Anda di halaman 1dari 26

Makalah fungsi dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai

Administrator Pendidikan
Posted by Siti Maesaroh at 9:53 PM

BAB I
PEMBAHASAN
A. Kepala Sekolah Sebagai Penanggungjawab
Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh
kegiatan-kegiatan sekolah. Ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk
menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya
dengan dasar Pancasila dan bertujuan untuk;
- Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
- Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan
- Mempertinggi budi pekerti
- Memperkuat kepribadian
- Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara
teknis akademis saja, akan tetapi segala kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan kondisi
dan situasinya serta hubungan dengan masyarakat sekitarnya merupakan tanggung jawabnya
pula. Inisiatif dan kreatif yang mengarah pada perkembangan dan kemajuan sekolah merupakan
tugas dan tanggung jawab kepala sekolah. Namun demikian, dalam usaha memajukan sekolah
dan menanggulangi kesulitan yang dialami sekolah baik yang berupa atau bersifat material
seperti perbaikan gedung, penambahan ruang, penambahan perlengkapan, dan sebagainya
maupun yang bersangkutan dengan pendidikan anak-anak, kepala sekolah tidak dapat bekerja
sendiri. Kepala sekolah harus bekerja sama dengan para guru yang dipimpinnya, dengan orang
tua murid atau BP3 serta pihak pemerintah setempat.
B. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Sekolah
Aswarni Sudjud, Moh. Saleh dan Tatang M. Amirin dalam bukunya yang berjudul
Administrasi pendidikan, menyebutkan bahwa fungsi kepala sekolah adalah:
1. Perumusan tujuan kerja dan pembuat kebijaksanaan (policy) sekolah.
2. Pengatur tata kerja (mengorganisasi) sekolah, yang mencakup:
a. Mengatur pembagian tugas dan wewenang.
b. Mengatur petugas pelaksana
c. Menyelenggarakan kegiatan (mengkoordinasi)
3. Pensupervisi kegiatan sekolah, meliputi:
a. Mengawasi kelancara kegiatan
b. Mengarahkan pelaksanaan kegiatan
c. Mengevaluasi (menilai) pelaksanaan kegiatan
d. Membimbing dan meningkatkan kemampuan pelaksana dan sebagainya.
Fungsi yang pertama dan kedua tersebut di atas adalah fungsi kepala sekolah sebagai
pemimpin sedang yang ketiga fungsi kepala sekolah sebagai supervisor. Fungsi sekolah sebagai
pemimpin sekolah berarti kepala sekolah dalam kegiatan memimpinnya berjalan melalui tahap
kegiatan sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)
Perencanaan pada dasarnya menjawab pertanyaan: apa yang harus dilakukan, bagaimana
melakukannya, di mana dilakukan, oleh siapa dan kapan dilakukan. Kegiatan-kegiatan sekolah
seperti yang telah disebutkan dimuka harus direncanakan oleh kepala sekolah, hasilnya berupa
rencana tahunan sekolah yang akan berlaku pada tahun ajaran berikutnya.
2. Pengorganisasian (organizing)
Kepala sekolah sebagai pemimpin bertugas untuk menjadikan kegiatan-kegiatan sekolah
untuk mencapai tujuan sekolah dapat berjalan dengan lancar. Kepala sekolah perlu mengadakan
pembagian kerja yang jelas bagi guru-guru yang menjadi anak buahnya.
3. Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah kegiatan membimbing anak buah dengan jalan memberi perintah,
memberi petunjuk, mendorong semangat kerja, menegakkan disiplin, memberikan berbagai
usaha lainnya agar mereka dalam melakukan pekerjaan mengikuti arah yang ditetapkan dalam
petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan.
4. Pengkoordinasian (coordinating)
Pengkoordinasian adalah kegiatan menghubungkan orang-orang dan tugas-tugas
sehingga terjalin kesatuan atau keselarasan keputusan, kebijaksanaan, tindakan, langkah, sikap
serta tercegah dari timbulnya pertentangan, kekacauan, kekembaran (duplikasi), kekosongan
tindakan.
5. Pengawasan (controling)
Pengawasan adalah tindakan atau kegiatan usaha agar pelaksanaan pekerjaan serta hasil
kerja sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk atau ketentuan-ketentuan lainnya yang telah
ditetapkan.
C. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Supervisi adalah salah satu tugas pokok dalam administrasi pendidikan bukan hanya
merupakan tugas pekerjaan para inspektur maupun pengawas saja melainkan juga tugas
pekerjaan kepala sekolah terhadap pegawai-pegawai sekolahnya. Di bawah ini sekali lagi
diingatkan kembali pengertian supervisi, faktor-faktor yang mempengaruhi, keberhasilan
supervisi dan pembinaan kurikulum yang merupakan tugas kepala sekolah yang perlu
mendapatkan tekanan.
1. Supervisi
Untuk menjawab pertanyaan apakah yang dilakukan seorang kepala sekolah sebagai
supervisi, kita perlu kembali mengingat pengertian supervisi. Supervisi adalah aktivitas
menentukan kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan
pendidikan.
Melihat pengertian tersebut, maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa
ia harus meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat mana saja yang diperlukan bagi
kemajuan sekolahnya. Kepala sekolah harus dapat meneliti syarat-syarat mana yang telah ada
dan tercukupi, dan mana yang belum ada atau kurang secara maksimal.
2. Prinsip-Prinsip Supervisi
a. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif, yaitu pada yang dibimbing dan diawasi harus
menimbulkan dorongan untuk bekerja

b. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarnya (realistis, mudah
dilaksanakan)
c. Supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru/pegawai sekolah yang disupervisi
d. Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya
e. Supervisi harus didasarkan pada hubungan profesional, bukan atas hubungan pribadi.
f. Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap dan mungkin prasangka guruguru/pegawai sekolah
g. Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter), karena dapat menimbulkan perasaan gelisah atau
antisipasi dari guru-guru/pegawai
h. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat kedudukan atau kekuasaan pribadi
i. Supervisi tidak boleh bersifat mencari kesalahan dan kekuarangan
j. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh lekas merasa kecewa
k. Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif dan koperatif.
Preventif berarti berusaha jangan sampai timbul/terjadi hal-hal yang negatif, mengusahakan
memenuhi syarat-syarat sebelum terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Korektif berarti mencari
kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan dan usaha memperbaiki dilakukan bersamasama oleh supervisor dan orang-orang yang disupervisi.
3. Faktor-Faktor yang Mempunyai Keberhasilan Supervisi
a. Lingkungan masyarakat dimana sekolah berada
b. Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah.
c. Tingkatan dan jenis sekolah
d. Keadaan guru-guru dan pegawai-pegawai yang tersedia
e. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri
4. Pembinaan Kurikulum Sekolah
Tugas lain dari seorang kepala sekolah sebagai supervisor yang perlu dibicarakan
tersendiri adalah masalah pembinaan kurikulum sekolah. Sebenarnya apa pembinaan kurikulum,
tidak terlepas dari keseluruhan fungsi supervisi yang dijalankan oleh kepala sekolah. Dapat
dikatakan bahwa semua tugas kepala sekolah sebagai supervisor harus selalu berlandaskan pada
kurikulum sekolah. Bukanlah kurikulum merupakan pedoman segala kegiatan sekolah dalam
usaha mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
D. Syarat-Syarat Kepala Sekolah
Dalam peraturan yang berlaku dilingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
untuk setiap tingkatan dan jenis sekolah sudah ditetapkan syarat-syaratnya untuk pengangkatan
kepala sekolah. Seperti telah kita ketahui bahwa untuk menjadi kepala sekolah TK dan SD
serendah-rendahnya berijazah SGA/SPG. Untuk kepala SMTP serendah-rendahnya berijazah
sarjana muda B1. Karena jenis SMTP maupun SMTA itu bermacam-macam (SMP, SMA, STM,
SMKK, SPMA, dll) maka ijazah yang diperlukan bagi seorang kepala sekolah hendaknya sesuai
dengan jurusan/jenis sekolah yang dipimpinnya.
Pengalaman kerja merupakan syarat penting yang tidak dapat diabaikan. Bagaimana bisa
memimpin apabila ia belum mempunyai pengalaman bekerja atau menjadi guru pada jenis
sekolah yang dipimpinnya. Mengenai persyaratan lamanya pengalaman kerja untuk
pengangkatan kepala sekolah belum ada keseragaman di antara berbagai jenis sekolah.
Disamping ijazah dan pengalaman kerja, ada syarat lain yang tidak kurang pentingnya,
yaitu persyaratan kepribadian dan kecakapan yang dimilikinya. Seorang kepala sekolah
hendaknya memiliki kepribadian yang baik sesuai dengan kepemimpinan yang akan
dipegangnya. Ia hendaknya memiliki sifat-sifat jujur, adil dan dapat dipercaya, suka menolong

a.
b.
c.
d.
e.

dan membantu guru dalam menjalankan tugas dan mengatasi kesulitan-kesulitan, bersifat supel
dan ramah mempunyai sifat tegas dan kensekuen yang tidak kaku. Seorang kepala sekolah harus
berjiwa nasional dan memiliki falsafat hidup yang sesuai dengan falsafah dan dasar negara kita.
Jika kita dapat simpulkan apa yang telah diuraikan di atas, maka syarat seorang kepala
sekolah adalah sebagai berikut:
Memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan/peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Mempunyai pengalaman kerja yang cukup, terutama di sekolah yang sejenis dengan sekolah
yang dipimpinnya
Mempunyai sifat kepribadian yang baik, terutama sikap dan sifat-sifat kepribadian yang
diperlukan bagi kepentingan pendidikan.
Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas, terutama mengenai bidang-bidang
pengetahuan pekerjaan yang diperlukan bagi sekolah yang dipimpinnya
Mempunyai ide dan inisiatif yang baik untuk kemajuan dan pengembangan sekolahnya.
BAB II
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah tersebut diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa,
Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatankegiatan sekolah. Ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan
seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya dengan dasar
Pancasila dan bertujuan untuk; Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan, Mempertinggi budi pekerti, Memperkuat
kepribadian, Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

1.
2.
a.
b.
c.
3.
a.
b.
c.
d.

Fungsi kepala sekolah adalah:


Perumusan tujuan kerja dan pembuat kebijaksanaan (policy) sekolah.
Pengatur tata kerja (mengorganisasi) sekolah, yang mencakup:
Mengatur pembagian tugas dan wewenang.
Mengatur petugas pelaksana
Menyelenggarakan kegiatan (mengkoordinasi)
Pensupervisi kegiatan sekolah, meliputi:
Mengawasi kelancara kegiatan
Mengarahkan pelaksanaan kegiatan
Mengevaluasi (menilai) pelaksanaan kegiatan
Membimbing dan meningkatkan kemampuan pelaksana dan sebagainya
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H.M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta. Rineka Cipta. 2001
Drs. Burhanuddin, Yusak. Administrasi Pendidikan, Bandung. Pustaka Setia. 2005
http://maqomilmu.blogspot.com/2012/05/makalah-fungsi-dan-tanggung-jawab.html
FUNGSI DAN TANGGUNG JAWABKEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR PENDIDIKAN

KepalaSekolahSebagaiPenanggungJawab
Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatankegiatan sekolah. Ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk
menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya
dengan dasar Pancasila dan bertujuan untuk:
Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Meningkatkan kecerdasan dan ketrampilan.
Mempertinggi budi pekerti.
Memperkuat kepribadian.
Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis
akademis saja, akan tetapi segala kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan kondisi dan
situasinya serta hubungan dengan masyarakat sekitarnya merupakan tanggung jawabnya pula.
Inisiatif dan kreatif yang mengarah kepada perkembangan dan kemajuan sekolah adalah
merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah. Namun demikian, dalam usaha
memajukan sekolah dan menanggulangi kesulitan yang dialami sekolah baik yang berupa atau
bersifat material seperti perbaikan gedung, penambahan ruang, penambahan perlengkapan, dan
sebagainya maupun yang bersangkutan dengan pendidikan anak-anak, kepala sekolah tidak
dapat bekerja sendiri. Kepala sekolah harus bekerja sama dengan para guru yang dipimpinnya,
dengan orang tua murid atau BP3 serta pihak pemerintah setempat.
Kegiatan-kegiatan sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah seperti yang ditegaskan
dalam Rapat Kerja Kepala SMA Daerah Istima Yogyakarta tanggal 22-23 September 1987 adalah
sebagai berikut:
1.
Kegiatan mengatur proses belajar-mengajar.
2.
Kegiatan mengatur kesiswaan.
3.
Kegiatan mengatur personalia.
4.
Kegiatan mengatur peralatan pengajaran.
5.
Kegiatan mengatur dan memelihara gedung dan perlengkapan sekolah.
6.
Kegiatan mengatur keuangan.
7.
Kegiatan mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat.
2.
Kepala Sekolah Sebagai Pimpinan Sekolah
Aswarni Sudjud, Moh. Saleh dan Tatang M. Amirin dalam bukunya yang berjudul Adiministrasi
Pendidikan, menyebutkan bahwa fungsi Kepala Sekolah adalah:
1. Perumusan tujuan kerja dan pembuat kebijaksanaan (policy) sekolah.
2. Pengatur tata kerja (mengorganisasi) sekolah, yang mencakup mengatur pembagian tugas
dan wewenang.
3.
Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Sepervisi adalah salah satu tugas pokok dalam administrasi pendidikan bukan hanya merupakan
tugas pekerjaan para inspektur maupun pengawas saja melainkan juga tugas pekerjaan kepala
sekolah terhadap pegawai-pegawai sekolahnya.
a. Supervisi
Untuk menjawab pertanyaan apakah yang dilakukan seorang kepala sekolah sebagai supervisor,
kita perlu kembali mengingat pengertian supervisi. Supervisi adalah aktivitas menentukan
kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan.
Melihat pengertian tersebut, maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa ia
harus meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat mana saja yang diperlukan bagi

kemajuan sekolahnya. Kepala sekolah harus dapat meneliti syarat-syarat mana yang telah ada
dan tercukupi, dan mana yang belum ada atau kurang secara maksimal.
b. Prinsip Supervisi
Dari uraian di atas kita ketahui betapa banyak dan besar tanggung jawab kepala sekolah sebagai
supervisor. Oleh karena itu, seperti yang dikatakan oleh Moh. Rifai, MA. untuk menjalankan
tindakan-tindakan supervisi sebaik-baiknya, kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsipprinsip sebagai berikut:
Supervisi hendaknya bersifat konstruktif, yaitu pada yang dibimbing dan diawasi harus
menimbulkan dorongan untuk bekerja.
Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarnya (realistis,
mudah dilaksanakan).
Supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru/pegawai sekolah yang
disupervisi.
Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya.
Supervisi harus didasarkan pada hubungan profesional, bukan atas dasar hubungan
pribadi.
Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap dan mungkin prasangka
guru-guru/pegawai sekolah.
Supervisi tidak bersifat mendesa (otoriter), karena dapat menimbulkan perasaan gelisah
atau antisipasi dari guru-guru/pegawai.
Supervisi tidak boleh didasaran atas kekuasaan pangkat, kedudukan atau kekuasaan
pribadi.
Supervisi tidak boleh bersifat mencari kesalahan dan kekurangan (ingat bahwa supervisi
tidak sama dengan inspeksi).
Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil dan tidak boleh lekas merasa
kecewa.
Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif dan kooperatif.
Preventif berarti berusaha jangan sampai timbul/terjadi hal-hal yang negatif, mengusahakan
memenuhi syarat-syarat sebelum terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Korektif berarti
mencari-cari kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan dan usaha memperbaiki
dilakukan bersama-sama oleh supervisor dan orang-orang yang disupervisi.
c. Faktor-Faktor yang Mempunyai Keberhasilan Supervisi
Apabila prinsip-prinsip supervisi di atas diperhatikan dan benar-benar dilakukan oleh kepala
sekolah, kiranya dapat diharapkan setiap sekolah akan berangsur-angsur maju dan berkembang
sebagai alat yang benar-benar memenuhi syarat untuk mencapai tujuan pendidikan. Akan tetapi
kesanggupan dan kemampuan seorang kepala sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun
beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat lambatnya hasil
supervisi itu antara lain:
Lingkungan masyarakat di mana sekolah berada.
Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah.
Tingkatan dan jenis sekolah.
Keadaan guru-guru dan pegawai-pegawai yang tersedia.
Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri.
d. Pembinaan Kurikulum
Tugas lain dari seorang kepala sekolah sebagai supervisor yang perlu dibicarakan tersendiri
adalah masalah pembinaan kurikulum sekolah. Sebenarnya apa pembinaan kurikulum, tidak
terlepas dari keseluruhan fungsi supervisi yang dijalankan oleh kepala sekolah. Dapat dikatakan

bahwa semua tugas kepala sekolah sebagai supervisor harus selalu berlandaskan pada
kurikulum sekolah. Bukankah merupakan pedoman segala kegiatan sekolah dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
Beberapa hal yang merupakan tugas kepala sekolah yang juga merupakan teknik supervisi
kepala sekolah sebagai supervisor dalam rangka pembinaan kurikulum sekolah antara lain dapat
dikemukakan di sini:
Kepala sekolah hendaknya dapat membimbing para guru untuk dapat meneliti dan
memilih bahan-bahan mana yang baik yang sesuai dengan perkembangan anak dan tuntutan
kehidupan dalam masyarakat. Dapat dilakukan misal percakapan pribadi (individu conference).
Membimbing dan mengawasi guru-guru agar mereka pandai memilih metode-metode
mengajar yang baik, dan melaksanakan metode itu sesuai dengan bahan pelajaran dan
kemampuan anak. Dapat diadakan kegiatan observasi kelas (class room observation).
Menyelenggarakan rapat-rapat dewan guru secara insidentil maupun periodik, yang
khusus untuk membicarakan kurikulum, metode mengajar, dan sebagainya.
Mengadakan kunjungan kelas (class visit) yang teratur: mengunjungi guru sedang
mengajar untuk meneliti bagaimana metode mengajarnya, kemudian mengadakan diskusi
dengan guru yang bersangkutan (dilakukan seinformal mungkin).
Mengadakan saling kunjungan kelas antara guru (inter class visit). Hal ini harus
direncanakan sebelumnya dengan sebaik-baiknya sehingga guru yang akan diserahi mengajar
dan dilihat oleh guru-guru lain itu benar-benar dapat mempersiapkan diri.
Setiap permulaan tahun ajaran guru diwajibkan menyusun suatu silabus mata pelajaran
yang akan diajarkan, dengan berpedoman pada rencana pelajaran/kurikulum yang berlaku di
sekolah itu.
Setiap akhir tahun ajaran masing-masing guru mengadakan penilaian cara dan hasil,
kerjanya dengan meneliti kembali hal-hal yang pernah diajarkan (sesuai dengan silabus), untuk
selanjutnya mengadakan perbaikan-perbaikan dalam tahun ajaran berikutnya.
Setiap akhir tahun ajaran mengadakan penelitian bersama guru-guru mengenai situasi
dan kondisi sekolah pada umumnya dan usaha memperbaikinya. (Sebagai pedoman untuk
membuat program sekolah untuk tahun berikutnya).
4.
Syarat-Syarat Kepala Sekolah
Telah kita maklumi bahwa tugas kepala sekolah itu sedemikian banyak dan tanggung jawanya
sedemikian besar. Maka tidak sembarang orang patut menjadi kepala sekolah. Untuk dapat
menjadi kepala sekolah harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Di samping syarat yang berupa
ijazah (yang merupakan syarat formal) persyaratan pengalaman kerja dan kepribadian harus
dipenuhi pula.
Disamping ijazah dan pengalaman kerja, ada syarat lain yang tidak kurang pentingnya, yaitu
persyaratan kepribadian dan kecakapan yang dimilikinya. Seorang kepala sekolah hendaknya
memiliki kepribadian yang baik sesuai dengan kepemimpinan yang akan dipegangnya. Ia
hendaknya memiliki sifat-sifat jujur, adil dan dapat dipercaya, suka menolong dan membantu
guru dalam menjalankan tugas dan mengatasi kesulitan-kesulitan, bersifat supel dan ramah
mempunyai sifat tegas dan konsekuen yang tidak kaku. Seorang kepala sekolah harus berjiwa
nasional dan memiliki falsafah hidup yang sesuai dengan falsafah dan dasar negara kita.
Jika kita simpulkan apa yang telah diuraikan di atas, maka syarat seorang kepala sekolah adalah
sebagai berikut:
a. Memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan/peraturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
b. Mempunyai pengalaman kerja yang cukup, terutama di sekolah yang sejenis dengan sekolah
yang dipimpinnya.

c. Mempunyai sifat kepribadian yang baik, terutama sikap dan sifat-sifat kepribadian yang
diperlukan bagi kepentingan pendidikan.
d. Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas, terutama mengenai bidang-bidang
pengetahuan pekerjaan yang diperlukan bagi sekolah yang dipimpinnya.
e. Mempunyai ide dan inisiatif yang baik untuk kemajuan dan pengembangan sekolahnya.

KESIMPULAN
Kepala sekolah adalah personel yang paling penting untuk kemajuan sekolah, tidak sembarang
orang bisa menjadi kepala sekolah, syarat-syarat untuk menjadi kepala sekolah diantaranya
mempunyai ijazah yang sesuai dengan pendidikan, sekolah yang dipimpin, pengalaman kerja,
dan pengetahuan luas. Kemudian fungsinya sebagai perumus tujuan kerja dan pembuat
kebijaksanaan dan pengatur tata kerja dan bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah.
http://slametpba.wordpress.com/2011/08/23/fungsi-dan-tanggung-jawab-kepala-sekolahsebagai-administrator-pendidikan/

ungsi, Peran, Tugas & Tanggungjawab Kepala Sekolah


BAB II
PEMBAHASAN
A.

B.

Pengertian Kepala Sekolah


Secara etimologi kepala sekolah adalah guru yang memimpin sekolah. [1][1]Berarti secara
terminology kepala sekolah dapat diartikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberikan tugas
tambahan untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar
atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran.
Kepala Sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinananya akan sangat berpengaruh bahkan sangat
menentukan kemajuan sekolah. Oleh karena itu dalam pendidikan modern kepemimpinan kepala sekolah merupakan
jabatan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan.
Fungsi Kepala Sekolah
Soewadji Lazaruth menjelaskan 3 fungsi kepala sekolah, yaitu sebagai administrator
pendidikan, supervisor pendidikan, dan pemimpin pendidikan. Kepala sekolah berfungsi sebagai
administrator pendidikan berarti untuk meningkatkan mutu sekolahnya, seorang kepala sekolah
dapat memperbaiki dan mengembangkan fasilitas sekolahnya misalnya gedung, perlengkapan
atau peralatan dan lain-lain yang tercakup dalam bidang administrasi pendidikan. Lalu jika
kepala sekolah berfungsi sebagai supervisor pendidikan berarti usaha peningkatan mutu dapat
pula dilakukan dengan cara peningkatan mutu guru-guru dan seluruh staf sekolah, misalnya
melalui rapat-rapat, observasi kelas, perpustakaan dan lain sebagainya. Dan kepala sekolah
berfungsi sebagai pemimpin pendidikan berarti peningkatan mutu akan berjalan dengan baik
apabila guru bersifat terbuka, kreatif dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Suasana yang
demikian ditentukan oleh bentuk dan sifat kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah. [2]
[2] Itulah pendapat Soewadji Lazaruth dalam bukunya Kepala Sekolah dan Tanggung
Jawabnya, yang kurang lebih sama dengan pendapat E. Mulyasa dalam bukunya Menjadi Kepala
Sekolah Profesional, seperti di bawah ini.
Menurut E. Mulyasa, kepala sekolah mempunyai 7 fungsi utama, yaitu:[3][3]

1.

Kepala Sekolah Sebagai Educator (Pendidik)

2.

3.

4.

5.

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan
pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan
komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di
sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya,
sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat
secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan efektif dan efisien.
Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah
adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal
ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas
kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai
kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, seperti: MGMP/MGP
tingkat sekolah, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti
kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang
diselenggarakan pihak lain.
Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan
kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan
anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat
kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan
anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru.
Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala
kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan
kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam
pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran. Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru
dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan,
selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat
memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam
melaksanakan pembelajaran. Sebagaimana disampaikan oleh Sudarwan Danim mengemukakan
bahwa menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan yang cukup besar dalam
tujuan, isi, metode dan evaluasi pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para guru
mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala sekolah mereka. Dari ungkapan ini,
mengandung makna bahwa kepala sekolah harus betul-betul menguasai tentang kurikulum
sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat memberikan saran dan bimbingan kepada guru,
sementara dia sendiri tidak menguasainya dengan baik.
Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)
Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang dapat menumbuh-suburkan kreativitas
sekaligus dapat mendorong terhadap peningkatan kompetensi guru? Dalam teori kepemimpinan
setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada
tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan
kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut
secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Mulyasa
menyebutkan kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian, dan kepribadian

kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin sifat-sifat sebagai barikut : (1) jujur; (2)
percaya diri; (3) tanggung jawab; (4) berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa
besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan.
6. Kepala Sekolah Sebagai Inovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala sekolah harus memiliki
strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari
gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga
kependidikan sekolah, dan mengembangkan model model pembelajaran yang inofatif. Kepala
sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara cara ia melakukan pekerjaannya secara
konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional, objektif, pragmatis, keteladanan
7. Kepala Sekolah Sebagai Motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan
motivasi tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat
ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan,
penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan
Pusat Sumber Belajar (PSB).
C.
Peran Kepala Sekolah
Penelitian tentang harapan peranan kepala sekolah sangat penting bagi guru-guru dan muridmurid. Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin di bidang
pengajaran, pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan, administrasi personalia staf,
hubungan masyarakat, administrasi school plant, dan perlengkapan serta organisasi sekolah.
Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci
keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di
sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah. Cara kerja kepala
sekolah dan cara ia memandang peranannya dipengaruhi oleh kepribadiannya, persiapan dan
pengalaman profesionalnya, serta ketetapan yang dibuat oleh sekolah mengenai peranan kepala
sekolah di bidang pengajaran. Pelayanan pendidikan dalam dinas bagi administrator sekolah
dapat memperjelas harapan-harapan atas peranan kepala sekolah.
Menurut Purwanto, bahwa seorang kepala sekolah mempunyai sepuluh macam peranan, yaitu
: Sebagai pelaksana, perencana, seorang ahli, mengawasi hubungan antara anggota-anggota,
menwakili kelompok, bertindak sebagai pemberi ganjaran, bertindak sebagai wasit, pemegang
tanggung jawab, sebagai seorang pencipta, dan sebagai seorang ayah.[4][4]
1.

2.

3.

4.

Penjabarannya adalah sebagai berikut:


Sebagai pelaksana (executive)
Seorang pemimpin tidak boleh memaksakan kehendak sendiri terhadap kelompoknya. Ia harus
berusaha memenuhi kehendak dan kebutuhan kelompoknya, juga program atau rencana yang
telah ditetapkan bersama
Sebagai perencana (planner)
Sebagai kepala sekolah yang baik harus pandai membuat dan menyusun perencanaan, sehingga
segala sesuatu yang akan diperbuatnya bukan secara sembarangan saja, tatapi segala tindakan
diperhitungkan dan bertujuan.
Sebagai seorang ahli (expert)
Ia haruslah mempunyai keahlian terutama yang berhubungan dengan tugas jabatan
kepemimpinan yang dipegangnya.
Mengawasi hubungan antara anggota-anggota kelompok (contoller of internal relationship)
Menjaga jangan sampai terjadi perselisihan dan berusaha mambangun hubungan yang harmonis.

5.

Mewakili kelompok (group representative)


Ia harus menyadari, bahwa baik buruk tindakannya di luar kelompoknya mencerminkan baik
buruk kelompok yang dipimpinnya.
6.
Bertindak sebagai pemberi ganjaran / pujian dan hukuman.
Ia harus membesarkan hati anggota-anggota yang bekerja dan banyak sumbangan terhadap
kelompoknya.
7.
Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and modiator)
Dalam menyelesaikan perselisihan atau menerima pengaduan antara anggota-anggotanya ia
harus dapat bertindak tegas, tidak pilih kasih atau mementingkan salah satu anggotanya.
8.
Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya
Ia haruslah bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan anggota-anggotanya yang
dilakukan atas nama kelompoknya.
9.
Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (idiologist)
Seorang pemimpin hendaknya mempunyai kosepsi yang baik dan realistis, sehingga dalam
menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang tegas menuju kearah yang dicita-citakan.
10. Bertindak sebagai ayah (father figure)
Tindakan pemimpin terhadap anak buah/kelompoknya hendaknya mencerminkan tindakan
seorang ayah terhadap anak buahnya.
Apabila kita meneliti lebih lanjut, maka dapat disimpulkan 10 peran di atas sama seperti apa
yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan kita Ki Hadjar Dewantara, mengatakan bahwa
pemimpin yang baik haruslah menjalankan peranan seperti : Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing
Madyo Mangun Karso, dan Ing Tut Wuri Handayani.
D.
Tugas & Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara
langsung berkaitan dengan proses pembelajaran disekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam
pasal 12 ayat 1 PP 28 Th. 1990 bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan
pendayagunan serta pemeliharaaan sarana dan prasarana. [5][5] Menurut Dirawat, tugas dan
tanggungjawab kepala sekolah dapat digolongkan kepada dua bidang, yaitu:[6][6]
1.

Tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi


Dapat digolongkan menjadi enam bidang yaitu:
a.
Pengelolaan pengajaran
Pengelolaan pengajaran ini merupakan dasar kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok.
Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan ini antara lain:
1)
Pemimpin pendidikan hendaknya menguasai garis-garis besar program pengajaran untuk tiap
bidang studi dan tiap kelas,
2)
Menyusun program sekolah untuk satu tahun,
3)
Menyusun jadwal pelajaran,
4)
Mengkoordinir kegiatan-kegiatan penyusunan model satuan pengajaran,
5)
Mengatur kegiatan penilaian,
6)
Melaksanakan norma-norma kenaikan kelas,
7)
Mencatat dan melaporkan hasil kemampuan belajar murid,
8)
Mengkoordinir kegiatan bimbingan sekolah,
9)
Mengkoordinir program non kurikuler,
10) Merencanakan pengadaan,
11) Memelihara dan mengembangkan buku perpustakaan sekolah dan alat-alat pelajaran.

b.

Pengelolaan kepegawaian
Termasuk dalam bidang ini yaitu menyelenggarakan urusan-urusan yang berhubungan dengan
penyeleksian, pengangkatan kenaikan pangkat, cuti, perpindahan dan pemberhentian anggota
staf sekolah, pembagian tugas-tugas di kalangan anggota staf sekolah, masalah jaminan
kesehatan dan ekonomi, penciptaan hubungan kerja yang tepat dan menyenangkan, masalah
penerapan kode etik jabatan.
c.
Pengelolaan kemuridan
Dalam bidang ini kegiatan yang nampak adalah perencanaan dan penyelenggaran murid baru,
pembagian murid atas tingkat-tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok (grouping),
perpindahan dan keluar masuknya murid-murid (mutasi), penyelenggaraan pelayanan khusus
(special services) bagi murid, mengatur penyelenggaraan dan aktivitas pengajaran,
penyelenggaran testing dan kegiatan evaluasi, mempersiapkan laporan tentang kemajuan
masalah disiplin murid, pengaturan organisasi siswa, masalah absensi, dan sebagainya.
d.
Pengelolaan gedung dan halaman
Pengelolaan ini menyangkut usaha-usaha perencanaan dan pengadaan, inventarisasi,
pengaturan pemakaian, pemeliharaan, rehabilitasi perlengkapan dan alat-alat material sekolah,
keindahan serta kebersihan umum, usaha melengkapi yang berupa antara lain gedung (ruangan
sekolah), lapangan tempat bermain, kebun dan halaman sekolah, meubel sekolah, alat-alat
pelajaran klasikal dan alat peraga, perpustakaan sekolah, alat-alat permainan dan rekreasi,
fasilitas pemeliharaan sekolah, perlengkapan bagi penyelenggaraan khusus, transportasi sekolah,
dan alat-alat komunikasi,
e.
Pengelolaan keuangan
Dalam bidang ini menyangkut masalah-masalah urusa gaji guru-guru dan staf sekolah, urusan
penyelenggaraan otorisasi sekolah, urusan uang sekolah dan uang alat-alat murid-murid, usahausaha penyediaan biaya bagi penyelenggaraan pertemuan dan perayaan serta keramaian.
f.
Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat
Untuk memperoleh simpati dan bantuan dari masyarakat termasuk orang tua murid-murid, dan
untuk dapat menciptakan kerjasama antara sekolah-rumah- dan lembaga-lembaga sosial.
2. Tugas Kepala Sekolah Dalam Bidang Supervisi
Supervisi pada dasarnya pelayanan yang disediakan oleh kepala sekolah untuk membantu para guru dan karyawan agar
menjadi semakin cakap/terampil dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman. Supervisi
adalah usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam membantu guru-guru agar semakin mampu mewujudkan proses
belajar mengajar.[7][7] Di mana Kepala Sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan,

a.

b.
c.

pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis


penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program
dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar. Tugas ini
antara lain :
Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan-tujuan pendidikan
pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan antara aktivitas pengajaran dengan tujuantujuan.
Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang persoalan-persoalan
dan kebutuhan murid.
Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap guru sesuai dengan
minat, kemampuan bakat masing-masing dan selanjutnya mendorong mereka untuk terus
mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya.

d.

Memberikan penilaian terhadap prestasi kerja sekolah berdasarkan standar-standar sejauh


mana tujuan sekolah itu telah dicapai.

http://awwals7.blogspot.com/2012/12/fungsi-peran-tugas-tanggungjawab-kepala.html
16.38

FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR


PENDIDIKAN
Kepala sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan sekolah. Oleh karena itu, ia
harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk mengatur para guru, pegawai tala usaha, dan pegawai
sekolah lainnya. Dalam hal ini, kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja, melainkan
juga ketatausahaan sekolah, siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa.
Tercapai tidaknya tujuan sekolah sepenuhnya bergantung pada kebijaksanaan yang diterapkan
kepala sekolah terhadap seluruh personal sekolah.
PERSYARATAN KEPALA SEKOLAH
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pimpinan organisasi pendidikan di sekolah, kepala
sekolah harus memiliki berbagai persyaratan tertentu agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan
baik. Masing-masing persyaratan ini saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Beberapa
persyaratan tersebut, di antaranya adalah memiliki ijazah, kemampuan mengajar, dan
kepribadian yang baik serta memiliki pengalaman bekerja pada sekolah yang sejenis. Dalam hal
pengalaman bekerja, tidak ditentukan jangka waktu yang dibutuhkan karena hal itu bergantung
pada jenis sekolah. Ada sekolah yang menghendaki agar-kepala sekolahnya memiliki
pengalaman bekerja yang relatif lama. sementara itu ada juga sekolah yang tidak memperhatikan
lamanya pengalaman bekerja. Biasanya, sekolah yang menuntut agar kepala sekolahnya
memiliki pengalaman bekerja yang relatif lama adalah sekolah-sekolah yang berkualitas sangat
baik, yang memiliki guru-guru yang profesional sehingga mampu menghasilkan lulusan siswa
yang memiliki pengetahuan lebih baik dibandingkan dengan sekolah lain yang sejenis.
Sebal'knya sekolah yang tidak menekankan lamanya pengalaman bekerja kepala sekolah
biasanya disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya tenaga pengajar yang ada sangat
berkompeten dan memiliki banyak pengalaman dalam melaksanakan kegiatannya sehingga dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah yang lama memasuki masa pensiun,
sedangkan sekolah sama sekali belum memiliki pegannganna, ataupun penyebab lainnya. Pihak
yang menempatkan kepala setelah ini dalah pihak yayasan pendidikan ataupun pemerintah.
Syarat lainnya yang harus dimiliki oleh kepala sekolah adalah memiliki kepribadian yang baik.
Segi kepribadian ini memegang peranan penting dalam kegiatan administrasi di sekolah. Seorang
kepala sekolah yang tidak berpendirian, emosional, ceroboh, pemarah, dan berbagai sifat buruk
lainnya akan menghambat tercapainya tujuan pendidikan organisasi sekolah. Sebaliknya, kepala
sekolah yang memiliki sifat pengayom, penyabar, tidak ceroboh, luwes, ramah, tegas tetapi tidak
kaku. membantu guru dalam menjalankan tugas-tugasnya menyebabkan suasana sekolah menjadi
tertib dan harmonis sehingga mempercepat terwujudnya tujuan yang diharapkan. Hal ini juga
membantu terciptanya suasana kerja yang aman. tenteram dan menyenangkan.

Selain itu, kepala sekolah juga harus memiliki pengetahuan dan kecakapan tinggi yang sesuai
dengan bidang tanggung jawabnya dalam sekolah tersebut. Dengan demikian, dia dapat
menjalankan perannya sebagai pimpinan organisasi yang baik. Kepala se*kolah juga harus
memiliki ide-ide kreatif yang dapat meningkatkan perkembangan sekolah. Dengan bantuan para
guru. ia dapat mendiskusikan ide-ide tersebut untuk diterapkan pada sekolah. Bila dicapai
kesepakatan antara kepala sekolah dan guru, ide-ide tersebut dapat direalisasikan.
KEPALA SEKOLAH SEBAGAI A DM1NISTRATOR
Dalam menjalankan fungsinya sebagai administrator, kepala sekolah harus mampu menguasai
tugas-tugasnya dan melaksanakan tugasnya dengan baik. la bertanggung jawab terhadap seluruh
kegiatan sekolah, mengatur proses belajar mengajar, mangatur hal-hal yang menyangkut
kesiswaan, personalia, sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelajaran, ketatausahaan,
keuangan serta mengatur hubungan dengan masyarakat. Selain itu, juga memiliki wewenang
untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang
dipimpinnya. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa kepala sekolah tidak hanya ditanggung
jawab atas kelancaran jalannya seluruh kegiatan penyelenggaraan tersebut, tetapi ia juga
bertanggung jawab terhadap keadaan lingkungan sekolah, misalnya perbaikan gedung sekolah,
penambahan ruang, penambahan sarana dan prasarana yang dibutuhkan siswa, guru, dan petugas
administrasi.
Untuk itu, ia harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang menunjang
perkembangan sekolah. Ide kreatifnya dapat digunakan untuk membuat perencanaan, menyusun
organisasi sekolah, memberikan pengarahan, dan mengatur pembagian kerja, mengelola
kepegawaian yang ada di lingkungan sekolah agar keseluruhan proses administrasi dalam
sekolah yang dipimpinnya dapat berjalan dengan lancar dan mampu mencapai tujuan yang
diharapkan. Dalam ha! ini sebaiknya kepala sekolah melibatkan para guru, petugas administrasi,
bagian lainnya ataupun pemerintahan setempat agar rencana yang telah disusun dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan
penjabaran secara ringkas dari berbagai tugas yang harus dilakukan kepala sekolah.
a.
Membuat perencanaan
Dalam berbagai kegiatan administrasi, membuat perencanaan mutlak diperlukan. Perencanaan
yang akan ditentukan oleh kepala sekolah bergantung pada berbagai faktor, di antaranya
banyaknya sumber daya manusia yang ada, banyaknya dana yang tersedia, dan jangka waktu
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan rencana tersebut.
Perencanaan yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah, diantaranya adalah menyusun program
tahunan sekolah, yang mencakup prcgam pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan
penyediaan fasilitas-fasilitas yang diperlukan. Perencanaan ini selanjutnya dituangkan dalam
rencana tahunan sekolah yang dijabarkan dalam dua program semester.
1.
Program pengajaran
Program pengajaran yang harus dilakukan oleh kepala sekolah adalah penyediaan kebutuhan
guru, pembagian tugas mengajar, pengadaan berbagai fasilitas, di antaranya penambahan
laboratorium, lapangan olah raga, ekstrakurikuler, dan sebagainya.
2.
Kesiswaan
Mencakup penerimaan siswa baru, berapa banyak yang akan ditampung, apakah perlu
menambah kelas lagi atau menguranginya, pengadaan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa
dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga bimbingan yang bersangkutan, pelayanan
kesehatan sekolah yang bekerja sama dengan rumah sakit atau puskesamas terdekat, pelaksanaan

kebersihan dan keindahan sekolah dengan mengadakan lomba kebersihan dan keindahan sekolah
setiap tahun.
3.Kepegawaian
Meliputi penerimaan guru-guru baru, mengadakan orientasi bagi guru-guru baru, memberikan
tugas-tugas kepada guru, petugas administrasi sekolah, petugas kebersihan sekolah, pemutasian
dan pemindahan pegawai, pemberian insentif bagi pegawai, mengatur kenaikan pangkat,
meningkatkan kesejahteraan pegawai sekolah. Bila perlu bekerjasama dengan pihak tertentu
untuk menambah kegiatan ekstrakurikuler bagi para siswa. Dengan adanya pembagian tugas dan
wewenang yang tepat, maka kegiatan sekolah akan berjalan lancar.
4.Kenangan
Meliputi pengadaan dana bagi keseluruhan administrasi pendidikan, diantaranyamengatur
pemberian gaji bagi seluruh pegawai sekolah, mengajukan penambahan dana dari pihak
pemerintah, yayasan, dan sebagainya.
5.Sarana dan Prasarana
Mencakup penambahan sarana olah raga, kegiatan ekstrakurikuler, laboratorium, perbaikan
gedung sekolah, pengecatan gedung sekolah, pembangunan sarana beribadah, sarana kegiatan
ekstrakurikuler, dan sebagainya.
b.
Kepala Sekolah Bertugas Menyusun Sruktur Organisasi Sekolah
Organisasi memainkan peranan penting dalam fungsi administrasi karena merupakan tempat
pelaksanaan semua kegiatan administrasi. Selain itu, dilihat dari fungsinya organisasi juga
menetapkan dan menyusun hubungan kerja seluruh anggota organisasi agar tidak terjadi tumpang
tindih dalam-melakukan tugasnya masing-masing. Karena itu, organisasi perlu disusun secara
sistematis agar kegiatan administrasi dapat berjalan dengan lancar.
Penyusunan organisasi merupakan tanggung jawab kepala sekolth sebagai administrator
pendidikan. Sebelum ditetapkan, penyusunan organisasi itu sebaiknya dibahas bersama-sama
dengan seluruh anggotfl agar hasil yang diperoleh benar-benar merupakan kesepakatan bersama.
Hal ini dilakukan untuk memudahkan tercapainya tujuan karena seluruh anggota organisasi
sekolah dengan jelas tugas-tugas mereka, apa kewajiban yang harus dilakukannya dan mereka
pun mengetahui kepada siapa mereka harus beratnggungjawab atas tugas-tugas mereka.
Selain menyusun struktur organisasi, kepala sekolah juga bertugas untuk mendelegasikan tugastugas dan wewenang kepada setiap anggota administrasi sekolah sesuai dengan struktur
organisasi yang ada. Dengan demikian, tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan antara masingmasing bagian dan tujuan yang diharapkan pun dapat segera tercapai.
Beberapa ha! yang harus diperhatikan dalam penyusunan organisasi adalah struktur organisasi
disusun secara sederhana, fleksibel tetapi bersifat permanen, merii i likr tujuan yang jelas,
memiliki batasan tugas dan tanggung jawab yang jelas. 'Selain itu, pembagian tugasnya pun
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing anggota administrasi sekolah.
t'. Kepala Sekolah sebagaiKoordinitor dalam Organisasi Sekolah
Betapapun baiknya struktur organisasi yang telah disusun dan jelasnya pembagian tugas di
dalamnya, bila tidak di koordinasikan, maka tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai.
Terjadinya tumpang tindih antara pekerjaan satu anggota dengan anggota yang lain, terciptanya
suasana yang tidak tenteram, tidak kondusif karena masing-masing bagian berusaha untuk saling
menunjukkan kekuasaan dan kelebihannya masing-masing.

Pengoordinasian merupakan kegiatan menghubungkan seluruh personal organisasi dengan tugas


yang dilakukannya sehingga terjalin kesatuan, keselarasan sehingga menghasilkan kebijaksanaan
dan keputusan yang tepat. Tindakan pengoordinasian ini meliputi pengawasan, pemberian nilai,
pengarahan dan bimbingan terhadap setiap personal organisasi.
Pengoordinasian organisasi sekolah ini merupakan wewenang dari kepala sekolah. Untuk itu,
kecakapan kepala sekolah mutlak diperlukan. Dalam melakukan pengoordinasian ini sebaiknya
kepala sekolah juga melibatkan pihak lain, seperti bimbingan dan konselling. guru yang
menangani pengaturan kurikuium, wah keias, petugas tata usaha, peiugas BP-3. dan sebagainya.
Dengan kata lain. diperlukan kerja sama dari berbagai bagian dalam organisasi agar
pengoordinasian yang dilakukan dapat menyelesaikan semua hambatan dan halangan yang ada.
d. Kepala Sekolah Mengatur Kepegawaian dalam Organisasi Sekolah
Berbagai tugas yang berkenaan dengan kepegawaian sepenuhnya merupakan wewenang kepala
sekolah. Dia memiliki wewenang untuk mengangkat pegawai, mempromosikannya,
menempatkan, atau menerima pegawai baru. baik guru, pegawai tata usaha, ataupun pembimbing
ekstrakurikuler. Dalam melakukan semua weweanang tersebut, kepala sekolah hendaknya
bekerja sama dengan para stafnya,misalnya dengan bagian tata usaha, wakil kepala sekolah,
pengurus OSIS. koordinator kurikulum sekolah dan sebagainya.
Pengelolaan kepegawaian ini akan berjalan dengan baik bila kepala sekolah memperhatikan
kesinambungan antara pemberian tugas dan dengan kondisi dan kemampuan pelaksanaannya,
misalnya berdasarkan jenis kelamin, kemampuan dan bakat yang dimiliki pegawai, kekuatan
fisik pegawai, dan lain-lain. Kepala sekolah harus benar-benar memperhatikan keseimbangan
tersebut agar proses kerja administrasi menjadi lancar. Selain itu, kepala sekolah juga harus
memperhatikan kesejahteraan pegawainya dengan menyediakan fasilitas yang mereka butuhkan
agar mereka dapat menjalankan tugas-tugas mereka dengan baik.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengelola pegawainya, di
antaranya adalah mengadakan diskusi, membentuk koperasi, memberikan bantuan dan
kesempatan seluas-luasnya kepada para pegawainya untuk meningkatkan kemampuan mereka,
dan sebagainya. Selain itu, kepala sekolah juga harus bijaksana dalam menghadapi para
pegawainya, mendengar keluhan-keluhan meraka, mencarikan jalan keluar bagi hambatanhambatan yang dirasakan oleh mereka dalam melaksanakan tugasnya, serta melibatkan mereka
dalam kegiatan yang berhubungan dengan sekolah, baik lingkungan intern ataupun lingkungan
ekstern.
KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR
Pelaksanaan supervisi merupakan tugas kepala sekolah untuk melakukan pengawasan terhadap
guru-guru dan pegawai sekolahnya. Kegiatan ini juga mencakup penelitian, penentuan berbagai
kebijakan yang diperlukan, pemberian jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi oleh
seluruh pegawainya.
Kegiatan supervisi ini beraneka ragam, mulai dari meneliti gedung sekolah hingga pengadaan
tenaga-tenaga profesional dalam sekolahnya. Kepala sekolah berhak menentukan bagian-bagian
mana saja dari gedung sekolah yang harus direnovasi dan bagian-bagian mana saja yang perlu
ditambah atau dibangun kembali, bagaimana kebersihan lingkungan sekolah, apakah diperlukan
penambahan pepohonan, apakah diperlukan penambahan lapangan olah raga. bagaimana
keadaan kamar mandi, apakah airnya bersih? Apakah kantin sekolah menyediakan jajanan yang
memenuhi standar kesehatan, dan hal-hal lainnya. Selain itu, kepala sekolah juga harus
menyediakan sarana dan prasarana bagi pengembangan sekolah, seperti penambahan
laboratorium, alat-alat peraga, menyediakan tenaga pengajar andal yang mampu mengajar

dengan baik, dan mengusahakan berbagai cara untuk mempertinggi semangat bekerja di antara
pegawainya, dan masih banyak lagi. Semua itu berfungsi untuk meningkatkan perkembangan
sekoiah yang dipimpinnya.
Dari uaraian di atas tampak bahwa peranan kepala sekolah dalam kegiatan supervisi sangatlah
banyak. Karena itu, sebaiknya pelaksanaan semua kegiatan supervisi tersebut, kepala sekolah
melibatkan para atafiiya sehingga seluruh kegiatan supervisi dapat dilaksanakan dan berjalan
dengan lancar. Beberapa prinsip yang digunakan dalam mengadakan kegiatan supervisi adalah:
1.Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif sehingga menimbulkan dorongan
semangat bekerja bagi para pegawai yang dinilai.
2.Supervisi hendaknya bersifat sederhana, realistis dan informal dalam pelaksanaannya.
3.Supervisi harus bersifat objektif, tidak mencari-cari kesalahan, tidak bersifat otoriter, dan
mementingkan hubungan profesional, bukannya berdasarkan hubungan pribadi atau kekuasaan,
kedudukan, dan pangkat pribadi.
4.Supervisi bersilat preventif, yaitu mencegah timbulnya hal-hal yang berakibat buruk.
5.Supervisi bersifat korektif, yaitu memperbaiki penyimpangan-penyimpangan dalam kegiatan
organisasi sekolah.
6.Supervisi bersifat kooperatif, yaitu menemukan penyimpangan -penyimpangan yang ada dan
berusaha memperbaikinya secara bersama-sama.
7.Supervisi harus memperhatikan kemampuan para anggota organisasi sehingga mereka dapat
menjalankan tugasnya dengan baik. (Ngalim Purwanto, 117)
Semua yang telah diuraikan di atas sangat berperan dalam tercapainya perkembangan sekolah.
Namun demikian, tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai bila tidak didukung oleh
kemampuan kepala sekolah yang bersangkutan dalam melakukan tugas supervisi, dukungan
faktor lingkungan masyarakat sekitar sekolah, kecakapan para pegawai yang ada, kemampuan
guru dalam memberikan pelajaran, dan sebagainya.
a. Pembinaan Kurikulum Sekolah
Kepala sekolah dalam kedudukannya sebagai supervisor bertugas untuk membimbing para guru
dalam menentukan bahan pelajaran yang dapat meningkatkan potensi siswa, memilih metode
yang akan digunakan dalam proses belajar- mengajar, menyelenggarakan rapat dewan guru, dan
mengadakan kunjungan antarkelas. Selain itu, membimbing guru-guru dalam mengadakan
penilaian cara dan metode yang digunakan.
Untuk menjalankan semua kegiatan di atas, terdapat beberapa persyaratan di antaranya memiliki
jiwa kepemimpinan, mengenal keadaan guru dan pegawai lainnya,membangkitkan semangat
mereka dalam melaksanakan tugas-tugas mereka, memberikan kesempatan yang luas kepada
mereka untuk mengembangkan kariernya, dan menciptakan rasa kekeluargaan di antara mereka.
b. Pembagian Tugas kepada Guru
Sebelum membagikan tugas-tugas kepada guru, kepala sekolah terlebih dulu harus mengetahui
jumlah guru yang akan memberikan pelajaran di sekolahnya, apakah perlu ditambah, apakah
memerlukan guru-guru honorer. Bila semua telah diketahuinya, kepala sekolah dapat memulai
pembagian tugas-tugas kepada mereka. Pembagian ini dapat dilakukan dengan cara penempatan
sistem guru kelas, sistem guru bidang studi, dan sistem campuran antara keduanya. Semua sistem
tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Jadi, kepala sekolah dapat
menentukan sistem mana yang memiliki banyak kelebihannya dan sedikit kekurangannya.
Sistem guru kelas ini adalah menempatkan satu orang guru untuk seluruh mata pelajaran. Dalam
arti, setiap satu kelas memiliki satu orang guru. Kelemahan dalam menggunakan sistem ini
adalah menimbulkan kejenuhan pada guru karena dia hanya bertatap muka dengan siswa yang

sama dalam jangka waktu yang lama, di samping itu, guru tidak mengembangkan ilmunya
karena hanya memegang kelas yang sama dalam jangka waktu yang relatif lama. Selain itu, tidak
semua guru mampu memberikan semua pelajaran yang ada, sehingga besar kemungkinan
terjadinya kesalahan-kesalahan dalam menggunakan metode dan cara mengajar. Adapun
kelebihannya adalah guru dapat mengenal pribadi anak didiknya lebih jauh, sehingga ia dapat
menerapkan sistem mengajar yang tepat kepada mereka. Selain itu, dia terhindar dari rasa jenuh
dan terdorong untuk selalu meningkatkan ilmunya karena ia dituntut untuk mengajarkan
beberapa mata pelajaran.
Sistem guru bidang studi ialah menempatkan guru pada beberapa kelas dan dia hanya
bertanggung jawab terhadap satu mata pelajaran saja. Kelemahan dalam sistem ini adalah
pengetahuan guru hanya berkembang dalam satu mata pelajaran saja, dia pun memiliki tugas
yang banyak sehingga menyita seluruh perhatiannya dan penilaian yang diberikan kepadanya
pun menjadi kurang objektif. Adapun kelebihannya adalah guru dapat mengajar dengan baik
karena mata pelajaran yang diajarkannya sesuai dengan bidang yang ditekuninya. Selain itu, ia
terhindar dari rasa jenuh karena ia mengajar beberapa kelas.
Sistem yang terakhir adalah sistem campuran yang menggunakan kedua sistem yang disebutkan
di atas. Dalam hal ini ada sebagian guru yang mengajar satu kelas tertentu, namun pada jam-jam
tertentu, dia mengajarkan kelas lain sehubungan dengan kemampuan dan bakatnya dan ada juga
yang mengajar mata pelajaran tertentu dibeberapa kelas. Kelemahan dari sistem ini adalah
adanya guru yang cenderung mengutamakan untuk mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan
bakatnya. Selain itu, terjadinya persaingan tidak sehat di antara para guru. Namun kelemahan ini
tidak begitu mempengaruhi potensi anak didik. Karena itu, dari ketiga sistem yang ada, sistem
ini yang paling baik untuk diterapkan pada sistem pendidikan kita.
http://www.blog-guru.web.id/2012/12/fungsi-dan-tanggung-jawab-kepala.html
16.40

Tugas Kepala Sekolah dan Peran


Kepala Sekolah
Uraian Tugas, Keputusan dan Informasi yang dibutuhkan oleh seorang Pengajar/ Pengelola
Lembaga Pendidikan
A. Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah. (Sudarman
2002: 145). Meskipun senabagi guru yang mendapat tugas tambahan kepala sekolah merupakan
orang yang paling betanggung jawab terhadap aflikasi prinsif-prinsif administrasi pendidikan
yang inovatif di sekolah.
Sebagai orang yang mendapat tugas tambahan berarti tugas pokok kepala sekolah tersebut
adalah guru yaitu sebagai tenaga pengajar dan pendidik,di sisni berarti dalam suatu sekolah
seorang kepala sekolah harus mempunyai tugas sebagai seorang guru yang melaksanakan atau
memberikan pelajaran atau mengajar bidang studi tertentu atau memberikan bimbingan. Berati
kepala sekolah menduduki dua fungsi yaitu sebagai tenaga kependidikan dan tenaga pendidik.
Hal ini sesuai dikemukakan oleh Sudarwan tentang jenis-jenis tenaga Kependidikan sebagai
berikut:
tenaga pendidik terdiri atas pembimbing,penguji,pengajar dan pelatih

tenaga fungsional pendidikan,terdiri atas penilik,pengawas,peneliti dan pengembang di bidang


kependidikan, dan pustakawan
tenaga teknis kependidikan,terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar
tenaga pengelola satuan pendidikan,terdiri atas kepala sekolah,direktur,ketua,rector, dan
pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.
tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial atau administrative kependidikan.
(2002: 18).
Pada pembahasan ini penulis meninjau kepala sekolah (presiden direktur sekolah) sebagai
tenaga pengelola satuan pendidikan (poin 4). Mengapa penulis mengambil istilah presden
direktur sekolah? Karena istilah ini lebih identik dengan kekuasaan seorang dalam menguasai
suatu tempat. Di mana wewenag,tangung jawab dan kebikajsanaan ada di tangan kepala
sekolah,sekolah lain atau Negara lain tak berhak ikut capur dalam urusan suatu sekolah yang
menjadi hak otonomi sekolahnya
B. Kompetensi Kepala Sekolah
Para pakar pendidikan dan administrasi pendidikan cendrung sependapat bahwa kemajuan
besar dalam bidang pendidikan hanya mungkin dicapai jika administrasi pendidikan itu sendiri
dikelola secara inovatif.Hal ini sejalan dengan pendapat Sanusi dkk yang menyatakan bahwa
Adminstrasi yang baik mendudduki tempt yang sangat menentukan dalam struktur dan artikulasi
system pendidikan (2002: 132).Siapa yang bertanggung jawab mengelola,merencakan dan
melaksanakan administrasi tersebut di suatu sekolah adalah di bawah kendali kepala
sekolah.Untuk itu kepala sekolah harus memilki kemampuan professional yang menurut Sanusi
ada empat kemampuan profesional kepala sekolah yaitu:
kemampuan untuk menjalankan tanggungjawab yang diserahkan kepadanya selaku unit
kehadiran murid.
Kemampuan untukmenerapkan keterampilan-keterampilan konseptual,manusiawi, dan teknis
pada kedudukan jenis ini.
Kemampuan untuk memotivasi para bawahan untuk bekerja sama secara sukarela dalam
mencapai maksud-maksud unit dan organisasi.
Kemamapuan untuk memahami implikasi-implikasi dari perubahan social, ekonomis,politik,dan
educational; arti yang mereka sumbangkan kepada unit; untuk memulai dan memimpin
perubahan-perubahan yang cocok di dalam unit didasarkan atas perubahan-perubahan social
yang luas.(2002 :133)
Sedangkanmenurut PERMEN DINKNAS No 13 tahun 2007 tentang Satandar kepala
sekolah/Madrasah kepala sekolah harus memiliki kompetensi atau kemampuan yang meliputi
demensi kompetensi kepribadian,manajerial, kewirausahaan supervisi dan sosial. Secara lebih
rinci penjelasan kelima kompetensi tersebut dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 1. Kopetensi Kepala Sekolah
a. Mencipatakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.
b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasai
pembelajar
yang efektif.
c. Memilki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pimpinan sekolah/madrasah.
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang
dihadapi
sekolah/madrasah.
e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah
sebagai sumber belajar peserta didik.
4.
Supervisi.
a. Merencanakan program supervise akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru.

b. Melaksanakan supervise akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan


teknik supervisi yang tepat.
c. Menindaklanjuti hasil supervise akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
5. Sosial
a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah.
b. Berpartisifasi dalam kegiatan social kemasyarakatan.
c. Memiliki kepekaan social terhadap orang atau kelompok lain.
Disamping kompetenssi yang tersebut diatas yang harus dimilki oleh kepala sekolah, mereka
juga harus mampu mengakomodasi tiga jenis keterampilan baik secara perjenis maupun secara
terintegrasi tercermin dalam mekanisme kerja adminsitrasi sekolah sebagai proses social. Tiga
keterampilan tersebut menurut Katz (1995), yang dikutip oleh Sergiovani dkk(1987) meliputi:
Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan melakukan hubungan-hubungan kemanusiaan (human skill).
Keterampilan konseptual (conceptual skill).
Seorang Kepala Sekolah pada hakekatnya adalah pemimpin yang menggerakkan,
mempengaruhi, memberi motivasi, serta mengarahkan orang di dalam organisasi atau lembaga
pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Mulyasa (2004:182)
secara tersirat menegaskan bahwa tugas dan tanggung jawab Kepala Sekolah menyangkut
keseluruhan kegiatan sekolah. Seorang Kepala Sekolah harus mampu memobilisir sumber daya
sekolah meliputi teknis dan administrasi pendidikan, lintas program dan lintas sektoral dengan
mendayagunakan sumber-sumber yang ada di sekolah agar tujuan pendidikan dapat tercapai
secara efektif dan efisien. Dengan demikian peran Kepala Sekolah sangat penting dalam
peningkatan mutu pendidikan.
Aspek kunci lain berkaitan dengan peran Kepala Sekolah dalam melaksanakan upaya perbaikan
kualitas pendidikan adalah dengan memberikan bimbingan kepada guru dalam memperbaiki
mutu proses belajar mengajar. Ukuran keberhasilan Kepala Sekolah dalam menjalankan peran
dan tugasnya adalah dengan mengukur kemampuan dia dalam menciptakan iklim
pembelajaran, dengan mempengaruhi, mengajak, dan mendorong guru, siswa, dan staf lainnya
untuk menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya. Terciptanya iklim
pembelajaran yang kondusif, tertib, lancar, dan efektif tidak terlepas dari kapasitasnya sebagai
pimpinan sekolah. Dengan demikian, pembinaan yang intensif dari Kepala Sekolah dapat
meningkatkan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah.
C. Fungsi dan Tugas Kepala Sekolah
Ada banyak pandangan yang mengkaji tentang peranan kepala sekolah dasar. Campbell, Corbally
& Nyshand (1983) mengemukakan tiga klasifikasi peranan kepala sekolah dasar, yaitu: (1)
peranan yang berkaitan dengan hubungan personal, mencakup kepala sekolah sebagai
figurehead atau simbol organisasi, leader atau pemimpin, dan liaison atau penghubung, (2)
peranan yang berkaitan dengan informasi, mencakup kepala sekolah sebagai pemonitor,
disseminator, dan spokesman yang menyebarkan informasi ke semua lingkungan organisasi, dan
(3) peranan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, yang mencakup kepala sekolah
sebagai entrepreneur, disturbance handler, penyedia segala sumber, dan negosiator.
Di sisi lain, Stoop & Johnson (1967) mengemukakan empat belas peranan kepala sekolah dasar,
yaitu: (1) kepala sekolah sebagai business manager, (2) kepala sekolah sebagai pengelola
kantor, (3) kepala sekolah sebagai administrator, (4) kepala sekolah sebagai pemimpin
profesional, (5) kepala sekolah sebagai organisator, (6) kepala sekolah sebagai motivator atau
penggerak staf, (7) kepala sekolah sebagai supervisor, (8) kepala sekolah sebagai konsultan
kurikulum, (9) kepala sekolah sebagai pendidik, (10) kepala sekolah sebagai psikolog, (11)
kepala sekolah sebagai penguasa sekolah, (12) kepala sekolah sebagai eksekutif yang baik, (13)

kepala sekolah sebagai petugas hubungan sekolah dengan masyarakat, dan (14) kepala sekolah
sebagai pemimpin masyarakat.
Dari keempat belas peranan tersebut, dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu kepala sekolah
sebagai administrator pendidikan dan sebagai supervisor pendidikan. Business manager,
pengelola kantor, penguasa sekolah, organisator, pemimpin profesional, eksekutif yang baik,
penggerak staf, petugas hubungan sekolah masyarakat, dan pemimpin masyarakat termasuk
tugas kepala sekolah sebagai administrator sekolah. Konsultan kurikulum, pendidik, psikolog dan
supervisor merupakan tugas kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan di sekolah.
Sergiovanni (1991) membedakan tugas kepala sekolah menjadi dua, yaitu tugas dari sisi
administrative process atau proses administrasi, dan tugas dari sisi task areas bidang garapan
pendidikan. Tugas merencanakan, mengorganisir, meng-koordinir, melakukan komunikasi,
mempengaruhi, dan mengadakan evaluasi merupakan komponen-komponen tugas proses.
Program sekolah, siswa, personel, dana, fasilitas fisik, dan hubungan dengan masyarakat
merupakan komponen bidang garapan kepala sekolah dasar.
Di sisi lain, sesuai dengan konsep dasar pengelolaan sekolah, Kimbrough & Burkett (1990)
mengemukakan enam bidang tugas kepala sekolah dasar, yaitu mengelola pengajaran dan
kurikulum, mengelola siswa, mengelola personalia, mengelola fasilitas dan lingkungan sekolah,
mengelola hubungan sekolah dan masyarakat, serta organisasi dan struktur sekolah.
Berdasarkan landasan teori tersebut, dapat digarisbawahi bahwa tugas-tugas kepala sekolah
dasar dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu tugas-tugas di bidang administrasi dan tugas-tugas
di bidang supervisi.
Tugas di bidang administrasi adalah tugas-tugas kepala sekolah yang berkaitan dengan
pengelolaan bidang garapan pendidikan di sekolah, yang meliputi pengelolaan pengajaran,
kesiswaan, kepegawaian, keuangan, sarana-prasarana, dan hubungan sekolah masyarakat. Dari
keenam bidang tersebut, bisa diklasifikasi menjadi dua, yaitu mengelola komponen organisasi
sekolah yang berupa manusia, dan komponen organisasi sekolah yang berupa benda.
Tugas di bidang supervisi adalah tugas-tugas kepala sekolah yang berkaitan dengan pembinaan
guru untuk perbaikan pengajaran. Supervisi merupakan suatu usaha memberikan bantuan
kepada guru untuk memperbaiki atau meningkatkan proses dan situasi belajar mengajar.
Sasaran akhir dari kegiatan supervisi adalah meningkatkan hasil belajar siswa.
Fungsi dan tugas kepala sekolah dapat diakronimkan menjadi emanslime (education,manager,
administrator,supervisor, leader, inovator, motivator dan entrepreneur). Peran tersebut dapat
dilihat secara lebih rinci sebagai berikut:
1. Peran sebagai educator, kepala sekolah berperan dalam pembentukan karakter yang
didasari
nilai-nilai pendidik.
- Kemampuan mengajar/membimbing siswa
- Kemampuan membimbing guru
- Kemampuan mengembangkan guru
- Kemampuan mengikuti perkembangan di bidang pendidikan
2. Perang sebagai manager,kepala sekolah berperan dalam mengelola sumber daya untuk
mencapai tujuan institusi secara efektif dan efisien
- Kemampuan menyusun program
- Kemampuan menyusun organisasi sekolah
- Kemampuan menggerakkan guru
- Kemampuan mengoptimalkan sarana pendidikan
3. Perang sebagai administrator, kepala sekolah berperan dalam mengatur tata laksana sistem
administrasi di sekolah sehingga efektif dan efisien
- Kemampuan mengelola administrasi PBM/BK
- Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan

- Kemampuan mengelola administrasi ketenagaan


- Kemampuan mengelola administrasi keuangan
- Kemampuan mengelola administrasi sarana prasarana
- Kemampuan mengelola administrasi persuratan
4. Peran sebagai supervisor, kepala sekolah berperan dalam upaya membantu
mengembangkan
profesionalitas guru dan tenaga kependidikan lainnya.
- Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan
- Kemampuan melaksanakan program supervisi
- Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi
5. Peran sebagai leader, kepala sekolah berperan dalam mempengaruhi orang-orang untuk
bekerja sama dalam mencapai visi dan tujuan bersama.
- Memiliki kepribadian yang kuat
- Kemampuan memberikan layanan bersih, transparan, dan profesional
- Memahami kondisi warga sekolah
6. Peran sebagai innovator, kepala sekolah adalah pribadi yang dinamis dan kreatif yang tidak
terjebak dalam rutinitas
- Kemampuan melaksanakan reformasi (perubahan untuk lebih baik)
- Kemampuan melaksanakan kebijakan terkini di bidang pendidikan
7. Peran sebagai motivator, kepala sekolah harus mampu memberi dorongan sehingga seluruh
komponen pendidikan dapat berkembang secara profesional
- Kemampuan mengatur lingkungan kerja (fisik)
- Kemampuan mengatur suasana kerja/belajar
- Kemampuan memberi keputusan kepada warga sekolah
8. Peran sebagai entrepreneur, kepala sekolah berperan untuk melihat adanya peluang dan
memanfaatkan peluang untuk kepentingan sekolah
- Kemampuan menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah
- Kemampuan bekerja keras untuk mencapai hasil yang efektif
- Kemampuan memotivasi yang kuat untuk mencapai sukses dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsi
D. Hubungan Manajemen Kepala Sekolah dengan Manajemen Kurikulum
Tugas dan peran kepala sekolah yang harus dimiliki berkenaan dengan manajemen
kurikulum
yaitu berhubungan dengan kompetensi kepala sekolah dalam memahami
sekolah sebagai
sisten yang harus dipimpin dan dikelola dengan baik,diantaranya adalah
pengetahuan tentang
manajemen itu sendiri.
Tugas dan peran kepala sekolah yang berkenaan dengan manajemen kurikulum
terdapat pada
kompetensi manajerial, yaitu:
a.
Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.
b.
Mengembangkan organisasi sekolah/ madrasah sesuai dengan kebutuhan.
c.
Memimpin sekolah/ madrasah dalam rangka mendayagunakan sumber daya
sekolah/madrasah
secara optimal.
d.
Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah / madrasah menuju organisasi
pembelajar
yang efektif.
e.
Mencipatakan budaya dan ilkim sekolah/ madrasah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran peserta didik.
f.
Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara
optimal.
g.
Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka penbdayagunaan
secara
optimal.
h.
Mengelola hubungan sekolah/ madrasah dan masyarakat dalam rangka pendirian

dukungan
ide, sumber belajar dan pembinaan sekolah/ madrasah.
i.
Mengelola peserta didik dalam ranagka penerimaan peserta didik baru, dan
penempatan
dan
pengembangan kapasitas peserta didik.
j.
Mengelola pengembangan kuirkulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah
dan
tujuan pendidikan nasional.
k.
Mengelola keuangan sekolah / madrasah sesuai dengan prinsif pengelolaan yang
akuntabel,
transfaran dan efesien.
l.
Mengelola ketatausahaan sekolah/ madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan
sekolah/madrasah.
m.
Mengelola unit layanan sekolah / madrasah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran
dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.
n. Mengelola system informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program
dan
pengambilan keputusan.
o. Memamfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan
manajemen
sekolah/madrasah.
q. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiiatan
sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.
Secara umum tugas dan peran kepala sekolah dalam manajemen kurikulum ini juga termasuk di
dalamnya kemampuan dalam system administrasi/pengelolaan sekolah. Jadi dalam hal ini
Kepala sekolah adalah pengelola lembaga pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya
masing-masing. Namun demikian penegasan terhadap eksistensi seorang kepala sekolah sebagai
manajer dalam suatu lembaga pendidikan dapat dinilai dari kompetensi mengelola kelembagaan
yang mencakup: menyusun system administrasi kepala sekolah; mengembangkan kebijakan
operasional sekolah; mengembangkan pengaturan sekolah yang berkaitan kualifikasi,
spesifikasi, prosedur kerja, pedoman kerja,petunjuk kerja dsb; melakukan analisis kelembagaan
untuk menghasilkan struktur organisasi yang efisien dan efektif; mengambangkan unit-unit
organisasi sekolah atas dasar fungsi.
Kepala sekolah juga harus paham betul bahwa dirinya bertugas sebagai manajer sekolah
diantaranya harus memehami betul tentang manajemen kurikulum. Maka seorang kepala
sekolah dalam memahami kurikulum sebagai jantungnya lembaga pendidikan harus benar-benar
dikuasainya, dengan demikian kepala sekolah dalam upaya mewujudkan kinerjanya dalam
bidang ini harus mampu untuk memfasilitasi sekolah untuk membentuk dan memberdayakan tim
pengembang kurikulum terutama dengan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, di
mana setiap satuan pendidikan harus mampu mengembangkan kurikulum dengan kebutuhan
dan kemampuannya masing-masing, memberdayakan tenaga pendidikan sekolah agar mampu
menyediakan dokumen-dokumen kurikulum yang relevan dengan tuntutan dan kebutuhan siswa,
orang tua siswa, dan masyarakat; memfasilitasi guru untuk mengembangkan standar
kompetensi setiap mata pelajaran yang diampunya; memfasilitasi guru untuk menyusun silabus
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap mata pelajaran ; memfasilitasi guru untuk
memilih sumber dan bahan ajar yang sesuai untuk setiap mata pelajaran; memfasilitasi guru
untuk memilih media dan alat pelajaran yang sesuai untuk setiap materi pelajaran, mengarahkan
tenaga pendidik dan kependidikan untuk menyusun rencana dan program pelaksanaan
kuirikulum; membimbing para guru untuk mengembangkan memperbaiki dan mengembangkan
proses belajar mengajar seperti pemberian motivasi guru untuk melakukan penelitian tindakan
kelas (classroom action research); mengarahkan tim pengembang kurikulum untuk
mengupayakan kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan siswa dan kemamauan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS), tuntutan dan kebutuhan masyarakat, dan kebutuhan
stajeholders; menggali dan memobilisasi sumber daya pendidikan; mengidentifikasi kebutuhan
bagi pengembangan kurikulum local; mengevaluasi pelaksanaan kurikulum di sekolahnya

masing-masing, melakukan penelitian dan pengembangan terhadap usaha untuk meningkatkan


kualitas dan manajemen sekolah bermutu.
Tugas dan peran kepala sekolah dalam mewujudkan subkompetensi manajemen kurikulum ini
dapat direfleksi oleh dirinya dari isi program kurikulum yang didesain/dirancang dan
dikembangkan mulai dari tingkat perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaaluasi kuirkulum
itu sendiri misalnya dalam bentuk evaluasi hasil pembelajaran, dan evaluasi terhadap sekolah
secara keseluruhan.
Tugas dsan peran kepala sekolah lainhya yaitu pada sub mengelola guru dan staf dalam rangka
pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal, maka itu dapat dilihat dari indicatorindikatornya yang mecakup: mengidentifikasi karakteristik tenaga pendidik dsan kependidikan
yang fektif; merencanakan tenaga kependidikan sekolah (permintaan, pesediaan, dan
kesenjangan); merekrut, menyeleksi dan menempatkan serta mengorientasikan tenaga
kependidikan baru; memamfaatkan dan memelihara tenaga kependidikan; menilai kinerja
tenaga guru dan kependidikan; memngembangkan system pengupahan, reward dan punishment
yang mampu menjamin kepastian dan keadilan; melaksanakan dan mengambangkan system
pembinaan karir; memotivasi tenaga pendidik dan kependidikan; membina hubungan kerja yang
harmonis; memelihara dikumen personel sekolah atau mengelola administrasi personel sekolah;
megelola komflik; melakukan analisis jabatan dan menyusun uraian jabatan tenaga
kependidikan; memiliki apresiasi, empati dan simpati terhadap tenaga pendidik dan
kependidikan.
Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukannya, Southern Regional Education Board(SREB)
telah mengidentifikasi 13 faktor kritis terkait dengan keberhasilan kepala sekolah dalam
mengembangkan prestasi belajar siswa. ketigabelas faktor tersebut adalah:
Menciptakan misi yang terfokus pada upaya peningkatan prestasi belajar siswa, melalui praktik
kurikulum dan pembelajaran yang memungkinkan terciptanya peningkatan prestasi belajar
siswa.
Ekspektasi yang tinggi bagi semua siswa dalam mempelajari bahan pelajaran pada level yang
lebih tinggi.
Menghargai dan mendorong implementasi praktik pembelajaran yang baik, sehingga dapat
memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Memahami bagaimana memimpin organisasi sekolah, dimana seluruh guru dan staf dapat
memahami dan peduli terhadap siswanya.
Memanfaatkan data untuk memprakarsai upaya peningkatan prestasi belajar siswa dan praktik
pendidikan di sekolah maupun di kelas secara terus menerus.
Menjaga agar setiap orang dapat memfokuskan pada prestasi belajar siswa.
Menjadikan para orang tua sebagai mitra dan membangun kolaborasi untuk kepentingan
pendidikan siswa.
Memahami proses perubahan dan memiliki kepemimpinan untuk dapat mengelola dan
memfasilitasi perubahan tersebut secara efektif.
Memahami bagaimana orang dewasa belajar (baca: guru dan staf) serta mengetahui bagaimana
upaya meningkatkan perubahan yang bermakna sehingga terbentuk kualitas pengembangan
profesi secara berkelanjutan untuk kepentingan siswa.
Memanfaatkan dan mengelola waktu untuk mencapai tujuan dan sasaran peningkatan sekolah
melalui cara-cara yang inovatif.
Memperoleh dan memanfaatkan berbagai sumber daya secara bijak.
Mencari dan memperoleh dukungan dari pemerintah, tokoh masyarakat dan orang tua untuk
berbagai agenda peningkatan sekolah.
Belajar secara terus menerus dan bekerja sama dengan rekan sejawat untuk mengembangkan
riset baru dan berbagai praktik pendidikan yang telah terbukti

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah telah ditetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi kompetensi yaitu: Kepribadian,
Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial.
Sejalan dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap akuntabilitas sekolah,
maka meningkat pula tuntutan terhadap para kepala sekolah. Mereka diharapkan mampu
melaksanakan fungsinya baik sebagai manajer dan leader. Untuk meningkatkan kemampuan
kepala sekolah dan tenaga kependidikan yang lain, pemerintah Indonesia telah menunjukkan
good will, dengan memperhatikan kesejahteraan melalui beberapa langkah antara lain:
pemberian gaji, kewenangan, dan otonomi yang cukup untuk memperkuat peran manajerial
mereka di sekolah. Dengan diterbitkannya instrumen kebijakan baru, maka para kepala sekolah
akan segeran mendapat kompensasi meningkat, dukungan profesional, dan otonomi.
Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya banyak ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan merupakan faktor yang paling penting dalam
menunjang tercapainya tujuan organisasi sekolah. Keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola
kantor, mengelola sarana prasarana sekolah, membina guru, atau mengelola kegiatan sekolah
lainnya banyak ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Apabila kepala sekolah mampu
menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan anggota secara tepat, segala kegiatan yang ada
dalam organisasi sekolah akan bisa terlaksana secara efektif. Sebaliknya, bila tidak bisa
menggerakkan anggota secara efektif, tidak akan bisa mencapai tujuan secara optimal.
Sebagai pemimpin pendidikan di sekolah, kepala sekolah memiliki tanggungjawab legal untuk
mengembangkan staf, kurikulum, dan pelaksanaan pendidikan di sekolahnya. Di sinilah,
efektifitas kepemimpinan kepala sekolah tergantung kepada kemampuan mereka bekerjasama
dengan guru dan staf, serta kemampuannya mengendalikan pengelolaan anggaran,
pengembangan staf, scheduling, pengembangan kurikulum, paedagogi, dan assessmen.
Membekali kepala sekolah memiliki seperangkat kemampuan ini dirasa sangat penting. Di
samping itu untuk mewujudkan pengelolaan sekolah yang baik, perlu adanya kepala sekolah
yang memiliki kemampuan sesuai tuntutan tugasnya.
Dalam organisasi pendidikan yang menjadi pemimpin pendidikan adalah kepala sekolah. Sebagai
pemimpin pendidikan, kepala sekolah memiliki sejumlah tugas dan tanggung jawab yang cukup
berat. Untuk bisa menjalankan fungsinya secara optimal, kepala sekolah perlu menerapkan gaya
kepemimpinan yang tepat.
Peranan utama kepemimpinan kepala sekolah tersebut, nampak pada pernyataan-pernyataan
yang dikemukakan para ahli kepemimpinan. Knezevich yang dikutip Indrafachrudi (1983)
mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah sumber energi utama ketercapaian tujuan suatu
organisasi. Di sisi lain, Owens (1991) juga menegaskan bahwa kualitas kepemimpinan
merupakan sarana utama untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk itu, agar kepala sekolah bisa
melaksanakan tugasnya secara efektif, mutlak harus bisa menerapkan kepemimpinan yang baik.
Kepala sekolah adalah orang yang sangat menentukan dalam berjalannya suatu kegiatan
organisasi sekolah sesuai dengan rel yang diharapkan, peran dan tanggung jawabnya sangatlah
berat, untuk itu diperlukan kerjasama dengan stekholder-stekholder yang terlibat dalam dunia
pendidikan, agar mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan sekolah, hendaknya kepala sekolah memiliki visi
dan misi yang menjadi pedoman dan arah dalam berpijak.
Dalam menunjang kemajuan pendidikan dalam segi sarana dan prasarana pemerintah
melimpahkan atau mengucurkan dana ke berbagai sekolah untuk dikelola oleh sekolah dan
komite sekolah, akibat dari ini mulai ada kecendrungan kepala sekolah lebih memikirkan proyek
daripada tugas pokoknya sebagai orang yang menjalankan keberhasilan pelaksanaan pendidikan.
Untuk itu diharapkan agar kepala sekolah jangan hilang langkah dan arah, tetap eksis pada visi
dan misi yang ingin dicapai bersama.

Anda mungkin juga menyukai