Hanjar Binluh Bhabinkamtibmas
Hanjar Binluh Bhabinkamtibmas
Penyusun :
Editor:
Diterbitkan oleh:
Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi Bahan Ajar (Hanjar) Pendidikan
Polri ini, tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................. i
Pengantar ........................................................................... 1
Tagihan/Tugas ................................................................... 4
1. Pengertian-pengertian ................................................ 5
Rangkuman ........................................................................ 8
Pengantar ........................................................................... 10
Tagihan/Tugas ................................................................... 14
POKOK BAHASAN 1
Komunikasi Efektif dalam Bimluh Kamtibmas ..................... 15
POKOK BAHASAN 2
Komunikasi Efektif .............................................................. 20
Rangkuman ........................................................................ 29
Latihan ............................................................................... 31
Pengantar ........................................................................... 32
Tagihan/Tugas ................................................................... 36
POKOK BAHASAN
Pelaksanaan Bimluh Kamtibmas ......................................... 39
Rangkuman ........................................................................ 42
Latihan ............................................................................... 43
BIMLUH KAMTIBMAS ix
HPP-LAT BINTARA FT. BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
KOMUNIKASI EFEKTIF
MODUL
DALAM BIMLUH KAMTIBMAS
02
4 JP (180 menit)
Pengantar
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Memahami Komunikasi
Indikator Hasil Pelatihan:
a. Menjelaskan pengertian komunikasi;
BIMLUH KAMTIBMAS 10
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Materi Pelajaran
1. Pokok Bahasan:
Komunikasi
Sub Pokok Bahasan:
a. Pengertian komunikasi;
b. Peranan dan fungsi komunikasi;
c. Komunikasi yang ideal;
d. Faktor-faktor yang dapat menghambat komunikasi;
e. Faktor-faktor yang mendukung komunikasi ideal;
f. Faktor yang menciptakan suasana negatif.
BIMLUH KAMTIBMAS 11
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
2. Pokok Bahasan:
Komunikasi efektif
Sub Pokok Bahasan:
a. Pengertian komunikasi efektif;
b. Aspek-aspek komunikasi efektif;
c. Strategi membangun komunikasi efektif;
d. Efektifitas komunikasi verbal;
e. Efektifitas komunikasi non verbal;
f. Pengaruh budaya dalam komunikasi;
g. Komunikasi yang empati.
Metoda Pembelajaran
1. Metoda ceramah
Ceramah digunakan untuk menjelaskan materi tentang
komunikasi efektif dalam Bimluh Kamtibmas.
2. Metoda tanya jawab
Digunakan dalam setiap penjelasan pelatih yang belum
dimengerti peserta pelatihan serta permasalahan yang muncul
dalam proses pembelajaran maupun berdasarkan pengalaman
peserta pelatihan.
1. Alat/media:
a. Infocus;
b. Laptop;
c. Flipchart;
d. Sound system;
BIMLUH KAMTIBMAS 12
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
e. Wireless;
f. Laser point.
2. Bahan:
a. Alat tulis;
b. Kertas Flipchart/HVS.
3. Sumber Belajar:
a. Perkap Nomor 22 Tahun 2007 tentang Bimbingan
Penyuluhan Keamanan dan Ketertiban;
b. Perkap Nomor 3 tahun 2015 tentang Pemolisian
Masyarakat.
Kegiatan Pembelajaran
Tagihan / Tugas
---------------------------------------------------------------------------------------------
Lembar Kegiatan
---------------------------------------------------------------------------------------------
BIMLUH KAMTIBMAS 14
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Bahan Bacaan
POKOK BAHASAN 1
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM BIMLUH KAMTIBMAS
1. Pengertian Komunikasi
Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu
cum, sebuah kata depan yang artinya dengan atau bersama
dengan dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu.
Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam
bahasa Inggris disebut dengan communion, yang berarti
kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan atau
hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya
usaha dan kerja, maka kata itu dibuat kata kerja “Communicare”
yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar,
membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu
kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,
berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi berarti pemberitahuan,
pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan
antara komunikan dan komunikator.
2. Peranan dan Fungsi Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
organisasi manapun di dunia untuk meraih keberhasilan. Hal ini
berlaku juga untuk organisasi kepolisian, karena dalam
kesehariannya mereka berkomunikasi, baik secara individu
maupun kelompok. Komunikasi sendiri adalah suatu transaksi
antara komunikator dan komunikan untuk menyampaikan
informasi, pendapat atau pesan, baik secara individu dengan
individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan
kelompok, baik secara lisan maupun tertulis, langsung atau tidak
langsung, agar pesan yang disampaikan dapat diterima.
3. Komunikasi yang Ideal
Komunikasi yang ideal dapat terjadi apabila pesan yang dikirim
oleh komunikator atau sender dapat diterima dengan baik oleh
komunikan atau receiver, kemudian penerima pesan dapat
menyampaikan kembali pesan yang telah diterima dengan baik
dan benar. Artinya ada komunikasi 2 (dua) arah atau komunikasi
BIMLUH KAMTIBMAS 15
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
timbal balik.
4. Faktor-Faktor yang dapat Menghambat Komunikasi
Komunikasi adalah transaksi. Komunikasi bukan sekedar
mengucapkan kata-kata, sebab komunikasi baru terjadi ketika
kata-kata yang diucapkan diterima. Jika ucapan-pesan yang
dikirimkan tidak diterima oleh orang lain, maka tidak terjadi
transaksi yang berarti, karena tidak terjadi komunikasi. Perlu
dicatat, bahwa sikap dan prasangka dapat menghambat
penerimaan pesan verbal, walaupun pesan tersebut secara fisik
dapat didengar dan dimengerti. Selanjutnya perlu juga diingat
bahwa komunikasi dilakukan dalam suatu konteks tertentu atau
dalam suatu suasana komunikasi.
Konteks atau suasana di mana komunikasi terjadi dapat
menghambat diterimanya pesan yang disampaikan pembicara,
misalnya karena gangguan kebisingan, kekacauan pikiran, bahasa
tubuh pengirim atau penerima pesan, sikap, bahkan perbedaan
budaya. Banyak alasan mengapa pesan verbal yang dikirim oleh
komunikator mungkin saja tidak diterima oleh pendengar.
Faktor – faktor yang dapat menghambat komunikasi, antara lain
sebagai berikut :
a. Jika orang yang berkomunikasi tidak sopan (mengancam
atau agresif), maka ada kemungkinan bahwa pesannya tidak
diterima.
b. Jika terdapat banyak gangguan di sekitar (ada orang lain
yang berbicara di dekat kita) mungkin saja kita tidak
menerima semua pesan yang dikomunikasikan.
c. Jika yang diajak berkomunikasi tidak disukai.
Jika kita menyukai si pembicara, kita akan lebih
mendengarkannya daripada kalau kita tidak menyukai.
Jelas bahwa perhatian kita tergantung pada siapa yang
berbicara.
d. Kurangnya ketertarikan atas suatu pesan akan menyebabkan
pesan yang dikomunikasikan kurang akurat.
Jika pokok pembicaraannya menarik, maka kita akan lebih
memperhatikan dibandingkan jika pokok pembicaraannya
yang membosankan.
e. Jika orang-orang terlalu bersemangat, tegang atau takut,
maka mereka mungkin tidak dapat menerima pesan yang
BIMLUH KAMTIBMAS 16
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
disampaikan.
f. Jika pesan yang kita dengarkan terlalu teknis atau banyak
menggunakan kata-kata aneh, kita akan bingung, frustrasi
dan tidak dapat menerima pesan yang dikomunikasikan.
g. Jika kita tidak konsentrasi atau tidak mau mendengarkan
atau tidak melibatkan diri, maka kita tidak akan berusaha
mendengarkan atau melibatkan diri atau kalau kita sedang
menonton TV, maka kita akan mematikan TV.
h. Jika kita harus memikirkan hal-hal lain atau ada hal lain
dalam benak kita, maka kita akan mendapat kesulitan untuk
mendengarkan dengan baik.
i. Terlalu banyak informasi yang masuk, maka mungkin saja
kita hanya menerima sebagian dari informasi tersebut.
5. Faktor-Faktor yang Mendukung Komunikasi Ideal
Carl Rogers, seorang psikolog Amerika, mengembangkan sebuah
teori yang dikenal luas di kalangan para ahli tentang masalah
perilaku. Teori tersebut dikembangkan menyangkut pihak
penerima dalam suatu proses komunikasi.
Tujuan teori komunikasi adalah secara khusus memfokuskan
perhatian pada penerima pesan dengan maksud untuk
memberikan kesempatan berkomunikasi secara bebas dan
nyaman.
Dasar pemikiran dari teori yang terpusat pada penerima ini ialah
penerapan kriteria-kriteria berikut dalam percakapan :
a. Kehangatan.
Komunikator dapat menciptakan suasana akrab yang
mendukung tersampaikannya pesan kepada komunikan.
b. Empati.
Komunikator dapat memahami dan merasakan apa yang
dialami oleh komunikan.
c. Penerimaan.
Komunikator dapat mendengarkan secara aktif dan
memberikan perhatian penuh kepada komunikan.
d. Kerjasama.
Komunikator dan komunikan dapat membangun kerjasama
demi terciptanya komunikasi yang efektif.
BIMLUH KAMTIBMAS 17
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
e. Dukungan.
Komunikator dapat memotivasi komunikan untuk
mendengarkan pesan yang disampaikan dan sebaliknya
komunikan bersedia menyampaikan ide atau gagasannya.
f. Ketulusan.
Komunikator dapat menyampaikan pesan secara terbuka dan
apa adanya.
g. Rasa hormat.
Dalam proses komunikasi, komunikan dan komunikator
saling menghargai pesan yang disampaikan.
6. Faktor yang Menciptakan Suasana Negatif
Dalam prakteknya ditemukan bahwa ada karakter tertentu yang
dapat mengganggu komunikasi. Karakter ini kadang-kadang
terkait dengan profesi atau pekerjaan.
Sebagai contoh, para psikolog biasanya "lebih ramah" dan dapat
menerima klien mereka dengan mudah hanya karena
pekerjaannya sebagai psikolog. Para dokter kadang-kadang
terlalu formil (klinis), karena itu mereka seharusnya sedikit lebih
ramah dan berempati terhadap pasien mereka. Apabila mereka
terlalu formal karena tugas rutin yang monoton, kesan dingin dan
tidak berperasaan akan secara langsung tercermin dalam
komunikasi dan interaksi mereka dengan para pasiennya.
Polisi juga memiliki karakter tertentu, yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan mereka. Karena kebanyakan komunikasi polisi
dalam penegakan hukum dilakukan dalam situasi yang penuh
stress dan berkaitan dengan konflik. Kadang-kadang polisi secara
tidak sadar mengembangkan sikap atau kecenderungan yang
negatif dalam berkomunikasi.
Di bawah ini adalah contoh-contoh karakter / kecenderungan yang
harus dihindari :
a. Prasangka buruk.
Komunikator dan komunikan dalam komunikasi sudah
mempunyai anggapan bahwa pesan yang akan disampaikan
pasti tidak benar.
b. Kecurigaan berlebihan.
Komunikator dan komunikan dalam komunikasi tidak
mempercayai satu sama lain.
BIMLUH KAMTIBMAS 18
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
BIMLUH KAMTIBMAS 19
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
POKOK BAHASAN 2
KOMUNIKASI EFEKTIF
BIMLUH KAMTIBMAS 20
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
BIMLUH KAMTIBMAS 21
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
BIMLUH KAMTIBMAS 22
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
BIMLUH KAMTIBMAS 23
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
BIMLUH KAMTIBMAS 24
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
sebagainya.
d. Melengkapi Pesan Verbal (Complementing).
Misalnya mengatakan "bagus" sambil menunjukkan "ibu jari",
mengatakan seseorang tidak waras dengan menunjuk
"kening dengan jari telunjuk miring".
e. Penekanan (Accenting).
Penekanan di sini artinya menggaris bawahi pesan verbal.
Misalnya berbicara dengan sangat pelan atau menekan kaki.
6. Pengaruh Budaya Dalam Komunikasi
Perbedaan budaya akan mempengaruhi keefektifan dalam
berkomunikasi, sebab komunikasi akan efektif apabila ia dapat
menguraikan nilai-nilai dasar, motivasi, aspirasi dan asumsi-
asumsi yang didasarkan pada geografi atau letak suatu negara,
fungsi dan tingkat sosial.
Perbedaan bahasa dapat menyebabkan hambatan dalam
komunikasi, akan tetapi perbedaan budaya lebih menghambat
komunikasi dibandingkan dengan perbedaan bahasa.
Misalnya, pengaruh budaya mempunyai perbedaan dalam norma
berbicara. Untuk bangsa-bangsa Amerika Selatan, Eropa
Selatan, Eropa Barat dan Arab berbicara dengan suara yang
keras-keras adalah hal yang biasa, sedangkan bangsa-bangsa
Asia, Eropa Utara, dan Amerika Utara berbicara dengan suara
yang lembut.
Demikian juga sering dikatakan bahwa suku Jawa berbicara
dengan suara yang lembut, sedangkan suku Batak berbicara
dengan suara yang keras-keras, suku Sunda berbicara dengan
mendayu-dayu dan lemah lembut. Bagaimana dengan suku lain
yang ada di Indonesia ? Misalnya suku Minangkabau, Madura,
Papua, Maluku, Dayak, Timor dan lain-lain.
7. Komunikasi Yang Empati
Berempati adalah cara yang dilakukan polisi untuk membuat
anggota masyarakat menyadari bahwa polisi memahami
keadaannya. Dalam hal ini, polisi berusaha berpikir
bersama dia, kemudian memahami bahkan mengalami
keadaannya.
Polisi mencoba membayangkan / menvisualisasikan pengamatan
dan pengalaman anggota masyarakat tersebut tanpa kehilangan
BIMLUH KAMTIBMAS 25
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
akhirnya efisiensi.
4) Menangani pengalaman emosional yang berat.
Suksesnya pemolisian masyarakat bergantung pada
hubungan baik, antar masyarakat dan polisi. Anggota
masyarakat akan mendapatkan pelayanan terbaik,
sehingga kebutuhan dan harapannya dapat diakomodir
apabila polisi menerapkan dengan benar kecakapan-
kecakapan komunikasi berempati.
Kecakapan-kecakapan itu juga akan melengkapi polisi
agar mampu bertindak dengan penuh perhitungan
dalam menghadapi situasi yang sangat emosional.
b. Dasar Komunikasi Berempati.
Komunikasi berempati tergantung pada kemampuan
komunikator / penyampai pesan agar peka merasakan
perasaan orang lain.
Ketika seorang komunikator tidak peka, komunikator tidak
dapat merasakan perasaan orang lain, komunikator tidak
akan mungkin berempati, sehingga sikapnya terhadap orang
lain kelihatan seperti tidak peka.
Hal di atas dapat merusak semua usaha untuk menciptakan
hubungan baik, dan kalau dikaitkan dengan masyarakat
Indonesia, maka hal-hal negatif tersebut dapat memperlebar
jurang antara polisi dengan masyarakat.
Semua anggota polisi harus memperhatikan dan menangani
masyarakat dengan penuh empati. Untuk menguasai
keterampilan ini, semua anggota polisi harus berusaha
mengembangkan sensitifitas mereka terhadap sisi emosional
komunikasi, sebagai berikut :
1) Inti lisan;
2) Pesan bahasa tubuh;
3) Komponen afektif (emosional).
Selama melakukan komunikasi berempati, komunikator harus
selalu mengingat semua komponen (inti lisan, bahasa tubuh
dan komponen afektif), sehingga dia mampu
menginterpretasikan dengan benar semua pesan
komunikasi.
Polisi harus menggunakan semua komponen tersebut,
menerimanya dan bereaksi sesuai dengan pernyataan atau
BIMLUH KAMTIBMAS 27
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
BIMLUH KAMTIBMAS 28
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Rangkuman
1. Pengertian Komunikasi
komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan,
pertukaran pikiran atau hubungan antara komunikan dan
komunikator.
2. Peranan dan Fungsi Komunikasi
suatu transaksi antara komunikator dan komunikan untuk
menyampaikan informasi, pendapat atau pesan, baik secara
individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok
dengan kelompok, baik secara lisan maupun tertulis, langsung
atau tidak langsung, agar pesan yang disampaikan dapat diterima.
3. Komunikasi yang ideal dapat terjadi apabila pesan yang dikirim
oleh komunikator atau sender dapat diterima dengan baik oleh
komunikan atau receiver, kemudian penerima pesan dapat
menyampaikan kembali pesan yang telah diterima dengan baik
dan benar.
4. Faktor – faktor yang dapat menghambat komunikasi, antara
lain sebagai berikut :
a. Jika orang yang berkomunikasi tidak sopan (mengancam
atau agresif), maka ada kemungkinan bahwa pesannya tidak
diterima.
b. Jika terdapat banyak gangguan di sekitar (ada orang lain
yang berbicara di dekat kita) mungkin saja kita tidak
menerima semua pesan yang dikomunikasikan.
c. Jika yang diajak berkomunikasi tidak disukai.
d. Jika kita menyukai si pembicara, kita akan lebih
mendengarkannya daripada kalau kita tidak menyukai.
Jelas bahwa perhatian kita tergantung pada siapa yang
berbicara.
e. Kurangnya ketertarikan atas suatu pesan akan menyebabkan
pesan yang dikomunikasikan kurang akurat.
f. Jika pokok pembicaraannya menarik, maka kita akan lebih
memperhatikan dibandingkan jika pokok pembicaraannya
yang membosankan.
g. Jika orang-orang terlalu bersemangat, tegang atau takut,
maka mereka mungkin tidak dapat menerima pesan yang
BIMLUH KAMTIBMAS 29
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
disampaikan.
h. Jika pesan yang kita dengarkan terlalu teknis atau banyak
menggunakan kata-kata aneh, kita akan bingung, frustrasi
dan tidak dapat menerima pesan yang dikomunikasikan.
i. Jika kita tidak konsentrasi atau tidak mau mendengarkan
atau tidak melibatkan diri, maka kita tidak akan berusaha
mendengarkan atau melibatkan diri atau kalau kita sedang
menonton TV, maka kita akan mematikan TV.
j. Jika kita harus memikirkan hal-hal lain atau ada hal lain
dalam benak kita, maka kita akan mendapat kesulitan untuk
mendengarkan dengan baik.
k. Terlalu banyak informasi yang masuk, maka mungkin saja
kita hanya menerima sebagian dari informasi tersebut.
5. Beberapa aspek yang perlu dipahami dalam membangun
komunikasi yang efektif :
a. Kejelasan (Clarity);
b. Ketepatan (accuracy);
c. Konteks (contex);
d. Alur (flow);
e. Budaya (culture).
6. Komunikasi berempati tergantung pada kemampuan
komunikator / penyampai pesan agar peka merasakan perasaan
orang lain. Semua anggota polisi harus memperhatikan dan
menangani masyarakat dengan penuh empati. Untuk
menguasai keterampilan ini, semua anggota polisi harus berusaha
mengembangkan sensitifitas mereka terhadap sisi emosional
komunikasi, sebagai berikut :
a. Inti lisan;
b. Pesan bahasa tubuh;
c. Komponen afektif (emosional).
Selama melakukan komunikasi berempati, komunikator harus
selalu mengingat semua komponen (inti lisan, bahasa tubuh dan
komponen afektif), sehingga dia mampu menginterpretasikan
dengan benar semua pesan komunikasi.
BIMLUH KAMTIBMAS 30
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Soal Latihan
BIMLUH KAMTIBMAS 31
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Pengantar
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
BIMLUH KAMTIBMAS 1
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Materi Pelajaran
Pokok Bahasan:
Konsep Bimluh Kamtibmas
Sub Pokok Bahasan:
1. Pengertian-pengertian terkait dengan Bimluh Kamtibmas;
2. Tujuan Bimluh Kamtibmas;
3. Sasaran Bimluh Kamtibmas;
4. Metode Bimluh Kamtibmas;
5. Unsur-unsur Bimluh Kamtibmas;
6. Peraturan terkait dengan Bimluh Kamtibmas.
Metoda Pembelajaran
1. Metoda ceramah
Ceramah digunakan untuk menjelaskan materi tentang konsep
Bimluh Kamtibmas.
2. Metoda tanya jawab
Digunakan dalam setiap penjelasan pelatih yang belum
dimengerti peserta pelatihan serta permasalahan yang muncul
dalam proses pembelajaran maupun berdasarkan pengalaman
peserta pelatihan.
BIMLUH KAMTIBMAS 2
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
1. Alat/media:
a. Infocus;
b. Laptop;
c. Flipchart;
d. Sound system;
e. Wireless;
f. Laser point.
2. Bahan:
a. Alat tulis;
b. Kertas Flipchart/HVS.
3. Sumber Belajar:
a. Perkap Nomor 22 Tahun 2007 tentang Bimbingan
Penyuluhan Keamanan dan Ketertiban;
b. Perkap Nomor 3 tahun 2015 tentang Pemolisian
Masyarakat.
Kegiatan Pembelajaran
BIMLUH KAMTIBMAS 3
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Tagihan / Tugas
---------------------------------------------------------------------------------------------
Lembar Kegiatan
---------------------------------------------------------------------------------------------
BIMLUH KAMTIBMAS 4
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Bahan Bacaan
POKOK BAHASAN
KONSEP BIMLUH KAMTIBMAS
BIMLUH KAMTIBMAS 5
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
BIMLUH KAMTIBMAS 6
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
BIMLUH KAMTIBMAS 7
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Rangkuman
BIMLUH KAMTIBMAS 8
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Soal Latihan
BIMLUH KAMTIBMAS 9
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Pengantar
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
BIMLUH KAMTIBMAS 32
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Materi Pelajaran
Pokok Bahasan:
Pelaksanaan Bimluh Kamtibmas
Sub Pokok Bahasan:
1. Persiapan pelaksanaan Bimluh Kamtibmas
2. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan Bimluh
Kamtibmas;
3. Hal-hal yang wajib diperhatikan oleh Petugas Bimluh
Kamtibmas.
Metoda Pembelajaran
1. Metoda ceramah
Ceramah digunakan untuk menjelaskan materi tentang
Pelaksanaan Bimluh Kamtibmas dan Pelaporan.
2. Metoda tanya jawab
Digunakan dalam setiap penjelasan pelatih yang belum
BIMLUH KAMTIBMAS 33
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
1. Alat/media:
a. Infocus;
b. Laptop;
c. Flipchart;
d. Sound system;
e. Wireless;
f. Laser point.
2. Bahan:
a. Alat tulis;
b. Kertas Flipchart/HVS.
3. Sumber Belajar:
a. Perkap Nomor 22 Tahun 2007 tentang Bimbingan
Penyuluhan Keamanan dan Ketertiban;
b. Perkap Nomor 3 tahun 2015 tentang Pemolisian
Masyarakat;
c. Buku Pintar Bhabinkamtibmas edisi ketiga tahun 2016.
BIMLUH KAMTIBMAS 34
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Kegiatan Pembelajaran
BIMLUH KAMTIBMAS 35
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Tagihan / Tugas
BIMLUH KAMTIBMAS 36
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Lembar Kegiatan
Skenario 1
Pelatih/Instruktur:
a. Menjelaskan Skenario Simulasi Pelaksanaan Bimluh
Kamtibmas;
b. Menginstruksikan Setiap Peserta Pelatihan Untuk Memilih Dua
Materi Penyuluhan Yang Tercantum Di Dalam Buku Pintar
Bhabinkamtibmas Edisi Ke 3 Tahun 2016 Sesuai Dengan
Permasalahan Yang Sering Terjadi Di Wilayah;
c. Menugaskan Peserta Untuk Menyusun Persiapan Pelaksanaan
Bimluh Kamtibmas Yang Mencakup :
1) Materi Bimluh Kamtibmas
2) Sasaran Bimluh Kamtibmas;
3) Waktu;
4) Tempat;
5) Pejabat dan instansi terkait;
6) Nama petugas Bimluh Kamtibmas;
7) Sarana dan prasarana (alins alongins) yang akan
digunakan.
d. Memerintahkan peserta pelatihan untuk menulis materi Bimluh
Kamtibmas dari sumber yang disediakan dan diperkaya dengan
pengalaman di tempat tugas.
Skenario 2
Pelatih/instruktur :
a. Menugaskan peserta pelatihan secara bergantian untuk
melaksanakan simulasi Bimluh Kamtibmas (penyampaian materi
dan tanya jawab) untuk materi pertama;
b. Mengomentari dan memberikan saran serta masukan hasil
simulasi Bimluh Kamtibmas.
Skenario 3
Pelatih/instruktur:
a. Menugaskan peserta pelatihan secara bergantian untuk
melaksanakan simulasi Bimluh Kamtibmas (penyampaian materi
BIMLUH KAMTIBMAS 37
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
BIMLUH KAMTIBMAS 38
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Bahan Bacaan
POKOK BAHASAN
PELAKSANAAN BIMLUH KAMTIBMAS
BIMLUH KAMTIBMAS 39
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
BIMLUH KAMTIBMAS 40
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
BIMLUH KAMTIBMAS 41
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Rangkuman
BIMLUH KAMTIBMAS 42
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Soal Latihan
BIMLUH KAMTIBMAS 43
HPP-LAT BINTARA FT BINMAS