Anda di halaman 1dari 63

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Visi Misi Pengurus Daerah IAI Papua Periode 2018-2022


Petunjuk Kegiatan Konferensi Daerah IAI Papua 2022
Jadwal Konferensi Daerah IAI Papua 2022
Tata Tertib Konferensi Daerah IAI Papua 2022
Program Umum Daerah (hasil Konferda 2018)
Rekomendasi (hasil Konferda 2018)
Program Kerja IAI Papua 2018-2020

Draft program Kerja Daerah IAI Papua 2021


Informasi bagi peserta
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya,
kita sudah ada di tahun 2022 sebagai tahun ke-5 kepengurusan PD IAI Papua
periode 2018-2022. Rapat Kerja Daerah PD IAI Papua tahun ini adalah rapat
kerja terakhir dalam masa kepengurusan guna mengevaluasi dan memperkuat
tugas dan fungsi organisasi IAI di masa akhir kepengurusan nanti.
Rekan-rekan sejawat berbahagia, Rapat Kerja Daerah seyogyanya
merupakan temu sejawat se Provinsi Papua dalam membangun koordinasi dan solidaritas untuk
organisasi IAI semakin kuat di provinsi Papua. Isu-isu strategis yang ada pada saat ini perlu
disikapi dengan baik dan bijak melalui bidang masing-masing agar anggota IAI dapat merasakan
manfaat atas hadirnya organisasi ditengah-tengah pelaksanaan tugas kefarmasian.
Dalam rapat kerja tahun ini dilaksanakan masih dalam suasana pandemi Covid-19
sehingga dilakukan secara daring dan luring di Kabupaten Mimika. Pelaksanaanya adalah
evaluasi kerja s.d tahun 2021 dan membahas rencana kerja di tahun 2022 melalui bidang masing-
masing sehingga akan disepakati dalam “ruang besar” rencana tindak lanjut atas isu-isu yang
telah dipetakan di “ruang kecil/ breakout room” masing-masing.
Buku Pedoman pelaksanaan Rapat kerja daerah ini diharapkan dapat membantu sejawat
kepengurusan IAI se-Provinsi Papua untuk mengikuti secara efektif sehingga pesan-pesan
anggota dapat dipetakan dan dibahas dengan maksimal melalui metode daring dan luring ini.
Dengan Tema
: Apoteker Selalu Terpercaya Untuk Kesehatan Anda. Tema World Pharmacists Day tahun 2021
ini digunakan sebagai tema Rakerda PD IAI Papua tahun 2021 agar melalui Rakerda tahun ini
dapat memperkuat peran Apoteker ditengah-tengah masyarakat.
Selamat mengabdi melalui Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia

Tuhan kiranya membalas semua jerih lelah kita bersama dalam membangun Apoteker yang
bermartabat.

Ketua PD IAI Papua


2018-2022,
Edward Manik Sihotang, S.Si.,Apt.
VISI-MISI

PENGURUS DAERAH IAI PAPUA 2018-2022

VISI

“MEWUJUDKAN APOTEKER PAPUA YANG BERDAYAGUNA, BERKOMPETENSI


DAN BERINTEGRITAS UNTUK PAPUA SEHAT”

MISI

- Mendekatkan Anggota pada seluruh Layanan Kesehatan di tanah Papua

- Memperkuat Kompetensi Anggota yang mengikuti perkembangan zaman dalam


melaksanakan Layanan Kefarmasian yang Profesional sesuai dengan
kewenangan yang diembannya
- Membangun rasa kekeluargaan yang kuat antar sesama anggota serta
mengedapankan kode etik Profesi Apoteker dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya
- Meningkatkan kemitraan dengan Stakeholder Kesehatan lainnya di tanah Papua.
PETUNJUK KEGIATAN
KONFERENSI DAERAH KE V TAHUN 2022

I. Pendahuluan

Konferensi adalah lembaga yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan


yang bersifat strategis dan merupakan forum kekuasaan Tertinggi di tingkat Daerah
/Cabang yang bersangkutan.

Berlandaskan AD Ikatan Apoteker Indonesia tahun 2022 pasal 17,dan ART


Ikatan Apoteker Indonesia tahun 2022 pasal 21 mengenai Konferensi Daerah,
yang mengamanatkan untuk melaksanakan Konferda sedikitnya 4 (empat) tahun
selambat-lambatnya (enam) bulan setelah Kongres, maka Konferensi Daerah ke
V Papua dilaksanakan.

Tentunya sesuai dengan ketentuan organisasi IAI, setiap


penyelenggaraan Konferensi harus memiliki legalitas yang cukup untuk itu. Legalitas
sebagaimana dimaksud adalah berupa : Surat Keputusan PP IAI untuk
Penyelenggaraan Konferensi Daerah. Surat Permohonan SK Penyelenggaraan
Konferensi Daerah diajukan oleh Pengurus Daerah kepada Pengurus Pusat
dengan melampirkan :
• SK Pembentukan Panitia Penyelenggara Konferensi Daerah beserta nama-
nama panitia yang dimaksud.
• Daftar Peserta Konferensi Daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 ayat (3)
Anggaran Rumah Tangga IAI Tahun 2022.
• Bila perlu, daftar Peninjau Konferensi Daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 21
ayat (4) Anggaran Rumah Tangga IAI Tahun 2022.
Melalui Konferensi Daerah ini, diharapkan bahwa Ikatan Apoteker Indonesia
daerah Papua dapat memilih Ketua Pengurus Daerah , Ketua MKEAI Daerah
dan Ketua Dewas Daerah 2022-2026, dan mewujudkan tujuan-tujuan konferda
lainnya yaitu menyusun Program Daerah yang berpedoman pada Program
Umum Ikatan, Program Daerah yang spesifik dengan permasalahan daerah,
menilai dan mengesahkan laporan pertanggung jawaban Pengurus Daerah,
MEDAI, DEWAS masa bakti tahun 2018-2022.
II. Tujuan
Konferensi daerah ke V dilaksanakan untuk :

1.Menyusun Program Daerah yang berpedoman pada Program Umum Ikatan


2.Menyusun Program Daerah yang spesifik dengan permasalahan Daerah
3.Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban Pengurus Daerah, yang
mencakup :
i. Capaian program daerah
ii. Laporan keuangan Pengurus Daerah
4.Menilai laporan pertanggungjawaban Dewas Daerah
5.Menetapkan keputusan lainnya sesuai dengan kewenangannya.
6.Memilih Ketua Pengurus Daerah, Ketua MKEAI Daerah dan Ketua Dewas Daerah
(ART IAI pasal 21)

III. Sasaran

IV. Indikator

V. Sistematika Pelaksanaan
Dalam Konferensi Daerah, persidangan dapat diselenggarakan melalui :
• Sidang Pleno. Sidang Pleno adalah persidangan yang dihadiri oleh peserta konferensi
untuk mengambil suatu Ketetapan dan/atau Keputusan sebagaimana mestinya.
• Rapat Komisi Konferensi Daerah adalah persidangan ad hoc untuk membahas
masalah tertentu yang akan ditetapkan dalam Sidang Pleno Konferensi sebagaimana
mestinya.
Hal yang dibahas dalam Rapat Komisi Konferensi Daerah adalah :
1. Rapat Komisi yang membahas mengenai Program Daerah, dan
2. Rapat Komisi yang membahas mengenai Pembinaan Kode Etika Daerah, dan
3. Rapat Komisi yang membahas mengenai Pengawasan Peraturan IAI Daerah.
Pemilihan Ketua Pengurus Daerah, Ketua MKEAI, Ketua DEWAS dari calon
atau calon-calon lain yang telah ditetapkan, dilakukan dan diutamakan melalui mekanisme
musyawarah untuk mufakat.
Mekanisme musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dipimpinoleh
Pimpinan Sidang Konferensi. Apabila mekanisme sebagaimana dimaksud pada p o i n
(3) tidak dapat dicapai,pemilihan dilakukan dengan cara pemungutan suara.

VI. Peserta
Peserta Konferda terdiri dari : Pengurus Daerah, MKEAI Daerah, Dewas Daerah
dan Pengurus Cabang. Peninjau Konferda terdiri dari Himpunan Seminat Daerah,
Anggota Luar Biasa, Anggota Kehormatan dan Undangan. (ART 2022 pasal 21 ayat 3 dan
4.
AGENDA KONFERENSI DAERAH KE V
IKATAN APOTEKER INDONESIA
JAYAPURA, 28-29 OKTOBER 2022

WAKTU KEGIATAN KETERANGAN


28 OKTOBER 2022
07.00 – 10.00 PEMBUKAAN SIDANG MC / Panitia

SIDANG PLENO I
1. Penetapan Agenda dan Tata Tertib Steering
Sidang Konferensi daerah Ke-V Tahun Committee
11.00 – 12.00
2022.
2. Pemilihan dan penetapan Presidium
Sidang Konferda Ke-V Tahun 2022.
12.00 – 13.00 REHAT

SIDANG PLENO II
1. Laporan Pertanggung Jawaban Ketua PD IAI.
2. Laporan Kegiatan MKEAI (MEDAI) Daerah IAI
3. Laporan Kegiatan DEWAS Daerah IAI Presidium
13.00 – 13.50 Sidang
4. Tanggapan Peserta
5. Penjelasan (PD, MEDAI, dan DEWAS)
6. Pengesahan Laporan Pertanggung Jawaban
Ketua PD IAI.

SIDANG PLENO III


Presidium
1. Penetapan Daftar Peserta Pemilih.
Sidang
2. Penetapan Daftar Usulan Bakal Calon
Pengurus Daerah.
3. Pemilihan Ketua Umum PD IAI, MKEAI,
13.50 – 14.50
dan DEWAS masa bakti 2022-2026.
4. Penetapan Ketua PD, MKEAI, DEWAS
Terpilih Periode 2022 – 2026.
5. Pemilihan dan Penetapan Formature.
TATA TERTIB KONFERENSI DAERAH KE V

IKATAN APOTEKER INDONESIA

TAHUN 2022

PENDAHULUAN
Konferensi Daerah merupakan organ pemegang kekuasaan tertinggi
Ikatan di tingkat Daerah, yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan
kedaulatan anggota terhadap eksistensi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI),
yang wajib diadakan sedikitnya sekali dalam 4 (empat) tahun, paling lambat
6 (enam) bulan setelah pelaksanaan Kongres.
Setiap insan anggota IAI mendambakan pelaksanaan sidang-sidang
konferda yang berjalan tertib, demokratis, dan lancar dan berpedoman
kepada nilai-nilai dasar Ikatan yaitu kemanusiaan, hukum dan etika,
profesional, bertanggungjawab, semangat kesejawatan, pengabdian, serta
keteladanan.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

I. Konferensi Daerah Ikatan Apoteker Indonesia, selanjutnya dalam tata tertib


ini disingkat menjadi Konferda merupakan forum musyawarah tertinggi dalam
Organisasi IAI.
II. Konferda dilaksanakan sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Ikatan Apoteker Indonesia yang berlaku.
III. Konferda Ikatan Apoteker Indonesia diselenggarakan oleh Pengurus Daerah
IAI pada 28 Oktober 2022 di Sunny Hotel Abepura, Jayapura, Papua.

BAB II
KONFERDA IKATAN APOTKER INDONESIA
Pasal 2
Konferda mempunyai tugas dan wewenang untuk:
- Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban Pengurus Daerah
serta laporan laporan kegiatan MKEAI (MEDAI) Daerah Aset milik Pengurus
Daerah, dan laporan Kegiatan DEWAS Daerah.
- Memilih dan menetapkan:
• Ketua Pengurus Daerah
• Ketua Majelis Kode Etik Apoteker Indonesia Daerah
• Ketua Dewan Pengawas Daerah
- Menetapkan keputusan lainnya yang direkomendasikan oleh Konferda
sesuai dengan peraturan yang berlaku diatasnya.

BAB III
PENYELENGGARA KONFERDA
Pasal 3

Penyelenggara Konferda:
1.Penyelenggara Konferda adalah Pengurus Daerah IAI.
2.Penyelenggara Konferda bertanggung jawab penuh atas
terselenggaranya Konferda.
3.Penyelenggara Konferda membentuk panitia yang terdiri dari
Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana.
4. Panitia Pengarah adalah unsur dalam Penyelenggara Konferda yang memilik
tugas dan fungsi:
a. merancang materi Konferda;
b. mengarahkan pelaksanaan Konferda;
c. mengkaji informasi dan aspirasi yang berkembang dalam dinamika Konferda; dan
d. membantu Penyelenggara Konferda dalam mengambil kebijakan- kebijakan yang
dipandang perlu demi lancar, tertib, sukses dan berkualitasnya penyelenggaraan
Konferda.
5. Panitia Pengarah berkewajiban mendampingi dan mengarahkan
semua persidangan selama sidang berlangsung.
6. Panitia Pelaksana adalah unsur Penyelenggara Konferda yang bertanggung
jawab menyiapkan pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan Konferda.
7. Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana bertanggung jawab kepada Ketua
Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia.

BAB IV
PESERTA, PENINJAU DAN TANDA PENGENAL PESERTA KONFERDA

Peserta Konferda Pasal 4

1. Peserta Konferda terdiri dari unsur :


• Pengurus Daerah
• Majelis Kode Etik Apoteker Indonesia Daerah
• Dewan Pengawas Daerah
• Utusan Pengurus Cabang

2. Setiap Peserta wajib membawa Surat Tugas dan atau Surat Mandat dari
masing-masing unsur yang diwakili sebagaimana tercantum pada ayat (1)

Peninjau Konferda
Pasal 5

1. Setiap Pelaksanaan Konferda diperlukan Peninjau dari unsur undangan sebagai


Pendamping yang berkewajiban untuk membantu kelancaran Konferensi serta jika
diminta dapat memberikan masukan atas permasalahan yang tidak dapat
diselesaikan dalam sidang.
2. Peninjau dari unsur undangan sebagai Pendamping Konferda adalah pengurus
pusat.

Tanda Pengenal Peserta Konferda


Pasal 6

1. Setiap Peserta dan Peninjau diberikan Tanda Pengenal Peserta Konferda dan
wajib dipakai selama mengikuti sidang-sidang berlangsung.
2. Panitia dan petugas keamanan yang ditunjuk oleh panitia berhak mencegah
kehadiran peserta, peninjau dan atau orang per orang yang masuk dalam
persidangan tidak memakai tanda pengenal Konferda.

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA DAN PENINJAU
Pasal 7

Hak dan kewajiban peserta dan peninjau adalah:


1. Setiap peserta dan peninjau memiliki hak:
a. Hak bicara yang diatur melalui pimpinan siding
b. Hak interupsi dapat dilakukan sepanjang terkait dengan substansi/ materi
dimaksud dan seizin pimpinan sidang.
2. Apabila ada peserta dan peninjau yang melanggar isi ketentuan pasal ini maka
Pimpinan Sidang berhak menegur peserta atau peninjau yang bersangkutan.
3. Apabila tidak mengindahkan teguran, maka Pimpinan Sidang berhak mengeluarkan
peserta atau peninjau dari ruangan sidang yang sedang berlangsung.
4. Setiap peserta dan peninjau berkewajiban:
• Mentaati Tata Tertib Konferda
• Menjaga ketertiban, kelancaran, dan kondusifitas sidang serta
penyelenggaraan Konferda
BAB VI
HAK MEMILIH KETUA PENGURUS DAERAH,
KETUA MAJELIS KODE ETIK APOTEKER INDONESIA DAERAH
SERTA KETUA DEWAN PENGAWAS DAERAH

Pasal 8

Peserta Konferda yang memiliki hak pilih dalam pengambilan keputusan untuk
pemilihan Ketua Pengurus Daerah; Ketua Majelis Kode Etik Apoteker Indonesia
Daerah; Ketua Dewan Pengawas Daerah adalah setiap Pengurus Cabang 1
(satu) hak pilih.

BAB VII
KEABSAHAN
KONFERDA
KUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Keabsahan Konferda
Pasal 9

1. Konferda dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah (1/2) dari
jumlah peserta yang terdaftar.
2. Apabila jumlah peserta belum memenuhi lebih dari setengah (1/2) dari
jumlah peserta yang terdaftar maka Konferda dapat ditunda maksimum dua
• kali sepuluh (10) menit.
• Bila jumlah peserta yang hadir masih belum memenuhi ayat (2) maka sidang
dapat dilanjutkan.

Pengambilan Keputusan, Kuorum


dan Penundaan Sidang/Rapat
Pasal 10

 Pengambilan Keputusan pada dasarnya diusahakan secara musyawarah


untuk mufakat.
 Dalam hal tidak tercapai musyawarah untuk mufakat maka keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak.
 Dalam hal Konferda mengambil keputusan tentang pemilihan, sekurang-
kurangnya dua pertiga (2/3) dari jumlah peserta yang terdaftar yang memiliki
hak memilih harus hadir.
 Apabila jumlah peserta belum memenuhi sekurang-kurangnya dua pertiga
(2/3) dari jumlah peserta, sebagaimana tersebut ayat (3) maka Konferda dapat
ditunda maksimum dua (2) kali sepuluh (10) menit. Bila masih belum
memenuhi kuorum, sidang dapat dilanjutkan dengan persetujuan peserta yang
hadir.
 Dalam hal Konferda mengambil Keputusan tentang Anggaran Dasar dan
Anggaran RumahTangga:
• Sekurang-kurangnya dua pertiga (2/3) jumlah peserta harus hadir.
• Putusan adalah sah apabila diambil persetujuan sekurang-kurangnya dua
pertiga (2/3) dari jumlah peserta yang hadir.
 Apabila jumlah peserta belum memenuhi sekurang-kurangnya dua pertiga
(2/3) dari jumlah peserta, sebagaimana tersebut ayat (5a) dan (5b) diatas,
maka Konferda dapat ditunda maksimum dua (2) kali sepuluh (10) menit, dan
sidang dinyatakan sah serta dapat dilanjutkan dengan persetujuan peserta
yang hadir.

BAB VIII SIDANG


SIDANG

Jenis-Jenis Sidang
Pasal 11

- Persidangan dalam Konferda terdiri dari Sidang Pleno dan Sidang Komisi.
- Sidang Pleno dan Sidang Komisi dihadiri oleh peserta dan peninjau

Sidang Pleno
Pasal 12

VII. Sidang Pleno I dipimpin oleh Steering Committee.


VIII. Sidang Pleno selanjutnya dipimpin oleh Presidium.
IX. Presidium Konferda berjumlah 3 (lima) orang yang terdiri dari:
IX. Perwakilan dari unsur Pengurus Daerah
X. Perwakilan dari unsur Pengurus Cabang
X. Susunan Presidium terdiri atas:
IX. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota;
X. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota;
XI. 1 (satu) orang anggota.
XI. Presidium memiliki tugas:
IX. Memimpin sidang pleno dengan memperhatikan waktu sesuai dengan
jadwal yang disepakati
X. Berusaha mempersatukan pendapat yang berbeda, menyimpulkan
pembicaraan, mendudukkan persoalan yang sebenarnya dan
mengembalikan jalannya sidang pada pokok pembicaraan, manakala
telah keluar dari topik pembicaraan.
XI. Membagi peserta dimasing-masing sidang komisi.
XII.Menjaga kelancaran dan ketertiban Konferda.
XIII.Membentuk tim perumus untuk mencatat dan merangkum hasil Konferda.
XIV. Menyerahkan seluruh hasil Konferda kepada ketua Pengurus
Daerah terpilih pada saat Konferda berakhir.
XV. Apabila pimpinan sidang menganggap perlu maka sidang dapat ditunda
maksimum 10 (sepuluh) menit lamanya.

Sidang Komisi
Pasal 13

1. Sidang Komisi pertama kali dipandu oleh Panitia pengarah yang


bertindak untuk mengarahkan peserta terhadap materi yang akan dibahas
serta memilih dan menetapkan Pimpinan Komisi.
2. Pimpinan Komisi berjumlah 3 (tiga) orang yang dipilih dari peserta sidang
komisi.
3. Pimpinan Komisi terdiri dari:
I. 1 (satu) orang Ketua
II. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota;
III. 1 (satu) orang anggota.
4. Pimpinan Komisi memiliki tugas:
I. memimpin sidang komisi selama Konferda berlangsung
II. menjaga kelancaran dan ketertiban sidang komisi.
III. mencatat dan merangkum hasil sidang komisi
IV. melaporkan hasil sidang komisi melalui sidang pleno
V. membentuk tim perumus untuk merumuskan hasil sidang komisi

Risalah Sidang
Pasal 14

Setiap sidang dibuat risalah lengkap yang memuat antara lain:


- Tempat, jenis dan acara sidang;
- Hari atau tanggal rapat dan jam permulaan serta penutupan sidang;
- Ketua dan Sekretaris pimpinan sidang;
- Nama-nama Peserta yang hadir;
- Notulen sidang;
- Keputusan dan/ atau kesimpulan sidang.

BAB IX
TATA CARA PENCALONAN DAN PEMILIHAN
KETUA UMUM PENGURUS DAERAH,
KETUA MAJELIS KODE ETIK APOTEKER INDONESIA DAERAH
DAN KETUA DEWAN PENGAWAS DAERAH

Kriteria dan Persyaratan Calon


Pasal 15
Calon Ketua Pengurus Daerah atau calon Ketua Majelis Kode Etik Apoteker
Indonesia Daerah dan Ketua Dewan Pengawas Daerah harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Sehat jasmani dan rohani
2. Terdaftar sebagai anggota Ikatan Apoteker Indonesia;
3. Pernah menjadi Pengurus Daerah/Cabang atau Majelis Kode Etik Apoteker
Indonesia Daerah atau Dewan Pengawas Daerah selama 1 (satu) periode.
4. Bersedia dicalonkan sebagai calon Ketua PD atau calon Ketua Majelis Kode
Etik Apoteker Indonesia Daerah atau Dewan Pengawas Daerah dan didukung
paling sedikit oleh 3 (tiga) Pengurus Cabang secara tertulis.
5. Bersedia menyampaikan visi dan misi dan strategi mewujudkan maksud dan
tujuan Ikatan Apoteker Indonesia secara langsung di hadapan peserta sidang.
6. Menjalankan amanah Daerah
7. Tidak pernah mencemarkan nama baik organisasi dan/atau tidak tercela
berdasarkan keputusan pengadilan atau organisasi
8. Bakal calon yang telah memenuhi persyaratan dan menyatakan kesediaan
serta ditetapkan menjadi calon tidak boleh mengundurkan diri.

Tata Cara Pencalonan Ketua Umum Pengurus Daerah


Pasal 16

(1) Pimpinan sidang mencatat dan membuat daftar usulan bakal calon Ketua
Pengurus Daerah yang diajukan oleh Pengurus Cabang
(2) Setiap Pengurus Cabang dapat mengajukan usulan bakal calon Ketua Umum
Pengurus Daerah sebanyak 1 (satu) orang.
(3) Pimpinan sidang mencatat dan mengklarifikasi persyaratan dan kesediaan
bakal calon untuk dicalonkan sebagai calon Ketua Pengurus Daerah kepada
bakal calon yang bersangkutan.
(4) Pimpinan sidang mengumumkan bakal calon Ketua Umum Pengurus
Daerah yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan sebagaimana
pasal 15.
(5) Apabila bakal calon hanya 1 (satu) orang yang memenuhi persyaratan dan
bersedia diajukan sebagai calon Pengurus Daerah, maka pimpinan sidang
menetapkan secara aklamasi calon Ketua Pengurus Daerah sebagai Ketua
Pengurus Daerah.
(6) Apabila bakal calon yang memenuhi persyaratan dan bersedia sebagai calon
Ketua Pengurus Daerah lebih dari 1 (satu) orang, maka pimpinan sidang
menetapkan calon Ketua Pengurus Daerah untuk dilakukan pemilihan suara
terbanyak (voting).

Tata Cara Pencalonan


Ketua Majelis Kode Etik Apoteker Indonesia Daerah
Pasal 17

(1) Pimpinan sidang mencatat dan membuat daftar usulan bakal calon Ketua
Majelis K o d e Etik Apoteker Indonesia Daerah yang diajukan oleh Pengurus
Cabang.
(2) Setiap Pengurus Cabang dapat mengajukan usulan bakal calon Ketua
Majelis Kode Etik Apoteker Indonesia Daerah sebanyak 1 (satu) orang.
(3) Pimpinan sidang mencatat dan mengklarifikasi persyaratan dan kesediaan
bakal calon untuk dicalonkan sebagai calon Ketua Majelis Kode Etik Apoteker
Indonesia Daerah kepada bakal calon yang bersangkutan.
(4) Pimpinan sidang mengumumkan bakal calon Ketua Majelis Kode Etik
Apoteker Indonesia Daerah yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan
sebagaimana pasal 15.
(5) Apabila setelah penjaringan ulang usulan bakal calon dan dilakukan klarifikasi
persyaratan dan kesediaan, ternyata hanya 1 (satu) orang yang memenuhi
persyaratan dan kesediaan sebagai calon Ketua Majelis Kode Etik Apoteker
Indonesia Daerah maka pimpinan sidang menetapkan secara aklamasi calon
Ketua Majelis Kode Etik Apoteker Indonesia Daerah sebagai Ketua Majelis
Kode Etik Apoteker Indonesia Daerah.
(6) Apabila bakal calon yang memenuhi persyaratan dan kesediaan sebagai
calon Ketua Majelis Kode Etik Apoteker Indonesia Daerah lebih dari 1 (satu)
orang,
maka pimpinan sidang menetapkan calon Ketua Majelis Kode Etik Apoteker
Indonesia Daerah untuk dilakukan pemilihan suara terbanyak (voting).

Tata Cara Pencalonan Ketua Dewan Pengawas Daerah


Pasal 18

(1) Pimpinan sidang mencatat dan membuat daftar usulan bakal calon Ketua
Dewan Pengawas Daerah yang diajukan oleh Pengurus Cabang.
(2) Setiap Pengurus Cabang dapat mengajukan usulan bakal calon Ketua Dewan
Pengawas Daerah sebanyak 1 (satu) orang.
(3) Pimpinan sidang mencatat dan mengklarifikasi persyaratan dan kesediaan
bakal calon untuk dicalonkan sebagai calon Ketua Dewan Pengawas Daerah
kepada bakal calon yang bersangkutan.
(4) Pimpinan sidang mengumumkan bakal calon Ketua Dewan Pengawas
Daerah yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan sebagaimana pasal
15.
(5) Apabila setelah penjaringan ulang usulan bakal calon dan dilakukan klarifikasi
persyaratan dan kesediaan, ternyata hanya 1 (satu) orang yang memenuhi
persyaratan dan kesediaan sebagai calon Ketua Dewan Pengawas Daerah
maka pimpinan sidang menetapkan secara aklamasi calon Ketua Dewan
Pengawas Daerah sebagai Ketua Dewan Pengawas Daerah.
(6) Apabila bakal calon yang memenuhi persyaratan dan kesediaan sebagai
calon Ketua Dewan Pengawas Daerah lebih dari 1 (satu) orang, maka
pimpinan sidang menetapkan calon Ketua Dewan Pengawas Daerah untuk
dilakukan pemilihan suara terbanyak (voting).

Tata Cara Pemilihan Ketua Pengurus Daerah


Pasal 19

(1) Pimpinan sidang membuat dan menetapkan daftar peserta yang memiliki
hak memilih dan mengambil keputusan sesuai dengan daftar pemilih yang
telah ditetapkan.
(2) Pimpinan sidang mempersilahkan kepada masing-masing calon Ketua
Pengurus Daerah untuk menyampaikan Visi dan Misi dan strategi untuk
mencapai maksud dan tujuan, dengan waktu paling lama 10 (sepuluh) menit
untuk masing-masing calon.
(3) Pimpinan sidang memerintahkan kepada panitia untuk mempersiapkan
perlengkapan pemilihan suara meliputi Kertas Suara, Kotak Suara dan Papan
Tulis Rekapitulasi Suara.
(4) Pimpinan sidang memberi perintah kepada Panitia untuk membagikan kertas
suara kepada peserta yang memiliki hak memilih sesuai dengan daftar
pemilih yang telah ditetapkan.
(5) Pemilih menuliskan nama Calon Ketua Pengurus Daerah pada kertas suara
secara jelas dan memasukkan ke dalam kotak suara.
(6) Pimpinan sidang memimpin proses perhitungan suara dengan dibantu
panitia untuk menuliskan hasilnya pada Papan Tulis, rekapitulasi suara serta
didampingi 3 orang saksi dari unsur keterwakilan wilayah.
(7) Calon Ketua Pengurus Daerah yang mendapatkan suara terbanyak ditetapkan
oleh Pimpinan sidang sebagai Ketua Pengurus Daerah.
(8) Apabila Calon Ketua Pengurus Daerah yang maju dalam tahapan pemilihan
hanya 2 (dua) orang dan mendapatkan jumlah suara yang sama, maka
dilakukan pemilihan suara ulang.
(9) Pimpinan sidang menetapkan Calon Ketua Pengurus Daerah dengan suara
terbanyak sebagai Ketua Pengurus Daerah masa bhakti 2022 – 2026.

Tata Cara Pemilihan


Ketua Majelis Kode Etik Apoteker Indonesia Daerah
Pasal 20

(1) Pimpinan sidang membuat dan menetapkan daftar peserta yang memiliki
hak memilih dan mengambil keputusan sesuai dengan daftar pemilih yang
telah ditetapkan
(2) Pimpinan sidang mempersilahkan kepada masing-masing calon Ketua Majelis
Kode Etik Apoteker Indonesia Daerah untuk menyampaikan Visi dan Misi
dalam rangka peningkatan penguatan etik, dengan waktu paling lama 10
(sepuluh) menit untuk masing-masing calon.
(3) Pimpinan sidang memerintahkan kepada panitia untuk mempersiapkan
perlengkapan pemilihan suara meliputi Kertas Suara, Kotak Suara dan Papan
Tulis Rekapitulasi Suara.
(4) Pimpinan sidang memberi perintah kepada Panitia untuk membagikan kertas
suara kepada peserta yang memiliki hak memilih sesuai dengan daftar
pemilih yang telah ditetapkan.
(5) Pemilih menuliskan nama Calon Ketua Majelis Kode Etik Apoteker Indonesia
Daerah pada kertas suara secara jelas dan memasukkan ke dalam kotak
suara.
(6) Pimpinan sidang memimpin proses perhitungan suara dengan dibantu
panitia untuk menuliskan hasilnya pada Papan Tulis Rekapitulasi Suara serta
didampingi 3 orang saksi dari unsur keterwakilan wilayah
(7) Calon Ketua Majelis Kode Etik Apoteker Indonesia Daerah yang
mendapatkan suara terbanyak ditetapkan oleh Pimpinan sidang sebagai
Ketua Majelis Etik Apoteker Indonesia Pengurus Daerah.
(8) Apabila Calon Ketua Majelis Kode Etik Apoteker Indonesia Pengurus Daerah
yang maju dalam tahapan pemilihan hanya 2 (dua) orang dan mendapatkan
jumlah suara yang sama, maka dilakukan pemilihan suara ulang.
(9) Pimpinan sidang menetapkan Calon Ketua Majelis Kode Etik Apoteker
Indonesia Pengurus Daerah dengan suara terbanyak sebagai Ketua Majelis
Kode Etik Apoteker Indonesia Pengurus Daerah masa bhakti 2022 – 2026.

Tata Cara Pemilihan Ketua Dewan Pengawas Daerah Pasal


21

(1) Pimpinan sidang membuat dan menetapkan daftar peserta yang memiliki hak
memilih dan mengambil keputusan sesuai dengan daftar pemilih yang telah
ditetapkan
(2) Pimpinan sidang mempersilahkan kepada masing-masing calon Ketua
Dewan Pengawas Daerah untuk menyampaikan Visi dan Misi dalam rangka
peningkatan penguatan pengawasan program ikatan, dengan waktu paling
lama 10 (sepuluh) menit untuk masing-masing calon.
(3) Pimpinan sidang memerintahkan kepada panitia untuk mempersiapkan
perlengkapan pemilihan suara meliputi Kertas Suara, Kotak Suara dan Papan
Tulis Rekapitulasi Suara.
(4) Pimpinan sidang memberi perintah kepada Panitia untuk membagikan kertas
suara kepada peserta yang memiliki hak memilih sesuai dengan daftar
pemilih yang telah ditetapkan.
(5) Pemilih menuliskan nama Calon Ketua Dewan Pengawas Daerah pada
kertas suara secara jelas dan memasukkan ke dalam kotak suara.
(6) Pimpinan sidang memimpin proses perhitungan suara dengan dibantu
panitia untuk menuliskan hasilnya pada Papan Tulis Rekapitulasi Suara serta
didampingi 3 orang saksi dari unsur keterwakilan wilayah
(7) Calon Ketua Dewan Pengawas Daerah yang mendapatkan suara terbanyak
ditetapkan oleh Pimpinan sidang sebagai Ketua Dewan Pengawas Daerah.
(8) Apabila Calon Ketua Dewan Pengawas Daerah yang maju dalam tahapan
pemilihan hanya 2 (dua) orang dan mendapatkan jumlah suara yang sama,
maka dilakukan pemilihan suara ulang.
(9) Pimpinan sidang menetapkan Calon Ketua Dewan Pengawas Daerah dengan
suara terbanyak sebagai Ketua Dewan Pengawas Daerah masa bhakti 2022
– 2026.

BAB X
FORMATUR

Pasal 22

(1) Pemilihan dan penetapan anggota Formatur Pengurus Daerah melalui sidang
pleno,
(2) Formatur Pengurus Daerah terdiri atas Ketua Pengurus Daerah masa bakti 2022
– 2026 sebagai Ketua dan 3 (tiga) orang anggota yang dipilih dari peserta
sidang.
(3) Formatur Pengurus Daerah bertugas membantu Ketua Pengurus Daerah
untuk menyusun Kepengurusan Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia
Masa bakti 2022 – 2026 paling lama tiga puluh (30) hari kerja setelah
Konferda berakhir.
(4) Ketua Majelis Kode Etik Apoteker Indonesia Daerah dan Ketua Dewan
Pengawas Daerah terpilih menyusun kepengurusan dengan berkoordinasi
dengan Ketua Pengurus Daerah terpilih.

BAB XI
LAIN – LAIN
Pasal 23

(1) Apabila dipandang perlu, Konferda dapat membentuk Panitia Ad Hoc


untuk membahas masalah- masalah tertentu.
(2) Jumlah anggota dan komposisi Panitia Ad Hoc ditetapkan oleh Pimpinan
Sidang dengan persetujuan peserta sidang.
(3) Hasil rapat Panitia Ad Hoc disampaikan dalam Sidang Pleno
(4) Pimpinan sidang menetapkan hasil rapat Panitia Ad Hoc

Pasal 24

(1) Presidium Konferda menetapkan, menandatangani dan menyerahkan hasil-


hasil Konferda kepada ketua Pengurus Daerah terpilih, ketua Majelis
Etik
Apoteker Indonesia Daerah terpilih dan Ketua Dewan Pengawas Daerah terpilih.
(2) Tugas Presidium dinyatakan selesai.

BAB XII KETENTUAN PENUTUP

Pasal 25
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Tata Tertib ini diputuskan oleh Konferda.

Pasal 26
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
PROGRAM UMUM ORGANISASI

IKATAN APOTEKER INDONESIA PROVINSI PAPUA


2018-2022

Konferensi Daerah IV Mengamanatkan Pogram Umum Organisasi sebagai pedoman


penetapan program organisasi di tingkat provinsi oleh pengurus terpilih masa bakti
2018-2022 guna mewujudkan maksud dan tujuan Ikatan Apoteker Indonesia.

6. Bidang Organisasi dan Kaderisasi


Perbaikan sistem birokrasi Organisasi
Konsolidasi dan membenahi birokrasi organisasi (instrument dan aturan main). IAI
harus segera melakukan berbagai strategi dan kegiatan yang berorientasi
bagaimana melakukan debirokratisasi dan membangun budaya organisasi yang
ramah, transparan akuntable dan modern.
a. Mutasi : Pembuatan alur khusus bagi mutasi Apoteker dari luar kota

Apoteker baru lapor ke Pengurus Cabang Setempat

Pengurus Cabang setempat Lapor ke Pengurus


Daerah

b. Pengurusan rekomendasi praktek Apoteker sesuai dengan aturan yang ada


tanpa mempersulit anggota
c. Membentuk koordinator wilayah

d. Kaderisasi : Mengaktifkan anggota yang tidak aktif

7. Bidang Pendidikan, Penelitain & Pengembangan Praktek Profesi


Peningkatan Kompetensi Anggota
Meningkatkan Praktek apoteker profesional yaitu memberlakukan standar profesi
(standar kompetensi) termasuk penjabaran dan level kompetensi yang mungkin
dicapai oleh apoteker. Skema definisi praktek apoteker ini akan membawa
konsekuensi pada bagaimana skema tindakan apoteker beserta jasa profesinya.
Menanamkan Kebanggaan Sebagai Apoteker

Membangun karakter apoteker yang betul-betul melakukan praktek profesi, yaitu


dilakukan dengan bagaimana standar praktek profesi (SPO) diterapkan sekaligus
bagaiman membangun kebanggaan melakukan praktek profesi. Antara lain
bagaimana apoteker bias menikmati praktek dan berinteraksi dengan pasien,
bagaimana apoteker bangga menggunakan atribut/jas praktek dsb.

Continuing Professional Development

Aktif melakukan kegiatan Continuing Professional Development untuk menjaga


dan meningkatkan kompetensi apoteker. Tujuan organisasi profesi apoteker harus
tetap dikedepankan yaitu menjaga dan meningkatkan kompetensi apoteker. Oleh
karena itu harus mulai dirintis upaya dan program-program Continuing
Professional Development yang sistematis dan terencana sehingga kompetensi
apoteker meningkat terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Media Continuing Professional Development yang
memungkinkan semua perlu dikembangkan baik berupa workshop, pelatihan,
seminar, pembelajaran baik langsung maupun jarak jauh melalui media baik
media milik IAI maupun sinergi dengan lembaga lain

Adanya pelatihan komunikasi untuk apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian


kepada masyarakat, kemudian dibuat seminar di masing-masing kabupaten guna
menginformasikan kepada masyarakat tentang penggunaan antibiotik

8. Bidang Kesejahteraan Anggota

a. memfasilitasi permodalan dan pendampingan usaha bagi apoteker untuk


mendukung praktik apoteker secara mandiri tanpa harus tergantung pada
investor

b. organisasi bisa menjembatani peran apoteker khusus untuk berpraktek di


pemerintahan (adanya penambahan bidang advokasi pemerintah dalam
susunan organiasasi)
c. Menetapkan SK Standar Gaji, THR, Bonus dari masing-masing seminat.
Pelayanan Kefarmasian dan berdasarkan R/ (Per receipt) dan penatapan
sanksi bagi perusahaan jika melanggar/tidak patuh pad putusan tersebut.

9. Bidang Advokasi IAI

a. Advokasi IAI kepada pemerintah untuk Tegas dan konsisten memenuhi UU 36


tahun 2009 dan PP 51 tahun 2009 sehingga Pekerjaan kefarmasian agar tidak
setiap orang atau profesi dapat mengelola dan menyerahkan obat.

b. Memperketat regulasi agar di setiap pelayanan kesehatan di


swasta/pemerintah diwajibkan adanya apoteker

10. Bidang Humas dan Komunikasi Daerah

Memperkuat dan memperluas jejaring

a. Jejaring strategis yang harus di bangun adalah antara lain dengan organisasi
profesi lain, lembaga atau institusi pemerintah baik pusat maupun daerah
yang berkaitan dengan praktek apoteker. Bagimana apoteker membangun
jejaring dengan mengusung issue-issue seksi misalnya KB dan Kesehatan
Reproduksi, pemberantasan Penyakit menular, HIV-Aid’s, tobacco cessation
dan tentunya juga memperkuat aliansi strategis dengan lembaga-lembaga
baik local, nasional maupun internasional.

b. Meingkatkan publikasi kegiatan IAI dengan menggunakan informasi berbasis


teknologi ke lembaga lembaga terkait seperti dengan institusi pendidikan
tinggu Bidang Farmasi di Papua; organisai Profesi kesehatan lainnya (IDI,
PAFI, PPNI dan Profesi kesehatan)

c. Koordinasi dengan organisasi profesi kesehatan lain agar disetiap kegiatan


pelayanan kesehatan lebih melibatkan apoteker
PENUTUP

PROGRAM UMUM ORGANISASI IKATAN APOTEKER INDONESIA PROVINSI

PAPUA 2018-2022 harus ditindaklanjuti dengan program dan kegiatan yang


rasional dan realistis sehingga menjawab kebutuhan dan berkontribusi langsung
pada bagaimana memperkuat dan mempertegas profil apoteker sebagai tenaga
kesehatan pelaku utama pelayanan kefarmasian. Semoga Tuhan yang Maha
Kuasa selalu melindungi dan member kekuatan pada apoteker untuk
membuktikan bahwa apoteker mampu diberi amanah yang besar untuk
kepentingan Kemanusiaan.

Ditetapkan di : Jayapura

Pada Tanggal : 14 Juli 2018

PIMPINAN SIDANG KOMISI III


IKATAN APOTEKER INDONESAI PROVINSI PAPUA

KETUA SEKERTARIS ANGGOTA

ttd ttd ttd

Sri Putriani B., M.Si, Apt Dewi Sartika, S.Farm., Apt. Hardiyanti J., S.Farm, Apt
REKOMENDASI KONFERENSI DAERAH IV IKATAN APOTEKER INDONESIA
PROVINSI PAPUA 2018

Konferensi Daerah IV merekomendasikan agar Pengurus Daerah Periode 2018-2022


menindaklanjuti beberapa hal berikut :

1. Menyiapkan Peraturan Organisasi mengenai:

a) Teknis dan Alur Pembuatan kartu tanda Anggota PD Papua.

Mengingat selama ini alur dan proses yang tidak baku menyebabkan banyak
anggota yang belum memiliki kartu anggota, meski telah mengajukan
permohonan bahkan sudah ada yang bertahun-tahun.
b) Untuk Waktu Pengurusan KTA Maksimal 1 bulan sudah terbit minimal No. KTA.

c) Teknis Pelaksanaan Resertifikasi PD Papua Masih banyak ketidak seragaman


dalam pengajuan Borang Resertifikasi, dikarenakan tidak ada aturan baku.
d) Teknis Pelaksanaan Mutasi antara Kabupaten dan Antar Provinsi Perbedaan
penafsiran pengurus mengenai pelaksanaan Mutasi mengakibatkan sering
terhambatnya proses Mutasi rekan sejawat.

2. Memperjelas alur penyetoran dan pembagian Iuran anggota antar PC dan PD

3. PD Menunjuk Staft Kusus Untuk Menangani Pengurusan KTA

Ditetapkan di : Jayapura
Pada Tanggal : 14 Juli 2018

PIMPINAN SIDANG KOMISI II IKATAN APOTEKER INDONESIA

PROVINSI PAPUA

KETUA SEKERTARIS ANGGOTA


TTD TTD TTD
(Achmad Rifai, S.Si.,Apt) (Wahyu Saputra, S.Farm.,Apt) (Elsy, S.Si.Apt)
PROGRAM KERJA PENGURUS DAERAH IKATAN APOTEKER INDONESIA
PROVINSI PAPUA

TAHUN ANGGARAN 2018-2020

IV. SEKRET
ARIAT

Rencana Pelaksanaan
Bentuk
NO Program Kerja Sasaran Indikator Bulan PIC Pendanaan
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengadaan Alat Anggota Baru Penerbitan Pembelian Alat X Sekert Pengadaan Alat
Percetakan KTA / Belum KTA anggota Pencetak KTA aris Menggunakan
Terdaftar lebih cepat yakni : PD Kas PD
dan efisien - 1 Unit Printer Rp. 5.500.000,-
Full Colour
Pendapatan :
- 1 unit Mesin
Pembuatan KTA
Plong ID CARD
dikenakan biaya
- 1 unit
50 rb
Mesin
LAMINATOR
- 1 pack Bahan
PVC ID CARD
(untuk 500pcs
ID CARD)
2 Pengangkatan Staf Anggota Baru Penerbitan Menunjuk/ x Ketua Kas PD /
Untuk Kegiatan PD / Belum KTA anggota Menugaskan PD Iuran Anggota
yang membutuhkan Terdaftar lebih cepat staf untuk Sekert
Banyak Tenaga dan efisien melaksanakan aris
proyek PD yang PD
pengerjaannya Benda
membutuhkan hara
banyak tenaga PD
dalam bentuk
Kontrak kerja
3 Pembelian Komputer Pengurus PD Mempercepat Pembelian 1 X Ketua Kas PD
Untuk Inventaris PD (kesekretaria proses unit Laptop PD
n) pelayanan dengan Sekert
administrasi spesifikasi aris
anggota Minimal Intel PD
Core i7 atau Benda
yang setara hara
PD
4 Penunjukan Pengurus Memperjelas Menunjuk Pengu
Sekretariat PD IAI dan Anggota alamat fisik Alamat Fisik rus
Papua untuk Lokasi Tempat PD
Koresponden secretariat PD
si maupun IAI Papua.
Berhubungan
langsung
dengan PD
IAI Papua
5 Re-inventarisasi Aset Pengurus PD Menginventari Menginventaris
PD s Aset PD dan
membukukan
serta
mengumpulkan
semua Aset
PD dari
periode
seblumnya
hingga saat ini.
V. KEUANGAN / BENDAHARA

Rencana Pelaksanaan
NO Program Kerja Sasaran Indikator Bentuk Kegiatan Bulan PIC Pendanaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kebijakan terkait Bendahara 100% Iuran A. Membuat SPO terkait x Ketua PD Kas PD apa
Iuran Anggota PC Anggota pembayaran uang pangkal ke bila diperlukan
dibayarkan PD : Sesuai peraturan Bendahara
tepat waktu organisasi no. PD
002/PP.IAI/1418/IX/2017
terkait pendaftaran anggota,
besar uang pangkal yaitu Rp.
50.000. Uang pangkal adalah
iuran yang dibayarkan hanya
satu kali oleh anggota sewaktu
pertama kali mendaftar menjadi
anggota IAI melalui PD
setempat

B. Membuat SPO terkait


pembayaran Iuran Anggota
yang meliputi :
1. Kapan anggota harus
menyetorkan iuran tahunan ke
Bendahara PC masing-masing
2. Kapan Bendahara PC
menyetorkan iuran tahunan ke
Bendahara PD
3. Kapan Bendahara PD
menyetorkan ke PP

Sesuai peraturan organisasi


no. 003/PP.IAI/1418/IX/2017
tentang iuran anggota
ditetapkan besaran iuran
tahunan untuk Apoteker lama
yaitu Rp. 240.000 yang
dialokasikan bagi setiap tingkat
kepengurusan, yaitu :
10% untuk PP
40% untuk PD
50% untuk PC

Iuran anggota bagi Apoteker


yang baru lulus perguruan
tinggi :
3. Besaran iuran tahunan
hanya untuk tahun pertama
saja sebesar Rp. 120.000
4. Apoteker baru lulus dari
perguruan tinggi farmasi, yang
untuk pertama kali
mendaftarkan diri menjadi
anggota melalui permohohan
pendaftaran keanggotaan,
hanya diwajibkan membayar
iuran anggota untuk 6 bulan
pertama sebesar Rp. 60.000,
dan sisanya sebesar Rp.
60.000 dapat dibayarkan pada
periode berikutnya di PD
dimana wilayah domisili SIPA
pertama
3. Penarikan iuran tahunan
bagi apoteker yang langsung
melakukan mutasi ke propinsi
lain adalah 50% oleh PD asal
dan 50% oleh PD tujuan

Iuran tahunan bagi yang


berpraktik di antar cabang
dalam lingkup PD yang sama,
maka iuran tahunan dibayar
sebesar 150% iuran tahunan
dengan rincian :
3. Bagi PC SIPA pertama
sebesar 100% iuran tahunan
dengan peruntukannya
dialokasikan : 10% PP, 40%
PD, 50% PC
4. Bagi PC SIPA kedu/ketiga
sebesar 50% iuran tahunan
dan peruntukkannya hanya
dialokasikan untuk PC SIPA
kedua/ketiga saja

Iuran tahunan bagi yang


berpraktik diantar cabang
dalam lingkup PD tang
berbeda, iuran tahunan dibayar
sebesar 190% iuran tahunan
dengan rincian :
3. Bagi PC SIPA pertama
sebesar 100% iuran tahunan
4. Bagi PC SIPA kedua/ketiga
sebesar 90% iuran tahunan
dan peruntukannya
dialokasikan bagi PD SIPA
kedua/ketiga sebesar 40% dan
PC SIPA kedua/ketiga sebesar
50%
2 Pelatihan Bendahara Laporan 5. Pendataan asset x Ketua PD Kas PD
Keuangan untuk PC keuangan 6. Workshop terkait akuntansi Kas PC
Bendahara PC seragam dan keuangan dengan Bendahara
akuntabel mendatangkan Tim dari Zahir PC
Accounting
3 Pencetakkan Seluruh Pencetakan 1. Membuat kebijakan terkait
KTA Anggota KTA maksimal biaya pencetakan KTA
1 bulan
4 Dana Bantuan Himpunan Membuat 3. Membuat kebijakan terkait
PD ke Seminat laporan dana bantuan untuk himpunan
Himpunan tahunan seminat
Seminat keuangan ke 4. Besaran yang diusulkan
PD Rp.2.000.000/tahun untuk
masing-masing himpunan
seminat
5 Pinjaman modal Himpunan Membuat TOR
untuk kegiatan Seminat kegiatan
awal himpunan
seminat
VI. BIDANG ORGANISASI, KEANGGOTAAN DAN KADERISASI

Rencana Pelaksanaan
Bentuk
NO Program Kerja Sasaran Indikator Bulan PIC Pendanaan
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Latihan Dasar Kepemimpinan Pengurus Inti PC dan PD Meningkatnya Pelatihan X Bd. Sharing
Yang di bawakan oleeh kompetensi Organisasi anggaran PD
Perwakilan Pengurus Pusat kepemimpinan dan PC

2 Pemekaran Cabang Keerom Terbentuknya Pendampi X X Pengurus Anggaran PD


Mappi 2 PC Baru ngan Inti PD
3 Kaderisasi Organisasi Apoteker Lulusan 2017 Jumlah PC Pembinaa X PC Anggaran PC
dan diatas 2017 yang n dan
melaksanakan Pelatihan
 Mimika
 Kota
Cat : Rekomendasi Surat
Jayapura
edaran terkait pelaksanaan
 Nabire
kegiatan-kegiatan himpinan
 Kab. Sarmi
seminat wajib berkoordinasi
dengan tiap pengurus cabang
VII.BIDANG TEKNOLOGI, HUMAS DAN RISET

Rencana Pelaksanaan
NO Program Kerja Sasaran Indikator Bentuk Kegiatan Bulan PIC Pendanaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pilot Project Seluruh Anggota 90% data anggota tetap masuk Pengumpulan X PD PP
PC aplikasi Data
2 Riset (Survei Kepuasan Masyarakat Terlaksananya penilitian 100% Penelitian X PD Sharing cost
Masyarakat) dalam 2 tahun PD dan PC
VIII. BIDANG PENDIDIKAN DAN PENINGKATAN KOMPETENSI APOTEKER

Rencana Pelaksanaan
Bentuk
NO Program Kerja Sasaran Indikator Bulan PIC Pendanaan
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Workshop PTO Apoteker RS Apoteker RS Workshop X PD IAI Peserta dan
Max 60 Org Apt Memahami dan HISFARSI Seminat PD IAI
mampu melakukan 2 Hisfarsi
PTO secara maksimal PTO 0 Hisfarsi
1
8
Workshop Teknik Aseptik Apoteker RS/ PKM Apoteker RS dan PKM Workshop : PD IAI Peserta dan
2
memahami, tahu dan Teknis Papua PD IAI Papua
X
mmpu melakukan Aseptis
2
teknis aseptis dan
0
dispensing sediaan IV
1
steril (IV admixture) Admixture
9
(Dispensind
Sed. Steril)
3 Seminar Pelatihan Apoteker Apoteker mampu Pelatihan X PD IAI Peserta
Komunikasi berkomunikasi dengan Teknis
baik dan efektif Komunikasi 2 PD IAI Papua
0
1
9
IX. PENGABDIAN MASYARAKAT DAN TANGGAP BENCANA

Rencana Pelaksanaan
Bentuk
NO Program Kerja Sasaran Indikator Bulan PIC Pendanaan
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 World Pharmacist Day Apoteker Mengenal Profesi Pameran 25 PD PD
2019 Apoteker dan Pekerjaan (tgl 28 dan no
Masyarakat Bid. Kefarmasian 29) v
2
Sejawat Kesehatan Gema 0
Cermat 1
9

Pelatihan Apoteker Apoteker yang bekerja di Apoteker siap tanggap Pelatihan X X PD PD


Tanggap Bencana segala bidang /tempat kerjanya pada kondisi bencana Pengelolaa
dan siap mengelola n logistic
2
logistik farmasi
pada
kondisi
bencana
dalam
bidang
distribusi
pelayanan
X. BIDANG KEWIRAUSAHAAN DAN KESEJAHTERAAN APOTEKER

Rencana Pelaksanaan
NO Program Kerja Sasaran Indikator Bentuk Kegiatan Bulan PIC Pendanaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penerapan Peraturan Menteri Seluruh Jumlah Apotek Penerimaan Laporan
Kesehatan 26 Tahun 2018, Pasal cabang milik Apoteker di PC terkait data Apotek
30, Apotek diselenggarakan oleh setiap cabang yang telah dimiliki oleh
pelaku usaha perseorangan (ayat meningkat Apoteker
1), Pelaku usaha perseorangan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) yaitu Apoteker (ayat 2)

2 Memfasilitasi anggota yang ingin Apoteker Meningkatnya - Informasi Data


berwirausaha mandiri di bidang yang ingin Jumlah anggota yang ingin
usaha berwira- Apoteker yang berwirausaha mandiri
usaha berwira-usaha dari PC
mandiri mandiri - Mencari informasi
pelatihan usaha dan
mengeluarkan biaya
3 Kesejahteraan Apoteker (Jasa) Apoteker Jasa Apoteker - Surat keputusan
sesuai standar tentang item jasa
SK PC Apoteker (sesuai
setempat usulan masing-masing
seminat) yang harus
dicantumkan dalam
SK PC Penetapan
Jasa Apoteker
XII. TIM RESERTIFIKASI DAERAH

Rencana Pelaksanaan
NO Program Kerja Sasaran Indikator Bentuk Kegiatan Bulan PIC Pendanaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pelatihan TIM Verifikator 1 tahun
sekali di pertengahan Tahun

2 Penyerahan Borang dari PC ke PD


2 kali setahun (Mei dan November)

3 Batas Waktu Pemeriksaan Borang


Tim Verifikator PC 5 Bulan

4 Sanksi Jika Terlambat


memasukkan borang setelah
serkom kadaluarsa. Maka tidak
akan dihitung SKP pembelajaran
dan pengabdian (sesuai masa)
5 Borang dikumpulkan pertahun

6 Biaya Resertifikasi Rp 750.000 Rincian :


Rp. 50.000/ Tahun untuk
PC
Tahun ke 5, Rp. 500.000
untuk dibagi yakni :
Rp. 100.000 Ke PD
Rp. 400.000 Ke PP
7 Jika ada borang yang tidak
memenuhi syarat di PC (Kasus
Tertentu) maka PC bias bersurat ke
PD untuk meminta Tim Verivikator
daerah Bahwa borang TS tidak
memnuhi syarat untuk dialanjutkan
pengurusan serkomnya dan di
usulkan untuk mendapatkan
tratmen sesuai aturan organisasi
IX. MAJELIS ETIK DAN DISIPLIN APOTEKER DAERAH
1. Membina, mengawasi dan menilai pelaksanaan kode Etik Apoeker Indonesia oleh anggota serta menjaga, meningkatkan dan
menegakkan disiplin Apoteker Indonesia Papua
2. Membuat putusan terkait permasalahan etik dan disiplin untuk ditindaklanjuti ketua Ikatan Apoteker Indonesia Papua sesuai
AD- RT
3. Memberikan pendapat dan/atau mediasi konflik pelaksanaan kode etik
4. Sosialisasi kode etik dan disiplin Apoteker Indonesia Papua yang dilaksanakan pada saat rakerda
5. Dana atau biaya umtuk tindaklanjut proses pelanggaran kode etik dan disiplin Apoteker dibicarakan dengan Pengurus Daerah
IAI Papua

X. DEWAN PENGAWAS DAERAH


5. Melakukan monitoring pelaksanaan Program organisasi Daerah dan Pengurus Cabang

6. Memberikan masukan kepada Pengurus Daerah dan Pengurus cabang mengenai Pelaksanaan program Kerja Pengurus
Daerah dan pengurus Cabang
7. Mengadakan rapat antara Dewan Pengawas Daerah dan Dewan Pembina Cabang setidaknya pada saat dilaksanakan Rapat
Kerja Pengurus Daerah IAI Papua berikutnya.
DRAFT PROGRAM KERJA DAERAH IAI PAPUA TAHUN 2021

I. SEKRETARIAT

Rencana Pelaksanaan
Bulan PIC Pendanaan
Program Bentuk
NO Sasaran Indikator 2021 2022
Kerja Kegiatan
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
1

2
II. KEUANGAN/ BENDAHARA
Rencana Pelaksanaan
Bulan PIC Pendanaan
Program Bentuk
NO Sasaran Indikator 2021 2022
Kerja Kegiatan
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
1

2
III. BIDANG ORGANISASI, KEANGGOTAAN DAN KADERISASI

Rencana Pelaksanaan
Bulan PIC Pendanaan
Program Bentuk
NO Sasaran Indikator 2021 2022
Kerja Kegiatan
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
1

2
IV. BIDANG TEKNOLOGI, HUMAS DAN RISET

Rencana Pelaksanaan
Bulan PIC Pendanaan
Program Bentuk
NO Sasaran Indikator 2021 2022
Kerja Kegiatan
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
1

2
V. BIDANG PENDIDIKAN DAN PENINGKATAN KOMPETENSI APOTEKER

Rencana Pelaksanaan
Bulan PIC Pendanaan
Program Bentuk
NO Sasaran Indikator 2021 2022
Kerja Kegiatan
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
1

2
VI. PENGABDIAN MASYARAKAT DAN TANGGAP BENCANA

Rencana Pelaksanaan
Bulan PIC Pendanaan
Program Bentuk
NO Sasaran Indikator 2021 2022
Kerja Kegiatan
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
1

2
VII. BIDANG KEWIRAUSAHAAN DAN KESEJAHTERAAN APOTEKER

Rencana Pelaksanaan
Bulan PIC Pendanaan
Program Bentuk
NO Sasaran Indikator 2021 2022
Kerja Kegiatan
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
1

2
VIII. TIM SERTIFIKASI DAERAH

Rencana Pelaksanaan
Bulan PIC Pendanaan
Program Bentuk
NO Sasaran Indikator 2021 2022
Kerja Kegiatan
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
1

2
INFORMASI BAGI PESERTA
CONTACT PERSON RAPAT KERJA DAERAH IAI PAPUA 2021
Berbagai informasi mengenai :

1. Materi

Apt. Anugerah Rizkiatul Awalia, S.Farm.

HP/WA : 08114953131

(Materi Rakerda)

Email : iaimimika@gmail.com

Apt. Christine Yosephine Fofied, S.Farm.

HP/WA : 082239353192

(Materi Webminar)

Link ZOOM untuk RAKERDA 30 Oktober 2021 dan WEBMINAR 31 Oktober 2021
akan dikirim ke email peserta.

BREAKOUT ROOM UNTUK RAPAT KOMISI

- Komisi A
Bid. Kesekertariatan & Keuangan/Bendahara

- Komisi B
Bid. Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi & Bid. Teknologi, Humas dan
Riset

- Komisi C
Bid. Pendidikan dan Peningkatan Kompetensi Apoteker & Bid.Pengabdian
Masyarakat dan Tanggap Bencana

- Komisi D
Bid. Kewirausahaan dan Kesejahteraan Apoteker & Tim Sertifikasi Daerah
- Komisi E
MEDAI dan Dewan Pengawas

SEKRETARIAT PANITIA

Apt. Surya Fajriyanto, S.Farm.


HP/WA : 081344774655

40

Anda mungkin juga menyukai