Anda di halaman 1dari 6

PRA DESAIN PABRIK SORBITOL DARI TEPUNG JAGUNG

DENGAN PROSES HIDROGENASI KATALITIK


MENGGUNAKAN KATALIS RANEY NICKEL
Ahmad Habib Ramadhana, Ninda Ayu Novita, Prof.Dr.Ir.Mahfud,DEA,
dan Firman Kurniawansyah, ST, M.EngSc, Ph.D
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: mahfud@chem-eng.its.ac.id

Abstrak— Sorbitol adalah senyawa monosakarida perlu memperkuat sektor industrinya. Peningkatan sektor
polyhydric alcohol. Senyawa ini merupakan suatu gula alkohol industri nasional terus berkembang seiring dengan
yang dimetabolisme lambat di dalam tubuh. Sorbitol diperoleh peningkatan jumlah penduduk di Indonesia. Salah satu
dengan cara mengubah gugus aldehid menjadi gugus hidroksil.
industri yang terus berkembang adalah industri kimia yang
Industri sorbitol dinilai sangat strategis karena sorbitol
banyak dimanfaatkan di berbagai industri, seperti industri ditandai dengan banyaknya pabrik kimia baru yang
pangan, farmasi, kosmetik, kimia serta bidang industri didirikan.
lainnya. Sehingga, bahan baku sorbitol secara tidak langsung Pendirian pabrik kimia baru, yang dimaksudkan untuk
sudah menjadi bagian dari kebutuhan sehari-hari. Sorbitol memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga dapat
dapat dibuat dengan beberapa cara dari berbagai jenis bahan mengurangi impor bahan-bahan industri dari negara-negara
baku, dengan kondisi operasi serta konversi yang berbeda.
produsen. Salah satu jenis bahan kimia yang masih
Pembuatan sorbitol dari bahan baku tepung jagung melalui
dua tahap proses utama, tahap pertama yaitu proses diperoleh dengan cara impor adalah sorbitol. Oleh sebab itu,
perubahan starch (pati) menjadi glukosa dengan masa depan pendirian pabrik sorbitol mempunyai peluang
menggunakan enzim dan tahap kedua yaitu proses yang baik guna menunjang berbagai industri lain, serta
pengubahan glukosa menjadi sorbitol dengan proses untuk mengurangi kebutuhan impor sorbitol dari luar negeri.
hidrogenasi katalitik. Pabrik sorbitol ini direncanakan akan Sorbitol atau dikenal sebagai glusitol adalah senyawa
didirikan di Kota Cilegon, Provinsi Banten. Dimana salah satu
monosakarida polyhydric alcohol yang mempunyai rumus
pertimbangan utama pemilihan lokasi ini adalah ketersediaan
bahan baku, lahan, dan nilai UMK tenaga kerja. Selain itu molekul C6H14O6 ditemukan pada tahun 1872. Senyawa ini
karena letaknya yang strategis untuk pemasaran karena merupakan suatu gula alkohol yang dimetabolisme lambat di
berada di jalur pantura dan dekat dengan pelabuhan sehingga dalam tubuh. Sorbitol diperoleh dari reduksi glukosa dengan
mempermudah proses pemasaran dan menjangkau konsumen cara mengubah gugus aldehid menjadi gugus hidroksil,
yang sebagian besar berada di pulau Jawa. Dengan berdirinya sehingga dinamakan gula alcohol. Sorbitol merupakan
pabrik sorbitol ini diharapkan dapat memenuhi pertumbuhan
pemanis rendah kalori sehingga dapat digunakan sebagai
permintaan sorbitol di dalam negeri dan meningkatkan taraf
hidup penduduk sekitar. Pabrik direncanakan beroperasi pengganti gula sukrosa. Konsumsi gula sukrosa yang terlalu
secara kontinyu 24 jam selama 320 hari pertahun operasi tinggi menyebabkan tingginya kadar gula dalam tubuh yang
dengan perencanaan sebagai berikut : memicu penyakit degeratif lainnya.
a. Kapasitas produksi : 15.000 ton/tahun Penggunaan sorbitol di Indonesia tiap tahun semakin
b. Jumlah tenaga kerja : 168 orang/hari meningkat. Sorbitol banyak digunakan di bidang kesehatan
c. Kebutuhan bahan baku tepung jagung : 13866,18 ton/tahun dan pangan. Pada bidang pangan sorbitol banyak digunakan
Pabrik ini direncanakan mulai dibangun pada tahun 2022 di sebagai pemanis dalam permen diet, maka dari itu struktur
Kota Cilegon, Provinsi Banten dan direncanakan beroperasi
pada tahun 2025. Modal diperoleh dengan perbandingan 60%
sorbitol tidak mencerminkan fitur aldehida atau keton
modal sendiri dan 40% modal pinjaman. Pendirian pabrik kelompok fungsional. Selanjutnya, dalam bidang kesehatan
sorbitol memerlukan biaya investasi modal tetap (fixed capital) sorbitol digunakan sebagai obat-obatan dan produk
sebesar Rp 553.279.923.705,35, modal kerja (working capital) kesehatan mulut karena sorbitol dapat mencegah kerusakan
Rp 97.637.633.595,06, investasi total Rp 650.917.557.300,41, gigi dan dapat membantu meningkatkan kesehatan mulut.
biaya produksi per tahun Rp 440.337.245.185 dan hasil Melihat dari besarnya pasar yang bisa dicakup oleh
penjualan per tahun Rp 541.406.250.000,00. Dari analisa
ekonomi didapatkan Internal Rate of Return sesudah pajak
sorbitol dan juga adanya sorbitol yang diimpor dari luar
sebesar 20.5%, POT sesudah pajak 3.8 tahun, BEP 50,98% negeri. Sehingga pabrik sorbitol masih memiliki prospek
dan nilai NPV adalah Rp 99.842.640.080. Dari hasil uraian di yang bagus baik dalam negeri maupun luar negeri maka
atas, ditinjau dari segi teknis dan ekonomis, pabrik sorbitol perlu didirikannya pabrik sorbitol di Indonesia untuk
dari tepung jagung ini layak didirikan. memenuhi kebutuhan sorbitol dalam negeri dan luar negeri.

Kata Kunci— Glukosa, Hidrogenasi, Jagung, Pati, Sorbitol. II. URAIAN PROSES
A. Seleksi Proses
I. PENDAHULUAN Proses yang akan digunakan pada pembuatan pabrik perlu
memperhatikan berbagai aspek. Aspek aspek yang dapat
I ndonesia merupakan salah satu negara berkembang.
Untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi,
diperlukan sektor industri yang kuat. Untuk itu Indonesia
dijadikan pertimbangan adalah aspek teknik atau segala
kondisi yang berkaitan dengan masalah teknis seperti
penggunaan bahan baku (jumlah dan kualitas bahan), tahap gelatinisasi mencapai suhu 105°C granula pati lebih
konversi, kualitas, dan kuantitas produk serta operasi proses mudah menyerap air karena ikatan hidrogen yang
yang meliputi tekanan dan temperature selama proses membentuk granulanya melemah. Granula yang mcnyerap
berlangsung. Kemudian aspek ekonomis yaitu investasi, rate air akan mengembang sehingga slurry akan menjadi lebih
of return dan juga pay out time. Selanjutnya ada aspek kental. Gelatinisasi ini memungkinkan enzim a-amilase
dampak lingkungan yang merupakan segala hal yang untuk menghidrolisis pati. Ketika steam berkontak dengan
berkaitan dengan bahan baku, proses, dan produk yang suspensi pati dan terjadi gelatinasi, steam dianggap berubah
dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Pembuatan menjadi liquid. Tujuan dari proses gelatinasi adalah agar
sorbitol dapat dipilih dari proses reduksi elektrolitik dan suspensi pati menjadi hancur dan larut sempurna dalam air.
hidrogenasi katalitik. Luas permukaan suspensi pati tergelatinasi akan menjadi
lebih besar dibandingkan dengan suspensi pati yang masih
B. Proses Produksi
mengandung padatan, sehingga dapat mempermudah
Proses pembuatan sorbitol pada pabrik ini menggunakan suspensi pati untuk mengalami reaksi pada proses
proses hidrogenasi katalitik. Pembuatan sorbitol dengan liquifikasi, sakarifikasi dan hidrogenasi. Selain itu dalam hal
hidrogenasi katalitik ini terdiri dari beberapa unit proses pemurnian lebih ekonomis serta lebih cepat tanpa
yaitu: kehilangan produk lebih banyak. Setelah melewati jet
1. Proses Hidrolisis Pati menjadi Glukosa cooker, slurry dipompa melalui pipa melengkung agar
2. Proses Hidrogenasi Katalitik dan Finishing mencapai waktu tinggal selama 5 menit, sehingga proses
C. Analisa Ekonomi gelatinisasi berlangsung merata. Aliran suspensi pati keluar
Analisa ekonomi merupakan salah satu parameter apakah dari jet cooker pada temperatur 105°C menuju reaktor
suatu pabrik sorbitol layak untuk didirikan. Untuk Liquifikasi. Waktu tinggal suspensi pati pada jet cooker
menentukan kelayakan suatu pabrik sorbitol secara kurang lebih 8 menit.
ekonomi, perlu dilakukan analisa biaya yang diperlukan Setelah proses gelatinasi selesai, suspensi pati langsung
untuk kegiatan operasional. Pabrik sorbitol yang terdiri dari dialirkan menuju reaktor liquifikasi untuk proses liquifikasi
Analisa IRR (internal rate of return), NPV (net present Tujuan dari proses liquifikasi pada reaktor liquifikasi adalah
value), POT (pay out time), dan BEP (break event point). untuk memecah rantai pati yang sudah tergelatinasi menjadi
dekstrin, maltosa dan dekstrosa. Pada umumnya kandungan
tepung adalah 80% amilosa dan 20% amilopektin. Ikatan α-
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1,4 dalam amilosa dan amilopektin yang terdapat di dalam
A. Proses Hidrolisis Pati menjadi Glukosa pati dihidrolisa di dalam reaktor liquifikasi oleh α-amilase
sehingga dapat meningkatkan harga DE (Dextrose
Ekuivalen). Enzim α-amilase ditambahkan ke dalam tangki
mixing sebanyak 15 LU/mL pati kering. Dimana enzim α-
amilase akan aktif pada pH 5,2 – 6,3.Proses di dalam reaktor
liquifikasi berlangsung selama 2.5-3 jam dengan kondisi
operasi pada suhu 95°C, tekanan atmosferik, dan pH 6.

Reaksi tersebut merupakan reaksi eksotermis sehingga


Tepung jagung dari tangki penampung tepung jagung pada tangki reaktor dilengkapi oleh coil pendingin yang
dipindahkan menuju mixing tank menggunakan screw berfungsi untuk menjaga suhu reaktor pada 95°C. Selain itu,
conveyor. Pada tangki, tepung jagung dicampur dengan air pada tangki reaktor juga dilengkapi dengan pengaduk agar
dan larutan CaCl2 sehingga menghasilkan suspensi pati suhu di dalam reaktor merata. Keluaran reaktor liquifikasi
tepung jagung 30%. Larutan CaCl2 dibuat pada tangki yaitu larutan dekstrin, maltosa, dan dekstrosa, ditampung
dengan cara melarutkan CaCl2 dengan air sehingga pada tangki penampung yang dilengkapi dengan coil
konsentrasinya 40 ppm. CaCl2 berfungsi untuk menjaga pendingin untuk menurunkan suhunya hingga 60°C untuk
stabilitas enzim α-amilase dimana pada saat enzim memiliki menyesuaikan suhu optimum pada proses selanjutnya yaitu
kestabilan tinggi diharapkan inaktivasi enzim akan proses sakarifikasi di tangki.
membutuhkan waktu yang lama walaupun dalam keadaan Hasil dari tahap liquifikasi sebagian besar masih berupa
suhu tinggi. Enzim α-amilase yang ditampung pada tangka oligosakarida dan polisakarida, sehingga nilai Dextrose
penampung ditambahkan pada tangki mixing yaitu sebesar Equivalent (DE) yang didapat masih tergolong rendah yaitu
15 LU/mL pati kering. Kondisi operasi pada mixing tank berkisar 10-12%. Oleh karena itu, diperlukan tahap
adalah suhu 30°C dan tekanan atmosferik dengan waktu sakarifikasi yaitu proses hidrolisis lebih lanjut dari
tinggal 10-15 menit. polisakarida pati menggunakan bantuan enzim agar dapat
diperoleh nilai DE di atas 20%. Larutan keluaran proses
Campuran pada tangki akan membentuk suspensi pati dan liquifikasi dari tangki penampung dipindahkan ke dalam
kemudian dipompa menuju jet cooker menggunakan pompa. reaktor sakarifikasi menggunakan pompa. Reaktor
Di dalam jet cooker, aliran suspensi pati diinjeksikan steam sakarifikasi bertujuan untuk mengkonversi dekstrin menjadi
jenuh. Pemanasan menggunakan steam bertujuan untuk dektrosa dengan cara memutuskan ikatan α-1,4 maupun α-
mencapai suhu gelatinisasi dari pati tepung jagung. Ketika 1,6 dalam dekstrin atau dalam sisa pati dengan
menggunakan katalisator enzim glukoamilase. Enzim berupa Ca2+ yang berasal dari CaCl2, lalu menuju anion
glukoamilase yang digunakan pada proses ini yaitu sebesar exchanger untuk menukar anion Cl- dari HCl. HCl harus
0,7 L/ton pati kering yang ditambahkan dari tangki dihilangkan karena menganggu kemurnian sirup glukosa
penampung. Sehingga molekul pati dan dekstrin yang dan menyebabkan korosi pada evaporator .
terbentuk pada proses sebelumnya dapat dikonversi menjadi Kation-anion exchanger berisi resin teraktivasi dan
glukosa dimana konversinya mencapai 97%. Selain enzim berfungsi untuk menukar ion positif terlarut dengan H + dan
glukoamilase, larutan HCl 0,1 M dari tangki penampung ion negatif dengan OH-. Resin kation yang digunakan adalah
juga ditambahkan kedalam reaktor sakarifikasi untuk resin sulfonated phenolic, sedangkan resin anion yang
menurunkan pH menjadi 4,5. Suhu operasi pada proses digunakan adalah jenis strongly basic acrylic. Apabila resin
sakarifikasi adalah 60°C. Reaksi yang terjadi pada reaktor yang digunakan telah jenuh maka perlu dilakukan proses
sakarifikasi adalah sebagai berikut. regenerasi kembali. Keluaran dari kation-anion exchanger
ditampung pada tangki sebelum dipompa menuju proses
hidrogenasi.

B. Proses Hidrogenasi Katalitik dan Finishing


Reaksi pada proses sakarifikasi berlangsung secara
eksotermis sehingga reaktor yang digunakan dilengkapi
dengan coil pendingin untuk mempertahankan suhu operasi
pada 60°C. Selain itu, pada reaktor ini dilengkapi pula
dengan pengaduk agar suhu di dalam reaktor merata. Proses
sakarifikasi berlangsung selama 48 - 72 jam dan DE
(Dextrose Equivalent) yang dihasilkan 93-97%. Setelah dari Sirup glukosa dari tangki penampung dialirkan ke reaktor
reaktor sakarifikasi. Keluaran reaktor sakarifikasi yaitu hidrogenasi menggunakan pompa pada tekanan 1 atm dan
larutan dekstrosa atau disebut sirup glukosa ditampung di suhu 52°C. Kemudian ditambahkan katalis Raney Nickel
dalam tangki penampung lalu dipompa oleh menuju rotary sebanyak 2% dari sirup glukosa yang masuk. Reaktor
drum vacuum filter untuk proses pemurnian glukosa. dikondisikan pada kondisi operasi 130˚C dengan bantuan
Cairan hasil sakarifikasi yang diperoleh berwarna kuning steam yang dilewatkan pada coil, dan kondisi tekanan 70
kecoklatan karena mengandung komponen terlarut lain. atm dengan menambahkan gas hidrogen 70 atm pada
Komponen ini harus dipisahkan agar diperoleh produk yang reaktor. Waktu kontak sirup glukosa dengan hidrogen dalam
bersih dan jernih. Larutan dekstrosa atau disebut sirup reaktor selama 3 jam. Produk sorbitol dipindahkan ke tangki
glukosa dimasukkan ke rotary drum vacuum filter untuk penampung, kemudian sorbitol didinginkan hingga suhu dari
proses pemisahan padatan yang ada di dalam sirup glukosa larutan sorbitol turun dari 130˚C menjadi 80˚C, kemudian
berupa sisa starch dan enzim. Air proses digunakan sebagai larutan sorbitol dialirkan ke tangki karbonasi.
air pencuci pada proses penyaringan pertama kali. Apabila Selama waktu reaksi, gas H2 dari tangki penampung
proses penyaringan sudah berjalan kontinyu maka air dikompresi dengan kompresor dan kemudian dimasukkan ke
pencuci yang digunakan berupa filtrat hasil penyaringan dalam reaktor secara kontinyu. Sisa gas H2 yang keluar
rotary drum vacuum filter sebelumnya dengan perbandingan reactor lalu dikembalikan ke penampung. Produk yang
15% dari berat filtrat. Rotary drum vacuum filter dengan dihasilkan reaktor hidrogenasi kemudian melalui fase
temperatur operasi sebesar 52°C telah dilengkapi dengan pendinginan di dalam tangki reaktor untuk menjaga agar
pompa vakum dengan tekanan sebesar 0,6 atm untuk temperature produk menjadi 80˚C dan kemudian menuju ke
membuat bagian dalam alat menjadi vakum sehingga filtrat settling tank untuk proses pengambilan katalis agar dapat
akan tertarik ke bagian dalam dan berkumpul menjadi filtrat. dipakai lagi. Produk keluar melalui settling tank dan
Estimasi waktu tinggal larutan dekstrosa pada rotary drum suhunya dijaga 80˚C kemudian dipompa menggunakan
vacuum filter adalah sekitar 5 menit. Drum terendam pompa ke tangki karbonasi untuk proses purifikasi sorbitol.
sebagian di dalam filter bowl berisi cairan hasil sakarifikasi
.Rotary drum vacuum filter juga dilengkapi dengan pisau
yang memanjang pada bagian tepi drum. Pisau ini bertujuan
untuk memotong cake yang tertahan pada filter coating
setelah mencapai ketebalan tertentu. Rotary drum vacuum
filter ini memiliki kecepatan putaran 0,5-10 rpm.
Larutan dekstrosa dari Rotary drum vacuum filter, sirup
glukosa kemudian dialirkan menuju kation-anion exchanger
untuk menghilangkan pengotor berupa kation dan anion
yang terkandung pada larutan sirup glukosa. Sirup glukosa
dipompa menuju kation exchanger untuk menukar kation
Sorbitol dari settling tank dipompa menuju tangki dinding luar pipa. Evaporator 1st stage digunakan untuk
karbonisasi dengan pompa. Kemudian ditambahkan karbon menghasilkan larutan sorbitol 25% menjadi 30%,dilanjutkan
aktif untuk menghilangkan zat-zat warna pada larutan di evaporator 2nd stage yang menghasilkan larutan sorbitol
sorbitol yang ditimbulkan dari proses sebelumnya. Karbon 42%, kemudian dilanjutkan lagi di evaporator 3 stage yang
aktif yang digunakan berupa serbuk, agar didapatkan menghasilkan larutan sorbitol 70%. Kemudian produk akan
penyerapan yang lebih baik, dimana proses penyerapan disimpan pada tangki penampung selanjutnya dipindahkan
warna akan menghasilkan larutan sorbitol yang lebih jernih. ke dalam truk. Suhu vapor pada bagian pertama 114°C, pada
Karbonisasi merupakan suatu proses untuk mengkonversi bagian kedua 88°C, dan pada bagian ketiga 57 °C. Larutan
bahan orgranik menjadi arang. Karbon aktif berbentuk sorbitol 70% yang keluar dari evaporator dengan suhu
serbuk dengan ukuran 125 mesh dengan massa jenis 0,2 – sebesar 57°C kemudian ditampung dalam tangki penampung
0,6 gram/mL. Karbon aktif dipilih dalam bentuk serbuk agar produk sorbitol. Uap air yang berasal dari evaporator ketiga
proses penyerapan berlangsung lebih baik. Karbon aktif dikondensasikan melalui barometrik kondensor
yang digunakan sebanyak 10-15 kg / 1000 kg sorbitol. menggunakan media pendingin water process dan udara sisa
Proses berlangsung pada suhu 70°C dalam tekanan yang keluar dari barometrik kondensor dibuang dengan
atmosferik selama 1 jam. bantuan injeksi steam melalui jet ejector kemudian
Pada proses filtrasi bertujuan untuk memisahkan kotoran ditampung dalam hot well. Selain itu jet ejector digunakan
berupa padatan katalis Raney nickel dan karbon aktif yang sebagai alat pengkondisi vakum untuk evaporator 3nd stage.
terikut dalam larutan sorbitol pada proses sebelumnya.
Karena zat yang akan dipisahkan berupa padatan maka
C. Neraca Massa
dalam proses ini menggunakan filter press. Produk dari
tangki karbonasi dipompa menggunakan pompa menuju Berdasarkan hasil perhitungan neraca massa pada pabrik
filter press dimana cake dari filter press akan diolah untuk sorbitol dari tepung jagung ini membutuhkan bahan baku
dipakai kembali yaitu dengan perlakuan lanjutan dengan yaitu tepung jagung sebesar 13866,18 kg ton/tahun. Untuk
memisahkan antara katalis raney nickel dan karbon aktif. menghasilkan produk sorbitol sebanyak 15000 ton/tahun.
Karbon aktif dapat dibuang sebagai limbah dan katalis raney D. Analisa Ekonomi
nickel dapat digunakan kembali. Sedangkan filtrat (liquid) Pendirian pabrik sorbitol memerlukan biaya investasi
yang berupa sorbitol ditampung ke dalam tangki penampung modal tetap (fixed capital) sebesar Rp 553.279.923.705,35,
sebelum dimasukkan ke kation exchanger. Waktu yang modal kerja (working capital) Rp 97.637.633.595,06,
dibutuhkan untuk proses filtrasi ini adalah 3 jam. investasi total Rp 650.917.557.300,41, biaya produksi per
Kation exchanger berfungsi untuk memisahkan pengotor tahun Rp 440.337.245.185 dan hasil penjualan per tahun Rp
berupa ion positif dari sisa Al2O3 yang merupakan bagian 541.406.250.000,00.
impuritis dari katalis Raney Nickel. Resin yang digunakan Dari hasil perhitungan pada analisa ekonomi dengan
untuk mengikat ion ini adalah resin kation dengan gugus estimasi umur pabrik 10 tahun dan masa kontruksi 2 tahun
sulfonil. Kation exchange dilakukan untuk menghilangkan dimana operasi pabrik ini 320 hari/tahun, didapatkan
impuritis yang terkandung dalam larutan sorbitol yaitu ion internal rate of return (IRR) sebesar 20,5%, pay out time
positif dari sisa Al2O3 yang masih terikut pada produk. (POT) 3,8 tahun, break even point (BEP) sebesar 50,98 %,
Al2O3 merupakan zat yang dibawa oleh katalis Raney dan net present value (NPV) sebesar Rp 99.842.640.080.
Nickel. Reaksi yang terjadi dalam kation exchanger
sebagaimana dalam persamaan reaksi berikut :
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
Resin yang digunakan dalam kation exchanger adalah Pabrik sorbitol ini direncanakan akan didirikan di
resin sulfonated phenolic dan dilakukan regenerasi Provinsi Banten tepatnya di Kota Cilegon. Pabrik
(backwash) apabila resin telah jenuh. Larutan sorbitol direncanakan beroperasi secara kontinyu 24 jam selama 320
keluaran kation exchanger dialirkan ke dalam tangku hari pertahun operasi dengan perencanaan sebagai berikut
penampung dengan pompa sebelum masuk evaporator untuk dengan kapasitas produksi 15.000 ton/tahun. Bahan baku
proses pemekatan. tepung jagung yang dibutuhkan sebanyak 13866,18
Larutan sorbitol dari tangki penampung akan dialirkan ton/tahun. Masa kontruksi pabrik ini selama dua tahun dan
menggunakan pompa menuju evaporator triple effect. Disini umur pabrik yaitu 10 tahun. Jumlah tenaga kerja yang
bertujuan untuk memekatkan larutan sorbitol hingga 70%. dibutuhkan sebanyak 168 orang/hari.
Karena kapasitas yang cukup besar maka evaporator yang Proses produksi Sorbitol menggunakan proses
digunakan adalah triple effect evaporator. Jenis evaporator hidrogenasi katalitik. Pembuatan sorbitol dari bahan baku
ini dipilih karena dapat beroperasi walaupun perbcdaan suhu pati melalui dua tahap proses utama yaitu proses perubahan
antara titik didih cairan dan steam rendah. Keunggulan pati (starch) menjadi glukosa melalui hidrolisa enzim dan
lainnya adalah bahwa evaporator ini dapat digunakan dalam proses perubahan glukosa menjadi sorbitol melalui proses
berbagai desain efisiensi energi seperti multiple effect, hidrogenasi katalitik. Sorbitol yang dihasilkan dari pra-
thermal recompression, dan mechanical vapor compression. desain pabrik ini adalah sorbitol syrup non-crystallizing
Pada Falling-Film Evaporators, cairan masuk ke ruang pada dengan konsentrasi 70% atau disebut pula sorbitol cair.
bagian atas evaporator. Cairan yang tertampung Pendirian pabrik sorbitol memerlukan biaya investasi
didistribusikan pada pipa-pipa vertikal di dalam evaporator. modal tetap (fixed capital) sebesar Rp 553.279.923.705,35,
Pada dinding bagian dalam pipa cairan membentuk film modal kerja (working capital) Rp 97.637.633.595,06,
tipis, kemudian steam mengalir secara counter-current pada investasi total Rp 650.917.557.300,41, biaya produksi per
tahun Rp 440.337.245.185 dan hasil penjualan per tahun Rp Hougen & Watson,1954“Chemical Process Principles”, 2th edition,
Part I, John Willey and Sons Inc, New York.
541.406.250.000,00. Dari analisa ekonomi didapatkan
Internal Rate of Return sesudah pajak sebesar 20,5%, POT Hugot, E. 1972.“Handbook of Cane Sugar Engineering”, 2nd edition.
sesudah pajak 3,8 tahun, dan nilai NPV adalah Rp Elsevier: Amsterdam Hull, Hull, Peter. 2010. Glucose Syrups
Technology and Applications. New Delhi : Aptara, Inc.
99.842.640.080. Dari hasil uraian di atas, ditinjau dari segi
teknis dan ekonomis, pabrik sorbitol dari tepung jagung ini Kearsley, M.W., Dziedzic, S.Z. 1995. Handbook of Starch Hydrolysis
layak didirikan. Products and their Derivatives 1st Edition. New York: Springer
Science+Business Media Dordrecht.
UCAPAN TERIMA KASIH Kern, D.Q, 1950, “Process Heat Transfer”, 5th edition, McGraw Hill
Penulis mengucapkan terima kasih terima kasih kepada Book Company, New York, Toronto , London.
Allah SWT dan orang tua beserta seluruh keluarga yang
Kusnarjo. 2010. Desain Bejana Bertekanan. Surabaya: ITS Press.
telah memberikan dukungan, doa, dan kasih sayang kepada
kami, serta kepada Departemen Teknik Kimia dan Kusnarjo. 2010. Desain Pabrik Kimia. Surabaya: ITS Press.
Laboratorium Proses Reaksi Kimia dan Konversi Biomassa
Kusnarjo. 2010. Ekonomi Teknik. Surabaya: ITS Press.
FTIRS ITS. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu per satu yang telah membantu dalam memberikan Larasati, Risma Z. 2019. Pra Rencana Pabrik Sorbitol dari Dekstrose
kesempatan, fasilitas, petunjuk, dan bimbingan selama dengan Proses Hidrogenasi Katalitik Kapasitas Produksi 50.000
Ton/Tahun. Institut Teknologi Nasional Malang.
penyusunan.
Matchee, 2021, http://www.matche.com/ diakses pada 8 November
DAFTAR PUSTAKA 2021 pukul 08.00.
Aini, Fatiyan Yuwinda. 2016. Kajian Penggunaan Pemanis Sorbitol
sebagai Pengganti Sukrosa dalam Jurnal Teknologi Hasil Pertanian. Nabors, Lyn O’Brien. 2001. Alternative Sweeteners. USA : Marcel
Surakarta : Universitas Sebelas Maret Dekker, Inc.

Badan Pusat Statistika, 2020. Data Produksi Konsumsi Ekspor dan Othmer, K., 1960, ”Encyclopedia of Chemical Technology”, 2nd
Impor Sorbitol di Indonesia. Jakarta. BPS. edition, vol.3, John Wiley&sons, New York.

Badan Standardisasi Nasional. 2018. Dokumen SNI Sorbitol Cair dan Perry, R. and Chilton, C. H, 1997 “Chemical Engineers Hand Book”,
Bubuk & SNI Tepung Tapioka. Jakarta : BSN. 7th edition, McGraw-Hill International Book.

Bridge Market. 2017.“ Sorbitol-Chemical Economics Handbook”, Peter, M.S. and Timmerhous, K.D., 1991, “Plant Design and
https://www.databridgemarketresearch.com/reports/global-sorbitol- Economic for Chemical Engineers”, 4th edition, McGraw-Hill Inc.
market, diakses pada 8 Oktober 2021 pukul 08.00. New York.

Brownell, L.E. and Young, F.H, 1959, “Process Equipment Design”, Putri, Ananda & Barrotut, Faridah, 2019. Pra Rancangan Pabrik
Willet Eastern Limited, New Delhi. Sorbitol Dari Glukosa Dengan Proses Hidrogenasi Katalitik Kapasitas
100.000 Ton/Tahun. Teknik Kimia Universitas Islam Indonesia
Chemical engineering’s plant cost index. Yogyakarta.
http://www.chemengonline.com/pci-home (diakses pada tanggal 23
November 2021). Richana, N & C.S, Titi. 2004. Karakteristik Sifat Fisikokimia Tepung
Umbi dan Tepung Pati dari Umbi Ganyong, Suweg, Ubi Kelapa dan
Coulson, J.M. and Richardson, J.F., 1983, “Chemical Engineering”, Gembili. Jurnal Pascapanen. 1(1):29-37.
vol.II, Pergamon Press. Oxford.
Saidin. 2008. Isolasi Jamur Penghasil Enzim Amilase dari Substrat
Dewi & Puspasari, 2014, Pra Design Pabrik Sorbitol dari Tepung Ubi Jalar. Skripsi. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Tapioka dengan Hidrogenasi Katalitik dalam Jurnal Teknik Pomits
Vol. 3, No. 1. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Santoso & Surya, Suwardi. 2009. Laporan Kerja Praktek di PT. Sorini
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Agro Asia Corporindo Tbk. 22 Februari – 22 April 2009.

Dwiyono, Kisroh. 2011. Tinjauan Agroindustri Pati Jagung Sorini Agro Asia Corporation, 2008, http://www.asiasecurities.co.id.
(Maizena). Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta Selatan. diakses pada 8 Oktober 2021 pukul 08.00.

Faith, Keyes and Clark’s ,1975. Industrial Chemical. A willey – Soesilo, Diana. Santoso, Rina & Diyatri, Indeswati, Peranan Sorbitol
Interscience Publication .New Jersey. dalam Mempertahankan Kestabilan pH Saliva pada Proses
Pencegahan Karies. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga.
Fevereira, Nabilah & Febiola Akita, 2015. Pembuatan Sorbitol dari Surabaya.
Tepung Pati Jagung dengan Proses Hidrogenasi. Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknologi Sepuluh Nopember, Institut Teknologi Suarni. 2016. Struktur, Komposisi, dan Nutrisi Tapioka dalam Jurnal
Sepuluh Nopember (ITS). Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian:
Balai Penelitian Tanaman Serealia.
Geankoplis, C. J, 2003, “Transport Process and Unit Operations”, 4th
edition, Pearson Education Inc. Suarni, & S. Widowati. 2007. Struktur, Komposisi, dan Nutrisi
Jagung. Puslitbang Tanaman Pangan. 410-426.
Ghifar Fauzi dan Ainin Ahmad. 2019. Pra Rancangan Pabrik Sorbitol
Dari Ubi Kayu Dengan Kapasitas Produksi 30.000 Ton/Tahun. Supriadi, Apip, dkk. 2014. Analytical Hierarchy Process (AHP).
Teknik Kimia. Institut Teknologi Kalimantan. Teknik Penentuan Strategi Daya Saing Kerajinan Bordir. Bandung.

Godswill Awuchi C, 2017, Sugar Alcohols : Chemistry, Production, Uhlig, H., 1998, “Industrial Enzymes and their Applications”, John
Health Concerns and Nutritional Improtance of Mannitol, Sorbitol, Wiley and Sons Inc. New York.
Xylitol, and Erythritol. International Jurnal of Advanced Academic
Research. Vol 3 Issue 2. Kampala International University. Kansanga, Ullmann’s, 2003,“Encyclopedia of Industrial Chemistry”, 6th edition,
Uganda. vol.13.
Ulrich, G. D, 1959, “A Guide to Chemical Engineering Process
Design and Economic”, John Wiley and sons Inc. New York.

Welasih, T. 1999. Pengaruh pH pada Hidrogenasi Glukosa Menjadi


Sorbitol dalam Reaktor Berpengaduk dan Bertekanan Tinggi. Jurusan
Teknik Kimia. UPN Veteran Jawa Timur.

Wulandari, Betty, Ishartani Dwi, Afandi. 2014. Penggunaan Pemanis


rendah Kalori Pada Pembuatan Velva Ubi Jalar Oranye. Jurnal
Teknosains Pangan. Vol. 2, No.3.

Anda mungkin juga menyukai