Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini berisi teori-teori, konsep-konsep, generalisasi hasil


penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teori dalam pelaksanaan
penelitian untuk topik yang membahas mengenai harga jual dan laba bersih.

2.1.1 Harga Jual

Wiwik Lestari dan Dhyka Bagus Permana (2017:158) mendefinisikan


Harga Jual sebagai nilai atau angka yang telah menutupi biaya produksi secara
utuh dan ditambahkan dengan laba atau keuntungan dalam jumlah yang wajar.

Menurut Nana Herdiana A (2015:109) secara sederhana definisi harga


adalah sejumlah uang yang digunakan sebagai alat tukar untuk memperoleh suatu
barang atau jasa. Harga juga dapat dikatakan sebagai suatu penentuan nilai barang
di benak konsumen.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa harga jual


adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang
maupun jasa ditambah dengan persentase laba yang perusahaan inginkan.

2.1.1.1 Metode Penentuan Harga Jual

Menurut Mulyadi (2001:348), dalam kondisi normal harga jual harus


mampu menutup biaya penuh dan menghasilkan laba yang diharapkan
perusahaan. Berikut ini empat metode menentukan harga jual yang biasanya yang
digunakan oeh perusahaan:

1. Penentuan harga jual dalam keadaan normal

2. Penentuan harga jual dalam cost-type contract;


3. Penentuan harga jual pesanan khusus;

4. Penentuan harga jual produk atau jasa yang dihasilkan oleh pertusahaan
yang diatur dengan peraturan pemerintah

Dalam keempat metode penentuan harga jual tersebut, biaya merupakan


titik tolak untuk perumusan kebijakan harga jual:

1. Penentuan harga jual normal


Dalam keadaan normal, manajer penentu harga jual memerlukan informasi
biaya penuh masa yang akan datang sebagai dasar penentu harga jual produk atau
jasa. Metode penentuan harga jual normal seringkali disebut dengan istilah cost-
plus pricing, karena harga jual ditentukan dengan penambahan biaya masa yang
akan datang dengan persentase markup (tambahan diatas jumlah biaya) yang
dihitung dengan formula tertentu.
Harga jual produk atau jasa dalam keadaan normal ditentukan dengan
formula sebagai berikut (Mulyadi, 2001:348):
Harga jual=Taksiran biaya penuh+ Laba yang diharapkan

Cost plus pricing adalah penentuan harga jual dengan cara menambah laba
yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi
dan memasarkan produk. Ada dua unsur yang diperhitungkan dalam penentuan
harga jual yaitu taksiran biaya penuh dan laba yang diharapkan.

Taksiran biaya penuh dan dapat dihitung dengan dua pendekatan yaitu full
costing dan variable costing, dimana taksiran biaya penuh tersebut dibagi
menjadi dua yaitu biaya yang dipengaruhi secara langsung dan biaya yang tidak
dipengaruhi oleh volume produk yang ditambahkan kepada laba yang diharapkan
dalam perhitungan markup.

Rumusan perhitungan hargta jual atas biaya secara umum dapat


dinyatakan dalam persamaan berikut ini (Mulyadi, 2001:351):

Harga jual per unit=biaya yang berhubunganlangsung dengan volume ( per unit ) + persentase mark up

Dimana rumus perhitungan persentase mark up yaitu :


Laba yang diharapkan+ Biaya tidak dipengaruhi langsungoleh volume produk
Persentase=
Biaya yang dipengaruhi oleh volume produk

1) Dalam pendekatan harga pokok penuh (full costing)

Dalam metode harga pokok penuh, pengertian biaya dalam hal ini adalah
biaya untuk memproduksi satu unit produk, tidak termasuk biaya non
produksi. Jadi harga ditentukan sebesar biaya produksi di tambah dengan
mark up yang diinginkan. mark up yang ditambahkan tersebut digunakan
untuk menutup biaya non produksi dan untuk menghasilkan laba yang
diinginkan.

Dalam pendekatan ini, taksiran biaya penuh yang dipakai sebagai


dasar penentuan harga jual terdiri dari unsur biaya produksi yaitu biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
(variable dan tetap).

Penentuan mark up besarnya berbeda-beda untuk tiap perusahaan.


Perusahaan yang mempunyai resiko besar akan menentukan besarnya
markup yang relatifable lebih besar dibandingkan perusahaan yang
resikonya tidak begitu besar.

Penentuan return on investment (ROI) dapat digunakan untuk


menentukan besarnya persentase mark up. Dengan menggunakan
pendekatan ROI, setidaknya dapat menggambarkan biaya yang harusnya
ditutup dan return atas investasi yang ditanamkan.

Rumusan perhitungan persentase mark up dalam metode harga


pokok penuh ditambah mark up:

Laba yang diharapkan+ Biaya tidak dipengaruhi oleh volume produk


persentase mark up=
Biaya yang dipengaruhi langsung oleh volume volume produk

Takksiran biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual
terdiri dari unsur-unsur seperti yang disajikan dalam rumus sebagai berikut:

Biaya bahan baku Rp. XXX


Biaya tenaga kerja langsung Rp. XXX

Biaya overhead pabrik (tetap+variable) Rp. XXX +

Taksiran total biaya produksi Rp. XXX

Biaya administrasi dan umum Rp. XXX

Biaya pemasaran Rp. XXX +

Taksiran total biaya komersial Rp.XXX +

Taksiran biaya penuh Rp.XXX

2) Dalam pendekatan variable (variable costing)

Metode harga pokok penuh sebagai dasar penentuan harga jual


menekankan penggolongan biaya berdasarkan fungsi, sedangkan metode harga
pokok variabel sebagai dasar penentuan harga jual menekankan penggolangan
biaya berdasarkan perilakunya. Pada metode harga pokok variabel, penentuan
harga jual produk atau jasa ditentukan sebesar biaya variabel ditambah mark up
yang harus tersedia untuk menutup semua biaya tetap dan untuk menghasilkan
laba yang diharapkan.

Dalam pendekatan ini, taksiran biaya penuh yang dipakai sebagai dasar
penentuan harga jual terdiri dari unsur biaya variabel sebagai biaya yang tidak
dipengaruhi langsung oleh volume produk. Biaya variabel terdiri dari biaya
produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik variabel), biaya administrasi dan umum, dan biaya pemasaran
variabel, sedangkan biaya tetap terdiri biaya overhead pabrik tetap, biaya
administrasi dan umum tetap, dan biaya pemasaran tetap.

Rumus perhitungan persentase mark up dalam metode harga pokok


variabel sebagai berikut:

Laba yang diharapkan+ Biaya tetap ×100 %


persentase markup=
Biaya Variabel

Harga Jual=Biaya Variabel + Persentase mark up


Taksiran biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual terdiri dari:

Biaya variabel:

Biaya bahan baku variabel Rp.XXX

Biaya tenaga kerja langsung Rp.XXX

Biaya overhead pabrik variabel Rp.XXX

Taksiran total biaya produksi variabel Rp.XXX

Biaya administrasi dan umum variabel Rp.XXX

Biaya pemasaran variabel Rp.XXX

Taksiran total biaya non produksi Rp.XXX

Taksiran total biaya variabel Rp.XXX

Biaya tetap

Biaya overhead pabrik tetap Rp.XXX

Biaya administrasi dan umum tetap Rp.XXX

Biaya pemasaran tetap Rp.XXX

Taksiran total biaya tetap Rp.XXX

Taksiran biaya penuh Rp.XXX

2. penentuan harga jual dan cost-type contract

Cost-type contract adalah kontrak pembuat produk atau jasa yang pihak
pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada
total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba
yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut.

3. Penentuan harga jual pesanan khusus

Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima perusahaan diluar


pesanan regular. Dalam mempertimbangkan penerimaan khusus, informasi
akuntansi diferensial merupakan dasar yang dipakai dalam menentukan harga
jual.

4. penentuan harga jual produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang
diatur dengan peraturan pemerintah

Produk atau jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat
luas diatur dengan peraturan pemerintah.

Dalam penentuan harga jual yang diatur pemerintah biaya penuh masa
yang akan datang yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual tersebut
dihitung menggunakan pendekatan full costing saja karena pendekatan variabel
costing tidak diterima sebagai prinsip akuntansi yang lazim. (Mulyadi, 2001:358-
363)

Berdasarkan 4 metode penentuan harga jual diatas, jasa perhotelan


cenderung mengarah pada metode penentuan harga jual normal (normal pricing)
dalam menentukan tarif sewa kamar yang ditawarkan begitu pula yang berlaku
pada Hotel. penggunaan metode penentuan harga jual normal atau disebut juga
cost-plus pricing dipilih karena penetapan harga dilakukan diawal dengan asumsi
harga cenderung normal.

2.1.1.2 Laba Ditargetkan


Laba yang ditargetkan dapat digunakan sebagai pedoman untuk
menentukan harga jual. Pada pendekatan ini harga jual ditentukan sebesar biaya
total ditambah laba yang ditargetkan dan jumlah tertentu selanjutnya dibagi
dengan unit produk atau jasa yang dianggarkan. Pertimbangan yang dapat
dilakukan dalam menentukan besarnya laba ditargetkan antara lain :

1. Berdasarkan pengalaman masa lalu perusahaan selama menjalankan kegiatan


usaha berupa persentase (%) tertentu dari perolehan laba yang berasal dari
pendapatan.

2. Berdasarkan persentase (%) tertentu dari tingkat kembalian yang diinginkan


oleh perusahaan
3. Sejumlah rupiah tertentu yang telah ditetapkan perusahaan.

4. Sejumlah persentase (%) tertentu dari penjualan produk atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan.

2.1.1.3 Metode Dasar Penentuan Harga


Menurut Basu Swastha ada empat metode dasar yang di gunakan dalam
penentuan harga yaitu:

1) Harga yang didasarkan pada biaya

Metode penetapan harga yang didasarkan pada biaya dalam bentuk yang
paling sederhana yaitu:

1. Cost plus pricing method (Basu Swastha,2002:154):

Harga jual=Biaya total+ Margin

2. Markup pricing method (Basu Swastha, 2002:155):

Harga jual=Harga beli+ Mark up

Hotel sebagai industri yang bergerak dalam bidang jasa dalam menentukan
harga jual atas kamar yang ditawarkan menggunakan istilah tarif sewa kamar yang
dihitung dengan rumus-rumus sebagai berikut:

Harga sewa kamar=Biaya langsung +markup

2) Analisis Break Event Point

Analisis break event point merupakan sebuah penentuan harga yang


didasarkan pada permintaan pasar dan masih memperhitungkan biaya. Adapun
rumusan untuk menentukan break event point adalah:

Total biaya tetap


Titik break event point dalamunit =
Kontribusi per unit pada overhead

Kontribusi perunit pada overhead pabrik dapat diartikan sebagai kelebihan


harga jual perunit di atas variabel rata-rata yang dipakai untuk menutup biaya
tetap. Adapun rumusnya sebagai berikut (Basu Swastha, 2002:159)
Kontribusi perunit produk pada overhead=harga jual per unit −biaya variabel rata−rata

3) Analisis marjinal

Tingkah harga yang ditawarkan oleh penjual sangat dipengaruhi faktor


pesaing. Sehingga perlu untuk mengetahui struktur persaingan di pasar. Untuk itu
perlu mengetahui tentang pendapatan rata-rata dan penapatan marjinal juga biaya
rata-rata dan biaya marjinal. Pendapatan rata-rata merupakan pembagian dari total
pendapatan dengan produk yang dijual. Sedangkan pendapatan marjinal
merupakan penghasilan yang berasal dari penjualan unit produk yang terakhir

4) Penetapan harga dalam hubungannya dengan pasar

Penetapan harga dalam hubungannya dengan pasar tidak disarankan pada


biaya, tetapi justru harga yang menentukan biaya dari perusahaan.

Ada 3 cara yang dapat dilakukan (Basu Swastha, 2002:154-167):

1. Penetapan harga yang sama dengan harga pesaing

2. Penetapan harga dibawah harga pesaing

3. Penetapan harga diatas harga pesaing.

2.1.1.4 Tujuan Penentuan Harga Jual


Menurut Basu Swastha dan Irawan (2005:242) tujuan dari penetapan harga
jual yang dilakukan penjual adalah :

1. Meningkatkan Penjualan

2. Mempertahankan dan memperbaiki market share

3. Stabilitas harga

4. Mencapai target pengembalian investasi

5. Mencapai laba maksimum


2.1.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga Jual
Menurut Kotler dan Keller (2009:157), keputusan penetapan harga sebuah
perusahaan dipengaruhi baik dari faktor internal maupun dari faktor eksternal,
yaitu:

1. Faktor internal

Faktor internal yang mempengaruhi penetapan harga meliputi:

1). Tujuan perusahaan

2). Strategi baruan pemasaran

3). Biaya

4). Pertimbangan organisasi

2. Faktor eksternal

1) Faktor laba yang diingkan.


2) Faktor produk atau penjualan produk tertentu.
3) Faktor biaya dan produk tersebut.
4) Faktor dari luar perusahaan (konsumen).

2.1.1.6 Cara Penentuan Tarif Kamar Hotel


Dalam pasar yang sempurna tarif kamar hotel ditetapkan sebagai hasil
dari perhitungan Cost plus pricing dengan perhitungan sebagai berikut:

price=operating cost + profit+ forecasted number of costumer

(Oka A. Yoeti,1999:105)

Penetapan tarif seperti diatas belum tentu sama dengan prakter yang ada,
biasanya model seperti ini digunakan untuk harga berdasarkan negosiasi dan
diperlukan dalam periode waktu tertentu.
2.1.2 Penerapan Metode cost plus pricing Dengan Pendekatan full costing
Dalam Penentuan Harga Jual

Metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing adalah salah satu
metode yang banyak digunakan oleh perusahaan dalam penentuan harga jual karena
dinilai sebagai metode yang mudah untuk dipahami. Menurut Kristiani (2013:100)
Metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing akan di pengaruhi oleh
biaya tetap maupun biaya variabel. Dalam proses proses produksi biaya tetap yang
dikeluarkan tiap bulannya akan sama. Artinya biaya tetap akan timbul meskipun
kegiatan produksi meningkat atau pun rendah. Hal ini dikarenakan biaya tetap tidak
dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas produksi. Pada metode
ini, semakin perusahaan memproduksi dalam jumlah yang banyak maka harga
jualnya semakin murah, sebaliknya semakin perusahaan memproduksi dalam
jumlah yang sedikit maka harga jual semakin mahal. Hal ini dikarenakan adanya
biaya tetap yang dikeluarkan tiap bulannya sama. Jadi semakin perusahaan
memproduksi dalam jumlah yang banyak maka biaya tetap per unit semakin sedikit,
biaya per unit yang besar akan menambah harga jual.
2.1.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dapat dijadikan pedoman atau landasan dalam


penelitian ini, berikut penelitian terdahulu mengenai Harga jual, Full costing dan
Metode Cost plus pricing pada suatu perusahaan:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Peneliti/Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian


Nurlyan Analisis Penentuan Harga jual Jasa Metode full costing
(2014) Harga Jual Jasa Kamar menunjukan selisih tarif
Kamar pada Hotel yang signifikan pada
Plaza Kendari tarif hotel yang
sesungguhnya
Lita Analisis Penentuan Tarif Kamar Dengan metode cost
Aseng,Herman Tarif Kamar Inap Inap plus pricing menunjukan
Karamoy, dengan Pendekatan tarif pada tahun 2019
Heinc Wokas Cost Plus Pricing mengalami peningkatan
(2019) pada Rumah Sakit dari tarif yang ditetapkan
Siloam Sonder tahun 2018 sehingga
pembebanan harga
meningkat terhadap
pasien dikarenakan
keinginan pihak
mananjemen rumah sakit
untuk meningkatkan laba
sebesar 10%

Nadya Fitrina Analisis Penetapan Tarif Sewa Perhitungan


Rushady Tarif Sewa Kamar Kamar menggunakan metode
(2020) Menggunakan Cost Plus Pricing
Metode Cost Plus pendekatan Full Costing
Pricing Pendekatan mampu menutupi biaya
Full Costing yang dikeluarkan pada
tahun sebelumnya,
namun hasil perhitungan
harga kamar yang
dihasilkan lebih kecil
2.2 Kerangka Pemikiran

Harga jual merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan untuk


memproduksi suatu barang maupun jasa ditambah dengan persentase laba yang
perusahaan inginkan. Dalam melakukan usahanya hotel memerlukan biaya-biaya
yang harus di penuhi yang berasal dari penjualan kamar hotel, jika penjualan hotel
lebih besar dari biaya yang digunakan maka hotel akan mengalami keuntungan,
begitu juga sebaliknya, jika penjualan hotel lebih kecil dari biaya yang digunakan
maka hotel akan mengalami kerugian, agar hotel tidak mengalami kerugian maka
dari itu pendapatan hotel harus melebihi target dari biaya tersebut.

Dalam penelitian ini membahas mengenai penerapan metode cost plus


pricing dengan pendekatan full costing pada harga jual tarif sewa kamar hotel.
Metode cost plus pricing merupakan salah satu metode yang di maksudkan untuk
penentuan harga jual tarif sewa kamar hotel dan memperhitungkan markup
keuntungan yang di harapkan (Mulyadi, 2001:348). Pendekatan full costing yaitu
metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur
biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variabel maupun
tetap yang dibebakan ke produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada
kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik yang sesungguhnya.
Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Pengumpulan Data

Identifikasi Biaya

Identifikasi Tarif Kamar Hotel


Anugrah

Penentuan Tarif Sewa Kamar Hotel


Anugrah menggunakan metode cost
plus pricing pendekatan full costing

Perbandingan Harga Jual

Kesimpulan dan Saran

Anda mungkin juga menyukai