Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi guru pada saat ini masih dianggap sebagai suatu profesi
sampingan. Hal ini terjadi bahwa guru tidak menunjukkan bahwa profesi
seorang guru itu sangat berperan dalam suatu Negara. Dapat kita lihat Negaranegara maju seperti jepang. Pada saat bom diluncurkan di kota Hirosima dan
Nagasaki oleh Amerika Serikat, pada saat itu ribuan rakyat Jepang tewas.
Namun apa yang paling pertama yang ditanyakan oleh Negara jepang setelah
diledakkannya bom tersebut mereka berkata berapakah guru yang masih
hidup?. Dari kejadian ini betapa pentingnya guru di suatu Negara tetapi guru
disini adalah guru profesional. Akan tetapi di Indonesia profesi guru sangat
dikesampingkan, hal itu terjadi di Indonesia masih banyak guru yang tidak
profesional dan menganggap lembaga pendidikan sebagai kepentingan politik.
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas, saya merumuskan masalah-masalah yang akan
dibahas mengenai pengembangan profesional guru dalam bentuk pertanyaanpertanyaan berikut ini :
1. Jelaskan pengertian guru profesional?
2. Jelaskan syarat-syarat dan sikap guru profesional?
3. Sebutkan dan jelaskan tujuan dan fungsi pengembangan guru profesional?
4. Bagaimana cara pengembangan guru profesional di pedesaan serta jelaskan
tujuannya.

C. Tujuan
Dapat memberikan pemahaman terhadap pembaca tentang bagaimana
cara pengembangan guru yang profesional. Terlepas dari hal tersebut, saya juga
mencoba menjelaskan materi terkait dengan guru profesional, diantaranya:
pengertian guru profesional dan syarat-syarat dan sikap guru profesional.

BAB II
PEMBAHASAN
PENGEMBANGAN GURU PROFESIONAL

A. Pengertian Guru Profesional


Sebelum menguraikan definisi guru profesional, terlebih dahulu kita
mengetahui apa definisi kedua kata tersebut. Profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memiliki standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi (UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Pekerjaan yang
bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka
khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh
mereka karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Nana Sudjana,
1988dalam usman, 2005). Sedangkan guru adalah seseorang yang menggeluti
dunia pendidikan (mendidik dan mengajar).
Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, guru
profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk
melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di sini meliputi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi,
sosial, dan akademis. Dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia
mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal.
B. Syarat-syarat Dan Sikap Guru Profesional
1. Syarat-syarat Guru Profesional
Menurut Moh. Ali (1985), suatu pekerjaan yang dikategorikan
profesional harus memenuhi serta memerlukan persyaratan khusus, yaitu:
a. Menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu
pengetahuan yang mendalam.

b. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan


bidang profesinya.
c. Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai.
d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakannaya.
e. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
Selain persyaratan di atas, Usman (2005) menambahkan, yaitu:
1. Memilki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.
2. Memilki klien (objek) layanan yang tetap, seperti dokter dengan
pasiennya, guru dengan muridnya.
3. Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di dalam
masyarakat.
Menurut Sidi (2003), seorang guru profesional dituntut dengan
sejumlah persyaratan minimal, antara lain: memiliki kualifikasi pendidikan
profesi yang memadai, memilki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang
yang ditekuninya, memiliki kemapuan berkomunikasi dengan peserta
didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan
komitmen tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan pengembangan
diri secara terus-menerus (continuous improvement) melalui organisasi
profesi, internet, buku, seminar, dan semacamnya.
2. Sikap Dan Sifat Guru Profesional
Menurut Surya (2005), guru yang profesional akan tercermin dalam
pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik
dalam materi maupun metode. Selain itu, juga ditunjukkan melalui tanggung
jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru profesional
hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai
guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, Negara, dan
agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial,
intelektual, moral, dan spiritual.

a. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami dirinya,


mengelola

dirinya,

mengendalikan

dan

menghargai

serta

mengembangkan dirinya.
b. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam
memahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan
sosial serta memiliki kemampuan interaktif yang efektif.
c. Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui pengusaan berbagai
perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
menunjang tugas-tugasnya.
d. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru
sebagai

makhluk

beragama

yang

prilakunya

senantiasa

tidak

menyimpang dari norma-norma agama.


Guru profesional adalah guru yang mengenal tentang dirinya, artinya
dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik
untuk atau dalam belajar. Guru dituntut mencari tahu terus-menerus
bagaimana seharusnya peserta didik itu belajar. Oleh karena itu, apabila ada
kegagalan peserta didik, guru terpanggil untuk menemukan penyebabnya
dan mencari jalan keluar bersama peserta didik bukan mendiamkannya atau
malahan menyalahkannya. Sikap yang harus senantiasa dipupuk adalah
kesediaan untuk mengenal diri dan kehendak untuk memurnikan
keguruannya. Mau belajar dengan meluangkan waktu untuk menjadi guru.
Seorang guru yang tidak sedia belajar, tak mungkin kerasan dan bangga
menjadi guru. Kerasan dan kebanggan atas keguruannya adalah langkah
untuk menjadi guru yang profesional.
Menurut Ngalim purwanto (2002), mengatakan bahwa sikap dan sifatsifat guru yang baik adalah:
1. Bersikap adil.
2. Percaya dan suka kepada murid-muridnya.
3. Sabar dan rela berkorban.
4. Memiliki wibawa di hadapan peserta didik.
5. Penggembira.
6. Bersikap baik terhadap guru-guru lainnya.

7. Bersikap baik terhadap masyarakat.


8. Benar-benar menguasai mata pelajarannya
9. Suka dengan mata pelajaran yang diberikannya.
10. Berpengetahuan luas.

C. Tujuan Dan Fungsi Pengembangan Profesional Guru


1. Tujuan Pengembangan Profesional Guru
Tujuan

pengembangan

profesional

guru

dimaksudkan

untuk

memenuhi tiga kebutuhan yang sungguhpun memiliki keragaman yang


jelas, terdapat banyak kesamaan.
a. Kebutuhan sosial untuk meningkatkan kemampuan sistem pendidikan
yang efisien dan manusiawi, serta melakukan adaptasi untuk penyusunan
kebutuhan sosial. Kebutuhan ini terkait langsung dengan kepedulian
kemasyarakatan guru di tempat mereka berdomisili.
b. Kebutuhan untuk menemukan cara-cara untuk membantu staf pendidikan
dalam rangka mengembangkan pribadinya secara luas. Dengan demikian,
guru dapat mengembangkan potensi sosial dan potensi akademik
generasi muda dalam interaksinya dengan alam lingkungannya.
Kebutuhan ini terkait dengan spirit dan moral guru di sekolah tempat
mereka bekerja.
c. Kebutuhan untuk mengembangkan dan mendorong keinginan guru untuk
menikmati dan mendorong kehidupan pribadinya, seperti halnya dia
membantu siswanya dalam mengembangkan keinginan dan keyakinan
untuk memenuhi tuntutan pribadi yang sesuai dengan potensi dasarnya.
Kebutuhan ini mungkin yang paling penting adalah sebagai proses
seleksi untuk menentukan mutu guru-guru yang akan disertakan dalam
berbagai kegiatan pelatihan dan penjenjangan jabatan.
2. Fungsi Pengembangan Profesional Guru
Bruce

Joyce

(1990)

menulis

bahwa

program

komprehensif

pengembangan profesional hendaknya melalui tiga fungsi berikut ini.

a. Sebagai acuan sistem untuk melaksanakan kegiatan pelatihan dalam


jabatan (in-service training) yang cocok bagi guru.
b. Sebagai bekal bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas programprogramnya.
c. Menciptakan suasana atau kondisi yang memungkinkan guru untuk
sebisa mungkin mengembangkan potensinya secara optimal.
Untuk memenuhi fungsi tersebut, menurut Bruce Joyce, adanya model
komprehensif bagi pengembangan profesional guru benar-benar dirasakan
mendesak. Untuk itu, Bruce Joyce menawarkan tiga model parsial
pengembangan profesional,yaitu : pelatihan dalam jabatan, menjejaki
kemungkinan adanya keterlibatan pemerintah untuk member pengkuan yang
sama terhadap pekerjaan profesional dan anggota-anggota komunitasnya,
dan mencoba memanfaatkan potensi program-program pengembangan
profesional dan program-program perbaikan sekolah sebagai proses yang
berkelanjutan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tujuan

pengembangan

profesional

guru

dimaksudkan

untuk

memenuhi tiga kebutuhan yang sungguhpun memiliki keragaman yang jelas,


terdapat banyak kesamaan.
1. Kebutuhan sosial untuk meningkatkan kemampuan sistem pendidikan yang
efisien dan manusiawi, serta melakukan adaptasi untuk penyusunan
kebutuhan sosial. Kebutuhan ini terkait langsung dengan kepedulian
kemasyarakatan guru di tempat mereka berdomisili.
2. Kebutuhan untuk menemukan cara-cara untuk membantu staf pendidikan
dalam rangka mengembangkan pribadinya secara luas. Dengan demikian,
guru dapat mengembangkan potensi sosial dan potensi akademik generasi
muda dalam interaksinya dengan alam lingkungannya. Kebutuhan ini terkait
dengan spirit dan moral guru di sekolah tempat mereka bekerja.
3. Kebutuhan untuk mengembangkan dan mendorong keinginan guru untuk
menikmati dan mendorong kehidupan pribadinya, seperti halnya dia
membantu siswanya dalam mengembangkan keinginan dan keyakinan untuk
memenuhi tuntutan pribadi yang sesuai dengan potensi dasarnya. Kebutuhan
ini mungkin yang paling penting adalah sebagai proses seleksi untuk
menentukan mutu guru-guru yang akan disertakan dalam berbagai kegiatan
pelatihan dan penjenjangan jabatan.
Bruce

Joyce

(1990)

menulis

bahwa

program

komprehensif

pengembangan profesional hendaknya melalui tiga fungsi berikut ini.


1. Sebagai acuan sistem untuk melaksanakan kegiatan pelatihan dalam jabatan
(in-service training) yang cocok bagi guru;
2. Sebagai bekal bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas programprogramnya;

3. Menciptakan suasana atau kondisi yang memungkinkan guru untuk sebisa


mungkin mengembangkan potensinya secara optimal.
B. Saran
Pada saat ini, banyak sekali terdapat guru yang kurang profesional
karena adanya kepentingan pribadi bahkan lembaga sekolah dianggap sebagai
sarana untuk kepentingan politik sehingga guru tidak menjalankan criteriakriteria guru profesional. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa yang telah
tentang pengembangan guru profesional hendak nanti dapat diaplikasikan apa
yang telah didapatkan mengenai guru yang profesional.

Anda mungkin juga menyukai