Anda di halaman 1dari 15

Konsep Dasar

Kesehatan Jiwa
Sejarah Perkembangan Keperawatan Kesehatan Jiwa
• Zaman Mesir Kuno
Pada zaman ini, gangguan jiwa dianggap disebabkan karena adanya roh jahat yang
bersarang di otak. Oleh karena itu, cara menyembuhkannya dengan membuat
lubang pada tengkorak kepala untuk mengeluarkan roh jahat yang bersarang di
otak tersebut.
• Zaman Yunani (Hypocrates)
Pada zaman ini, gangguan jiwa sudah dianggap suatu penyakit. Upaya
pengobatannya dilakukan oleh dokter dan orang yang berdoa untuk mengeluarkan
roh jahat.
Revolusi Perancis 1
Phillipe Pinel, seorang direktur di RS Bicetri Perancis. “Jika tidak, kita harus siap
diterkam binatang buas yang berwajah manusia”.
Con’t
• Revolusi Kesehatan Jiwa II
Dengan diterima gangguan jiwa sebagai suatu penyakit, maka terjadilah perubahan
orientasi pada organo biologis. Pada saat ini, Qubius menuntut agar gangguan jiwa
masuk dalam bidang kedokteran. Emil Craepelee mampu membuat penggolongan
dari tanda-tanda gangguan jiwa.
• Revolusi Kesehatan Jiwa III
Pola perkembangan pada Revolusi Kesehatan Jiwa II masih berorientasi pada berbasis
rumah sakit (hospital base), maka pada perkembangan berikutnya dikembangkanlah
basis komunitas (community base) dengan adanya upaya pusat kesehatan mental
komunitas (community mental health centre) yang dipelopori oleh J.F. Kennedy.
Sehat Jiwa
• Karl Menninger mendefinisikan orang yang sehat jiwanya adalah orang yang
mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri pada lingkungan, serta berintegrasi dan
berinteraksi dengan baik, tepat, dan bahagia.
• Michael Kirk Patrick mendefinisikan orang yang sehat jiwa adalah orang yang bebas
dari gejala gangguan psikis, serta dapat berfungsi optimal sesuai apa yang ada padanya.
Kriteria sehat jiwa
World Health Organization (WHO) pada tahun 2008 menjelaskan kriteria orang yang sehat
jiwanya adalah orang yang dapat melakukan hal berikut.
•Menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk.
•Merasa bebas secara relatif dari ketegangan dan kecemasan.
•Memperoleh kepuasan dari usahanya atau perjuangan hidupnya.
•Merasa lebih puas untuk memberi dari pada menerima.
•Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dan saling memuaskan.
•Mempunyai daya kasih sayang yang besar.
•Menerima kekecewaan untuk digunakan sebagai pelajaran di kemudian hari.
•Mengarahkan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif.
Con’t
• Melihat setiap hari adalah baik, tidak ada satu alasan sehingga pekerjaan harus
ditunda, karena setiap hari adalah baik.
• Hari besok adalah hari yang baik.
• Tahu apa yang diketahui dan tahu apa yang tidak diketahui.
• Bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan dan membuat lingkungan menjadi
lebih baik.
• Selalu dapat mengembangkan usahanya.
• Selalu puas dengan hasil karyanya.
• Dapat memperbaiki dirinya dan tidak menganggap dirinya selalu benar.
Definisi gangguan jiwa
Gangguan jiwa menurut PPDGJ III adalah sindrom pola perilaku seseorang yang secara
khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya (impairment) di
dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia, yaitu fungsi psikologik, perilaku,
biologik, dan gangguan itu tidak hanya terletak di dalam hubungan antara orang itu tetapi
juga dengan masyarakat.
Sumber penyebab gangguan jiwa
1. Faktor somatik (somatogenik)
2. Faktor psikologik (psikogenik)
3. Faktor sosial budaya
Diagnosis gangguan jiwa
1. Perilaku kekerasan
2. Risiko perilaku kekerasan (pada diri sendiri, orang lain, lingkungan, verbal)
3. Gangguan persepsi sensori: halusinasi (pendengaran, penglihatan, pengecap, peraba,
penciuman)
4. Gangguan proses pikir
5. Kerusakan komunikasi verbal
6. Risiko bunuh diri
7. Isolasi sosial\Kerusakan interaksi sosial
8. Defisit perawatan diri (mandi, berhias, makan, eliminasi)
9. Harga diri rendah kronis
Definisi keperawatan jiwa
Stuart dan Sundeen memberikan batasan tentang keperawatan jiwa, yaitu suatu proses
interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku, yang
mengontribusi pada fungsi yang terintegrasi. Sementara ANA (American Nurses
Association) mendefinisikan keperawatan kesehatan jiwa adalah suatu bidang spesialisasi
praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan
penggunaan diri secara terapeutik sebagai kiatnya (Stuart, 2007).
Pengkajian Model Stres (Stuart & Laraia, 2005)
Faktor predisposisi
•Biologi
•Psikologis
•Sosiokultural

Faktor presipitasi
•Kejadian yang menekan (stressfull): aktivitas sosial, lingkungan sosial, keinginan
sosial)
•Ketegangan hidup
Faktor predisposisi
•Biologi
•Psikologis
•Sosiokultural

Faktor presipitasi
•Kejadian yang menekan (stressfull): aktivitas sosial, lingkungan sosial, keinginan
sosial)
•Ketegangan hidup
Penilaian terhadap Stressor
1. Respons kognitif
Faktor kognitif mencatat kejadian yang menekan, memilih pola koping yang
digunakan, serta emosional, fisiologis, perilaku, dan reaksi sosial seseorang.
2. Respons afektif
Respons afektif meliputi sedih, takut, marah, menerima, tidak percaya, antisipasi,
atau kaget.
3. Respon fisiologis
Respons fisiologis melawan atau menghindar (the fight-or-flight
4. Respon perilaku
Respons fisiologis melawan atau menghindar (the fight-or-fligh)
5. Respon sosial
Mekanisme Koping
1. Koping problem focus
Usaha langsung untuk mengatasi ancaman diri. Ex: negoisasi, konfrontasi, dan
mencari penasihat

2. Koping cognitively focus


Seseorang dapat mengontrol masalah dan menetralisasinya. Ex: perbandingan
positif, selective ignorance, substitution of reward, dan devaluation of desired objects.
3. Koping emotion focus
Pasien menyesuaikan diri terhadap distres emosional secara tidak berlebihan.
Exdenial, supresi, atau proyeksi.

Anda mungkin juga menyukai