Anda di halaman 1dari 29

PolPolusi Termal

Ayu Marine
6 tahun yang lalu
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan mempunyai daya dukung dan daya lenting. Daya
dukung berarti kemampuan lingkungan untuk dapat
memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat
tumbuh dan berkembang secara wajar didalamnya. Daya
lenting berarti kemampuan untuk pulih kembali kepada
keadaan setimbang. Kegiatan manusia amat berpengaruh
pada peningkatan atau penurunan daya dukung maupun
daya lenting lingkungan. Manusia dapat meningkatkan daya
dukung lingkungan, tetapi karena keterbatasan kemampuan
dan kapasitas lingkungan, tidak mungkin terus ditingkatkan
tanpa batas, sehingga manusia secara sadar ataupun tidak
menyebabkan ketidaksetimbangan atau kerusakan
lingkungan.
Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan
kebutuhan manusia semakin bertambah pula, terutama
kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan
perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin
banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)


memacu proses industrialisasi, baik di negara maju ataupun
Negara berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi
yang terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan
kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian
hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu
mendorong semakin berkembangnya industri, hal ini akan
menimbulkan akibat antara lain Sumber Daya Alam (SDA)
yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam
maupun jumlahnya, Industri mengeluarkan limbah yang
mencemari lingkungan. Populasi manusia mengeluarkan
limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat
mencemari lingkungan, Muncul bahan-bahan sintetik yang
tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan sebagainya) yang
dapat meracuni lingkungan.
Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami
pencemaran. Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis,
berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara,
pencemaran air dan pencemaran tanah. Di Indonesia,
kerusakan lingkungan akibat pencemaran udara, air dan
tanah sudah sangat kritis.
Laut merupakan penampung segala sampah yang ada di
muka bumi ini. Sampah yang berasal dari daratan mulai dari
limbah domestic, limbah indurti, serta limbah akibat
transportasi jalur laut baik yang sengaja maupun tidak
disengaja. Paradigma tersebut telah menghapus konteks

pengertian laut yang sesunguhnya bahwa laut merupakan


sumberdaya yang kaya keanekaragaman, keunikan biota dan
fenomena yang menyimpan berbagai misteri yang belum
terpecahkan serta merupakan satu kesatuan ekosistem yang
ada di dunia ini.
Salah satu limbah yang mengkhawatikan bagi kelangsungan
kehidupan biota laut adalan limbah panas yang berasal dari
industry di daerah pesisir yang mengantarkan panas dari
hasil produksi industry. Telah diketahui bahwa buangan
limbah panas terbesar berasal dari pembangkit listrik. Apabila
limbah ini menyebar keseluruh perairan laut maka akan
sangat membahayakan bagi lingkungan laut dan hajat hidup
biota laut tentunya.
*Pengertian Pencemaran
Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran
Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : pencemaran air
adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan
manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya (Pasal 1, angka 2). Definisi
pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna
pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek
penyebab atau pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001).

Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya


pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat,
energi atau komponen lain ke dalam air sehingga
menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering
disebut dengan istilah unsure pencemar, yang pada
prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat
rutin, misalnya buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab
dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia.
Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat
berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus
menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek
akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air
sampai ke tingkat tertentu.
Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah
tingkat kualitas air yang menjadi batas antara tingkat takcemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat
cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati
batas). Pencemaran air mengacu pada perubahan fisik,
biologi, kimia dan kondisi badan air yang akan mengganggu
keseimbangan ekosistem. Seperti jenis polusi, hasil polusi air
bila jumlah besar limbah yang berasal dari berbagai sumber
polutan tidak dapat lagi ditampung oleh ekosistem alam.
Akibatnya, bila limbah tidak dihancurkan secepat diproduksi,
mereka membuat organisme lain yang tidak menguntungkan
bagi manusia dan banyak. Tapi itu belum semuanya. Pelajari
lebih lanjut tentang apa yang menyebabkan pencemaran air.

Sebenarnya ada alasan tertentu yang berada di belakang apa


yang menyebabkan pencemaran air. Namun, penting untuk
membiasakan diri dengan dua kategori utama pencemaran
air. polusi Beberapa datang langsung dari lokasi tertentu
seseorang. Jenis polusi disebut pencemaran sumber titik
seperti pipa air tercemar limbah yang mengalir ke sungai dan
lahan pertanian. Sementara itu, polusi sumber non-titik adalah
polusi yang berasal dari daerah-daerah besar seperti bensin
dan kotoran lain dari jalan raya yang masuk ke danau dan
sungai Air panas dari pembangkit listrik disebut polusi termal.
Ini membunuh hewan air dan tumbuhan dengan mengurangi
kandungan oksigen dari air. Power tanaman menggunakan air
untuk mendinginkan mesin mereka, sehingga mengubah
suhu air.
Selain dari polusi termal, ada juga organik dan anorganik
polutan. Limbah organik termasuk menolak dari rumah-rumah
pembantaian, ikan dan pabrik pengalengan daging, dan
perusahaan penyamakan kulit, pembuatan tanaman,
pestisida dan perusahaan-perusahaan minyak mentah. Sejak
limbah organik yang terurai oleh mikroorganisme, sebagian
besar oksigen terlarut dalam air digunakan dan pembuang
mulai berbau busuk.
Limbah anorganik termasuk zat beracun dan korosif seperti
asam, logam berat, merkuri, kadmium dan timbal yang dapat
mengganggu proses tubuh normal. produsen baterai,
pertambangan, pabrik kertas meningkatkan konsentrasi

membuat air raksa berbahaya dan beracun untuk hal-hal


yang paling hidup (http://id.shvoong.com/exactsciences/astronomy/2011490-apa-penyebab-polusi-air)

2.1 Sumber Limbah Panas


Salah satu penyebab utama pencemaran air yang telah
menyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang serius
dan merupakan polutan yang berasal dari bahan kimia dan
proses industri. Ketika pabrik-pabrik dan produsen
menuangkan bahan kimia dan limbah ternak langsung ke
sungai dan sungai, air menjadi beracun dan tingkat oksigen
yang habis menyebabkan banyak organisme air mati. Limbah
ini termasuk pelarut dan zat-zat beracun. Sebagian besar
limbah tidak biodegradable. tanaman Power, pabrik kertas,
kilang, pabrik-pabrik mobil membuang sampah ke sungai.
v Instalasi pembangkit listrik.
Sejauh ini, jumlah terbesar dari buangan limbah panas ke laut
adalah dari pembangkit listrik. Sekitar 20 juta meter kubik air
pendingin dengan suhu
12oC di atas suhu air laut,
di buang oleh pembangkit listrik tenaga minyak atau batu bara
dengan tenaga 1000 MW (Clark, 1997 dalam Mukhtasor
2006). Sedangkan pembangkit listrik tenaga nuklir
menghasilkan air pendingin dengan suhu sekitar 15oC diatas

suhu laut.
Limbah air panas dari instalasi pembangkit listrik biasanya
dibuang secara langsung ke sungai sehingga meningkatkan
suhu air dan menimbulkan pencemaran termal. Kenaikan
suhu 10 derajat dapat mempercepat aktivitas metabolisme
biota air menjadi dua kali dari biasanya. Karena masingmasing jenis biota air memiliki kecepatan metabolik yang
berbeda, maka biota air hanya dapat hidup pada rentangan
suhu tertentu yang berbeda-beda untuk setiap kelompok
biota. Populasi hewan air akan menurun pada suhu tinggi,
hanya sedikit jenis hewan yang dapat hidup pada suhu di atas
40oC. Tumbuhan lebih tahan terhadap kenaikan suhu.
Kenaikan suhu air akan menurunkan prosentasi kelarutan
oksigen. Pengaruh polusi thermal juga meningkatkan
toksisitas zat kimia tertentu. Minyak dan petrokimia sejenis
yang mencemari perairan akan membentuk lapisan tipis di
permukaan air yang menghalangi pertukaran oksigen dalam
air dengan di atmosfer. Hal ini menyebabkan penurunan
kandungan oksigen dalam air.
Untuk menghilangkan radiasi thermal, cukup dengan
mendinginkan ruang tersebut pada temperatur nol absolut.
Secara teori, pada temperatur ini tidak ada radiasi thermal
dan semua partikel akan diam serta ruangan pun akan
kosong dari partikel yang berseliweran. Namun hasil
penelitian mutakhir menunjukkan hal yang baru. Pada kondisi
hampa seperti diatas masih terdapat radiasi yang tetap ada

walau temperatur telah diturunkan hingga nol absolut. Radiasi


ini disebut dengan zero point radiation, dinamakan demikian
karena sesuai dengan sifatnya yang tetap muncul pada
temperatur nol absolut, dan energi pembangkitnya disebut
dengan zero point energy (ZPE)
(http://luodreamerz.blogspot.com/2008/03/polusi-termal.html).
v Cooling water industri.
Pendinginan buangan limbah panas biasanya terjadi karena
tercampur dengan air laut. Area yang terpengaruh oleh limbah
ini dibatasi oleh plume air panas dan kecepatan arus
lingkungan di sekitarnya. Meskipun demikian arah arus yang
membawa plume dapat berubah karena arus pasang surut
dan dengan demikian total area terpengaruh akan menjadi
lebih besar daripada yang terlihat pertama kali (Mukhtasor,
2006)
Selain itu, kadang-kadang pembuangan air bekas pendingin
ini juga menyebabkan pemerataan peningkatan kadar
padatan terlarut yang mengakibatkan terjadinya sedimen di
air laut pada daerahdisekitar pembuangan. Karena sifat
pembuangan yang berlangsung terus menerus, maka sifat
keberadaan padatan terlarut di air laut cenderung tidak
berbalik (teta pada, sulit larut kembali, dan cenderung untuk
membentuk sedimen) (Mukhtasor, 2006).

Sangat sulit untuk membedakan dampak/ efek dari limbah


panas dengan limbah yang lain. Karena air pendingin
umumnya telah diolah, dan terkadang diselingi dengan
pemberian klorin untuk menghalangi pengendapan organismo
pada sistem heat-exchange. Scouring yang terjadi di dasar
laut di sebabkan oleh aliran plume yang dapat merubah aliran
alami lingkungan laut dan juga akan mempengaruhi biota laut
(Mukhtasor, 2006).

2.2 Dampak dan solusi polusi termal


Pencemaran air limbah panas (Thermal Pollution) adalah
masukan dalam jumlah besar air yang mengalami
pemanasan dari satu atau sejumlah industry yang
menggunakan sumber yang sama sehingga temperature
airnya melebihi kondisi normalnya serta dapat menyebabkan
efek merugikan pada kehidupan perairannya. Industry air
pendingin merupakan sumber awal panas dimana [embangkit
tenaga listrik menggunakan 80% air pendingin (Neves dan
Lourenco 1996; Kristanto, 2002 dalam Huboyo dan Zaman,
2007).
Luas pengaruh limbah panas tergantung pada beberapa
factor yaitu
1.

volume air limbah,

2.

temperature air limbah,

3.

arus

4.

sirkulasi massa air tempat pembuangan limbah panas

limbah panas menyebabkan pengaruh baik fisik, kimia


maupun biologi. Secara fisika, berpengaruh terhadap
densitas, viskositas, tekanan uap, dan kelarutan. Pengaruh
terhadap densitas dan viskositas berdasarkan hukum stokes
tentang pengendapan padatan dalam medium non-turbulent
seperti dirumuskan sebagai berikut :
Vt = D2g/ 18 (3-f)
Dengan :
Vt = kecepatan pengendapan (m/s)
D = diameter partikel (m)
g = kecepatan gravitasi (m/s2)
= viskositas dinamik (N.s/m2)
S = densitas padatan (kg/m3)

pf = densitas cairan (kg/m3)


Berdasarkan persamaan tersebut dapat dilihat bahwa
temperature akan mengalami kenaikan dengan penurunan pf
dan dan kemudian Vt naik, dimana kenaikan
temperaturedipengaruhi oleh lokasi dan jumlah deposit
sedimen. Densitas sedikit berbeda (0,001-0,002) dapat
disebabkan oleh adanya stratifikasi, juga tergantung pada
kedalaman dan pergerakan air yang menghambat
percampuran secara vertical (vertical mixing) dan transfer
oksigen (Huboyo dan Zaman, 2007).
Pengaruh terhadap tekanan uap yang akan naik sejalan
dengan kanaikan temperature dan mempengaruhi laju
evaporasi yang akan naik sejalan dengan kenaikan tekanan
uap karena adanya perbedaan tekanan uap udara dan air
serta aliran udara seperti persamaan sebagai berikut (Neves
dan Lourenco,1996 dalam Huboyo dan Zaman 2007).
Dengan :
F = flux evaporasi (kg m-2s-1)
L = panas laten (J kg-1)
C = koefisien empiris evaporasi
W = kecepatan angin (m s-1)

es = tekanan uap dari udara jenuh pada temperature di


permukaan air (Pa)
ea = tekanan uap lapisan udara (Pa)
kelarutan gas secara langsung sebanding dengan tekanan
parsial yang dipengaruhi temperature pada kondisi
setimbang. Perubahan temperature menyebabkan perubahan
keseimbangan dinamis oksigen dalam air yang kompleks
yang berhubungan dengan reaerasi atmosfer, produksi
fotosintesis, difusi, mixing dan sebagainya.
Pengaruh secara kimia adalah terhadap kecepatan reaksi
dimana reaksi pada kondisi yang setimbang akn berubah
sejalan dengan perubahan temperatur. Kecepatan reaksi
dimana reaksi pada kondisi yang setimbang akan berubah
sejalan dengan perubahan temperatur. Kecepatan reaksi
akan naik sekitar duakalinya untuk setiap kenaikan 10oC.
Banyak reaksi yang mempengaruhi kualitas air yaitu reaksi
biokimia dan sekitar pusat aktivitas mikroba. Rasa bau
terjadinya penurunan kelarutan terutama gas H2S, SO2,
CH4,SOX (Huboyo dan Zaman, 2007).
Efek temperatur mempunyai dampak spesifik sehingga perlu
dipelajari efeknya terhadap spesies lokal yang penting.
Tingkat oksigen dan salinitas turut mempengaruhi efek
tersebut. Penurunan oksigen terlarut dan kenaikan laju

metabolisme dapat berkombinasi yang memnuat lingkungan


kurang sesuai bagi kehidupan ikan. (Sunarsih, 1996).
Temperatur air yang lebih hangat menyebabkan organisme
perairan mengalami peningkatan laju respirasi dan
peningkatan konsumsi oksigen serta lebih mudah terkena
penyakit, parasit dan bahan kimia beracun. Sedangkan untuk
meminimalisir efek panas yang berlebihan terhadap
ekosistem perairan adalah melalui mengurangi penggunaan
dan pembuangan listrik dan pembatasan jumlah buangan air
panas ke dalam badan air yang sama, control dengan difusi,
menstransfer panas dari air ke atmosfir dengan tower
pendingin basah atau kering, pembuangan air panas kedalam
kolam yang dangkal atau kanal untuk pendinginan dan
memanfaatkan kembali (reuse) sebagai air pendingin
(cooling water) (Huboyo dan Zaman, 2007).

III. PENUTUP

Salah satu penyebab utama pencemaran air yang telah


menyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang serius
dan merupakan polutan yang berasal dari bahan kimia dan
proses industri. Ketika pabrik-pabrik dan produsen
menuangkan bahan kimia dan limbah ternak langsung ke

sungai dan sungai, air menjadi beracun dan tingkat oksigen


yang habis menyebabkan banyak organisme air mati. Limbah
ini termasuk pelarut dan zat-zat beracun. Sebagian besar
limbah tidak biodegradable. tanaman Power, pabrik kertas,
kilang, pabrik-pabrik mobil membuang sampah ke sungai.
Pencemaran air limbah panas (Thermal Pollution) adalah
masukan dalam jumlah besar air yang mengalami
pemanasan dari satu atau sejumlah industry yang
menggunakan sumber yang sama sehingga temperature
airnya melebihi kondisi normalnya serta dapat menyebabkan
efek merugikan pada kehidupan perairannya. Industry air
pendingin merupakan sumber awal panas dimana [embangkit
tenaga listrik menggunakan 80% air pendingin.
Luas pengaruh limbah panas tergantung pada beberapa
factor yaitu volume air limbah, temperature air limbah, arus,
sirkulasi massa air tempat pembuangan limbah panas.
Limbah panas menyebabkan pengaruh baik fisik, kimia
maupun biologi. Secara fisika, berpengaruh terhadap
densitas, viskositas, tekanan uap, dan kelarutan. Pengaruh
terhadap densitas dan viskositas berdasarkan hukum stokes
tentang pengendapan padatan dalam medium non-turbulent.
Sedangkan untuk meminimalisir efek panas yang berlebihan
terhadap ekosistem perairan adalah melalui mengurangi
penggunaan dan pembuangan listrik dan pembatasan jumlah
buangan air panas ke dalam badan air yang sama, control

dengan difusi, menstransfer panas dari air ke atmosfir


dengan tower pendingin basah atau kering, pembuangan air
panas kedalam kolam yang dangkal atau kanal untuk
pendinginan dan memanfaatkan kembali (reuse) sebagai air
pendingin (cooling water).usi Termal
Ayu Marine
6 tahun yang lalu
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan mempunyai daya dukung dan daya lenting. Daya
dukung berarti kemampuan lingkungan untuk dapat
memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat
tumbuh dan berkembang secara wajar didalamnya. Daya
lenting berarti kemampuan untuk pulih kembali kepada
keadaan setimbang. Kegiatan manusia amat berpengaruh
pada peningkatan atau penurunan daya dukung maupun
daya lenting lingkungan. Manusia dapat meningkatkan daya
dukung lingkungan, tetapi karena keterbatasan kemampuan
dan kapasitas lingkungan, tidak mungkin terus ditingkatkan
tanpa batas, sehingga manusia secara sadar ataupun tidak
menyebabkan ketidaksetimbangan atau kerusakan
lingkungan.
Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan

kebutuhan manusia semakin bertambah pula, terutama


kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan
perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin
banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
memacu proses industrialisasi, baik di negara maju ataupun
Negara berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi
yang terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan
kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian
hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu
mendorong semakin berkembangnya industri, hal ini akan
menimbulkan akibat antara lain Sumber Daya Alam (SDA)
yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam
maupun jumlahnya, Industri mengeluarkan limbah yang
mencemari lingkungan. Populasi manusia mengeluarkan
limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat
mencemari lingkungan, Muncul bahan-bahan sintetik yang
tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan sebagainya) yang
dapat meracuni lingkungan.
Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami
pencemaran. Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis,
berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara,
pencemaran air dan pencemaran tanah. Di Indonesia,
kerusakan lingkungan akibat pencemaran udara, air dan
tanah sudah sangat kritis.
Laut merupakan penampung segala sampah yang ada di

muka bumi ini. Sampah yang berasal dari daratan mulai dari
limbah domestic, limbah indurti, serta limbah akibat
transportasi jalur laut baik yang sengaja maupun tidak
disengaja. Paradigma tersebut telah menghapus konteks
pengertian laut yang sesunguhnya bahwa laut merupakan
sumberdaya yang kaya keanekaragaman, keunikan biota dan
fenomena yang menyimpan berbagai misteri yang belum
terpecahkan serta merupakan satu kesatuan ekosistem yang
ada di dunia ini.
Salah satu limbah yang mengkhawatikan bagi kelangsungan
kehidupan biota laut adalan limbah panas yang berasal dari
industry di daerah pesisir yang mengantarkan panas dari
hasil produksi industry. Telah diketahui bahwa buangan
limbah panas terbesar berasal dari pembangkit listrik. Apabila
limbah ini menyebar keseluruh perairan laut maka akan
sangat membahayakan bagi lingkungan laut dan hajat hidup
biota laut tentunya.
*Pengertian Pencemaran
Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran
Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : pencemaran air
adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan
manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi

sesuai dengan peruntukannya (Pasal 1, angka 2). Definisi


pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna
pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek
penyebab atau pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001).
Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya
pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat,
energi atau komponen lain ke dalam air sehingga
menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering
disebut dengan istilah unsure pencemar, yang pada
prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat
rutin, misalnya buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab
dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia.
Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat
berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus
menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek
akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air
sampai ke tingkat tertentu.
Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah
tingkat kualitas air yang menjadi batas antara tingkat takcemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat
cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati
batas). Pencemaran air mengacu pada perubahan fisik,
biologi, kimia dan kondisi badan air yang akan mengganggu
keseimbangan ekosistem. Seperti jenis polusi, hasil polusi air
bila jumlah besar limbah yang berasal dari berbagai sumber
polutan tidak dapat lagi ditampung oleh ekosistem alam.

Akibatnya, bila limbah tidak dihancurkan secepat diproduksi,


mereka membuat organisme lain yang tidak menguntungkan
bagi manusia dan banyak. Tapi itu belum semuanya. Pelajari
lebih lanjut tentang apa yang menyebabkan pencemaran air.
Sebenarnya ada alasan tertentu yang berada di belakang apa
yang menyebabkan pencemaran air. Namun, penting untuk
membiasakan diri dengan dua kategori utama pencemaran
air. polusi Beberapa datang langsung dari lokasi tertentu
seseorang. Jenis polusi disebut pencemaran sumber titik
seperti pipa air tercemar limbah yang mengalir ke sungai dan
lahan pertanian. Sementara itu, polusi sumber non-titik adalah
polusi yang berasal dari daerah-daerah besar seperti bensin
dan kotoran lain dari jalan raya yang masuk ke danau dan
sungai Air panas dari pembangkit listrik disebut polusi termal.
Ini membunuh hewan air dan tumbuhan dengan mengurangi
kandungan oksigen dari air. Power tanaman menggunakan air
untuk mendinginkan mesin mereka, sehingga mengubah
suhu air.
Selain dari polusi termal, ada juga organik dan anorganik
polutan. Limbah organik termasuk menolak dari rumah-rumah
pembantaian, ikan dan pabrik pengalengan daging, dan
perusahaan penyamakan kulit, pembuatan tanaman,
pestisida dan perusahaan-perusahaan minyak mentah. Sejak
limbah organik yang terurai oleh mikroorganisme, sebagian
besar oksigen terlarut dalam air digunakan dan pembuang
mulai berbau busuk.

Limbah anorganik termasuk zat beracun dan korosif seperti


asam, logam berat, merkuri, kadmium dan timbal yang dapat
mengganggu proses tubuh normal. produsen baterai,
pertambangan, pabrik kertas meningkatkan konsentrasi
membuat air raksa berbahaya dan beracun untuk hal-hal
yang paling hidup (http://id.shvoong.com/exactsciences/astronomy/2011490-apa-penyebab-polusi-air)

2.1 Sumber Limbah Panas


Salah satu penyebab utama pencemaran air yang telah
menyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang serius
dan merupakan polutan yang berasal dari bahan kimia dan
proses industri. Ketika pabrik-pabrik dan produsen
menuangkan bahan kimia dan limbah ternak langsung ke
sungai dan sungai, air menjadi beracun dan tingkat oksigen
yang habis menyebabkan banyak organisme air mati. Limbah
ini termasuk pelarut dan zat-zat beracun. Sebagian besar
limbah tidak biodegradable. tanaman Power, pabrik kertas,
kilang, pabrik-pabrik mobil membuang sampah ke sungai.
v Instalasi pembangkit listrik.
Sejauh ini, jumlah terbesar dari buangan limbah panas ke laut
adalah dari pembangkit listrik. Sekitar 20 juta meter kubik air
pendingin dengan suhu
12oC di atas suhu air laut,

di buang oleh pembangkit listrik tenaga minyak atau batu bara


dengan tenaga 1000 MW (Clark, 1997 dalam Mukhtasor
2006). Sedangkan pembangkit listrik tenaga nuklir
menghasilkan air pendingin dengan suhu sekitar 15oC diatas
suhu laut.
Limbah air panas dari instalasi pembangkit listrik biasanya
dibuang secara langsung ke sungai sehingga meningkatkan
suhu air dan menimbulkan pencemaran termal. Kenaikan
suhu 10 derajat dapat mempercepat aktivitas metabolisme
biota air menjadi dua kali dari biasanya. Karena masingmasing jenis biota air memiliki kecepatan metabolik yang
berbeda, maka biota air hanya dapat hidup pada rentangan
suhu tertentu yang berbeda-beda untuk setiap kelompok
biota. Populasi hewan air akan menurun pada suhu tinggi,
hanya sedikit jenis hewan yang dapat hidup pada suhu di atas
40oC. Tumbuhan lebih tahan terhadap kenaikan suhu.
Kenaikan suhu air akan menurunkan prosentasi kelarutan
oksigen. Pengaruh polusi thermal juga meningkatkan
toksisitas zat kimia tertentu. Minyak dan petrokimia sejenis
yang mencemari perairan akan membentuk lapisan tipis di
permukaan air yang menghalangi pertukaran oksigen dalam
air dengan di atmosfer. Hal ini menyebabkan penurunan
kandungan oksigen dalam air.
Untuk menghilangkan radiasi thermal, cukup dengan
mendinginkan ruang tersebut pada temperatur nol absolut.
Secara teori, pada temperatur ini tidak ada radiasi thermal

dan semua partikel akan diam serta ruangan pun akan


kosong dari partikel yang berseliweran. Namun hasil
penelitian mutakhir menunjukkan hal yang baru. Pada kondisi
hampa seperti diatas masih terdapat radiasi yang tetap ada
walau temperatur telah diturunkan hingga nol absolut. Radiasi
ini disebut dengan zero point radiation, dinamakan demikian
karena sesuai dengan sifatnya yang tetap muncul pada
temperatur nol absolut, dan energi pembangkitnya disebut
dengan zero point energy (ZPE)
(http://luodreamerz.blogspot.com/2008/03/polusi-termal.html).
v Cooling water industri.
Pendinginan buangan limbah panas biasanya terjadi karena
tercampur dengan air laut. Area yang terpengaruh oleh limbah
ini dibatasi oleh plume air panas dan kecepatan arus
lingkungan di sekitarnya. Meskipun demikian arah arus yang
membawa plume dapat berubah karena arus pasang surut
dan dengan demikian total area terpengaruh akan menjadi
lebih besar daripada yang terlihat pertama kali (Mukhtasor,
2006)
Selain itu, kadang-kadang pembuangan air bekas pendingin
ini juga menyebabkan pemerataan peningkatan kadar
padatan terlarut yang mengakibatkan terjadinya sedimen di
air laut pada daerahdisekitar pembuangan. Karena sifat
pembuangan yang berlangsung terus menerus, maka sifat

keberadaan padatan terlarut di air laut cenderung tidak


berbalik (teta pada, sulit larut kembali, dan cenderung untuk
membentuk sedimen) (Mukhtasor, 2006).
Sangat sulit untuk membedakan dampak/ efek dari limbah
panas dengan limbah yang lain. Karena air pendingin
umumnya telah diolah, dan terkadang diselingi dengan
pemberian klorin untuk menghalangi pengendapan organismo
pada sistem heat-exchange. Scouring yang terjadi di dasar
laut di sebabkan oleh aliran plume yang dapat merubah aliran
alami lingkungan laut dan juga akan mempengaruhi biota laut
(Mukhtasor, 2006).

2.2 Dampak dan solusi polusi termal


Pencemaran air limbah panas (Thermal Pollution) adalah
masukan dalam jumlah besar air yang mengalami
pemanasan dari satu atau sejumlah industry yang
menggunakan sumber yang sama sehingga temperature
airnya melebihi kondisi normalnya serta dapat menyebabkan
efek merugikan pada kehidupan perairannya. Industry air
pendingin merupakan sumber awal panas dimana [embangkit
tenaga listrik menggunakan 80% air pendingin (Neves dan
Lourenco 1996; Kristanto, 2002 dalam Huboyo dan Zaman,
2007).

Luas pengaruh limbah panas tergantung pada beberapa


factor yaitu
1.

volume air limbah,

2.

temperature air limbah,

3.

arus

4.

sirkulasi massa air tempat pembuangan limbah panas

limbah panas menyebabkan pengaruh baik fisik, kimia


maupun biologi. Secara fisika, berpengaruh terhadap
densitas, viskositas, tekanan uap, dan kelarutan. Pengaruh
terhadap densitas dan viskositas berdasarkan hukum stokes
tentang pengendapan padatan dalam medium non-turbulent
seperti dirumuskan sebagai berikut :
Vt = D2g/ 18 (3-f)
Dengan :
Vt = kecepatan pengendapan (m/s)
D = diameter partikel (m)
g = kecepatan gravitasi (m/s2)

= viskositas dinamik (N.s/m2)


S = densitas padatan (kg/m3)
pf = densitas cairan (kg/m3)
Berdasarkan persamaan tersebut dapat dilihat bahwa
temperature akan mengalami kenaikan dengan penurunan pf
dan dan kemudian Vt naik, dimana kenaikan
temperaturedipengaruhi oleh lokasi dan jumlah deposit
sedimen. Densitas sedikit berbeda (0,001-0,002) dapat
disebabkan oleh adanya stratifikasi, juga tergantung pada
kedalaman dan pergerakan air yang menghambat
percampuran secara vertical (vertical mixing) dan transfer
oksigen (Huboyo dan Zaman, 2007).
Pengaruh terhadap tekanan uap yang akan naik sejalan
dengan kanaikan temperature dan mempengaruhi laju
evaporasi yang akan naik sejalan dengan kenaikan tekanan
uap karena adanya perbedaan tekanan uap udara dan air
serta aliran udara seperti persamaan sebagai berikut (Neves
dan Lourenco,1996 dalam Huboyo dan Zaman 2007).
Dengan :
F = flux evaporasi (kg m-2s-1)
L = panas laten (J kg-1)

C = koefisien empiris evaporasi


W = kecepatan angin (m s-1)
es = tekanan uap dari udara jenuh pada temperature di
permukaan air (Pa)
ea = tekanan uap lapisan udara (Pa)
kelarutan gas secara langsung sebanding dengan tekanan
parsial yang dipengaruhi temperature pada kondisi
setimbang. Perubahan temperature menyebabkan perubahan
keseimbangan dinamis oksigen dalam air yang kompleks
yang berhubungan dengan reaerasi atmosfer, produksi
fotosintesis, difusi, mixing dan sebagainya.
Pengaruh secara kimia adalah terhadap kecepatan reaksi
dimana reaksi pada kondisi yang setimbang akn berubah
sejalan dengan perubahan temperatur. Kecepatan reaksi
dimana reaksi pada kondisi yang setimbang akan berubah
sejalan dengan perubahan temperatur. Kecepatan reaksi
akan naik sekitar duakalinya untuk setiap kenaikan 10oC.
Banyak reaksi yang mempengaruhi kualitas air yaitu reaksi
biokimia dan sekitar pusat aktivitas mikroba. Rasa bau
terjadinya penurunan kelarutan terutama gas H2S, SO2,
CH4,SOX (Huboyo dan Zaman, 2007).

Efek temperatur mempunyai dampak spesifik sehingga perlu


dipelajari efeknya terhadap spesies lokal yang penting.
Tingkat oksigen dan salinitas turut mempengaruhi efek
tersebut. Penurunan oksigen terlarut dan kenaikan laju
metabolisme dapat berkombinasi yang memnuat lingkungan
kurang sesuai bagi kehidupan ikan. (Sunarsih, 1996).
Temperatur air yang lebih hangat menyebabkan organisme
perairan mengalami peningkatan laju respirasi dan
peningkatan konsumsi oksigen serta lebih mudah terkena
penyakit, parasit dan bahan kimia beracun. Sedangkan untuk
meminimalisir efek panas yang berlebihan terhadap
ekosistem perairan adalah melalui mengurangi penggunaan
dan pembuangan listrik dan pembatasan jumlah buangan air
panas ke dalam badan air yang sama, control dengan difusi,
menstransfer panas dari air ke atmosfir dengan tower
pendingin basah atau kering, pembuangan air panas kedalam
kolam yang dangkal atau kanal untuk pendinginan dan
memanfaatkan kembali (reuse) sebagai air pendingin
(cooling water) (Huboyo dan Zaman, 2007).

III. PENUTUP

Salah satu penyebab utama pencemaran air yang telah

menyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang serius


dan merupakan polutan yang berasal dari bahan kimia dan
proses industri. Ketika pabrik-pabrik dan produsen
menuangkan bahan kimia dan limbah ternak langsung ke
sungai dan sungai, air menjadi beracun dan tingkat oksigen
yang habis menyebabkan banyak organisme air mati. Limbah
ini termasuk pelarut dan zat-zat beracun. Sebagian besar
limbah tidak biodegradable. tanaman Power, pabrik kertas,
kilang, pabrik-pabrik mobil membuang sampah ke sungai.
Pencemaran air limbah panas (Thermal Pollution) adalah
masukan dalam jumlah besar air yang mengalami
pemanasan dari satu atau sejumlah industry yang
menggunakan sumber yang sama sehingga temperature
airnya melebihi kondisi normalnya serta dapat menyebabkan
efek merugikan pada kehidupan perairannya. Industry air
pendingin merupakan sumber awal panas dimana [embangkit
tenaga listrik menggunakan 80% air pendingin.
Luas pengaruh limbah panas tergantung pada beberapa
factor yaitu volume air limbah, temperature air limbah, arus,
sirkulasi massa air tempat pembuangan limbah panas.
Limbah panas menyebabkan pengaruh baik fisik, kimia
maupun biologi. Secara fisika, berpengaruh terhadap
densitas, viskositas, tekanan uap, dan kelarutan. Pengaruh
terhadap densitas dan viskositas berdasarkan hukum stokes
tentang pengendapan padatan dalam medium non-turbulent.

Sedangkan untuk meminimalisir efek panas yang berlebihan


terhadap ekosistem perairan adalah melalui mengurangi
penggunaan dan pembuangan listrik dan pembatasan jumlah
buangan air panas ke dalam badan air yang sama, control
dengan difusi, menstransfer panas dari air ke atmosfir
dengan tower pendingin basah atau kering, pembuangan air
panas kedalam kolam yang dangkal atau kanal untuk
pendinginan dan memanfaatkan kembali (reuse) sebagai air
pendingin (cooling water).

Anda mungkin juga menyukai