Anda di halaman 1dari 20

Dengan memperhatikan Peraturan Menteri tersebut, maka penjabaran tupoksi

kepala sekolah mengacu pada ketiga poin di atas. Selain itu tupoksi kepala sekolah
juga harus mengacu pada Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang standar
pengelolaan sekolah, meliputi (1) perencanaan program, (2) pelaksanaan rencana
kerja, (3) pengawasan dan evaluasi, (4) kepemimpinan sekolah, (5) sistem informasi
sekolah. Berikut ini tugas pokok kepala sekolah:

A. Merencanakan Program

1. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan visi sekolah.


2. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan misi sekolah.
3. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan tujuan sekolah.
4. Membuat Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS).
5. Membuat perencanaan program induksi.

B. Melaksanakan Program

1. Menyusun program kerja sekolah


2. Menyusun struktur organisasi
3. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan sekolah per semester maupun
tahunan;
4. Menyusun manajemen kesiswaan yang meliputi:
1. melaksanakan penerimaan peserta didik baru (PPDB);
2. memberikan layanan konseling kepada peserta didik;
3. melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler untuk peserta
didik;
4. melakukan pembinaan prestasi unggulan;
5. melakukan kegiatan pelacakan terhadap alumni;
5. Menyusun kurikulum, kalender pendidikan, dan kegiatan pembelajaran;
6. Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan;
7. Manajemen sarana dan prasarana;
8. Membimbing guru pemula;
9. Mengelola keuangan sekolah dan pembiayaannya;
10. Mengelola lingkungan dan budaya sekolah;
11. Memberdayakan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah;
12. Melaksanakan program induksi

C. Melaksanakan Pengawasan

1. Melaksanakan program supervisi.


2. Melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
3. Melaksanakan evaluasi dan pengembangan kurikulum
4. Mengevaluasi pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK)
5. Menyiapkan seluruh kelengkapan akrediTASI

D. Melaksanakan Kepemimpinan Sekolah

1. menjabarkan visi ke dalam misi target mutu;


2. merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai;
3. menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan
sekolah/madrasah;
4. membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk
pelaksanaan peningkatan mutu;
5. bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah/madrasah;
6. melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting
sekolah/madrasah. Dalam hal sekolah/madrasah swasta, pengambilan
keputusan tersebut harus melibatkan penyelenggara sekolah/madrasah;
7. berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta
didik dan masyarakat;
8. menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan
dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan atas prestasi dan
sangsi atas pelanggaran peraturan dan kode etik;
9. menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik;
10. bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai pelaksanaan
kurikulum;
11. melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan
hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja sekolah/madrasah;
12. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
13. memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi
pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh
komunitas sekolah/madrasah;
14. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah/madrasah
dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik
dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga kependidikan;
15. menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya
sekolah/madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat,
efisien, dan efektif;
16. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan
komite sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan
komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat;
17. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab;
18. mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil kepala
sekolah sesuai dengan bidangnya;
19. merencanakan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) di
Sekolah/Madrasah;
20. menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan Program Induksi di sekolah dan
dokumen terkait seperti KTSP, silabus, peraturan dan tata tertib sekolah baik
bagi guru maupun bagi siswa, prosedur-prosedur P3K, prosedur keamanan
sekolah;
21. melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
22. menunjuk pembimbing dari guru yang dianggap layak (profesional)
23. membuat surat keputusan pengangkatan guru menjadi pembimbing bagi guru
pemula;
24. menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak
terdapat guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;
25. mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas
pendidikan terkait jika tidak memiliki pembimbing dan kepala
sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing;
26. memantau secara reguler proses pembimbingan dan perkembangan guru
pemula;
27. memantau kinerja guru pembimbing dalam melakukan pembimbingan;
28. melakukan observasi kegiatan mengajar yang dilakukan guru pemula dan
memberikan masukan untuk perbaikan;
29. memberi penilaian kinerja kepada guru pemula;
30. menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada Kepala
Dinas Pendidikan dengan mempertimbangkan masukan dan saran dari
pembimbing, pengawas sekolah/ madrasah, dan memberikan salinan laporan
tersebut kepada guru pemula;
31. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
32. memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi
pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh
komunitas sekolah/madrasah;
33. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah/madrasah
dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik
dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga kependidikan;
34. menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya
sekolah/madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat,
efisien, dan efektif;
35. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan
komite sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan
komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat;
36. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab;
37. mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil kepala
sekolah sesuai dengan bidangnya

E. Menerapkan Sistem Informasi Sekolah

1. menciptakan atmosfer akademik yang kondusif dengan membangun budaya


sekolah untuk menciptakan suasana yang kompetitif bagi siswa, rasa
tanggung jawab bagi guru dan karyawan, menimbulkan rasa nyaman dalam
bekerja dan belajar, menumbuhkan kesadaran tentang arti penting kemajuan,
dan menumbuhkan kedisiplinan tinggi;
2. melakukan penataan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi warga
sekolah berbasis kinerja;
3. menjalinan kerjasama dengan pihak lain;
4. didukung oleh penerapan TIK dalam manajemen sekolah;
5. didukung oleh kepemimpinan/manajerial yang kuat, dan memiliki tingkat
sustainabilitas tinggi;

Kesimpulan

Demikian rincian tugas kepala sekolah yang dijabarkan dengan memperhatikan


Permendiknas No 28 Tahun 2010 serta Permendiknas No 19 Tahun 2007. Dari
sekian banyak tugas tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tugas pokok dan
fungsi kepala sekolah dapat diringkas menjadi (1) tugas administrasi, (2) tugas
supervisi, (3) tugas memimpin, (4) tugas sebagai manajer, (5) tugas kewirausahaan,
(6) tugas sebagai inovator, (7) tugas mengembangkan kurikulum, dan (8) tugas
sebagai penggerak, yang akan dijelaskan pada artikel selanjutnya.

Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Kepala


Sekolah berdasarkan Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018. Mengacu pada
Pasal 15 Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Penugasan Guru
Sebagai Kepala Sekolah, dinyatakan bahwa Tugas Pokok dan Fungsi
(Tupoksi) Kepala Sekolah adalah sebagai berikut:
1) Beban kerja Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok
manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada Guru dan
tenaga kependidikan.
2) Beban kerja Kepala Sekolah bertujuan untuk mengembangkan sekolah dan
meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional
pendidikan .
3) Dalam hal terjadi kekurangan guru pada satuan pendidikan, Kepala Sekolah
dapat melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan agar proses
pembelajaran atau pembimbingan tetap berlangsung pada satuan pendidikan
yang bersangkutan .
4) Kepala Sekolah yang melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan,
tugas pembelajaran atau pembimbingan tersebut merupakan tugas tambahan
di luar tu gas pokoknya .
5) Beban kerja bagi kepala sekolah yang ditempatkan di SILN selain
melaksanakan beban kerja juga melaksanakan promosi kebudayaan
Indonesia.

Sedangkan berdasarkan Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 tentang


Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah, Pasal 12 ayat  (4)
menyatakan bahwa penilaian kinerja kepala sekolah meliputi:
a. usaha pengembangan sekolah/ madrasah yang dilakukan  selama  menjabat
kepala sekolah/madrasah;
b. peningkatan  kualitas  sekolah/madrasah  berdasarkan 8 (delapan) standar
nasional pendidikan selama di bawah kepemimpinan yang bersangkutan; dan
c. usaha pengembangan profesionalisme sebagai kepala sekolah/madrasah.
Penilaian kinerja kepala sekolah dilaksanakan berdasarkan tupoksinya. Oleh
sebab itu, Tugas Pokok Dan Fungsi Kepala Sekolah (tupoksi)  kepala 
sekolah mengacu pada  tiga  (3)  butir  di  atas.  Tupoksi  kepala sekolah 
juga  harus  mengacu  pada Permendiknas  Nomor 19  Tahun  2007 tentang
standar  pengelolaan sekolah, meliputi  (1) perencanaan program,  (2)
pelaksanaan rencana kerja, (3) pengawasan dan evaluasi, (4) kepemimpinan
sekolah,  (5) sistem informasi sekolah.
A. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah (TUPOKSI) Sebagai
Perencanaan Program
1. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan visi sekolah.
2. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan misi sekolah.
3. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan  tujuan sekolah.
4. Membuat Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS).
5. Membuat perencanaan program induksi.

B. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah (TUPOKSI) Sebagai


Pelaksanaan Rencana Kerja
1. Menyusun pedoman kerja;
2. Menyusun struktur organisasi sekolah;
3. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan sekolah per semester dan Tahunan;
4. Menyusun pengelolaan kesiswaan yang meliputi:
a. melaksanakan penerimaan peserta didik baru;
b. memberikan layanan konseling kepada peserta didik;
c. melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para peserta didik;
d. melakukan pembinaan prestasi unggulan;
e. melakukan pelacakan terhadap alumni;
5. Menyusun KTSP, kalender pendidikan, dan kegiatan pembelajaran;
6. Mengelola  pendidik dan tenaga kependidikan;
7. Mengelola sarana dan prasarana;
8. Membimbing guru pemula;
9. Mengelola  keuangan dan pembiayaan;
10. Mengelola budaya dan lingkungan sekolah;
11. Memberdayakan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah;
12. Melaksanakan program induksi.

C. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah (TUPOKSI) Sebagai Supervisor


dan Evaluator
1. Melaksanakan program supervisi.
2. Melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
3. Melaksanakan evaluasi dan pengembangan KT
4. Mengevaluasi pendayagunaan pendidik dan te
5. Menyiapkan kelengkapan akreditasi sekolah.
D. Tugas Pokok Dan Fungsi Kepala Sekolah (TUPOKSI) Sebagai
Kepemimpinan Sekolah
Kepala sekolah melaksanakan tugas kepemimpinan sebagai berikut. 
1. menjabarkan visi ke dalam misi target mutu;
2. merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai;
3. menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan
sekolah/madrasah;
4. membuat  rencana  kerja  strategis  dan  rencana  kerja  tahunan  untuk
pelaksanaan peningkatan mutu;
5. bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah/madrasah;
6. melibatkan  guru,  komite  sekolah  dalam  pengambilan  keputusan  penting
sekolah/madrasah.  Dalam  hal  sekolah/madrasah  swasta,  pengambilan
keputusan tersebut harus melibatkan penyelenggara sekolah/madrasah;
7. berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta
didik dan masyarakat;
8. menjaga  dan  meningkatkan  motivasi  kerja  pendidik  dan  tenaga
kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan atas
prestasi dan sangsi atas pelanggaran peraturan dan kode etik;
9. menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik;
10. bertanggung  jawab  atas  perencanaan  partisipatif  mengenai  pelaksanaan
kurikulum;
11. melaksanakan  dan  merumuskan  program  supervisi,  serta  memanfaatkan
hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja sekolah/madrasah;
12. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
13. memfasilitasi  pengembangan,  penyebarluasan,  dan  pelaksanaan  visi
pembelajaran  yang  dikomunikasikan  dengan  baik  dan  didukung  oleh
komunitas sekolah/madrasah;
14. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah/madrasah
dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik
dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga kependidikan;
15. menjamin  manajemen  organisasi  dan  pengoperasian  sumber  daya
sekolah/madrasah  untuk  menciptakan  lingkungan  belajar  yang  aman,
sehat, efisien, dan efektif;
16. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan
komite  sekolah/madrasah  menanggapi  kepentingan  dan  kebutuhan
komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat;
17. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab;
18. mendelegasikan  sebagian  tugas  dan  kewenangan  kepada  wakil  kepala
sekolah sesuai dengan bidangnya;
19. merencanakan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) di
Sekolah/ Madrasah;
20. menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan Program Induksi di sekolah dan
dokumen terkait  seperti KTSP, silabus, peraturan dan tata tertib sekolah baik
bagi guru maupun bagi siswa, prosedur-prosedur P3K, prosedur keamanan
sekolah;
21. melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
22. menunjuk pembimbing dari guru yang dianggap layak (profesional)
23. membuat surat keputusan pengangkatan guru menjadi  pembimbing bagi
guru pemula;
24. menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak
terdapat guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;
25. mengajukan  pembimbing  dari  satuan  pendidikan  lain  kepada  dinas
pendidikan  terkait  jika  tidak  memiliki  pembimbing  dan  kepala 
sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing;
26. memantau secara reguler proses pembimbingan dan perkembangan guru
pemula;
27. memantau kinerja guru pembimbing dalam melakukan  pembimbingan;
28. melakukan observasi kegiatan mengajar yang dilakukan guru pemula  dan
memberikan masukan untuk perbaikan;
29. memberi penilaian kinerja kepada guru pemula;
30. menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada Kepala
Dinas  Pendidikan  dengan  mempertimbangkan  masukan  dan  saran  dari
pembimbing,  pengawas  sekolah/  madrasah,  dan  memberikan  salinan
laporan tersebut kepada guru  pemula;
31. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
32. memfasilitasi  pengembangan,  penyebarluasan,  dan  pelaksanaan  visi
pembelajaran  yang  dikomunikasikan  dengan  baik  dan  didukung  oleh
komunitas sekolah/madrasah;
33. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah/madrasah
dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik
dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga kependidikan;
34. menjamin  manajemen  organisasi  dan  pengoperasian  sumber  daya
sekolah/madrasah  untuk  menciptakan  lingkungan  belajar  yang  aman,
sehat, efisien, dan efektif;
35. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan
komite  sekolah/madrasah  menanggapi  kepentingan  dan  kebutuhan
komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat;
36. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab;
37. mendelegasikan  sebagian  tugas  dan  kewenangan  kepada  wakil  kepala
sekolah sesuai dengan bidangnya.

E. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah  (TUPOKSI) dalam Sistem


Informasi Sekolah
Kepala sekolah, dalam sistem informasi sekolah perlu:
1. menciptakan  atmosfer  akademik  yang  kondusif  dengan  membangun
budaya  sekolah  untuk  menciptakan  suasana  yang  kompetitif  bagi  siswa,
rasa tanggung jawab bagi guru dan karyawan, menimbulkan rasa nyaman
dalam bekerja dan belajar, menumbuhkan kesadaran tentang arti penting
kemajuan, dan menumbuhkan kedisiplinan tinggi;
2. melakukan  penataan  tugas  dan  tanggung  jawab  yang  jelas  bagi  warga
sekolah berbasis kinerja;
3. menjalinan kerjasama dengan pihak lain;
4. didukung oleh penerapan TIK dalam manajemen sekolah;
5. didukung oleh kepemimpinan/manajerial yang kuat, dan memiliki tingkat
sustainabilitas tinggi
6. penguatan eksistensi lembaga dengan melakukan sosialisasi kepada semua
pihak untuk memberikan informasi dan pemahaman yang sama sehingga
sekolah/madrasah memperoleh dukungan secara maksimal;
7. penguatan  manajemen  sekolah  dengan  melakukan  restrukturisasi  dan
reorganisasi intern sekolah apabila dipandang perlu (tanpa mengubah atau
bertentangan dengan peraturan yang ada) sebagai bentuk pengembangan
dan pemberdayaan potensi sekolah;
8. melakukan penguatan kerjasama dengan membangun jaringan yang lebih
luas  dengan  berbagai  pihak  baik  di  dalam  maupun  di  luar  negeri,  yang
dibuktikan dengan adanya nota kesepahaman (MoU);
9. meminimalkan  masalah  yang  timbul  di  sekolah  melalui  penguatan  rasa
kekeluargaan dan kebersamaan untuk memajukan sekolah; 
10. melakukan penguatan input sekolah dengan melengkapi berbagai fasilitas
(perangkat keras dan lunak) manajemen sekolah, agar implementasi Sistem
Informasi Manajemen (SIM) berbasis TIK lebih efektif

Sumber: Kemendiknas. 2012. Buku kerja Kepala Sekolah. Jakarta: Pusat


Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Kemendiknas.

Pasal 1 ayat (1) Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 menyatakan bahwa "Kepala
Sekolah adalah guru yang diberi tugas untuk memimpin dan mengelola satuan
pendidikan yang meliputi taman kanak-kanak (TK), taman kanak-kanak luar biasa
(TKLB), sekolah dasar (SD), sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah
pertama (SMP), sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB), sekolah
menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), sekolah menengah atas
luar biasa (SMALB), atau Sekolah Indonesia di Luar Negeri."

Lalu Pasal 15 ayat (1) menyatakan bahwa "Beban kerja Kepala Sekolah
sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan
kewirausahaan, dan supervisi kepada Guru dan tenaga kependidikan." Lalu pada
ayat (2) dinyatakan bahwa "Beban kerja Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bertujuan untuk mengembangkan sekolah dan meningkatkan mutu
sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional pendidikan."

Berdasarkan kepada tupoksinya, kepala sekolah memiliki peranan yang sangat


penting dalam peningkatan mutu sekolah. Mengapa? Karena kepala sekolah
disamping sebagai seorang pimpinan (leader), administrator, juga seorang manajer.
Semua hal yang berkaitan dengan sekolah, baik sumber daya manusia (SDM)
maupun sumber daya non-SDM seperti sarana dan prasarana dan prasarana
menjadi tanggung jawabnya. Seorang kepala sekolah harus memiliki 5 (lima)
kompetensi, yaitu (1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi manajerial, (3)
kompetensi supervisi, (4) kompetensi kewirausahaan, dank (5) kompetensi sosial.

Dalam konteks 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang menjadi


ukuran mutu sekolah, seorang kepala sekolah pun memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkanya melalui implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
yang saat ini digulirkan Kemendikbud.

Kepala sekolah adalah orang terpilih. Dia sebelum diangkat menjadi kepala sekolah
terlebih dahulu harus lulus diklat calon kepala sekolah selama 300 JP. Oleh karena
itu, seorang kepala sekolah diharapkan memiliki kesiapan ilmu, fisik, dan mental
dalam menjalankan tugasnya.

Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah diharapkan menjadi lokomotif


perubahan di sekolah tempatnya bertugas. Dengan kata lain, mutu dan karakteristik
sekolah sangat tergantung dari peran kepemimpinannya. Oleh karena itu, kepala
sekolah harus menjadi teladan bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan para
siswanya. Keteladanan akan melahirkan wibawa, kekaguman, penghormatan, dan
penghargaan terhadap dirinya dari semua warga sekolah bahkan warga sekitar.

Sebagai seorang administrator, kepala kepala sekolah mengelola berbagai


administrasi sekolah seperti administrasi kepegawaian, administrasi kesiswaan,
administrasi keuangan, administrasi sarpras, administrasi persuratan, dan
sebagainya. Berbagai administrasi tersebut menjadi bukti fisik dan akuntabilitas
sekolah saat ada pemeriksaan, akreditasi, atau penilaian kinerja kepala sekolah.
Dalam melakukannya, dia bisa dibantu oleh staf.      

Sebagai manajer, tentunya seorang kepala sekolah harus mampu mengelola


berbagai bidang seperti masalah kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan,
kesiswaan, sarana dan prasarana, pembiayaan, lingkungan sekolah, dan
sebagainya.

Dalam melakukannya, tentunya dia tidak dapat melakukannya seorang diri karena
dia bukan superman atau super woman. Selain itu, gaya single fighter atau one man
show juga kurang baik dalam sebuah manajemen. Hanya membuat capai lahir dan
batin baginya dan akan menimbulkan pandangan miring dari warga sekolah.

Oleh karena itu, seorang kepala sekolah harus membagi tugas dan memberdayakan
guru, pendidik dan tenaga kependidikan agar mereka merasa dianggap penting,
merasa dianggap perlu, merasa dilibatkan, merasa diberi ruang kreativitas dan
inovasi. Dengan demikian, akan muncul rasa tanggung jawab dan rasa diakui dalam
lingkungan kerjanya.

Budaya "tepuk bahu" dan budaya apresiasi perlu dikembangkan sebagai sarana
untuk meningkatkan motivasi atau semangat para pendidik dan tenaga kependidikan
di sekolah. Walau demikian, pengawasan dari kepala sekolah tetap harus
dilaksanakan karena setiap keputusan bermuara kepada tanggung jawab.
Pengawasan yang longgar cenderung berpotensi terhadap pelanggaran atau
penyalahgunaan wewenang.
Mutu sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting dalam meningkatkan
mutu sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memprioritaskan pembinaan
dan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah berbagai cara
seperti memberikan kesempatan kepada pendidik dan tenaga kependidikan untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, In House Training (IHT),
workshop, magang, mengikuti KKG/MGMP/MGBK, dan sebagainya.

Sedangkan kepala sekolah penggerak pandai beradaptasi dengan lingkungan yang


baru dan cepat bergerak untuk membangun lingkungan yang baru tersebut. Dia
harus cepat mempelajari lingkungan dan karakteristik Sumber Daya Manusia (SDM)
sebagai pendukung dalam mewujudkan visi dan misinya sebagai pemimpin.

Kepala sekolah penggerak juga akan berjiwa dinamis, senang terhadap perubahan
ke arah yang semakin positif meskipun tentunya akan dihadapkan pada berbagai
tantangan. Kepala sekolah penggerak akan sigap menangkap berbagai peluang
untuk peningkatan mutu sekolahnya. Misalnya peningkatan kerjasama dengan
Komite Sekolah dan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) seperti dunia
usaha/ dunia industri, Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida), organisasi
keagamaan, organisasi kemasyarakatan, dan sebagainya.

Sebagai kepala sekolah penggerak harus memiliki kemampuan komunikasi dan


kemampuan lobi yang baik agar berbagai stakeholder tersebut bisa mendukung dan
berpartisipasi dalam peningkatan mutu sekolah, sehingga mutu sekolah bisa cepat
meningkat. Kepala sekolah yang supel dalam bergaul dan berkomunikasi, biasanya
mutu sekolah yang dipimpinnya cepat meningkat dan berkembang. Mereka bukan
hanya merangkul stakeholder di dalam negeri, bahkan  sampai di luar negeri.

Kepala sekolah merupakan tokoh utama dalam peningkatan mutu pendidikan yang ada di
sekolah. Hal ini berarti keberhasilan sekolah sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki
kepala sekolah. Standar kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh kepala sekolah tertuang di
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007. Kompetensi menurut surat
keputusan Mendiknas No. 045/U/2002 disebutkan seperangkat tindakan cerdas dan penuh
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Ada 5
kompetensi minimal atau 5 K yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yaitu kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.

Kompetensi kepribadian menuntut kepala sekolah harus memiliki akhlak yang mulia, mempunyai
integritas pribadi kuat, berkeinginan mengembangkan diri, bersikap terbuka, mampu
mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaannya, dan minat dalam
menjalankan jabatan. Integritas pribadi yang kuat ditandai dengan tegas, berkomitmen,
konsistensi dalam berfikir, dan disiplin dalam menjalankan tugas. Berkeinginan yang kuat dalam
mengembangkan diri ditandai dengan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terkait kebijakan,
teori, hal-hal baru, serta mampu mengembangkan diri secara mandiri sebagai upaya pemenuhan
rasa ingin tahunya.

Kompetensi manajerial, menuntut kepala sekolah untuk memiliki kemampuan dalam


mengorganisir dan mengembangkan sumber daya sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar
yg efektif dan efisien. Pengertian manajemen menurut Hasibuan (2005) adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedang menurut John D Millet mnyebutkan
definisi manajaemen adalah proses dalam memberikan arahan pekerjaan kepada orang-orang
dalam suatu organisasi guna mencapai tujuan.

Baca Juga: Wiwin Isnawati Istri Wakil Bupati Juga Melakoni Usahi Tani

Dalam memenuhi kompetensi manajerial kepala sekolah dituntut untuk mampu menyusun
perencanaan sekolah, mengembangkan organisasi sekolah, mendayagunakan sumber daya yang
ada di sekolah secara optimal, mengelola perubahan dan pengembangan sekolah untuk
mewujudkan pembelajar yang efektif, menciptakan pembelajaran yang kondusif dan inovatif,
mengelola guru dan staf tendik secara optimal, mengelola sarpras, menjalin hubungan dengan
masyarakat dan stakeholder, mengelola dan mengembangkan kapasitas peserta didik, mengelola
pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran, mengelola keuangan, mengelola unit
layanan pendukung kegiatan pembelajaran, mengelola sistem informasi sekolah, memanfaatkan
TIK untuk peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah, serta melakukan monev dan
pelaporan pelaksanaan program beserta tindak lanjutnya.

Kompetensi kewirausahaan merupakan kemampuan yang harus dimiliki kepala sekolah untuk
mewujudkan aspirasi kehidupan mandiri di sekolah dengan cara menciptakan inovasi untuk
pengembangan sekolah, memiliki motivasi yang kuat untuk suskes, pantang menyerah selalu
mencari solusi terbaik menghadapi kendala, dan memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola
kegiatan produk/jasa sebagai sumber belajar peserta didik. Untuk itu kepala sekolah dituntut
untuk memiliki kewirausahaan yang berintegritas yang menekankan pada karakteristiknya yaitu
kepala sekolah meliliki sifat jujur, inovatif, pekerja keras, memiliki motivasi yang kuat, pantang
menyerah, selalu mencari solusi terbaik dan memiliki naluri kewirausahaan.

Kompetensi supervisi, merupakan pengetahuan dan kemampuan kepala sekolah dalam


merencanakan, melaksanakan dan menindaklanjuti hasil supervisi dalam uoaya meningkatkan
mutu sekolah. Inti pendidikan di sekolah terletak pada proses pembelajarannya. Pembelajaran
berkualitas terletak pada guru yang berkualitas pula dan juga daya dukungnya. Dalam rangka
pemberdayaan dan peningkatan kualitas guru dan daya dukungnya dilakukan supervisi. Supervisi
yang dilakukan kepada guru disebut supervisi akademik dan supervisi yang dilakukan kepada
tenaga kependidikan (tendik) sebagai daya dukungnya disebut supervisi manajerial. Menurut
Glickman (2007) menyebutkan bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannnya dalam mengelola proses pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional, muaranya kepada
peningkatan mutu lulusan peserta didik.

Kompetensi sosial, menuntut kepala sekolah memiliki keamampuan dalam bekerja sama dengan
orang lain, peduli sosial dan memiliki kepekaaan sosial. Kompetensi sosial ini antara lain
pengalaman dalam menggalang bantuan dari semua warga sekolah untuk membantu warga yang
mengalami kesulitan ekonomi atau mendapatkan musibah, mempunyai kemampuan bekerja sama
dengan perseorangan dan lembaga lain baik negeri atau swasta, aktif pengurus organisasi sosial
kemasyarakatan di lingkungannya, memahami penyusunan program kerja sama dengan pihak lain
untuk mendukung kegiatan pendidikan di sekolah dan memahami cara melakukan evaluasi serta
perbaikan terhadap program dan kegiatan kerjasama dengan pihak lain.

Penguasaan 5 kompetensi di atas bagi kepala sekolah sangatlah penting. Penguasaan yang
dimaksud bukan hanya hafalan urutan yang tercantum dalam permendiknas tersebut, tetapi lebih
fokus bagaimana implementasi dari kelima kompetensi kepala sekiolah tersebut. Kualitas
kepemimpinan kepala sekolah akan mempengaruhi efektifiktas sekolah. Manajemen yang tepat,
sekolah akan mampu menciptakan lingkungan yang nyaman, kondusif dan menyenangkan, yaitu
lingkungan belajar yang dapat memotivasi para anggota sekolah untuk mengembangkan potensi,
kreatifitas dan inovasi pada dirinya untuk meningkatkan mutu sekolah.
Di era sekarang ini kepala sekolah selain menguasai ilmu kepemimpinan, memiliki sifat-sifat
pemimpin yang layak diteladani yang bisa memberi peluang untuk berinovasi, kreatif bagi warga
sekolah, mengadakan pengelolaan yang transparan, efektif, efisien, pemerhati yang kritis, tegas,
tanggap, bijaksana, cepat dan tepat sesuai perkembangan dan kebutuhan sekolah yang
dipimpinnya serta harus juga ditunjang melek teknologi. Selain itu pemimpin haruslah
mempunyai kemampuan 4 M yaitu mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan dan
memberdayakan.

Mempengaruhi, kepala sekolah harus mampu membuktikan bahwa dirinya benar-benar


memahami tugas dan fungsinya sebagai seorang pemimpin dan mampu meyakinkan bawahannya
untuk mendukung ide kreatif, inovatif dan program yang ditetapkannya. Mampu membangkitkan
rasa memiliki dan kebersamaan dalam kesepahaman untuk mencapai tujuan yang telah disepakati
bersama melalui tindakan-tindakan nyata dengan mengikutsertakan mereka dalam perencanaan,
penyelenggaraan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.

Menggerakkan, kepala sekolah memiliki kemampuan manajerial yang baik, berfikir strategis,
menganalisa masalah dengan cepat untuk mengambil keputusan pada kondisi dan situasi apapun,
mampu memberikan motivasi yang tinggi untuk meningkatkan semangat, kemauan dan antusias
dalam membantu menjalankan tugas sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Mampu memberikan
bimbingan melalui tindakan-tindakan nyata kepada bawahannya tanpa harus memberi tahu dan
membagi perhatian dan dukungan kepada bawahannya dengan merata sesuai dengan minat dan
tugasnya.

Mengembangkan, kepala sekolah memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk


memberikan ide, masukan, saran, kritikan untuk membantu mengembangkan kegiatan dan
program yang telah ditetapkan, Bekerja sama dengan pihak lain untuk dukungan dana dan
membantu dalam mengembangkan sekaligus mensukseskan program-program peningkatan mutu
sekolah yang telah ditetapkan.

Memberdayakan, kepala sekolah melakukan inventarisasi dan analisis terhadap semua sumber
daya yang dimiliki sekolah baik sumber daya manusia maupun sarana prasarana. Pemanfaatan
dan pemberdayaan sumber daya dilakukan sesuai kebutuhan untuk efisiensi. Kepala sekolah juga
dapat mengikutsertakan bawahannya dalam kegiatan pengembangan kompetensi, misalnya diklat,
seminar, lokakarya yang sesuai dengan minat dan bakatnya untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk mendukung program peningkatan mutu sekolah. Pemberian kesempatan
kepada bawahannya untuk mengemukakakan pendapatnya dan berkontribusi dalam penyelesaian
masalah ketika bermusyawarah akan menambah kepercayaan dan loyalitas bawahan kepada
pimpinannya. Bersama bawahan yang sudah memiliki loyalitas tinggi akan memberikan
semangat dan antusias dalam menunaikan tugas dan fungsinuya di sekolah dengan senang hati
tanpa beban.

Kepala sekolah merupakan seorang pemimpin yang diharapkan dapat menjadi lokomotif
perubahan di sekolahnya yang mampu menggerakkan semua warganya untuk berpartisipasi aktif
ikut meningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah yang mampu menguasai dan
mengimplementasikan 5 K dan 4 M akan dapat memberikan keteladanan bagi pendidik, tendik
dan peserta didiknya. Keteladanan inilah yang akan melahirkan kewibawaan, kekaguman,
penghormatan dan penghargaan yang melekat pada kepala sekolah terhadap warga sekolah,
warga sekitar dan stakeholder sehingga memudahkan mewujudkan sekolah yang lebih maju dan
unggul. Permendikbudristek Nomor 1 Tahun 2022 tentang ata Cara Pemantauan
dan Evaluasi Pelaksanaan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah – Unduh
Permendikbudristek Nomor 2 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak
Usia Dini, Bantuan Operasional Sekolah, dan Bantuan Operasional
Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan – Unduh
Permendikbudristek Nomor 3 Tahun 2022 tentang Petunjuk Operasional Dana
Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2022 – Unduh
Permendikbudristek Nomor 4 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Pemberian
Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan Tambahan Penghasilan Guru
Aparatur Sipil Negara di Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota – Unduh
Permendikbudristek Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi
Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Jenjang Pendidikan Menengah – Unduh
Permendikbudristek Nomor 6 Tahun 2022
tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi,
Sertifikat Profesi, Gelar, dan Kesetaraan
Ijazah Perguruan Tinggi Negara Lain
– Unduh
Permendikbudristek Nomor 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
– Unduh
Permendikbudristek Nomor 8 Tahun 2022 tentang Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi – Unduh
Permendikbudristek Nomor 9 Tahun 2022 tentang  Evaluasi Sistem Pendidikan
oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terhadap Pendidikan Anak Usia
Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah – Unduh
Permendikbudristek Nomor 11 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan dan Balai Penjaminan Mutu
Pendidikan – Unduh
Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2022 tentang  Organisasi dan Tata Kerja
Balai Bahasa dan Kantor Bahasa – Unduh
Permendikbudristek Nomor 13 Tahun 2022 tentang  Perubahan atas Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana
Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024 – Unduh
Permendikbudristek Nomor 14 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Besar Guru Penggerak dan Balai Guru Penggerak  – Unduh
Permendikbudristek Nomor 15 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Profesi dan Uji Kompetensi Pekerja Sosial – Unduh
Permendikbudristek Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah – Unduh
Permendikbudristek Nomor 17 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Universitas Negeri Manado – Unduh
Permendikbudristek Nomor 19 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Politeknik Negeri Jember – Unduh
Permendikbudristek Nomor 20 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan
Kearsipan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
– Unduh
Permendikbudristek Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian
Pendidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Jenjang Pendidikan Menengah – Unduh
Permendikbudristek Nomor 22 Tahun 2022 tentang Standar Mutu Buku,
Standar Proses dan Kaidah Pemerolehan Naskah, serta Standar Proses dan
Kaidah Penerbitan Buku – Unduh
Permendikbudristek Nomor 23 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 21 Tahun 2021
tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Teknologi Bacharuddin Jusuf
Habibie – Unduh
Permendikbudristek Nomor 24 Tahun 2022 tentang Peraturan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2015 tentang Museum – Unduh

Permendikbudritek Nomor 25 Tahun 2022 Tentang Penilaian Buku Pendidikan


– Unduh
Permendikbudristek Nomor 26 Tahun 2022 tentang Pendidikan Guru
Penggerak – Unduh
Permendikbudristek Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pedoman Pemberian Tugas
Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi – Unduh
Permendikbudristek Nomor 28 Tahun 2022 Organisasi dan Tata Kerja Museum
dan Cagar Budaya – Unduh
Permendikbudristek Nomor 29 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Media Kebudayaan – Unduh
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Uji
Kompetensi Jabatan Fungsional Widyaprada – Unduh
Permendikbudristek Nomor 31 Tahun 2022 tentang Satu Data Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi – Unduh
Permendikbudristek Nomor 32 Tahun 2022 tentang Standar Teknis Pelayanan
Minimal Pendidikan – Unduh
Prrmendikbudristek Nomor 34 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Pembiayaan Pendidikan Tinggi – Unduh
Permendikbudristek Nomor 36 Tahun 2022 tentang Standar Kualitas Hasil
Kerja dan Pedoman Penilaian Kualitas Hasil Kerja Widyaprada – Unduh
Permendikbudristek Nomor 37 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan
Kebutuhan Jabatan Fungsional Widyabasa – Unduh
Permendikbudristek Nomor 38 Tahun 2022 Tata Cara Pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Widyabasa melalui Penyesuaian
– Unduh
Permendikbudristek Nomor 40 Tahun 2022 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi – Unduh
Permendikbudristek Nomor 41 Tahun 2022 Petunjuk Pelaksanaan dan
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pengembang Kurikulum – Unduh
Permendikbudristek Nomor 42 Tahun 2022 tentang Keprotokolan di
Lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
– Unduh
Peraturan Menteri Nomor 44 Tahun 2022 Tahun 2022 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan – Unduh
Permendikbudristek Nomor 45 Tahun 2022 tentang Perpindahan Mahasiswa
– Unduh
Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2022 tentang Statuta Universitas Negeri
Manado – Unduh
Permendikbudristek Nomor 47 Tahun 2022 tentang Tata Cara Pemberian
Penghargaan Kebudayaan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
– Unduh
Peraturan Menteri Nomor 48 Tahun 2022 Tahun 2022 tentang Penerimaan
Mahasiswa Baru Program Diploma dan Program Sarjana pada Perguruan
Tinggi Negeri – Unduh
Permendikbudristek Nomor 50 Tahun 2022 Tahun 2022 tentang Pakaian
Seragam Sekolah bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah – Unduh
Peraturan Menteri Nomor 51 Tahun 2022 tentang Statuta Institut Seni
Indonesia Padangpanjang – Unduh
Permendikbudristek Nomor 52 Tahun 2022 tentang Statuta Universitas Nusa
Cendana – Unduh
Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Universitas Pertahanan – Unduh
Permendikbudristek Nomor 54 Tahun 2022 tentang Tata Cara Memperoleh
Sertifikat Pendidik bagi Guru dalam Jabatan – Unduh
Permendikbudristek Nomor 56 Tahun 2022 tentang Standar Pendidikan Guru
– Unduh
Permendikbudristek Nomor 57 Tahun 2022 tentang Penyampaian Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur
Sipil Negara di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
– Unduh
Permendikbudsitek Nomor 59 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Politeknik Negeri Lampung – Unduh
Permendikristek Nomor 60 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Politeknik Negeri Jakarta – Unduh
Permendikristek Nomor 61 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Politeknik Negeri Bandung  – Unduh
Permendikbudristek Nomor 62 Tahun 2022 tentang Peraturan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 62 Tahun 2022 tentang
Pencabutan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun
2018 tentang Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sebagai Institusi Induk Bagi 7 (Tujuh) Pusat The Southeast Asian Ministers Of
Education Organization di Indonesia – Unduh
Permendikbudristek Nomor 63 Tahun 2022 Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 63 Tahun 2022 tentang Petunjuk
Teknis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan – Unduh

Kabar24.com, JAKARTA- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan


regulasi berupa Peraturan Mendikbud yang dikeluarkan pada 2015 untuk mendukung
terciptanya suasana sekolah aman, nyaman, dan menyenangkan. Dikutip dari
kemdikbud.go.id, kelima beleid itu yakni Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti, Permendikbud No. 64 Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa
Rokok di Lingkungan Sekolah, Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan, Permendikbud No. 8
Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan Pendidikan, dan Permendikbud No.
18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru. Permendikbud
No. 23 Tahun 2015 tentang kegiatan sehari-hari di sekolah yang harus diterapkan, antara
lain membaca buku non-pelajaran sekitar 15 menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai,
dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan/atau satu lagu wajib nasional saat memulai
pelajaran, serta mengakhiri pelajaran dengan menyanyikan lagu daerah. Sementara itu soal
Permendikbud No. 64 Tahun 2015 dimaksudkan guna menciptakan lingkungan sekolah
yang bersih, sehat, dan bebas rokok. Untuk mendukung kawasan tanpa rokok di lingkungan
sekolah, sekolah wajib memasang tanda kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah.
Kepala sekolah juga wajib menegur dan/atau memperingatkan dan/atau mengambil
tindakan terhadap guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik yang merokok di sekolah.
Adapun Permendikbud No. 82 Tahun 2015 dihadirkan untuk menciptakan kondisi proses
pembelajaran yang aman, nyaman, dan menyenangkan, serta menghindarkan semua warga
sekolah dari unsur-unsur atau tindakan kekerasan. Permendikbud ini juga mengatur sanksi
yang bisa dikenakan terhadap peserta didik yang melakukan tindakan kekerasan, atau
sanksi terhadap satuan pendidikan dan kepala sekolah, jika masih terdapat praktik
kekerasan di lingkungan sekolahnya. Selain itu, sekolah juga diwajibkan memasang papan
layanan pengaduan tindak kekerasan pada serambi satuan pendidikan yang mudah diakses
oleh peserta didik, orang tua/wali, guru/tenaga kependidikan, dan masyarakat yang paling
sedikit memuat: 1) laman pengaduan http://sekolahaman.kemdikbud.go.id ; 2) layanan
pesan singkat ke 0811-976-929; 3) telepon ke 021-5790-3020 atau 021-570-3303; 4)
faksimile ke 021-5733125; 5) email laporkekerasan@kemdikbud.go.id 6) nomor telepon
kantor polisi terdekat; 7) nomor telepon kantor dinas pendidikan setempat; dan 8) nomor
telepon sekolah. Kemudian Permendikbud No. 8 Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan
oleh Satuan Pendidikan, mengatur agar buku yang digunakan di sekolah memuat Informasi
tentang pelaku penerbitan pada bagian akhir buku, ayitu berupa informasi tentang Penulis,
Editor, Illustrator, Penelaah, Konsultan, Reviewer, dan Penilai yang antara lain meliputi:
nama lengkap, gelar akademis, riwayat pendidikan, alamat kantor atau alamat rumah,
nomor telepon kantor dan/atau telepon genggam, akun facebook, dan alamat posel (email).
Terbaru yaitu Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah
Bagi Siswa Baru. Permendikbud ini khusus mengatur tentang larangan tindakan
perploncoan yang kerap terjadi di masa orientasi siswa saat tahun pelajaran baru dimulai.
Mendikbud Anies Baswedan mengatakan melalui peraturan itu pihaknya berusaha
mewujudkan suasana baru, serta menyegarkan iklim belajar mengajar di sekolah agar
seluruh siswa bisa belajar dengan gembira dan tenang. "Ini adalah wujud dari Nawacita,
yakni menghadirkan negara untuk memberi rasa aman pada seluruh warga negara, dan
merevolusi karakter bangsa melalui pendidikan,” ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Ini 5 Regulasi dari Kemdikbud Untuk
Ciptakan Rasa Aman di Sekolah", Klik selengkapnya di
sini: https://kabar24.bisnis.com/read/20160714/255/565650/ini-5-regulasi-dari-kemdikbud-
untuk-ciptakan-rasa-aman-di-sekolah.
Author: Dika Irawan
Editor : Mia Chitra Dinisari

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS

Anda mungkin juga menyukai