Anda di halaman 1dari 4

NAMA :SISKA SEFRIANA

NIM :043011129

1. Pengangkatan Perangkat Desa Sesudah UU Desa

dasar hukum yang menjadi pedoman pengangkatan perangkat desa adalah Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (“UU Desa”) dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (“PP
Desa”).

Perangkat desa terdiri dari sekretariat desa, pelaksana kewilayahan, dan pelaksana teknis yang
berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala desa.[7] Anda mempermasalahkan orang yang
secara administrasi kependudukan tidak memenuhi ketentuan untuk diangkat menjadi perangkat
desa. Berikut syarat untuk diangkat menjadi perangkat desa[8]
a. berpendidikan paling rendah sekolah menengah umum atau yang sederajat;
b. berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua) tahun;
c. terdaftar sebagai penduduk Desa dan bertempat tinggal di Desa paling kurang 1 (satu) tahun
sebelum pendaftaran; dan
d. syarat lain yang ditentukan dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Berbeda dengan tata cara pengangkatan perangkat desa sebelum UU 6/2014 tentang Desa yang
diputus sendiri oleh kepala desa, dalam UU 6/2014 ini, tata cara pengangkatan perangkat desa
salah satunya adalah camat memberikan rekomendasi tertulis yang memuat mengenai calon
perangkat Desa yang telah dikonsultasikan dengan kepala Desa.[9]

Berdasarkan penelusuran kami, tidak ada aturan tentang mekanisme jika ada kecacatan hukum
dalam pengangkatan perangkat desa. Namun, jika memang ada perangkat desa yang didapati
tidak memenuhi syarat, maka yang bersangkutan dapat diberhentikan.[10]

Di samping itu, berangkat dari wewenang kepala desa mengangkat dan memberhentikan
perangkat desa[11], maka pihak yang merasa dikecewakan dapat mengajukan keberatan kepada
kepala desa. Selanjutnya, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:[12]
1. Kepala Desa melakukan konsultasi dengan camat atau sebutan lain mengenai pemberhentian
perangkat desa;
2. Camat atau sebutan lain memberikan rekomendasi tertulis yang memuat mengenai
pemberhentian perangkat Desa yang telah dikonsultasikan dengan kepala Desa; dan
3. Rekomendasi tertulis camat atau sebutan lain dijadikan dasar oleh kepala Desa dalam
pemberhentian perangkat Desa dengan keputusan kepala Desa.

Dasar hukum:
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang


Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

4. Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor: 04 Tahun 2010 Tentang Tata Cara
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa;

[1] Pasal 26 ayat (1) PP 72/2005.

[2] Pasal 25 ayat (1) PP 72/2005.

[3] Pasal 12 ayat (2) PP 72/2005.

[4] Pasal 25 ayat (2) dan Pasal 26 ayat (2) PP 72/2005.

[5] Pasal 26 ayat (5) huruf g PP 72/2005.

[6] Pasal 19 ayat (5) jo. Pasal 19 ayat (2) Perda Probolinggo 2010.

[7] Pasal 48 UU Desa jo. Pasal 61 PP Desa.

[8] Pasal 50 ayat (1) jo. Pasal 65 ayat (1) PP Desa.

[9] Pasal 66 huruf c PP Desa.

[10] Pasal 68 ayat (2) huruf c PP Desa.

[11] Pasal 26 ayat (2) huruf b UU Desa.

[12] Pasal 69 PP Desa.

https://www.hukumonline.com/klinik/a/pengangkatan-dan-pemberhentian-perangkat-desa-
lt5584c80f2b774

2. Karena ada perubahan sistem politik pemerintahan pada masa reformasi, UU Nomor 5 Tahun 1974
diganti dengan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. UU ini pun usianya ternyata
tidak lama, karena lima tahun kemudian diganti dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Seiring dengan perubahan sistem desentralisasi, karakteristik organisasi
pemerintah daerahnya pun mengalami perubahan, dengan ciri-ciri sebagai berikut.

a. Diberi peluang untuk menyusun organisasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Daerah masing-
masing (self renewing system).

b. Ada kaitan langsung antara visi dan misi dengan bentuk serta susunan organisasi (mission and rule
driven organization).

c. Diarahkan untuk memiliki ukuran kinerja yang jelas dan terukur.

d. Fungsi utamanya adalah memberi pelayanan kepada masyarakat, sehingga unsur pelaksana (teknis
maupun kewilayahan) memperoleh perhatian yang lebih besar – baik dari segi kewenangan, dana,
personil, maupun logistik.

e. Orientasi mulai bergeser dari struktural ke arah fungsional, dari basis kewenangan kepada basis
kompetensi.

f. Sistem hierarki menjadi lebih longgar, rentang kendali menjadi tidak beraturan, sehingga
pengembangan karier PNS secara struktural menjadi tidak pasti.

3. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemerintah pusat adalah penguasa yang
bertugas di pusat, melingkupi seluruh pemerintah daerah. Pemerintah pusat merupakan
penyelenggara pemerintahan bangsa Indonesia. Terdiri dari presiden dan wakil presiden yang
dibantu oleh para menteri. Sedangkan pemerintah daerah yakni penguasa yang memerintah di
daerah melalui otonomi daerah.
Hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah Dalam menjalankan pemerintahannya,
hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus terjalin dengan baik dan harmonis.
Tujuan yang terjalin tersebut untuk kemakmuran rakyat. Ada sejumlah hubungan antara pemerintah
pusat dan daerah, yakni: Hubungan struktural Hubungan struktural merupakan hubungan yang
didasarkan pada tingkat dan jenjang di pemerintahan. Pemerintah daerah dalam bertugas
menyelanggarakan urusan daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang
berdasarkan asas otonom dan tugas pembantuan. Presiden merupakan penyelenggaran urusan
pemerintahan di tingkat pusat. Presiden dibantu para menteri untuk menjalankan pemerindah.
Kepala daerah merupakan penyelenggara urusan daerah masing-masing.

Hubungan fungsional Hubungan fungsional merupakan hubungan yang didasarkan dengan fungsi
yang dimiliki oleh masing-masing pemerintah. Hubungan tersebut saling memengaruhi dan
bergantung antara satu dengan yang lain. Hubungan tersebut juga terletak pada visi, misi, tujuan
hingga fungsi yang dimiliki masing-masing pemerintah. Visi dan misi yang dimiliki tersebut bersama-
sama untuk melindungi dan memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk mengolah dan
mengurusi rumah tangganya. Dalam buku Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah
(2007) karya Hanif Nurcholis, pemerintah daerah adalah subvisi pemerintahan nasional. Dalam
negara kesatuan pemerintah daerah langsung di bawah pemerintah pusat. Dalam negara kesatuan,
pemerintah daerah adalah dependent dan subordinate terhadap pemerintah pusat. Pemerintah
daerah hanya bagian atau subsistem dari sistem pemerintah nasional. Karena pemerintah daerah
merupakan bagian dari sistem pemerintah nasional, maka antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah terdapat hubungan antar pemerintah yang saling terjalin sehingga membentuk satu kesatuan
pemerintahan nasional. Dalam subsistem pemerintahan daerah terdapat subsistem pemerintahan
daerah yang lebih kecil. Seperti contoh, Indonesia terdapat subsistem pemerintahan pusat yang
terdiri atas presiden dan para menteri. Di daerah terdapat subsistem pemerintahan provinsi yang
terdiri atas gubernur dan DPRD Provinsi. Sub-subsistem pemerintahan kabupaten/kota yang terdiri
atas bupati/walikota dan DPRD kabupaten/kota. Bahkan subsistem pemerintah desa yang terdiri
atas kepala desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Jalinan antar sub sistem dan antar sub
dan sub sistem pemerintahan tersebut membentuk sistem pemerintahan nasional yang merupakan
wahana untuk mencapai tujuan negara. Kondisi tersebut akan tersebut ketika hubungan antar sub
sistem dapat menghasilkan jalinan sistemik dan dapat berjalan dengan fungsi masing-masing
secara serasi, selaras dan harmonis.

Ketika berjalan tidak terkoordinasi dengan baik, tidak fokus pada tujuan yang telah ditetapkan. Maka
penyelenggaraan pemerintahan menjadi tidak efisien yang hanya menghasilkan kesengsaraan
rakyat. Untuk dapat membentuk jalinan hubungan pemerintahan yang sistemik dengan hasil guna
yang maksimal. Setiap negara mengembangkan hubungan antar lembaga negara dan hubungan
antar pemerintahan pada semua jenjang pemerintahan. Pada tingkat nasional diatur hubungan antar
lembaga tinggi negara dan hubungan antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Di daerah
diatur hubungan antar lembaga daerah dan hubungan antar pemerintahan daerah.

Anda mungkin juga menyukai