Kepala sekolah adalah bagian penting dalam struktur komite sekolah didalam suatu
sekolah, baik dari tingkat pendidikan dasar sampai tingkat pendidikan atas.
Dalam pelaksanaannya, kepala sekolah mempunyai banyak sekali tugas, wewenang,
dan juga fungsi.
Apa aja hayu, tugas pokok dan fungsi dari kepala sekolah? Penasaran? Yuk langsung
simak aja, ulasan lengkapnya pada artikel berikut ini!
Daftar Isi
o 1. Fungsi Manajerial
o 2. Fungsi Perencanaan
o 3. Fungsi Pengawasan
o 4. Fungsi Dukungan dan Fungsi Sosial
Tupoksi Kepala Sekolah Menurut Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018
Pada pasal 15 Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru Sebagai
Kepala Sekolah, dinyatakan tugas pokok dan fungsi Kepala sekolah meliputi:
Beban kerja kepala sekolah sepenuhnya buat melaksanakan tugas pokok
manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi pada guru dan tenaga
kependidikan.
Kepala sekolah yang melaksanakan tugas pembelajaran atau bimbingan, tugas
pembelajaran atau bimbingan itu adalah tugas tambahan di luar tugas
pokoknya.
Beban kerja kepala sekolah tujuannya buat mengembangkan sekolah dan
meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 Standar Nasional Pendidikan.
Beban kerja kepala sekolah yang ditempatkan di SILN, selain melaksanakan
beban kerja, juga melaksanakan promosi kebudayaan Indonesia.
Dalam hal kekurangan guru dalam satuan pendidikan, kepala sekolah
melaksanakan tugas pembelajaran dan bimbingan supaya proses pembelajaran
tetap berlangsung.
Tugas berikutnya yang harus diemban oleh kepala sekolah yaitu sebagai pelaksanaan
rencana kerja, seperti:
Menyusun pedoman kerja.
Menyusun struktur organisasi sekolah.
Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan sekolah per semester dan tahunan.
Menyusun pengelolaan kesiswaan yang meliputi:
Melaksanakan penerimaan peserta didik baru.
Memberikan layanan konseling pada peserta didik.
Melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler buat para peserta didik.
Melakukan pembinaan prestasi unggulan.
Menyusun KTSP, kalender pendidikan, dan kegiatan pembelajaran.
Melakukan pelacakan terhadap alumni.
Mengelola pendidikan dan tenaga kependidikan.
Mengelola sarana dan prasarana.
Membimbing guru pemula.
Mengelola keuangan dan pembiayaan.
Mengelola budaya dan lingkungan sekolah.
Memberdayakan peran masyarakat dan kemitraan sekolah.
Melaksanakan program induksi.
Dibawah ini, ada beberapa tugas kepala sekolah yang bisa dilihat dari fungsi
perencanaan, yaitu:
Melakukan perencanaan keuangan, dengan mengusulkan dan mengesahkan
anggaran belanja serta anggaran pendapatan sekolah.
Ikut terlibat dalam menentukan besaran uang sekolah yang harus dibayarkan
murid per bulannya.
Terlibat aktif dalam rapat bersama dengan dinas pendidikan dan pemilik
sekolah buat membahas perencanaan sekolah.
Menjalankan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut.
Melaksanakan dan mengaplikasikan visi misi dari sekolah yang dipimpinnya.
Melakukan perencanaan terhadap staff, seperti pengembangan karir staff,
penambahan staff, evaluasi staff, dan lain sebagainya.
Menyusun target kerja yang harus dicapai oleh seluruh perangkat sekolah,
paling gak selama satu tahun ajaran yang akan datang.
Meningkatkan dan memaksimalkan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah.
3. Fungsi Pengawasan
Kepala sekolah mempunyai peran, fungsi, dan wewenang dalam menegakkan keadilan
serta peraturan yang berlaku di lingkungan sekolahnya.
Selain itu, kepala sekolah juga wajib mengawasi setiap kegiatan sekolah, yang
dilakukan didalam lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah yang
membawa nama baik sekolah.
Fungsi pengawasan yaitu kepala sekolah dituntut buat jadi individu yang lebih
objektif dan adil dalam melakukan pengawasan, baik pemberian sanksi, hukuman,
atau reward pada setiap perangkat sekolah.
Nah, berikut ini ada beberapa tugas kepala sekolah yang berhubungan dengan fungsi
pengawasan, yaitu:
Menyusun aturan dan juga tata tertib buat guru, staff, dan juga murid secara
adil serta objektif.
Memberikan sanksi tegas dan nyata pada seluruh perangkat sekolah yagn
melanggar peraturan.
Menjaga agar setiap perangkat sekolah, seperti guru, staff dan murid bisa
membawa nama baik serta martabat sekolah saat ada di luar lingkungan
sekolah.
Berperan aktif dalam forum kepala sekolah buat meningkatkan pengawasan
terhadap siswa, agar gak terlibat berbagai macam hal dan juga kegiatan yang
melawan hukum dan macam-macam norma yang berlaku.
Mendelegasikan fungsi kepengawasan pada beberapa guru yang berwenang,
seperti wakil kepala sekolah atau ketua bidang keamanan sekolah.
Memastikan kalo sekolah merupakan lingkungan yang aman dan nyaman buat
siapapun yang ada di dalamnya.
4. Fungsi Dukungan dan Fungsi Sosial
Kepala sekolah juga dituntut mempunyai fungsi dukungan dan fungsi sosial buat
setiap perangkatnya. Artinya,
Setiap kepala sekolah punya kewajiban buat memberikan dukungan pada setiap
perangkatnya dan berlaku adil serta punya jiwa sosial yang tinggi buat membantu
siapapun yang membutuhkan pertolongan.
Berikut ini, ada beberapa tugas kepala sekolah yang berhubungan dengan fungsi
dukungan dan sosial, yaitu:
Memberi bantuan dana buat perwakilan sekolah yang akan mengikuti
perlombaan dan kompetisis.
Mendukung hasil inovasi yang dibuat oleh siswa.
Memberikan bantuan beasiswa buat siswa yang berprestasi.
Membantu memberikan dukungan moral buat siswa dan perangkat sekolah
yang sedang mengalami masalah.
Memfasilitasi sekolah dengan pihak luar sekolah dalam menyelesaikan masalah
atau mendiskusikan topik tetentu.
Contents hide
1. Tugas & Fungsi Kepala Sekolah (Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018)
2. Tugas & Fungsi Kepala Sekolah (Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010)
3. Tugas & Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Perencanaan Program
4. Tugas & Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Pelaksanaan Rencana Kerja
5. Tugas & Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor/Evaluator
6. Tugas & Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Kepemimpinan
7. Tugas & Fungsi Dibidang Manajerial
Tugas & Fungsi Kepala Sekolah (Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018)
Mengacu pada Pasal 15 Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Penugasan
Guru Sebagai Kepala Sekolah, dinyatakan jika Tugas Pokok dan Fungsi Kepala
Sekolah ialah sebagai berikut :
1. Beban kerja Kepala Sekolah seluruhnya untuk melaksanakan tugas pokok
manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada Guru dan
tenaga kependidikan.
2. Beban kerja Kepala Sekolah bertujuan untuk mengembangkan sekolah dan
meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional
pendidikan .
3. Saat terjadi kekurangan guru dalam satuan pendidikan tertentu, maka Kepala
Sekolah bisa melaksanakan tugas pembelajaran maupun pembimbingan agar
proses pembelajaran maupun pembimbingan tetap berlangsung dalam satuan
pendidikan yang bersangkutan tersebut.
4. Kepala Sekolah yang melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan,
tugas pembelajaran atau pembimbingan tersebut merupakan tugas tambahan di
luar tu gas pokoknya .
5. Beban kerja bagi kepala sekolah yang ditempatkan di SILN selain
melaksanakan beban kerja juga melaksanakan promosi kebudayaan Indonesia.
Tugas & Fungsi Kepala Sekolah (Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010)
Sedangkan menurut Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru
sebagai Kepala Sekolah/Madrasah, Pasal 12 ayat (4) menyatakan jika penilaian
kinerja kepala sekolah meliputi
Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari bagaimana cara ia melaksanakan
pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional, objektif,
pragmatis, serta keteladanan.
5 Kompetensi Kepala Sekolah
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut, seorang kepala sekolah dituntut
memiliki sejumlah kompetensi. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah telah ditetapkan bahwa ada
5 (lima) dimensi kompetensi yaitu: (a) kepribadian, (b) manajerial, (c) kewirausahaan,
(d) supervisi, dan (e) sosial. Uraian mengenai kelima kompetensi tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Kompetensi Kepribadian
Sebelum menilai kinerja kepala sekolah, seorang pengawas sekolah harus memahami
betul apakah kepala sekolah telah menunjukkan kemampuannya dalam menunjukkan
sikap dan perilaku yang mendukung kepribadiannya sehingga ia dikatakan mampu
menjadi pemimpin.
Kepala sekolah harus: (a) berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi komunitas
sekolah/madrasah; (b) memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin; (c) memiliki
keinginan yang kuat dalam pengembangan diri; (d) bersikap terbuka dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi; (e) mengendalikan diri dalam menghadapi
masalah; dan (f) memiliki bakat dan minat jabat-an sebagai pemimpin pendidikan.
Dasar kompetensi kepribadian ini akan sangat menentukan kompetensi lainnya,
khususnya dalam melaksanakan program pendidikan nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota. Sebagai tambahan pengetahuan dan keilmuan dalam bidang
perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan, kepala sekolah harus mampu
menunjukkan kinerjanya berdasarkan kebijakan, perencanaan, dan program
pendidikan.
Pengetahuan pengawas sekolah mengenai kepala sekolah yang memiliki pengetahuan,
sikap dan perilaku yang muncul berdasarkan kompetensi kepala sekolah di atas,
merupakan dasar pengetahuan bagaimana seharusnya menilai kinerja kepala sekolah
agar tepat sasaran, walaupun tidak mudah.
Contoh menilai kinerja kepala sekolah yang berkaitan dengan kompetensi kepribadian
dengan sub kompetensi memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin
pendidikan, maka pengawas sekolah harus mampu secara mendasar menilai kinerja
kepala sekolah yang berhubungan dengan kemampuannya sebagai pemimpin sekolah.
Subkompetensi ini dapat terwujud jika kepala sekolah memiliki pengetahuan dan
keterampilan, di antaranya: (1) memahami teori-teori kepemimpinan, memilih strategi
yang tepat untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah; (2) memiliki power
dan kesan positif untuk mempengaruhi bawahan dan orang lain; (3) memiliki
kemampuan (intelektual dan kalbu) sebagai smart school principal agar mampu
memobilisasi sumberdaya yang ada di lingkungannya; (4) mengambil keputusan
secara terampil (cepat, tepat dan cekat); (5) mendorong perubahan(inovasi) sekolah;
(6) berkomunikasi secara lancar; (7) menggalang teamwork yang kompak, cerdas dan
dinamis; (8) mendorong kegiatan yang bersifat kreatif; dan (9) menciptakan sekolah
sebagai organisasi belajar (learning organization).
Kinerja kepala sekolah yang menunjukkan subkompetensi ini dapat dievaluasi oleh
pengawas sekolah melalui interview kepada warga sekolah di antaranya kepada guru.
Di sisi lain evaluasi untuk menilai kinerja ini bisa dilakukan dengan cara menyajikan
sebuah ilustrasi permasalahan yang harus menuntut kepala sekolah untuk
menunjukkan kemampuannya dalam memimpin sekolah.
Dalam rangka mewujudkan kinerja kepala sekolah untuk kompetensi kepribadian
dengan subkompetensi memiliki keinginan yang kuat dalam pe-ngembangan diri
sebagai kepala sekolah/madrasah, kepala sekolah tidak ha-nya dituntut untuk
melakukan tugas-tugas di luar kebutuhan dirinya saja, tetapi ia perlu juga memiliki
kemampuan dalam mengembangkan dirinya sendiri. Kompetensi ini bisa diwujudkan
jika ia mampu untuk: (1) mengidentifikasi karakteristik kepala sekolah tangguh
(efektif); (2) mengembangkan kemampuan diri pada dimensi tugasnya; (3)
mengembangkan dirinya pada di-mensi proses (pengambilan keputusan,
pengkoordinasian/penyerasian, pemberdayaan, pemrograman, pengevaluasian, dsb.;
(4) mengembangkan dirinya pada dimensi lingkungan (waktu, tempat, sumberdaya,
dan kelompok kepentingan); (5) mengembangkan keterampilan personal yang
meliputi organisasi diri, hubungan antarmanusia, pembawaan diri, pemecahan
masalah, gaya bi-cara, dan gaya menulis.
Pengawas sekolah dapat menilai kinerja kepala sekolah untuk aspek ini melalui
dengan wawancara dan angket yang harus diisi oleh kepala sekolah itu sendiri. Di
samping itu juga pengawas sekolah dapat melakukan wawan-cara dengan warga
sekolah. Evaluasi kinerja ini tentunya akan berbeda untuk setiap jenjang pendidikan
mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA/SMK.
d. Kompetensi Supervisi
Kompetensi supervisi ini sangat strategis bagi seorang kepala sekolah khususnya
dalam memahami apa tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin
sekolah/madrasah. Berdasarkan telaah terhadap kompetensi ini, proses penilaian
kinerja yang harus diperhatikan oleh pengawas sekolah, di antaranya harus mampu
menilai sub-sub kompetensinya yang mencakup: (a) merencanakan program supervisi
akademik dalam rangka peningkatan profesio-nalisme guru; (b) melaksanakan
supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat; (c) menindaklan-juti hasil supervisi akademik terhadap guru
dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, di antaranya adalah bahwa tugas dan
fungsi dari supervisi ini adalah untuk memberdayakan sumber daya sekolah termasuk
guru. Dengan demikian kinerja kepala sekolah dapat dinilai oleh pengawas sekolah
melalui peniliain terhadap sub kompetensi melaksanakan supervisi akademik terhadap
guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. Langkah yang
perlu dilakukan mencakup: (1) mengidentifikasi potensi-potensi sumberdaya sekolah
berupa guru yang dapat dikembangkan; (2) mema-hami tujuan pemberdayaan
sumberdaya guru; (3) mengemukakan contoh-contoh yang dapat membuat guru-guru
lebih maju; dan (4) menilai tingkat keberdayaan guru di sekolahnya.
Kompetensi ini dapat dievaluasi oleh pengawas sekolah melalui sistem evaluasi yang
menggunakan studi dokumentasi atau interview dokumen-dokumen, misalnya
dokumen program sekolah yang selama ini menjadi pegang-an sekolah yang
bersangkutan, khususnya pada bagian-bagian pemberdayaan sumber dayanya.
Sebagai contoh dalam hal melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala sekolah untuk
kompetensi ini dengan sub kompetensi melaksanakan supervisi akademik terhadap
guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. Maka
pengawas sekolah sebagai pelaksana penilaian ini harus mampu melihat pemahaman
kepala sekolah melakukan supervisi yang dimaksud adalah supervisi kepada guru dan
staf administrasi. Kompetensi ini dapat dinilai sebagai bentuk kinerja kepala sekolah
yang dapat dilakukan oleh pengawas sekolah dengan cara wawancara dengan kepala
sekolah yang ber-sangkutan, khususnya mengenai kemampuannya dalam: (a)
memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik supervisi; (b) menyusun program
supervisi pendidikan; (c) melaksanakan program supervisi; (d) memanfaatkan hasil-
hasil supervisi; (e) melaksanakan umpan balik dari hasil supervisi.
Untuk melakukan evaluasi kinerja kepala sekolah pada kompetensi ini, maka
pengawas sekolah dapat melakukannya dengan menggunakan instrumen berbentuk
wawancara sebagaimana diulas sebelumnya. Di samping melaksanakan supervisi
kepada guru, kepala sekolah sendiri diharapkan mampu melakukan monitoring dan
evaluasi yang dapat dilihat oleh pengawas sekolah sebagai dasar untuk evaluasi
kinerjanya. Hal-hal yang perlu diungkap antara lain apakah kepala sekolah: (a)
memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik monitoring dan evaluasi; (b)
mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi sekolah; (c) mengidentifikasi
indikator-indikator sekolah yang efektif dan menyusun instrumen; (d) menggunakan
teknik-teknik monitoring dan evaluasi; (e)mensosialisasikan dan mengarahkan
pelaksanaan monitoring dan evaluasi; (f) menganalisis data hasil monitoring dan
evaluasi; dan (g) me-miliki komitmen kuat untuk memperbaiki kinerja sekolah
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi .
Dalam menilai kinerja kepala sekolah pada kompetensi ini, pengawas sekolah dapat
melakukannya dengan menggunakan sistem evaluasi melalui instrumen dalam bentuk
review dokumen tentang berbagai kegiatan yang su-dah dilakukan sekolah.
Kompetensi sosial ini kadang juga seriang berhubungan dengan tuntutan kepala
sekolah dalam hal mengembangkan budaya sekolah atau madrasah secara adaptif,
lebih baik, dan maju. Sub kompetensi ini bisa diwujudkan melalui kemampuannya
untuk: (1) menerapkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan sekolah yang
demokratis; (2) membentuk budaya kerjasama (school corporate culture) yang kuat;
(3) menumbuhkan budaya profesionalisme warga sekolah; (4) menciptakan iklim
sekolah yang kondusif-akademis; dan (5) menumbuhkembangkan keragaman budaya
dalam kehidupan sekolah.
Untuk menilai kinerja kepala sekolah dalam aspek kompetensi ini, pe-ngawas sekolah
dapat melakukannya dengan melalui observasi dan wawan-cara langsung dengan
warga sekolah yang ditujukan pada kinerja kepala se-kolah untuk aspek yang tersebut.
Semua komptensi dan sub kompetensi ini berlaku untuk kepala sekolah/madrasah
pada jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah atau SMA/MA.
Sumber:
Anonim. 2008. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah. Direktorat Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional.