Anda di halaman 1dari 4

Paragraf 3 Syah Peri dan Indera Bangsawan bermohon pergi mencari buluh perindu

Paragraf 4 Saat hujan pada suatu hari, Syah peri dan Indra bangsawan bercerai. Saat
hujan reda, mereka saling mencari-cari

Paragraf 5 Syah Peri menyerahkan dirinya kepada Allah Swt dan berjalan sekuat-kuatnya

Paragraf 6 Puteri Ratna Sari ditaruh orang tua nya di dalam gendang dengan suatu
cembul karena negerinya dikalahkan oleh garuda

Paragraf 7 Indera Bangsawan bertemu seorang raksasa yg menjadi neneknya dan


menceritakan bahwa ia sedang berada di negeri Antah Berantah yang
diperintah oleh Raja Kabir

Paragraf 8 Raja kabir takluk kepada Burkasa dan akan menyerahkan putrinya sebagai
upeti agar negerinya tidak dibinasakan

Paragraf 9 Air susu harimau yang beranak muda dapat menyembuhkan penyakit itu

Paragraf 10 Si Hutan mengambil seruas buluh yang berisi susu kambing, dan rupanya
pun kembali seperti dahulu kala

Paragraf 11 Kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang disangka susu harimau
beranak muda. Sementara itu, Indera Bangsawan sudah mendapatkan susu
harimau dan menunjukkan kepada raja

Paragraf 12 Tabib memeras susu harimau ke mata tuan putri, dan tuan putri pun
sembuh. Buraksa yang mendapat susu harimau itu pun menjadi
suami tuan putri

Paragraf 13 Nenek Raksasa mengajari Indra Bangsawan dengan memasukkan ramuan daun-
daunan ke dalam gentong minum Buraksa

Paragraf 14 Indera Bangsawan membawa lari puteri dan mengambil jubah Buraksa saat
Buraksa tertidur

Paragraf 15 Sembilan anak raja mengambil selimut Buraksa dan menghadap raja

Paragraf 16 Indera Bangsawan menyerahkan puteri dan jubah Buraksa dan Hata raja
mengumumkan hari pernikahan Indera Bangsawan dan puteri
Tugas Sinopsis

Hikayat ini menceritakan tentang dua putra kembar raja Indra Bungsu, yang bernama Indera Bangsawan
dan Syah Peri. Raja menguji putranya siapa yang paling layak menjadi penggantinya. la kemudian
menyuruh mereka untuk mencari buluh perindu. Dalam perjalanan Syah Peri dan Indra Bangsawan
terpisah karena hujan turun dengan angin ribut.

Syah Peri berhasil menolong Putri Ratna Sari dan dayang-dayangnya yang ditawan Garuda. Akhirnya
Syah Peri menikah dengan Putri Ratna Sari. Di tempt lain, Indera Bangsawan sampai ke Negeri Antah
Berantah yang diperintah oleh Raja Kabir. Raja Berantah membuat sandiwara siapa saja yang dapat
mengalahkan Buraksa akan dijadikan menantunya. Suatu hari, Syah Peri datang dan menolongnya untuk
mengalahkan Buraksa. Akhirnya, Indera Bangsawan menikah dengan Putri Kemala Sari setelah berhasil
membuat Buraksa tak berdaya.

Nilai-nilai:

1. Nilai agama

Dalam hikayat tersebut terdapat pesan untuk selalu memohon kepada Allah dengan berdoa dan
bersedekah serta berikhtiyar dan berusaha agar dimudahkan segala urusan

2. Nilai Sosial

Dalam kehidupan masyarakat, kita tidak boleh melihat perbedaan status sosial

3. Nilai Moral

Dalam kehidupan ada saja orang yang mau memperoleh hasil tetapi tidak mau berusaha. Meraka perlu
diberi teguran, sindiran, atau nasihat agar mereka mau berubah

4. Nilai Pendidikan

Belajarlah ilmu agama sejak kecil agar jika telah beranjak besar dapat lebih bijak mengarungi kehidupan

5. Nilai
Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dalam cerpen. Unsur intrinsik adalah unsur penting
yang tidak boleh dilewatkan dalam karya sastra. Komponen komponennya terdiri dari:

1) Tema

Tema merupakan ide dasar cerita, yang melatarbelakangi keseluruhan isi cerpen.
Dalam cerpen, biasanya tema jarang dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya. Tema
memiliki sifat umum, oleh karena itu tema banyak diambil dari lingkungan sekitar, kisah pribadi
seseorang, sejarah, dan lain-lain.

2)Tokoh dan Penokohan

Tokoh merupakan orang yang berperan dalam cerita. Sedangkan, pengertian


penokohan adalah teknik atau cara pengarang dalam menggambarkan dan mengembangkan
karakter tokoh dalam cerita. Penokohan tokoh dalam cerita biasanya terbagi menjadi tiga
karakter, yakni protagonis (baik), antagonis (kurang baik/ buruk), dan tritagonis (netral).

3)Alur

Alur adalah jalan pola pengembangan atau rangkaian peristiwa yang terjadi dalam
cerita. Adanya alur menjadikan cerita akan menjadi kesatuan yang utuh. Pola pengembangan
cerita suatu cerpen haruslah menarik, sehingga pembaca dapat terdorong untuk membaca
cerita sampai akhir.

4)Latar

Latar atau setting dalam cerpen meliputi tempat, waktu, dan peristiwa. Latar digunakan
untuk memperkuat keyakinan pembaca terhadap jalanya suatu cerita. Latar dalam suatu cerita
bisa bersifat faktual, maupun imajinatif.

5)Gaya Bahasa

Penggunaan gaya bahasa adalah cara mengungkapkan perasaan atau pikiran dengan
tujuan memberikan efek pada para pembacanya. Selain itu, gaya bahasa juga digunakan salam
menciptakan suatu nada, dan suasana persuasif, serta dialog supaya mampu memperlihatkan
interaksi sekaligus hubungan antar tokoh. Gaya bahasa disebut dengan majas.

Banyak sekali macam-macam majas, contohnya adalah majas alegori, hiperbola, personifikasi,
dan lain sebagainya.
6)Sudut Pandang

Sudut pandang adala ciri khas atau strategi yang digunakan oleh pengarang dalam
menyampaikan cerita. Sudat pandang terdiri dari orang pertama, kedua, dan ketiga. Tidak
menutup kemungkinan juga, pengarang menggunakan sudut pandang orang yang berada di
luar cerita.

7)Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya.


Umumnya, amanat dalam cerpen bersifat tersirat. Misalnya, tema cerita tentang perjuangan
pahlawan akan berisi amanat tentang menumbuhkan sifat pantang menyerah, dan semangat
mempertahankan kemerdekaan.

Perbedaan Teks Hikayat Dengan Cerpen


Kebahasaan Teks Hikayat Cerpen
Bahasa Menggunakan bahasa melayu Mengguanakan bahasa sehari-
hari
Majas Majas-majas yang sering Majas-majas yang digunakan
digunakan dalam hikayat
adalah majas antonomasia, adalah Majas simile, majas
metafora, hiperbola dan majas metafora, majas personifikasi,
perbandingan majas hiperbola, majas litotes,
majas ironi

Konjungsi Contohnya adalah: kalau, jika, konjungsi antar klausa,


bila, tanpa, bahwa, walaupun, konjungsi koordinatif
meskipun, biarpun, yang, konjungsi subornatif,
sebab, karena, sampai, konjungsi korelatif, konjungsi
sehingga, seolah-olah, seperti, antar paragraph, konjungsi
andaikan, seandainya, selama, antar kalimat
sebelum, sesudah, semenjak,
saat, ketika, dengan, dan
tanpa.

Anda mungkin juga menyukai