Oleh :
Sempurna Bahri
Partner KAP. Jamaludin, Ardi, Sukimto & Rekan,
Managing Partner Tax Consulting Drs. Sempurna Bahri, Ak.
Kuasa Hukum di Pengadilan Pajak
Ketua Komite Perpajakan IAPI
1
Automatic Exchange of Financial
Account Information (AEOI)
2
AKSES INFORMASI
KEUANGAN UNTUK
KEPENTINGAN PERPAJAKAN
3
Krisis Global tahun 2008 berdampak pada hampir seluruh
negara di dunia, sehingga terjadi perlambatan dan
ketidakpastian ekonomi dunia.
4
Amerika Serikat menetapkan Foreign Account Tax
Compliance Act (FATCA) untuk mengatasi upaya
penghindaran dan pengelakan pajak warga negaranya
melalui penyembunyian asset di offshore financial
center
G20 sepakat untuk meningkatkan kerja sama
perpajakan dan memberikan mandat kepada OECD
untuk menyusun model FATCA yang dapat diterapkan
secara global
OECD dan Global Forum on Transparency and
Exchange of Information for Tax Purposes menyusun
Common Reporting Standard (CRS), dengan
dukungan G20
G20 sepakat menerapkan Automatic Exchange of
Financial Account Information (AEOI) berdasarkan
CRS tahun 2017 atau 2018
5
KETERLIBATAN INDONESIA DALAM AEOI
April 2009
G20 Leaders London Summit mendeklarasikan bahwa
era kerahasiaan perbankan untuk kepentingan
perpajakan telah berakhir
September 2009
Indonesia bergabung menjadi salah satu anggota
Global Forum on Transparency and Exchange of
Information for Tax Purposes (Global Forum)
November 2011
Pemerintah Indonesia menandatangani Convention
on Mutual Administrative Assistance in Tax Matters
(MAC) yang Pasal 6-nya mengatur pelaksanaan AEOI
6
September 2013
G20 Leaders Saint Petersburg Summit mendeklarasikan
dukungan bagi OECD untuk menetapkan standar global
untuk pelaksanaa AEOI
November 2014
G20 Leaders Brisbane Summit mendeklarasikan
komitmen untuk mengimplementasikan AEOI secara
resiprokal berdasarkan Common Reporting Standard
(CRS) mulai tahun 2017 atau tahun 2018
Juni 2015
Pemerintah Indonesia menandatangani Multilateral
Competent Authority Agreement (MCAA), yang di dalam
Annex F-nya mencantumkan komitmen Indonesia untuk
memulai AEOI pada bulan September 2018.
7
KOMITMEN 100 NEGARA DALAM AEOI
8
50 Negara bertukar mulai 2018
9
DATA PENGAMPUNAN PAJAK
Sumber : dashboard Tax Amnesty diakses 15 Mei 2017
Harta Deklarasi
Uraian (triliunan Rp) % Peran
10
Kelompok Harta terbesar Deklarasi Dalam Negeri
1. Kas & Setara Kas Rp 1.335,7 T
2. Tanah, Bangunan Rp 804,8 T
3. Investasi & Surat Berharga Rp 757,4 T
11
STATISTIK PROGRAM PENGAMPUNAN PAJAK
12
SYARAT IMPLEMENTASI AEOI
TERSEDIANYA LEGISLASI DOMESTIK
PRIMER SEKUNDER
13
BATASAN WAKTU DAN RISIKO
14
LANGKAH PEMERINTAH
15
LEGISLASI DOMESTIK INDONESIA
16
AKSES INFORMASI KEUANGAN INI HANYA
UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN, TIDAK
UNTUK KEPENTINGAN LAIN
17
SEPANJANG DANA NASABAH BESERTA PENGHASILAN
YANG MENJADI SUMBER ATAS DANA NASABAH
TERSEBUT TELAH DILAPORKAN KE DALAM SPT
TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN, TENTUNYA TIDAK
AKAN ADA MASALAH DALAM HAL PERPAJAKAN
18
TEKNIS AKSES INFORMASI KEUANGAN
UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN
PENGERTIAN
Pasal 1 PERPU
19
RUANG LINGKUP
Pasal 1 PERPU & Pasal 2 PMK
PERJANJIAN INTERNASIONAL
(NASABAH ASING)
Bab III PMK
PELAKSANAAN PERATURAN
PERPAJAKAN
(NASABAH DOMESTIK)
Bab IV PMK
20
SIFAT PEMBERIAN INFORMASI KEUANGAN
Pasal 2 dan Pasal 4 PERPU
OTOMATIS
PELAPORAN informasi keuangan yang dikelola
selama satu tahun kalender secara otomatis
(TANPA DIMINTA)
Pasal 2 ayat (2) huruf a PMK
PERMINTAAN DJP
Pemberian informasi keuangan berdasarkan
PERMINTAAN DJP
Pasal 2 ayat (2) huruf b PMK
21
SUBJEK PELAPOR/PEMBERI INFORMASI
Pasal 2 ayat (1) PERPU
Laporan
Otomatis
Ditjen
Pajak Informasi
Keuangan
22
LEMBAGA KEUANGAN NONPELAPOR (KHUSUS
INTERNATIONAL)
23
LK PELAPOR
24
UNTUK PELAPORAN OTOMATIS (INTERNASIONAL MAUPUN
DOMESTIK), LEMBAGA KEUANGAN WAJIB MENDAFTARKAN
DIRI
Pasal 6 & Pasal 18 PMK
26
PENDAFTARAN TIDAK MENUNDA
27
PELAPORAN OTOMATIS
PERJANJIAN INTERNASIONAL
(NASABAH ASING)
28
Pasal 2 (5) PERPU
29
MELAKUKAN PROSEDUR IDENTIFIKASI
UNTUK MENENTUKAN REKENING KEUANGAN YANG
WAJIB DI LAPORKAN :
Yurisdiksi Partisipan
Yurisdiksi Tujuan Pelaporan
Daftar jenis lembaga keuangan nonpelapor
Daftar jenis rekening keuangan yang dikecualikan
31
Pasal 9 (2) PMK
TERHADAP :
1. REKENING KEUANGAN LAMA MILIK ORANG PRIBADI
2. REKENING KEUANGAN BARU MILIK ORANG PRIBADI
3. REKENING KEUANGAN LAMA MILIK ENTITAS;
4. REKENING KEUANGAN BARU MILIK ENTITAS;
32
Pasal 2 (5) huruf e PERPU & Pasal 10 PMK
KEWAJIBAN DOKUMENTASI
33
Pasal 7 (5) PMK
34
Pasal 2 (3) PERPU & Pasal 7 (9) PMK
35
36
PELAPORAN OTOMATIS ;
PELAKSANAAN PERATURAN PERPAJAKAN
(NASABAH DOMESTIK)
1. REKENING KEUANGAN YANG WAJIB DILAPORKAN
Pasal 19 (4) PMK
37
2. LAPORAN INFORMASI KEUANGAN
Pasal 19 (1) PMK
38
Penyampaian Laporan disampaikan oleh
LJK, LJK Lainnya, Entitas Lain dalam
Dokumen Elektronik secara ELEKTRONIK-
ONLINE atau LANGSUNG max 30 April ke
DJP
(laporan SECARA LANGSUNG disampaikan
dengan media penyimpanan ke KPDE atau
KPP terdaftar)
39
PEMBERIAN INFORMASI KEUANGAN
ATAS PERMINTAAN DIRJEN PAJAK
40
RUANG LINGKUP PERMINTAAN INFORMASI
berdasarkan permintaan Dirjen Pajak :
41
DALAM RANGKA PELAKSANAAN PERATURAN
PERPAJAKAN /NASABAH DOMESTIK
Pasal 25 (3) PMK
43
KERAHASIAAN
Perlindungan Kerahasiaan
Pasal 30 PMK
44
KONSEKUENSI BAGI LK YANG TIDAK MELAKUKAN KEWAJIBAN
PENGENAAN SANKSI
Pasal 31-33 PMK
45
PENGENAAN SANKSI
Pasal 31-33 PMK
46
PERATURAN YANG MENJADI TIDAK BERLAKU
47
HUBUNGAN DENGAN REGULASI
SEBELUMNYA
Pasal 8 PERPU
49
TIMELINE PROSEDUR IDENTIFIKASI DAN
PELAPORAN INFORMASI KEUANGAN KE DJP
50
PROSEDUR IDENTIFIKASI
REKENING KEUANGAN LAMA
ORANG
PRIBADI
BATASAN PERSYARATAN UMUM YANG HARUS DILAKUKAN
Rekening Keuangan 1. Alamat Domisili
Bernilai Rendah 2. Pencarian Data Elektronik
( *Apabila menjadi Rekening Keuangan Bernilai Tinggi, maka
USD1.000.000,00) harus melaksanakan identifikasi sesuai prosedur di bawah ini
Rekening Keuangan 1. Pencarian Data Elektronik
Bernilai Tinggi 2. Pencarian Dokumen Fisik
(> 3. Permintaan Keterangan kepada Relationship Manager
USD1.000.000,00)
ENTITAS
BATASAN PERSYARATAN UMUM YANG HARUS DILAKUKAN
Rekening Keuangan 1. tidak wajib untuk ditelaah, diidentifikasi, atau dilaporkan
Bernilai sebagai Rekening Keuangan yang wajib dilaporkan hingga
USD250.000,00 agregat atas saldo atau nilai Rekening Keuangan tersebut
melebihi USD250.000,00
Rekening Keuangan 1. Menentukan Negara Domisili entitas
Bernilai 2. Menentukan Negara Domisili pengendali entitas dari
> USD250.000,00 entitas nonkeuangan pasif
51
PROSEDUR IDENTIFIKASI REKENING
KEUANGAN LAMA ORANG PRIBADI
52
PROSEDUR IDENTIFIKASI REKENING
KEUANGAN LAMA ENTITAS
53
PROSEDUR IDENTIFIKASI PENGENDALI ENTITAS
(REKENING KEUANGAN LAMA ENTITAS)
54
PROSEDUR IDENTIFIKASI REKENING
KEUANGAN BARU
55
56
PEMERIKSAAN PAJAK
AMNESTI PAJAK
PEMERIKSAAN PAJAK
PASCA AMNESTI PAJAK
57
58
PEMERIKSAAN adalah serangkaian kegiatan
menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau
bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau
untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
( Pasal 1 angka 25 UU KUP)
59
Pasal 29 UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).
PP No. 74/2011 ttg Tata Cara Pelaksanaan Hak dan pemenuhan kewajiban
Perpajakan.
60
1. menyampaikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan atau Surat Panggilan dalam Rangka
Pemeriksaan kepada Wajib Pajak;
2. memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan SP2 kepada Wajib Pajak pada
waktu melakukan pemeriksaan;
3. memperlihatkan surat yang berisi perubahan tim Pemeriksa Pajak kepada WP apabila
susunan tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan;
4. melakukan pertemuan dengan Wajib Pajak dalam rangka memberikan penjelasan
mengenai:
alasan dan tujuan Pemeriksaan
hak dan kewajiban Wajib Pajak selama dan setelah Pemeriksaan
hak Wajib Pajak mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan Tim
QA Pemeriksaan dalam hal terdapat hasil Pemeriksaan yang terbatas pada dasar
hukum koreksi yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak
pada saat Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, kecuali untuk Pemeriksaan atas
keterangan lain berupa data konkret yang dilakukan dengan jenis Pemeriksaan
Kantor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a
Kewajiban dari WP untuk memenuhi permintaan buku, catatan, dan/atau dokumen;
61
5. menuangkan hasil pertemuan dengan Wajib Pajak dalam bentuk berita
acara pertemuan dengan Wajib Pajak;
6. menyampaikan SPHP kepada Wajib Pajak;
7. memberikan hak hadir kepada WP dalam rangka Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan pada waktu yang telah ditentukan;
8. menyampaikan kuesioner pemeriksaan kepada Wajib Pajak;
9. melakukan pembinaan kepada Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan dengan menyampaikan saran secara tertulis;
10. mengembalikan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lainnya yang dipinjam dari
WP;
11. merahasiakan kepada pihak lain yang tidak berhak segala sesuatu yang
diketahui atau diberitahukan WP dalam rangka pemeriksaan.
62
PEMERIKSAAN LAPANGAN
1. melihat dan/atau meminjam buku, catatan, dan/atau dokumen
2. mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara elektronik;
3. memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, yang diduga atau patut diduga
digunakan untuk menyimpan buku/catatan /dokumen/uang/barang
4. meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran
Pemeriksaan
5. melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta barang bergerak
dan/atau tidak bergerak;
6. meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak;
7. meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang
mempunyai hubungan dengan WP melalui kepala UP2
63
PEMERIKSAAN KANTOR
1. memanggil WP untuk datang ke kantor DJP dengan
menggunakan Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan
Kantor
2. melihat dan/atau meminjam buku atau catatan, dokumen
3. meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna
kelancaran Pemeriksaan
4. meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak
5. meminjam kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh akuntan
publik melalui Wajib Pajak
6. meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak
ketiga yang mempunyai hubungan dengan WP melalui kepala
UP2
64
1. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa
Pajak dan SP2;
2. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
Lapangan dalam hal Pemeriksaan dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Lapangan;
3. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan surat yang berisi perubahan
tim Pemeriksa Pajak apabila susunan tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan;
4. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan
tujuan Pemeriksaan;
5. menerima SPHP;
6. menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan pada waktu yang telah ditentukan;
7. mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan Tim Quality Assurance
Pemeriksaan, dalam hal masih terdapat hasil Pemeriksaan yang terbatas pada dasar
hukum koreksi yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak pada
saat Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, kecuali untuk Pemeriksaan atas keterangan
lain berupa data konkret yang dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Kantor;
8. memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan pemeriksaan oleh pemeriksa
pajak melalui pengisian kuisioner pemeriksaan.
65
PEMERIKSAAN LAPANGAN
1. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku, catatan,
dokumen.
2. memberi kesempatan Pemeriksa untuk mengakses/mengunduh
data yang dikelola secara elektronik
3. memberi kesempatan pemeriksa untuk memasuki tempat/ruang
yang diduga atau patut diduga digunakan sebagai tempat
menyimpan buku/catatan/dokumen/uang /barang.
4. memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan
5. menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP
6. Memberikan keterangan lisan/tertulis yang diperlukan
66
PEMERIKSAAN KANTOR
1. memenuhi panggilan untuk datang menghadiri Pemeriksaan
sesuai dengan waktu yang ditentukan
2. Memperlihatkan dan/atau meminjamkan catatan dan/atau
dokumen
3. memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan
4. menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP
67
Pemeriksa Pajak berwenang melakukan penyegelan untuk memperoleh atau
mengamankan buku, catatan, dan/atau dokumen, termasuk data yang dikelola
secara elektronik, dan benda-benda lain yang dapat memberi petunjuk tentang
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak yang diperiksa agar tidak
dipindahkan, dihilangkan, dimusnahkan, diubah, dirusak, ditukar, atau dipalsukan
WP/Wakil/Kuasa tidak memberi kesempatan memasuki tempat atau ruang serta barang
bergerak dan/atau tidak bergerak, yang diduga atau patut diduga digunakan untuk
menyimpan buku, catatan, dan/atau dokumen
WP/Wakil/Kuasa tidak berada di tempat dan tidak ada pihak yang mempunyai
kewenangan untuk bertindak selaku yang mewakili Wajib Pajak, sehingga diperlukan
upaya pengamanan Pemeriksaan sebelum Pemeriksaan ditunda WP/Wakil/Kuasa tidak
berada di tempat dan pihak yang mempunyai kewenangan untuk bertindak selaku yang
mewakili Wajib Pajak menolak memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
68
Penyegelan dilakukan dengan menggunakan tanda segel
dibuat 2 (dua) rangkap dan rangkap kedua diserahkan kepada Wajib Pajak,
wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dari Wajib
Pajak yang diperiksa
69
Dilakukan sekali untuk setiap SP2 Dan dapat dilakukan 1 kali revisi untuk
setiap SPHP
SYARAT REVISI :
70
TIM QA RISALAH TIM QA
KANWIL/DIT P2
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
Paling
WP MINTA Lambat
BEDA
PEMBAHASAN disampaikan
PENDAPAT
OLEH TIM QA 3 hari sejak
PEMERIKSAAN risalah
pembahasan
RISALAH
PEMBAHASAN
71
72
LATAR BELAKANG AMNESTI PAJAK
Kepatuhan WP rendah.
Adanya AEoI, Revisi UU Perbankan, Asuransi & LK lainnya.
73
Pasal 18 UU No. 11 Tahun 2016
Bagi WP yang ikut TA :
namun kemudian hari ditemukan adanya data dan/atau
informasi mengenai HARTA yang belum/kurang
diungkap dalam Surat Pernyataan, atas HARTA tsb
dianggap sebagai TAMBAHAN PENGHASILAN.
Pajak dihitung dengan tambahan sanksi administrasi
(kenaikan) 200%.
74
75
DAPAT DILAKUKAN PEMERIKSAAN
WP TIDAK ATAS HARTA DAN SPT-NYA
IKUT TA
PEMERIKSAAN ATAS
HARTA
TAHUN PAJAK BELUM DIUNGKAP
WP IKUT 2015 KE BELAKANG
TA TAHUN PAJAK DAPAT DIPERIKSA
2016 KE DEPAN BERDASARKAN UU
KUP
76
Pemeriksaan dari HULU ke HILIR secara
serentak.
77
78
79
IDENTITAS
PENDIDIKAN
80
1990 1994 Koperasi Jasa Audit (KJA) Sumatra Barat Senior Auditor
1995 1997 PT. Pratama Abadi Industri (Nike Footwear) Chief Accountant
1999 2007 Kantor Akuntan Publik Drs. Sukrisno Agoes, MM dan Rekan Manager
2005 Sekarang Kantor Konsultan Pajak Drs. Sempurna Bahri, Ak Managing Partner
Feb 2009 Sekarang Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Ardi, Sukimto & Rekan Partner
81
Anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
Anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI)
Anggota Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Ketua Tim Adhoc Dana Kampanye Pileg, Pilpres IAPI
Anggota Forum Akuntan Pasar Modal (FAPM) IAPI
Ketua Komite Perpajakan IAPI
Ketua Alumni SMA 2 Padang di Jabodetabek
Bendahara Umum IKA UNAND Jabodetabek
Wakil Ketua Forum Komunikasi Keluarga Besar Akuntan Unand
82
83