I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehadiran ruang pemutaran film alternatif dibutuhkan untuk mengatasi keterbatasan
jumlah bioskop. Sebab, di Sumatera Barat hanya kota Padang yang memiliki bioskop yang
memutarkan film-film digital terbaru. Sementara, bioskop yang berada di kota lainnya
hanya mampu memutarkan film seluloid dengan pilihan yang sangat terbatas.
Merujuk buku Pemandangan Umum Industri Film Indonesia 2019 yang diterbitkan
filmindonesia.or.id dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), pada 2012 Indonesia hanya
memiliki 145 bioskop dengan 609 layar. Jumlah ini meningkat pesat menjadi 343 bioskop
dengan 1.756 layar pada Desember 2018. Dalam kurun waktu enam tahun terakhir, jumlah
bioskop bertambah hingga 136,5% dan layar hingga 188,34%. Hingga Desember 2018,
bioskop tersebar di 32 provinsi, kecuali Aceh dan Kalimantan Utara. Pada tahun 2021
ditargetkan 3.000 layar.
Dalam hal ini bioskop alternatif memfasilitasi distribusi sebuah film. Dengan begitu, usia
karya film dapat diperpanjang melalui aktivitas pemutaran-pemutaran secara swadaya.
Meski demikian, jalur distribusi film independen Indonesia yang ditayangkan di bioskop
alternatif, belum dibangun dengan baik. Padahal, kehadiran, kehadiran bioskop alternatif
efektif menggembleng munculnya potensi sineas, yang menawarkan keragaman tema.
Dilihat dari sudut pandang ini, hadirnya Biokop Taman menjadi penting. Bioskop Taman
merupakan satu-satunya ruang pemutaran film di Bukittinggi yang selama 6 tahun
konsisten membawakan film-film komunitas dan karya mahasiswa, serta memperpanjang
tangan distributor film ke hadapanan publik di Bukittinggi demi terciptanya iklim apresiasi
film yang baik. Bioskop Taman tidak hanya berbeda dari bioskop konvensional dari segi
film yang dikurasi, tapi juga membuka kemungkinan baru dari sebuah ruang pemutaran
film dengan adanya diskusi yang menjembatani pertukaran pengalaman setiap penonton.
Dari sisa-sisa reruntuhan bioskop yang pernah hadir di Bukittinggi, Bioskop Taman tumbuh
dan merambat di sekitarnya membawa pengalaman-pengalaman baru dalam menonton
bagi masyarakat Bukittinggi . Kami sadar Bioskop Taman harus terus ada dan semakin baik,
salah satunya dengan meningkatkan fasilitas demi kualitas pemutaran film yang lebih
baik.Ia tidak berhenti memaknai film sebagai hiburan semata dan memposisikan penonton
sebagai konsumen belaka. Lebih dari itu, terlepas dari berhasil atau tidaknya, Bioskop
Taman mengupayakan agar kegiatan menonton film menjadi sesuatu yang lebih produktif,
sebagai sumber pengetahuan alternatif.
B. Tujuan
Adapun tujuan kegiatan ini adalah:
1. Menjangkau penonton Bioskop Taman secara lebih luas
2. Meningkatkan kualitas kegiatan pemutaran film di Bioskop taman
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ruang pemutaran alternatif
sebagai wadah pengembangan praktik perfilman demi kemajuan pendidikan dan
kebudayaan
C. Tema
Kegiatan ini mengangkat tema “Keliling Kampung”. Tema ini mengadopsi spirit layar tancap
yaitu ruang pemutaran alternatif yang menyasar titik keramaian tertentu, terbuka dan
inklusif.
D. Manfaat
Dalam program Bioskop Taman yang diinisiasi oleh Forum Studi Ladang Rupa sejak tahun
2015, ingin sekali Bioskop Taman menayangkan film-film di perkampungan secara estafet,
sebenarnya keinginan ini sudah lama di wacanakan, harapan manfaat dari kegiatan ini salah
satu upaya untuk mendistribusikan pengetahuan kebudayaan melalui audio visual , tidak
hanya itu kegiatan ini diharapkan nantinya akan membuka ruang apresiasi untuk para
sineas dan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat.
E. Dampak
Dampak yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatnya apresiasi masyarakat
terhadap film dan ruang pemutaran alternatif, serta mendorong masyarakat menciptakan
ruang pemutaran alternatif sendiri.
B. Konsep Kegiatan
Bioskop Taman Keliling Kampung merupakan kegiatan pemutaran film di enam titik
keramaian kota dan wilayah pemukiman penduduk di Bukittinggi dan sekitarnya. Kegiatan
ini membuka akses bagi publik seluas-luasnya dan diselenggarakan secara gratis. Film yang
akan diputarkan secara bergilir di setiap tempat dengan jumlah 12 FIlm. Film tersebut
dikurasi oleh 3 orang kurator film. Kegiatan pemutaran film dilanjutkan dengan diskusi
bersama penonton dan narasumber.
III. PENUTUP
Kegiatan Bioskop Taman Keliling Kampung bertujuan memperluas dampak kegiatan
Bioskop Taman dengan menjangkau publik di tempat-tempat baru sehingga dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat yang lebih luas akan pentingnya ruang pemutaran
alternatif sebagai wadah pengembangan praktik perfilman demi kemajuan pendidikan
dan kebudayaan . Dengan bantuan Pendayagunaan Ruang Publik Sinema Mikro, kami
berharap tujuan tersebut dapat dicapai demi keberlangsungan dan peningkatan kualitas
program Bioskop Taman.