Anda di halaman 1dari 12

4 Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah

Jumat, 14 September 2018

https://smkbpsk1.sch.id/

Kepala Sekolah merupakan salah satu bagian penting dalam struktur komite sekolah di dalam
suatu sekolah, baik dari tingkat pendidikan dasar, hingga tingkat pendidikan menengah. Dari
jenjang pendidikan SD hingga SMA ini, kita sudah tentu mengenal istilah kepala sekolah ini,
yaitu guru yang diberi tugas dan juga amanah sebagai pemimpin yang menjalankan segala
bentuk kegiatan sekolah, baik kegiatan operasional, maupun kegiatan non-operasional yang
berhubungan dengan sekolah dan strukturnya.

Dalam pelaksanaannya, kepala sekolah memiliki banyak sekali tugas dan juga wewenang, serta
fungsi-fungsi. Berikut ini adalah beberapa tugas dan fungsi kepala sekolah :

1. Fungsi Manajerial

Fungsi pertama yang dimiliki oleh seorang kepala sekolah adalah fungsi manajerial. Fungsi
manajerial ini merupakan fungsi penting dari kepala sekolah, karena kepala sekolah dituntut
untuk mampu dan juga handal dalam memanage serta mengatur setiap kegiatan, dan juga
perangkat yang berada di dalam lingkungan sekolah tempat dia memimpin.
Sudah banyak sekali penelitian yang menunjukkan bahwa fungsi manajerial dari seorang kepala
sekolah memiliki pengaruh yang positif terhadap keseluruhan kegiatan sekolah dan juga
perangkat sekolah, mulai dari suasana belajar mengajara yang kondusif, prestasi akademik,
hingga meningkatnya kinerja dari guru yang mengajar.

Sebagai perangkat sekolah yang memiliki fungsi manajerial, kepala sekolah memiliki beberapa
tugas penting yang harus mampu dan juga bisa untuk dilakukan. Berikut ini adalah beberapa
tugas kepala sekolah apabila dilihat dari fungsi manajerialnya :

 menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan


 mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan
 memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal
 mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajar yang
efektif
 menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
peserta didik
 mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara
optimal
 mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal
 mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide,
sumber belajar dan pembiayaan sekolah
 mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru , dan penempatan
dan pengembangan kapasitas peserta didik
 mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan
tujuan pendidikan nasional
 mengelola keuangan sekolah dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan dan
efisien
 mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah
 mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan
kegiatan peserta didik di sekolah
 mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program dan
pengambilan keputusan
 memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan
manajemen sekolah
 melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah
dengan prosedur yang tepat serta merencanakan tindak lanjutnya

2. Fungsi Perencanaan

Fungsi dari jabatan kepala sekolah yang kedua adalah fungsi perencanaan. Fungsi perencanaan
merupakan fungsi yang juga tidak kalah penting dengan fungsi manajerial. Pada fungsi ini, setiap
kepala sekolah dituntut untuk mampu membuat dan menyusun perencanaan kegiatan, baik
kegiatan belajar mengajar, kegiatan ekstra kulikuler, kegiatan pelatihan para guru dan staff, serta
berbagai perencanaan lainnya yang menyangkut masa depan sekolah yang dipimpinnya.
Ketika seorang kepala sekolah tidak mampu untuk menjalankan fungsi perencanaannya dengan
baik, maka hal ini akan menyebabkan perjalanan sekolah tersebut akan terganggu, dan tentu saja
akan berdampak buruk bagi sekolah itu sendiri dan akan menjadi penyebab terjadinya tindakan
penyalahgunaan kewenangan.

Adapun, tugas kepala sekolah yang bisa kita lihat dari segi fungsi perencanaan ini adalah :

 Melakukan perencanaan keuangan, dengan mengusulkan dan mengesahkan anggaran


belanja dan juga anggaran pendapatan sekolah
 Ikut terlibat dalam menentukan besaran uang sekolah yang harus dibayarkan murid per
bulannya
 Terlibat aktif dalam rapat bersama dengan dinas pendidikan serta pemilik sekolah untuk
membahas perencanaan sekolah
 Menjalankan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut
 Melaksanakan dan mengaplikasikan visi misi dari sekolah yang dipimpinnya
 Melakukan perencanaan terhadap staff, seperti pengembangan karir staff, penambahan
staff, evaluasi staff, dan sebagainya
 Menyusun target kerja yang harus dicapai oleh seluruh perangkat sekolah, paling tidak
selama satu tahun ajaran yang akan datang
 Meningkatkan dan memaksimalkan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah

3. Fungsi Pengawasan

Kepala sekolah juga memiliki fungsi penting lainnya, yaitu fungsi pengawasan. Dalam hal ini,
kepala sekolah memiliki peran, fungsi dan juga wewenang dalam menegakkan keadilan, dan juga
peraturan yang berlaku di lingkungan sekolahnya. Selain itu, kepala sekolah juga wajib
mengawasi setiap kegiatan sekolah, yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah, ataupun di luar
lingkungan sekolah yang membawa nama baik sekolah.

Fungsi pengawasan ini meskipun terkesan mudah, namun sebenarnya sulit untuk dilakukan,
karena melalui fungsi pengawasan ini, kepala sekolah dituntut untuk menjadi individu yang lebih
objektif dan juga adil dalam melakukan pengawasan, baik pemberian sanksi, hukuman, ataupun
reward kepada setiap perangkat sekolah.

Berikut ini adalah tugas dari kepala sekolah yang berhubungan dengan fungsi pengawasan
kepala sekolah :

 Menyusun aturan dan juga tata tertib bagi guru, staff, dan juga murid secara adil dan
objektif (baca : manfaat tata tertib sekolah)
 Memberikan sanksi tegas dan nyata kepada seluruh perangkat sekolah yagn melanggar
peraturan
 Menjaga agar setiap perangkat sekolah, seperti guru, staff dan juga murid dapat
membawa nama baik dan juga martabat sekolah ketika berada di luar lingkungan sekolah
 Berperan aktif dalam forum kepala sekolah untuk meningkatkan pengawasan terhadap
siswa, agar tidak terlibat berbagai macam hal dan juga kegiatan yang melawan hukum
dan macam macam norma yang berlaku
 Mendelegasikan fungsi kepengawasan kepada beberapa guru yang berwenang, seperti
wakil kepala sekolah, atau ketua bidang keamanan sekolah
 Memastikan bahwa sekolah adalah lingkungan yang aman dan nyaman bagi siapapun
yang berada di dalamnya

4. Fungsi Dukungan dan fungsi sosial

Kepala sekolah juga dituntut memiliki fungsi dukungan dan juga fungsi sosial bagi setiap
perangkatnya. Hal ini berarti, setiap kepala sekolah memiliki kewajiban untuk memberikan
dukungan kepada setiap perangkatnya, dan juga berlaku adil dan memiliki jiwa sosial yang tinggi
untuk membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan.

Berikut ini adalah beberapa tugas kepala sekolah yang berhubungan dengan fungsi sosial dan
juga dukungan :

 Memberi bantuan dana bagi perwakilan sekolah yang akan mengikuti perlombaan dan
kompetisis
 Mendukung hasil inovasi yang dibuat oleh siswa
 Memberikan bantuan beasiswa bagi siswa yang berprestasi
 Membantu memberikan dukungan moral bagi siswa dan perangkat sekolah yang sedang
mengalami masalah
 Memfasilitasi sekolah dengan pihak luar sekolah dalam menyelesaikan masalah atau
mendiskusikan topic tetentu.

Demikian adalah informasi mengenai tugas dan fungsi kepala sekolah

Membentuk Karakter Siswa Di Sekolah


Sebagai orang tua kedua bagi murid di sekolah, guru tentu mempunyai peranan besar
dalam memberikan bekal ilmu. Terlebih lagi, guru dinilai sebagai sosok yang berpendidikan
yang diharapkan mampu mendidik anak bangsa untuk masa depan.

Tetapi harapannya, tidak sekedar mendidik dan memberikan materi akademik saja di sekolah.
Peran guru lebih dari itu. Guru diharapkan juga dapat menanamkan nilai-nilai positif pada murid,
karena guru adalah role model bagi para murid. Maka, dari itulah mengapa guru memiliki peran
yang besar dalam pembentukan karakter murid.
Untuk mendukung hal ini, ada baiknya para guru juga mengokohkan karakter yang dimiliki.
Inilah hal-hal sederhana yang bisa dilakukan guru untuk membangun karakter pada anak
didik. Yuk, mari dibaca!

1. Jadikan diri sebagai contoh

Guru dipandang murid sebagai orang tua yang lebih dewasa, itu berarti murid menilai guru
mereka merupakan contoh dalam bertindak dan berperilaku. Baik sikap baik maupun buruk, itu
dapat mempengaruhi murid bagaimana cara bersikap dengan sesama. Hal ini tentu, membuat
guru harus pandai dalam menjaga sikap untuk memberikan contoh yang terbaik.

Dengan mengingat diri sendiri sebagai contoh, maka guru akan lebih berhati-hati dalam bersikap
sehingga lebih bijak dari setiap tindakan yang akan diambil. Dari memberikan contoh,
diharapkan murid bisa mengikuti sisi positif yang dimiliki guru.

2. Jadilah guru yang tidak hanya sekedar mementingkan nilai akademis, tetapi juga
mengapresiasi usaha murid

Sebagai pengajar, fokus untuk menilai murid dari segi akademis memang penting. Tetapi perlu
diingat juga untuk menghargai kebaikan yang dilakukan murid. Caranya dengan mengapresiasi
usaha murid tanpa selalu membandingkan dengan nilai yang didapatkan. Misalnya dengan
memberikan pujian bagi murid yang tepat waktu, rajin mengerjakan tugas, atau bersikap baik
selama di sekolah.

Dengan membiasakan ini, murid pun juga dapat mengapresiasi diri atas usaha yang telah
dilakukan sehingga akan terbangun karakter yang terus mau belajar dan memperbaiki diri untuk
lebih baik.

3. Lebih dari sekedar mengajar, ajarkan juga nilai moral pada pelajaran

to: laughjooks.com

Kalau sekadar materi pelajaran, mungkin semua bisa saja tahu karena tertulis dalam buku
pelajaran. Tetapi bagaimana dengan nilai moral? Ada baiknya dalam pelajaran yang diajarkan
juga menanamkan nilai moral yang bisa dijadikan bahan pelajaran hidup.

Misalnya, saat mengajarkan pelajaran Matematika guru tidak hanya sekadar memberikan rumus
dan cara pengerjaan kepada murid. Tetapi juga bisa mengajarkan nilai kehidupan seperti dengan
mengerjakan soal Matematika kita bisa belajar untuk bersabar dan berusaha untuk memecahkan
suatu masalah dengan mengasah logika berpikir. Dengan begitu, nantinya ketika murid sedang
menghadapi suatu masalah kedepannya, bisa berpikir optimis bahwa setiap masalah ada jalan

keluarnya selama berusaha.

4. Jujur pada diri sendiri dan terbuka pada kesalahan


Guru juga manusia, tidak luput dari kesalahan meski tidak pernah berniat melakukan hal itu.
Misalnya, ketika guru datang terlambat atau salah mengoreksi jawaban murid. Untuk
memberikan contoh yang baik, guru sebaiknya mau mengakui kesalahan yang dibuat sekecil
apapun itu.

Mungkin kadang ada rasa gengsi, tetapi ini bisa menjadi pelajaran yang baik pada murid. Bahwa
sebagai manusia kita harus berani jujur sama diri sendiri dan mau mengakui kesalahan yang telah
diperbuat. Dari situ, murid bisa belajar bagaimana cara untuk memperbaiki kesalahan dan berani
bertanggung jawab atas kesalahan yang diperbuat. Betul tidak? Hehe.

5. Mengajarkan sopan santun

Hal yang sering luput diajarkan di sekolah adalah bagaimana cara bersikap. Mungkin terdengar
sederhana, tetapi ini merupakan hal penting yang layak diajarkan kepada murid untuk menjaga
sikap dan mengetahui mana yang benar dan salah. Tidak jarang lho, murid bersikap tidak sopan
hanya karena mereka tidak tahu bagaimana cara bersikap yang baik dan benar. Atau malah
selama ini mencontoh sikap negatif orang disekitarnya, jadi melihat itu sebagai hal yang
lumrah. Hmm..

Ada baiknya, ketika ada sikap yang kurang baik yang dilakukan oleh murid, guru berperan untuk
mengoreksi sikap tersebut. Jangan memarahi, tetapi mengingatkan juga bahwa sikapnya itu
kurang baik dan berikan alternatif tindakan lain yang lebih positif. Gunakan cara yang halus juga
ya!

6. Beri kesempatan murid untuk belajar memimpin

Saat ini, mempunyai karakter memimpin merupakan hal yang krusial untuk dimiliki. Menyadari
hal ini, ada baiknya guru juga bisa membantu anak didik untuk berlatih jiwa kepemimpinan
mereka. Cara sederhananya, bisa dengan membuat tugas kelompok dan memastikan setiap
anggota mempunyai kesempatan sebagai ketua kelompok. Jadi, tidak hanya murid itu-itu saja
yang jadi ketua kelompok, tetapi semua bisa belajar jadi pemimpin.

Setelah melakukan aktivitas ini, guru bisa mengevaluasi hal positif yang bisa jadi pembelajaran
murid untuk memimpin lebih baik lagi. Berilah masukan yang memotivasi, jadi bagi murid yang
merasa kurang percaya diri bisa semangat untuk terus belajar lebih baik lagi.

7. Berbagi pengalaman sebagai cerita inspiratif

Tidak ada salahnya, sesekali menceritakan pengalaman personal yang dimiliki guru untuk
dibagikan dengan murid. Tidak perlu cerita yang hebat untuk menginspirasi, sekecil apapun itu
tetap bisa menjadi pembelajaran yang berguna untuk murid kok. Siapa tahu, dari aktivitas ini

murid jadi terinspirasi dan belajar dari pengalaman guru?

Yaa, itulah hal-hal sederhana yang bisa dilakukan guru untuk membantu membangun karakter
pada murid. Dengan cara sederhana ini, diharapkan bisa mendidik murid tidak hanya
kemampuan akademis saja tetapi juga pribadi yang positif. Yuk, Bapak/Ibu Guru mari bersama
kita bangun karakter positif pada anak didik. Jangan lupa untuk
meekomendasikan ruanggurudigitalbootcamp ke siswa, karena siswa bisa belajar bersama dalam
grup belajar online se-Indonesia.

dikutip dari https://blog.ruangguru.com/membangun-karakter-murid

8 Tips agar Guru Disukai Siswa


Jumat, 14 September 2018

Tidak mudah untuk menjadi seorang guru apalagi jika kita ingin kehadiran kita di hadapan siswa
menyenangkan, romantis, inspiratif, dan menjadi teladan. Secara administratif untuk menjadi
seorang guru anda harus melalui dan memenuhi semua persyaratan yang diperlukan misalnya
kualifikasi pendidikan yang dimiliki harus jenis pendidikan ‘ilmu keguruan’. Namun secara real
di lapangan siapapun bisa menjadi guru.

Jarang sekali atau mungkin belum pernah terjadi ada orang yang menjadi guru karena mendapat
anugerah atau pemberian orang lain. Seandainyapun ada, toh sicalon guru juga yang harus
memilih bersedia atau tidak untuk menerima jabatan itu.

Setelah menjadi seorang guru anda harus mengetahui atau bila perlu memiliki ciri-ciri guru yang
paling disukai siswa. Berikut ini adalah 8 ciri guru yang paling disukai siswa. Maaf, ini
merupakan pengalaman pribadi yang pernah kualami sendiri.

1. Mudah tersenyum
Siswa paling suka kepada guru yang mudah tersenyum. Lebih menyenangkan lagi jika
senyuman tersebut diselingi dengan sapaan. Guru yang ‘mahal’ senyum akan terkesan
sangar dan sudah pasti tidak disukai siswa. Satu pesan buat anda, walaupun siswa suka
dengan guru yang mudah tersenyum, jangan terlalu mengumbar senyum apalagi sampai
senyum-senyum sendiri tanpa ada orang lain di sekitar anda !
2. Humoris
Belajar dengan serius memang harus diutamakan. Tetapi jika dalam penyampaian materi
ajar yang dilakukan guru terlalu serius maka yang terjadi adalah siswa menjadi bosan.
Akibatnya tujuan pembelajaran yang telah dicanangkan bisa-bisa tidak tercapai. Selingi
dengan humor ringan (jangan yang berat, anda bukan pelawak) ketika anda
menyampaikan materi yang serius agar pembelajaran menjadi mengasyikkan dan siswa
anda tetap fresh.
3. Menguasai bahan ajar
Rupanya ada guru yang kurang/tidak menguasai bahan ajar? Ada ! Tanya saja pada diri
kita sendiri, terus jawab saja sendiri-sendiri (canda). Jujur, kita pasti pernah menemukan
sosok guru yang sedang menyampaikan bahan ajar di depan kelas dengan bolak-balik
melihat ke buku atau catatan yang ada di mejanya. Menurut anda, bagaimana penilaian
siswa terhadap guru yang demikian?
4. Menjawab semua pertanyaan siswa
Rupanya ada guru yang tidak mampu menjawab semua pertanyaan siswa? Ada ! Dia
mampu menjawab tapi jawaban yang diberikan tidak meyakinkan siswa malah
membuatnya bingung. Jangan sampai mahkluk yang membuat siswa kita tak nyaman
(bingung) membuat kita tidak disukainya. Lantas bagaimana cara agar semua pertanyaan
siswa dapat kita jawab? Jika anda tak mampu menjawab lemparkan pertanyaan tadi
kepada seluruh siswa yang ada di kelas anda. Kalau tak terjawab juga, jadikan PR,
sementara itu anda boleh mencari jawabannya lewat teman atau meneruskan pertanyaan
ke saudara kita, wak Google!
5. Berpenampilan menarik
Rupanya ada guru yang punya penampilan tidak menarik? Ada! Contohnya Aku, Aku
hanya tampil menarik di hadapan guru honor kami yang masih belia dan cantik! (canda).
Tampillah ‘gagah’ di hadapan siswa anda. Jangan nampak membungkuk, lamban, seperti
tak mandi pagi dsb. Anda seorang guru tentu pernah ‘dicekoki’ dengan materi pelayanan
prima. Praktekkan! Jangan hanya di depan rekan sejawat atau dengan masyarakat sekitar
tapi lakukan di hadapan siswa anda, mudah-mudahan anda akan menjadi guru yang di
nantikan siswa jika anda tidak hadir ke sekolah karena alasan tertentu.
6. Menyampaikan materi lewat permainan
Rupanya? Jangan dilanjutkan. Aku pernah membuat survey di kelasku dengan
mengajukan beberapa pertanyaan sederhana, diantaranya : “Pelajaran apa yang paling
kamu sukai?” Apa jawaban dari mereka? Tanpa sengaja mereka sepakat : “Penjas, Pak!”
Kusimpulkan bahwa ternyata mereka lebih menyukai pelajaran yang disampaikan lewat
permainan. Tantangan buat anda, ciptakanlah teknik pembelajaran yang dalam cara
menyampaikan materinya dilakukan lewat permainan. Ingat! Bukan belajar sambil
bermain, tapi bermain untuk belajar yang benar-benar untuk belajar. Kalau anda belum
mampu menemukan teknik yang tepat seperti halnya saya, sekurang-kurangnya sekali
dalam seminggu ajak keluar semua siswa anda. Sebagai tahap awal lakukan proses
pembelajaran dengan suasana santai misalnya di bawah pohon. Sayangnya cara seperti ini
hanya sesuai untuk jumlah siswa yang relatif sedikit.
7. Memeriksa setiap tugas yang telah diberikan
Periksalah setiap tugas yang anda berikan kepada siswa, jangan menunda, walaupun kerja
tersebut terasa memuakkan. Hargai jerih payah mereka. Berikan pujian dan penghargaan
yang wajar kepada siswa anda yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Jangan sekali-kali membunuhnya dengan mengatakan langsung kepadanya bahwa dia
‘bodoh’ ketika hasil kerjanya jeblok, mungkin cara anda menyampaikan materi belum
sesuai untuknya. Anggap saja dia sedang lamloud (lambat louding).
8. Bertanggung jawab (berwibawa)
Bagian yang terakhir ini gampang-gampang susah karena tanggung jawab yang sudah
kental biasanya agak sulit dipertahankan dan gampang mengendor. Ada guru yang tidak
bertanggung jawab? Tidak! Semua guru bertanggung jawab. Tapi besar kecilnya
tanggung jawab, itulah yang menjadi persoalan. Bertanggung jawablah anda pada hal-hal
kecil dan besar yang anda lakukan. Mintalah maaf kepada siswa anda jika anda merasa
melakukan kesalahan. Meminta maaf tidak menurunkan wibawa anda sebagai guru.
Beritahukan alasan anda dengan rasa kesal dan jujur ketika anda tidak dapat mengisi
kelas atas sebab tertentu. Jadilah guru yang dirindukan siswa anda, dihormati siswa anda,
bukannya ‘ditakuti’ mereka.
13 Trik Dahsyat Membangun Jejaring yang
Menguntungkan Bisnis
Berjejaring juga memiliki seninya tersendiri. Apalagi, bila berjejaring itu memang dirancang
untuk mendatangkan kebaikan masa depan dalam lingkup bisnis, tentu makin membutuhkan trik
dan tips tersendiri.

Namun intinya, semua selalu bermuara pada satu hal: semakin banyak dan kuat jaringan tentu
semakin bagus, karena kita tak pernah tahu kapan akan membutuhkan salah satu dari jejaring itu
untuk melakukan kerja sama, atau kesempatan-kesempatan baik dan bagus lainnya.

1 – Persiapan

Jangan menghadiri sebuah acara seminar, rapat formal, pertemuan komunitas bisnis, tanpa
adanya persiapan. Persiapan meliputi banyak hal, seperti target datang ke sana, ingin melakukan
apa.

2 – Kartu nama adalah senjata

Sebulan lalu, saya bertemu dengan CTO Tiket.com. Apa hal pertama yang dia lakukan?
Memberikanku kartu nama! Yah, padahal, secara posisi, gaji, bahkan keterkenalan, beliau tentu
lebih segalanya dari saya, tetapi, hal pertama yang dilakukannya adalah mengeluarkan
dompetnya dan memberikan saya kartu nama!

Sedangkan saya, tidak memiliki kartu nama.

Walaupun kartu nama kelihatan sebagai trik kuno untuk membangun jaringan, namun kartu
nama sampai sekarang masih memberkan tajinya. Mengingat nama itu sudah cukup sulit, jangan
mempersulitnya lagi dengan tidak memberikan kartu nama, ya.

3 – Senjata kecil

Bukan, bukan pisau Swiss atau semacamnya, namun buku kecil, pena atau pensil, atau kalau mau
lebih modern dan efisien, tentu membawa tablet. Tentu saja untuk mencatat ide yang berkeliaran,
dan lain sebagainya.

4 – Penampilan

Penampilan, yang walaupun bukan hal utama, namun dia adalah hal pertama yang akan terlihat.
Citra diri perlu ditampilkan dengan baik sejak awal. Sesuaikan pakaian dengan acara yang
dihadiri. Bila hanya pertemuan komunitas bisnis santai, tak perlu memakai jas seresmi ketika
pertemuan bisnis formal dengan adanya jamuan makan malam mewah.
Perhatikan penampilan, karena kita ingin membangun jaringan, bukan membuat orang lain tidak
nyaman, bukan?

5 – Kebersihan diri

Gosoklah gigi atau menggunakan penyegar napas. Cek dulu bau mulutmu, siapa tahu bisa
membunuh singa dalam jarak 10 meter. Beberapa orang tak nyaman dengan bau rokok, apalagi
bau mulut busuk yang bercampur bau rokok.

6 – Tak masalah kok bikin tanda pengenal sendiri

Untuk acara-acara seminar bisnis, dengan peserta ratusan, bahkan ribuan, tentu akan sangat sulit
mengingat satu per satu nama dari orang-orang yang telah kita kenal. Mengapa kita tak
menggunakan trik, selain memberikan kartu nama, juga mengenakan tanda pengenal pribadi?
Bisa atas nama perusahaan, bisa atas nama pribadi. Biayanya murah, tapi membuat teman yang
baru kita kenal, lebih mudah mengenal dan mengingat kita. Seseorang yang tahu namanya, akan
lebih mudah dan nyaman untuk saling berbincang, bukan?

7 – Ramahlah

Iya, terlihat usang memang tips ini. Tapi, nyatanya memang selalu manjur. Senyumlah dan
pasanglah muka ramah. Jika terlihat terlalu serius, kita mungkin akan membuat orang lain gugup.

8 – Mulailah obrolan

Jemputlah bola, jangan menunggu orang lain mengoper. Ajak berbincang orang yang di
sampingmu. Mulailah dengan pembicaraan-pembicaraan tak penting, semisal:

“Pembicara itu, keren juga, ya.”

“Snacknya enak, tapi kurang banyak, ya …”

Atau, berbagi permen juga ide yang lucu

9 – Jangan mulai dengan hal-hal negatif

Iya, membuka obrolan memang perlu dan sangat penting. Tetapi, jangan mengarah ke
pembukaan obrolan yang negatif.

“Kok AC-nya kayaknya tidak berfungsi ya, gerah banget di sini.”

“Snacknya enakan bikinan istri saya.”

Lawan bicaramu juga akan malas untuk menaggapi, karena orang-orang yang sering mengeluh
dan mengeluarkan hawa negatif, tentu akan menular.
Orang-orang datang ke acara tersebut untuk membangun jaringan bisnis, pertemanan, dan kerja
sama, bukan mendengarkan orang-orang bodoh yang selalu mencari kambing hitam.

10 – Perhatian

Jika kita ingin mendapat perhatian, perhatikan juga orang lain. Cara ini merupakan cara terbaik
untuk mempromosikan diri. Lihatlah orang yang kita temui dan tersenyumlah; tataplah dan
tunjukkan bahwa kita mendengarkan apa yang mereka katakan.

Tunjukkan empati terhadap masalah mereka dan berikanlah pujian tulus. Sebutlah nama mereka
tapi jangan terlalu berlebihan. Carilah informasi sebanyak mungkin mengenai hal-hal pribadi dan
bisnis mereka.

11 – Semua orang penting

Sering kita mengabaikan satu orang, dengan anggapan, dia tidak akan mendatangkan keuntungan
untuk kita di masa depan. Padahal, bisa jadi alurnya akan seperti ini.

“Mmmm, untuk sekarang, kayaknya aku memang belum butuh jasa profesional kamu, akan
tetapi, ada temanku yang seperti lagi butuh banget. Ini kontaknya. Nanti hubungi saja dia ya, dan
bilang rekomendasi dari saya.”

Iya, kan. Saya sering mendapatkan momen seperti itu.

12 – Jangan lupa menjadi pribadi menyenangkan

Kenapa? Karena orang lain akan menceritakan dirinya kita jika mereka menyukai kita. Bolehlah
dikatakan kita mungkin memiliki produk atau layanan terbaik di dunia. Akan tetapi, orang tidak
akan membicarakan apa yang kita jual atau bisnis kita jika mereka tidak menyukai kita.

13 – Datang lebih awal

Nalarnya begini: tujuan kita datang adalah untuk bertemu orang sebanyak-banyaknya dan
melakukan jejaring dengan mereka. Nah, itulah perlunya datang lebih awal. Selain itu, pulanglah
lebih akhir. Berdasarkan pengalaman, pembicaraan di akhir acara biasanya berhasil dengan baik.

Harus diingat: saat menghadiri pertemuan jaringan bisnis, tujuan kita adalah mempromosikan
diri kepada orang sebanyak-banyaknya. Tujuan kita adalah membuat mereka tertarik pada kita,
yang pada akhirnya bisnis kita dikenal, atau mereka menceritakan kita kepada orang lain. Jika
kita mulai membicarakan barang atau jasa kita, kemungkinan besar mereka akan beralih untuk
menemui orang lain.

14 – Jangan lupa follow up

Pastikan kita bisa mendapatkan banyak kartu nama pada acara pertemuan jaringan bisnis. Kita
juga perlu mendapatkan informasi yang membantu kita menindaklanjuti pertemuan tersebut.
Lakukan apa yang telah kita janjikan. Jika kita menjanjikan akan mengirim informasi kepada
seseorang, segera lakukan atau katakan kepada mereka kapan kita akan melakukannya.

Tindak lanjuti stimulus yang telah mereka berikan. Jika mereka memberi informasi tertentu,
tindak lanjutilah sesegera mungkin. Sebaiknya kita juga memberitahu orang tersebut bahwa kita
telah menindaklanjutinya dan perlu mengucapkan terima kasih.

Buatlah janji untuk mendiskusikan segala sesuatunya lebih lanjut. Lakukan sesuatu keesokan
hari saat orang-orang masih mengingat kita dengan baik. Jika kita melakukan seminggu
kemudian, mereka mungkin sudah tidak ingat kita.

Kita perlu waspada, jangan sampai terjebak dalam pemikiran bahwa karena sudah berhasil
berbincang dengan seseorang dan mereka sudah meminta kartu nama maka mereka akan
menjalin bisnis dengan kita. Hal itu mungkin saja terjadi, tetapi kita harus melakukan hal lain
lagi, seperti mengirim informasi via email, dan cara-cara lain.

Selamat mencoba, ya.

Sumber: http://virala.id

Anda mungkin juga menyukai