Anda di halaman 1dari 18

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
1. Usia Lanjut
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari
(Azwar, 2006).
Menua  atau  menjadi  tua  adalah  suatu  keadaaan  yang  terjadi
didalam  kehidupan  manusia.  Proses  menua  merupakan  proses
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi
dimulai  sejak  permulaan  kehidupan.  Menjadi  tua  merupakan  proses
alamiah,  yang  berarti  seseorang  telah  melalui  tiga  tahap
kehidupannya,  yaitu  anak,  dewasa  dan  tua.  Tiga  tahap  ini  berbeda,
baik  secara  biologis  maupun  psikologis.  Memasuki  usia  tua  berarti
mengalami  kemunduran,  misalnya  kemunduran  fisik  yang  ditandai
dengan  kulit  yang  mengendur,  rambut  memutih,  gigi  mulai  ompong,
pendengaran  kurang  jelas,  pengelihatan  semakin  memburuk,  gerakan
lambat dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2006).
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu
kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan
proses penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa usia lanjut (lansia)
adalah suatu keadaan yang terjadi pada manusia tidak dapat dihindari dan
proses menua merupakan suatu proses panjang yang telah melalui tahap
anak dan dewasa serta tua yang berakhir dengan keamtian.

2. Terapi Kognitif
Terapi kognitif merupakan terapi jangka pendek terstruktur
berorientasi terhadap masalah saat ini dan bersifat individu. Terapi
kognitif adalah terapi yang mempergunakan pendekatan terstruktur, aktif,
direktif dan berjangka waktu singkat, untuk menghadapi berbagai
hambatan dalam kepribadian, misalnya ansietas atau depresi (Singgih,
2007).
Kognisi adalah suatu tindakan atau proses memahami. Terapi
kognitif menjelaskan bahwa bukan suatu peristiwa yang menyebabkan
kecemasan dan tanggapan maladaptif melainkan harapan masyarakat,
penilaian, dan interpretasi dari setiap peristiwa ini. Sugesti bahwa
perilaku maladaptif dapat diubah oleh berhubungan langsung dengan
pikiran dan keyakinan orang (Stuart, 2009).
Bentuk Distorsi Kongnisi (Stuart, 2009)
a. Overgeneralization
Mengarahkan kesimpulan secara menyeluruh segala sesuatu
berdasarkan kejadian tunggal.Seseorang mahasiswa yang gagal
dalam satu ujian mengatakan: “kayaknya saya enggak akan lulus
dalam setiap ujian”.
b. Personalization
Menghubungkan kejadian diluar terhadap dirinya meskipun hal
tersebut tidak beralasan. “atasan saya mengatakan produktivitas
perusahaan sedang menurun tahun ini, saya yakin kalau pernyataan
ini ditujukan pada diri saya”.
c. Dichotomus thinking
Berfikir ekstrim menganggap segala sesuatunya selalu sangat bagus
atau buruk. “Bila suami saya meninggalkan saya, saya pikir saya
lebih baik mati”.
d. Catastrophizing
Berfikir sangat buruk tentang orang dan kejadian. “saya lebih baik
tidak mengisi formulir promosi jabatan itu, sebab saya tidak
menginginkan dan tidak akan nyaman dengan jabatan itu”.
e. Selective abstraction
Berfokus pada detail, tetapi tidak relevan dengan informasi yang
lain. Seorang istri percaya bahwa suaminya tidak mencintainya
sebab ia datang terlambat dari pekerjaannya, tetapi ia mengabaikan
perasaannya, hadiah dari suaminya tetap diterima dan libur bersama
tetap direncanakan.
f. Arbitary inference
Menggambarkan kesimpulan yang salah tanpa didukung data.
Teman saya tidak pernah lama menyukai saya sebab ia tidak mau
diajak pergi.
g. Mind reading
Percaya bahwa seseorang mengetahui pemikiran orang lain tanpa
mengecek kebenarannya. Mereka pasti berfikir bahwa dirinya terlalu
kurus atau terlalu gemuk.
h. Magnification Exaggregating the importance of events
Saya telah meninggalkan makan malam saya, hal ini menunjukkan
betapa tidak kompetennya saya.
i. Externalization of self worth
Menentukan tata nilai sendiri untuk diterapkan pada orang lain. Saya
sudah berusaha untuk kelihatan baik setiap waktu tetapi teman-
teman saya yang tidak menginginkan saya berada disampingnya.

3. Gangguan Makan
a. Definisi Gangguan Makan
Gangguan makan ditandai dengan ekstrem. Gangguan makan
hadir ketika seseorang mengalami gangguan parah dalam tingkah
laku makan, seperti mengurangi kadar makanan dengan ekstrem atau
makan terlalu banyak yang ekstrem, atau perasaan menderita atau
keprihatinan tentang berat atau bentuk tubuh yang ekstrem.
Seseorang dengan gangguan makan mungkin berawal dari
mengkonsumsi makanan yang lebih sedikit atau lebih banyak
daripada biasa, tetapi pada tahap tertentu, keinginan untuk makan
lebih sedikit atau lebih banyak terus menerus di luar keinginan
(American Psychiatric Association [APA], 2005).
b. Tipe Gangguan Makan
1) Anoreksia Nervosa
Menurut DSM-IV, anoreksia nervosa (AN) dimaksudkan
dengan “keengganan untuk menetapkan berat badan kira-kira
85% dari yang diprediksi, ketakutan yang berlebihan untuk
menaikkan berat badan, dan tidak mengalami menstruasi selama
3 siklus berturut-turut.” Anoreksia nervosa terbagi kepada dua
jenis. Dalam jenis restricting-tye anorexia, individu tersebut
menurunkan berat badan dengan berdiet sahaja tanpa makan
berlebihan (binge eating) atau muntah kembali (purging).
Mereka terlalu mengehadkan konsumsi karbohidrat dan makan
mengandung lemak. Manakala pada tipe binge-eating/purging,
individu tersebut makan secara berlebihan kemudian
memuntahkannya kembali secara sengaja (APA, 2005).
2) Bulimia Nervosa
Bulimia nervosa digambarkan dengan episode berulang makan
berlebihan (binge eating) dan kemudian dengan perlakuan
kompensatori (muntah, berpuasa, beriadah, atau kombinasinya).
Makan berlebihan disertai dengan perasaan subjektif kehilangan
kawalan ketika makan. Muntah yang dilakukan secara sengaja
atau beriadah secara berlebihan, serta penyalahgunaan pencahar,
diuretik, amfetamin dan tiroksin juga boleh terjadi (Chavez dan
Insel, 2007).
B. Tujuan
Tujuan terapi ini mengubah pikiran negatif menjadi positif, mengetahui
penyebab perasaan negatif yang dirasakan, membantu mengendalikan diri,
pencegahan serta perkembangan pribadi (Burn, 1980). Memperoleh
keringanan gejala secepat mungkin, untuk membantu klien dalam
mengidentifikasikan dysfunctional pola pemikiran dan tindakan serta untuk
memandu klien pada bukti serta logika yang secara efektif menguji kebenaran
dari dysfunctional thingking. Terapi memfokuskan pada mengubah
“pemikiran otomatis”. (Townsend, 2005 p. 198). Mengubah kepercayaan
(anggapan) tidak logis, penalaran salah, dan pernyataan  negatif yang
mendasari permasalahan perilaku ( Stuart & Laraia, 2005 p. 656).

C. Proses pelaksanaan
Sesi 1       : Mengungkapkan pikiran otomatis
Sesi 2       : Mengungkapkan alasan
Sesi 3       : Tanggapan terhadap pikiran otomatis
Sesi 4       : Menuliskan pikiran otomatis
Sesi 5       : Penyelesaian masalah
Sesi 6,7,8 : Manfaat tanggapan, ungkapkan hasil dan membuat buku harian

D. Petunjuk pelaksanaan terapi


1. Sesi 1   : Mengungkapkan pikiran otomatis
a. Tujuan : Pasien mampu mengungkapkan pikiran otomatis pada
perawat
b. Setting : Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan
nyaman
c. Alat : Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi
secara terapeutik, tempat duduk, alat tulis dan kertas
d. Metode : Sharing, diskusi dan tanya jawab
e. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Membuat kontrak dengan pasien
b) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
i. Salam dari terapis kepada pasien
ii. Perkenalkan nama dan nama panggilan terapis ( pakai
papan nama )
iii. Menanyakan nama dan panggilan pasien
b) Evaluasi/Validasi
i. Menanyakan perasaan klien pada saat ini
ii. Menanyakan apa yang sudah dilakukan untuk
mengatasi perasaannya
c) Kontrak
i. Menjelaskan tujuan sesi terapi, yaitu meningkatkan
kemampuan pasien mengenal  pikiran otomatis dan hal
yang mendasari pemikiran tersebut
ii. Menjelaskan peraturan terapi : klien berhadapan dengan
terapis dari awal sampai  selesai.
3) Tahap kerja
a) Terapis mengidentifikasi masalah what, where, when, who
b) Diskusikan sumber masalah
c) Diskusikan pikiran dan perasaan serta yang menyebabkan
hal tersebut timbul
d) Catat pikiran otomatis, perawat mengklasifikasikan dalam
distorsi kognitif
e) Memberikan pujian terhadap keberhasilan pasien.
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
i. Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani
terapi.
ii. Terapis memberikan pujian yang sesuai
b) Tindak lanjut
i. Menganjurkan pada pasien untuk mengidentifikasi
pikiran yang belum   didiskusikan
ii. Positif thinking terhadap diri sendiri
c) Kontrak akan datang
i. Menyepakati topik yang akan datang
ii. Menyepakati waktu dan tempat
5) Evaluasi dan Dokumentasi
a) Evaluasi
i. Ekspresi pasien pada saat terapi
ii. Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
b) Dokumentasi
i. Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi
yang dilakukan
ii. Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang
telah dirumuskan
2. Sesi 2   : Mengungkapkan alasan
a. Tujuan : Pasien mampu mengungkapkan penyebab timbulnya
pikiran otomatis pada perawat
b. Setting : Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan
nyaman
c. Alat : Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi
secara terapeutik, tempat duduk, alat tulis dan kertas
d. Metode : Sharing, diskusi dan tanya jawab
e. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Membuat kontrak dengan pasien
b) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Salam dari terapis kepada pasien
3) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan klien pada saat ini
b) Menanyakan apa telah mencoba mengidentifikasi pikiran
otomatis yang lainnya
4) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan sesi terapi, yaitu meningkatkan
kemampuan pasien mengenal  hal yang mendasari
pemikiran tersebut
b) Mejelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
c) Menjelaskan peraturan terapi : klien berhadapan dengan
terapis dari awal sampai  selesai.
f. Tahap kerja
1) Diskusikan pikiran otomatis
2) Tanyakan penyebabnya
3) Beri respon terhadap pernyataan pasien
4) Tanyakan tindakan pasien
5) Anjurkan pasien menuliskan pernyataannya
g. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi
b) Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
a) Menganjurkan pada pasien untuk mengidentifikasikan
tindakannya terhadap pikiran otomatis
3) Kontrak akan datang
a) Menyepakati topik yang akan datang yaitu mengenai
keuntungan berhubungan  dan kerugiannya
b) Menyepakati waktu dan tempat
h. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan
 
3. Sesi 3  : Tanggapan terhadap pikiran otomatis
a. Tujuan : Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien dan
pasien dapat menyatakan tanggapannya terhadap pikiran otomatis
pada perawat
b. Setting : Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan
nyaman
c. Alat : Diri perawat dan kemampuan untuk dapat  berkomunikasi
secara terapeutik, tempat duduk, alat tulis dan kertas
d. Metode : Diskusi dan tanya jawab
e. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan pasien
b) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Salam dari terapis kepada pasien
3) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan klien pada saat ini
b) Menanyakan apa telah mencoba mengidentifikasi pikiran
otomatis yang  lainnya
4) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan terapi, yaitu meningkatkan kemampuan
memberi  respon positif terhadap pikiran otomatis
b) Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
c) Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan
terapis berhadapan dari awal sampai selesai
f. Tahap kerja
1) Jelaskan metode 3 kolom
a) Diskusikan cara menggunakan metode 3 kolom
b) Diskusikan dengan klien untuk memilih satu pikiran
otomatis yang ingin  diselesaikan saat ini
c) Anjurkan/bantu klien menuliskan pikiran otomatis pada
kolom pertama, alasan pada kolom kedua atau kosongkan
saja kolom kedua
d) Diskusikan tanggapan positif untuk membantah pikiran
negatif yang telah dituliskan dan dorong untuk
mengungkapkan keinginan atau hal – hal yang dapat
mengatasi pikiran-pikiran negative
e) Beri respon terhadap pernyataan pasien
f) Beri reinforcement positif
g) Tanyakan tindakan pasien yang direncanakan untuk
mengatasi pikiran otomatis
h) Motivasi klien berlatih untuk pikiran otomatis yang lain
g. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi
b) Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
a) Menganjurkan pada pasien untuk menggunakan cara
metode 3 kolom
b) Memasukkan kegiatan pada jadwal kegiatan harian
3) Kontrak akan datang
a) Menyepakati topik yang akan datang
b) Menyepakati waktu dan tempat
h. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan
4. Sesi 4  : Menuliskan pikiran otomatis
a. Tujuan : Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien dan
pasien dapat menuliskan pikiran otomatis pada perawat
b. Setting : Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan
nyaman
c. Alat : Diri perawat dan kemampuan untuk dapat  berkomunikasi
secara terapeutik, tempat duduk, alat tulis dan kertas
d. Metode : Diskusi dan tanya jawab
e. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan pasien
b) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Salam dari terapis kepada pasien
3) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan klien pada saat ini
b) Menanyakan apa telah mencoba metode 3 kolom dalam
menyelesaikan masalah
4) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan terapi, yaitu meningkatkan kemampuan
memberi  respon positif terhadap pikiran otomatis
b) Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
c) Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan
terapis berhadapan dari awal sampai selesai
f. Tahap kerja
1) Anjurkan pasien untuk menuliskan pikiran otomatisnya
2) Dorong pasien untuk mengomentari tulisannya
3) Anjurkan pasien untuk melakukannya
g. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi
b) Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
a) Menganjurkan pada pasien untuk menuliskan setiap apa
yang dipikirkannya dan mengomentari isi tulisannya
b) Memasukkan kegiatan pada jadwal kegiatan harian
3) Kontrak akan datang
a) Menyepakati topik yang akan datang
b) Menyepakati waktu dan tempat
h. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan
5. Sesi 5  : Penyelesaian masalah
a. Tujuan : Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien dan
pasien mampu menyelesaikan masalah
b. Setting : Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan
nyaman
c. Alat : Diri perawat dan kemampuan untuk dapat  berkomunikasi
secara terapeutik, tempat duduk, alat tulis dan kertas
d. Metode : Diskusi dan tanya jawab
e. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan pasien
b) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Salam dari terapis kepada pasien
3) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan klien pada saat ini
b) Menanyakan apa telah dilakukan untuk menyelesaikan
masalahnya
4) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan terapi, yaitu meningkatkan kemampuan
memberi  respon positif terhadap pikiran otomatis
b) Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
c) Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan
terapis berhadapan dari awal sampai selesai
f. Tahap kerja
1) Diskusikan kembali prinsip terapi 3 kolom
2) Tanyakan masalah baru dan respon penyelesaiannya
3) Tanyakan kemampuan menanggapi pikiran otomatis negatif
4) Beri penguatan positif
g. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi
b) Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
a) Menganjurkan pada pasien untuk menanggapi pikiran
otomatis negatif
b) Memasukkan kegiatan pada jadwal kegiatan harian
3) Kontrak akan datang
a) Menyepakati topik yang akan datang
b) Menyepakati waktu dan tempat
h. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan
6. Sesi 6,7,8 : Manfaat tanggapan, ungkapkan hasil dan membuat buku
harian
a. Tujuan : Meningkatkan kemampuan pasien mengungkapkan hasil
dan pasien mampu menyelesaikan masalah
b. Setting : Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan
nyaman
c. Alat : Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi
secara terapeutik, tempat duduk, alat tulis dan kertas
d. Metode : Diskusi dan tanya jawab
e. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan pasien
b) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Salam dari terapis kepada pasien
3) Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien pada saat ini
b) Menanyakan apa sudah mencoba menanggapi pikiran
negatif otomatis
4) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan terapi
b) Menjelaskan lama kegiatan yaitu 40 menit
c) Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan
terapis berhadapan dari awal sampai selesai
f. Tahap kerja
1) Diskusikan perasaan setelah menggunakan tahapan rasional
2) Beri umpan balik
3) Diskusikan manfaat tanggapan rasional
4) Tanyakan apakah dapat menyelesaikan masalah
5) Tanyakan hambatan yang dialami
6) Beri persepsi perawat
7) Diskusikan cara mengatasi masalah
8) Anjurkan untuk mengatasi sesuai kemampuan
9) Mengungkapkan hasil yang diperoleh
10) Membuat buku harian setiap timbul pikiran negative dan
tanggapan rasionalnya atau membaca catatan pikiran otomatis
dan tanggapan rasional yang telah dibuat saat timbul pikiran
negative
11) Beri reinforcement positif
g. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi
b) Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
a) Menganjurkan pada pasien selalu menggunakan pikiran
rasional dalam menyelesaikan masalah
b) Menganjurkan untuk menuliskan kegiatan yang dilakuakan
pada buku   kegiatan harian
3) Kontrak akan datang
a) Menyepakati topik yang akan datang
b) Menyepakati waktu dan tempat
h. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan
7. Sesi 9 : Support system
a. Tujuan : Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien, pasien
mendapat support system dan keluarga dapat menjadi support system
bagi pasien
b. Setting : Pasien, keluarga dan terapis dalam suatu ruangan yang
tenang dan nyaman
c. Alat : Diri perawat dan kemampuan menggunakan diri secara
terapeutik dengan  berkomunikasi secara terapeutik,tempat duduk,
alat tulis dan kertas
d. Metode : Diskusi dan tanya jawab
e. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan pasien
b) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Salam dari terapis kepada pasien dan keluarga
3) Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien dan keluarga pada saat ini
b) Menanyakan apa sudah dilakukan untuk mengatasi
perasaannya
4) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan terapi, yaitu meningkatkan kemampuan
bersosialisasi pasien
b) Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
c) Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan
terapis berhadapan dari awal sampai selesai
f. Tahap kerja
1) Jelaskan pada keluarga tentang terapi kognitif
2) Libatkan keluarga
3) Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang telah dimiliki
pasien
4) Anjurkan keluarga untuk siap mendengarkan dan mendengarkan
masalah pasien
5) Beri reinforcement positif
g. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapi menanyakan perasaan klien dan keluarga setelah
setelah menjalani terapi
b) Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
a) Menganjurkan pada keluarga untuk dapat menerima dan
merawat pasien dirumah
b) Menganjurkan untuk melaksanakan jadwal kegiatan yang
telah dibuat  bersama pasien
3) Kontrak akan datang
a) Membuat kesepakatan dengan keluarga untuk dapat
menjadi support system  bagi pasien
b) Menyepakati waktu dan tempat
h. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan

Anda mungkin juga menyukai