Anda di halaman 1dari 10

4 Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah/Madrasah

Kepala Sekolah merupakan salah satu bagian penting dalam struktur komite sekolah di dalam suatu

sekolah, baik dari tingkat pendidikan dasar, hingga tingkat pendidikan menengah. Dari jenjang pendidikan

SD hingga SMA ini, kita sudah tentu mengenal istilah kepala sekolah/madrasah ini, yaitu guru yang diberi

tugas dan juga amanah sebagai pemimpin yang menjalankan segala bentuk kegiatan sekolah, baik kegiatan

operasional, maupun kegiatan non-operasional yang berhubungan dengan sekolah dan strukturnya.

Dalam pelaksanaannya, kepala sekolah memiliki banyak sekali tugas dan juga wewenang, serta fungsi-

fungsi. Berikut ini adalah beberapa tugas dan fungsi kepala sekolah/madrasah :

1. Fungsi Manajerial

Fungsi pertama yang dimiliki oleh seorang kepala sekolah adalah fungsi manajerial. Fungsi manajerial ini

merupakan fungsi penting dari kepala sekolah, karena kepala sekolah dituntut untuk mampu dan juga

handal dalam memanage serta mengatur setiap kegiatan, dan juga perangkat yang berada di dalam

lingkungan sekolah tempat dia memimpin.

Sudah banyak sekali penelitian yang menunjukkan bahwa fungsi manajerial dari seorang kepala sekolah

memiliki pengaruh yang positif terhadap keseluruhan kegiatan sekolah dan juga perangkat sekolah, mulai

dari suasana belajar mengajara yang kondusif, prestasi akademik, hingga meningkatnya kinerja dari guru

yang mengajar.

Sebagai perangkat sekolah yang memiliki fungsi manajerial, kepala sekolah memiliki beberapa tugas
penting yang harus mampu dan juga bisa untuk dilakukan. Berikut ini adalah beberapa tugas kepala

sekolah apabila dilihat dari fungsi manajerialnya :

 menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan


 mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan
 memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal
 mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajar yang efektif
 menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta
didik
 mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal
 mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal
 mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber
belajar dan pembiayaan sekolah
 mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru , dan penempatan dan
pengembangan kapasitas peserta didik
 mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan
pendidikan nasional
 mengelola keuangan sekolah dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan dan efisien
 mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah
 mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan
peserta didik di sekolah
 mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan
keputusan
 memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen
sekolah
 melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan
prosedur yang tepat serta merencanakan tindak lanjutnya

2. Fungsi Perencanaan

Fungsi dari jabatan kepala sekolah yang kedua adalah fungsi perencanaan. Fungsi perencanaan merupakan

fungsi yang juga tidak kalah penting dengan fungsi manajerial. Pada fungsi ini, setiap kepala sekolah

dituntut untuk mampu membuat dan menyusun perencanaan kegiatan, baik kegiatan belajar mengajar,

kegiatan ekstra kulikuler, kegiatan pelatihan para guru dan staff, serta berbagai perencanaan lainnya yang

menyangkut masa depan sekolah yang dipimpinnya.

Ketika seorang kepala sekolah tidak mampu untuk menjalankan fungsi perencanaannya dengan baik, maka

hal ini akan menyebabkan perjalanan sekolah tersebut akan terganggu, dan tentu saja akan berdampak

buruk bagi sekolah itu sendiri dan akan menjadi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan

kewenangan.

Adapun, tugas kepala sekolah yang bisa kita lihat dari segi fungsi perencanaan ini adalah :

 Melakukan perencanaan keuangan, dengan mengusulkan dan mengesahkan anggaran belanja dan
juga anggaran pendapatan sekolah
 Ikut terlibat dalam menentukan besaran uang sekolah yang harus dibayarkan murid per bulannya
 Terlibat aktif dalam rapat bersama dengan dinas pendidikan serta pemilik sekolah untuk
membahas perencanaan sekolah
 Menjalankan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut
 Melaksanakan dan mengaplikasikan visi misi dari sekolah yang dipimpinnya
 Melakukan perencanaan terhadap staff, seperti pengembangan karir staff, penambahan staff,
evaluasi staff, dan sebagainya
 Menyusun target kerja yang harus dicapai oleh seluruh perangkat sekolah, paling tidak selama satu
tahun ajaran yang akan datang
 Meningkatkan dan memaksimalkan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah

3. Fungsi Pengawasan

Kepala sekolah juga memiliki fungsi penting lainnya, yaitu fungsi pengawasan. Dalam hal ini, kepala

sekolah memiliki peran, fungsi dan juga wewenang dalam menegakkan keadilan, dan juga peraturan yang
berlaku di lingkungan sekolahnya. Selain itu, kepala sekolah juga wajib mengawasi setiap kegiatan

sekolah, yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah, ataupun di luar lingkungan sekolah yang membawa

nama baik sekolah.

Fungsi pengawasan ini meskipun terkesan mudah, namun sebenarnya sulit untuk dilakukan, karena melalui

fungsi pengawasan ini, kepala sekolah dituntut untuk menjadi individu yang lebih objektif dan juga adil

dalam melakukan pengawasan, baik pemberian sanksi, hukuman, ataupun reward kepada setiap perangkat

sekolah.

Berikut ini adalah tugas dari kepala sekolah yang berhubungan dengan fungsi pengawasan kepala sekolah :

 Menyusun aturan dan juga tata tertib bagi guru, staff, dan juga murid secara adil dan objektif (baca
: manfaat tata tertib sekolah)
 Memberikan sanksi tegas dan nyata kepada seluruh perangkat sekolah yagn melanggar peraturan
 Menjaga agar setiap perangkat sekolah, seperti guru, staff dan juga murid dapat membawa nama
baik dan juga martabat sekolah ketika berada di luar lingkungan sekolah
 Berperan aktif dalam forum kepala sekolah untuk meningkatkan pengawasan terhadap siswa, agar
tidak terlibat berbagai macam hal dan juga kegiatan yang melawan hukum dan macam macam norma yang
berlaku
 Mendelegasikan fungsi kepengawasan kepada beberapa guru yang berwenang, seperti wakil
kepala sekolah, atau ketua bidang keamanan sekolah
 Memastikan bahwa sekolah adalah lingkungan yang aman dan nyaman bagi siapapun yang berada
di dalamnya

4. Fungsi Dukungan dan fungsi sosial

Kepala sekolah juga dituntut memiliki fungsi dukungan dan juga fungsi sosial bagi setiap perangkatnya.

Hal ini berarti, setiap kepala sekolah memiliki kewajiban untuk memberikan dukungan kepada setiap
perangkatnya, dan juga berlaku adil dan memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk membantu siapapun yang

membutuhkan pertolongan.

Berikut ini adalah beberapa tugas kepala sekolah yang berhubungan dengan fungsi sosial dan juga

dukungan :

 Memberi bantuan dana bagi perwakilan sekolah yang akan mengikuti perlombaan dan kompetisis
 Mendukung hasil inovasi yang dibuat oleh siswa
 Memberikan bantuan beasiswa bagi siswa yang berprestasi
 Membantu memberikan dukungan moral bagi siswa dan perangkat sekolah yang sedang
mengalami masalah
 Memfasilitasi sekolah dengan pihak luar sekolah dalam menyelesaikan masalah atau
mendiskusikan topic tetentu.

Demikian adalah informasi mengenai tugas dan fungsi kepala sekolah.


Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 58 Tahun 2017
tentang Kepala Madrasah, saat ini masih dalam proses revisi. Kemudian timbul
pertanyaan, mengapa PMA yang baru berumur satu tahun tersebut mengalami revisi?
Ternyata, alasan dari adanya revisi pada PMA No. 58 Tahun 2017 tentang Kepala Madrasah adalah
karena adanya klausul pada Pasal 6 yang menetapkan syarat Kepala Madrasah memiliki golongan
ruang paling rendah III/c atau yang setara (bagi guru bukan PNS).

Persyaratan yang tercantum pada pasal 6 tersebut dirasa sangat memberatkan disebabkan masih
ada banyak Kepala Madrasah yang belum memenuhi kriteria tersebut.

Pada awalnya, formula tersebut dibuat guna memberikan standarisasi yang dinilai ideal bagi Kepala
Madrasah. Akan tetapi kenyataan di lapangan ternyata menunjukkan betapa belum siapnya formula
tersebut untuk diimplementasikan.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Suyitno, menjelaskan PMA No. 58 Tahun
2017 adalah pengganti dari PMA No. 29 Tahun 2014 tentang Kepala Madrasah. Ada tiga persoalan di
dalam PMA No. 29 Tahun 2014 yang coba dijawab melalui PMA No. 58 Tahun 2017.

Pertama, Kepala Madrasah yang memiliki tugas manajerial masih dibebani dengan tugas mengajar.
Di dalam PMA No. 58 Tahun 2017, Kepala Madrasah tidak lagi diwajibkan untuk melaksanakan
tugas pembelajaran.

Kedua, PMA No. 29 Tahun 2014 belum mengakomodir Kepala Madrasah yang berstatus PNS yang
bertugas di madrasah swasta. Di dalam PMA No. 58 Tahun 2017 mengakui 3 (tiga) klasifikasi Kepala
Madrasah. Salah satunya adalah Kepala Madrasah PNS pada madrasah swasta.

Ketiga, penilaian kinerja Kepala Madrasah belum sepenuhnya objektif. Berdasarkan PMA No. 58
Tahun 2017, penilaian kinerja Kepala Madrasah dilakukan oleh tim penilai yang terdiri dari Kepala
Bidang Madrasah/PAI pada Kanwil Kemenag Provinsi, Kepala Seksi Madrasah/PAI pada Kantor
Kemenag Kabupaten/Kota, Pengawas Madrasah, guru, tenaga kependidikan, dan komite madrasah.

Direktur GTK Madrasah menyampaikan hal tersebut ketika mengisi acara Sosialisasi Regulasi
Pendidikan Islam pada Senin (06/08) di Banjarmasin Kalimantan Selatan, yang diselenggarakan
selama 3 (tiga) hari pada 6 s.d 8 Agustus 2018.

Acara yang diselenggarakan oleh Bagian Organisasi, Kepegawaian dan Hukum ini juga akan
mensosialisasikan PMA No. 15 Tahun 2018 tentang Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK).
Sumber : http://www.informasiguru.com/2018/08/pmano58tahun2017revisi.html
Peraturan Menteri Aagama
Nomor 24 Tahun 2018
Tentang

Perubahan Peraturan Menteri Agama Nomor  58 Tahun


2017 Tentang Kepala Madrasah
 

Menteri Agama RI mengeluarkan peraturan baru terkait Kepala Madrasah


nomor 24 tahun 2018 tentang perubahan peraturan Menteri Agama nomor
58 tahun 2017 tentang Kepala sekolah.

PMA no. 24 Tahun 2018 berisi satu pasal dan 6 ayat terkait dengan
perubahan pasal 6 pada PMA 58 tahun 2017. Adapun bunyi pasal tersebut
sebagai berikut:
Pasal I

Ketentuan Pasal 6 Peraturan Menteri Agama Nomor 58  Tahun 2017


tentang Kepala Madrasah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1627) diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 6

(1) Calon Kepala Madrasah harus memenuhi persyaratan:

1. beragama Islam;
2. memiliki kemampuan baca tulis Al-Qur’an;
3. berpendidikan paling rendah sarjana atau diploma empat
kependidikan atau bukan kependidikan dari perguruan tinggi yang
terakreditasi;
4. memiliki pengalaman manajerial di Madrasah;
5. memiliki sertifikat pendidik;
6. berusia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat diangkat;
7. memiliki pengalaman mengajar paling singkat 9 (sembilan) tahun
pada Madrasah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan 6 (enam)
tahun pada Madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat;
8. memiliki golongan ruang paling rendah III/c bagi guru pegawai negeri
sipil dan memiliki golongan ruang atau pangkat yang disetarakan
dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan/lembaga yang
berwenang dibuktikan dengan keputusan inpassing bagi guru bukan
pegawai negeri sipil;
9. sehat jasmani dan rohani berdasarkan surat keterangan sehat dari
rumah sakit pemerintah;
10. tidak sedang dikenakan sanksi hukuman disiplin tingkat sedang atau
berat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
11. memiliki nilai prestasi kerja dan nilai kinerja guru paling rendah
bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan
12. diutamakan memiliki sertifikat Kepala Madrasah sesuai dengan
jenjangnya untuk Madrasah yang diselenggarakan oleh Pemerintah.
(2) Sertifikat Kepala Madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
l merupakan sertifikat yang diterbitkan oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan
Keagamaan, Badan Penelitian dan Pengembangan, dan Pendidikan dan
Pelatihan Kementerian Agama dan/atau lembaga lain yang berwenang.

(3) Kepala Madrasah pada Madrasah yang diselenggarakan oleh


Pemerintah yang sudah menjabat dan belum memiliki sertifikat Kepala
Madrasah, paling lama 3 (tiga) tahun wajib memiliki sertifikat Kepala
Madrasah.

(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dan huruf h,
dikecualikan bagi pengangkatan calon Kepala Madrasah berstatus bukan
pegawai negeri sipil pada Madrasah yang diselenggarakan oleh
masyarakat.

(5) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, huruf e,


huruf g, huruf h, dan huruf k dikecualikan bagi pengangkatan calon Kepala
Madrasah berstatus bukan pegawai negeri sipil pada Madrasah baru yang
diselenggarakan oleh masyarakat.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengangkatan Kepala Madrasah


ditetapkan dengan Keputusan Direktur  Jenderal.
TUGAS KEPALA MADRASAH, HARIAN MINGGUAN DAN BULANAN

Kepemimpinan pembelajaran merupakan tindakan kepala


sekolah/madrasah dalam; mempengaruhi,
menggerakan, mengarahkan, mengembangkan, memberdayakan guru
sehingga tercipta kondisi sekolah yang kondusif sebagai tempat
pembelajaran berproses secara optimal.

Tindakan yang dilakukan (Kepala sekolah) untuk mengembangkan


lingkungan kerja yang produktif dan memuaskan bagi guru pada akhirya
mampu menciptakan kondisi belajar siswa semakin meningkat.
Kepemimpinan pembelajaran merupakan tindakan yang mengarah pada
terciptanya iklim sekolah yang mampu mendorong terjadinya proses
pembelajaran yang optimal.

a. Kegiatan Harian

1. Datang lebih awal untuk memonitor kebersihan lingkungan sekolah;


2. Memonitor kehadiran guru dan karyawan;
3. Memonitor dan mengikuti kegiatan Do’a Bersama setiap pagi di
halaman sekolah;
4. Memantau kelancaran kegiatan belajar mengajar;
5. Memantau kinerja para tenaga administrasi (tata usaha / dan
pembantu karyawan);
6. Melaksanakan survesi akademis dan survesi klinis;
7. Memeriksa agenda sekolah;
8. Membaca surat-surat yang masuk dan menandatangani surat keluar;
9. Mendisposisi surat-surat yang masuk;
10.Ikut membantu mengonsep surat-surat keluar;
11.Menyelesaikan hambatan proses belajar mengajar terutama pada
jam-jam pelajaran yang kebetulan guru mata pelajaran absen
bersama guru piket, Wakasek;
12.Menyelesaikan kasus-kasus murid-murid yang timbul pada saat itu,
atau yang telah lampau bersama guru bimbingan konseling;
13.Mencegah perbuatan-perbuatan negatif yang mungkin timbul.

b. Kegiatan Mingguan

1. Mengadakan super visi kelas;


2. Mengadakan super visi BP/BK;
3. Meningkatkan pengaturan tentang penerimaan dan pengerualan
keuangan sekolah;
4. Mengawasi pengaturan pengadaan penyimpanan dan penyaluran
barang;
5. Memeriksa dan merekapitulasi absensi guru dan pegawai;
6. Menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi pada setiap mingggunya;
7. Melaksanakan komunikasi secara lisan atau tertulis baik di lingkungan
sendiri maupun pihak luar;
8. Melaksanakan pemantuan Program Green School.

c. Kegiatan Bulanan

1. Mengontrol kelancaran pelaksanaan pembayaran. Meliputi: Gaji


pegawai tetap, Honorarium Guru dan Pegawai tidak tetap;
2. Mengontrol pemasukan sekolah dari para siswa;
3. Mengadakan pemeriksaan umum terhadap. Yaitu: Administrasi kelas,
Rekapitulasi absensi guru, pegawai dan siswa; Memonitor evaluasi,
target kurikulum, daya serap, program perbaikan dan pengayaan;
4. Meneliti grafik daya serap siswa dari setiap guru mata pelajaran; dan
5. Melakukan tindak lanjut. Yaitu: Bimbingan dan konseling, Tata tertib
siswa, Program 7 K
6. Mengevaluasi persediaan dan penggunaan, alat, bahan praktikum
dan ATK;
7. Mengevaluasi SPJ Kepala Sekolah;
8. Mengadakan evaluasi hasil kegiatan harian, mingguan dan bulanan;
9. Membuat analisis realisasi aktivitas guru, murid atau siswa dan
pegawai sekolah;
10.Melaksanakan penelitian tindakan kelas;
11.Menyelesaikan administrasi mutasi murid atau siswa dan guru.

d. Kegiatan Akhir Semester

1. mengadakan ulangan umum akhir semester;


2. mengadakan pembagian rapor akhir semester;
3. memantau pengisian buku induk dan klepper siswa;
4. Mengadakan persiapan KBM semester berikutnya;
5. Mengontrol, memperbaiki dan mengadakan perawatan preventif
terhadap sarana atau prasarana sekolah;
6. Menyusun program Penerimaan Siswa Baru (PSB);
7. Membuat laporan akhir semester.
e. Kegiatan Akhir Tahun Pelajaran

1. Melaksanakan Ujian Nasional;


2. Melaksanakan kegiatan Ulangan akhir semester genap dan kenaikan
kelas;
3. Mengadakan persiapan tahun baru;
4. Melaksanakan program Penerimaan siswa Baru (PSB);
5. Memantau atau memonitor dan memikirkan pemenuhan kebutuhan
perlengkapan sarana sekolah;
6. Mengadakan pembinaan kemampuan profesional guru dan pegawai;
7. Laporan pertanggungjawaban kepada orang tua;
8. Melaksanakan Wisuda untuk siswa yang dinyatakan lulus.
9. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan pendidikan yang meliputi:
perencanaan dan pembinaan kegiatan pendidikan; pengorganisasian
dan pengkoordinasian kegiatan pendidikan;
10.Membuat laporan kepada atasan langsung.

Anda mungkin juga menyukai