Kelurahan
dibentuk dengan Peraturan Daerah kabupaten/kota. Kelurahan dipimpin oleh seorang
lurah yang diangkat oleh bupati/wali kota dan bertanggung jawab kepada camat. Lurah
diangkat dari pegawai negeri sipil (PNS) yang memenuhi persyaratan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan atas usul sekretaris daerah.
1.lurah
2. sekretaris kelurahan
4. jabatan funsional
3.pelaksanaanpelayananmasyarakat
Dasar hokum dalam kelurahan terulis dala PP No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
Untuk itu maka pembentukan kelurahan harus mempertimbangkan berbagai syarat seperti
syarat administratif, syarat teknis, dan syarat kewilayahan. Kelurahan dipimpin oleh lurah
dibantu oleh perangkat kelurahan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan
dari Bupati/Walikota, selain dari pada itu lurah mempunyai tugas (1) pelaksanaan kegiatan
pemerintahan kelurahan, (2) pemberdayaan masyarakat, (3) pelayanan masyarakat, (4)
penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum, dan (5) pemeliharaan prasarana dan
fasilitas pelayanan umum. Dalam hal pelimpahan tugas dari Bupati/Walikota kepada Lurah,
maka pemerintah Kabupaten/Kota perlu memverifikasi tugas-tugas yang dilimpahkan secara
proporsional. Pelaksanaan tugas lurah akan terlaksana secara optimal apabila diikuti dengan
pemberian sumber-sumber keuangan yang besarnya disesuaikan dan diselaraskan dengan
pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan tuntutan kebutuhan masyarakat kota. Untuk
kelancaran pelaksanaan tugas lurah, dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan seperti Rukun
Tetangga, Rukun Warga, PKK, Karang Taruna dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. Untuk
mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah berkewajiban
melakukan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah termasuk pemerintahan
kelurahan. Guna menjamin penyelenggaraan pemerintahan kelurahan dilaksanakan berjalan
sesuai dengan rencana dan ketentuan yang berlaku maka pemerintah, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota dan camat melakukan pengawasan.