Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, berkat bimbingannya kami mampu menyusun
makalah ini.
Makalah yang kami susun ini merupakan kutipan dari beberapa sumber dari internet yang saya rangkum
menjadi sebuah bentuk tulisan yang sistematis, semoga pembaca dapat memahami bahwa perlunya kita
mengetahui konflik-konflik yang pernah terjadi di dunia khususnya "konflik Timur Tengah" yang kini
telah menjadi sebuah sejarah dunia.
Akhir kata kami berharap makalah ini menjadi inspirasi yang baru untuk karya-karya selanjutnya dan
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan informasi tentang masalah "konflik Timur Tengah"
mohon maaf bila terdapat kekurangan dalam makalah ini, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........2
BAB I ....3
PENDAHULUAN ........3
A. Latar Belakang....3
B. Rumusan Masalah......4
BAB II..........5
PEMBAHASAN ...........5
BAB III.........13
PENUTUP........13
A. Kesimpulan ...........13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peperangan ini bermula ketika pasukan Irak menerobos perbatasan Iran pada 22 September 1980
akibat masalah perbatasan yang tak kunjung usai.
Masalah ini terjadi antara kedua negara dan juga kekhawatiran Saddam Hussein, Presiden Irak, atas
perlawanan Syiah yang dibawa oleh Imam Khomeini dalam Revolusi Iran.
Perang Iran-Irak juga dikenali sebagai Pertahanan Suci dan Perang Revolusi Iran di Iran, dan
Qadisiyyah Saddam (قادسيّة ص ّدام, Qādisiyyat Saddām) di Irak, adalah perang di antara Irak dan Iran yang
bermula pada bulan September 1980 dan berakhir pada bulan Agustus 1988. Umumnya, perang ini
dikenali sebagai Perang Teluk Persia sehingga Konflik Iraq-Kuwait meletus pada awal 1990-an.
Peperangan ini bermula ketika pasukan Irak memasuki perbatasan Iran pada 22 September 1980
akibat masalah perbatasan yang berlarut-larut antara kedua negara dan juga kekhawatiran Saddam
Hussein atas perlawanan Syiah yang dibawa oleh Imam Khomeini dalam Revolusi Iran . Walaupun Irak
tidak mengeluarkan pernyataan perang, tentaranya gagal dalam misi mereka di Iran dan akhirnya
serangan mereka dapat dipukul mundur Iran. Walaupun PBB meminta adanya gencatan senjata,
pertempuran tetap berlanjut sampai tanggal 20 Agustus 1988; Pertukaran tawanan terakhir antara
kedua negara ini terjadi pada tahun 2003. Perang ini telah mengubah wilayah dan situasi politik
global.
Perang ini juga memiliki kesamaan seperti Perang Dunia I. Taktik yang digunakan seperti penggunaan
parit, pos-pos pertahanan senapan mesin, serangan dengan bayonet, penggunaan kawat berduri,
gelombang serangan manusia serta penggunaan senjata kimia (seperti gas mustard) secara besar-
besaran oleh tentara Irak untuk membunuh pasukan Iran dan juga penduduk sipilnya, seperti yang
dialami juga oleh suku Kurdi di utara Irak. Dalam perang ini diperkirakan lebih dari satu juta tentara
serta warga sipil Irak dan Iran tewas, dan lebih banyak korban yang terluka dari kedua belah pihak
selama pertempuran berlangsung.
beberapa faktor yang membuat Irak dan Iran berperang. Berikut ini adalah beberapa faktornya:
Adanya keinginan Irak dan Iran menguasai Sungai Shatt Al Arab. Sungai Shatt Al Arab adalah jalur
perariran strategis yang memisahkan Irak-Iran menuju Teluk Persia. Sepanjang perairan ini
dibangun pelabuhan-pelabuhan besar, wilayah ini merupakan jalur ekspor minyak sehingga
menjadi wilayah sengketa.
Adanya keinginan Irak dan Iran menjadi penguasa Kawasan Teluk, hal ini sudah dilakukan sejak
Inggris mengakhiri keterlibatan militernya di Kawasan Teluk tahun 1971.
Saddam Husein, Presiden Irak, merupakan seorang muslim aliran Sunni yang khawatir akan
adanya pemberontakan Syiah di Irak. Pemberontakan ini terinspirasi dari terjadinya revolusi Iran
di bawah pimpinan Ayatulloh Khomeini.
3
Melemahnya kekuatan Iran paska revolusi tahun 1979. Saddam Husein yakin bahwa keadaan Irak
sedang tidak stabil setelah revolusi karena eksekusi mati para perwira-perwira perang yang pro
terhadap Shah Reza Pahlevi. Hal ini dapat menguntungan invasi yang akan dilakukan Irak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah yang kemudian
disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Perang Teluk I
22 September 1980 Awal perang teluk I Irak membatalkan perjanjian Algiers dan melakukan
serangan ke wilayah Iran.
20 Agustus 1988 Akhir Perang Teluk I Irak dan Iran bersedia menerima resolusi 598 DK PBB
yang mengakhiri perang teluk I
Perang Teluk II
5
24 Februari 1991 Pasukan gabungan PBB memulai operasi
militer dengan nama Operation Desert
Sabre
Irak menyatakan menyerah
15 Desember 2011 Akhir Perang Teluk III Amerika mengumumkan berakhirnya operasi
militer di Irak yang sekaligus mengakhiri Perang
Teluk III
6
B. Ringkasan singkat konflik Timur Tengah
1. Perang Teluk I
Pada tahun 1980, telah terjadi sebuah peperangan antara negara Irak dan Iran yang kemudian
menjadi Konflik Timur Tengah, perang ini berlangsung cukup lama, delapan tahun, sampai 1988.
Latar Belakang
Peperangan ini bermula ketika pasukan Irak menerobos perbatasan Iran pada 22 September
1980 akibat masalah perbatasan yang tak kunjung usai.
Masalah ini terjadi antara kedua negara dan juga kekhawatiran Saddam Hussein, Presiden Irak,
atas perlawanan Syiah yang dibawa oleh Imam Khomeini dalam Revolusi Iran.
Beberapa faktor lain yang juga memicu terjadinya peperangan antara Irak dan Iran adalah
sebagai berikut:
Adanya keinginan Irak dan Iran menguasai Sungai Shatt Al Arab. Sungai ini adalah jalur
perairan strategis yang memisahkan Irak-Iran menuju Teluk Persia, wilayah ini merupakan
jalur ekspor minyak sehingga menjadi wilayah sengketa.
Adanya keinginan Irak dan Iran menjadi penguasa kawasan Teluk, hal ini telah
diberlakukan sejak Inggris mengakhiri keterlibatan militernya di kawasan Teluk pada 1971.
Melemahnya kekuatan Iran paska revolusi tahun 1979. Saddam Hussein yakin bahwa
keadaan Irak sedang tidak stabil.
Peperangan
Awal mula terjadinya perang antara Irak dan Iran ini yaitu pada April 1980.
Waktu itu, sedang berlangsung acara Konferensi Ekonomi Internasional yang diselenggarakan
oleh persatuan mahasiswa Asia di Irak, di tengah acara, tiba-tiba sebuah bom meledak.
Oleh sebab itu, Irak kemudian menganggap bahwa Iran sedang mengibarkan bendera perang.
Lima bulan setelahnya, tepatnya pada 4 September 1980, Iran tiba-tiba saja menyerang
beberapa wilayah di Irak, seperti desa Khanaqin, Muzayriah, Zurbatiyah, dan lainnya. Karena
serangan ini, puluhan rakyat Irak pun menjadi korban.
Mengetahui hal tersebut, Irak tidak tinggal diam, kurang dari sebulan, 22 September 1980, Irak
memulai serangan balasan. Irak menghancurkan pusat-pusat persenjataan berat serta
pelabuhan udara Mehrabad, Teheran, Iran. Perang ini terus berlanjut sampai pada bulan April
1983, Irak menghancurkan sumur minyak di Norwuz yang memberi dampak besar bahkan
sampai ke negara tetangga. Beberapa negara yang terkena imbasnya adalah Qatar, Kuwait, dan
Bahrain.
Akhir
7
Perang antara Irak dan Iran berlangsung selama delapan tahun yang ternyata berujung tidak
membuahkan hasil apa-apa. Tidak ada yang menang ataupun kalah, sampai akhirnya perang ini
berakhir setelah Iran bersedia menerima Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 598 Tahun 1988.
Pada resolusi tersebut, Iran diminta untuk melaksanakan gencatan senjata. Hal ini kemudian
mengacu kepada Perjanjian Algiers yang telah dibuat sejak 1975 dan telah disepakati oleh kedua
belah pihak, Irak dan Iran.
Perjanjian Algiers
Perjanjian Algiers adalah perjanjian antara Irak dan Iran yang dipelopori oleh Presiden Aljazair,
yaitu Houari Boumedienne. Perjanjian ini dilakukan di ibukota Aljazair, yaitu Algiers. Tujuan
disusunnya Perjanjian Algiers yaitu untuk meredam perselisihan kedua negara. Dalam perjanjian
ini dipertemukan petinggi dari kedua negara, yaitu Saddam Husein, Presiden Irak dan Shah Reza,
Raja Iran.
2. Perang Teluk II
Pasca Perang Teluk I (1980-1988), kawasan Teluk Persia kembali bergejolak dengan pecahnya
Perang Teluk II.
Perdamaian negara-negara kawasan Teluk Persia hanyalah sebatas imaji dari masyarakat di
kawasan tersebut.
Perang Teluk II berlangsung pada tahun 1990-1991. Perang ini berawal dari upaya invasi dan
aneksasi Irak atas Kuwait pada tanggal 2 Agustus 1990.
8
Pada perkembangannya, Perang Teluk II menjadi konflik antara Irak dan Amerika Serikat
untuk mewujudkan ambisi ekonomi dan politis di kawasan Timur Tengah.
Dalam buku Sejarah Timur Tengah Jilid 2 (2013) karya Isawati, Perang Teluk I
memberi dampak yang luar biasa bagi kondisi ekonomi dan politik Irak. Pasca Perang Teluk I,
Irak mengalami krisis ekonomi dan politik yang disebabkan oleh utang luar negeri.
Beberapa faktor yang menjadi latar belakang terjadinya Perang Teluk II, sebagai berikut:
Utang luar negeri Irak yang besar terhadap negara-negara penghasil minyak di Timur
Tengah.
Kekecewaan Saddam Husein (Presiden Irak) terhadap negara-negara Timur Tengah yang
dulu pernah beraliansi dengan Irak saat Perang Teluk I, khususnya Uni Emirat Arab dan
Kuwait.
Anjloknya harga minyak dunia karena adanya pelanggaran kebijakan OPEC yang dilakukan
oleh Kuwait dan Uni Emirat Arab. Hal tersebut memperberat kondisi ekonomi Irak sebagai
negara yang bergantung pada penghasilan dari ekspor minyak.
Ambisi Saddam Husein untuk menjadi pemimpin dunia Arab.
9
Perang Teluk II membawa dampak negatif bagi Irak dan beberapa negera Timur Tengah.
Berikut beberapa dampak Perang Teluk II:
Irak dikucilkan diseluruh sektor kehidupan Internasional
Adanya upaya penggulingan pemerintahan Saddam Husein oleh organisasi
Tersendatnya ekonomi Kuwait karena kehancuran tambang minyak
Memanasnya iklim politik di kawasan Timur Tengah, seperti Palestina dan Mesir.
10
Perang Teluk III merupakan salah satu peristiwa konflik antara dua negara, yaitu Irak dan
Amerika Serikat. Perang Teluk III atau lebih dikenal dengan Perang Irak merupakan invasi
militer pada tanggal 20 Maret 2003 yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat
terhadap negara Irak yang dipimpin oleh Saddam Hussein. Tujuannya adalah untuk
menghancurkan serta mencegah upaya pengembangan senjata pemusnah massal yang
dikembangkan pada masa kepemimpinan Saddam Hussein.
2002
Latar Belakang
Sebelum invansi dilaksanakan, pemerintah Amerika Serikat dan Britania Raya menuduh Irak
sedang berusaha membuat senjata pemusnah massal yang mengancam kemanan nasional
mereka, koalisi, dan sekutu regional. Pada tahun 2002, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan
Resolusi 1441 yang mewajibkan Irak untuk bekerjasama sepenuhnya dengan inspektur
senjata PBB guna membuktikan bahwa Irak tidak berada dalam suatu usaha membuat
senjata pemusnah massal. Hans Blix, pemimpin dari tim inspeksi senjata yang dikirim,
mengatakan bahwa tidak ditemukan senjata pemusnah massal dan Irak telah bekerja sama
dengan aktif, akan tetapi, di bawah ketentuan-ketentuan tertentu dan penundaan-
penundaan.
Operation Iraqi Freedom
Pada tanggal 20 Maret 2003, sebuah invasi militer dimulai tanpa deklarasi formal, diberi
kode Operation Iraqi Freedom.
Pasukan koalisi juga bekerja sama dengan pasukan Peshmerga Kurdi di Irak utara.
Menurut Jendral T. Franks tujuan invasi ini adalah
1. Mencabut Saddam Hussein
2. Menghancurkan senjata pemusnah massal.
3. Menangkap teroris.
4. Mengumpulkan informasi tentang jaringan terorisme.
5. Mengumpulkan informasi tentang senjata pemusnah massal.
6. Memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Irak.
7. Mengamankan ladang minyak Irak.
8. Menciptakan demokrasi di Irak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konflik Timur Tengah bukanlah sebuah konflik biasa karena Konflik ini tidak bisa di
selesaikan secara kekeluargaan, konflik ini sampai bertaruh darah seperti pada perang
teluk I, III dan III yang telah kita bahas tadi .
11
Perang teluk I perang antara negara Irak dan Iran pada 22 September 1980 - 20 Agustus
1988
Perang teluk II perang antara negara Irak dan Kuwait pada 2 Agustus 1990 - 28 Februari
1991
Perang teluk III perang antara negara Irak dan Amerika Serikat pada 19 Februari 2003 -
15 Desember 2011.
12