkaian 3 stand dengan batasan OP 15 klbs (rackback 2 stand). Jika ada
OP maksimal 15 klbs lakukan cabut dengan pompa (Back Ream) 725 GPM.
• Kurangi RPM dan GPM saat melewati coal.
❖ Setelah cabut 3 stand lakukan sirkulasi bertahap 250, 500, 725 GPM sambil putar rangkaian
25 RPM sampai semua LCM masuk ke dalam zona loss.

2. Gas Peak Driller dan mudlogger monitor, check litholgy di shaker, jika coal lanjut bor. Jika
sand batasi 200 unit (lakukan sirkulasi buang gas).
 Doc No. : -
PLAN OF ACTION (POA)
8-1/2” Revisi : -

3. Coal layer Control ROP dan update surat tanah dari geologist (coal marker dari surrounding
well). WSG menyiapkan mud log sebelum cabut BHA dan tidak disarankan BHA berhenti
didepan coal layer tersebut.

4. Sticky clay Control KCL dalam system 30-40 ppb

5. Hole clean Maximum GPM 550-650 gpm, pada saat ECD MWD naik dan sweep hivis setiap 4
stand (Optional). Jaga LSRYP 1-1.5 lubang.

6. Sirkulasi di dasar bersikan lubang dengan minimal 550-650 GPM sambil putar rangkaian 25-
40 rpm. MLU lakukan hidrolika menggunakan cutting size dan cutting density untuk
penentuan lama sirkulasi bersih.
❖ Setelah sampai TD, sirkulasi 2 x BU. Sweep 30-50 bbls Hi-vis (15% atau 0.5-1 ppg dari
OMW) per 4 stand dan Spot Hi-vis 30-50 bbls sebelum trip (Optional)
❖ Pastikan sirkulasi sudah bersih, Mud engineer check cutting di shale shaker dan angka
ECD dari APWD sudah menunjukkan ECD Normal yang terbaca oleh Tool Directional
sebelum cabut rangkaian.

7. Cabut rangkaian BHA DD sampai permukaan. L/D BHA DD. Selama cabut DD Eng difloor
memantau hook load.
Hal-hal yang diperhatikan ketika cabut Rangkaian:
a) Cabut normal rangkaian PDC 8-1/2” + BHA tanpa dipompa, maksimal OP 15 klbs. Jika
OP > 15 klbs (diatas berat string + drag): Lakukan cabut dengan pompa 550 - 650
GPM sambil putar rangkaian 25 RPM. Rackback 1 stand.
b) Lanjut cabut 2 stand berikutnya dengan pompa 550 - 650 GPM sambil putar rangkaian
25 RPM, maksimal OP 15 klbs. Rackback kembali 2 stand (Kum 3 stand). Selama cabut
sambil pompa, monitor ECD lewat BHA DD (Jangan lebih dari 0.03 SG Normal trend
ECD) .
c) Stand berikutnya (stand ke-4). Monitor Data ECD yang terbaca Tool Directional,
pastikan ECD tidak melebihi 0.03 SG dari Normal trend ECD.
d) Cabut normal rangkaian setelah sirkulasi bersih. Jika ditemukan OP 15 klbs setelah
sirkulasi bersih, lakukan tahapan a, b, dan c.
e) Jika ditemukan OP 15 klbs setelah cabut normal lebih dari 1 stand, lakukan sirkulasi
bersih. Swept out 30-50 bbls Hivis. Pastikan ECD tidak melebihi 0.03 SG dari normal
trend ECD.
f) Setelah sirkulasi bersih SELALU lakukan usaha cabut normal rangkaian tanpa pompa
dengan maksimum OP 15 klbs. Jika ECD masih tinggi tidak melebihi 0.03 SG dari
normal trend ECD, indikasi cutting masih banyak, lakukan sirkulasi bersih.
g) Cabut sambil pump out 3 stand, bila kondisi semakin memburuk RIH dengan Pompa 550
- 650 GPM sambil putar hingga parameter kembali normal.
h) Selama cabut set torsi limit top drive maksimum 10000 ftlbs.

• Apabila belum teratasi dengan wash up lakukan reaming up sambil pompa dengan sirkulasi
bersih 650 GPM (NYALAKAN POMPA BERTAHAP DAN PASTIKAN RETURN, PRESSURE,
TORQUE, HOOKLOAD NORMAL, KOORDINASI YANG BAIK, DRILLER, MUD LOGGER
DAN MUD ENGINEER). Sweep out Hi Dens dan coba kembali sampai tidak ada kendala
▪ Amati torsi (analisa torque & drag).
▪ Jika ada kenaikan ECD 0.03 SG dari normal trend ECD selama cabut maka sirkulasi
bersih sampai ECD normal.
▪ Lakukan simulasi well plan dengan cutting density yg didapat dari lubang.
▪ Sirkulasi bersih minimal 2 kali bottom up normal.
▪ Swept out 30 bbls Hi-Vis. Gunakan CaCo3 atau fracseal sebagai material
pemberat.
 Doc No. : -
PLAN OF ACTION (POA)
8-1/2” Revisi : -

8. Rangkai dan masuk BHA trip sampai dasar.(conditional)

• Lakukan break sirkulasi di casing shoe 9 5/8”, 513 mMD,800 mMD. Dengan 250
gpm, pastikan return & pressure stabil.
• Bila terjadi dudukan maksimal 15 klbs (dibawah berat string termasuk drag),
korelasikan dengan data mud logging dan caliper. Sirkulasi kondisikan lubang.

9. Sirkulasi bersih di dasar minimal 2 kali bottom up normal. Swept out 30 - 50 bbls Hi-vis,
Gunakan CaCo3 atau Fracseal sebagai material pemberat.

10. Cabut BHA trip sampai permukaan (lakukan Dull grade pahat). Pada saat cabut rangkaian
BHA trip, bila terjadi OP maksimal 15 klbs (diatas berat string + drag), masuk kembali
rangkaian 1 stand, sirkulasi bersih, swept out 30 - 50 bbls Hi-vis, kemudian cabut rangkaian.
Ulangi siklus ini jika batas OP tercapai lagi.

HAZARD
6. Loss Mud logger monitoring dan laporkan kepada company man, jika di bawah 0.8 bpm lanjut
bor formasi sambil observasi rate loss sambil mixing di system 2.5-5 ppb, jika lebih dari 0.83
bpm spot LCM dgn kosentrasi 40 ppb.
Plan Wellbore Strengthening and LCM as below.

Wellbore Strengthening → add to Active mud system

Products Concentration
CaCO3 (F) & M 2.5 lbs/bbls
Fracseal (F) Start from 1.0 – 2.0 lbs/bbls
Soltex 2.5 lbs/bbls

LCM Pill No.1 → Partial losses < 50 bbl/hrs (0.83 bbl/min)

Products Concentration
CaCO3 (F) 10 lbs/bbls
CaCO3 (M) 20 lbs/bbls
Fracseal (F) 10 lbs/bbls

LCM Pill No.2 → Severe losses > 50 bbl/hrs (>0.83 bbls/min)

Note: Subject to discuss with Engineer in town if planned to pump more than > 40 ppb.
Products Concentration
CaCO3 (F) 10 – 15 lbs/bbls
Option 1
CaCO3 (M) 20 – 30 lbs/bbls
Fracseal (M) 10 – 20 lbs/bbls

Option 2 Mix Diaseal M Pill, as per Mud Program

Hal-hal yang diperhatikan jika terjadi loss sirkulasi ketika bor formasi :
❖ Jika loss dibawah 0.8 bpm lanjut bor formasi sambil observasi rate loss. Pastikan Mud Eng
tetap mixing lumpur sambil masukkan LCM Pill No.1. Pastikan rate loss tidak bertambah.
❖ Jika terjadi loss dengan rate diatas 0.8 bpm segera stop bor formasi (Sirkulasi 0.5x BU jika
rate loss < 2 bpm dan langsung spot LCM jika rate loss > 2 bpm). Spot 30 bbl LCM Pill
No.2 dengan konsentrasi 40 ppb, displace (pastikan tidak under displace, hitung volume
surface line dan stand pipe ketika displace). Note: Selama pompa LCM dan displace putar
string 10-25 rpm.
❖ Cabut normal rangkaian 3 stand dengan batasan OP 15 klbs (rackback 2 stand). Jika ada
OP maksimal 15 klbs lakukan cabut dengan pompa (Back Ream) 725 GPM.
• Kurangi RPM dan GPM saat melewati coal.
❖ Setelah cabut 3 stand lakukan sirkulasi bertahap 250, 500, 725 GPM sambil putar rangkaian
25 RPM sampai semua LCM masuk ke dalam zona loss.
 Doc No. : -
PLAN OF ACTION (POA)
8-1/2” Revisi : -

7. Gas Peak Driller dan mudlogger monitor, check litholgy di shaker, jika coal lanjut bor. Jika
sand batasi 200 unit (lakukan sirkulasi buang gas).

8. Coal layer Control ROP dan update surat tanah dari geologist (coal marker dari surrounding
well). WSG menyiapkan mud log sebelum cabut BHA dan tidak disarankan BHA berhenti
didepan coal layer tersebut.

9. Sticky clay Control KCL dalam system 30-40 ppb

10. Hole clean Maximum GPM 550-650 gpm, pada saat ECD MWD naik dan sweep hivis setiap 4
stand (Optional). Jaga LSRYP 1-1.5 lubang.

• RIG PDSI #18.2/LTO650-M:

➢ CREW RIG FLOOR SELALU SIAGA DIPOSISI BILA TERJADI MASALAH SELAMA BOR
FORMASI.
➢ PASTIKAN PERALATAN BERFUNGSI DENGAN BAIK, KHUSUSNYA POMPA, TDS DAN
SOLID CONTROL.
➢ PASTIKAN SPARE PART POMPA DAN SCREEN SHALE SHAKER CUKUP.
➢ CEK BERKALA SUPERCHOKE, BPM, BOP DAN TEKANAN ACCUMULATOR. PASTIKAN
BAIK.
➢ CEK RUTIN PERSEDIAAN AIR UNTUK MENGHADAPI PARTIAL ATAU TOTAL LOSS.

• TOP DRIVE PDSI:

➢ JAGA PERSEDIAAN MINIMUM STOCK SPARE PART DI LOKASI
➢ CEK KONDISI TOP DRIVE SECARA BERKALA.
➢ LAKUKAN PENGGANTIAN CONSUMABLE MATERIAL SECARA TERPROGRAM.

• MLU:
➢ SELALU CEK DAN INFOKAN SEGERA GAIN/LOSS. CEK SENSOR GAS, HARUS BAIK.
➢ BILA ADA PERUBAHAN PARAMETER BOR (ANOMALY) SECARA TIBA – TIBA SEGERA
LAPORKAN KE CO-MAN.
➢ SELALU KONTROL CUTTING, BILA PERUBAHAN BENTUK CUTTING AKIBAT CAVING,
SLOUGHING SHALE SEGERA LAPORKAN KE GEOLOGIST & CO-MAN.
➢ INFO-KAN KE FLOOR JIKA TERJADI PROBLEM & SEGERA LAPORKAN KE CO-MAN.
➢ MLU HARUS AKTIF DALAM SETIAP KEGIATAN DAN MENJADI YANG PERTAMA
MENGETAHUI ADANYA KELAINAN/ANOMALI PARAMETER PEMBORAN.

• MUD-ENG SOLSTICE:
➢ PASTIKAN CHEMICAL TRAYEK 8-1/2” CUKUP DAN SUDAH DILOKASI. DEKATKAN
DENGAN MUD HOPPER.
➢ JAGA PROPERTIES LUMPUR BAIK SESUAI PROGRAM/ AKTUAL KEBUTUHAN
FORMASI.
➢ SELALU PERHATIKAN LEVEL LUMPUR DALAM TANGKI.
➢ PASTIKAN SCE BERFUNGSI DENGAN BAIK.
➢ SELALU BERKOMUNIKASI DENGAN CO-MAN TERHADAP OPERASI.

• CENTRIFUGE PDSI :
➢ MAINTENANCE UNIT CENTRIFUGE DAN PASTIKAN BERFUNGSI BAIK.
➢ KOORDINASI DENGAN MUD ENGINEER SAAT RUNNING DAN MAKSIMALKAN
KINERJA CENTRIFUGE.

SELALU BERDO’A SETIAP MEMULAI AKTIFITAS AGAR

KESELAMATAN, KEMUDAHAN DAN KEBERKAHAN AKAN MENYERTAI KITA
Sembakung, 19 Maret 2022
Drilling Supervisor,

Omie F / Nova D
 Doc No. : -
PLAN OF ACTION (POA)
8-1/2” Revisi : -