Anda di halaman 1dari 9

Cara Menerapkan Program

Literasi Sekolah
18 Juni 2019olehDISPUSIP Kota Pekanbaru-4.038 views
Sekolah kini diwajibkan menggalakkan budaya literasi. Lebih spesifiknya
mewajibkan warga sekolah membaca selama 15 menit setiap hari. Jadi bukan
hanya siswa, tapi juga guru, kepala sekolah, staff, bahkan penjaga. terdapat di
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015.

Penerapan kegiatan literasi sekolah. Cara ini terbilang sederhana, dan sangat
sesuai diterapkan untuk siswa usia sekolah dasar. Simpel tapi efektif.

Trik-trik yang sederhana seperti ini perlu anda pilih jika anda merasa budaya
literasi di sekolah selama ini lemah. Sangat memprihatinkan. Dan kita hanya
perlu melatih satu hal ini: konsisten.
Langkah – langkah Penerapan Program Literasi Sekolah :
1. Buat jadwal kunjungan ke perpustakaan untuk tiap kelas. Contoh: hari Senin
untuk kelas 1, hari Selasa untuk kelas 2, hari Rabu untuk kelas 3, dan
seterusnya.
Pada hari itu, tiap kelas akan melakukan 3 aktivitas sekaligus: pinjam buku,
mengembalikan buku, dan mengumpulkan resume.

2. Setelah jadwal tersusun, baru kita mulai program ini. Biar mudah, kita ambil
contoh siswa kelas Tiga. Pada hari Rabu pertama, siswa kelas 3 harus
meminjam satu buku di perpustakaan, saat jam istirahat. Buku tentang apa?
Bebas. Sesuai passion siswa sendiri-sendiri.

Jika semua sudah mendapat, buku dikumpulkan jadi satu di dalam kelas.
Letakkan di tempat tersendiri yang sudah disiapkan.

3. Hari berikutnya, yaitu Kamis, Jumat dan seterusnya, siswa bersama seluruh
warga sekolah membaca buku selama 15 menit. Tepat pukul 07.00 sampai
07.15. Terapkan secara terus menerus sampai satu minggu. Hindari aktivitas lain
selain membaca.

4. Pada hari Rabu berikutnya, berikan waktu lebih banyak pada siswa, misalnya
30 menit. Karena pada hari ini mereka harus membuat resume dari apa yang
mereka baca selama 6 hari sebelumnya.

5. Saat jam istirahat tiba, siswa berkunjung ke perpustakaan. Tiga hal ini yang
mereka lakukan: mengembalikan buku, mengumpulkan resume, sekaligus
meminjam buku untuk bacaan hari berikutnya.

6. Begitu seterusnya.

Silahkan menyesuaikan format resume seperti apa yang terbaik. Usahakan itu
sesuai dengan perkembangan usia siswa. Untuk kelas rendah, resume bisa
hanya berupa unsur-unsur utama buku, seperti menuliskan judul, pengarang,
dan jumlah halaman.
Sedangkan untuk kelas tinggi bisa lebih kompleks, yakni ringkasan isi buku
disertai batasan minimal pengerjaan.

Itulah langkah-langkah menerapkan program literasi sekolah versi sangat


sederhana. Meski demikian, kalau anda manerapkannya secara kontinyu dan
terus menerus, lihatlah beberapa bulan ke depan anda akan melihat efek yang
besar dari warga sekolah dalam hal perkembangan literasi.
Teknik dan Penerapan Kegiatan Literasi
Kelas

Kegiatan Literasi Kelas Rutin di sekolah yang dilakukan rutin setiap hari bertujuan untuk
menstimulasi siswa agar mampu mengembangkan keterampilan berbahasanya;
menyimak, menulis, membaca dan berbicara. Sesuai dengan ketentuan pemerintah,
kegiatan literasi kelas dilakukan selama 15 menit sebelum pembelajaran inti dimulai.
Sesuai dengan pengalaman praktis penulis, telah dilakukan beberapa bentuk kegiatan
literasi kelas, baik yang berasal dari inisiatif guru kelas maupun sebagai bentuk usulan
dari siswa sendiri. Pada kegiatan literasi yang dilakukan ini, siswa telah menyiapkan
buku khusus untuk kegiatan literasi. Buku tersebut merupakan buku pribadi siswa.
Setiap siswa memiliki catatan berbeda sesuai dengan kegiatan literasi dan sumber
yang diperolehnya.
Akan tetapi buku tersebut memuat bagian yang sama, yaitu bagian tentang hari,
tanggal kegiatan dilakukan, judul buku atau judul kegiatan literasi, halaman (jika
membaca buku), resume/rangkuman dan mengetahui guru serta orang tua di rumah.
Buku ini sekaligus menjadi kontrol guru terhadap kemampuan siswa dalam menulis.
Setiap siswa memiliki tulisan yang berbeda walaupun berasal dari sumber yang sama.
Kekayaan menulis siswa juga menjadi bagian penilaian guru terhadap kreativitas siswa.
Beberapa kegiatan literasi kelas yang telah dilakukan dan dikembangkan oleh penulis,
antara lain sebagai berikut.
1. Membaca senyap – resume. Secara sadar siswa mengambil buku sesuai dengan
keinginannya di pojok buku dalam kelas. Setiap anak dapat memilih topik atau judul
buku yang berbeda. Mereka membaca senyap, atau memebaca dalam hati (diam)
selama sekitar 10 menit. Dan merangkumnya dalam waktu 5 menit.
2. Siswa membaca dan siswa lain mendengarkan bersama – resume. Variasi dari
kegiatan membaca adalahmembaca bersama, artinya ada seorang siswa membaca
dan disimak bersama oleh siswa lain. Topik dan bahan bacaan adalah sama. Tetapi
setiap siswa dapat menyimpulkan dengan kalimat berbeda.
3. Guru bercerita – resume. Guru juga berperan penting dalam kegiatan literasi kelas
ini. Guru bercerita di muka kelas dengan nada nyaring. Kemudian siswa
merangkumnya sesuai dengan topik dan isi cerita yang disampaikan oleh guru.
4. Siswa bercerita – resume. Untuk mengaktifkan siswa, siswa juga diminta bercerita di
muka kelas, kemudian siswa lain diminta untuk meresumnya. Cerita ini bersifat faktual
maupun fiksi dan dilakukan secara lisan tanpa teks.
5. Siswa menyimak video pembelajaran – resume. Guru menampilkan video
pembelajaran melalui LCD Proyektor. Siswa menyimak video tersebut dan
merangkumnya dengan bahasa siswa sendiri.
6. Siswa menyimak berita audio visual – resume. Berita aktual dan faktual secara on
line atau rekaman yang diputar ulang juga menjadi sumber kegiatan literasi kelas ini.
Siswa meresumnya terkait dengan konteks terjadinya peristiwa. Kapan, dimana, siapa,
mengapa dan apa merupakan pertanyaan yang harus dijawab dalam rangkuman siswa
atas berita yang terjadi.
7. Siswa menyimak berita radio – resume. Dalam bentuk audio, siswa diminta untuk
mendengarkan berita di radio kemudian meresumnya. Sama halnya dengan berita
audio-visual, juga memuat beberapa pertanyaan konteks peristiwa yang harus dijawab
siswa melalui kegiatan merangkum.
8. Siswa meresume kegiatan hari liburnya. Pada saat liburan sekolah, siswa diminta
untuk menuliskan sebuah pengalaman selama berlibur. Setiap siswa memiliki
pengalaman berbeda dalam berlibur.
9. Siswa menulis prediksi cerita. Guru menampilkan gambar, siswa diminta menuliskan
prediksi cerita dari gambar tersebut. Satu gambar diceritakan secara tertulis oleh siswa
dan melanjutkan ceritanya sampai akhir.
10. Siswa menulis prediksi berita. Guru menampilkan contoh kasus dalam gambar,
siswa diminta untuk menuliskan prediksi beritanya. Termasuk latar dan konteks
peristiwanya.
11. Siswa menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman. Cerpen tiga paragraf
(pentigraf) menjadi menarik untuk siswa tulis berdasarkan pengalamannya. Tiga pragraf
dapat memberikan kesan unik pada setiap tulisan siswa.
12. Siswa menciptakan puisi. Puisi juga menjadi bagian kegiatan literasi kelas.
Biasanya puisi bebas.
13. Guru berpuisi dan siswa memprosakan. Guru membacakan puisi dan siswa
memprosakan isi puisi tersebut sesuai dengan kemampuan siswa.
14. Siswa membaca puisi dan siswa menentukan pesan penyair. Siswa membacakan
puisi dan siswa lain diminta untuk menentukan amanat dari puisi tersebut.
15. Siswa menyimak gambar - menuliskan dg cerita. Guru menampilkan gambar seri
dan siswa menuliskannya dalam bentuk cerita.
Guru memiliki peran dan fungsi strategis dalam kegiatan literasi ini. Guru diharapkan
mampu menjadi contoh dalam rutinitas kegiatan literasi tersebut. Selain itu guru
diharapkan mampu secara variatif melakukan kegiatan literasi agar siswa tidak merasa
monoton terhadap satu kegiatan literasi saja.
Penulis meyakini, setiap guru memiliki ide luar biasa untuk mengembangkan kegiatan
literasi di sekolah masing-masing yang bermakna dan menyenangkan. Selamat
merubah kebiasaan diam menjadi budaya bergerak dengan literasi kelas rutin. Selamat
mencoba.
sumber : http://www.rumahliterasisumenep.org/

Anda mungkin juga menyukai