Anda di halaman 1dari 3

Moderator: Ass wr wb, salam sejahatera.

Hari ini hari yang cerah, makin ramai di camp komposer


katabunyi forum. Hari ini kita akan ngobrol santai dan bertebar pengetahuan seputar produksi musik.

Kerja musik itu ada banyak hal. Kalo kemarin berbicara bagaimana berkarya dan membuat musik.
Misalnya seputar membuat tempe, bagaiamana tempe dibuat dari tepung, kedelai, dsb. Kemudian ada
pekerjaan lain bagaimana tempe ini harus diproduksi, mau dipertemukan dengan publiknya, dibungkus
bagaimana, dijual seperti apa, diperkenalkan seperti apa. Ini menjadi pekerjaan lain. Di situ ada
produser. Nah pembicaraan kita seputar produksi itu. bagaimana memproduksi sebuah musik,
bagaiamana musik itu disampaikan ke public, bagaimamana kemudian menciptakan publiknya,
membungkusnya, dan memamerkannya.

Nah hari ini, ada mas ajie wartono ini adalah seorang professional yang sudah malang melintang di dunia
produksi musik. Kemudian memproduksi ruang pementasan, ruang presentasi, menciptakan forum-
forum termasuk komunitas dan festival. Salah satunya Ngayogjazz. Termasuk memnerbitkan media nya,
Wartajazz, yang mensupport dan menghubungkan karya-karya musik jazz dengan publiknya. Yang
menarik beliau juga banyak mendampingi produksi musik-musik yang “sepi”, seperti musik
kontemporer, yang kayanya masih ragu-ragu menemui publiknya. Nah ini bagaimana pengatahuan serta
pengalaman mas ajie yang dibutuhkan teman-teman.

Ajie: Terimakasih, selamat pagi. Ass wr wb. Hari ini kita akan ngobrol saja, karena sebetulnya saya suka
dengan lisan. Karena lisan mampu menimbulkan imajinasi. Bisa saja apa yang saya sampaikan
diimajinasikan berbeda antara saya dengan anda, tapi justru inilah yang membuat dialog semakin berisi.
Karena budaya lisan sebetulnya budaya kita. Para leluhur kita berkembang dengan budaya lisan. Jadi
yang lisan itu belum tentu salah, dan yang tulisan itu belum tentu benar. Jadi nanti kawan-kawan bebas
saja kalo boleh menyatakan pendapat atau mendebat. Jadi benar salah itu tergantung pendekatan dan
pandangan kita.

Kawan-kawan saya lebih suka menyebut musik-musik yang lebih suniyi sepi itu musik konseptual. Tentu
semua musik konseptual tapi yang lebih konseptual atau ada yang menyebut musik kontemporer.
Kontemporer sebenernya juga masih banyak diperdebatkan. Kontemporer mengenai waktu, teori, gaya,
dan macem-macem. Apakah tradisi itu kontemporer, atau yang kontemporer itu menjadi tradisi. Itu
masih diperdebatkan. Hal-hal inilah yang harus disadari oleh kita.

Kadang orang berfikir musik kontemporer itu susah dapat tempat. Sebetulnya tidak, asal kita punya
kesadaran gaiaamana karya kita akan dipresentasikan, jadi kadang2 banyak komposer saya temui
mereka banyak hanya punya kesadaran untuk berkarya. Tanpa mempertimbangkan hal2 lain. Padahal
bagaiamana akarya ini bisa sampai ke pemirsa, bisa dinikmati oleh public. Sukur2 diperdebatkan atau
kritik. Jadi kritik itu sangat penting. Jadi hal2 itulah yang harus ada kesadaran suatu komposer. Produksi
itu bisa bermacem-macem. Bagaiamana produksi itu berupa komposisi, ide, konsep. Kemudian
bagaiamana ini bisa tersalurkan kepada public. Bisa melauli recording atau pementasan. Sekarang lebih
kompleks. Kalo dulu para komposer hanya propoduksi kaset, cd, dan pementasan. Saya lihat para
komposer lupa akan satu ruang karena bunyi itu menempati 1 ruang. Ruang itu bisa macem-macem.
Nah apakah kawan2 punya kesadaran akan ruang itu terhadap komposisinya. Karena banyak komposisi
nya bagus, tapi ketika diproduksi di ruang itu menjadi kurang tersampaikan bahkan mungkin di ruang
pementasan. Apakah ruang ini ruang yang cocok, yang sesuai dengan kompoisis musiknya dan akan
diengar secara maksimal serta diapresiasi. Ada beberapa komposisi yang didengarkan secara auditif
kemudian dipentaskan secara auvi akan sangat lain kesannya. Dengan kita mengawali ada kesadaran2
itu, kompoisi akan semakin kompleks. Tapi berfikir komposisi itu bisa mengarungi banyak ruang, bisa
sampai ke bermacam macam audiens. Nah in yang harus kita tekankan kita harus berangkat dari situ.
Musik kontemporer itu sangat masakan yang konseptual yang sangat kompleks. Nah ini yang harus kita
sadari. Kesadaran-kesadaran inilah yang kita jadikan patokan untuk membuat kompisisi seperti apa.
Supaya kompisisi ini tidak menjadi individual tapi bisa dinikmati oleh banyak orang. Banyak komposer
merasa komposisi ini sudah sangat sophisticated bagi dia tapi ketika dipresentasikan bertolak belakang.

Literasi tidak hanya membaca dalam buku tapi membaca fenomena, situasi, ambience, hubungan-
hubungan antar musik lain. Ide bisa dari macam-macam. Ada seorang komposer dari amerika, dia
membuat suatu proyek arkana. Menganjurkan para musisi itu untuk menulis karyanya sendiri. Kalo
mereka bisa menuliskan karyanya mereka sendiri maka orang lain akan paham dengan karya mereka.
Nah ini yang kemudian ditekankan oleh dia bagaimana musik itutidak sekedar membuat kemudian leas
tangan. Tapi ketika kamu bisa menerangkan apa yang kamu buat maka orang lain akan paham. Nah ini
yang harus disadari oleh komposer betul2 tau apa yang dia buat. Banyak sekali pementasan banyak
komposer hanya menerangkan judul, dimainkan dengan ini, tidak masuk ke filosofi, komposisi ini akan
menuju kemana, hal inilah yang jarang dilakukan para komposer, walaupun kemudian audiens punya
imajinasi dan persepsi nya sendiri, justru ini audiens punya imajinasi lain maka komposisi anda sangat
berhasil karena bisa menimbulkan imajinasi yang lain yang menambah bobot dari komposisi itu. tidak
sekedar meletakkan bunyi dan nada pada satu ruang. Tapi harus dilalui, dicapai, kemudian diolah secara
benar dan bagus.

Kalo sekarang di dunia digital banyak yang harus dipelajari. Saya kira dulu dengan foto digital akan lebih
mudah jadu ternyata tidak. Kita harus paham bagaiamana digital itu diproduksi dengan banyak pixel,
warna yang lain dengan analog, yang harus kita pahami. Di musik pun sama tidak semata dibuat mp3
kemudian selesai. Ini ada kaitannya dengan komposisi itu dibuat. Berkaitan dengan platform mana
komposisi itu akan dipresentasikan. Tiap platform karakternya berbeda. Banyak musik yang saya temui
orang mencetak musiknya di piringan hitam. Tapi mereka tidak ingat ph itu analaog. Rekamannya digital
tapi outputnya analog tanpa ada penyesuaian. Banyak yang harusnya bisa disampaikan disitu malah
hilang. Hal hal teknis seperti ini yang harus diperihatikan. Di pementasan juga seperti itu. ada 2.
Pementasan bareng-bareng dan solo. Banyak komposer sekarang takut melakukan pementasan solo.
Padahal menurut saya ini penting sekali. Mereka banyak berfikir siapa yang akan menonton. Padahal
bukan kuantitas penonton nya tetapi kualitas penonton nya. saya ada contoh 1 musisi soerang pemain
saxo namanya steve lesi dia diberi bintang 5 olehseorang kiritikus musik itu pementasan rekaman live.
Pada saat itu penontonnya Cuma 2 orang tapi sangat dipuji. Jadi jangan pikir seberapa banyak penonton
nya tapi bagaimana musik itu bisa diapresiasi dikritik oleh beberapa penonton itu saja. Ruang itu yang
sangat penting. Bagaimana seorang komposer menyesuaikan dengan ruang itu, kadang2 komposer akan
memainkan komposisi A akan sama, padahal berbeda. Kesadarn ini yang kurang oleh seorang komposer.
Jangan sampai malah komposisi anda malah tenggelamn dalam ruang itu. terutama dalam memilih
festival. Komposisi apa yang cocok, dan apakah perlu saya ubah tanpa mengurangi esensi karya itu. lebih
baus komposer punya kesadaran untuk memproduksi pementasan sendiri yang sesuai dengan
komposisinya. Bahkan ruang itu akan menjadi inspirasi lahirnya karya baru missal dalam hal akustikanya.
Nah ini yang sangat menarik sbetulnya. Seorang kompser tiddak hanya berfikir bagaiamana membuat
partitur tapi setelah partitur ini ada arahnya mau kemana. Seorang komposer harus punya networking,
dan hal ini kadang dilupakan oleh seorang komposer terutama musik2 yang berjalan dijalan yang sunyi.
Padahal yang sunyi ini gaduhh juga. bagaimana jalan sunyi ini menjadi enak untuk dihuni oleh bersama-
sama. ada dialog antar komposer. Kalo kita liat banyak festival musk2 kontemporer bagaimana kita
memperkanalkan karya2 kita pdaa mereka. Buatlah networking sebanyak2nya. networking ini yang akan
membuat anda lebih terbuka. intinya bagaimana anda punya konsep yang kuat. Membuka seluas2nya
wawasan, pegarulan.

Anda mungkin juga menyukai