Anda di halaman 1dari 29

Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah bagian penting dalam struktur komite sekolah didalam suatu
sekolah, baik dari tingkat pendidikan dasar sampai tingkat pendidikan atas.
Dalam pelaksanaannya, kepala sekolah mempunyai banyak sekali tugas, wewenang,
dan juga fungsi.
Apa aja hayu, tugas pokok dan fungsi dari kepala sekolah? Penasaran? Yuk langsung
simak aja, ulasan lengkapnya pada artikel berikut ini!
Daftar Isi

 Tupoksi Kepala Sekolah Menurut Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018


 Tugas Kepala Sekolah

o 1. Sebagai Perencanaan Program


o 2. Sebagai Pelaksanaan Rencana Kerja
o 3. Sebagai Supervisor dan Evaluator
o 4. Sebagai Kepemimpinan Sekolah
o 5. Dalam Sistem Informasi Sekolah

 Fungsi Kepala Sekolah

o 1. Fungsi Manajerial
o 2. Fungsi Perencanaan
o 3. Fungsi Pengawasan
o 4. Fungsi Dukungan dan Fungsi Sosial
Tupoksi Kepala Sekolah Menurut Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018

Pada pasal 15 Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru Sebagai
Kepala Sekolah, dinyatakan tugas pokok dan fungsi Kepala sekolah meliputi:
 Beban kerja kepala sekolah sepenuhnya buat melaksanakan tugas pokok
manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi pada guru dan tenaga
kependidikan.
 Kepala sekolah yang melaksanakan tugas pembelajaran atau bimbingan, tugas
pembelajaran atau bimbingan itu adalah tugas tambahan di luar tugas
pokoknya.
 Beban kerja kepala sekolah tujuannya buat mengembangkan sekolah dan
meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 Standar Nasional Pendidikan.
 Beban kerja kepala sekolah yang ditempatkan di SILN, selain melaksanakan
beban kerja, juga melaksanakan promosi kebudayaan Indonesia.
 Dalam hal kekurangan guru dalam satuan pendidikan, kepala sekolah
melaksanakan tugas pembelajaran dan bimbingan supaya proses pembelajaran
tetap berlangsung.

Tugas Kepala Sekolah


Tupoksi kepala sekolah juga harus mengacu pada Permendiknas Nomor 19 Tahun
2007 tentang standar pengelolaan sekolah, meliputi:
1. Sebagai Perencanaan Program
Tugas pertama yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah yaitu sebagai
perencanaan program, yang meliputi:
 Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan visi sekolah.
 Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan misi sekolah.
 Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan tujuan sekolah.
 Membuat Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS).
 Membuat perencanaan program induksi.

 2. Sebagai Pelaksanaan Rencana Kerja

Tugas berikutnya yang harus diemban oleh kepala sekolah yaitu sebagai pelaksanaan
rencana kerja, seperti:
 Menyusun pedoman kerja.
 Menyusun struktur organisasi sekolah.
 Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan sekolah per semester dan tahunan.
 Menyusun pengelolaan kesiswaan yang meliputi:
 Melaksanakan penerimaan peserta didik baru.
 Memberikan layanan konseling pada peserta didik.
 Melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler buat para peserta didik.
 Melakukan pembinaan prestasi unggulan.
 Menyusun KTSP, kalender pendidikan, dan kegiatan pembelajaran.
 Melakukan pelacakan terhadap alumni.
 Mengelola pendidikan dan tenaga kependidikan.
 Mengelola sarana dan prasarana.
 Membimbing guru pemula.
 Mengelola keuangan dan pembiayaan.
 Mengelola budaya dan lingkungan sekolah.
 Memberdayakan peran masyarakat dan kemitraan sekolah.
 Melaksanakan program induksi.

 3. Sebagai Supervisor dan Evaluator


Disini, kepala sekolah bertugas sebagai supervisor dan evaluator yang meliputi:
 Melaksanakan evaluasi dan pengembangan KT.
 Mengevaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan.
 Melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS).
 Menyusun program supervisi.
 Melaksanakan program supervisi.
 Menyiapkan kelengkapan akreditasi sekolah.

4. Sebagai Kepemimpinan Sekolah


Sebagai kepemimpinan sekolah, kepala sekolah melaksanakan tugas kepemimpinan
meliputi sebagai berikut ini:
 Menjabarkan visi ke dalam misi target mutu.
 Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai.
 Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan sekolah atau
madrasah.
 Membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan buat pelaksanaan
peningkatan mutu.
 Bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah atau
madrasah.
 Melibatkan guru komite sekolah dalam pengembalian keputusan penting
sekolah atau madrasah. Pengambilan keputusan tersebut harus melibatkan
penyelenggara sekolah atau madrasah.
 Berkomunikasi buat menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta
didik dan masyarakat.
 Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan
dengan memakai sistem pemberian penghargaan atas prestasi dan sanksi atas
pelanggaran peraturan dan kode etik.
 Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif buat peserta didik.
 Bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif tentang pelaksanaan
kurikulum.
 Melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan hasil
supervisi buat meningkatkan kinerja sekolah.
 Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
 Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi
pembelajaran yang di komunikasikan dengan baik dan didukung oleh
komunitas sekolah.
 Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah dan program
pembelajaran yang kondusif buat proses belajar peserta didik dan pertumbuhan
profesional para guru dan tenaga kependidikan.
 Menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah buat
menciptakan lingkungan belajar yang sehat, efisien, efektif, dan aman.
 Menjalin kerjasama dengan orangtua peserta didik dan masyarakat, dan komite
sekolah buat menanggapi kepentingan serta kebutuhan komunitas yang
beragam dan memobilisasi sumber daya masyarakat.
 Memberi contoh atau teladan atau tindakan yang bertanggung jawab.
 Mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan pada wakil kepala sekolah
sesuai dengan bidangnya.
 Merencanakan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) di sekolah.
 Menyiapkan Buku Pedoman Pelaksanaan Program Induksi di sekolah dan
dokumen terkait seperti KTSP, silabus, peraturan dan tata tertib sekolah buat
guru dan siswa, prosedur P3K, prosedur keamanan sekolah.
 Melakukan analisis kebutuhan guru pemula.
 Menunjuk pembimbing dari guru yang dianggap layak (profesional).
 Membuat surat keputusan pengangkatan guru jadi pembimbing buat guru
pemula.
 Menjadi pembimbing, kalo pada satuan pendidikan yang dipimpin gak ada
guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing.
 Mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain pada dinak pendidikan
terkait, kalo gak mempunyai pembimbing dan kepala sekolah gak bisa jadi
pembimbing.
 Memantau secara reguler proses pembimbingan dan perkembangan guru
pemula.
 Memantau kinerja guru pembimbing dalam melakukan pembimbingan.
 Melakukan observasi kegiatan mengajar yang dilakukan guru pemula dan
memberikan masukan buat perbaikan.
 Memberi penilaian kinerja pada guru pemula.
 Menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja buat disampaikan pada Kepala
Dinas Pendidikan dengan mempertimbangkan masukan dan saran dari
pembimbing, pengawas sekolah, dan memberikan salinan laporan itu pada guru
pemula.
 Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
 
5. Dalam Sistem Informasi Sekolah
Tugas pokok kepala sekolah dalam sistem informasi sekolah, yaitu seperti berikut ini:
 Menciptakan atmosfer akademik yang kondusif dengan membangun budaya
sekolah buat menciptakan suasana yang kompetitif buat siswa, rasa tanggung
jawab buat guru, menimbulkan rasa nyaman dalam bekerja dan belajar,
menumbuhkan kesadaran tentang arti penting kemajuan, dan menumbuhkan
kedisiplinan tinggi.
 Melakukan penataan tugas dan tanggung jawab yang jelas buat warga sekolah
berbasis kinerja.
 Menjalin kerjasama dengan pihak lain.
 Didukung oleh penerapan TIK dalam manajemen sekolah.
 Didukung oleh kepemimpinan atau manajerial yang kuat, serta mempunyai
tingkat sustainabilitas tinggi.
 Penguatan eksistensi lembaga dengan melakukan sosialisasi kepada semua
pihak buat memberikan informasi dan pemahaman yang sama, jadi sekolah
memperoleh dukungan secara maksimal.
 Penguatan manajemen sekolah dengan melakukan restrukturisasi dan
reorganisasi intern sekolah, apabila dipandang perlu (tanpa mengubah atau
bertentangan dengan peraturan yang ada) sebagai bentuk pengembangan dan
pemberdayaan potensi sekolah.
 Melakukan penguatan kerjasama dengan membangun jaringan yang lebih luas
dengan berbagai pihak, baik didalam atau diluar negeri yang dibuktikan dengan
adanya nota kesepahaman (MoU).
 Meminimalkan masalah yang timbul di sekolah melalui penguatan rasa
kekeluargaan dan kebersamaan buat memajukan sekolah.
 Melakukan penguatan input sekolah dengan melengkapi berbagai fasilitas
(perangkat keras dan lunak) menajemen sekolah, supaya implementasi Sistem
Informasi Manajemen (SIM) berbasis TIK lebih efektif.
 
 
Fungsi Kepala Sekolah
Berikut dibawah ini, ada beberapa fungsi kepala sekolah, diantaranya yaitu:
1. Fungsi Manajerial
Fungsi manajerial yaitu fungsi penting dari kepala sekolah, karena dituntut buat
mampu dan handal dalam memanage serta mengatur setiap kegiatan, dan perangkat
yang ada didalam lingkungan sekolah.
Fungsi manajerial dari seorang kepala sekolah mempunyai pengaruh positif terhadap
keseluruhan kegiatan sekolah dan perangkat sekolah.
Contohnya mulai dari suasana belajar mengajar yang kondusif, prestasi akademik,
sampai meningkatnya kinerja dari guru yang mengajar.
Berikut ini ada beberapa tugas kepala sekolah apabila dilihat dari fungsi
manajerialnya, yaitu:
 Menyusun perencanaan sekolah buat berbagai tingkatan perencanaan.
 Mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan.
 Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara
optimal.
 Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi
pembelajar yang efektif.
 Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif buat
pembelajaran peserta didik.
 Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia
secara optimal.
 Mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara
optimal.
 Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pencarian
dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah.
 Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru dan
penempatan, serta pengembangan kapasitas peserta didik.
 Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
arah dan tujuan pendidikan nasional.
 Mengelola keuangan sekolah dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel,
transparan dan efisien.
 Mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan
sekolah.
 Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah.
 Mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program
dan pengambilan keputusan.
 Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran
dan manajemen sekolah.
 Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan
sekolah dengan prosedur yang tepat serta merencanakan tindak lanjutnya.
 
2. Fungsi Perencanaan
Apa sih, yang dimaksud dengan fungsi perencanaan kepala sekolah? Jadi, Fungsi
Perencanaa yaitu
Setiap kepala sekolah dituntut buat mempu membuat dan menyusun perencanaan
kegiatan, baik kegiatan belajar mengajar, ekstra kulikuler, pelatihan para guru dan
staff, dan berbagai perencanaan lain yang menyangkut masa depan sekolah yang
dipimpin.
Saat kepala sekolah gak mampu buat menjalankan fungsi perencanaannya dengan
baik, maka akan menyebabkan perjalanan sekolah tersebut akan terganggu.
Jadi, akan berdampak buruk buat sekolah itu sendiri dan akan jadi penyebab
terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan.

Dibawah ini, ada beberapa tugas kepala sekolah yang bisa dilihat dari fungsi
perencanaan, yaitu:
 Melakukan perencanaan keuangan, dengan mengusulkan dan mengesahkan
anggaran belanja serta anggaran pendapatan sekolah.
 Ikut terlibat dalam menentukan besaran uang sekolah yang harus dibayarkan
murid per bulannya.
 Terlibat aktif dalam rapat bersama dengan dinas pendidikan dan pemilik
sekolah buat membahas perencanaan sekolah.
 Menjalankan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut.
 Melaksanakan dan mengaplikasikan visi misi dari sekolah yang dipimpinnya.
 Melakukan perencanaan terhadap staff, seperti pengembangan karir staff,
penambahan staff, evaluasi staff, dan lain sebagainya.
 Menyusun target kerja yang harus dicapai oleh seluruh perangkat sekolah,
paling gak selama satu tahun ajaran yang akan datang.
 Meningkatkan dan memaksimalkan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah.
 
3. Fungsi Pengawasan
Kepala sekolah mempunyai peran, fungsi, dan wewenang dalam menegakkan keadilan
serta peraturan yang berlaku di lingkungan sekolahnya.
Selain itu, kepala sekolah juga wajib mengawasi setiap kegiatan sekolah, yang
dilakukan didalam lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah yang
membawa nama baik sekolah.
Fungsi pengawasan yaitu kepala sekolah dituntut buat jadi individu yang lebih
objektif dan adil dalam melakukan pengawasan, baik pemberian sanksi, hukuman,
atau reward pada setiap perangkat sekolah.
Nah, berikut ini ada beberapa tugas kepala sekolah yang berhubungan dengan fungsi
pengawasan, yaitu:
 Menyusun aturan dan juga tata tertib buat guru, staff, dan juga murid secara
adil serta objektif.
 Memberikan sanksi tegas dan nyata pada seluruh perangkat sekolah yagn
melanggar peraturan.
 Menjaga agar setiap perangkat sekolah, seperti guru, staff dan murid bisa
membawa nama baik serta martabat sekolah saat ada di luar lingkungan
sekolah.
 Berperan aktif dalam forum kepala sekolah buat meningkatkan pengawasan
terhadap siswa, agar gak terlibat berbagai macam hal dan juga kegiatan yang
melawan hukum dan macam-macam norma yang berlaku.
 Mendelegasikan fungsi kepengawasan pada beberapa guru yang berwenang,
seperti wakil kepala sekolah atau ketua bidang keamanan sekolah.
 Memastikan kalo sekolah merupakan lingkungan yang aman dan nyaman buat
siapapun yang ada di dalamnya.
4. Fungsi Dukungan dan Fungsi Sosial
Kepala sekolah juga dituntut mempunyai fungsi dukungan dan fungsi sosial buat
setiap perangkatnya. Artinya,
Setiap kepala sekolah punya kewajiban buat memberikan dukungan pada setiap
perangkatnya dan berlaku adil serta punya jiwa sosial yang tinggi buat membantu
siapapun yang membutuhkan pertolongan.
Berikut ini, ada beberapa tugas kepala sekolah yang berhubungan dengan fungsi
dukungan dan sosial, yaitu:
 Memberi bantuan dana buat perwakilan sekolah yang akan mengikuti
perlombaan dan kompetisis.
 Mendukung hasil inovasi yang dibuat oleh siswa.
 Memberikan bantuan beasiswa buat siswa yang berprestasi.
 Membantu memberikan dukungan moral buat siswa dan perangkat sekolah
yang sedang mengalami masalah.
 Memfasilitasi sekolah dengan pihak luar sekolah dalam menyelesaikan masalah
atau mendiskusikan topik tetentu.

Tugas Kepala Sekolah


By Fina DheaPosted on 09/03/2020
Tugas Kepala Sekolah – Kepala Sekolah ialah salah satu bagian penting pada
struktur komite sekolah pada suatu sekolah, baik dari tingkat pendidikan dasar, hingga
tingkat pendidikan menengah. Tahukah anda bahwa didalam jabatannya sebagai
kepala sekolah, ia memiliki tugas dan fungsi yang banyak sekali, untuk lebih jelasnya
simaklah penjabaran dibawah ini :

Contents  hide 
1. Tugas & Fungsi Kepala Sekolah (Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018)
2. Tugas & Fungsi Kepala Sekolah (Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010)
3. Tugas & Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Perencanaan Program
4. Tugas & Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Pelaksanaan Rencana Kerja
5. Tugas & Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor/Evaluator
6. Tugas & Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Kepemimpinan
7. Tugas & Fungsi Dibidang Manajerial
Tugas & Fungsi Kepala Sekolah (Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018)
Mengacu pada Pasal 15 Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Penugasan
Guru Sebagai Kepala Sekolah, dinyatakan jika Tugas Pokok dan Fungsi Kepala
Sekolah ialah sebagai berikut :
1. Beban kerja Kepala Sekolah seluruhnya untuk melaksanakan tugas pokok
manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada Guru dan
tenaga kependidikan.
2. Beban kerja Kepala Sekolah bertujuan untuk mengembangkan sekolah dan
meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional
pendidikan .
3. Saat terjadi kekurangan guru dalam satuan pendidikan tertentu, maka Kepala
Sekolah bisa melaksanakan tugas pembelajaran maupun pembimbingan agar
proses pembelajaran maupun pembimbingan tetap berlangsung dalam satuan
pendidikan yang bersangkutan tersebut.
4. Kepala Sekolah yang melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan,
tugas pembelajaran atau pembimbingan tersebut merupakan tugas tambahan di
luar tu gas pokoknya .
5. Beban kerja bagi kepala sekolah yang ditempatkan di SILN selain
melaksanakan beban kerja juga melaksanakan promosi kebudayaan Indonesia.
Tugas & Fungsi Kepala Sekolah (Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010)
Sedangkan menurut Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru
sebagai Kepala Sekolah/Madrasah, Pasal 12 ayat  (4) menyatakan jika penilaian
kinerja kepala sekolah meliputi

 Usaha pengembangan sekolah atau madrasah yang dilaksanakan 


selama menjabat sebagai kepala sekolah/madrasah.
 Peningkatan kualitas sekolah atau madrasah  berdasarkan 8 (delapan) standar
nasional pendidikan selama di bawah kepemimpinan yang bersangkutan.
 Usaha pengembangan profesionalisme sebagai kepala sekolah atau madrasah.
Tugas & Fungsi Kepala Sekolah  Sebagai Perencanaan Program
1. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan visi sekolah.
2. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan misi sekolah.
3. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan  tujuan sekolah.
4. Membuat suatu Rencana Kerja Sekolah (RKS) dengan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS).
5. 5. Membuat perencanaan program induksi.
Tugas & Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Pelaksanaan Rencana Kerja
 Menyusun pedoman kerja.
 Menyusun struktur organisasi sekolah.
 Menyusun sebuah jadwal pelaksanaan kegiatan sekolah per semester serta
Tahunan.
 Menyusun pengelolaan kesiswaan yang meliputi.
1. melaksanakan penerimaan peserta didik baru.
2. memberikan layanan konseling kepada peserta didik.
3. melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para peserta didik.
4. melakukan pembinaan prestasi unggulan.
5. melakukan pelacakan terhadap alumni.
 Menyusun KTSP, kalender pendidikan, dan kegiatan pembelajaran.
 Mengelola  pendidik dan tenaga kependidikan.
 Mengelola sarana dan prasarana.
 Membimbing guru pemula.
 Mengelola  keuangan dan pembiayaan.
 Mengelola budaya dan lingkungan sekolah.
 Memberdayakan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah.
 Melaksanakan program induksi.
Tugas & Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor/Evaluator
1. Melaksanakan program supervisi.
2. Melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS).
3. Melaksanakan evaluasi dan pengembangan KT.
4. Mengevaluasi pendayagunaan pendidik.
5. Menyiapkan kelengkapan akreditasi sekolah.
Baca Juga : Isi Proklamasi
Tugas & Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Kepemimpinan
Nah kepala sekolah melaksanakan yang berkaitan dengan kepemimpinan sekolah
sebagai berikut :
 Menjabarkan visi ke dalam misi target mutu.
 Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai.
 Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan sekolah/madrasah.
 Membuat rencana kerja strategis dengan rencana kerja tahunan demi
pelaksanaan peningkatan mutu.
 Bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah/madrasah.
 Melibatkan guru, komite sekolah disaat pengambilan sebuah keputusan penting
sekolah/madrasah. 
 Dalam hal sekolah/madrasah swasta, pengambilan keputusan tersebut harus
melibatkan suatu penyelenggara sekolah/madrasah.
 Berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta
didik dan masyarakat.
 Menjaga serta meningkatkan motivasi kerja pendidik dengan tenaga
kependidikan untuk menggunakan sistem pemberian penghargaan atas prestasi
dan sanksi atas pelanggaran peraturan serta kode etik.
 Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik.

Tugas & Fungsi Dibidang Manajerial


Dalam bidang manajerial ini berhubungan dengan pengelolaan sekolah, sehingga
seluruh sumber daya bisa disediakan dan dimanfaatkan secara optimal demi mencapai
tujuan sekolah secara efektif serta efisien.
Tugas manajerial tersebut meliputi aktivitas sebagai berikut ini :
1. Menyusun perencanaan sekolah.
2. Mengelola program pembelajaran.
3. Mengelola kesiswaan.
4. Mengelola sarana dan prasarana.
5. Mengelola personal sekolah.
6. Mengelola keuangan sekolah.
7. Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat.
8. Mengelola administrasi sekolah.
9. Mengelola sistem informasi sekolah.
10. Mengevaluasi program sekolah.
11. Memimpin sekolah.

Apa yang dimaksud kepala sekolah ?


Kepala sekolah bisa diartikan sebagai tenaga fungsional guru, dimana ia diberikan
tugas tambahan agar memimpin sebuah sekolah dimana diselenggarakan proses
belajar mengajar ataupun tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dengan murid yang menerima pelajaran.
Apakah 3 fungsi kepala sekolah menurut Soewadji Lazaruth ?
Soewadji Lazaruth menjabarkan 3 fungsi kepala sekolah, ialah :
1. Sebagai administrator pendidikan.
2. Supervisor pendidikan.
3. Pemimpin pendidikan.

Apa yang dimaksud kepala sekolah sebagai inovator ?


Dalam rangka melaksanakan peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala sekolah
harus mempunyai strategi yang tepat agar terjalin hubungan yang harmonis dengan
lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan tiap kegiatan, memberikan
teladan kepada semua tenaga kependidikan sekolah, serta mengembangkan model –
model pembelajaran yang inofatif.

Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari bagaimana cara ia melaksanakan
pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional, objektif,
pragmatis, serta keteladanan.
5 Kompetensi Kepala Sekolah
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut, seorang kepala sekolah dituntut
memiliki sejumlah kompetensi. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah telah ditetapkan bahwa ada
5 (lima) dimensi kompetensi yaitu: (a) kepribadian, (b) manajerial, (c) kewirausahaan,
(d) supervisi, dan (e) sosial. Uraian mengenai kelima kompetensi tersebut adalah
sebagai berikut.

a. Kompetensi Kepribadian
Sebelum menilai kinerja kepala sekolah, seorang pengawas sekolah harus memahami
betul apakah kepala sekolah telah menunjukkan kemampuannya dalam menunjukkan
sikap dan perilaku yang mendukung kepribadiannya sehingga ia dikatakan mampu
menjadi pemimpin.
Kepala sekolah harus: (a) berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi komunitas
sekolah/madrasah; (b) memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin; (c) memiliki
keinginan yang kuat dalam pengembangan diri; (d) bersikap terbuka dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi; (e) mengendalikan diri dalam menghadapi
masalah; dan (f) memiliki bakat dan minat jabat-an sebagai pemimpin pendidikan.
Dasar kompetensi kepribadian ini akan sangat menentukan kompetensi lainnya,
khususnya dalam melaksanakan program pendidikan nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota. Sebagai tambahan pengetahuan dan keilmuan dalam bidang
perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan, kepala sekolah harus mampu
menunjukkan kinerjanya berdasarkan kebijakan, perencanaan, dan program
pendidikan.
Pengetahuan pengawas sekolah mengenai kepala sekolah yang memiliki pengetahuan,
sikap dan perilaku yang muncul berdasarkan kompetensi kepala sekolah di atas,
merupakan dasar pengetahuan bagaimana seharusnya  menilai kinerja kepala sekolah
agar tepat sasaran, walaupun tidak mudah.
Contoh menilai kinerja kepala sekolah yang berkaitan dengan kompetensi kepribadian
dengan sub kompetensi memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin
pendidikan, maka pengawas sekolah harus mampu secara mendasar menilai kinerja
kepala sekolah yang berhubungan dengan kemampuannya sebagai pemimpin sekolah.
Subkompetensi ini dapat terwujud jika kepala sekolah memiliki pengetahuan dan
keterampilan, di antaranya: (1) memahami teori-teori kepemimpinan, memilih strategi
yang tepat untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah; (2) memiliki power
dan kesan positif untuk mempengaruhi bawahan dan orang lain; (3) memiliki
kemampuan (intelektual dan kalbu) sebagai smart school principal agar mampu
memobilisasi sumberdaya yang ada di lingkungannya; (4) mengambil keputusan
secara terampil (cepat, tepat dan cekat); (5) mendorong perubahan(inovasi) sekolah;
(6) berkomunikasi secara lancar; (7) menggalang teamwork yang kompak, cerdas dan
dinamis; (8) mendorong kegiatan yang bersifat kreatif; dan (9) menciptakan sekolah
sebagai organisasi belajar (learning organization).
Kinerja kepala sekolah yang menunjukkan subkompetensi ini dapat dievaluasi oleh
pengawas sekolah melalui interview kepada warga sekolah di antaranya kepada guru.
Di sisi lain evaluasi untuk menilai kinerja ini bisa dilakukan dengan cara menyajikan
sebuah ilustrasi permasalahan yang harus menuntut kepala sekolah untuk
menunjukkan kemampuannya dalam memimpin sekolah.
Dalam rangka mewujudkan kinerja kepala sekolah untuk kompetensi kepribadian
dengan subkompetensi memiliki keinginan yang kuat dalam pe-ngembangan diri
sebagai kepala sekolah/madrasah, kepala sekolah tidak ha-nya dituntut untuk
melakukan tugas-tugas di luar kebutuhan dirinya saja, tetapi ia perlu juga memiliki
kemampuan dalam mengembangkan dirinya sendiri. Kompetensi ini bisa diwujudkan
jika ia mampu untuk: (1) mengidentifikasi karakteristik kepala sekolah tangguh
(efektif); (2) mengembangkan kemampuan diri pada dimensi tugasnya; (3)
mengembangkan dirinya pada di-mensi proses (pengambilan keputusan,
pengkoordinasian/penyerasian, pemberdayaan, pemrograman, pengevaluasian, dsb.;
(4) mengembangkan dirinya pada dimensi lingkungan (waktu, tempat, sumberdaya,
dan kelompok kepentingan); (5) mengembangkan keterampilan personal yang
meliputi organisasi diri, hubungan antarmanusia, pembawaan diri, pemecahan
masalah, gaya bi-cara, dan gaya menulis.
Pengawas sekolah dapat menilai kinerja kepala sekolah untuk aspek ini melalui
dengan wawancara dan angket yang harus diisi oleh kepala sekolah itu sendiri. Di
samping itu juga pengawas sekolah dapat melakukan wawan-cara dengan warga
sekolah. Evaluasi kinerja ini tentunya akan berbeda untuk setiap jenjang pendidikan
mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA/SMK.

b.  Kompetensi Manajerial


Kompetensi kepala sekolah lain yang harus dipahami oleh pengawas sekolah dalam
rangka melakukan penilaian terhadap kinerjanya, yaitu yang berhubungan dengan
kompetensi kepala sekolah dalam memahami sekolah sebagai sistem yang harus
dipimpin dan dikelola dengan baik, di antaranya adalah pengetahuan tentang
manajemen. Dengan kemampuan dalam mengelola ini nantinya akan dijadikan
sebagai pegangan cara berfikir, cara menge-lola dan cara menganalisis sekolah dengan
cara berpikir seorang manajer. Contoh pengawas sekolah harus mampu memahami
kinerja kepala sekolah ketika kepala sekolah menunjukkan perilakunya dan mampu
untuk mengidentifikasi dan mengembangkan jenis-jenis input sekolah;
mengembangkan proses sekolah (proses belajar mengajar, pengkoordinasian,
pengambilan keputusan, pem-berdayaan, pemotivasian, pemantauan, pensupervisian,
pengevaluasian dan pengakreditasian). Selain itu pengawas sekolah juga harus mampu
memahami bahwa kepala sekolah sudah mampu menunjukkan upaya dalam mening-
katkan output sekolah (kualitas, produktivitas, efisiensi, efektivitas, dan inovasi).
Sesuai Keputusan Mendiknas mengenai kompetensi ini, di antaranya kepala sekolah
harus mampu dan terlihat kinerjanya dalam bidang-bidang garapan manajerial sebagai
berikut: (a) menyusun perencanaan sekolah/madrasah mengenai berbagai tingkatan
perencanaan; (b) mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan
kebutuhan; (c) memimpin sekolah/madra-sah dalam rangka pendayagunaan sumber
daya sekolah/madrasah secara optimal; (d) mengelola perubahan dan pengembangan
sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif; (e) menciptakan budaya
dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta
didik; (f) mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia
secara optimal; (g)mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal; (h)mengelola hubungan sekolah/ma-drasah dan
masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar dan pembiyanaan
sekolah/madrasah; (i) mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik
baru, dan penempatan serta pengembangan kapasitas peserta didik; (j ) mengelola
pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan
pendidikan nasional; (k) mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, tranfaran dan efisien; (l) mengelola ketatausahaan
sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah; (m)
mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah; (n) mengelola sistem
informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengam-
bilan keputusan; (o)memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi pening-katan
embelajaran dan manajemen sekolah/madrasah; (p) melakukan monitoring, evaluasi,
dan pelaporan pelaksanakan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur
yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.
Secara umum kinerja kepala sekolah dalam kompetensi manajerial ini juga termasuk
di dalamnya adalah kemampuan dalam sistem administrasi. Jadi dalam hal ini kepala
sekolah sebagai pengelola lembaga pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya
masing-masing. Namun demikian penegasan terhadap eksistensi seorang kepala
sekolah sebagai manajer dalam suatu lembaga pendidikan dapat dinilai dari
kompetensi mengelola kelembagaan, yang mencakup: (1) menyusun sistem
administrasi sekolah; (2) mengembangkan kebijakan operasional sekolah; (3)
mengembangkan pengaturan sekolah yang berkaitan dengan kualifikasi, spesifikasi,
prosedur kerja, pedoman kerja, petunjuk kerja, dan sebagainya; (4) melakukan analisis
kelembagaan untuk menghasilkan struktur organisasi yang efisien dan efektif; dan (5)
mengembangkan unit-unit organisasi sekolah atas dasar fungsi.
Kemampuan yang mendukung subkompetensi mengelola ketatausahaan
sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah ini bisa
diwujudkan oleh seorang kepala sekolah secara utuh jika memperoleh dukungan dari
sistem yang sudah ia kembangkan bersama dengan komponen sekolah lainnya.
Dengan demikian pengawas sekolah bisa menilai kinerja ke-pala sekolah yaitu dengan
melalui review dokumen termasuk sistem administrasi sekolah. Pengawas sekolah
juga bisa melakukannya dengan cara melakukan observasi terhadap kondisi
lingkungan sekolah yang terlihat sebagai dampak dari strategi pengelolaan yang
dikembangkan oleh kepala sekolah itu sendiri.
Pengawas sekolah juga harus jeli bahwa kompetensi kepala sekolah, termasuk dalam
tugas-tugasnya sebagai manajer sekolah di antaranya harus memahami kurikulum.
Aspek yang dinilai adalah pengetahuan kepala sekolah dalam memahami kurikulum
yang merupakan jantungnya lembaga pendi-dikan. Dengan demikian kepala sekolah
dalam upaya mewujudkan kinerjanya dalam bidang ini, ia harus mampu untuk: (1)
memfasilitasi sekolah untuk membentuk dan memberdayakan tim pengembang
kurikulum; (2) memberdayakan tenaga kependidikan sekolah agar mampu
menyediakan dokumen-dokumen kurikulum; (3) memfasilitasi guru untuk
mengembangkan standar kom-petensi setiap mata pelajaran; (4) memfasilitasi guru
untuk menyusun silabus setiap mata pelajaran; (5) memfasilitasi guru untuk memilih
buku sumber yang sesuai untuk setiap mata pelajaran; (6) mengarahkan tenaga
kependidikan un-tuk menyusun rencana dan program pelaksanaan kurikulum; (7)
membimbing guru dalam mengembangkan dan memperbaiki proses belajar mengajar;
(8) mengarahkan tim pengembang kurikulum untuk mengupayakan kesesuaian
kurikulum dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks), tuntutan
dan kebutuhan masyarakat, kebutuhan peserta didik; (9) menggali dan memobilisasi
sumberdaya pendidikan; (10) mengidentifikasi kebutuhan bagi pengembangan
kurikulum lokal; (11) mengevaluasi pelaksanaan kurikulum.
Kinerja kepala sekolah dalam mewujudkan sub kompetensi pengelolaan kurikulum ini
dapat dinilai oleh pengawas sekolah di antaranya dari isi pro-gram kurikulum yang
didesain dan dikembangkan gurunya mulai dari tingkat perencanaan sampai dengan
evaluasi kurikulum itu sendiri misalnya dalam bentuk evaluasi hasil pembelajaran.
Dampak dari kinerja kepala sekolah ini juga harus bisa dipahami oleh  pengawas
sekolah yaitu mampu melihat kinerja kepala sekolah dalam memahami dan
menghayati Standar Pelayanan Minimal (SPM), melaksanakan SPM secara tepat serta
memahami lingkungan sekolah sebagai bagian dari sistem sekolah yang bersifat
terbuka. Kemampuan ini memang cukup sulit jika pengawas sekolah tidak mampu
untuk melihat gejala ataupun hasil yang dicapai oleh kepala sekolah itu sendiri.
Kinerja kepala sekolah lainnya antara lain yang harus dipahami oleh pengawas
sekolah yaitu pada sub mengelola guru dan staf dalam rangka pen-dayagunaan sumber
daya manusia secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari indikator-indikator yang
mencakup: (1) mengidentifikasi karakteristik tenaga kependidikan yang efektif; (2)
merencanakan tenaga kependidikan sekolah (permintaan, persediaan, dan
kesenjangan); (3) merekrut, menyeleksi, menem-patkan, dan mengorientasikan tenaga
kependidikan baru; (4) mengembang-kan profesionalisme tenaga kependidikan; (5)
memanfaatkan dan memelihara tenaga kependidikan; (6) menilai kinerja tenaga
kependidikan; (7) mengem-bangkan sistem pengupahan, reward, dan punishment yang
mampu menjamin kepastian dan keadilan; (8) melaksanakan dan mengembangkan
sistem pembinaan karir; (9) memotivasi tenaga kependidikan; (10) membina
hubungan kerja yang harmonis; (11) memelihara dokumentasi personel sekolah atau
mengelola administrasi personel sekolah; (12) mengelola konflik; (13) mela-kukan
analisis jabatan dan menyusun uraian jabatan tenaga kependidikan; dan (13) memiliki
apresiasi, empati, dan simpati terhadap tenaga kependidikan.
Pengawas sekolah minimal mampu untuk memahami bentuk-bentuk perilaku dari
kinerja kepala sekolah yang berhubungan dengan kompetensi ini, misalnya pengawas
sekolah dapat melakukan pengamatan serta mereview dokumen-dokumen laporan dari
fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan kepala sekolah selama mengelola tenaga
kependidikan (guru dan tenaga ad-ministrasi).
Sebagai contoh dalam mencapai target kinerja kepala sekolah untuk kompetensi
manajerial dengan sub mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam
rangka pendayagunaan secara optimal, diantaranya bahwa kepala sekolah harus
mampu utnuk menganalisis indikator-indikator sebagai berikut: (1) ketersediaan dan
kesiapan sarana dan prasarana sekolah (labora-torium, perpustakaan, kelas, peralatan,
perlengkapan, dsb.); (2) mengelola program perawatan preventif, pemeliharaan, dan
perbaikan sarana dan prasa-rana ;mengidentifikasi spesifikasi sarana dan prasarana
sekolah; (3) merenca-nakan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah; (4) mengelola
pembelian/pe-ngadaan sarana dan prasarana serta asuransinya; (5) mengelola
administrasi sarana dan prasarana sekolah; dan (6) memonitor dan mengevaluasi
sarana dan prasarana sekolah.
Pengawas sekolah dalam hal ini bisa menilainya melalui kegiatan observasi dan
wawancara. Observasi dapat dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap kondisi
sarana dan prasarana yang bisa dilihat langsung. Adapun upaya pengawas sekolah
untuk menilai kinerja kepala sekolah pada aspek sub kompetensi pengelolaan sarana
prasarana ini juga bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen pengelolaan, serta
melakukan wawancara dengan warga sekolah mengenai kemampuan kepala sekolah
dalam melakukan pengelolaan sarana dan prasarana selama ini.
Ilustrasi selanjutnya bagaimana kompetensi manajerial dengan sub kompetensi
mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan
serta pengembangan kapasitas peserta didik, ini bisa diwujudkan oleh kepala sekolah.
Seorang kepala sekolah harus mampu menunjuk-kan kemampuan dalam: (1)
mengelola penerimaan siswa baru, mengelola pe-ngembangan bakat, minat,
kreativitas dan kemampuan siswa; (2) mengelola sistem bimbingan dan konseling
yang sistematis; (3) memelihara disiplin siswa; (4) menyusun tata tertib sekolah; (5)
mengupayakan kesiapan belajar sis-wa (fisik dan mental); (6) mengelola sistem
pelaporan perkembangan siswa; dan (7) memberikan layanan penempatan siswa dan
mengkoordinasikan studi lanjut.
Kompetensi ini tentunya tidak akan dapat diwujudkan jika tidak ada du-kungan dari
komponen dan warga belajar lainnya. Dengan demikian untuk menilai kinerja kepala
sekolah untuk sub kompetensi ini pengawas sekolah bisa melakukannya dengan cara
membuat cheklist atau melakukannya dengan menggunakan pedoman observasi
terhadap kondisi dan perkembangan yang terjadi pada diri siswanya di sekolah yang
bersangkutan.
Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di sekolah
hendaknya mampu menyesuaikan diri, salah satunya akan tergantung kepada kepala
sekolahnya, apakah ia mampu mengubah budaya sekolah, sesuai dengan kemajuan
berpikirnya tentang bagaimana memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam mengelola sekolah. Sub kompetensi ini di antaranya dapat diwujudkan dalam
bentuk upaya kepala sekolah melakukan aktivitas yang mencakup: (1)
mengembangkan prosedur dan mekanisme layanan sistem informasi, serta sistem
pelaporan; (2) mengembangkan pang-kalan data sekolah (data kesiswaan, keuangan,
ketenagaan, fasilitas, dsb.); (3) mengelola hasil pangkalan data sekolah untuk
merencanakan program pengembangan sekolah; (4) menyiapkan pelaporan secara
sistematis, realistis dan logis; dan (5) mengembangkan sim berbasis komputer.
Berdasarkan uraian sub kompetensi memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
peningkatan kualitas pembelajaran dan manajemen sekolah/ madrasah, maka
pengawas sekolah dapat menilai melalui format isian mengenai sistem informasi yang
dikembangkan sekolah, serta melakukan pengama-tan langsung terhadap kondisi
sistem informasi mulai dari perencanaan hingga sistem komputerisasi yang sudah ada
di sekolah yang bersangkutan.
Setelah kepala sekolah mampu untuk memanfaatkan Teknologi, maka bagaimana ia
mampu juga dalam memanfaatkan informasinya untuk kepen-tingan manajemen
sekolahnya. Untuk kepentingan menilai kinerja selanjut-nya pengawas sekolah harus
mampu melihat kemampuan kepala sekolah da-lam hal melaksanakan subkompetensi
mengelola sistem informasi sekolah/ madrasah dalam mendukung penyusunan
program dan pengambilan keputus-an, maka seorang kepala sekolah harus mampu
menunjukkan unjuk kerjanya yaitu untuk mengambil keputusan secara terampil dapat
dicapai melalui ke-mampuan untuk: (a) menjaring informasi berkualitas sebagai bahan
untuk mengambil keputusan; (b) mengambil keputusan secara terampil (cepat, tepat,
cekat); (c) memperhitungkan akibat pengambilan keputusan dengan pe-nuh
perhitungan (least cost and most benefit); (d) menggunakan sistem infor-masi sekolah
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Kinerja kepala se-kolah yang
ditunjukkan dalam bentuk aktivitas-aktivitas ini dapat dievaluasi oleh pengawas
sekolah dengan menggunakan instrumen wawancara kepada komponen sekolah yang
ia datangi.
Kemampuan kepala sekolah dalam manajerial harus mampu merumuskan laporan-
laporan kegiatan sekolah. Bentuk laporan tersebut di antaranya membuat Laporan
Akuntabilitas Sekolah.
Untuk menilai kinerja yang menunjukkan kemampuan kepala sekolah dalam
keterampilan membuat laporan ini bisa dilakukan oleh pengawas sekolah melalui
bentuk penilaian dengan instrumen wawancara khususnya dalam: (a) menyebutkan
dan memahami konsep-konsep laporan; (b) membuat laporan akuntabilitas kinerja
sekolah; (c) mempertanggungjawabkan hasil kerja sekolah kepada stakeholders; (d)
membuat keputusan secara cepat, tepat, dan cekat berdasarkan hasil
pertanggungjawaban; (e) memperbaiki perencanaan sekolah untuk jangka pendek,
menengah dan panjang.
Selain melalui wawancara, pengawas sekolah bisa menilai kinerja kepala sekolah
untuk menilai kompetensi pengawas sekolah bisa melakukannya dengan review
dokumen program sekolah yang menunjukkan bahwa ada bagian-bagian tertentu yang
telah diperbaiki oleh kepala sekolah bersama dengan guru-guru.

c.  Kompetensi Kewirausahaan 


Kompetensi kepala sekolah yang cukup sentral dan merupakan pokok dari
keberlanjutan program sekolah diantaranya adalah kompetensi Kewirausahaan.
Sebagai salah satu cara bagaimana sekolah mampu mewujudkan kemampuan dalam
wirausahanya ini maka kepala sekolah harus mampu menun-jukkan kemampuan
dalam menjalin kemitraan dengan pengusaha atau dona-tur, serta mampu
memandirikan sekolah dengan upaya berwirausaha. Secara rinci kemampuan atau
kinerja kepala sekolah yang mendukung terhadap per-wujudan kompetensi
kewirausahaan ini, di antara mencakup: (a) menciptakan inovasi yang berguna bagi
pengembangan sekolah/madrasah; (b) bekerja keras untuk mencapai keberhsilsan
sekolah/madrasah sebagai organisasi pem-belajar yang efektif; (c) memiliki motivasi
yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin sekolah/madrasah; (d) pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik
dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah; (e) memiliki naluri
kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai
sumber belajar peserta didik.
Berdasarkan uraian sub kompetensi kewirausahaan ini, maka seorang pengawas
sekolah harus mampu untuk menilai kinerja kepala sekolah dalam aspek ini secara
jeli, misalnya bagaimana kepala sekolah menunjukkan peri-laku hidup hemat dan
pandai mengelola sumber daya keuangan sekolah.
Sebagai contoh ketika pengawas sekolah akan menilai kinerja sub dari kompetensi
kewirausahaan ini yaitu untuk menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah/madrasah, maka pengawas sekolah harus mam-pu melihat kinerja kepala
sekolah dalam hal: (1) mengidentifikasi dan menyu-sun profil sekolah; (2)
mengembangkan visi, misi, tujuan dan sasaran seko-lah; (3) mengidentifikasi fungsi-
fungsi (komponen-komponen) sekolah yang diperlukan untuk mencapai setiap sasaran
sekolah; (4) melakukan analisis SWOT terhadap setiap fungsi dan faktor-faktornya;
(5) mengidentifikasi dan memilih alternatif-alternatif pemecahan setiap persoalan; (6)
menyusun rencana pengembangan sekolah; (7) menyusun program, yaitu
mengalokasikan sumberdaya sekolah untuk merealisasikan rencana pengembangan
sekolah; (8) menyusun langkah-langkah untuk merealisasikan rencana pengembangan
sekolah; dan (9) membuat target pencapaian hasil untuk setiap program sesuai dengan
waktu yang ditentukan (milestone).
Kompetensi yang diasumsikan akan mampu memberikan kemajuan pesat di masa
yang akan datang, yaitu kompetensi yang harus diwujudkan kepala sekolah pada
aspek kreativitas, inovasi, dan kewirausahaan. Kompetensi ini dapat terwujud jika ia
mampu untuk: (1) memahami dan menghayati arti dan tujuan perubahan (inovasi)
sekolah; (2) menggunakan metode, teknik dan proses perubahan sekolah; (4)
menumbuhkan iklim yang mendorong kebebasan berfikir untuk menciptakan
kreativitas dan inovasi; (5) mendorong warga sekolah untuk melakukan
eksperimentasi, prakarsa/keberanian moral untuk melakukan hal-hal baru; (6)
menghargai hasil-hasil kreativitas warga sekolah dengan memberikan rewards; dan (7)
menumbuhkan jiwa kewirausahaan warga sekolah.
Berdasarkan uraian kompetensi ini maka pengawas sekolah dapat menilai kinerja
kepala sekolah terhadap hal yang berhubungan dengan kompeten-si ini melalui
wawancara dengan beberapa warga sekolah bisa dengan guru, siswa dan komite
sekolah yang ada.
Kompetensi kepala sekolah juga sampai menyentuh kinerja kewirausahaan ini juga
berhubungan dengan dukungan aspek keuangan. Sebagai pim-pinan kiranya sangat
penting mengetahui dan mampu menilai kondisi keuangan sehingga rumah tangga
sekolah tetap seimbang. Kompetensi ini bisa ditunjukkan melalui kinerja kepala
sekolah, khususnya dalam: (1) menyiapkan anggaran pendapatan dan belanja sekolah
yang berorientasi pada program pe-ngembangan sekolah secara transparan; (2)
menggali sumber dana dari pemerintah, masyarakat, orangtua siswa dan sumbangan
lain yang tidak mengikat; (3) mengembangkan kegiatan sekolah yang berorientasi
pada income generating activities; mengelola akuntansi keuangan sekolah (cash in and
cash out); (4) membuat aplikasi dan proposal untuk mendapatkan dana dari
penyandang dana; (5) melaksanakan sistem pelaporan penggunaan keuangan yang
menunjukkan bahwa kewirausahaannya jelas terkontrol secara finansial. Kinerja
kepala sekolah pada bagian kompetensi ini dapat dinilai oleh pengawas sekolah
melalui review dokumen RAPBS. Pada dokumen tersebut akan terlihat sejauh mana
RAPBS ini mampu menunjukkan kinerja kepala sekolah, mulai dari tahap persiapan,
pengembangan dan pengelolaan dan pelaporan keuangan.
Berdasarkan uraian kompetensi ini maka kinerjanya bisa dinilai oleh pengawas
sekolah melalui review dokumen, atau analisis terhadap program-program sekolah
yang sudah dirumuskan melalui interview kepada kepala se-kolah itu sendiri serta
melakukan validasi kepada guru, komite, dan siswa mengenai implementasi dari
program-program yang direncanakan. Bahkan mungkin evaluasi dapat dilakukan
terhadap prosedur pelaksanaan perumusan rencana program sekolah, misalnya dalam
RAPBS sekolah itu sendiri.

d. Kompetensi Supervisi
Kompetensi supervisi ini sangat strategis bagi seorang kepala sekolah khususnya
dalam memahami apa tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin
sekolah/madrasah. Berdasarkan telaah terhadap kompetensi ini, proses penilaian
kinerja yang harus diperhatikan oleh pengawas sekolah, di antaranya harus mampu
menilai sub-sub kompetensinya yang mencakup: (a) merencanakan program supervisi
akademik dalam rangka peningkatan profesio-nalisme guru; (b) melaksanakan
supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat; (c) menindaklan-juti hasil supervisi akademik terhadap guru
dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, di antaranya adalah bahwa tugas dan
fungsi dari supervisi ini adalah untuk memberdayakan sumber daya sekolah termasuk
guru. Dengan demikian kinerja kepala sekolah dapat dinilai oleh pengawas sekolah
melalui peniliain terhadap sub kompetensi melaksanakan supervisi akademik terhadap
guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. Langkah yang
perlu dilakukan mencakup: (1) mengidentifikasi potensi-potensi sumberdaya sekolah
berupa guru yang dapat dikembangkan; (2) mema-hami tujuan pemberdayaan
sumberdaya guru; (3) mengemukakan contoh-contoh yang dapat membuat guru-guru
lebih maju; dan (4) menilai tingkat keberdayaan guru di sekolahnya.
Kompetensi ini dapat dievaluasi oleh pengawas sekolah melalui sistem evaluasi yang
menggunakan studi dokumentasi atau interview dokumen-dokumen, misalnya
dokumen program sekolah yang selama ini menjadi pegang-an sekolah yang
bersangkutan, khususnya pada bagian-bagian pemberdayaan sumber dayanya.
Sebagai contoh dalam hal melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala sekolah untuk
kompetensi ini dengan sub kompetensi melaksanakan supervisi akademik terhadap
guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. Maka
pengawas sekolah sebagai pelaksana penilaian ini harus mampu melihat pemahaman
kepala sekolah melakukan supervisi yang dimaksud adalah supervisi kepada guru dan
staf administrasi. Kompetensi ini dapat dinilai sebagai bentuk kinerja kepala sekolah
yang dapat dilakukan oleh pengawas sekolah dengan cara wawancara dengan kepala
sekolah yang ber-sangkutan, khususnya mengenai kemampuannya dalam: (a)
memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik supervisi; (b) menyusun program
supervisi pendidikan; (c) melaksanakan program supervisi; (d) memanfaatkan hasil-
hasil supervisi; (e) melaksanakan umpan balik dari hasil supervisi.
Untuk melakukan evaluasi kinerja kepala sekolah pada kompetensi ini, maka
pengawas sekolah dapat melakukannya dengan menggunakan instrumen berbentuk
wawancara sebagaimana diulas sebelumnya. Di samping melaksanakan supervisi
kepada guru, kepala sekolah sendiri diharapkan mampu melakukan monitoring dan
evaluasi yang dapat dilihat oleh pengawas sekolah sebagai dasar untuk evaluasi
kinerjanya. Hal-hal yang perlu diungkap antara lain apakah kepala sekolah: (a)
memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik monitoring dan evaluasi; (b)
mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi sekolah; (c) mengidentifikasi
indikator-indikator sekolah yang efektif dan menyusun instrumen; (d) menggunakan
teknik-teknik monitoring dan evaluasi; (e)mensosialisasikan dan mengarahkan
pelaksanaan monitoring dan evaluasi; (f) menganalisis data hasil monitoring dan
evaluasi; dan (g) me-miliki komitmen kuat untuk memperbaiki kinerja sekolah
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi .
Dalam menilai kinerja kepala sekolah pada kompetensi ini, pengawas sekolah dapat
melakukannya dengan menggunakan sistem evaluasi melalui instrumen dalam bentuk
review dokumen tentang berbagai kegiatan yang su-dah dilakukan sekolah.

e.  Kompetensi Sosial


Kompetensi ini pada dasarnya cukup sulit jika harus dikaitkan dengan aktivitas sosial
secara penuh oleh sekolah, jika hal itu dilakukan dalam rangka keterkaitannya dengan
program sekolah.  Pada dasarnya sebagai bahan acuan pengawas sekolah untuk
melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala sekolah untuk kompetensi dan sub
kompetensi ini, di antaranya mencakup: (a) bekerja sama dengan pihak lain untuk
kepentingan sekolah/madrasah; (b)  berpartisipasi dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan; dan (e) memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
Kompetensi kepala sekolah yang berhubungan dengan kemampuan untuk mengelola
hubungan sekolah dengan masyarakat bisa diwujudkan mellui kemampuannya dalam
hal: (1) memfasilitasi dan memberdayakan dewan sekolah/komite sekolah sebagai
perwujudan pelibatan masyarakat terhadap pengembangan sekolah; (2) mencari dan
mengelola dukungan dari masyara-kat (dana, pemikiran, moral dan tenaga, dsb) bagi
pengembangan sekolah; (3) menyusun rencana dan program pelibatan orangtua siswa
dan masyarakat; (4) mempromosikan sekolah kepada masyarakat; (5) membina
kerjasama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat; dan (6) membina
hubungan yang harmonis dengan orangtua siswa.
Untuk menilai kinerja kepala sekolah terhadap kompetensi ini, maka pengawas
sekolah harus mampu memahami komite sekolah, minimal memahami keberadaan
komite lengkap dengan program kerjanya. Dengan demikian evaluasi bisa dilakukan
dengan cara mereviu dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan
kepala sekolah yang menunjukkan adanya pemberdayaan dan keterlibatan masyarakat
di sekitar dalam mensukseskan program sekolah.

Kompetensi sosial ini kadang juga seriang berhubungan dengan tuntutan kepala
sekolah dalam hal mengembangkan budaya sekolah atau madrasah secara adaptif,
lebih baik, dan maju. Sub kompetensi ini bisa diwujudkan melalui kemampuannya
untuk: (1) menerapkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan sekolah yang
demokratis; (2) membentuk budaya kerjasama (school corporate culture) yang kuat;
(3) menumbuhkan budaya profesionalisme warga sekolah; (4) menciptakan iklim
sekolah yang kondusif-akademis; dan (5) menumbuhkembangkan keragaman budaya
dalam kehidupan sekolah.
Untuk menilai kinerja kepala sekolah dalam aspek kompetensi ini, pe-ngawas sekolah
dapat melakukannya dengan melalui observasi dan wawan-cara langsung dengan
warga sekolah yang ditujukan pada kinerja kepala se-kolah untuk aspek yang tersebut.
Semua komptensi dan sub kompetensi ini berlaku untuk kepala sekolah/madrasah
pada jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah  atau SMA/MA.
Sumber:
Anonim. 2008. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah. Direktorat Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai