Anda di halaman 1dari 5

Studi Literatur Kasus Terorisme Bom Makassar Dikaitkan dengan Nilai-

Nilai Bela Negara dan SGD ke 16


ABSTRAK

Pada tahun 2021 kemarin, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan peristiwa pengeboman yang
terjadi di gereja katedral Makassar. Dalam kejadian tersebut, 20 orang mengalami luka-luka dan 2
orang yang merupakan pelaku tewas di tempat kejadian. Buntut kejadian tersebut, polisi menangkap
53 orang yang diduga memiliki kaitan dengan kejadian pengeboman itu. Kejadian itu tentunya sangat
berlawanan dari nilai-nilai bela negara, dimana kita diajarkan untuk cinta tanah air dan menghargai
perbedaan. Terorisme merupakan suatu ancaman serius bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apa saja nilai nilai bela negara yang tidak sesuai
dalam pengeboman tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur.
Kata Kunci : Bela negara, Terorisme, Pengeboman

In 2021 the Indonesian people were shocked by the bombing that occurred at the Makassar cathedral
church. In the incident, 20 people were injured and 2 people who were perpetrators died at the scene.
In the aftermath of the incident, the police arrested 53 people suspected of having links to the
bombing incident. This incident is of course very contrary to the values of national defense, where we
are taught to love our country and respect differences. Terrorism is a serious threat to the integrity of
the Unitary State of the Republic of Indonesia. This study aims to examine what the values of
defending the country are that are not appropriate in the bombing. The research method used is
literature study.
Keywords : National defense, Terorism, Bombing
PENDAHULUAN
Angka Terorisme di Indonesia dari terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dibuktikan
dengan jumlah tersangka kasus terorisme yang juga meningkat dari tahun ke tahun. Contohnya saja
polisi telah menangkap sebanyak 370 orang tersangka terorisme sepanjang tahun 2021. Sementara di
2020 jumlah tersangka terorisme adalah sebanyak 232. Kejadian terorisme terjadi merata di seluruh
Indonesia, tidak hanya terfokus di kota-kota besar saja. Motifnya pun beragam, tapi yang paling
umum adalah agama dan ideologi. Banyaknya terorisme yang bermotif agama dan ideologi menjadi
suatu pertanda bahwa banyak masyarakat di Indonesia tidak memiliki sikap bela negara yang baik.

Sikap bela negara seharusnya ditanamkan diseluruh masyarakat kita. Hal ini diperlukan untuk
menjaga kedaulatan dan keutuhan negara ini. Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh
perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau
seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.
Nilai-nilai yang terkandung dalam bela negara antara lain adalah cinta tanah air, kesadaran berbangsa
dan bernegara, yakin akan pancasila, rela berkorban dan memiliki kemampuan awal bela negara.

KERANGKA TEORITIS
a. Terorisme
Dalam KBBI, terorisme didefinisikan sebagai penggunaan kekerasan untuk
menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik). Atau secara
sederhana, KBBI memuat pengertian terorisme sebagai tindakan teror. Sedangkan menurut
UU 5/2018, terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman
kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat
menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran
terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas
internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
Pelaku atau kelompok pelaku terorisme biasanya merupakan kelompok minoritas atau
kelompok yang terdiskriminasi dalam tatanan pergaulan yang mapan. Pilihan tindakan
terorisme bagi kelompok ini adalah suatu keniscayaan karena cara-cara yang mapan tidak
mampu melayani aspirasi mereka. Kelompok semacam ini sekarang diberi label sebagai
teroris yang dimusuhi di seluruh dunia, khususnya perspektif yang didominasi oleh
kepentingan Amerika dan sekutunya.
b. Nilai-nilai bela negara
Penjelasan Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara menyatakan bahwa "Upaya Bela Negara" adalah "sikap dan
perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara". Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar
manusia, juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan
penuh kesadaran,
tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Nilai-nilai bela negara :
1. Cinta tanah air.
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara.
3. Yakin akan Pancasila.
4. Rela berkorban.
5. Memiliki kemampuan awal untuk bela negara.
c. SDGs
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah pembangunan yang menjaga
peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambingan, pembangunan
yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga
kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata
kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi
berikutnya. TPB/SDGs merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya untuk
menyejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan, yaitu: (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa
Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan
Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan
Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya
Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi
yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15)
Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17)
Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

SDGs menjadi prioritas pembangunan nasional, yang memerlukan sinergi kebijakan


perencanaan di tingkat nasional dan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Target-target
SDGs di tingkat nasional telah sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 dalam bentuk program, kegiatan dan indicator yang terukur
serta indikasi dukungan pembiayaa. SDGs merupakan penyempurnaan dari Tujuan
Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals) (MGDs) yang lebih komprehensif
dengan melibatkan lebih banyak negara baik negara maju maupun berkembang, memperluas
sumber pendanaan, menekankan pada hak asasi manusia, inklusif dengan pelibatan
Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan media, Filantropi dan Pelaku Usaha, serta
Akademisi dan Pakar.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa hasil
studi literatur. Penelitian dengan studi literatur sebuah penelitian yang persiapannya sama dengan
penelitian lainnya akan tetapi sumber dan metode pengumpulan data dengan mengambil data di
pustaka, membaca, mencatat, dan mengolah bahan penelitian. Penelitian dengan studi literatur juga
sebuah penelitian yang dikategorikan sebagai sebuah karya ilmiah karena pengumpulan data
dilakukan dengan sebuah strategi dalam bentuk metodologi penelitian. Variabel pada penelitian studi
literatur bersifat tidak baku. Data yang diperoleh dianalisis secara mendalam oleh penulis. Sumber
data untuk penelitian studi literatur dapat berupa sumber yang resmi akan tetapi dapat berupa
laporan/kesimpulan seminar, catatan/rekaman diskusi ilmiah, tulisan-tulisan resmi terbitan pemerintah
dan lembaga-lembaga lain, baik dalam bentuk buku/manual maupun digital seperti bentuk piringan
optik, komputer atau data komputer.
Teknik pengolahan data dilakukan dengan membaca satu per satu jumal atau literatur dengan
saksama dan memisahkan data dengan menguraikan kalimat dalam bentuk yang teratur sehingga
memudahkan pemahaman dan interpretasi data. Hasil pengolahan data dianalisis sesuai dengan tujuan
penelitian sehingga memperoleh hasil dan kesimpulan yang diharapkan.

HASIL

Penulis Judul Metode Hasil

Ali Chusein Aksi Terorisme Bom Penelitian ini Bali merupakan


Alcharisity (2020) Bali menggunakan metode sasaran empuk bagi
Mengatasnamakan penelitian kualitatif teroris untuk
Jihad Untuk dengan sumber dan melakukan aksinya.
Kepentingan data dariberbagai Banyaknya orang yang
macam web berita berkerumun dari dalam
dan atrikel dan negeri dan luar negeri.
jurnal serta Dampak yang dirasaka
wawancara mantan Bali ada fisik dan
salah satu pemimpin psikis dari berbagai
aksi Bom bali Ali macam tempat baik itu
Imron kerusakan berat
infrastruktur, korban
jiwa, ketakutan
berlibur dan
berkerumun.

Program deradikalisasi
yang dilaksanakan
BNPT memiliki
beberapa tujuan yakni,
merubah ideologi
napiter terorisme,
menambah
kemampuan
berrsosialisasi di
masyarakat, dan
mencegah kembalinya
napiter tersebut
kedalam organisasi
radikal. Beberapa cara
yang dilakukan adalah
dengan melakukan
konseling mandiri,
mendatangkan pihak
eksternal, melakukan
pendekatan secara
personal terhadap
napiter, dan lain-lain.
Tetapi, masih banyak
yang perlu diperbaiki

asljdbkasjdniuadj;ahljka gak paham anjing


1. implementasi bela negara/definisi
2. contoh kasus terorisme (ambil intinya 5W+iH)
3. resolusi atau penyelesaian masalah

PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA
Indrawan, Jerry, and M. Prakoso Aji. "Efektivitas Program Deradikalisasi Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme Terhadap Narapidana Terorisme di Indonesia." Jurnal Pertahanan
& Bela Negara 9.2 (2019): 1-20.

https://www.researchgate.net/publication/
346424878_Aksi_Terorisme_Bom_Bali_Mengatasnamakan_Jihad_Untuk_Kepentingan
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210519152746-12-
644302/total-tersangka-kasus-bom-makassar-53-orang (diakses
pada tanggal 28 Agustus 2022 pukul 20:15)

Anda mungkin juga menyukai