Anda di halaman 1dari 7

‘Am (Umum)

Pengertian ‘Am (Umum)


Yaitu lafal yang diciptakan untuk pengertian umum sesuai dengan pengertian lafal itu
sendiri tanpa dibatasi dengan jumlah tertentu
Redaksi ‘Am (Umum)
ّ
1. Kata kull (‫ك‬ َّ ) yang berarti setiap dan jami’ (‫ )مجيع‬yang berarti semua, seperti:
ً ْ َ ْ َ َ ْ ُ َ ََ َ ّ َُ ْ َ َ َ َ َ ْ ‫ُل‬
)‫ضَّمجِيعاَّ(ابللرة‬ َّ ِ ‫افَّاألر‬
َّ ِ ‫قَّمل َّهَّو‬
َّ ‫)ََّ ََِّّاَّلِيَّخن‬21َّ‫ِيَّ(امطِر‬
َّ َ‫بَّر‬
َّ ‫ئَّةِىاَّكس‬
ٍَّ ‫كَّام ِر‬
َّ
2. Kata jama’ yang disertai alif dan lam di awalnya, seperti:
َ َ ّ ُ ْ َ َ ََ ْ َ َْ َ َْْ َ ّ ُ َ ََْ َ ْ ُْ ُ َ َ َْ
َّ)233َّ‫نَّيخ ِ َّهَّالرضاعثَّ(ابللرة‬
َّ ‫ادَّأ‬
َّ ‫يَّأر‬
َّ ‫يَّل ِى‬
َِّ ‫يََّكمِن‬
َِّ ‫يَّخِم‬
َّ َ‫يَّأوّلد‬
َّ ‫ضع‬
ِ ‫اتَّير‬
َّ ‫والِ ِاِل‬
3. Kata benda tunggal yang di-ma’rifah-kan dengan alif lam, seperti:
ُ َ َ ْ ْ ُ َ َ َْ
َّ ‫سَّإِّلََّّاَّلِي‬
)2َّ‫َّ(امعرص‬...‫يَّآوٌِا‬ ٍَّ ‫فَّخ‬ َّ ‫اإلنس‬
َّ ِ ‫انَّم‬ ِ ََّّ‫إِن‬
4. Isim syarat, seperti kata man pada ayat:
َُ َْ ْ َ َ ٌَ َ ُ ٌَ َ َ ْ ُ َََ ُْ ْ ََ ً َ َ ً ْ ُ َََ ْ ََ
)92(َّ‫نَّيصدكِا‬
َّ ‫لَّأَن ِ ٍََِّّإِّلََّّأ‬
َّ ِ ‫لَّمؤوٌِاَّخط َّأَّفخد ِري َّرَّرقت ٍَّثَّمؤوٌِ ٍَّثَّودِي َّثَّمسنى َّثَّإ‬
َّ ‫يَّقخ‬
َّ ‫َّوو‬
5. Isim nakirah yang di-nafi-kan, seperti kata laa junaha pada ayat:
ّ ُ َ ْ ُ ُ ُ ْ ُ َُْ َ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ َْ َ َ َ ُ ََ
)10َّ‫َّ(امىىخدٌث‬...‫ي‬
َّ َ‫نَّتٌكِدَِيََّّإِذاَّآحيخىَِيََّّأجِر‬
َّ ‫احَّعنيل َّهَّأ‬
َّ ٌ‫ّلَّج‬
َّ ‫ َّو‬...
6. Isim maushul, seperti:
َ َ ُ ُ َْ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ ُ ُ َْ ْ ّ
َّ)10َّ‫َّ(امنساء‬...‫ارا‬ ْ ُ ُ
ً ًَّ‫فَّبط ًُِِْ َّه‬ َّ ِْ ‫امَّظن ًىاَّإِن َىاَّيأكن‬
َّ ِ َّ‫ن‬ َّ ‫الَّايلَخ‬ َّ ِْ ‫يَّيأكن‬
َّ َِ ‫نَّأم‬ ََّ ‫إ ََّنَّاَّلِي‬
ِ
Pembagian ‘Am (Umum)
1. Lafal umum yang dikehendaki keumumannya karena ada dalil atau indikasi yang
menunjukkan tertutupnya kemungkinan ada takhshish, seperti:
َ ُْ ّ ََ ّ ْ َ َ ْ ََ
َّ)6َّ‫َّ(َِد‬...‫اللَِّرِزقُا‬
َّ َّ‫َع‬
َّ َّ‫ّل‬ َّ ِ ‫فَّاألر‬
َّ ِ ‫ضَّإ‬ َّ ِ َّ‫ِيَّداة ٍَّث‬
َّ ‫وواَّو‬
Yang dimaksud dengan binatang melata dalam ayat mencakup seluruh jenis
bintang tanpa kecuali
2. Lafal umum padahal yang dimaksud adalah lafal khusus karena ada indikasi yang
menunjukkan makna tersebut, seperti:
ّ ْ ُ َ ْ َ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َُْ َ ْ َ َ َْ َ ْ َ َ َ َ
َّ)‫ (اتلِبث‬...‫الل‬ َّ ‫نَّيخخنفِاَّع‬
َّ َّ‫يَّرسِ َِّل‬ َّ ‫ابَّأ‬
َِّ ‫ِيَّاألعر‬
َّ ‫يَّخِلُ َّهَّو‬ َِّ َ‫نَّ ِأل‬
َّ ‫لَّالى ِديٌثََِّّوو‬ َّ ‫واََّك‬
Yang dimaksud dengan penduduk madinah dan orang-orang arab hanyalah bagi
yang mampu berjihad
3. Lafal umum yang terbebas dari indikasi baik yang menunjukkan bahwa yang
dimaksud adalah makna umumnya atau sebagian cakupannya, seperti:
ْ ُُ َ َ َ َ ّ ُ ْ َ َ ْ َ َ َ ُ َ َ ُ َ
َّ)228َّ‫َّ(ابللرة‬...‫يَّثَلث َّثَّكروء‬
َّ ُِ ‫س‬
ِ ‫يَّةِأنف‬
َّ ‫اتَّيَتبص‬
َّ ‫والىطنل‬
Takhshish
Yaitu penjelasan bahwa yang dimaksud dengan suatu lafal umum adalah sebagian
dari cakupannya, bukan seluruhnya. Atau mengeluarkan sebagian dari satuan-satuan
yang dicakup oleh lafal umum dengan dalil
 Para ulama Ushul Fiqh sepakat bahwa ayat-ayat al-Quran dan hadits mutawatir
dapat men-takhshish ayat-ayat umum dalam al-Quran. Demikian juga hadits
masyhur diakui sebagai pen-takhshish karena dinilai sebagai dalil-dalil yang sama
kuatnya
 Para ulama berbeda pendapat pada hadits ahad apakah sah sebagai pen-takhshish
atau tidak sah
1. (Abu Hanifah) Penunjukkan lafal ‘am (umum) pada seluruh satuan yang
dicakupnya adalah pasti (qath’i) selama belum terbukti pernah di-takhshish
oleh dalil yang sama kuatnya seperti oleh ayat al-Quran, hadits mutawatir, atau
hadits masyhur. Sedangkan hadits ahad meskipun dalalah-nya bisa qath’i
namun dari segi tsubut-nya dzhanny (dugaan kuat / tidak sampai tingkat pasti)
2. (Jumhur ulama) Penunjukkan lafal ‘am (umum) pada seluruh satuan yang
dicakupnya adalah dzhanny karena kemungkinan besar ayat-ayat umum itu
telah di-takhshish oleh dalil yang sama kuat dengannya.
Mereka juga berpendapat bahwa lafal umum dalam al-Quran dapat di-
takhshish oleh hadits ahad berdasarkan pada kesepakatan para sahabat untuk
َْ ُ َََ ْ ُ ُ َ َ َ ْ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ َ ََ ْ ُ ُ َََ ْ ُ ُ َ ُ ْ ُ َْ َ ْ َ ُ
men-takhshish ayat-ayat al-Quran dengan hadits ahad. Contohnya:

َّ‫خ‬ َِّ ‫ات َّاأل‬ َّ ٌ‫ل َّه َّوب‬ ‫ح‬ ‫اّل‬ ‫خ‬ ‫و‬ َّ َّ
‫ه‬ ‫ل‬ ‫اح‬ ‫ى‬ ‫ع‬ ‫و‬ َّ َّ
‫ه‬ ‫ل‬ ‫اح‬ِ َ ‫ج َّعنيل َّه َّأمُاحل َّه َّوبٌاحل َّه َّوأخ‬ َّ ‫و‬‫ر‬ ّ‫خ‬
ُ ُ َُ َ َ ّ ُ ُ َ ََ ْ ُ َْ َ َْ ُ ُ ُ ْ ُ ْ ُ َِ َ
َّْ‫ل َّه‬ ‫ان‬ َ
‫ِس‬ ‫ن‬ َّ َّ
‫ات‬ َُ ‫م‬ ‫أ‬‫و‬ َّ ‫ث‬
َّ
ِ ‫اع‬ ‫ض‬ ‫الر‬ َّ َ ‫ت َّأرضعٌل َّه َّوأخ َِاحله َّو‬
َّ
‫ِي‬ َّ ‫الَل‬ َّ ُ ‫ج َّوأمُاحل‬
َّ
‫ه‬ َ َ َِّ ‫خ‬ ‫األ‬ َّ َّ
‫ات‬ ٌ ‫ب‬ َ
‫و‬
ْ َِ َ ُ ُ َ ْ َ ْ َ َ َّ ِ ُ
ُ ُ ُُ ّ ُ ‫ف َّ ُخ‬ ُ
َّ‫ت َّدخنخه ََّة ِ ُِ َيَّ َّفإِن َّم َّه َّحَل ًَِِا َّدخنخه‬ َّ ِ ‫جِرِكه ََّوِي َّن َِسانِل َّه َّالَل‬ َّ ِ ‫َو َر َبان ِ ُت َل َُّه َّالَل‬
َّ ِ َّ ‫ت‬
ََّ‫ي‬ َْ َُْ َ ْ ُ ْ ْ َ ُ ُ َْ ُ َ َ ْ ُ َْ َ َ َ ُ َ
َّ ‫ِي َّأصَلةِل َّه َّوأن ََّتىعِا َّب‬ َّ ‫ِيي َّ َو‬
َّ ‫ل َّأبٌان ِ َل َّه َّاَّل‬ َّ ِ ‫اح َّعنيل َّه َّوخَلن‬ َّ ُ ٌ‫َل َّج‬ َّ ‫ة ِ ْ ُِ ُيَّ َّف‬
ْ َ َ ُْ ُ َْ ُ ََْ ْ ْ ُ ُ َ ْ ْ
َّ‫ي‬ َّ ‫د‬ َ
ِ ِ ‫ي َّمساف‬
ُ َ
َّ ‫ي َّغ‬ َّ ِ ٌ‫ن َّحبخغِا َّةِأمِامِله َُّم ِص‬ َّ ‫اء َّذم ِل َّه َّأ‬ َ َ َ َ ْ
َّ ‫خلَّ َّمل َّه َّوا َّور‬ ِ ‫ َّ َوأ‬...َّ ‫ي‬ َِّ ‫األخ َخ‬
َّ)24-23َّ‫(امنساء‬
Ayat terakhir bersifat umum, namun keumuman ayat tersebut oleh para
sahabat di-takhshish dengan hadits ahad yang menunjukkan haramnya
memadu wanita dengan bibinya telah di –takhshish dari keumuman ayat
tersebut

)‫ًىهَّرسِلَّاللَّملسو هيلع هللا ىلصَّأنَّحٌكحَّامىرأةََّعَّعىخُاَّأوَّخاتلُاَّ(ابلخاري‬


Khas (Khusus)

Pengertian Khas (Khusus)


Yaitu lafal yang mengandung satu pengertian secara tunggal atau beberapa
pengertian yang terbatas
Para ulama Ushul Fiqh sepakat bahwa lafal khas dalam nash syara’ menunjuk pada
pengertiannya yang khas secara qath’i (pasti) dan hukum yang dikandungnya bersifat
qath’i (pasti) selama tidak ada indikasi yang menunjukkan pengertian lain. Seperti:
َُّ‫ير‬ َْ َْ َُُ ْ َْ ُ ْ ْ َ َ ُ ُْ َ ََْ َ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َُُ َ َ
َّ ‫ِن َّأَنِيله َّأ َّو َّكِسِتُه َّأ َّو ََّت ِر‬
َّ ‫ط َّوا َّتطعِى‬ َّ َ ‫ام َّعَشَّة َِّم َساك‬
َِّ ‫ِي َّوِي َّأوس‬ َّ ‫فكفارح ٍَّ ََّإِطع‬...
َ َ َ َ َ ْ ََ َََ
)89َّ‫َيدَّف ِصيامَّثَلثثََِّّأيامَّ(امىائدة‬ ِ َّ‫رقتثَّفىيَّل َّه‬
Kata ‘asyarah (‫ )عَشة‬pada ayat tersebut hanya untuk bilangan sepuluh, tidak lebih
dan tidak kurang, juga sudah pasti tidak ada kemungkinan pengertian lain. Begitulah
difahami lafal khas dalam al-Quran, selama tidak ada dalil yang memalingkannya
kepada pengertian lain seperti makna mazazi (metafora)

Anda mungkin juga menyukai