Policy Brief Kajian ILO No. 188 (24112020)
Policy Brief Kajian ILO No. 188 (24112020)
September 2020
PENDAHULUAN
1. Mengetahui kondisi umum Awak Kapal Perikanan Indonesia baik di dalam negeri
maupun di luar negeri ditinjau dari aspek ketenagakerjaan.
2. Mengetahui aspek hukum perlindungan ketenagakerjaan bagi Awak Kapal
Perikanan Indonesia baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
3. Mengetahui kesiapan Indonesia dalam meratifikasi Konvensi ILO No. 188 Tahun
2007.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kajian ini dilakukan dengan pendekatan
yuridis empiris. Melalui pendekatan yuridis akan dikaji seluruh peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Melalui pendekatan empiris akan diketahui bagaimana
hubungan hukum dengan masyarakat dan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan hukum dalam masyarakat.
TINJAUAN LITERATUR
Prasyarat meratifikasi
Menurut Hikmahanto (2020), setidaknya ada empat prasyarat yang harus
dipenuhi agar pemerintah meratifikasi suatu Konvensi. Dua diantaranya adalah:
1. Harus diukur apakah sistem penegakan hukum di Indonesia sudah berjalan baik
atau belum.
2. Bagaimana implementasi setelah Konvensi diratifikasi, khususnya yang terkait
dengan pelaporan dan pemantauan.
2
Landasan berlakunya peraturan perundang-undangan
1. Landasan filosofis
bahwa peraturan perundang-undangan tersebut mempertimbangkan pandangan
hidup, kesadaran, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan
serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan pembukaan
UUD 1945.
2. Landasan yuridis
bahwa peraturan perundang-undangan dibuat untuk mengatasi permasalahan
hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan peraturan
yang sudah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin
kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.
3. Landasan sosiologis
bahwa peraturan perundang-undangan tersebut dibuat untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek. Landasan sosiologis
sesungguhnya merupakan fakta empiris mengenai perkembangan masalah dan
kebutuhan masyarakat dan negara.
TEMUAN
Kondisi kapal, awak kapal perikanan, dan pengaturan hubungan kerja
pada kapal penangkap ikan di Indonesia
1. Kapal perikanan
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), jumlah kapal
penangkap ikan cenderung meningkat sejak tahun 2016 hingga tahun 2018,
yakni dari 173.252 kapal pada tahun 2016, menjadi 182.678 kapal pada tahun
2017, dan meningkat menjadi 287.797 kapal pada tahun 2018.
2. Awak kapal
Jumlah awak kapal perikanan dari tahun 2010 hingga 2017 tercatat lebih dari
kisaran angka 2,1 juta orang. Sebarannya paling banyak di Provinsi Jawa Timur
mencapai sebesar 10,67 persen, Sumatera Utara sebesar 9,45 persen, Jawa
Tengah sebesar 8,07 persen, dan Sulawesi Selatan sebesar 6,77 persen.
Sebagian besar (69%) awak kapal perikanan berpendidikan SD atau kurang.
Sebesar 11,7 persen merupakan pekerja keluarga yang dikategorikan sebagai
pekerja anak.
3. Jaminan sosial
Pekerja di sektor perikanan yang memiliki Jaminan Kecelakaan Kerja sebesar
4,55 persen, yang tidak memiliki 94,03 persen dan yang menjawab tidak tahu
1,42 persen.
4. Perjanjian kerja
Sebesar 67,18 persen pekerja di sektor perikanan tidak ada perjanjian kerja,
sebesar 27,88 persen memiliki perjanjian kerja secara lisan, sedangkan sisanya
berupa perjanjian kerja waktu tidak tertentu 0,82 persen, perjanjian kerja waktu
tertentu 1,81 persen dan lainnya.
3
5. Pengupahan
Sistem pembayaran upah yang terbanyak di sektor perikanan berupa upah
berdasarkan satuan hasil sebesar 44,17 persen, upah harian 27,79 persen, upah
bulanan 10,65 persen, upah mingguan 10,39 persen dan upah borongan 6,99
persen. Sebesar 22,48 persen pekerja di sektor perikanan menerima upah di
atas Upah Minimum Provinsi (UMP) dan 77,52 persen menerima upah di bawah
UMP.
Tabel 1. Daftar Negara yang Melakukan Ratifikasi ILO No. 188 Tahun 2007
Waktu
No Negara Status
Ratifikasi
4
Waktu
No Negara Status
Ratifikasi
12. Senegal 21 Sep 2018 Berlaku
13. United Kingdom (UK) 11 Jan 2019 Berlaku
14. Thailand 30 Jan 2019 Berlaku
15. Portugal 26 Nov 2019 Tidak Berlaku
(Konvensi akan mulai berlaku di
Portugal pada 26 Nov 2021)
16. Polandia 17 Des 2019 Tidak Berlaku
(Konvensi akan mulai berlaku di
Polandia pada 17 Des 2021)
17. Belanda 19 Des 2019 Tidak Berlaku
(Konvensi akan mulai berlaku di
Belanda pada 19 Des 2020)
18. Denmark 03 Feb 2020 Tidak Berlaku
(Konvensi akan mulai berlaku di
Denmark pada 03 Feb 2021)
Sumber: International Labour Organization (ILO), 2020
Kekuatan landasan
Secara filosofis dan yuridis, sudah pasti ratifikasi Konvensi ILO No. 188 Tahun
2007 sudah mempunyai landasan yang sangat kuat, karena Konvensi ini sejalan
dengan Pancasila dan UUD 1945, serta dapat memberi kepastian hukum. Namun
karena ratifikasi Konvensi ini belum memiliki asas dapat dilaksanakan, maka secara
sosiologis, ratifikasi Konvensi ini belum memiliki landasan yang kuat.
6
g) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018
tentang Pemeriksaan Kesehatan Pelaut
h) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 42 Tahun 2016
tentang Perjanjian Kerja Laut Bagi Awak Kapal Perikanan
i) Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2019
tentang Pemeriksaan Kesehatan Pelaut, Tenaga Penunjang Keselamatan
Pelayaran, dan Lingkungan Kerja Pelayaran
7
b) Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2013 tentang Koordinasi Pemulangan
Tenaga Kerja Indonesia
c) Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 84 Tahun 2013 tentang
Perekrutan dan Penempatan Awak Kapal
d) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 23 Tahun 2014 tentang Tata
Cara Kepulangan Tenaga Kerja Indonesia Dari Negara Penempatan Ke
Daerah Asal Secara Mandiri
e) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 2016 tentang Tata Cara Pemulangan Nelayan Indonesia yang
Ditangkap di Luar Negeri
f) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 42 Tahun 2016
tentang Perjanjian Kerja Laut bagi Awak Kapal Perikanan
8
b) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
c) Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2011 tentang Pemeriksaan
Kesehatan dan Psikologi Calon Tenaga Kerja Indonesia
d) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 2/Men/1980 tentang Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
11. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Pencegahan Kecelakaan. Sudah
diatur di dalam:
a) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b) Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional
d) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran
e) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2019 tentang
Kesehatan Kerja.
f) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 42 Tahun 2016
tentang Perjanjian Kerja Laut Bagi Awak Kapal Perikanan
9
e) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran
f) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib
Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan
g) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1964 tentang Bagi
Hasil Perikanan
h) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Perlindungan Dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan
Petambak Garam
i) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional
10
f) Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 84 Tahun
2013 tentang Perekrutan dan Penempatan Awak Kapal
g) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 23 Tahun 2014 tentang Tata
Cara Kepulangan Tenaga Kerja Indonesia dari Negara Penempatan ke
Daerah Asal Secara Mandiri
h) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 2016 tentang Tata Cara Pemulangan Nelayan Indonesia yang
Ditangkap di Luar Negeri
i) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Penempatan Tenaga Kerja
j) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 9 Tahun 2019 tentang Tata
Cara Penempatan Pekerja Migran Indonesia
Sambil menunggu waktu yang tepat untuk meratifikasi Konvensi ILO No. 188,
kajian menyarankan hal-hal sebagai berikut:
12