29
ATAVISME,
Vol.
17,
No.
1,
Edisi
Juni
2014:29—39
buku
Perkembangan
Puisi
Indonesia
Ta-‐ karya
sastra;
dan
(3)
kritikus
artketipe
hun
20-‐an
hingga
Tahun
40-‐an
(1985)
sangat
beruntung
karena
dapat
meng-‐
juga
Sofyan
dalam
buku
Amir
Hamzah:
ambil
manfaat
dari
semua
bidang
yang
Padamu
Jua
(2000).
Dalam
pelbagai
pe-‐ sesuai
dengan
penghayatannya
terhadap
nerbitan
itulah
tersebar
sajak-‐sajak
Amir
karya
sastra.
Hamzah,
termasuk
"Hang
Tuah"
yang
di-‐ Levi-‐Strauss
(dalam
Endraswara,
bicarakan
dalam
penelitian
ini.
2003:110—114)
menyatakan
bahwa
Sajak
“Hang
Tuah”
karya
Amir
mitos
tidak
selalu
sama
dengan
konsep
Hamzah
yang
menampilkan
mitos
keme-‐ mitos
pada
umumnya.
Mitos
tidak
selalu
layuan
ditulis
seputar
tahun
1930-‐an.
Sa-‐ relevan
dengan
sejarah
dan
kenyataan.
jak
ini
diumumkan
secara
luas
pada
ta-‐ Mitos
juga
tidak
selalu
bersifat
sakral
hun
1941
bersama
dengan
terbitnya
atau
suci.
Mitos
yang
suci
pada
suatu
Buah
Rindu,
kumpulan
sajak
kedua
Amir
tempat,
di
tempat
lain
dianggap
biasa.
Hamzah.
Hang
Tuah
adalah
tokoh
mito-‐ Mitos
yang
oleh
sekelompok
orang
diya-‐
logi
Melayu
yang
dikategorikan
sebagai
kini
kenyataannya,
di
tempat
lain
hanya
sastra
rakyat
atau
Melayu
Klasik
dalam
dianggap
khayalan.
Jadi,
menurut
Levi-‐
bentuk
hikayat
(Fang,
1991:3,
124).
Atas
Strauss,
mitos
tidak
lebih
sebagai
do-‐
dasar
resepsi
produktifnya
itu,
Amir
ngeng
atau
khayalan
belaka.
Hamzah,
seorang
Melayu
yang
telah
me-‐ Lebih
lanjut
Levi-‐Strauss
(dalam
ngenal
pendidikan
Barat
dan
dunia
tek-‐ Budiman,
1999:75—76)
menyatakan
nologi
modern,
kembali
memperkenal-‐ bahwa
mitos
adalah
bahasa,
bagian
dari
kan
kepahlawanan
Melayu,
Hang
Tuah,
bahasa,
yang
subtansinya
tidak
terletak
agar
orang-‐orang
Melayu
tidak
tercera-‐ pada
gaya,
irama,
ataupun
sintaksis,
me-‐
but
dari
akar
budayanya.
Kisah
Hang
lainkan
pada
cerita
yang
diungkapkan-‐
Tuah
karya
Amir
Hamzah
ini
tidak
ber-‐ nya.
Fungsi
mitos
terletak
pada
suatu
ta-‐
bentuk
hikayat
atau
ringkasan
cerita,
taran
khusus
yang
di
dalamnya
makna-‐
melainkan
berbentuk
puisi
panjang
be-‐ makna
melepaskan
diri
dari
landasan
rupa
balada
yang
ditulis
secara
puitis
de-‐ yang
semata-‐mata
kebahasaan.
ngan
persepsi
baru.
Dalam
perubahan
Barthes
(2009:151)
menyatakan
bentuk
dan
persepsi
baru
itulah
dicoba
bahwa
mitos
adalah
bagian
dari
tuturan,
penelaahan
sajak
“Hang
Tuah”
berdasar-‐ sesuatu
yang
hampir
mirip
dengan
“re-‐
kan
telaah
kritik
mitos
yang
melihat
jati-‐ presentasi
kolektif”
di
dalam
sosiologi
diri
kemelayuan.
Durkheim.
Mitos
dapat
dibaca
pada
“tu-‐
turan-‐tuturan”
anonim,
seperti
iklan,
TEORI
pers,
dan
lain-‐lain,
dikendalikan
secara
Frye
(dalam
Wibowo,
1995:77)
menya-‐ sosial
dan
merupakan
suatu
“cermin”
takan
bahwa:
(1)
dalam
sejarah
perada-‐ yang
terbalik:
mitos
membalik
sesuatu
ban
manusia,
karya
sastra
mengikuti
mi-‐ yang
kultural
atau
historis
menjadi
ilmi-‐
te,
yakni
usaha
sederhana
dan
awal
me-‐ ah.
Melalui
sebuah
kajian
semiologis
ngenai
citra
manusia
purba
tentang
hu-‐ (Barthes
2009:155),
inversi
pada
mitos
bungannya
dengan
“dunia”
di
luar
diri-‐ dapat
“dikembalikan”
dengan
cara
me-‐
nya
(dunia
supranatural);
karya
sastra
milah
amanatnya
ke
dalam
dua
sistem
yang
mengikuti
mite
ini
pada
umumnya
signifikasi:
pertama,
sistem
konotasi
bertema
mite
religius,
terlahir
dari
ke-‐ yang
petanda-‐petandanya
bersifat
ideo-‐
percayaan
dan
ritual-‐ritual
yang
bersifat
logis;
kedua,
sistem
denotasi
yang
ber-‐
sakral;
(2)
mitologi
sudah
bercampur
de-‐ fungsi
menetralisasikan
proposisi
de-‐
ngan
karya
sastra
sehingga
mite
itu
ber-‐ ngan
cara
memberikan
sebuah
jaminan
sifat
inheren
di
dalam
proses
penciptaan
berupa
sesuatu
yang
paling
“inosens”,
30
Kritik
Mitos
tentang
“Hang
Tuah”
...
(Puji
Santosa)
yaitu
bahasa.
Jadi,
mitos
bukanlah
kata,
itu,
untuk
menentukan
dan
menganalisis
melainkan
sistem
komunikasi
yang
me-‐ puisi
Indonesia
modern
yang
mengan-‐
nyampaikan
pesan.
Berdasarkan
penda-‐ dung
unsur
mitologi
Melayu,
digunakan
patnya
tersebut,
Barthes
(2009:184)
le-‐ metode
kritik
mitos
(Hardjana,
1981:
bih
lanjut
menyatakan
bahwa
persoalan
66).
Perlu
dikemukakan
bahwa
kritik
mitos
adalah
persoalan
setiap
kelompok
mitos
adalah
kritik
yang
berdasarkan
pa-‐
masyarakat.
Mitos
akan
selalu
hidup
di
da
pendekatan
mitologi.
Dengan
metode
dalam
suatu
kelompok
masyarakat
ter-‐ kritik
mitos
ini,
unsur
mitologi
yang
dite-‐
tentu
dan
akan
memberi
pengaruh
ter-‐ mukan
ditempatkan
sebagai
pumpunan
hadap
pola
tingah
laku
dan
pandangan
penelaahan,
yang
meliputi
struktur
teks,
hidup
masyarakat
tersebut.
Dalam
kon-‐ tokoh
dengan
ideologinya,
latar
yang
disi
yang
benar,
mitos
yang
hidup
di
da-‐ menghadirkan
mitos,
jenis
mitos,
cara
lam
masyarakat,
dapat
mengembangkan
penyair
menampilkan
mitos,
dan
manfa-‐
integritas
masyarakat,
memadukan
ke-‐ at
atau
fungsi
mitos
(Zaidan,
1997)
dan
kuatan
kebersamaan
yang
terpecah,
Santosa
(2010,
2011).
Dengan
keenam
membentuk
solidaritas,
identitas
kelom-‐ metode
unsur
analisis
kritik
mitos
itu
di-‐
pok,
dan
harmonisasi
komunal.
harapkan
dapat
diungkap
dan
dideskrip-‐
Sementara
itu,
Wellek
(1989:235)
sikan
adanya
mitologi
Melayu
dalam
pui-‐
menyatakan
bahwa
mitos
merupakan
si
Indonesia
modern
dan
relevansinya
salah
satu
unsur
inti
stuktur
puitis
ter-‐ dengan
keadaan
masa
kini
yang
dipe-‐
penting,
selain
citra
(imaji),
metafora,
nuhi
oleh
kemajuan
teknologi
dan
infor-‐
dan
simbol.
Pentingnya
mitos
sebagai
masi
ilmu
pengetahuan
canggih.
Dalam
unsur
inti
stuktur
puitis
itu
dapat
dipa-‐ dunia
seperti
itu
manusia
dapat
tercera-‐
kai
sebagai
tanda
adanya
sistem
komu-‐ but
dari
akar
tradisi
budayanya.
Padahal,
nikasi
yang
memberikan
pesan
berkena-‐ mitologi
rakyat
merupakan
akar
budaya
an
dengan
aturan
masa
lalu,
ide,
ingatan
bangsa
yang
memiliki
nilai-‐nilai
kearifan
dan
kenangan
atau
keputusan
yang
diya-‐ lokal
(local
wisdom)
atau
lokal
genius
kini
(Barthes,
2009:165).
Mitos
bukanlah
(genius
local).
suatu
konsep
atau
gagasan,
melainkan
suatu
lambang
dalam
bentuk
wacana.
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
Lambang
mitos
tidak
selalu
dalam
ben-‐ Struktur
Teks
“Hang
Tuah”
tuk
tulisan,
tetapi
dapat
berupa
film,
Struktur
teks
mitos
“Hang
Tuah”
karya
benda,
atau
peralatan
tertentu.
Perlu
di-‐ Amir
Hamzah
ini
dimulai
dari
pernyata-‐
tegaskan
bahwa
mitos
bukanlah
benda,
an
penyair
“Bayu
berpuput
alun
digu-‐
melainkan
dapat
dilambangkan
dengan
lung/Bayu
direbut
buih
dibubung/
Selat
benda.
Biasanya
mitos
muncul
dalam
Malaka
ombaknya
memecah/pukul-‐me-‐
bentuk
perlambangan
atau
simbolisasi.
mukul,
belah
membelah”,
yang
berarti
angin
“bertiup
alun
digulung/
angin
be-‐
METODE
rebut
buih
dibubung/ombak
memecah
Betapa
pentingnya
mitos
di
dalam
kehi-‐ pukul-‐memukul,
belah-‐membelah
di
Se-‐
dupan
suatu
masyarakat,
dalam
kesusas-‐ lat
Malaka”.
Pernyataan
awal
penyair
ini
traan,
khususnya
puisi
Indonesia
mo-‐ melukiskan
betapa
kencangnya
angin
la-‐
dern
yang
mengandung
unsur
mitologi
ut
yang
disertai
badai,
riak
ombak,
dan
Melayu,
mitos
di
dalam
suatu
masya-‐ juga
bubungan
buih
yang
terjadi
di
Selat
rakat
dapat
dikatakan
sebagai
kesusas-‐ Malaka
pada
waktu
kisah
itu
terjadi.
Ba-‐
traan
yang
berkedudukan
kokoh.
Atas
dai
ombak
Selat
Malaka
yang
tinggi
me-‐
dasar
pentingnya
nilai-‐nilai
mitos
yang
nuntut
keterampilan
dan
kemampuan
terdapat
dalam
puisi
Indonesia
modern
para
nelayan
berlayar
mengarungi
selat
31
ATAVISME,
Vol.
17,
No.
1,
Edisi
Juni
2014:29—39
tersebut
agar
perahu
tidak
karam
diter-‐ berkali-‐kali
Hang
Tuah,
yaitu
si
”Laksa-‐
jang
ombak
dan
badai.
Keterampilan
dan
mana
Laut”
kerajaan
Melayu
tersebut.
keuletan
harus
dimiliki
oleh
armada
laut,
Bentara
Kanan
(abdi
raja
yang
bertugas
salah
satunya
adalah
armada
pimpinan
menyampaikan
persembahan
rakyat
ke-‐
Hang
Tuah.
pada
raja)
segera
menyampaikan
berita
Lukisan
alam
Selat
Malaka
yang
in-‐ yang
sangat
penting
kepada
raja
bahwa
dah
dan
menarik
itu
dilengkapi
dengan
Hang
Tuah
kini
sedang
berada
di
tanah
lalu
lalangnya
bahtera
yang
hilir
mudik
Jawa,
yaitu
di
kerajaan
Majapahit
kare-‐
berlayar
mencari
ikan
atau
alat
trans-‐ na
Laksamana
Hang
Tuah
sedang
ditim-‐
portasi
antarpulau
lainnya.
Burung-‐bu-‐ pa
mara
bahaya,
sakit
badan
atau
raga-‐
rung
camar
pun
ikut
menghiasi
keindah-‐ nya.
Di
Majapahit,
Hang
Tuah
sedang
an
Selat
Malaka
yang
padat
lalu-‐lalang
berobat
atau
mencari
kesembuhan.
Apa
pelayarannya
itu.
Ketika
kisah
ini
terjadi,
lacur
negeri
Malaka
ditinggalkan
pahla-‐
Negeri
Malaka
diperintah
oleh
Tuanku
wannya
yang
sedang
sakit.
Kini
negeri
Sultan
Malaka,
Maharaja
Bintan
(kini
Malaka
sedang
berada
di
ujung
tanduk
termasuk
Provinsi
Kepulauan
Riau).
kehancuran,
terancam
penjajahan
Penjajap
(kapal
perang
Bugis)
pun
ikut
orang-‐orang
Portugal.
serta
menjaga
ketenangan
dan
keaman-‐ Tuanku
Maharaja
Negeri
Bintan
se-‐
an
di
Selat
Malaka
tersebut.
Namun,
ke-‐ gera
memerintahkan
pejabat
lain
yang
tenangan
itu
berubah
menjadi
keramai-‐ ada,
yakni
Hang
Kesturi
untuk
memim-‐
an,
hingar-‐bingar,
hiruk-‐pikuk,
atau
ke-‐ pin
penyerangan
terhadap
Armada
Por-‐
gaduhan
ketika
datang
Armada
Peringgi
tugal
sebagai
pengganti
Laksamana
(orang-‐orang
Eropa,
khususnya
Portu-‐ Hang
Tuah.
Ketika
itu
terjadi
hujan
rintik
gal)
hendak
menyerang
negeri
Malaka.
membasahi
bumi
Malaka,
guruh
menda-‐
Mereka
menggunakan
galias
(kapal
pe-‐ yu
menyedihkan
hati,
keluarlah
Hang
rang
kuno
yang
agak
besar
bergeladak
Kesturi
menyusun
armada
perangnya
satu
dan
bertiang
tiga,
digerakkan
de-‐ menyerbu
angkatan
perang
Portugal.
Se-‐
ngan
layar
dan
dayung)
yang
diikuti
oleh
geralah
terjadi
peperangan
di
antara
me-‐
pusta
(kapal
perang
kecil)
yang
bertiang
reka.
Pasukan
Portugal
begitu
kuat
kare-‐
tinggi
dan
kukuh.
Secara
ikonik
armada
na
persenjataannya
modern
dan
leng-‐
kapal
yang
demikian
pantas
melambang-‐ kap.
Sementara
itu,
armada
perang
yang
kan
watak
angkara
murka,
angkuh,
taka-‐ dipimpin
oleh
Hang
Kesturi
begitu
sedi-‐
bur,
tamak,
dan
sombong.
Hal
itu
me-‐ kit
jumlahnya
dan
persenjataannya
pun
nandakan
bahwa
gambaran
watak
to-‐ masih
tradisional,
sehingga
yang
terjadi
koh-‐tokoh
penjajah
dari
negeri
Eropa
adalah
mereka
lari
bercerai-‐berai,
pon-‐
yang
memiliki
watak
angkara
murka,
tang-‐panting
mencari
hidup,
dan
tung-‐
angkuh,
takabur,
tamak,
dan
sombong.
gang-‐langgang
meninggalkan
medan
pe-‐
Ketika
melihat
kenyataan
itu,
Negeri
perangan.
Mereka
segera
mundur
kem-‐
Malaka
tampak
seperti
kehilangan
bapak
bali
ke
tempatnya
semula
untuk
atau
anak
ayam
kehilangan
induknya.
berlindung
dari
serangan
musuh
orang-‐
Artinya,
kecil
nyalinya
tanpa
ada
perlin-‐ orang
Portugal
dan
antek-‐anteknya.
dungan.
Mereka
segera
mencari
randa
Tidak
lama
kemudian,
Hang
Tuah
(perempuan
yang
tidak
bersuami
atau
pun
mendengar
berita
tentang
peristiwa
janda)
untuk
dipersembahkan
kepada
peperangan
antara
armada
Portugal
de-‐
orang-‐orang
Eropa
itu
sebagai
cendera
ngan
pasukan
negeri
Malaka.
Armada
mata.
Dalam
keadaan
seperti
itulah
Portugal
telah
sampai
di
kuala
negeri
Tuanku
Sultan
Malaka,
Maharaja
Bintan,
Malaka
yang
terus-‐menerus
bergerak
panik
mencari
Hang
Tuah.
Dipanggilnya
maju
mendekati
istana
raja.
Meskipun
32
Kritik
Mitos
tentang
“Hang
Tuah”
...
(Puji
Santosa)
sekujur
tubuh
atau
raganya
sakit,
Hang
terutama
di
seputar
Selat
Malaka.
Sajak
Tuah
segera
bangkit
berdiri
yang
kemu-‐ “Hang
Tuah”
dibuka
dengan
lukisan
dian
lari
pulang
ke
negeri
Malaka
untuk
alam
semesta
lautan
Selat
Malaka
yang
menghadap
Tuanku
Maharaja
Negeri
penuh
dengan
tiupan
angin
yang
disertai
Malaka.
Atas
kedatangan
Hang
Tuah
di
dengan
ombak
bergulung,
buih
membu-‐
negeri
Malaka
itu
rakyat
Melayu
seakan-‐ bung,
burung
camar
terbang
riuh,
bahte-‐
akan
hidup
kembali.
Rakyat
kembali
ra
hilir
mudik
lalu-‐lalang
di
Selat
Malaka,
bangkit
bersama-‐sama
Hang
Tuah
untuk
bahkan
ada
kapal
Bugis
yang
tengah
ber-‐
maju
ke
medan
laga
berperang
melawan
layar
di
Selat
Malaka.
Ketenangan
Selat
Armada
Peringgi.
Peperangan
pun
sege-‐ Malaka
itu
menjadi
riuh,
gaduh,
ketika
ra
terjadi
di
antara
mereka.
Hang
Tuah
datang
armada
Peringgi
yang
berisi
dengan
empat
sekawannya
mengamuk
orang-‐orang
Portugal
yang
hendak
me-‐
untuk
menghancurkan
pasukan
Portu-‐ nyerbu
kerajaan
Malaka.
Peperangan
gal.
Namun,
bala
bantuan
armada
Pe-‐ pun
terjadi
di
tengah
lautan,
Selat
Mala-‐
ringgi
yang
lebih
besar
dan
lebih
kuat
ka.
Penyerangan
pertama
oleh
pasukan
datang
membantu
sehingga
Hang
Tuah
Hang
Kesturi
kepada
Armada
Portugal.
gugur
di
medan
laga.
Hal
itu
ditutup
oleh
Dalam
peperangan
pertama
di
lautan
ini
Amir
Hamzah
dengan
pernyataan:
pasukan
Hang
Kesturi
kalah
karena
bala
”Peluru
terbang
menuju
bahtera/
tentaranya
terlalu
kecil
dan
persenjata-‐
Laksamana
dijulang
ke
dalam
segara….”
annya
tradisional.
Peperangan
kedua
di-‐
Struktur
teks
mitos
Hang
Tuah
yang
pimpin
oleh
Hang
Tuah.
Dalam
pepe-‐
ditampilkan
Amir
Hamzah
bersifat
linier.
rangan
ini
akhirnya
Hang
Tuah
gugur
Artinya,
kisah
disampaikan
berurutan
dan
jasadnya
ditelan
ombak
laut
Selat
secara
kronologis
dari
awal
cerita
hingga
Malaka,
tidak
dikubur
di
daratan,
seperti
akhir
cerita.
Kisah
dimulai
dari
lukisan
dalam
hikayat.
alam
Selat
Malaka
yang
indah
dengan
Latar
sosial
terlihat
jelas
bahwa
ki-‐
ombak
dan
camarnya,
diteruskan
de-‐ sah
ini
terjadi
di
Negeri
Malaka
tempo
ngan
kedatangan
Armada
Peringgi
yang
dulu,
berurusan
dengan
istana
dan
kera-‐
hendak
menyerbu
kerajaan
Malaka.
Ke-‐ jaan.
Ada
Raja
Negeri
Malaka,
ada
laksa-‐
tika
itu
Hang
Tuah
sedang
pergi
berobat
mana,
hulubalang,
armada
angkatan
laut,
ke
tanah
Jawa,
di
Kerajaan
Majapahit,
ka-‐ dan
tentu
saja
rakyat
jelata.
Posisi
tokoh
rena
sekujur
tubuhnya
sakit
parah.
Raja
protagonis,
Hang
Tuah,
adalah
laksama-‐
memerintahkan
Hang
Kesturi
memim-‐ na
angkatan
perang
negeri
Malaka
atau
pin
penyerangan
ke
Armada
Portugal.
sepadan
dengan
jenderal
angkatan
laut.
Namun,
mereka
(pasukan
Malaka)
kalah
Sementara
itu,
latar
psikologisnya
meng-‐
dan
mundur
diri
lari
tunggang-‐langgang.
hadirkan
latar
peperangan
di
lautan
Se-‐
Tidak
lama
kemudian,
kedatangan
Hang
lat
Malaka
dengan
jiwa-‐jiwa
yang
penuh
Tuah
di
Malaka,
menumbuhkan
se-‐ semangat
berjuang
mempertahankan
mangat
rakyat
negeri
itu
untuk
kembali
sebuah
negeri.
Posisi
Hang
Tuah
jelas
bangkit
berperang
melawan
bangsa
Por-‐ menggambarkan
latar
psikologi
pejuang,
tugal.
Hang
Tuah
gugur
sebagai
tolak
ba-‐ jiwa
kepahlawanan,
pelopor,
dan
rela
la
bagi
rakyat
negeri
Malaka.
Portugal
berkorban
hingga
meninggal
dunia
un-‐
pun
berkuasa
di
negeri
Malaka
hingga
tuk
mempertahankan
hak,
memper-‐
berabad-‐abad
lamanya.
juangkan
keadilan,
dan
membasmi
ke-‐
angkaramurkaan
di
muka
bumi.
Latar
Kemelayuan
Bagi
masyarakat
Melayu,
latar
bela-‐
Penyebutan
latar
dalam
sajak
“Hang
kang
dihadirkannya
mitos
Hang
Tuah
ini
Tuah”
terpumpun
ada
di
tengah
lautan,
adalah
untuk
memberi
dorongan
33
ATAVISME,
Vol.
17,
No.
1,
Edisi
Juni
2014:29—39
semangat
dan
perjuangan
penuh
pe-‐ laksamana
perang
negeri
Malaka,
dan
ngorbanan,
baik
jiwa
maupun
raga,
me-‐ dalam
keadaan
sakit
sekujur
tubuhnya,
negakkan
hak
dan
kebenaran
di
muka
serta
sedang
menjalani
pengobatan
di
bumi
serta
membasmi
kejahatan
angka-‐ Majapahit.
Meskipun
demikian,
Hang
ra
murka.
Armada
Peringgi
atau
Portu-‐ Tuah
tetap
memiliki
tanggung
jawab
un-‐
gal
yang
datang
menyerbu
kerajaan
Ma-‐ tuk
mengemban
tugas
negara,
berpe-‐
laka
merupakan
lambang
keangkara-‐ rang
di
lautan
mempertahankan
hak
ke-‐
murkaan,
kejahatan,
penjarah,
dan
keba-‐ daulatan
martabat
negerinya,
membela
tilan
di
bumi.
Bentuk
keangkaramurka-‐ rakyat
dan
bangsanya.
Dalam
hal
ini
je-‐
an
seperti
itu
harus
dimusnahkan,
dibas-‐ laslah
bahwa
Hang
Tuah,
memiliki
ideo-‐
mi,
dan
diperangi
walaupun
harus
me-‐ logi
yang
kuat
untuk
mempertahankan
ngorbankan
jiwa
dan
raga
hingga
gugur
hak
dan
martabatnya
sebagai
umat
dan
sebagai
kusuma
bangsa.
bangsa
yang
merdeka
dan
bebas
penja-‐
jahan.
Meski
Hang
Tuah
dalam
keadaan
Hang
Tuah
dan
Ideologi
Melayu
sakit
parah,
jika
hak
dan
martabatnya
di-‐
Yang
dimaksud
dengan
“Hang
Tuah
dan
injak-‐injak
oleh
bangsa
asing,
tentu
sege-‐
ideologi
Melayu”
di
sini
adalah
cara
pan-‐ ralah
bangkit
semangatnya
untuk
ber-‐
dang
tokoh
mitos,
Hang
Tuah,
terhadap
juang
melawan
musuh,
melawan
penja-‐
sikap
dan
arah
perilaku
kehidupannya
di
jah,
dan
melawan
kebatilan
atau
keang-‐
dunia
Melayu.
Tokoh
utama
atau
prota-‐ karamurkaan.
Di
sini
berlaku
ideologi
gonis
dalam
sajak
“Hang
Tuah”
adalah
yang
terungkap
dalam
bahasa
Jawa,
dae-‐
Hang
Tuah.
Sementara
itu,
tokoh
pem-‐ rah
seputar
Melayu,
“Sadumuk
bathuk,
bantunya
adalah
Hang
Kesturi,
Bentara
sanyari
bumi,
ditohi
pati”
(setunjuk
dahi,
Kanan,
Tuanku
Maharaja
Negeri
Bintan,
sejari
bumi,
dibela
hingga
mati).
Artinya,
dan
empat
sekawan
Hang
Tuah.
Tokoh
seseorang
harus
berani
membela
sesua-‐
antagonisnya
adalah
Cucuk
Peringgi
dan
tu
yang
menjadi
hak
dan
tanggung
ja-‐
Dang
Gubernur
yang
tergabung
dalam
wabnya
sekalipun
hingga
mati.
Armada
Portugal.
Antara
tokoh
protago-‐ “Hang
Tuah”
merupakan
cerita
rak-‐
nis
dan
antagonis
saling
berhadapan
yat
Melayu
yang
sudah
ditulis
menjadi
mempertahankan
ideologi
masing-‐ma-‐ hikayat
dan
puisi
Indonesia
modern
oleh
sing,
yakni
ideologi
kekuasaan
atas
hak
Amir
Hamzah.
Kisah
Hang
Tuah
terjadi
negeri
atau
ideologi
kolonial,
penjajahan.
seputar
abad
XV
hingga
abad
XVII.
Bebe-‐
Tokoh
protagonis
berideologi
memper-‐ rapa
pakar
sastra
berbeda-‐beda
meng-‐
tahankan
hak
dan
martabat
bangsanya
kategorikan
kisah
Hang
Tuah
(Fang,
dengan
mengorbankan
jiwa
dan
raga,
1991:53),
antara
lain
menurut
Werndly
warga
negeri
yang
akan
dijajah.
Semen-‐ “Hikayat
Hang
Tuah
adalah
satu
cerita
tara
itu,
tokoh
antagonis
berideologi
tentang
raja-‐raja
Melayu”,
Roolvink
me-‐
penjajahan,
penjarahan,
kolonialisme,
nganggap
kisah
Hang
Tuah
sebagai
kar-‐
dan
mengembangkan
kekuasaannya
ya
sastra
sejarah
yang
terdiri
atas
dengan
mengorbankan
hak
dan
dongeng
dan
historis.
Sementara
itu,
martabat
orang
lain.
Valentijn,
Netscher,
Overbeck,
Hooykaas,
Nama
tokoh
utama,
Hang
Tuah,
di-‐ dan
Teeuw
menyetujui
bahwa
kisah
ambil
dan
digunakan
sebagai
judul
sajak
Hang
Tuah
adalah
sebuah
roman
yang
atau
kepala
karangan
karena
sajak
ter-‐ melukiskan
perbuatan
pelakonnya
me-‐
sebut
berisi
sepenuhnya
tentang
kisah
nurut
watak
dan
isi
jiwa
masing-‐masing.
kepahlawanan
Hang
Tuah.
Kisah
ini
ti-‐ Oleh
karena
itu,
Fang
(1991:153)
me-‐
dak
dimulai
dari
masa
kecil
Hang
Tuah,
nyetujui
pendapat
Crawford
bahwa
ki-‐
tetapi
saat
ia
sudah
dewasa,
menjadi
sah
Hang
Tuah
sebagai
roman
sejarah
34
Kritik
Mitos
tentang
“Hang
Tuah”
...
(Puji
Santosa)
35
ATAVISME,
Vol.
17,
No.
1,
Edisi
Juni
2014:29—39
Hang
Tuah
menghadapi
berbagai
hala-‐ anak,
keluarga,
tanah
air,
dan
atasannya,
ngan
dan
tantangan.
Satu
per
satu
perso-‐ atau
kecintaan
manusia
kepada
alam
ne-‐
alan
yang
dihadapi,
dapat
diatasinya
de-‐ gerinya.
Mitologi
kekuasaan
berkenaan
ngan
baik,
termasuk
melawan
Portugis
dengan
usaha
manusia
meraih
kekuasa-‐
yang
hendak
menguasai
Melaka.
Dalam
annya,
misalnya
tahta
ataupun
sesuatu
hikayat
ini,
tokoh
Hang
Tuah
tidak
mati,
yang
dipercayakan
kepadanya
sebagai
bahkan
ia
menjadi
raja
orang
Batak.
amanah,
pemimpin
bangsa
atau
rakyat.
Namun,
dalam
puisi
“Hang
Tuah”
karya
Sementara
itu,
mitologi
religiositas
ber-‐
Amir
Hamzah
yang
terkumpul
dalam
bu-‐ hubungan
dengan
hal-‐hal
yang
bersifat
ku
Buah
Rindu
(1941),
Hang
Tuah
gugur
transendental,
hubungan
manusia
de-‐
ketika
melawan
tentara
Portugis
dan
ja-‐ ngan
Tuhan,
atau
terhadap
hal-‐hal
yang
sadnya
dilarung
di
lautan
Selat
Malaka.
supernatural
atau
gaib
lainnya.
Dengan
demikian,
tokoh
Hang
Tuah
dan
Jenis
mitologi
yang
terdapat
dalam
ideologi
kemelayuannya
mampu
melin-‐ sajak
“Hang
Tuah”
adalah
mitologi
ke-‐
tas
batas
waktu,
ruang,
zaman,
bahkan
pahlawanan
Melayu,
terutama
tentang
budaya.
Hang
Tuah
menggelorakan
se-‐ kepahlawanan
di
laut
untuk
membela
mangat
berjuang
dan
pantang
menyerah
hak
dan
kedaulatan,
serta
harkat
dan
hingga
titik
darah
penghabisan.
martabat
negerinya.
Setiap
pahlawan
ha-‐
rus
berani
berjuang
dalam
keadaan
apa
“Hang
Tuah”
Jenis
Mitologi
Melayu
pun
membela
negerinya
seperti
yang
di-‐
Penentuan
jenis
mitologi
didasarkan
pa-‐ contohkan
oleh
Hang
Tuah.
Tentu
jenis
da
informasi
tekstual
dalam
bentuk
pe-‐ mitologi
kepahlawanan
di
laut
ini
besar
nyebutan
nama
dan
latar
tokoh
yang
ter-‐ pengaruhnya
bagi
wilayah
negeri
yang
kait
dengan
jenis
tersebut.
Kalau
penye-‐ dikelilingi
oleh
lautan.
Mitologi
pahla-‐
butan
nama
dan
latar
tidak
ada,
dapat
di-‐ wan
kelautan
itu
diungkapkan
oleh
Amir
upayakan
dari
penafsiran
atas
isi
cerita
Hamzah
melalui
kata-‐kata
“Perwira
Ke-‐
dan
susunan
peristiwa
yang
memperli-‐ suma”
(sebagai
pahlawan
kusuma
bang-‐
hatkan
kemiripan
dengan
cerita
mite
sa
atau
bunga
bangsa),
“Laksamana”
yang
diduga
menjadi
sumber
atau
ilham
(panglima
perang
angkatan
laut),
“Selat”
penulisan.
Jenis
mitologi
ini
didasarkan
(laut
yang
diapit
oleh
dua
pulau),
“Sega-‐
pada
kategori
tertentu
yang
membawa
ra”
(nama
lain
dari
kata
laut),
“bahtera”
ke
arah
tema,
misalnya
mitologi
kepahla-‐ (kapal
atau
perahu
di
laut),
”armada”
wanan,
mitologi
kesuburan,
mitologi
(pasukan
angkatan
laut),
“gelias”
(kapal
percintaan,
mitologi
kekuasaan,
dan
mi-‐ besar
kuno
angkatan
perang
bangsa
Ero-‐
tologi
religiositas.
Mitologi
kepahlawan-‐ pa),
dan
“pusta”
(kapal-‐kapal
perang
ke-‐
an
tentu
berhubungan
dengan
usaha
to-‐ cil,
semacam
sekoci),
serta
beberapa
is-‐
koh,
biasanya
seorang
kesatria
yang
tilah
yang
menggambarkan
dunia
lautan
memerangi
kejahatan,
kebatilan,
dan
ke-‐ atau
bahari.
Kepahlawanan
Hang
Tuah
ingkaran
lain
dalam
menegakkan
hak,
dipadankan
dengan
pahlawan
Islam,
keadilan,
dan
kebenaran
di
muka
bumi.
Iskandar
Zulkarnain,
sebagai
tokoh
ideal
Mitologi
kesuburan
berhubungan
de-‐ yang
perkasa
dan
selalu
jaya
di
lautan.
ngan
masalah-‐masalah
pertanian
atau-‐ Citra
laut
dalam
mitologi
Hang
Tuah
pun
pengembangbiakan
keturunan
baik
ini
kuat
sebagai
personifikasi
negeri-‐ne-‐
manusia
atau
makhluk
hidup
lainnya.
geri
di
wilayah
Melayu
Nusantara
yang
Mitologi
percintaan
berkenaan
dengan
memiliki
wilayah
kelautan
luas
dan
stra-‐
usaha
manusia
menyatukan
hati,
pikiran,
tegis.
Oleh
karena
itu,
angkatan
laut
ne-‐
dan
perasaan
cintanya
kepada
sesama
geri-‐negeri
di
wilayah
Melayu
Nusanta-‐
makhluk
hidup,
cinta
manusia
kepada
ra
harus
kuat,
kokoh,
ulung,
ulet,
dan
36
Kritik
Mitos
tentang
“Hang
Tuah”
...
(Puji
Santosa)
tangguh
agar
mampu
menghalau
pe-‐ ada.
Selain
itu,
dapat
juga
dikemukakan
nyerbuan
bala
tentara
laut,
perompak,
penyampaian
mitologi
dengan
kisahan
atau
bajak
laut
dari
negeri
lain.
Kekayaan
atau
balada
yang
dibarengi
dengan
dia-‐
laut
yang
luar
biasa
melimpah
itu
harus
log
atau
cakapan
antartokoh.
Biasanya
dijaga,
dipertahankan,
dan
dimanfaatkan
cara
ini
dilengkapi
dengan
penyebutan
untuk
kepentingan
bersama
rakyat
dan
nama
tokoh
dengan
alur
ceritanya.
bangsa.
Penjajah
asing,
seperti
orang-‐ Mitos
Hang
Tuah
yang
terdapat
da-‐
orang
Portugal,
Inggris,
dan
Belanda
lam
sajak
“Hang
Tuah”
ini
disampaikan
yang
menjarah
kekayaan
laut
negeri
itu
bukan
sekadar
melalui
narasi,
tetapi
de-‐
harus
disingkirkan,
dimusnahkan,
dan
ngan
sajak
berpuitis
gaya
balada.
Seba-‐
dihapuskan.
Hal
itu
memerlukan
kebera-‐ gaimana
diketahui,
kata
balada
itu
ber-‐
nian
dan
pengorbanan
seperti
yang
dila-‐ makna
“Sajak
sederhana
yang
mengisah-‐
kukan
Hang
Tuah.
kan
cerita
rakyat,
bersifat
mengharukan
dan
romantis
dalam
bentuk
nyanyian.”
Cara
Penyair
Menampilkan
Mitos
Dalam
tradisi
balada
di
Barat,
setiap
ba-‐
Hang
Tuah
itnya
berbentuk
kuatrin
dengan
pola
ri-‐
Penyampaian
mitologi
Melayu
dalam
sa-‐ ma
a-‐b-‐a-‐b.
Namun,
dalam
sajak
“Hang
jak
“Hang
Tuah”
karya
Amir
Hamzah
ini
Tuah”
ini
penyair
menyampaikan
balada
dengan
cara
menampilkan
tokoh
utama
dalam
bentuk
distikon
atau
sajak
dua
se-‐
mitologi
itu
secara
langsung,
yaitu
me-‐ untai
dengan
rima
a-‐a,
mirip
dengan
nyebutkan
nama
tokoh
utama,
Hang
bentuk
syair
kilat
atau
gurindam.
De-‐
Tuah,
dan
mengikuti
alur
cerita
dalam
ngan
cara
penyampaian
puisi
menggu-‐
mitologi
yang
diacunya.
Ada
juga
Amir
nakan
distikon
atau
sajak
dua
seuntai
Hamzah
menampilkan
tokoh
utama
dengan
rima
bentuk
syair
atau
gurin-‐
Hang
Tuah
dengan
mengubah
alur
cerita
dam,
Amir
Hamzah
mampu
memanfaat-‐
atau
membuat
mitologi
baru.
Selain
itu,
kan
dan
mengombinasikan
beberapa
penyair
menyampaikan
mitologi
Hang
puisi
klasik
Melayu,
yakni
syair,
pantun,
Tuah
dengan
mengemukakan
alur
cerita
karmina,
dan
gurindam
menjadi
sebuah
tanpa
menyebutkan
tokohnya.
Untuk
balada
yang
unik,
menarik,
serta
penuh
membuka
mitologi
yang
disampaikan-‐ pesona
gilang-‐gemilang,
segar
dan
me-‐
nya
itu
Amir
Hamzah
hanya
mengemu-‐ mancarkan
nuansa
estetika
klasik.
kakan
alur
atau
isi
cerita.
Oleh
karena
Penyampaian
kisahnya
pun
tidak
itu,
diperlukan
pengetahuan
yang
me-‐ dimulai
dari
masa
kelahiran
atau
masa
madai
tentang
dunia
mitologi
Hang
Tuah
kecil
Hang
Tuah
secara
kronologis,
tetapi
sebagai
mitos
pahlawan
Melayu.
disampaikan
pada
saat
negeri
Malaka
Cara
lain
yang
digunakan
oleh
pe-‐ kedatangan
musuh
dari
Armada
Pering-‐
nyair
dapat
juga
berupa
penyebutan
gi
(Portugal),
tokoh
protagonis
tengah
latar
saja.
Dengan
menyebut
latar
yang
sakit,
sudah
menjadi
laksamana
atau
mencakupi
ruang,
tempat,
waktu,
dan
panglima
perang
angkatan
laut,
hingga
alat
kehidupan
itu
pun
dapat
dirunut
mi-‐ gugur
dalam
pertempuran.
Lukisan
alam
tologi
yang
dikemukakan
oleh
penyair-‐ Selat
Malaka
dan
kepanikan
Tuanku
nya.
Sama
halnya
dengan
cara
penyam-‐ Maharaja
Kerajaan
Bintan
menjadi
pilih-‐
paian
dengan
penyebutan
alur
cerita,
ca-‐ an
awal
kisahan
yang
menarik.
Pada
saat
ra
penyebutan
latar
seringkali
tidak
mu-‐ kedatangan
orang-‐orang
Barat
di
negeri
dah
diketahui.
Untuk
itu,
diperlukan
pe-‐ Malaka
tersebut
Hang
Tuah
sedang
ber-‐
ngetahuan
kita
tentang
mitologi
yang
obat
ke
tanah
Jawa,
yaitu
ke
Majapahit.
bersangkutan.
Kita
dapat
beranalogi
Meskipun
belum
sembuh
benar,
ketika
atau
mengacu
pada
mitologi
yang
sudah
mendengar
negerinya
sedang
diserbu
37
ATAVISME,
Vol.
17,
No.
1,
Edisi
Juni
2014:29—39
musuh
dari
bangsa
Eropa,
Hang
Tuah
se-‐ rela
berkorban
demi
nusa
bangsa,
tanah
gera
pulang
dan
menghadap
baginda
ra-‐ air,
agama,
dan
martabat
bangsa
yang
ja
Malaka.
Dengan
keteguhan
hati
dan
merdeka
dan
berdaulat,
perlu
diteladani
penuh
percaya
diri,
Hang
Tuah
maju
ke
oleh
anak
bangsa
negeri
ini.
Sosok
Hang
medan
laga
bertempur
dengan
bangsa
Tuah
sebagai
figur
panutan
atau
suri
te-‐
Portugal.
Hang
Tuah
berkorban
jiwa
ra-‐ ladan
kepahlawanan
perlu
ditanamkan
ga
untuk
menjadi
tumbal
negerinya.
Ia
di
jiwa
bangsa
ini.
rela
berkorban
jiwa
dan
raganya
demi
Manfaat
mitologi
Hang
Tuah
besar
harkat
dan
martabat
bangsanya
bebas
sekali
peranannya
bagi
pembentukan
dari
penjajahan
negeri
lain.
karakter
atau
kepribadiaan
bangsa
agar
bangsa
ini
dapat
menjadi
bangsa
yang
Manfaat
Mitos
Hang
Tuah
tangguh,
pemberani,
penuh
tanggung
ja-‐
Manfaat
atau
fungsi
mitologi
Melayu
da-‐ wab,
dan
kuat
seperti
Hang
Tuah.
Karak-‐
lam
puisi
Indonesia
modern
dapat
diten-‐ ter
bangsa
harus
dibentuk
melalui
mito-‐
tukan
berdasarkan
isi
mitologi
tersebut
logi-‐mitologi
yang
mengutamakan
watak
yang
dikemukakan
penyair.
Kalau
isi
mi-‐ tokoh
yang
berbudi
mulia,
luhur
derajat-‐
tologi
itu
sepenuhnya
sesuai
dengan
isi
nya,
pemberani,
pembela
kebenaran,
yang
dikenal
dalam
mitologi
asalnya,
da-‐ dan
rela
berkorban
demi
kesejahteraan
pat
ditentukan
fungsinya
sebagai
pengu-‐ nusa,
bangsa,
dan
agama.
Mitologi
Hang
kuhan
mitos
yang
terdahulu.
Penyair
Tuah
ini
dalam
dunia
Melayu
sebenar-‐
melalui
puisinya
mengukuhkan
kembali
nya
jiwa
rakyat.
Bangsa
yang
luhur
dan
isi
mitologi
yang
dikenal
dalam
tradisi-‐ mulia
adalah
bangsa
yang
mau
menghar-‐
nya.
Sebaliknya,
ada
juga
puisi
yang
me-‐ gai
jasa
pahlawan
yang
telah
terukir
da-‐
nampilkan
mitologi
dengan
pengingkar-‐ lam
sejarah
dan
mitologi.
Dengan
demi-‐
an
atas
isi
mitologi
yang
menjadi
asal
mi-‐ kian,
fungsi
mitologi
dalam
sajak
“Hang
tologi
yang
diacunya.
Dalam
hal
ini
di-‐ Tuah”
ini
tidak
sekadar
memberi
hibur-‐
tentukan
fungsi
demitefikasi
yang
me-‐ an,
kenikmatan,
atau
kepuasaan
memba-‐
mutarbalikkan
mitologi
yang
selama
ini
ca
semata,
tetapi
juga
sangat
berguna
dikenal
dalam
tradisi
yang
sudah
ada.
untuk
mendidik
bangsa
dan
memberi
Sajak
“Hang
Tuah”
menampilkan
to-‐ keluasan
berpikir
untuk
berjuang
mem-‐
koh
pahlawan
kerakyatan
Melayu.
Mitos
bela
negara
dan
bangsanya.
Hang
Tuah
sebagai
pahlawan
kerakyat-‐
an
sangat
bermanfaat
bagi
pembaca
SIMPULAN
sebagai
pembangkit
semangat,
mendo-‐ Darma
(2004:130)
menyatakan
bahwa
rong
motivasi,
provokator,
pelopor,
tela-‐ pada
hakikatnya
psikologi
tidak
dapat
dan,
dan
pemacu
keberaniaan
untuk
dipisahkan
dari
mitologi,
sebab
tokoh-‐
mempertahankan
hak
kedaulatan
tanah
tokoh
dalam
mitologi
juga
mengalami
air
negerinya,
khususnya
wilayah
darat
masalah
kejiwaan,
seperti
histeria,
nar-‐
dan
laut
Negeri
Malaka
dari
serangan
sisme,
heroisme,
loyalitas,
dan
feodalis-‐
tentara
asing.
Derajat
dan
martabat
me.
Demikian
halnya
dengan
sajak
bangsa
harus
dibela
hingga
mengorban-‐ “Hang
Tuah”
ini,
sajak
ini
menampilkan
kan
jiwa
raga
demi
anak
cucunya
nanti.
masalah-‐masalah
kejiwaan
tokohnya,
se-‐
Jiwa
patriotisme,
kepahlawanan,
dan
re-‐ perti
loyalitas,
heroisme,
feodalisme,
in-‐
la
berkorban
bagi
bangsa,
agama,
dan
dividualisme,
kolektivisme,
dan
kolonial-‐
negara
menjadi
arah
kebijakan
yang
per-‐ isme.
Dari
masalah-‐masalah
kejiwaan
itu
lu
dimiliki
oleh
anak
bangsa.
Hang
Tuah
yang
paling
menonjol
dan
dapat
ditela-‐
sebagai
contoh
atau
teladan
utama
jiwa
dani
adalah
unsur
loyalitas
kepada
patriot,
semangat
kepahlawanan,
dan
bangsa
dan
pemimpinnya,
serta
38
Kritik
Mitos
tentang
“Hang
Tuah”
...
(Puji
Santosa)
39