Anda di halaman 1dari 83

LOKAKARYA PERPAJAKAN

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI)

UPDATE KETERBUKAAN INFORMASI UNTUK KEPENTINGAN


PERPAJAKAN DAN PEDOMAN PEMERIKSAAN PAJAK
PASCA TAX AMNESTY

Rabu, 5 Juli 2017


Hotel Jayakarta Daira - Palembang

Oleh :
Sempurna Bahri
Partner KAP. Jamaludin, Ardi, Sukimto & Rekan,
Managing Partner Tax Consulting Drs. Sempurna Bahri, Ak.
Kuasa Hukum di Pengadilan Pajak
Ketua Komite Perpajakan IAPI

1
Automatic Exchange of Financial
Account Information (AEOI)

2
AKSES INFORMASI
KEUANGAN UNTUK
KEPENTINGAN PERPAJAKAN

3
Krisis Global tahun 2008 berdampak pada hampir seluruh
negara di dunia, sehingga terjadi perlambatan dan
ketidakpastian ekonomi dunia.

Diperlukan sumber pendanaan untuk membiayai


penyehatan sektor keuangan dan stimulus ekonomi untuk
bangkit dari krisis, terutama dari pajak.

Basis pajak tergerus karena praktik penghindaran dan


pengelakan pajak, yang memanfaatkan keterbatasan akses
informasi keuangan.

Salah satu modusnya adalah menggeser profit dan


menyimpan uang dari hasil kegiatan tersebut di negara-
negara suaka pajak (tax havens) atau Offshore Financial
Center.

4
Amerika Serikat menetapkan Foreign Account Tax
Compliance Act (FATCA) untuk mengatasi upaya
penghindaran dan pengelakan pajak warga negaranya
melalui penyembunyian asset di offshore financial
center
G20 sepakat untuk meningkatkan kerja sama
perpajakan dan memberikan mandat kepada OECD
untuk menyusun model FATCA yang dapat diterapkan
secara global
OECD dan Global Forum on Transparency and
Exchange of Information for Tax Purposes menyusun
Common Reporting Standard (CRS), dengan
dukungan G20
G20 sepakat menerapkan Automatic Exchange of
Financial Account Information (AEOI) berdasarkan
CRS tahun 2017 atau 2018

5
KETERLIBATAN INDONESIA DALAM AEOI

April 2009
G20 Leaders London Summit mendeklarasikan bahwa
era kerahasiaan perbankan untuk kepentingan
perpajakan telah berakhir

September 2009
Indonesia bergabung menjadi salah satu anggota
Global Forum on Transparency and Exchange of
Information for Tax Purposes (Global Forum)

November 2011
Pemerintah Indonesia menandatangani Convention
on Mutual Administrative Assistance in Tax Matters
(MAC) yang Pasal 6-nya mengatur pelaksanaan AEOI

6
September 2013
G20 Leaders Saint Petersburg Summit mendeklarasikan
dukungan bagi OECD untuk menetapkan standar global
untuk pelaksanaa AEOI

November 2014
G20 Leaders Brisbane Summit mendeklarasikan
komitmen untuk mengimplementasikan AEOI secara
resiprokal berdasarkan Common Reporting Standard
(CRS) mulai tahun 2017 atau tahun 2018

Juni 2015
Pemerintah Indonesia menandatangani Multilateral
Competent Authority Agreement (MCAA), yang di dalam
Annex F-nya mencantumkan komitmen Indonesia untuk
memulai AEOI pada bulan September 2018.

7
KOMITMEN 100 NEGARA DALAM AEOI

INDONESIA IKUT KOMITMEN BERSAMA NEGARA-


NEGARA LAIN UNTUK MENERAPKAN KETERBUKAAN
INFORMASI

50 Negara bertukar mulai 2017


Anguilla, Argentina, Belgium, Bermuda, British Virgin Islands,
Bulgaria, Cayman Islands, Colombia, Croatia, Cyprus, Czech
Republic, Denmark, Estonia, Faroe Islands, Finland, France,
Germany, Gibraltar, Greece, Greenland, Guernsey, Hungary,
Iceland, India, Ireland, Isle of Man, Italy, Jersey, Korea, Latvia,
Liechtenstein, Lithuania, Luxembourg, Malta, Mexico,
Montserrat, Netherlands, Norway, Poland, Portugal, Romania,
San Marino, Seychelles, Slovak Republic, Slovenia, South
Africa, Spain, Sweden, Turks and Caicos Islands, United
Kingdom

8
50 Negara bertukar mulai 2018

Andorra, Antigua and Barbuda, Aruba, Australia,


Austria, The Bahamas, Bahrain, Barbados, Belize,
Brazil, Brunei Darussalam, Canada, Chile, China,
Cook Islands, Costa Rica, Curaao, Dominica,
Ghana, Grenada, Hong Kong (China),
INDONESIA, Israel, Japan, Kuwait, Lebanon,
Marshall Islands, Macao (China), Malaysia,
Mauritius, Monaco, Nauru, New Zealand, Niue,
Panama, Qatar, Russia, Saint Kitts and Nevis,
Samoa, Saint Lucia, Saint Vincent and the
Grenadines, Saudi Arabia, Singapore, Sint
Maarten,Switzerland, Trinidad and Tobago, Turkey,
United Arab Emirates, Uruguay, Vanuatu

9
DATA PENGAMPUNAN PAJAK
Sumber : dashboard Tax Amnesty diakses 15 Mei 2017

Harta Deklarasi
Uraian (triliunan Rp) % Peran

Kas & Setara Kas 1,738,82 33,9 %


Investasi dan Surat 1,269,52 24,7 %
Berharga
Tanah,Bangunan & Harta 1,036,46 20,2 %
Tak Gerak Lainnya

Piutang dan Persediaan 731,97 14,3 %


Logam Mulia & Barang 243,05 4,7 %
Berharga & Harta Gerak
Lainnya
Kendaraan Bermotor 106,88 2,1 %
Haki & Harta Tak 7,81 0,2 %
Berwujud lainnya

10
Kelompok Harta terbesar Deklarasi Dalam Negeri
1. Kas & Setara Kas Rp 1.335,7 T
2. Tanah, Bangunan Rp 804,8 T
3. Investasi & Surat Berharga Rp 757,4 T

Kelompok Harta terbesar Deklarasi Luar Negeri


1. Investasi & Surat Berharga Rp 490,8 T
2. Kas & Setara Kas Rp 315,1 T
3. Tanah, Bangunan Rp 230,8 T

Kelompok Harta terbesar Repatriasi


1. Kas & Setara Kas Rp 87,9 T
2. Piutang & Persediaan Rp 25,9 T
3. Investasi & Surat Berharga Rp 21,3 T

11
STATISTIK PROGRAM PENGAMPUNAN PAJAK

Hampir 25% dari total aset yang


dideklarasikan ada di luar
negeri (deklarasi LN dan
repatriasi

58,6% dari total aset yang


dideklarasikan berupa aset
keuangan.

43% dari seluruh deklarasi harta


merupakan aset keuangan yang
ditempatkan di Indonesia

12
SYARAT IMPLEMENTASI AEOI
TERSEDIANYA LEGISLASI DOMESTIK

PRIMER SEKUNDER

setingkat peraturan di bawah


Undang-Undang Undang-Undang

yang mewajibkan Lembaga Keuangan untuk mengumpulkan dan


melaporkan informasi keuangan kepada otoritas perpajakan dan
memberikan kewenangan kepada otoritas perpajakan untuk
mempertukarkan dengan negara lain

13
BATASAN WAKTU DAN RISIKO

14
LANGKAH PEMERINTAH

SESUAI DENGAN PASAL 22 AYAT (1) UUD,


KARENA KONDISI YANG MENDESAK,
PRESIDEN MENETAPKAN PERPU NOMOR
1 TAHUN 2017
TENTANG AKSES INFORMASI KEUANGAN
UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN

15
LEGISLASI DOMESTIK INDONESIA

16
AKSES INFORMASI KEUANGAN INI HANYA
UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN, TIDAK
UNTUK KEPENTINGAN LAIN

PEMERINTAH/DJP AKAN MELINDUNGI


KEAMANAN DAN KERAHASIAAN DATA
NASABAH SESUAI DENGAN KETENTUAN UU
PERPAJAKAN DAN PERJANJIAN INTERNASIONAL

HANYA PEJABAT DJP TERTENTU YANG


MENDAPATKAN AKSES DAN TERDAPAT SANKSI
PIDANA BAGI YANG MEMBOCORKAN

TIDAK SEMUA DATA NASABAH WAJIB


DILAPORKAN SECARA OTOMATIS KEPADA DJP
KARENA AKAN DITETAPKAN BATASAN
(THRESHOLD

17
SEPANJANG DANA NASABAH BESERTA PENGHASILAN
YANG MENJADI SUMBER ATAS DANA NASABAH
TERSEBUT TELAH DILAPORKAN KE DALAM SPT
TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN, TENTUNYA TIDAK
AKAN ADA MASALAH DALAM HAL PERPAJAKAN

MASYARAKAT TELAH DIBERIKAN KESEMPATAN


UNTUK MENGIKUTI AMNESTI PAJAK, SEHINGGA
DANA NASABAH SEHARUSNYA SUDAH TIDAK
TERDAPAT PERMASALAHAN PERPAJAKAN LAGI

BAGI YANG TIDAK IKUT AMNESTI DAN BELUM


MELAPORKAN SALDO REKENING DENGAN BENAR
DALAM SPT TAHUNAN MASIH DAPAT MELAKUKAN
PEMBETULAN

BAGI YANG BELUM MELAPORKAN SPT TAHUNAN


DAPAT SEGERA MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN YANG
MENCANTUMKAN SALDO REKENING YANG DIMILIKI

18
TEKNIS AKSES INFORMASI KEUANGAN
UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN

PENGERTIAN
Pasal 1 PERPU

AKSES INFORMASI KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN


PERPAJAKAN MELIPUTI AKSES UNTUK MENERIMA DAN
MEMPEROLEH INFORMASI KEUANGAN DALAM RANGKA
PELAKSANAAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANGAN-
UNDANGAN DI BIDANG PERPAJAKAN DAN PELAKSANAAN
PERJANJIAN INTERNASIONAL DI BIDANG PERPAJAKAN

19
RUANG LINGKUP
Pasal 1 PERPU & Pasal 2 PMK

PERJANJIAN INTERNASIONAL
(NASABAH ASING)
Bab III PMK

PELAKSANAAN PERATURAN
PERPAJAKAN
(NASABAH DOMESTIK)
Bab IV PMK

20
SIFAT PEMBERIAN INFORMASI KEUANGAN
Pasal 2 dan Pasal 4 PERPU

OTOMATIS
PELAPORAN informasi keuangan yang dikelola
selama satu tahun kalender secara otomatis
(TANPA DIMINTA)
Pasal 2 ayat (2) huruf a PMK

PERMINTAAN DJP
Pemberian informasi keuangan berdasarkan
PERMINTAAN DJP
Pasal 2 ayat (2) huruf b PMK

21
SUBJEK PELAPOR/PEMBERI INFORMASI
Pasal 2 ayat (1) PERPU

LEMBAGA KEUANGAN PELAPOR


SUBJEK
Lembaga Keuangan (LK) yang
menjalankan usaha sebagai :
Lembaga Jasa Keuangan (LJK)
Lembaga SIMPANAN, Perbankan/Pasar Modal/ Perasuransian
Lembaga KUSTODIAN, LJK Lainnya
Perusahaan ASURANSI, Yang diawasi OJK selain 3 sektor di atas
Entitas Lain
Entitas INVESTASI Contoh: Koperasi simpan pinjam, Pialang
berjangka

Laporan
Otomatis
Ditjen
Pajak Informasi
Keuangan

22
LEMBAGA KEUANGAN NONPELAPOR (KHUSUS
INTERNATIONAL)

entitas pemerintah, organisasi internasional,


atau bank sentral
dana pensiun tertentu
kontrak investasi kolektif yang dikecualikan
trust tertentu
entitas lain yang berisiko rendah untuk
digunakan dalam penghindaran pajak

23
LK PELAPOR
24
UNTUK PELAPORAN OTOMATIS (INTERNASIONAL MAUPUN
DOMESTIK), LEMBAGA KEUANGAN WAJIB MENDAFTARKAN
DIRI
Pasal 6 & Pasal 18 PMK

Tata Cara Pendaftaran untuk pelaporan Otomatis

paling lama AKHIR


BULAN KEDUA:
LK PELAPOR -tahun kalender ELEKTRONIK
berikutnya setelah
memenuhi LANGSUNG
ketentuan sebagai DJP
LK. (internasional) POS
LK NONPELAPOR - setelah tahun EKSPEDISI
(Khusus kalender pelaporan
International)
informasi KURIR
keuangan pertama
kali berakhir.
(domestik)
25
HAL PENTING TERKAIT PENDAFTARAN

PETUGAS PENYAMPAIAN LAPORAN


Jika pimpinan LK ingin menugaskan pejabat di
bawahnya dalam rangka penyampaian laporan, maka
identitas petugas yang ditunjuk disampaikan pada saat
pendaftaran
Pasal 12 ayat (4) & Pasal 24 ayat (3) PMK

DAFTAR JENIS REKENING YANG


DIKECUALIKAN (KHUSUS INTERNASIONAL)
LK Pelapor melampirkan Daftar Jenis Rekening
yang Dikecualikan saat mendaftar
Pasal 6 ayat (3) & (4) PMK

26
PENDAFTARAN TIDAK MENUNDA

Pendaftaran tidak menunda kewajiban pelaporan informasi


keuangan dan pelaksanaan prosedur identifikasi Rekening
Keuangan Pasal 6 ayat (8) & Pasal 18 ayat (6) PMK

DIRJEN PAJAK DAPAT MENETAPKAN SECARA


JABATAN

Pasal 6 (7) & Pasal 18 (5) PMK


Jika terdapat LK (Pelapor dan Non Pelapor) yang tidak
mendaftar

Jika LK yang mendaftar sebagai Non Pelapor telah


memenuhi kriteria sebagai LK Pelapor

27
PELAPORAN OTOMATIS
PERJANJIAN INTERNASIONAL
(NASABAH ASING)

28
Pasal 2 (5) PERPU

MELAKUKAN PROSEDUR IDENTIFIKASI


UNTUK MENENTUKAN
Negara domisili pemegang rekening keuangan
Bahwa pemegang rekening keuangan merupakan
pemegang rekening keuangan yang wajib dilaporkan
Bahwa rekening keuangan tersebut merupakan
rekening keuangan yang wajib dilaporkan
Bahwa entitas pemegang rekening keuangan memiliki
pengendali entitas yang merupakan orang pribadi yang
wajib dilaporkan

29
MELAKUKAN PROSEDUR IDENTIFIKASI
UNTUK MENENTUKAN REKENING KEUANGAN YANG
WAJIB DI LAPORKAN :

LEMBAGA KEUANGAN PELAPOR mengidentifikasi


Rekening Keuangan yang dimiliki oleh OP/Entitas
YURISDIKSI ASING selanjutnya melaporkan Rekening
Keuangan yang dimiliki oleh OP/Entitas ke YURISDIKSI
TUJUAN PELAPORAN

YURISDIKSI ASING adalah negara atau yurisdiksi selain


Indonesia.

YURISDIKSI TUJUAN PELAPORAN adalah Yurisdiksi Partisipan


yang merupakan tujuan bagi Pemerintah Indonesia dalam
melaksanakan kewajiban penyampaian informasi secara
otomatis
30
Pasal 16 PMK

MELAKUKAN PROSEDUR IDENTIFIKASI :


(DJP MENGUMUMKAN PADA PUBLIK MELALUI WEBSITE)

Yurisdiksi Partisipan
Yurisdiksi Tujuan Pelaporan
Daftar jenis lembaga keuangan nonpelapor
Daftar jenis rekening keuangan yang dikecualikan

31
Pasal 9 (2) PMK

MELAKUKAN PROSEDUR IDENTIFIKASI


Mulai Tanggal 1 Juli 2017

TERHADAP :
1. REKENING KEUANGAN LAMA MILIK ORANG PRIBADI
2. REKENING KEUANGAN BARU MILIK ORANG PRIBADI
3. REKENING KEUANGAN LAMA MILIK ENTITAS;
4. REKENING KEUANGAN BARU MILIK ENTITAS;

INFORMASI LEBIH DETAIL PROSEDUR IDENTIFIKASI :


LAMPIRAN I.D PMK-70/PMK.03/201

32
Pasal 2 (5) huruf e PERPU & Pasal 10 PMK

KEWAJIBAN DOKUMENTASI

LK Pelapor WAJIB MELAKUKAN DOKUMENTASI


pelaksanaan prosedur identifikasi dan menyimpan serta memelihara
dokumentasi tersebut paling singkat 5 tahun sejak dokumen
diberikan.

Dokumentasi paling sedikit berupa:


Dokumen pembuktian
Bukti, catatan, atau informasi terkait Rekening Keuangan
Dokumen berisi informasi keuangan yang diperoleh selama
identifikasi
Pernyataan diri/self-certification (wajib disimpan selama
rekening tidak ditutup dan disimpan minimal 5 tahun sejak
rekening ditutup)

33
Pasal 7 (5) PMK

REKENING KEUANGAN YANG WAJIB


DILAPORKAN

Bagi rekening keuangan yang dimiliki oleh entitas


dan telah dibuka sebelum 1 Juli 2017, yang wajib
dilaporkan adalah yang agregat saldonya lebih dari
USD250.000.
Bagi rekening keuangan entitas yang dibuka
sejak 1 Juli 2017: tanpa batasan saldo minimal.
Bagi rekening keuangan orang pribadi: tanpa
batasan saldo minimal.

34
Pasal 2 (3) PERPU & Pasal 7 (9) PMK

LAPORAN INFORMASI KEUANGAN

PALING SEDIKIT MEMUAT :


1. Identitas pemegang rekening keuangan
(nama, alamat, negara domisili untuk kepentingan pajak, TIN, tempat & tanggal lahir bagi
orang pribadi, dan identitas pengendali entitas

2. Nomor rekening keuangan


(atau bentuk lain yang setara dalam hal nomor rekening tidak tersedia)

3. Identitas lembaga keuangan pelapor


(nama dan NPWP)

4. Saldo/nilai rekening keuangan pada akhir tahun kalender


(termasuk cash value/surrender value bagi kontrak anuitas atau
kontrak asuransi nilai tunai)

5. Penghasilan terkait rekening keuangan


Contoh: bunga, dividen, jumlah lain yang dibayarkan atau dikreditkan
ke rekening keuangan selama tahun kalender atau periode pelaporan
lainnya)

35
36
PELAPORAN OTOMATIS ;
PELAKSANAAN PERATURAN PERPAJAKAN
(NASABAH DOMESTIK)
1. REKENING KEUANGAN YANG WAJIB DILAPORKAN
Pasal 19 (4) PMK

a. Sektor Perbankan (simpanan):


yang dimiliki oleh orang pribadi, dengan agregat saldo paling sedikit
Rp1 Miliar;
yang dimiliki oleh entitas, tanpa batasan saldo minimal;

b. Sektor Perasuransian (polis):


nilai pertanggungan paling sedikit Rp1 Miliar;
c. Sektor Perkoperasian (simpanan):
dengan agregat saldo paling sedikit Rp1 Miliar.
d. Sektor Pasar Modal (efek) dan Perdagangan Berjangka
Komoditi (deposit margin): tanpa batasan saldo minimal.

37
2. LAPORAN INFORMASI KEUANGAN
Pasal 19 (1) PMK

PALING SEDIKIT MEMUAT :


a. Identitas pemegang rekening keuangan
b. Nomor rekening keuangan
c. Identitas lembaga keuangan
d. Saldo/nilai rekening keuangan pada akhir tahun
kalender
e. Penghasilan terkait rekening keuangan

38
Penyampaian Laporan disampaikan oleh
LJK, LJK Lainnya, Entitas Lain dalam
Dokumen Elektronik secara ELEKTRONIK-
ONLINE atau LANGSUNG max 30 April ke
DJP
(laporan SECARA LANGSUNG disampaikan
dengan media penyimpanan ke KPDE atau
KPP terdaftar)

39
PEMBERIAN INFORMASI KEUANGAN
ATAS PERMINTAAN DIRJEN PAJAK

Pasal 15(3) & 28 (1) PMK

DJP berwenang meminta informasi dan/atau


bukti atau keterangan, selain informasi dari
laporan otomatis, kepada lembaga keuangan,
dengan menggunakan surat permintaan

LK wajib memberikan informasi dan/atau


bukti atau keterangan yang diminta ke DJP
paling lama 1 (satu) bulan sejak surat
permintaan diterima

40
RUANG LINGKUP PERMINTAAN INFORMASI
berdasarkan permintaan Dirjen Pajak :

DALAM RANGKA PERTUKARAN INFORMASI MENURUT


PERJANJIAN INTERNASIONAL / NASABAH ASING
Pasal 3 (2) PMK

Dalam rangka PERTUKARAN INFORMASI berdasarkan


permintaan ANTARA PEJABAT DI INDONESIA yang
berwenang untuk melaksanakan Pertukaran Informasi dan
PEJABAT YURISDIKSI ASING yang terikat dengan
Indonesia dalam Perjanjian Internasional yang berwenang untuk
melaksanakan Pertukaran Informasi.

41
DALAM RANGKA PELAKSANAAN PERATURAN
PERPAJAKAN /NASABAH DOMESTIK
Pasal 25 (3) PMK

Pengawasan Terhadap WP (termasuk kegiatan


ekstensifikasi, Penilaian,atau Intelijen
Pemeriksaan WP
Penagihan Pajak
Pemeriksaan Bukper
Penyidikan Pajak
Penyelesaian Upaya Hukum Perpajakan (Misal ;
keberatan, pengurangan atau pembatalan ketetapan,
atau pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi
42

PEJABAT YANG MEMINTA INFORMASI :

Dalam Rangka Pertukaran Informasi Menurut Perjanjian


Internasional :
Pasal 15 (1) PMK
1. Direktur Jenderal Pajak
2. Direktur Perpajakan Internasional atas nama
Direktur Jenderal Pajak
Dalam rangka pelaksanaan peraturan perpajakan :
Pasal 26 PMK
1. Direktur Jenderal Pajak (Dirjen Pajak)
2. Kepala kantor wilayah DJP atas nama Dirjen
Pajak
3. Pejabat Eselon II di kantor pusat DJP yang dilimpahi
wewenang oleh Dirjen Pajak
4. Kepala KPP atas nama Dirjen Pajak untuk tujuan
Pemeriksaan & Penagihan pajak

43
KERAHASIAAN
Perlindungan Kerahasiaan
Pasal 30 PMK

Informasi yang diterima/diperoleh dari LJK, LJK Lainnya, dan


Entitas Lain digunakan sebagai BASIS DATA PERPAJAKAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK.
Informasi yang diterima/diperoleh dari LJK, LJK Lainnya, dan
Entitas Lain WAJIB DIJAGA KERAHASIAANNYA sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan perjanjian
internasional.

Pejabat pajak dan tenaga ahli di bidang perpajakan DILARANG


MEMBOCORKAN, MENYEBARLUASKAN, DAN/ATAU
MEMBERITAHUKAN kepada pihak yang tidak berwenang.
Pejabat pajak dan tenaga ahli di bidang perpajakan YANG
MELANGGAR kewajiban merahasiakan DIPIDANA dengan
pidana kurungan dan pidana denda sesuai ketentuan PASAL
41 UU KUP.

44
KONSEKUENSI BAGI LK YANG TIDAK MELAKUKAN KEWAJIBAN

PENGENAAN SANKSI
Pasal 31-33 PMK

45
PENGENAAN SANKSI
Pasal 31-33 PMK

46
PERATURAN YANG MENJADI TIDAK BERLAKU

STATUS REGULASI SEBELUMNYA :


Pasal 8 PERPU

Pada saat PERPU ini BERLAKU, maka:


Pasal 35 ayat (2) dan Pasal 35A UU KUP;
Pasal 40 dan Pasal 35 UU tentang Perbankan;
Pasal 47 UU tentang Pasar Modal;
Pasal 17, Pasal 27, dan Pasal 55 UU tentang
Perdagangan Komoditi Berjangka;
Pasal 41 dan Pasal 42 UU tentang Perbankan
Syariah
DINYATAKAN TIDAK BERLAKU SEPANJANG
BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN PERPU INI

47
HUBUNGAN DENGAN REGULASI
SEBELUMNYA
Pasal 8 PERPU

Pada saat PMK-70/PMK.03/2017 BERLAKU,


maka:
Pasal 1 ayat (3) huruf b PMK-87/PMK.03/2013 jo.
PMK-235/PMK.03/2016 tentang Tata Cara
Permintaan Keterangan atau Bukti dari Pihak-
Pihak yang Terikat oleh Kewajiban Merahasiakan
Pasal6 PMK-39/PMK.03/2017 tentang Tata Cara
Pertukaran Informasi Berdasarkan Perjanjian
Internasional

DINYATAKAN TIDAK BERLAKU SEPANJANG


BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN PMK INI 48
LAPORAN PERTAMA SECARA OTOMATIS

Untuk Kepentingan Perjanjian International,


Paling Lambat :
01 Agustus 2018 Pelaporan dari LJK kepada
OJK
31 Agustus 2018 Disampaikan OJK kepada DJP
30 April 2018 Pelaporan dari LJK lainnya,
dan Entitas lain ke DJP

Untuk Kepentingan Perpajakan Domestik, Paling


Lambat :
30 April 2018 Pelaporan dari LJK,LJK
Lainnya, dan Entitas lain ke DJP

49
TIMELINE PROSEDUR IDENTIFIKASI DAN
PELAPORAN INFORMASI KEUANGAN KE DJP

50
PROSEDUR IDENTIFIKASI
REKENING KEUANGAN LAMA
ORANG
PRIBADI
BATASAN PERSYARATAN UMUM YANG HARUS DILAKUKAN
Rekening Keuangan 1. Alamat Domisili
Bernilai Rendah 2. Pencarian Data Elektronik
( *Apabila menjadi Rekening Keuangan Bernilai Tinggi, maka
USD1.000.000,00) harus melaksanakan identifikasi sesuai prosedur di bawah ini
Rekening Keuangan 1. Pencarian Data Elektronik
Bernilai Tinggi 2. Pencarian Dokumen Fisik
(> 3. Permintaan Keterangan kepada Relationship Manager
USD1.000.000,00)

ENTITAS
BATASAN PERSYARATAN UMUM YANG HARUS DILAKUKAN
Rekening Keuangan 1. tidak wajib untuk ditelaah, diidentifikasi, atau dilaporkan
Bernilai sebagai Rekening Keuangan yang wajib dilaporkan hingga
USD250.000,00 agregat atas saldo atau nilai Rekening Keuangan tersebut
melebihi USD250.000,00
Rekening Keuangan 1. Menentukan Negara Domisili entitas
Bernilai 2. Menentukan Negara Domisili pengendali entitas dari
> USD250.000,00 entitas nonkeuangan pasif
51
PROSEDUR IDENTIFIKASI REKENING
KEUANGAN LAMA ORANG PRIBADI

52
PROSEDUR IDENTIFIKASI REKENING
KEUANGAN LAMA ENTITAS

53
PROSEDUR IDENTIFIKASI PENGENDALI ENTITAS
(REKENING KEUANGAN LAMA ENTITAS)

54
PROSEDUR IDENTIFIKASI REKENING
KEUANGAN BARU

55
56
PEMERIKSAAN PAJAK

AMNESTI PAJAK

PEMERIKSAAN PAJAK
PASCA AMNESTI PAJAK

57
58
PEMERIKSAAN adalah serangkaian kegiatan
menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau
bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau
untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
( Pasal 1 angka 25 UU KUP)

59
Pasal 29 UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).

PP No. 74/2011 ttg Tata Cara Pelaksanaan Hak dan pemenuhan kewajiban
Perpajakan.

Permenkeu No. 17/PMK.03/2013 jo No.184/PMK.03/2015 ttg Tata Cara


Pemeriksaan.

Permenkeu No. 87/PMK.03/2013 jo No.235/PMK.03/2016 ttg Tata Cara


Permintaan Keterangan atau Bukti dari Pihak Lain.

Permenkeu No. 239/PMK.03/2014 ttg Tata Cara Pemeriksaan Bukti


Permulaan.

Permenkeu No. 12/PMK.03/2017 ttg Penetapan plikasi, Prosedur


Pengajuan terkait Usulan pembukaan Rahasia Bank secara Elektronik.

Perdirjen Pajak No. PER-07/PJ/2017 ttg Pedoman Pemeriksaan Lapangan.

60
1. menyampaikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan atau Surat Panggilan dalam Rangka
Pemeriksaan kepada Wajib Pajak;
2. memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan SP2 kepada Wajib Pajak pada
waktu melakukan pemeriksaan;
3. memperlihatkan surat yang berisi perubahan tim Pemeriksa Pajak kepada WP apabila
susunan tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan;
4. melakukan pertemuan dengan Wajib Pajak dalam rangka memberikan penjelasan
mengenai:
alasan dan tujuan Pemeriksaan
hak dan kewajiban Wajib Pajak selama dan setelah Pemeriksaan
hak Wajib Pajak mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan Tim
QA Pemeriksaan dalam hal terdapat hasil Pemeriksaan yang terbatas pada dasar
hukum koreksi yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak
pada saat Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, kecuali untuk Pemeriksaan atas
keterangan lain berupa data konkret yang dilakukan dengan jenis Pemeriksaan
Kantor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a
Kewajiban dari WP untuk memenuhi permintaan buku, catatan, dan/atau dokumen;

61
5. menuangkan hasil pertemuan dengan Wajib Pajak dalam bentuk berita
acara pertemuan dengan Wajib Pajak;
6. menyampaikan SPHP kepada Wajib Pajak;
7. memberikan hak hadir kepada WP dalam rangka Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan pada waktu yang telah ditentukan;
8. menyampaikan kuesioner pemeriksaan kepada Wajib Pajak;
9. melakukan pembinaan kepada Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan dengan menyampaikan saran secara tertulis;
10. mengembalikan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lainnya yang dipinjam dari
WP;
11. merahasiakan kepada pihak lain yang tidak berhak segala sesuatu yang
diketahui atau diberitahukan WP dalam rangka pemeriksaan.

62
PEMERIKSAAN LAPANGAN
1. melihat dan/atau meminjam buku, catatan, dan/atau dokumen
2. mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara elektronik;
3. memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, yang diduga atau patut diduga
digunakan untuk menyimpan buku/catatan /dokumen/uang/barang
4. meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran
Pemeriksaan
5. melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta barang bergerak
dan/atau tidak bergerak;
6. meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak;
7. meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang
mempunyai hubungan dengan WP melalui kepala UP2

63
PEMERIKSAAN KANTOR
1. memanggil WP untuk datang ke kantor DJP dengan
menggunakan Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan
Kantor
2. melihat dan/atau meminjam buku atau catatan, dokumen
3. meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna
kelancaran Pemeriksaan
4. meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak
5. meminjam kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh akuntan
publik melalui Wajib Pajak
6. meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak
ketiga yang mempunyai hubungan dengan WP melalui kepala
UP2
64
1. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa
Pajak dan SP2;
2. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
Lapangan dalam hal Pemeriksaan dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Lapangan;
3. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan surat yang berisi perubahan
tim Pemeriksa Pajak apabila susunan tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan;
4. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan
tujuan Pemeriksaan;
5. menerima SPHP;
6. menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan pada waktu yang telah ditentukan;
7. mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan Tim Quality Assurance
Pemeriksaan, dalam hal masih terdapat hasil Pemeriksaan yang terbatas pada dasar
hukum koreksi yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak pada
saat Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, kecuali untuk Pemeriksaan atas keterangan
lain berupa data konkret yang dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Kantor;
8. memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan pemeriksaan oleh pemeriksa
pajak melalui pengisian kuisioner pemeriksaan.

65
PEMERIKSAAN LAPANGAN
1. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku, catatan,
dokumen.
2. memberi kesempatan Pemeriksa untuk mengakses/mengunduh
data yang dikelola secara elektronik
3. memberi kesempatan pemeriksa untuk memasuki tempat/ruang
yang diduga atau patut diduga digunakan sebagai tempat
menyimpan buku/catatan/dokumen/uang /barang.
4. memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan
5. menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP
6. Memberikan keterangan lisan/tertulis yang diperlukan

66
PEMERIKSAAN KANTOR
1. memenuhi panggilan untuk datang menghadiri Pemeriksaan
sesuai dengan waktu yang ditentukan
2. Memperlihatkan dan/atau meminjamkan catatan dan/atau
dokumen
3. memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan
4. menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP

5. meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh


Akuntan Publik
6. memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis yang diperlukan

67
Pemeriksa Pajak berwenang melakukan penyegelan untuk memperoleh atau
mengamankan buku, catatan, dan/atau dokumen, termasuk data yang dikelola
secara elektronik, dan benda-benda lain yang dapat memberi petunjuk tentang
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak yang diperiksa agar tidak
dipindahkan, dihilangkan, dimusnahkan, diubah, dirusak, ditukar, atau dipalsukan

WP/Wakil/Kuasa tidak memberi kesempatan memasuki tempat atau ruang serta barang
bergerak dan/atau tidak bergerak, yang diduga atau patut diduga digunakan untuk
menyimpan buku, catatan, dan/atau dokumen

WP/Wakil/Kuasa menolak memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan

WP/Wakil/Kuasa tidak berada di tempat dan tidak ada pihak yang mempunyai
kewenangan untuk bertindak selaku yang mewakili Wajib Pajak, sehingga diperlukan
upaya pengamanan Pemeriksaan sebelum Pemeriksaan ditunda WP/Wakil/Kuasa tidak
berada di tempat dan pihak yang mempunyai kewenangan untuk bertindak selaku yang
mewakili Wajib Pajak menolak memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
68
Penyegelan dilakukan dengan menggunakan tanda segel

dilakukan oleh Pemeriksa Pajak dengan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2


orang dewasa selain anggota tim Pemeriksa

berita acara penyegelan


ditandatangani oleh Pemeriksa Pajak dan 2 orang saksi dewasa (Dalam hal
saksi menolak menandatangani berita acara penyegelan, Pemeriksa Pajak
membuat catatan tentang penolakan tersebut dalam berita acara penyegelan )

dibuat 2 (dua) rangkap dan rangkap kedua diserahkan kepada Wajib Pajak,
wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dari Wajib
Pajak yang diperiksa

Dalam melakukan penyegelan, Pemeriksa Pajak dapat meminta bantuan


Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau pemerintah daerah setempat

69
Dilakukan sekali untuk setiap SP2 Dan dapat dilakukan 1 kali revisi untuk
setiap SPHP

SPHP Dilampiri daftar temuan hasil Pemeriksaan

Format dalam ketentuan Tata Cara Pemeriksaan yang berlaku

SYARAT REVISI :

1. data tersebut baru ditemukan setelah penyampaian SPHP, misalnya data


hasil konfirmasi dari pihak ketiga

2. undangan pembahasan akhir belum dikirimkan kepada Wajib Pajak; dan

3. masih dalam jangka waktu Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dan


pelaporan

70
TIM QA RISALAH TIM QA
KANWIL/DIT P2
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN

Paling
WP MINTA Lambat
BEDA
PEMBAHASAN disampaikan
PENDAPAT
OLEH TIM QA 3 hari sejak
PEMERIKSAAN risalah
pembahasan
RISALAH
PEMBAHASAN

PEMBAHASAN AKHIR WAJIB


KPP TIM PEMERIKSA PAJAK PAJAK
HASIL PEMERIKSAAN

71
72
LATAR BELAKANG AMNESTI PAJAK
Kepatuhan WP rendah.
Adanya AEoI, Revisi UU Perbankan, Asuransi & LK lainnya.

HAKIKAT AMNESTI PAJAK


Penghapusan pajak terutang (s.d tahun pajak 2015).
Mengungkapkan HARTA yang belum dilaporkan dalam SPT.
Membayar uang tebusan.

MANFAAT AMNESTI PAJAK (TERKAIT PEMERIKSAAN)


Pemeriksaan, Pemeriksaan Bukti Permulaan, dan/atau penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Tidak dilakukan, ditangguhkan (bila sedang dilakukan),
dihentikan (bila telah terbit SKET TA)

73
Pasal 18 UU No. 11 Tahun 2016
Bagi WP yang ikut TA :
namun kemudian hari ditemukan adanya data dan/atau
informasi mengenai HARTA yang belum/kurang
diungkap dalam Surat Pernyataan, atas HARTA tsb
dianggap sebagai TAMBAHAN PENGHASILAN.
Pajak dihitung dengan tambahan sanksi administrasi
(kenaikan) 200%.

Bagi WP tidak ikut TA :


atas HARTA dimaksud dianggap sebagai TAMBAHAN
PENGHASILAN.
Pajak dihitung sesuai ketentuan perundang-undangan
perpajakan.

74
75
DAPAT DILAKUKAN PEMERIKSAAN
WP TIDAK ATAS HARTA DAN SPT-NYA
IKUT TA

PEMERIKSAAN ATAS
HARTA
TAHUN PAJAK BELUM DIUNGKAP
WP IKUT 2015 KE BELAKANG
TA TAHUN PAJAK DAPAT DIPERIKSA
2016 KE DEPAN BERDASARKAN UU
KUP

76
Pemeriksaan dari HULU ke HILIR secara
serentak.

Tematik untuk Industri-2 tertentu.

Bersifat Nasional dan Regional.

77
78
79
IDENTITAS

Nama : Sempurna Bahri


Tempat Tanggal Lahir : Padang, 15 Maret 1967
Alamat Rumah : Pancoran Barat IV No.41A
Jakarta Selatan
Alamat Kantor : Perkantoran Sentra Kramat Blok A.11
Jl. Kramat Raya No. 7-9, Senen, Jakarta Pusat
Telephone : 021 3910580/021 3910600
Fax : 021 3910583
Handphone : 08129086283/0811 9207780

PENDIDIKAN

- Sarjana Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas


Padang
- Brevet A,B dan C Pajak Widya Bhakti

80
1990 1994 Koperasi Jasa Audit (KJA) Sumatra Barat Senior Auditor

1995 1997 PT. Pratama Abadi Industri (Nike Footwear) Chief Accountant

1999 2007 Univ. Tarumanegara, Univ. Mpu Tantular, YAI, UKRIDA


untuk mata kuliah Akuntansi,Auditing dan Perpajakan Dosen Tidak Tetap

1999 2007 Kantor Akuntan Publik Drs. Sukrisno Agoes, MM dan Rekan Manager

2007 Sekarang Pengadilan Pajak Kuasa Hukum

2005 Sekarang Kantor Konsultan Pajak Drs. Sempurna Bahri, Ak Managing Partner

Feb 2009 Sekarang Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Ardi, Sukimto & Rekan Partner

81
Anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
Anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI)
Anggota Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Ketua Tim Adhoc Dana Kampanye Pileg, Pilpres IAPI
Anggota Forum Akuntan Pasar Modal (FAPM) IAPI
Ketua Komite Perpajakan IAPI
Ketua Alumni SMA 2 Padang di Jabodetabek
Bendahara Umum IKA UNAND Jabodetabek
Wakil Ketua Forum Komunikasi Keluarga Besar Akuntan Unand

82
83

Anda mungkin juga menyukai