Anda di halaman 1dari 3

Pada khutbah kali ini, khatib mengajak kepada seluruh

jamaah untuk senantiasa memanjatkan puji syukur kepada


Allah dan menyampaikan sholawat pada Rasulullah SAW.
sekaligus meningkatkan ketakwaan kepada AllahSWT.
Taqwa dalam arti mengerjakan segala perintah-Nya dan
meninggalkan segala larangan-Nya.
Hadirin sholat Jumat yang berbahagia
Mari kita senantiasa melakukan muhadabah diri setiap saat.
Terlebih saat ini kita masih di bulan Januari awal tahun
2023 , walaupun bukan tahun baru Islam dan kita tidak
harus merayakannya, namun yang terpenting bagi kita,
akan menjadi waktu ideal untuk melakukan introspeksi diri,
mengevaluasi, menghitung, yang dalam bahwa Arab disebut
dengan muhasabah.
Allah SWT. telah mengingatkan pentingnya melakukan
introspeksi diri dengan melihat apa yang telah kita lakukan
pada masa lalu untuk mengahadapi masa depan. Allah
berfirman dalam Alquran surat Al-Hasyr ayat 18:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah


kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Diriwayatkan oelh Sayyidina Umar bin Khattab, Rasulullah
SAW. Juga pernah bersabda: “Hisablah dirimu sebelum
kamu dihisab, dan hiasilah dirimu dengan amal sholeh untuk
menghadapi penyingkapan yang besar (hisab).
Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan
hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup
di dunia.” (HR. Tirmidzi).
Syekh Abdul Qadir al-Jailani, menurut Syekh Nawawi al-Bantani,
mengingatkan kepada kita cara bermuhasabah yaitu cara
menghargai orang lain.
Pertama, jika bertemu dengan orang mulia, kita harus mempunyai
prasangka terhadapnya, ‘Bisa jadi orang itu lebih baik dan lebih
tinggi derajatnya di hadapan Allah dibandingkan saya.’
Kedua, apabila bertemu dengan anak kecil, kita selayaknya
berpikir, ‘Anak ini belum bermaksiat kepada Allah. Sedangkan
kita telah bermaksiat. Tentu dia lebih baik dari pada kita,’
Ketiga, jika bertemu dengan orang dewasa, kita sepatutnya
berprasangka, ‘Orang ini telah beribadah menyembah Allah
sebelumkita

Keempat, jika bertemu ulama atau orang alim, kita mesti


berprasangka, ‘Orang ini dianugerahkan ilmu yang tidak dapat
kugapai, meraih derajat tinggi yang tidak kuraih, mengetahui
materi ilmu yang tidak kuketahui, dan mengamalkan ilmunya,’
Yang tentunya dia lebih baik daraipada saya.

Kelima, apabila bertemu orang awam atau bodoh, kita harus


mempunyai prasangka baik bahwa, ‘Orang ini bermaksiat kepada
Allah karena ketidaktahuannya. Sedangkan saya bermaksiat
kepada-Nya secara sadar di tengah ilmu yang saya miliki. Saya
sendiri tidak pernah tahu bagaimana akhir hidup saya dan akhir
hidupnya, apakah husnul khatimah atau su’ul khatimah,’

Keenam, bila berjumpa dengan orang kafir, kita harus


berprasangka, ‘Bisa jadi orang kafir ini suatu saat memeluk Islam
dan mengakhiri hidupnya dengan amal yang baik (husnul
khatimah). Sedangkan saya bisa saja malah menjadi kafir suatu
saat dan mengakhiri hidup dengan amal yang buruk (su’ul
khatimah),

Hadirin sekalian demikian khutbah jumat ini, mudah-mudahan


akan bermanfaat khususnya bagi khotib.
Demi Masa, Sungguh manusia benar-benar berada dalam
kerugian, kecuali orang yang beriman dan beramal sholeh, serta
saling menasehati untuk kebenaran dan kesabaran,

Anda mungkin juga menyukai