Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama MI Darussalam II, selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Puskesmas Batuceper,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Pasal 1
PROSEDUR PELAYANAN
Pasal 2
1. Umum
Pelayanan kesehatan diberikan oleh pihak kedua kepada siswa di sekolah yang
dikelola oleh pihak pertama dengan ketentuan :
Antara pihak pertama dan pihak kedua telah sepakat dan menandatangani
perjanjian kerjasama pelayanan kesehatan. Kriteria siswa yang dilayani adalah
anak didik yang pada saat pelayanan kesehatan terdaftar di sekolah tersebut.
2. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak kedua adalah sebagai berikut :
Pemberian imunisasai kepada siswa yang termasuk sasaran program.
Penyuluhan kesehatan kepada siswa setiap 1 (satu) tahun sekali.
Pemeriksaan kesehatan setiap 1 (satu) tahun sekali.
Pemeriksaan gigi setiap 1 (satu) tahun sekali.
Tindakan baik untuk pelaanan umum atau pelayanan gigi apabila diperlukan.
TEMPAT PELAYANAN
Pasal 3
WAKTU PELAYANAN
Pasal 4
PEMBIAYAAN
Pasal 5
Segala biaya yang timbul akibat perjanjian kerjasama ini, dibebankan kepada
Pihak Pertama sesuai ketentuan PERDA yang berlaku.
Pasal 6
Pasal 7
Apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian ini, kedua belah pihak
setuju menyelesaikan dengan musyawarah untuk mufakat.
ATURAN PERALIHAN
Pasal 8
ATURAN PENUTUP
Pasal 9
Demikian perjanjian ini diketahui oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua.
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama MI Darussalam II, selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kepolisian Sektor (Polsek)
Batuceper, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PEMBIAYAAN
Pasal 3
Segala biaya yang timbul akibat perjanjian kerjasama ini, dibebankan kepada
Pihak Pertama sesuai ketentuan PERDA yang berlaku.
ATURAN PERALIHAN
Pasal 6
Peninjauan kembali perjanjian ini sebelum baas waktu sebagaimana tersebut
dalam pasal 4, dapat dilkukan kedua belah pihak apabila ada perubahan
kebujakan pemerintah yang menyangkut kedua belah pihak.
ATURAN PENUTUP
Pasal 7
1. Perubahan ketentuan yang telah ditetapkan dalam perjanjian ini dapat
dilakukan atas persetujuan kedua belah pihak.
2. Hal-hal yang timbul atas pelaksanaan ini diatur kemudian atas persetujuan
kedua belah pihak.
Demikian perjanjian atau MOU ini diketahui oleh Pihak Pertama dan Pihak
Kedua.
Tanpa mengurangi ketentuan hukum yang berlaku, kedua belah pihak mengadakan
sebuah perjanjian kerjasama untuk Buku LKS dengan ketentuan-ketentuan yang
diatur dalam pasal-pasal berikut:
Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
LISENSI
Pasal 3
HAK CIPTA
Hak cipta atas ciptaan hasil karya tulis (buku) tersebut di atas berada
dan dipegang oleh untuk selanjutnya dialihkan oleh penulis kepada percetakan,
sehingga dalam hal ini percetakan selanjutnya merupakan pemilik Hak Cipta, dan
sekaligus sebagai Pemegang Hak Cipta.
Pasal 4
KOMPENSASI
Pasal 5
SYARAT NASKAH BUKU
Naskah buku yang ditulis oleh Penulis dan harus diserahkannya kepada
Percetakan menurut perjanjian, harus memenuhi persyaratan persyaratan sebagai
berikut:
Buku yang telah disusunnya itu, dengan pertimbangan masukan dari Tim Editor
yang ditunjuk oleh Percetakan.
Pasal 6
WEWENANG PERCETAKAN
a. Bahwa karya tulis (buku) tersebut benar-benar hasil ciptaannya sendiri, yang
lahir atas inspirasi, kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan,
atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi,
sehingga penulis meyakinkan percetakan bahwa ciptaan karya tulis (buku)
miliknya tersebut tidak mengandung sesuatu hal yang melanggar hak cipta
orang lain.
b. Bahwa penulis berhak sepenuhnya untuk memberikan izin dan menyerahkan
lisensi atas hasil karya tulis (buku) itu kepada percetakan, sehingga percetakan
tidak akan mendapat gangguan dalam haknya untuk menerbitkan, mencetak,
memperbanyak, dan mengedarkan atau menyebarluaskan buku tersebut, dari
siapapun juga di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia.
c. Bahwa penulis tidak memberikan izin dan menyerahkan lisensi atas buku
tersebut kepada siapapun juga dan secara bagaimanapun juga, selama terikat
dalam perjanjain ini.
d. Bahwa penulis tidak akan menyerahkan ciptaan hasil karya tulis (buku)
miliknya tersebut kepada pihak ketiga/percetakan lainnya.
e. Karya tulis (buku) tersebut tidak mengandung sesuatu yang dianggap sebagai
penghinaan atau fitnahan kepada orang lain dan/atas ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
f. Bahwa karya tulis (buku) tersebut tidak sedang dijaminkan secara
bagaimanapun juga kepada pihak lain dan tidak berarti dengan beban-beban
apapun juga.
Pasal 8
PENGGUNAAN NASKAH BUKU
Penulis berjanji dan oleh karena itu menngkatkan dirinya serta diwajibkan untuk
mentaati larangan-larangan sebagai berikut:
Pasal 10
KUASA PERCETAKAN
Kuasa-kuasa tersebut di atas adalah tetap dan tidak dapat dicabut kembali
serta tidak akan berakhir karena sebab-sebab/ dasar-dasar yang tercantum
dalam pasal 1813 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia, karena
kuasa-kuasa tersebut merupakan bagian-bagian yang penting dan tidak dapat
dihapuskan atau dicabut kembali.
Pasal 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Semua perselisihan yang timbul antar pihak mengenai perjanjian ini atau
pelaksanannya, akan diselesaikan secara musyawarah antara kedua belah
pihak.
2. Perselisihan yang bersifat teknis dan tidak dapat diselesaikan dengan
musyawarah dan mufakat di antara keduanya, akan diselesaikan enga
menunjuk seorang penasihat hukum, yang akan bekerja untuk kepentingan
kedua belah pihak dengan cara mengahi dan mencari jalan penyelesaian
terbaik dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
3. Perselisihan di luar bidang teknis yang tidak dapat diselesaikan secara
musyawarah, akan akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Kelas 1.
4. Untuk segala urusan mengenai perjanjian ini dengan segala akibatnya,
para pihak memilih tempat tinggal umum dan tetap pada Kantor Panitera
Pengadilan Negeri Kelas 1.
Pasal 12
KETENTUAN-KETENTUAN LAIN
1. Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam akta ini, akan
ditetapkan kemudian dalam salah satu akta addendum/tambahan,
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
2. Semua ketentuan tambahan, atau perubahan dalam akta perjanjian ini
hanya dapat dianggap sah dan mengikat apabila dibuat secara tertulis dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
H. Rawin
H. Moh Nuri Mustofa, S. Ag