Anda di halaman 1dari 51

Paket Modul 3

Modul 3.2

“Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya”

Penulis:

Dr.Siti Suharsih, S.S., M.Pd

Yuni Widiastuti, S.Si, M.Psi.T

Penafian (Disclaimer): Buku ini merupakan modul pegangan untuk peserta Program
Pendidikan Guru Penggerak. Modul ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di
bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini merupakan
“dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbarui dan dimutakhirkan sesuai
dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan
diharapkan dapat meningkatkan kualitas modul ini.
Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan
Tenaga Kependidikan
Guru Penggerak merupakan episode kelima dari rangkaian kebijakan Merdeka
Belajar yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) dan dijalankan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (Ditjen GTK). Program Guru Penggerak ini bertujuan untuk
menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu
mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam
mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran
yang berpusat kepada murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi
ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

Untuk mendukung tercapainya tujuan itu, Program Pendidikan Guru Penggerak


(PPGP) dijalankan dengan menekankan pada kompetensi kepemimpinan
pembelajaran (instructional leadership) yang mencakup komunitas praktik,
pembelajaran sosial dan emosional, pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai
perkembangan murid, dan kompetensi lain dalam pengembangan diri dan sekolah.
Kompetensi tersebut dituangkan ke dalam tiga paket modul, yaitu paradigma dan
visi Guru Penggerak; praktik pembelajaran yang berpihak pada murid; dan
pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah. Selanjutnya, ketiga paket
modul tersebut diperinci menjadi 10 bagian, termasuk modul yang Anda baca
sekarang. Program pendidikan ini dijalankan selama sembilan (9) bulan yang terdiri
dari kelas pelatihan daring, lokakarya, dan pendampingan. Proses pendidikan ini
mengedepankan coaching dan on-the-job training, yang artinya selama belajar, guru
tetap menjalankan perannya di sekolah sekaligus menerapkan pengetahuan yang
didapat dari ruang pelatihan ke dalam pembelajaran di kelas. Dengan demikian,
kepala sekolah dan pengawas menjadi mitra seorang calon guru penggerak dalam
mempersiapkan diri menjadi pemimpin.

Di dalam proses pelaksanaan PPGP, Calon Guru Penggerak (CGP) akan sering diajak
untuk merefleksikan praktik pembelajaran yang sudah dijalankan serta berdiskusi

i
dan berkolaborasi dengan sesama CGP maupun komunitas di sekitarnya.
Keseluruhan pengalaman belajar itu diramu dalam siklus MERRDEKA, yang diawali
dengan Mulai dari Diri, lalu dilanjutkan dengan Eksplorasi Konsep; Ruang
Kolaborasi; Refleksi Terbimbing; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman;
Koneksi Antarmateri; dan ditutup dengan Aksi Nyata. Diharapkan model
pembelajaran yang berbasis pengalaman seperti ini dapat mewujudkan guru dan
murid merdeka yang menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim
penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif
mewujudkan penyelesaian modul ini serta membantu terlaksananya PPGP. Semoga
Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi
pendidikan Indonesia. Amin.

Jakarta, Juli 2020

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga


Kependidikan,

Iwan Syahril, Ph.D.

ii
Surat dari Instruktur
Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak, selamat berjumpa kembali dalam modul
pelatihan Calon Guru Penggerak! Saat ini kita masuk pada modul tentang pemimpin
dalam pengelolaan sumber daya.
Seperti yang kita ketahui bersama, sekolah wajib membangun ekosistem
yang dapat merangsang kreativitas untuk menunjang keberhasilan tujuan
pendidikan. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran sangat tergantung pada cara
pandang sekolah melihat ekosistemnya: apakah sebagai kekuatan atau sebagai
kekurangan. Sekolah yang memandang semua yang dimiliki adalah suatu kekuatan,
tidak akan berfokus pada kekurangan tapi berupaya pada pemanfaatan aset yang
dimiliki.
Modul ini merupakan bagian dari paket modul 3 yang juga merupakan modul
terakhir dari tiga modul yang digunakan dalam pelatihan guru penggerak. Seperti
pada modul yang lain, kami yakin kita sudah terbiasa dengan proses pelatihan yang
lebih bermakna dan reflektif. Pada modul ini pun Anda akan melakukan serangkaian
kegiatan pelatihan mulai dari eksplorasi mandiri, diskusi, tanya jawab, konsultasi
daring, serta membuat aksi nyata yang akan membuktikan terjadinya perubahan
yang lebih baik lagi sebagai seorang pendidik.
Modul ini disusun dengan harapan di akhir setiap fase pembelajaran, Anda
akan selalu merefleksikan semua pemahaman yang didapatkan dengan apa yang
terjadi dalam keseharian kegiatan Anda sebagai pendidik. Kita tahu bahwa pada
proses pembelajaran apa pun sifatnya adalah personal, maka proses pembelajaran
pada modul pelatihan ini akan lebih bermakna apabila kita menghubungkan dan
mengimplementasikannya dalam kegiatan kita di sekolah.
Selamat mengeksplorasi materi dalam modul ini, semoga kita semua banyak
mendapatkan pencerahan selama proses pelatihan berlangsung sekaligus
menjadikan kita Guru Penggerak yang dapat mengubah dan membawa pendidikan
Indonesia menjadi lebih baik lagi.
Salam Merdeka,

Instruktur

iii
Daftar Isi
Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan ...................................i
Surat dari Instruktur................................................................................................................................ iii
Daftar Isi ........................................................................................................................................................ iv
Capaian yang Diharapkan....................................................................................................................... 1
Ringkasan Alur Belajar Merrdeka ...................................................................................................... 2
Pembelajaran 1: Mulai dari Diri .......................................................................................................... 5
Pembelajaran 2.1: Eksplorasi Konsep - Mandiri ......................................................................... 8
2.2: Eksplorasi Konsep (Forum Diskusi Asinkronus) ........................................................... 19
Pembelajaran 3: Ruang Kolaborasi................................................................................................ 23
Pembelajaran 4: Refleksi Terbimbing .......................................................................................... 28
Pembelajaran 5: Demonstrasi Kontekstual ............................................................................... 30
Pembelajaran 6: Elaborasi Pemahaman...................................................................................... 33
Pembelajaran 7: Koneksi Antarmateri ......................................................................................... 34
Pembelajaran 8: Aksi Nyata .............................................................................................................. 37
Surat Penutup............................................................................................................................................ 39
Daftar Pustaka ........................................................................................................................................... 40
Biodata Penulis ......................................................................................................................................... 41

iv
Capaian yang Diharapkan
Capaian Umum Modul 3.2

Secara umum, profil kompetensi Guru Penggerak yang ingin dicapai dari modul ini
adalah CGP mampu:

1. mengidentifikasi dan mendapatkan sumber daya dari berbagai sumber yang


sah untuk menjalankan program sekolah
2. menggunakan sumber daya sekolah secara efektif untuk meningkatkan
kualitas belajar

Capaian Khusus Modul 3.2:

Secara khusus, modul ini diharapkan dapat membantu Calon Guru Penggerak untuk
mampu:
a. menganalisis aset dan kekuatan dalam pengelolaan sumber daya yang
efektif dan efisien.
b. merancang pemetaan potensi yang dimiliki sekolahnya menggunakan
pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based
Community Development).
c. merancang program kecil menggunakan hasil pemetaan kekuatan atau aset
yang sudah dilakukan.
d. menunjukkan sikap aktif, terbuka, kritis dan kreatif dalam upaya
pengelolaan sumber daya.

Isi Materi Modul:


1. Peran dan fungsi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya
2. Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset dalam mengelola sumber
daya yang ada di sekolah dan sekitarnya.

Sumber Belajar:
a. Video; penjelasan, konsep, dan strategi pengelolaan sumber daya
b. Bacaan: artikel
c. Tautan: google form untuk menjawab pertanyaan yang diberikan

1
Ringkasan Alur Belajar Merrdeka
• Mulai dari diri:
- CGP mengingat ulang pengetahuan mereka tentang faktor-faktor yang
memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan
sekolah dengan mengisi pertanyaan yang ada.
- CGP merefleksikan hasil jawaban yang dimiliki dari pengetahuan awal
tentang materi ini dengan keadaan di sekolahnya.
- CGP mengajukan pertanyaan dan harapan tentang materi ini.

• Eksplorasi Konsep:
- Berpikir berbasis aset dan berpikir berbasis kekurangan/masalah
- Strategi pengelolaan sumber daya menggunakan pendekatan Pengembangan
Komunitas Berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD)
- Pemetaan sumber daya yang ada di daerah dan sekolah menggunakan tujuh
aset/sumber daya berdasarkan pendekatan Pengembangan Komunitas
Berbasis Aset (Asset-Based Community Development)
- Forum Diskusi: CGP mendiskusikan beberapa pertanyaan yang terkait
materi dari Eksplorasi konsep sebelumnya dengan seluruh CGP dan dipandu
oleh fasilitator

• Ruang Kolaborasi
- CGP mengidentifikasi berbagai sumber daya di daerah untuk sekolahnya
dan strategi pemanfaatannya secara efektif
- Setiap kelompok memilih satu jenis sumber daya yang akan didiskusikan
dari 7 sumber daya yang ada, dan hasilnya dipresentasikan dalam galeri
virtual dan akan mendapatkan umpan balik dari peserta lain.

2
• Refleksi Terbimbing
- CGP melakukan refleksi dan metakognisi terhadap cara pandang yang
sebelumnya melihat dari sisi masalah dan kekurangan sekolah dari semua
sumber daya yang ada, memandang dari sisi aset dan kekuatan yang
dimiliki oleh sekolah.
- CGP mengambil makna dari pengalaman belajar dan dapat melakukan
refleksi yang dipandu oleh fasilitator dalam ruang konsultasi kelompok
yang ada.

• Demonstrasi Kontekstual
- CGP menerapkan pemetaan aset yang dimiliki oleh sekolahnya melalui
penugasan mandiri.
- CGP menganalisis sejauh mana potensi kekuatan aset yang dimiliki sekolah
dibandingkan dengan semua sumber daya yang seharusnya dimiliki sesuai
dengan peraturan negara.

• Elaborasi Pemahaman
- CGP mengelaborasi pemahamannya tentang strategi pengelolaan sumber
daya melalui proses tanya jawab dan diskusi menggunakan moda
konferensi daring dengan narasumber dan fasilitator. Pertanyaan-
pertanyaan akan diberikan untuk menggali pemahaman CGP.

• Koneksi Antarmateri
- CGP membuat kesimpulan yang diunggah ke dalam sosial media dalam
bentuk yang diinginkan, seperti video, artikel, infografis, powerpoint, lagu,
dan lainnya.
- CGP juga membuat rencana perubahan secara rinci dengan menggunakan
format BAGJA (Buat pertanyaan; Ambil pelajaran; Gali mimpi; Jabarkan
rencana; dan Atur Eksekusi) yang sudah pelajari pada modul 1.3 “Visi Guru
Penggerak”.

3
• Aksi Nyata
- CGP mempraktikkan pengetahuan dan keterampilannya tentang
pengelolaan sumber daya yang memanfaatkan pendekatan Pengembangan
Komunitas Berbasis Aset.
- CGP akan mengimplementasikan rencana perubahan kecil yang sudah
ditulis pada pembelajaran sebelumnya. Proses implementasi rencana
tersebut akan didokumentasikan dalam bentuk jurnal positif harian dan
diunggah ke dalam google drive yang tersedia.

4
Pembelajaran 1: Mulai dari Diri
Waktu: 1 JP (45 menit)
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Mengingat kembali faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah dan peran
pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.

Aktivitas:
CGP diminta menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini untuk melihat sejauh
mana pengetahuan peserta tentang materi kali ini.

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, selamat datang pada kegiatan pembelajaran 1.


Pada sesi ini, Anda akan diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang
bertujuan untuk mengaktifkan ulang pengetahuan awal Anda tentang ekosistem
sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah.

Ingatlah kembali sosok pemimpin yang pernah Anda tahu selama berprofesi sebagai
guru, seperti apakah sosok pemimpin yang Anda ingat itu? Hal apa yang paling Anda
ingat dari sosok pemimpin tersebut?

5
Setelah mengingat sosok pemimpin yang Anda tahu, menurut Anda pribadi seperti
apakah sosok pemimpin yang ideal? Apa saja sebetulnya tugas seorang pemimpin?

Masih ingatkah kita apa yang dimaksud dengan ekosistem saat belajar Biologi dulu?
Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah ekosistem, apa sajakah
faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah? Tuliskan pada kolom di bawah
ini.

Apa yang Anda ketahui tentang peran seorang pemimpin dalam pengelolaan
sumber daya di sekolah? Apa saja sumber daya yang dimiliki oleh sekolah?

Bagaimana Anda menggambarkan posisi diri Anda dalam ekosistem sekolah?


Berikanlah gambaran diri Anda dengan menyebutkan kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki dalam pengelolaan sumber daya sekolah.

6
Harapan

Apa saja harapan pada diri Anda Apa saja kegiatan. Materi, manfaat,
sebagai seorang pendidik, pemimpin, yang Anda harapkan ada dalam
dan pada murid setelah mempelajari modul ini?
modul ini?

Diri sendiri:

Murid:

Sekolah:

Tautan Google Form:


https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeVuw78M78b2_8Rj0f7YuITAS2FCv
i26QhMw6OtkQ-fl15l_g/viewform

Peran Fasilitator:
- - Mendampingi CGP dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan.
- - Menganalisis jawaban CGP untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
dan pendapat awal CGP tentang sosok pemimpin dan perannya.

7
Pembelajaran 2.1: Eksplorasi Konsep - Mandiri
Waktu: 3 JP (135 menit)
Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem
sekolah.
- CGP dapat mengidentifikasi peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.
- CGP memahami pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya dengan
menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-
Based Community Development/ABCD)

- CGP dapat memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan


sekolahnya.
- CGP dapat mengevaluasi hasil pemetaan potensi sumber daya sekolahnya yang
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran murid.

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, kali ini kita masuk pada sesi pembelajaran 2,
yaitu Eksplorasi Konsep Mandiri. Pada sesi pembelajaran kali ini, Anda akan banyak
melakukan eksplorasi mandiri dengan menelaah konsep dasar tentang pengelolaan
sumber daya dan kemudian mendiskusikannya bersama dengan CGP lainnya pada
Forum Diskusi. Sebelum melakukan telaah materi, silakan Anda mempelajari
terlebih dahulu pertanyaan pemantik berikut ini.

Pertanyaan Pemantik:
- Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah ekosistem dengan
faktor biotik dan abiotik yang ada di dalamnya, maka faktor-faktor apa saja
yang termasuk dalam kelompok biotik dan abiotik?
- Bagaimanakah seharusnya seorang kepala sekolah berperan?
- Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah sebagai
pemimpin ekosistem sekolah?

8
- Apa yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam mengelola
sumber daya sekolah secara efektif dan efisien?
- Seberapa besar dampak sumber daya (fasilitas) yang sekolah miliki untuk
memfasilitasi proses pembelajaran murid saat ini? Jelaskan!
- Seberapa efektif sumber daya sekolah yang kita miliki dalam mendukung
kualitas pembelajaran di sekolah? Jelaskan!
- Adakah cara alternatif yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan sumber
daya yang sudah ada demi meningkatkan kualitas pembelajaran murid?
- Sudahkah sekolah memanfaatkan apa yang ada di lingkungan sekitar?
Bagaimana pemanfaatannya?

Tidak ada jawaban salah atau benar di sini, tuliskan di catatan Anda sesuai dengan
apa yang Anda pikirkan dan temukan saat ini. Kita akan mendiskusikan ulang semua
jawaban pada forum diskusi.

Eksplorasi Mandiri:

Sekolah Sebagai Ekosistem

Eksosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang
tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem mencirikan satu pola
hubungan yang saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu.
JIka diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi
antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua
unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan
hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik
akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya.
Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:
- Murid
- Kepala Sekolah
- Guru
- Staf/Tenaga Kependidikan
- Pengawas Sekolah

9
- Orang Tua
- Masyarakat sekitar sekolah

Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga
berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya
adalah:
- Keuangan
- Sarana dan prasarana

Peserta menonton video ekosistem sekolah: “Sekolah Sebagai ekosistem”

Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) dan


Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Thinking)

Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking)akan


memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa
yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif.
Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang menghalangi tercapainya
kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi
seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak nyaman dan curiga yang ternyata dapat
menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.

Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang


dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni
kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan
cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan,
dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk
memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi
kekuatan ataupun potensi yang positif.

Perbedaan antara pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan berbasis


aset dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

10
Berbasis pada
Berbasis pada aset
kekurangan/masalah/hambatan

Fokus pada masalah dan isu Fokus pada aset dan kekuatan

Berkutat pada masalah utama Membayangkan masa depan

Mengidentifikasi kebutuhan dan Berpikir tentang kesuksesan yang telah


kekurangan – selalu bertanya apa diraih dan kekuatan untuk mencapai
yang kurang? kesuksesan tersebut.

Fokus mencari bantuan dari sponsor Mengorganisasikan kompetensi dan


atau institusi lain sumber daya (aset dan kekuatan)

Merancang program atau proyek Merancang sebuah rencana berdasarkan


untuk menyelesaikan masalah visi dan kekuatan

Mengatur kelompok yang dapat Melaksanakan rencana aksi yang sudah


melaksanakan proyek diprogramkan

(Green & Haines, 2010)

Peserta menonton video tentang Deficit & Asset Based Thinking: “Pendekatan
Berbasis Kekurangan dan Berbasis Kekuatan”

Sejarah singkat pendekatan ABCD (Asset-Based Community Development


Asset-Based Community Development (ABCD) yang selanjutnya akan kita sebut
dengan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) merupakan suatu
kerangka kerja yang dikembangkan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann, di
mana keduanya adalah pendiri dari ABCD Institute di Northwestern University.
ABCD dibangun dari kemampuan, pengalaman, pengetahuan, dan hasrat yang
dimiliki oleh anggota komunitas, kekuatan perkumpulan lokal, dan dukungan positif
dari lembaga lokal untuk menciptakan kehidupan komunitas yang berkelanjutan
(Kretzman, 2010).

11
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) muncul sebagai
kritik terhadap pendekatan konvensional atau tradisional yang menekankan pada
masalah, kebutuhan, dan kekurangan yang ada pada suatu komunitas. Pendekatan
tradisional tersebut menempatkan komunitas sebagai penerima bantuan, dengan
demikian dapat menyebabkan anggota komunitas menjadi tidak berdaya, pasif, dan
selalu merasa bergantung dengan pihak lain.
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) menekankan pada
nilai, prinsip dan cara berpikir mengenai dunia. Pendekatan ini memberikan nilai
lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki
oleh komunitas. Dengan demikian pendekatan ini melihat komunitas sebagai
pencipta dari kesehatan dan kesejahteraan, bukan sebagai sekedar penerima
bantuan. Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat
memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset
tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Kedua peran yang penting ini menurut
Kretzman (2010) adalah jalan untuk menciptakan warga yang produktif.

Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset menekankan kepada


kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang
dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri
mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan.

Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset berfokus pada potensi


aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas. Selama ini komunitas sibuk
pada strategi mencari pemecahan pada masalah yang sedang dihadapi. Pendekatan
PKBA merupakan pendekatan yang digerakkan oleh seluruh pihak yang ada di
dalam sebuah komunitas atau disebut sebagai community-driven development. Di
dalam buku ‘Participant Manual of Mobilizing Assets for Community-driven
Development’ (Cunningham, 2012) menuliskan perbedaannya dengan pendekatan
yang dibantu oleh pihak luar. Penjelasan yang ada sebetulnya ditujukan untuk
pengembangan masyarakat, namun tetap bisa kita implementasikan pada
lingkungan sekolah karena sebetulnya adalah miniatur sebuah tatanan masyarakat
di suatu daerah.

12
1. Perubahan masyarakat yang signifikan karena warga lokal dalam masyarakat
tersebut yang mengupayakan perubahan. Apabila kita aplikasikan ke
lingkungan sekolah dan seluruh warga sekolah berupaya melakukan perubahan
maka perubahan tersebut pasti akan terjadi.
2. Warga masyarakat akan bertanggung jawab pada yang sudah mereka mulai.
Dengan demikian setiap warga sekolah akan bertanggung jawab atas apa yang
sudah dimulai.
3. Membangun dan membina hubungan merupakan inti dari membangun
masyarakat inklusif yang sehat. Membangun dan membina hubungan antar
warga sekolah, seperti hubungan guru-guru, guru – kepala sekolah, guru –
murid – guru, guru – staf sekolah – guru, staf sekolah – murid – staf sekolah,
ataupun kepala sekolah – murid – kepala sekolah menjadi sangat penting untuk
membangun sekolah yang sehat dan inklusif.
4. Masyarakat tidak pernah dibangun dengan berfokus terus pada kekurangan,
kebutuhan dan masalah. Masyarakat merespons secara kreatif ketika fokus
pembangunan pada sumber daya- sumber yang tersedia, kapasitas yang
dimiliki, kekuatan dan aspirasi yang ada. Sekolah harus dibangun dengan
melihat pada kekuatan, potensi, dan tantangan, kita harus bisa fokus pada
pembangunan sumber daya yang tersedia, kapasitas yang kita miliki, serta
kekuatan dan aspirasi yang sudah ada.
5. Kekuatan sekolah berbanding lurus dengan tingkat keberagaman keinginan
unsur sekolah yang ada, dan pada tingkat kemampuan mereka untuk
menyumbangkan kemampuan yang ada pada mereka dan aset yang ada untuk
sekolah yang lebih baik.
6. Dalam setiap unsur sekolah, pasti ada sesuatu yang berhasil. Dari pada
menanyakan “ada masalah apa?” dan “bagaimana memperbaikinya?”, lebih baik
bertanya “apa yang telah berhasil dilakukan?” dan “bagaimana mengupayakan
lebih banyak hasil lagi?” Cara bertanya ini mendorong energi dan kreativitas.
7. Menciptakan perubahan yang positif mulai dari sebuah perbincangan
sederhana. Hal ini merupakan cara bagaimana manusia selalu berpikir bersama
dan mencetuskan/memulai suatu tindakan.

13
8. Suasana yang menyenangkan harus merupakan salah satu prioritas tinggi
dalam setiap upaya membangun sekolah.
9. Faktor utama dalam perubahan yang berkelanjutan adalah kepemimpinan lokal
dan pengembangan dan pembaharuan kepemimpinan itu secara terus menerus.
10. Titik awal perubahan selalu pada perubahan pola pikir (mindset) dan sikap yang
positif.

Aset – aset dalam sebuah komunitas


Dalam mengatasi tantangan pada pendekatan tradisional yang digunakan untuk
mengatasi permasalahan perkotaan, di mana penyedia jasa dan lembaga donor lebih
menekankan pada kebutuhan dan kekurangan yang terdapat pada komunitas,
Kretzmann dan McKnight menunjukkan bahwa aset yang dimiliki oleh komunitas
adalah kunci dari usaha perbaikan kehidupan pada komunitas perkotaan dan
pedesaan.

Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community
development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama,
yaitu:

1. Modal Manusia
- Sumber daya manusia yang berkualitas, investasi pada sumber daya manusia
menjadi sangat penting yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan,
kesejahteraan, dan harga diri seseorang.
- Pemetaan modal atau aset individu merupakan kegiatan menginventaris
pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang dimiliki setiap warganya
dalam sebuah komunitas, atau dengan kata lain, inventarisasi perorangan
dapat dikelompokkan berdasarkan sesuatu yang berhubungan dengan hati,
tangan, dan kepala.
- Pendekatan lain mengelompokkan aset atau modal ini dengan melihat
kecakapan seseorang yang berhubungan dengan kemasyarakatan,
contohnya kecakapan memimpin sekelompok orang, dan kecakapan
seseorang berkomunikasi dengan berbagai kelompok. Kecakapan yang

14
berhubungan dengan kewirausahaan, contohnya kecakapan dalam
mengelola usaha, pemasaran, yang negosiasi. Kecakapan yang berhubungan
dengan seni dan budaya, contohnya kerajinan tangan, menari, bermain
teater, dan bermain musik.

2. Modal Sosial
- Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada di dalamnya
dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan
jaringan (networking) antara unsur yang ada di dalam
komunitas/masyarakat.
- Investasi yang berdampak pada bagaimana manusia, kelompok, dan
organisasi dalam komunitas berdampingan, contohnya kepemimpinan,
bekerjasama, saling percaya, dan punya rasa memiliki masa depan yang
sama.
- Contoh-contoh yang termasuk dalam modal sosial antara lain adalah asosiasi.
Asosiasi adalah suatu kelompok yang ada di dalam komunitas masyarakat
yang terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja bersama dengan suatu
tujuan yang sama dan saling berbagi untuk suatu tujuan yang sama. Asosiasi
terdiri atas kegiatan yang bersifat formal maupun nonformal. Beberapa
contoh tipe asosiasi adalah berdasarkan keyakinan, kesamaan profesi,
kesamaan hobi, dan sebagainya. Terdapat beberapa macam bentuk modal
sosial, yaitu fisik (lembaga), misalnya asosiasi dan institusi. Institusi adalah
suatu lembaga yang mempunyai struktur organisasi yang jelas dan biasanya
sebagai salah satu faktor utama dalam proses pengembangan komunitas
masyarakat.

15
3. Modal Fisik
Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu:
- Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses
pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan.
- Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan,
sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran,
alat transportasi, dan lain-lain.

4. Modal Lingkungan/alam
- Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang
tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup. Modal
lingkungan terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai,
tumbuhan, hewan, dan sebagainya.
- Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil
dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa
digunakan kembali untuk menenun, dan sebagainya.

5. Modal Finansial
- Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat
digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah
komunitas.
- Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pengurangan dan
pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal dan
eksternal.
- Modal finansial juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana menanam
dan menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan membuat
produk-produk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha kecil,
bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan juga
bagaimana melakukan pembukuan.

6. Modal Politik

16
- Modal politik adalah ukuran keterlibatan sosial. Semua lapisan atau
kelompok memiliki peluang atau kesempatan yang sama dalam
kepemimpinan, serta memiliki suara dalam masalah umum yang terjadi
dalam komunitas.
- Lembaga pemerintah atau perwakilannya yang memiliki hubungan dengan
komunitas, seperti komunitas sekolah, komite pelayan kesehatan, pelayanan
listrik atau air.

7. Modal Agama dan budaya


- Upaya pemberian bantuan empati dan perhatian, kasih sayang, dan unsur
dari kebijakan praktis (dorongan utama pada kegiatan pelayanan).
Termasuk juga kepercayaan, nilai, sejarah, makanan, warisan budaya, seni,
dan lain-lain.
- Kebudayaan yang unik di setiap daerah masing-masing merupakan
serangkaian ide, gagasan, norma, perlakuan, serta benda yang merupakan
hasil karya manusia yang hidup berkembang dalam sebuah ruang geografis.
- Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi
untuk mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas, baik
perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral
sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi juga perilaku atau amalan.
- Identifikasi dan pemetaan modal budaya agama merupakan langkah yang
sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan
dan keagamaan dalam suatu komunitas, termasuk kelembagaan dan tokoh-
tokoh penting yang berperan langsung atau tidak langsung di dalamnya.
- Sangat penting kita mengetahui sejauh mana keberadaan ritual keagamaan
dan kebudayaan yang ada di masyarakat serta pola relasi yang tercipta di
antaranya dan selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk
menunjang pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama.

17
Menonton video dan jawablah pertanyaan di bawah ini.

(CGP menonton video yang menunjukkan suasana rapat guru dan kepala sekolah yang
berbasis masalah/kekurangan dengan berbasis aset, kemudian menjawab
pertanyaan. Judul video: Suasana Rapat Guru)

Selama kita berada di sekolah, pada saat rapat antara guru dengan kepala sekolah,
biasanya apa yang dibahas? Apakah membahas apa yang menjadi kekurangan
sekolah selama ini? Atau membahas soal kekuatan yang dimiliki oleh sekolah?

Begitu juga dengan murid kita, apabila kita mendiskusikan seorang murid bersama
sesama rekan guru, biasanya apakah yang kita bahas? Kekurangan atau kenakalan
dari murid kita atau kebaikan atau kekuatan yang dimiliki murid kita?

Silahkan menuliskan pengalaman Anda pada Google Form ini:


https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdOvJvGY5qmUaR-
yDfbk0mlZ6oq0bAb8-A_zAPQ9jsH1HqVeQ/viewform

18
2.2: Eksplorasi Konsep (Forum Diskusi
Asinkronus)
Waktu: 2 JP (90 menit)
Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP dapat memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan
sekolahnya.
- CGP dapat mengevaluasi hasil pemetaan potensi sumber daya sekolahnya yang
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran murid.
- CGP dapat memahami cara berpikir dengan pendekatan asset-based thinking

Forum Diskusi Asinkronus:


Setelah kita membaca penjelasan tentang pendekatan Pengembangan Komunitas
Berbasis Aset, Ayo kita lihat ulang jawaban dari pertanyaan pemantik sebelumnya.
Selanjutnya mari kita jawab pertanyaan di bawah ini

Daftar pertanyaan: (hanya fasilitator yang dapat melihat)


1. Apakah kita bisa menggunakan Pendekatan Pengembangan Komunitas
Berbasis Aset untuk mengelola sumber daya sekolah kita? Bisakah kita
mengganti kata komunitas menjadi sekolah, Pendekatan Pengembangan
Sekolah Berbasis Aset? Mengapa?
2. Apa contoh pengelolaan sumber daya sekolah kita dengan Pendekatan
Pengembangan Komunitas Berbasis Aset?
3. Bagaimanakah selama ini kita mengelola sumber daya? Apakah sudah
menggunakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset?
4. Jika belum, bagaimana caranya kita mengelola dengan Pendekatan
Pengembangan Sekolah Berbasis Aset?

Kerjakan pula studi kasus di bawah ini, hubungkan dengan materi pendekatan
berbasis masalah dan pendekatan berbasis aset, serta Pengembangan Komunitas
Berbasis Aset.

19
Studi kasus di bawah ini merupakan kejadian yang diambil dari pengalaman guru
yang sebenarnya, namun kami mengganti nama guru, sekolah, atau daerah mana
kasus ini terjadi.

Cara Mengerjakan Studi Kasus:


Silakan membaca kedua studi kasus tersebut, lalu menjawab tiap pertanyaan dari
studi kasus tersebut. Cara menjawab tiap studi kasus, diawali dengan ‘Jawaban Studi
kasus (no):’.

Contoh Jawaban: Jawaban Studi Kasus 1: Saya melihat kasus Ibu Yuni… Jawaban
Studi Kasus 2: Menurut Saya, Pak Parjo seharusnya dapat…

Studi kasus 1:
Ibu Yuni adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para
orang tua. Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan
nilai UN. Murid-murid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi
lainnya, dan dalam keseharian proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh
dan tertib. Bahkan, ada yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap
antusias belajar meskipun jam kosong.
Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan. Ibu Yuni mulai
sering marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-
muridnya yang heterogen. Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Yuni
karena kondisi kelas yang susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak
kunjung paham terhadap materi pelajaran yang Ibu Yuni jelaskan. Seringkali, begitu
keluar dari kelas, raut muka Ibu Yuni merah padam dan kelelahan. Suatu hari, ada
laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang
Ibu Yuni menjadi bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp.
Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. Ibu Yuni juga berada di ruang
konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang
dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak
akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan tersebut tidak
dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-guru sekolah non

20
favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu Siti,
yang mengajar di sekolah non favorit.

Pertanyaan
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Yuni ini? Hubungkan dengan segala aspek yang
bisa didiskusikan dari materi modul ini.

Studi kasus 2:

Pak Parjo, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat, ramah,
dan menyayangi murid layaknya anak sendiri. Suatu ketika, Dinas Pendidikan
daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala Sekolah merekomendasi Pak
Parjo untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih
Pak Parjo untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu
antusias mendukung Pak Parjo mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya alat peraga
berbahan limbah yang Pak Parjo ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan
lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar biasa di mana nilai Uji
Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun, Pak Parjo justru merasa
sedih direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas
sekolah.

Pertanyaan

Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Parjo? Apabila Anda sebagai Kepala
Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?

21
Peran Fasilitator:
- Mengingatkan CGP melalui media komunikasi yang disepakati untuk
menjawab pertanyaan pemantik yang ada
- Mempelajari tugas CGP
- Memastikan CGP menjawab kedua studi kasus
- Mendorong CGP untuk berdiskusi di forum tertulis (studi kasus)
- Menilai respons CGP di jawaban kedua studi kasus dengan “rubrik
keaktifan diskusi (tertulis)”

22
Pembelajaran 3: Ruang Kolaborasi
Waktu: 4 JP (180 menit)
Tujuan Pembelajaran Khusus
- CGP dapat mengidentifikasi berbagai sumber daya di daerah untuk sekolahnya
dan strategi pemanfaatannya secara efektif

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, pada sesi pembelajaran 3 kali ini, kita akan masuk
pada Ruang Kolaborasi. Anda akan diajak untuk bekerja sama dengan peserta
lainnya dalam menyelesaikan tugas kelompok.

Penugasan Kelompok : Mengidentifikasi sumber daya

Forum Diskusi 1 (2 JP)

- Buatlah kelompok yang terdiri atas 3 - 4 anggota. Masing-masing kelompok


terdiri atas guru dengan jenjang yang berbeda namun berasal dari daerah yang
sama atau berdekatan. Tentukan daerah sesuai dengan kondisi lingkungan
masing-masing peserta CGP.
- Dari masing-masing sumber daya tersebut, setiap kelompok akan membuat
identifikasi aset/modal apa yang dimiliki oleh daerahnya.

Forum Diskusi 2 (2 JP)

- Setiap kelompok akan mempresentasikan hasil identifikasi aset/modal


- Setiap kelompok memberikan umpan balik terhadap presentasi kelompok lain.
- Umpan balik yang diberikan berdasarkan beberapa pertanyaan ini: hal paling
menarik yang ditemukan, hal yang paling ingin diketahui lebih lanjut lagi, dan
hal yang mungkin sangat tidak berhubungan dengan aset sumber yang sedang
kita diskusikan.
- Forum diskusi dilakukan menggunakan platform yang memungkinkan seluruh
peserta bertatap muka, misalnya menggunakan zoom atau google meet.

23
TAGIHAN

- Hasil pemetaan/identifikasi semua aset yang dimiliki daerahnya. Hasil


pemetaan/identifikasi bisa dalam bentuk poster, tabel, mind map, dan lain-lain.

MEDIA

a) Alokasi penyerahan tagihan digital melalui google drive.


b) Ruang digital di mana CGP bisa memberikan umpan balik dari video masing-
masing kelompok.

24
Rubrik Penilaian Pemetaan Sumber Daya: Presentasi 10 menit tentang
sumber daya

Indikator/ 4 3 2 1

Tingkatan Kolaborasi yang Mencapai Berkembang Perlu


sangat baik Sasaran Pembahasan

Batasan Sangat baik Baik dalam Masih tampak Waktu yang


Waktu dalam memperhatik belum teratur diberikan
memperhatikan an waktu dalam sepertinya
(Bobot:
batasan waktu dalam penyampaian tidak
15%)
yang diberikan penyajian dan dan terlihat digunakan
yaitu 5 menit memberikan melewati atau secara efektif,
dalam tanggapan kurang dari waktu yang
penyajian dan terhadap waktu yang diberikan
10 menit dalam kelompok diberikan. masih kurang
memberikan baru. atau sangat
tanggapan. melampaui
Terlihat sangat waktu yang
teratur dan diberikan.
tepat dalam
penghitungan
waktu.

25
Kualitas isi Kelompok Kelompok Pemaparan 4 Hanya
dari memaparkan memaparkan aset utama memaparkan
paparan secara lengkap 5-6 aset yang dimiliki kurang dari 4
presentasi 7 aset utama utama yang sekolah aset utama
yang dimiliki dimiliki dengan data yang dimiiki
(Bobot:
sekolah dengan sekolah dukungan sekolah
50%)
dukungan data dengan data yang masih dengan data
dan elaborasi dukungan kurang dukungan
yang baik yang cukup yang terbatas

Penyampai Penyampaian Penyampaian Penyampaian Penyampaian


an dan sangat akurat, sudah baik, masih belum masih belum
tanggapan tepat dan proyeksi terlihat utuh, utuh, bahkan
terhadap pemilihan kata suara sudah masih ada tidak tampak
penyajian dan artikulasi baik, kerja beberapa hal ada kesatuan
jelas. Kelompok kelompok yang belum pemikiran
(Bobot:
terlihat bekerja tampak, baik tampak antar anggota
35%)
bersama, semua dari penyajian kompak, kelompok,
memiliki maupun proyeksi masih tampak
pembagian tanggapan suara bisa keraguan baik
kerja yang sama yang diperbaiki pada saat
yang tampak diberikan untuk ke penyajian
dari penyajian kepada depannya, atau
maupun kelompok baik dari dari memberikan
tanggapan yang baru. segi penyajian tanggapan.
diberikan. maupun
tanggapan.

26
Tugas fasilitator:
1. Pada sesi Forum Diskusi 1, fasilitator akan membagi kelompok yang
terdiri dari 3 – 4 peserta dan meminta kelompok berdiskusi.
2. Pada sesi Forum Diskusi 2, setiap kelompok akan presentasi yang akan
diberikan komentar oleh kelompok lainnya.

27
Pembelajaran 4: Refleksi Terbimbing
Waktu: 2 JP (90 menit)
Pencapaian Pembelajaran Khusus

- CGP dapat mengidentifikasi cara pandang yang sebelumnya melihat dari sisi
masalah dan kekurangan sekolah dari semua sumber daya yang ada dengan
memandang dari sisi aset dan kekuatan yang dimiliki oleh sekolah.
- CGP mampu mengambil makna dari pengalaman belajar dan dapat melakukan
refleksi yang dipandu oleh fasilitator

Selamat datang kembali Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak pada modul ‘Pemimpin
Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’. Pada pembelajaran kali ini, Anda
masuk pada sesi Refleksi Terbimbing. Kegiatan pada pembelajaran ini meminta
Anda untuk merefleksikan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Untuk
mengawali refleksi, mari kita simak beberapa pertanyaan pemantik berikut ini

Pertanyaan Pemantik Untuk Refleksi, dituliskan di kolom LMS

- Apa yang menarik dari proses dan hasil pemetaan tentang sumber daya di
daerah untuk sekolah Anda?

- Apakah pola pikir yang Anda pikirkan sebelum mempelajari modul ini? Apakah
menggunakan pendekatan aset atau masalah?

- Jika ada perubahan? Sebutkan apa perbedaannya dan mengapa itu berubah?

28
- Apa yang perlu Anda lakukan jika Anda dapat terus berpikir dengan pendekatan
berbasis aset?

- Buatlah satu gambar/simbol/kata yang bisa menggambarkan apa yang Anda


rasakan saat ini terkait pembelajaran lalu diunggah ke dalam platform ini.
(insert picture atau tautan)

TAGIHAN

- Tulisan reflektif yang menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.


- Hasil karya berupa gambar/simbol/kata yang bisa mewakilkan tulisan reflektif
tersebut.

MEDIA

a. Alokasi penyerahan tagihan digital melalui google drive.

Peran Fasilitator:
1. Memastikan CGP memahami tugas yang diberikan
2. Mengecek kelengkapan tugas di tautan pengumpulan tugas
3. Mengingatkan CGP yang belum mengumpulkan tugas setelah batas
waktu pengumpulan
4. Mempelajari tugas CGP
5. Memberikan komentar terhadap tugas CGP

29
Pembelajaran 5: Demonstrasi Kontekstual
Waktu: 3 JP (135 menit)
Tujuan Pembelajaran Khusus

- CGP dapat menerapkan pemetaan aset yang dimiliki oleh sekolahnya melalui
penugasan mandiri.
- CGP menganalisis sejauh mana potensi kekuatan aset yang sekolahnya miliki
dibandingkan dengan semua sumber daya yang seharusnya dimiliki sesuai
dengan peraturan negara.

Setelah kita bersama-sama berproses, berlatih melihat, dan mengidentifikasi aset


serta kekuatan yang dimiliki oleh daerah bersama rekan lainnya, saatnya kita
melihat ke sekolah kita sendiri. Kekuatan dan aset apa yang kita miliki dari masing-
masing sumber daya yang ada.

Gunakan pertanyaan - pertanyaan di bawah ini untuk membantu mengidentifikasi


aset atau kekuatan yang dimiliki.

- Apa yang kami kuasai?


- Apa yang paling kami banggakan dari sekolah ini? Dari murid-murid kami?
- Apa yang membuat kami unik?
- Kekuatan apa yang kami miliki dan berharga untuk masyarakat/komunitas
sekitar?
- Apa yang telah sekolah lakukan dan miliki yang lebih baik dari orang lain?

TAGIHAN

- Hasil pemetaan tujuh kelompok aset – sumber daya yang dimiliki oleh sekolah.
Hasil pemetaan bisa dalam bentuk apapun sesuai dengan kreasi masing-masing
pesertanya.
- Hasil analisis berupa tulisan reflektif maksimal 500 kata.

Rubrik Penilaian Tugas Mandiri: Hasil pemetaan aset yang dimiliki

30
Indikator/ 4 3 2 1
Tingkatan Kolaboras Telah Berkembang Perlu
Penilaian yang sangat Mencapai Pembahasan
baik Sasaran Lanjut

Kualitas isi Hasil pemetaan Hasil dari Hasil Hasil


dari hasil aset yang pemetaan aset pemetaan aset pemetaan
pemetaan dimiliki oleh yang dimiliki yang dimiliki ketujuh aset
tujuh aset sekolah sekolah sekolah belum sekolah tidak
yang dimiliki menggambarka menggambark menggambark tergambar
sekolah n tujuh aset an tujuh aset an ketujuh jelas, Alur
(Bobot yang diminta. yang diminta. aset secara pemikiran
100%) Keseluruhan Keseluruhan jelas dan tidak
aset yang aset yang belum mencerminka
diminta diminta mulai sepenuhnya n pendekatan
dielaborasi berorientasi mencerminka asset based
dengan jelas pada n pendekatan thinking
sehingga pendekatan asset based
mencerminkan asset based thinking
pendekatan thinking.
asset based Secara umum
thinking. alur
Organisasi pendekatan
pengaturan dapat
kata serta dipahami.
pemikiran
terlihat teratur
dan sangat
mudah untuk
diikuti.

31
MEDIA

1. Alokasi penyerahan tagihan digital melalui platform.

Peran Fasilitator:
1. Fasilitator memastikan CGP melakukan tugasnya dengan tepat, dan akan
mengevaluasi hasil yang dibuat.
2. Memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan CGP selama
menyelesaikan tugas tersebut.

32
Pembelajaran 6: Elaborasi Pemahaman
Waktu: 2 JP (90 menit)

Tujuan Pembelajaran Khusus


CGP dapat mengelaborasi pemahamannya tentang strategi pengelolaan sumber
daya melalui proses tanya jawab dan diskusi menggunakan moda konferensi daring
dengan instruktur.

Penugasan mandiri

Pada pembelajaran ini, Anda dapat menonton video contoh proses pembelajaran
yang memanfaatkan kekuatan/aset yang murid miliki.

Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=dj6sTmiD1XM&t=1s

• Setelah menonton video tersebut, tuliskanlah hal-hal menarik yang Anda


temukan dari video tersebut yang berhubungan materi kita, yaitu pemimpin
pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya. Apa peran kita sebagai
pemimpin dalam video tersebut?
• Buatlah juga pertanyaan-pertanyaan lanjutan yang akan mengelaborasi
pemahaman Anda mengenai materi ini. Semua pertanyaan dapat dituliskan
dalam tautan google form berikut ini:

Anda diberikan waktu selama 90 menit untuk berdiskusi dengan instruktur pada
waktu yang akan ditentukan.

Sebelum forum diskusi, fasilitator akan menyortir dan menyeleksi pertanyaan-


pertanyaan yang diajukan sebagai panduan diskusi lalu diberikan kepada
instruktur.

Peran fasilitator:
- Menyeleksi dan mengelompokkan pertanyaan-pertanyaan yang memiliki
kesamaan.

33
Pembelajaran 7: Koneksi Antarmateri
Waktu: 2 JP (45 menit)
Tujuan Pembelajaran Khusus
- CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul-modul yang
didapatkan sebelumnya.
- CGP mampu membuat rencana perubahan secara rinci dengan menggunakan
format BAGJA.

Penugasan Mandiri:
a) Sintesis berbagai materi
Pada sesi pembelajaran kali ini, Anda diberikan tantangan untuk membuat
kesimpulan dan juga koneksi antara semua materi yang telah diberikan dalam
modul ini dengan materi lainnya selama mengikut proses Pelatihan Guru
Penggerak.
- Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin
Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa
mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar
sekolah.
- Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungannya pengelolaan sumber daya
yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih
berkualitas.
- Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan
materi lain yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti proses Pelatihan
Guru Penggerak.
- Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda
mengikuti pelatihan terkait modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah
di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
- Komunikasikan hasil kesimpulan Anda dengan cara apapun yang bisa Anda pilih
sendiri. Unggahlah bagan atau artikel ini dengan menekan tombol berikut.
[tombol]

34
b) Rancangan tindakan
Buatlah rencana kecil perubahan yang akan Anda lakukan pada diri Anda yang
berkaitan dengan materi dalam modul ini dan mengimplementasikan pendekatan
Pengembangan Komunitas Berbasis Aset.
Lakukan perubahan kecil yang berdampak dalam lingkup kelas Anda. Di sini Anda
akan berlatih membuat rangka perubahan dalam lingkup kelas Anda sendiri
sebelum masuk ke lingkup yang lebih besar, yaitu sekolah pada modul selanjutnya.
Rencanakan prakarsa yang bisa dipastikan akan Anda laksanakan, dengan jangka
waktu yang optimal bagi Anda, dan tentunya Anda dapat mengestimasi apa dampak
dari rencana ini bagi murid Anda.
Anda dapat mengingat kembali video yang disaksikan pada sesi Elaborasi
Pemahaman sebelumnya.
Gunakanlah format BAGJA atau 5 D (Define, Discovery, Dream, Design,
Destiny/Deliver) yang sudah dipelajari pada modul 1.3. Anda dapat mengunggah
rencana perubahan kecil ini pada tautan berikut ini.
Sebagai pengingat apa itu yang akan Anda gunakan, saksikan video tayangan
berikut ini.
video BAGJA Materi Modul 1.3

Sebagai persiapan melakukan Aksi Nyata tersebut, buatlah rancangan sederhana


dengan mengisi bagan berikut:

35
Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata
Judul Modul :
Nama Peserta :

Latar belakang Linimasa tindakan yang akan dilakukan


(Apa yang (BAGJA)
mendasari Anda Buat Pertanyaan:
membuat rancangan
Ambil Pelajaran:
tindakan ini?)
Gali Mimpi:
Jabarkan Rencana:
Tujuan Atur Eksekusi:
(Apa dampak pada
murid yang ingin
dilihat dari

Tolok Ukur Dukungan yang dibutuhkan


(Bukti apa yang (Apa saja bahan, alat, atau pihak yang Anda
dapat dijadikan butuhkan untuk menjalankan tindakan? Bagaimana
indikator bahwa

Peran Fasilitator:
1. Fasilitator memastikan CGP melakukan tugasnya dengan tepat, dan
akan mengevaluasi hasil yang dibuat.
2. Memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan CGP selama
menyelesaikan tugas tersebut.

36
Pembelajaran 8: Aksi Nyata
Waktu: 1 JP (45 menit)
Tujuan Pembelajaran Khusus
CGP mempraktikkan pengetahuan dan keterampilannya tentang pengelolaan
sumber daya yang memanfaatkan pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis
Aset.

Aksi Nyata
Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERRDEKA, Bapak/Ibu CGP akan
mendapat kesempatan untuk menjalankan rancangan yang sudah dibuat pada tahap
Koneksi Antarmateri. Anda memiliki durasi empat (4) minggu untuk menjalankan
rancangan tersebut. Selama menjalankan Aksi Nyata, dokumentasikanlah proses
yang terjadi, terutama pada tahapan-tahapan yang Anda anggap penting.
Dokumentasi dapat berupa foto atau video. Semua dokumentasi yang terkait dengan
pelaksanaan aksi nyata Anda akan menjadi bagian dari portofolio Paket Modul 3,
yang akan Anda kumpulkan di akhir pelaksanaan Paket Modul 3.

Sebagai informasi, untuk portfolio yang akan Anda buat nanti, Anda akan diminta
membuat sebuah artikel yang ditulis dengan gaya masing-masing CGP namun harus
mengandung keempat komponen dalam kerangka 4P (4F), yaitu:

Komponen Penjelasan

Peristiwa (facts) Deskripsi singkat untuk ketiga Aksi Nyata yang sudah
dilakukan, meliputi:
● latar belakang tentang situasi yang dihadapi
● yang dilakukan pada ketiga Aksi Nyata, berikut
alasan mengapa melakukan aksi tersebut
● hasil dari ketiga Aksi Nyata yang dilakukan
Setiap Aksi Nyata diceritakan dalam ±100 kata dan
dilengkapi 2-3 foto.

37
Perasaan (feelings) ● Perasaan ketika atau setelah menjalankan ketiga
Aksi Nyata

Pembelajaran ● Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan


(findings)
keseluruhan aksi (baik dari kegagalan maupun
keberhasilan)

Penerapan ke depan ● Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa


(future)
mendatang

Peran Fasilitator:
1. Fasilitator memastikan CGP melakukan tugasnya dengan tepat, dan akan
mengevaluasi perencanaan yang dibuat dengan implementasinya.
2. Melakukan pendampingan dan memonitor proses implementasi dari
rencana yang sudah dibuat.
3. Memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan selama menyelesaikan
tugas tersebut.

38
Surat Penutup
Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak,

Selamat, Anda baru saja menyelesaikan modul tentang ‘Pemimpin Pembelajaran


dalam Pengelolaan Sumber Daya’. Terima kasih atas antusiasme dan semangat
selama melakukan proses pembelajaran modul ini. Kami berharap apapun
pengetahuan dan keterampilan yang Anda dapatkan selama proses pembelajaran
kali ini dapat bermanfaat dalam pengelolaan sumber daya yang ada.

Pada pembelajaran Aksi Nyata, Anda diminta untuk melakukan dan menyelesaikan
rencana aksi yang sudah dirancang. Semoga Anda dapat menjalankan rencana Anda
dengan baik karena kegiatan ini berhubungan langsung dengan materi selanjutnya,
yaitu Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid.

Dalam rangkaian terakhir seluruh modul yang ada, kami yakin Anda sudah
menunjukkan jati diri Anda sebagai guru penggerak. Ayo terus bergerak, rangkul
semua elemen yang menjadi bagian dari ekosistem sekolah kita, manfaatkan,
fokuslah pada kekuatan aset yang kita miliki dengan kualitas pembelajaran murid-
murid kita.

Membuat dampak yang lebih baik untuk murid kita, maka kitapun sedang membuat
dampak bagi masa depan Indonesia. Teruslah bergerak, terima kasih sudah menjadi
bagian penting bagi masa depan Indonesia. Mohon maaf dari kami para penulis
modul apabila ada kekurangan dan kesalahan yang tidak kami sengaja selama
proses penulisan maupun kegiatan dalam modul ini

Salam,

Tim Penulis Modul

39
Daftar Pustaka
Cunningham, G. et.all. (2012). Mobilizing Assets for Community-Driven
Development. Participant Manual. Coady International Institute.

Green, G.P., & Haines, A. (2002). Asset Building and Community. Development. Sage
Publications International Educational and Professional.

Green, G.P., & Haines, A. (2010). Mobilizing Communities: Asset Building as a


Community Development Strategy. Philadelphia: Temple University Press.

Kretzmann, J. P. (2010). Asset-based strategies for building resilient communities.


In J. W. Reich, A. Zautra & J. S. Hall (Eds.), Handbook of adult resilience. New
York: Guilford Press.

40
Biodata Penulis
Nama Lengkap : Dr. Siti Suharsih, S.S., M.Pd
Pendidikan :
- Sarjana Sastra dan Bahasa Inggris dari Universitas Diponegoro Semarang
- Magister Pendidikan Bahasa dari Universitas Negeri Jakarta
- Doktor Ilmu Linguistik di Universitas Indonesia dengan konsentrasi kajian
pemertahanan bahasa
Pekerjaan :
- 2002- sekarang : Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP-UNTIRTA
- 2018-sekarang : Instruktur PPG Bahasa Inggris
- 2018-2020 : Koordinator Site Access Microshcolarship Program
(beasiswa untuk siswa/i SMA yang bekerja sama dengan RELO-US Embassy,
IIEF dan Pusba Untirta) untuk wilayah Banten

Publikasi
Buku:
Literasi dalam Keterampilan Menulis. Kumpulan Gagasan Pendidikan
Menjadi Prioritas. Penerbit Terakata, 2015
Prosiding:
- The Effective Media for Teaching english for EYL
- Promoting Simplified Short Story to Build Students’ Interest in The Prose
Class
- Language Maintanance and Shift: How Javanese Preserved and Shifted in
Industrial Area (Case Study in Nikomas Company)
Penelitian
- Pemertahanan Bahasa Jawa Dialek Banten di Provinsi Banten
- Dictogloss: Enhancing students’ creativity and Listening Comprehension
- Pengembangan Keterampilan Membaca dan Menulis Bahasa Inggris Melalui
Implementasi Reading to Learn Program Bagi Siswa di Tiga Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di Kota Serang, Provinsi Banten, tahun 2012.

41
- Pemantauan Penggunaan Bahasa Indonesia di Media Luar Ruang.
Kerjasama dengan Kantor Bahasa Provinsi Banten
- Pilihan dan Penggunaan Bahasa di Kalangan Mahasiswa (Studi Kasus pada
Mahasiswa UNTIRTA dan IAIN), tahun 2015

Akun yang dapat dihubungi:


alamat surel archie.cerah@gmail.com;
facebook: archie

Aktivitas/hobi di waktu : menyanyi, travelling

Nama Lengkap: Yuni Widiastuti, S.Si, M.Psi.T

Pendidikan:

- Sarjana Biologi, FMIPA Universiatas Indonesia


- Magister Psikologi Terapan Anak Usia Dini, Universitas Indonesia

Pekerjaan

- Penggagas Rumah Main STrEAM, Komunitas Ibu Main STrEAM, dan


Komunitas Guru Main STrEAM
- Konsultan Pendidikan dan pelatih guru untuk kurikulum, pedagogis,
dan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics)

Sosial Media:

Surel: youknee@gmail.com
IG: @rumahmainstream
Website: www.rumahmainstream.org

42
43

Anda mungkin juga menyukai