Anda di halaman 1dari 4

Respon Internasional

Terhadap Kemerdekaan
Indonesia
Igna/18, Soni/19, Joanne/20

Setelah terbentuknya NKRI diperlukan beberapa unsur agar bisa


terbentuknya suatu negara salah satunya adalah unsur deklaratif atau
pengakuan dari negara lain. Pengakuan dari negara lain diperlukan agar
negara tidak diasingkan dalam hubungan internasional.

Palestina
Palestina mengakui kemerdekaan Indonesia bahkan sebelum
Indonesia merdeka, yakni pada tanggal 6 September 1944.
Pengakuan tersebut dilakukan melalui siaran radio berbahasa
Arab oleh tokoh nasionalis Palestina serta mufti besar
Palestina, yaitu Amin Al-Husseini. Ucapan selamat dari Syekh
Muhammad Amin Al-Husseini itu disiarkan selama dua hari
berturut-turut dari radio Berlin, Jerman.

Mesir
Mesir merupakan negara Arab pertama yang mengakui
kemerdekaan Indonesia tepatnya pada tanggal 22 Maret
1946. Mesir juga mendorong negara-negara yang merupakan
anggota Liga Arab untuk melakukan hal yang sama. Hubungan negara-negara Arab
dengan Indonesia sudah terjalin sejak lama, sehingga setelah adanya kabar
kemerdekaan RI, Indonesia mendapatkan simpati dari rakyat Mesir. Salah satu
Konsul Jenderal Mesir di Mumbai yang bernama Muhammad Abdul Mun’im datang
ke Yogyakarta untuk membawa pesan dari Liga Arab yang mendukung
kemerdekaan Indonesia.

India

Pada tahun 1946, Indonesia mengirim bantuan beras sebanyak 500.000 ton
kepada India yang sedang mengalami krisis pangan. Diplomasi beras ini menjadi
titik awal kerja sama dan hubungan harmonis antara Indonesia dan India. Alasan
dilakukannya diplomasi ini adalah masalah kemanusiaan, permainan politik,
untuk menembus blokade ekonomi yang saat itu dilakukan oleh Belanda pasca
proklamasi kemerdekaan, dan untuk mendapatkan dukungan dari negara
internasional lainnya untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. India membalas
kebaikan Indonesia dengan cara memberikan pengakuan kemerdekaan kepada
Indonesia tepatnya pada 2 September 1946.

Australia
Keberadaan laut Australia yang berdekatan dengan Indonesia menjadikan Australia
ikut mengakui dan menyuarakan dukungan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa “Black
Armada” yang terjadi pada 24 September 1945, merupakan salah satu dukungan yang
diberikan Australia, dimana ribuan pelaut Australia memboikot kapal-kapal milik
Belanda di Pelabuhan Brisbane, Sydney, Melbourne, dan Fremantle yang membawa
persenjataan, sehingga kapal-kapal tersebut tidak dapat masuk ke Indonesia. Kejadian
ini didukung oleh pemerintahan Australia yang saat itu dikuasai oleh Partai Buruh
Australia. Tidak hanya itu, dukungan lain juga diberikan Australia kepada Indonesia,
seperti menggelar aksi unjuk rasa dan memasang spanduk bertuliskan “hands off
Indonesia” di depan kantor diplomatik Belanda, memfasilitasi 1400 tawanan perang
Belanda asal Indonesia untuk kembali ke tanah air, menjadi wakil Indonesia dalam
KTN yang bertugas sebagai mediator saat Perjanjian Renville, dan mengambil peran
dalam komite PBB agar dapat mendesak kemerdekaan Indonesia untuk segera diakui.
Suriah
Dukungan yang diberikan Suriah sebagai salah satu negara
Liga Arab terhadap kemerdekaan Indonesia adalah
memperjuangkan pembahasan mengenai masalah Indonesia
dalam PBB tahun 1947. Indonesia mulai menjalani
hubungan bilateral dengan Suriah dan diadakan perjanjian
persahabatan dengan Suriah pada tanggal 2 Juli 1947 di
Damaskus. Penandatanganan perjanjian tersebut menjadi
simbol Indonesia yang sudah diakui secara resmi oleh
Pemerintah Suriah sebagai negara berdaulat.

Vatikan
Tahta Suci Vatikan sudah menjalin hubungan dengan
Indonesia sejak zaman kerajaan hingga Belanda datang ke
Indonesia. Vatikan memahami bahwa secara faktual rakyat
Indonesia tidak bisa lagi menerima kekuasaan Belanda,
sehingga uskup pribumi pertama yaitu Romo Mgr
Soegijapranata, berhasil membuat Vatikan berpihak kepada
Indonesia dan pada tanggal 6 Juli 1947 Vatikan secara resmi
mengakui kemerdekaan Indonesia dan menunjuk
delegasinya sebagai penghubung antara Vatikan dan
Indonesia.

Lebanon
Kemerdekaan negara Indonesia diakui oleh Lebanon pada
tanggal 29 Juli 1947. Pada saat itu, Agus Salim pergi
berkunjung ke Lebanon untuk berunding dengan Perdana
Menteri Lebanon, yaitu Riyadh al Solh. Perundingan
tersebut menghasilkan hubungan bilateral antara Indonesia
dengan Lebanon. Walaupun begitu, Kedutaan Besar
Republik Indonesia untuk Lebanon baru dapat dibangun
pada tahun 1996 di Beirut.

Yaman
Negara Yaman menjadi negara Arab terakhir yang resmi
mengakui kemerdekaan RI pada 20 November 1947.
Pengakuan kedaulatan ini disampaikan melalui perwakilan
Yaman di Liga Arab.

Arab Saudi
Dari Lebanon, Agus Salim yang digantikan oleh Mohammad
Rasjidi melanjutkan kunjungannya ke Arab Saudi.
Perundingan di antara kedua negara menghasilkan Raja
Abdul Aziz al Saud yang mewakili Kerajaan Arab Saudi
mengakui kemerdekaan Indonesia dan memberikan surat
pengakuannya pada tanggal 21 November 1947. Hingga
kini, hubungan antara kedua negara tersebut berjalan
dengan baik, seperti TKI yang mendapatkan kesempatan
bekerja di Arab Saudi dalam bidang haji, dan Raja Salman
yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2017 lalu.

Belanda
Belanda merupakan negara yang menolak kemerdekaan
Indonesia dan ingin merebut kembali Indonesia, sehingga
terjadilah Agresi Militer I dan Agresi Militer II. Berbagai
upaya damai dilakukan (Perjanjian Linggarjati, Perjanjian
Renville, Perjanjian Roem-Royen, dan Konferensi Meja
Bundar). Akhirnya Belanda mengakui kedaulatan Indonesia
berkat resolusi Konferensi Meja Bundar 1949.
A K U A N K E M E R D E K
E N G A A N
P INDONESIA

6 SEPTEMBER 1944
PALESTINA SECARA DE FACTO
22 MARET 1946 MENGAKUI RI SEBAGAI
NEGARA YANG MERDEKA
MESIR MERUPAKAN NEGARA
SETAHUN SEBELUM
ARAB PERTAMA YANG
KEMERDEKAAN RI YANG
MENGAKUI KEMERDEKAAN
SEBENARNYA.
INDONESIA

2 SEPTEMBER 1946
27 DESEMBER 1947 PADA 1946, INDONESIA
MELAKUKAN DIPLOMASI BERAS
AUSTRALIA ADALAH NEGARA KE INDIA. DIPLOMASI
YANG BERBATASAN LAUT MEMBUAT INDIA
DENGAN INDONESIA INI MENYUARAKAN PERJUANGAN
MEMBUAT AUSTRALIA IKUT KEMERDEKAAN INDONESIA.
TERLIBAT DALAM
MENYUARAKAN DUKUNGAN
KEMERDEKAAN INDONESIA.

2 JULI 1947
PADA 2 JULI 1947, AGUS
SALIM, PERWAKILAN
DIPLOMAT INDONESIA
6 JULI 1947 MENGADAKAN PERJANJIAN
PERSAHABATAN DENGAN
PENGAKUAN VATIKAN ATAS SURIAH DI DAMASKUS.
KEMERDEKAAN INDONESIA INI MELALUI PENANDATANGANAN
DITANDAI DENGAN PERJANJIAN TERSEBUT,
DIBENTUKNYA APOSTOLIC INDONESIA SECARA RESMI
DELEGATE ATAU KEDUTAAN TELAH DIAKUI SEBAGAI
BESAR VATIKAN DI JAKARTA. NEGARA YANG BERDAULAT
OLEH PEMERINTAH SURIAH.
A K U A N K E M E R D E K
E N G A A N
P INDONESIA

29 JULI 1947

AGUS SALIM BERUNDING DENGAN


PERDANA MENTERI LEBANON,
RIADH AL SOLH. HASIL DARI
PERUNDINGAN TERSEBUT
PEMERINTAH LEBANON RESMI
MEMBERIKAN PENGAKUAN
20 NOVEMBER 1947 KEMERDEKAAN KEPADA
INDONESIA
PENGAKUAN KEDAULATAN
INI DISAMPAIKAN MELALUI
PERWAKILAN YAMAN DI LIGA
ARAB.

21 NOVEMBER 1947
DALAM KUNJUNGAN KE ARAB
SAUDI INI MOHAMMAD
RASJIDI SEBAGAI KETUA
DIPLOMAT BERHASIL
MENDAPATKAN PENGAKUAN
DARI ARAB SAUDI
2 NOVEMBER 1949

DALAM KMB, BELANDA BERSEDIA


MENGAKUI KEDAULATAN RI
SECARA PENUH.

SUMBER

https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/29/160000979/pengak
uan-kemerdekaan-indonesia-oleh-negara-lain?page=all
https://kumparan.com/berita-hari-ini/respons-internasional-
terhadap-proklamasi-kemerdekaan-indonesia-1up63PcEDuN/3
https://kumparan.com/berita-terkini/ringkasan-respon-internasional-
terhadap-proklamasi-kemerdekaan-indonesia-1wIr6TugtBb/1
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/08/24/inilah-deretan-
negara-yang-pertama-kali-mengakui-kemerdekaan-indonesia
https://www.gramedia.com/blog/6-negara-pertama-mengakui-
kemerdekaan-republik-indonesia/#gref

Anda mungkin juga menyukai