Anda di halaman 1dari 4

Nama : Michael Ogest Dirney Lumbantoruan

NIM : 200501099

Kelas : ER C

Mata Kuliah : Ekonomi Moneter

Prodi : Ekonomi Pembangunan

Summary Perdana Podcast EP-TV


Moderator : Wahyu Ario Pratomo SE, M.Ec

Narasumber : Prof. Abdul Ghafar Ismail dari University Kebangsaan Malaysia

“Bagaimana Perkembangan Perbankan Syariah di Tingkat Global dan Indonesia


Berapa besar Peluang dan Tantangan yang akan dihadapi?”

Jika kita lihat program di Indonesia, aset perbankan syariah hingga Juli 2022 ini
menurut catatan dari Otoritas Jasa Keuangan nilainya mencapai 703,16 triliun atau kalau kita
wujudkan dalam bentuk US Dollar itu sekitar 45,1 miliar US Dollar. Jika kita bandingkan
dengan capaian tahun lalu sebesar 35,9 miliar US Dollar, saat ini posisinya aset perbankan
syariah di Indonesia telah tumbuh 14,1%. Jadi ini sebuah angka yang fantastis, ada beberapa
catatan yang kita lihat kenapa terjadi peningkatan yang cukup besar khususnya kemarin di
tahun ini ada penggabungan tiga bank syariah besar di Indonesia yaitu Bank Syariah Mandiri
(BSM) , BRI Syariah dan BNI Syariah. Jadi penggabungan ketiga perbankan syariah ini
menjadi sebuah bank yang namanya Bank Syariah Indonesia atau BSI dan penggabungan ini
tentunya bertujuan agar perbankan syariah di Indonesia ini semakin kuat dan bisa bersaing
dengan perbankan yang lainnya ada di Indonesia dan juga mungkin di tingkat Global. Di
tingkat dunia atau Global aset daripada perbankan syariah itu mencapai angka 903,9 miliar
US Dollar, jadi memang angkanya ini cukup besar dan ini tersebar di 22 negara di dunia.

Pertanyaan : “Kalau menurut Pandangan Prof Gafhar selaku yang ahli dalam bidang
perbankan Syariah , Bagaimana Prof melihat atau memantau trend Prekembangan Bank
Syariah di tingkat Global?”

Pertama tama, salah satu yang dibanggakan dari perbankan syariah yaitu dari yang
tidak ada menjadi ada. Jadi ini berbeda dengan dahulu kita tidak ada yang berjaya mengubah
sistem keuangan di dunia sehingga dimunculkan satu sistem yang baru itu. Satu keadaan yang
perlu kita banggakan dilihat dari segi penerimaan terhadap sistem ini. Teknik ini kita lihat
bahwa perkembangan ini telah menjadi satu perkembangan yang bukan sifatnya berbentuk
institusi tetapi berbentuk pemasaran. Di samping itu juga kita lihat bahwa instrumen -
instrumen baru yaitu membujuk terwujudnya pasaran-pasaran baru untuk mendukung Pasar
Baru. Contohnya dalam bidang infrastruktur, dalam bidang pertanian atau dalam bidang
manufakturing dan juga membantu pertumbuhan perusahaan - perusahaan, membantu pihak
pemerintah untuk mendapatkan dana bagi pembiayaan pembangunan. Disitu dapat dilihat
bahwa perkembangan institusi di tahap yang berikutnya dan sekarang ini pelaku
perkembangan pasaran bola yaitu pasar dan keuangan Islam yang lebih baik. Hal ini juga
terkait dengan pasaran seperti pasar modal itu sendiri

Undang - Undang Nomor 10 tahun 98 tentang perbankan sudah dinyatakan bahwa ada
dua sistem perbankan di Indonesia yaitu, yang pertama adalah perbankan dengan sistem
konvensional dan yang kedua adalah perbankan dengan sistem Syariah atau Islam. Kalau kita
lihat perkembangannya untuk perbankan syariah di Indonesia dari sisi peminatan perbankan
untuk masuk ke bisnis ini tergolong tinggi karena memang ada sejumlah bank syariah yang
lebih kurang ada 12. Hingga saat ini unit usaha Syariah bank konvensional menjalankan unit
usaha sehari-hari dan tentunya perbankan di Indonesia ini mencoba untuk memberikan
layanan untuk keperluan bagi sekelompok mayoritas agama Islam. Hal itu memang
memerlukan layanan perbankan Islam atau Syariah tapi dalam perjalanannya, aset daripada
perbankan syariah kalau dibandingkan dengan konvensional di Indonesia sendiri Ini masih
belum begitu menonjol. Contohnya kalau kita lihat hitungan di tahun 2019 itu kontribusi
daripada aset perbankan syariah terhadap total aset perbankan yang ada di Indonesia itu lebih
kurang 5,8% jadi masih diantara 5% pro.

Beberapa tahun terakhir juga tidak ada perubahan yang signifikan bahkan sekarang ini
setelah adanya beberapa bank syariah di Indonesia, aset menjadi meningkat. Pada Provinsi
Aceh itu berlaku karena masyarakat disana memakai perbankan yang memang harus Syariah
sehingga perbankan konvensional itu tidak beroperasi. Hal ini juga membantu peningkatan
daripada kontribusi aset perbankan syariah di Indonesia. Di tahun 2019 yang
perkembangannya sekitar 5,8 lalu, di Tahun 2022 ini tepatnya pada Juli itu lebih kurang 6,4%

Q : "Apa nih yang menjadi tantangan atau mengapa aset perbankan syariah itu sepertinya
belum dapat tumbuh lebih cepat gitu sehingga mungkin bisa memberikan kontribusi yang
lebih besar bagi pelayanan perbankan secara nasional?"

A : "Yang perlu dilihat di sini yaitu tentang peranan undang-undang tadi. Saya rasa dalam
peranannya undang undang akan memberikan satu keyakinan dan juga satu bentuk transaksi
yang boleh menjadikan usulan sebuah ekonomi itu efisien atau tidak. Akan tetapi untuk
menarik isu yang pertama tadi permintaan ya permintaan yang perlu didorong dalam hal ini
ialah kita ingin supaya rantai ramai akan bergabung atau mendapat peringatan. Maka dari ini
mungkin kita lihat bahwa dia ada kaitannya dengan produk yang ditawarkan itu sendiri. Saya
percaya bahwa kalau kita mampu seperti pergi ke tempat restoran lebih banyak itu mungkin
akan mendapat menarik jadi kita mengharapkan di situ yaitu produk. Jadi kalau dulu mungkin
kita lihat produk itu hanya sebatas dari sisi simpanan produksi tapi sekarang kita lihat ada
banyak yang kita pilih. Maksudnya kita perhatikan bahwa bagi kita sebagai seorang ahli
ekonomi, mungkin ada orang yang meminta tentang produk berdasarkan untuk peminat atau
mereka yang menyukai produk tersebut untuk bergabung atau mungkin meminta produk
dalam perbankan syariah ini. itu yang pertama."
"Yang kedua undang-undang sebagai satu ekosistem yang boleh menjadikan
desainnya karena ada pelaku-pelaku. Umpamanya kita ambil di sini ialah kalau perundangan
itu membenarkan, umpamanya keuangan perbankan syariah itu bukan saja melihat dari GSP
atau pembiayaan tetapi membuka ruang untuk perundangan membenarkan mereka
melakukan activity sedemikian dan itu ada pada perubahan di dalam perundangan. Hal ini
membenarkan memiliki operasi tidak seperti apa yang kita pikirkan dahulu, mungkin kita
mengharapkan bahwa bagaimana perkembangan ini dapat meningkatkan pasaran. Jadi bagi
saya di situ bahwa ekosistem perundangan ekosistem merupakan peraturan ekosistem yang
dibuat, dibenarkan dan berbagai faktor itu sangat penting untuk membantu perkembangan
Syariah.

Di tingkat Global aset yang dikelola oleh malaysia lebih tinggi dibandingkan
perbankan syariah di Indonesia. Peluang yang perlu dilihat di sini ialah sekarang ini berlaku
integrasi yang tidak begitu baik atau seperti yang kita harapkannya integrasi diantara
keuangan Islam dengan hal-hal ekonomi. Sebab kita melihat bahwa halal ekonomi ini adalah
jika tidak dilakukan integrasi yang baik maka tidak akan berlaku pengembangan yang baik.
Ukuran (Size) itu berkembang jika ekonomi itu berkembang. Bagi seorang pengusaha yang
halal dia akan melihat sumber daya untuk mengasihkan produk sumber keuangan. Untuk
menghasilkan produk yang halal adalah diambil dari sumber halal. Jadi sistem keuangan
Islam digunakan untuk membantu produk halal, begitu juga untuk produk halal yang lain.

Jadi memang kalau ada integrasi yang kuat sebenarnya ini peluang bagi perbankan
syariah di Indonesia. Tetapi mungkin yang juga menjadi hambatan kita itu yang masih
menjadi kendala adalah inklusi dan literasinya karena memang problem ya problem. Kenapa?
karena memang orang juga belum paham selama ini, mungkin tahunya hanya kalau
menabung di bank syariah Nanti kalaupun kita pembiayaannya itu skemanya hanya murah
bahan atau mudah rubah akan begitu terbatas. Sebenarnya ada peluang-peluang yang bisa
dikembangkan oleh perbankan syariah di Indonesia, seperti diinformasikan gitu atau
dipromosikan termasuk tadi juga untuk industri-industri kita katakan begitu yang
menghasilkan komoditi-komoti yang halal, baik itu makanan, kosmetik, dan sebagainya.

Q : "Apa yang dilakukan sebagai pemerintah Malaysia dalam memberikan edukasi untuk
meningkatkan literasi dan juga inklusi keuangan bagi masyarakat atau pebisnis yang ada di
Malaysia?"

A : " Perbankan syariah di sana itu seperti Maybank itu kan juga konvensional, mereka punya
agama Islamnya. Nah ini kan duanya berkembang nih bahkan Maybank Indonesia juga ada,
tapi dia masih di konvensional ya belum masuk di unit syariahnya. Sebenarnya kita pergi
jauh untuk memajukan Sistem perbankan syariah ini. Memang kita dapati bahwa sistem yang
sediaan sistem perbaikan konsumen telah wujud sekian lama namun jadi problem di luar
sana. Jadi boleh kita katakan kini ada sebagian yang tilt dengan margin antaranya melihat
keadaan apa yang kami lakukan di Malaysia ialah karena isu exclusion dan juga literasi ini
ada kaitan dengan pendidikan."

"Jadi pendidikan ini ada 2 yaitu pendidikan formal atau tak formal. Kalau di
Indonesia itu pendidikan mereka ini bersekolah umpannya di Sekolah Dasar tapi di sekolah
dasar agama kemudian di tingkat sekolah menengah pula kita lihat bahwa ada subjek
ekonomi asasi manusia anak-anak yang duduk di 1 SMA 2 SMA Sampai 3 SMA. Mereka
telah didedahkan dengan ilmu perbankan Islam. Ada satu generasi yang telah bermula tahun
90-an sehingga kini mereka telah didedahkan. Jadi ada juga generasi yang tidak didedahkan.
Untuk membedakannya melalui seminar atau melalui workshop sepatunya kita melakukan
secara berurutan, masyarakat yang tidak terdedah akan terungkap."

BUKTI SUBSCRIBE BUKTI KOMEN

Anda mungkin juga menyukai