Anda di halaman 1dari 11

TEKS NEGOSIASI

Oleh : Dewi Sartika Jambak

1. Pengertian Teks Negosiasi


Kosasih (2014) mengungkapkan bahwa teks negosiasi adalah teks yang digunakan
untuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang
mempunyai kepentingan berbeda.Senada dengan pendapat Kosasih, Tim Kemdikbud (2014 :
121) menguraikan bahwa negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk
mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan
kepentingan. Pihak-pihak tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan cara yang
baik tanpa merugikan salah satu pihak.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa teks negosiasi adalah
teks yang digunakan untuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di
antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan berbeda.

Contoh Teks Negosiasi

Negosiasi Warga dengan Investor

Sudah tiga tahun lebih warga Susun Sejahtera berjuang untuk menyelamatkan sumber
mata air yang terletak di desanya. Perjuangan panjang tersebut bermula ketika sebuah
perusahaan properti mulai membangun hotel di kawasan sumber mata air tersebut. Sumber
air “Panguripan” menjadi tumpuan hidup tidak hanya bagi enam ribu warga Desa Sejahtera,
tetapi juga bagi puluhan ribu warga desa sekitarnya. Sumber Panguripan menjadi penyedia
air bersih untuk dikonsumsi sekaligus untuk memenuhi pengairan sawah bagi puluhan hektar
sawah. Bila pembangunan hotel itu diteruskan, sumber Panguripan akan mati. Meskipun
beberapa kali didemo warga, pihak pengembang tetap bersikukuh melanjutkan
pembangunannya. Akhirnya, Pak Lurah membentuk tim yang akan mewakili warga untuk
menuntut pengembang hotel PT Mulya Jaya, menghentikan pembangunan hotel tersebut. Tim
Penyelamat Panguripan diterima Direktur PT Mulya Jaya, Edy, di ruangannya.

1. Edy : Silakan duduk Bapak dan Ibu. Selamat pagi. Boleh saya tahu bapak
dan ibu ini berasal darimana?
2. Kepala Desa : Saya Arifin, Pak. Kepala Desa Sejahtera. Ini Bu Suci, sekretaris
desa,dan satu lagi Pak Rahmat, salah satu tokoh masyarakat yang
ditunjuk mewakili warga desa kami.
3. Edy : Terima kasih atas kedatangan Bapak dan Ibu ke kantor saya. Dengan
senang hati, sebagai direktur saya akan mendengarkan aspirasi warga
demi kebaikan bersama.
4. Edy : Begini Bapak dan Ibu. Dalam pertemuan dengan warga desa
beberapa waktu lalu, bukankah sudah disepakati bahwa pihak
investor akan tetap melanjutkan pembangunan hotel dan berjanji
akan tetap menjaga kelestarian sumber air Gemulo. Jadi, ada masalah
apalagi?
5. Warga I : Bagaimana mungkin kelestarian sumber airnya dapat dijaga,
Pak? Pembangunan hotel tepat di atas mata air tersebut pasti akan
mematikan mata airnya. Awalnya, karena pembangunan hotel tersebut
akan menuntut ditebangnya pepohonan di sana, maka daerahresapan
air akan berkurang. Hal ini mengancam kelestarian mata air kami.
6. Warga II : Sekali lagi saya tegaskan, Pak. Kami tidak akan pernah
menyetujui pembangunan hotel atau apa pun di atas sumber mata air,
sumber penghidupan kami itu!
7. Kepala Desa : Sabar dulu, Pak Rahmat. (Sambil memegang pundak Pak rahmat).
Benar Pak kami belum pernah menyetujui dan tidak akan pernah
menyetujui kesepakatan itu, Pak. Bagi kami, sumber mata air
Panguripan adalah gantungan kehidupan kami. Tak hanya untuk
makan dan minum, sawah kami juga membutuhkan air.
8. Warga II : Kami selamanya akan terus menolak pembangunan hotel tersebut!
Bahkan kami akan bertindak lebih keras bila tuntutan kami tidak
segera dipenuhi!
9. Edy : Bapak dan Ibu jangan khawatir. Sebenarnya, Wali Kota sudah
mengeluarkan surat perintah penghentian pembangunan hotel.
10. Warga I : Kalau begitu tunggu apalagi?
11. Edy : Masalahnya, saya masih mencari lahan pengganti. Bagaimana pun
saya tidak mau kehilangan kesempatan bisnis di kota ini.
12. Kepala desa : Bila benar demikian, sebagai kepala desa saya akan membantu Bapak
menemukan lahan baru yang tidak terlalu jauh dari sumber Panguripan.
13. Edy : Kalau memang Pak Lurah bisa mengusahakannya, saya akan sangat
berterima kasih. Hari ini juga saya akan memerintahkan anak buah
saya menghentikan pembangunan hotelnya.
14. Kepala desa : Terima kasih atas kerja sama ini.
15. Edy : Saya juga berterima kasih karena Pak Lurah berhasil
menghentikan demo warga. Terima kasih, Pak.
(Diakses dari Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2018)

2. Unsur-unsur Pembangun dalam Teks Negosiasi


Ada beberapa unsur pembangun teks negosiasi, yaitu:
1) Adanya Partisipan, biasanya pihak yang menyampaikan pengajuan dan pihak yang
menawar. Pada beberapa negosiasi untuk memecahkan konflik atau pertikaian, ada
partisipan ketiga yang berperan sebagai perantara, penengah, atau pemandu.
2) Adanya perbedaan kepentingan dari kedua belah pihak.
3) Ada pengajuan dan penawaran.
4) Ada kesepakatan sebagai hasil negosiasi. Ketika tidak tercapai kesepakatan berarti
tidak terjadi negosiasi.

Berdasarkan contoh teks negosiasi di atas, berikut ini merupakan jabaran dari unsur teks
negosiasi:
1) Adanya Partisipan
Adanya pihak pengaju dan penawar di dalam teks tersebut. Yaitu, antara warga dan
kepala desa dengan Edy selaku direktur PT Mulya Jaya.
2) Adanya Perbedaan Kepentingan Kedua Belah Pihak
Warga ingin menghentikan pembangunan hotel di Desa Sejahtera, sementara PT
Mulya Jaya ingin melanjutkan pembangunan hotel di Desa tersebut.
3) Adanya Pengajuan dan Penawaran
Warga dan pihak PT Mulya Jaya melakukan pengajuan dan penawaran.
Pengajuan:
Penghentian pembangunan hotel di atas sumber air.
Penawaran:
Menghentikan proyek. Tetapi mencari lokasi baru.

Hal itu dibuktikan dengan kutipan dialog di bawah ini :


Edy : “Begini Bapak dan Ibu. Dalam
pertemuan dengan warga desa
beberapa waktu lalu, bukankah sudah
disepakati bahwa pihak investor akan
tetap melanjutkan pembangunan hotel Pengajuan
dan berjanji akan tetap menjaga
kelestarian sumber air Panguripan.
Jadi, ada masalah apa lagi?”

Warga I : “Bagaimana mungkin


kelestarian sumber airnya dapat
dijaga, Pak? Pembangunan hotel tepat
di atas mata air tersebut pasti akan
mematikan mata airnya. Awalnya,
karena pembangunan hotel tersebut
akan menuntut ditebangnya
pepohonan di sana, maka daerah
resapan air akan berkurang. Hal ini
mengancam kelestarian mata air
kami.”
Warga II : “Sekali lagi saya tegaskan,
Penawaran
Pak. Kami tidak akan pernah
menyetujui pembangunan hotel atau
apa pun di atas sumber mata air,
sumber penghidupan kami itu!”
Kepala Desa : “Sabar dulu, Pak
Rahmat. (Sambil memegang pundak
Pak rahmat). Benar Pak kami belum
pernah menyetujui dan tidak akan
pernah menyetujui kesepakatan itu,
Pak. Bagi kami, sumber mata air
Panguripan adalah gantungan
kehidupan kami. Tak hanya untuk
makan dan minum, sawah kami juga
membutuhkan air.”
Warga II : “Kami selamanya akan
terus menolak pembangunan hotel
tersebut! Bahkan kami akan bertindak
lebih keras bila tuntutan kami tidak
segera dipenuhi!“

Edy : “Bapak dan Ibu jangan


khawatir. Sebenarnya, Wali Kota
sudah mengeluarkan surat perintah Pengajuan
penghentian pembangunan hotel.”

Warga I : “Kalau begitu tunggu


apalagi?” Penawaran

Edy : “Masalahnya, saya masih


mencari lahan pengganti. Bagaimana
pun saya tidak mau kehilangan Pengajuan
kesempatan bisnis di kota ini.”

Kepala desa : “Bila benar demikian,


sebagai kepala desa, saya akan
membantu Bapak menemukan lahan
Penawaran
baru yang tidak terlalu jauh dari
sumber Panguripan.”

4) Adanya Kesepakatan
Teks diakhiri dengan kesepakatan antara warga dengan PT Mulya Jaya. Yaitu, Kepala
desa berjanjji akan membantu mencarikan lahan lain untuk membangun hotel. Hal itu
dibuktikan dengan kutipan dialog di bawah ini :
Edy : “Kalau memang Pak Lurah bisa
mengusahakannya, saya akan sangat
berterima kasih. Hari ini juga saya
akan memerintahkan anak buah saya
menghentikan pembangunan
hotelnya.”
Persetujuan
Kepala desa : “Terima kasih atas kerja
sama ini. “
Edy : “Saya juga berterima kasih
karena Pak Lurah berhasil
menghentikan demo warga.”
“Terima kasih, Pak.”

3. Struktur Teks Negosiasi


Berikut ini struktur teks eksposisi yang perlu diperhatikan:
1) Pembukaan
Berisi pengenalan isu atau sesuatu yang dianggap masalah oleh salah satu pihak.
2) Pengajuan
Pada tahap ini Negosiator 1 menyampaikan maksudnya kepada negosiator 2 untuk
bernegosiasi.
3) Penawaran
Pada tahap ini terjadi tawar menawar antara negosiator 1 maupun negosiator 2
mengemukakan argumentasi ataupun fakta untuk memperkuat maksudnya.
4) Persetujuan
Pada tahap ini terjadi persetujuan ataupun kesepakatan bersama antara negosiator 1
dengan negosiator 2.
5) Penutup
Pada tahap ini, salah seorang negosiator akan mengucapkan salam penutup dan terima
kasih.
Berdasarkan contoh teks negosiasi di atas, berikut ini merupakan jabaran dari struktur
teks negosiasi:
1) Pembukaan :
Sudah tiga tahun lebih warga Susun Sejahtera berjuang untuk menyelamatkan sumber
mata air yang terletak di desanya. Perjuangan panjang tersebut bermula ketika sebuah
perusahaan properti mulai membangun hotel di kawasan sumber mata air tersebut. Sumber
air “Panguripan” menjadi tumpuan hidup tidak hanya bagi enam ribu warga Desa Sejahtera,
tetapi juga bagi puluhan ribu warga desa sekitarnya. Sumber Panguripan menjadi penyedia
air bersih untuk dikonsumsi sekaligus untuk memenuhi pengairan sawah bagi puluhan hektar
sawah. Bila pembangunan hotel itu diteruskan, sumber Panguripan akan mati. Meskipun
beberapa kali didemo warga, pihak pengembang tetap bersikukuh melanjutkan
pembangunannya. Akhirnya, Pak Lurah membentuk tim yang akan mewakili warga untuk
menuntut pengembang hotel PT Mulya Jaya, menghentikan pembangunan hotel tersebut. Tim
Penyelamat Panguripan diterima Direktur PT Mulya Jaya, Edy, di ruangannya.

Edy : Silakan duduk Bapak dan Ibu. Selamat pagi. Boleh saya tahu bapak
dan ibu ini berasal darimana?
Kepala Desa : Saya Arifin, Pak. Kepala Desa Sejahtera. Ini Bu Suci, sekretaris
desa,dan satu lagi Pak Rahmat, salah satu tokoh masyarakat yang
ditunjuk mewakili warga desa kami.
Edy : Terima kasih atas kedatangan Bapak dan Ibu ke kantor saya. Dengan
senang hati, sebagai direktur saya akan mendengarkan aspirasi warga
demi kebaikan bersama.

2) Pengajuan
Edy : Begini Bapak dan Ibu. Dalam pertemuan dengan warga desa
beberapa waktu lalu, bukankah sudah disepakati bahwa pihak
investor akan tetap melanjutkan pembangunan hotel dan berjanji
akan tetap menjaga kelestarian sumber air Gemulo. Jadi, ada masalah
apalagi?
Edy : Bapak dan Ibu jangan khawatir. Sebenarnya, Wali Kota sudah
mengeluarkan surat perintah penghentian pembangunan hotel.
Edy : “Masalahnya, saya masih mencari lahan pengganti. Bagaimana pun
saya tidak mau kehilangan kesempatan bisnis di kota ini.”
3) Penawaran
Warga I : Bagaimana mungkin kelestarian sumber airnya dapat dijaga,
Pak? Pembangunan hotel tepat di atas mata air tersebut pasti akan
mematikan mata airnya. Awalnya, karena pembangunan hotel tersebut
akan menuntut ditebangnya pepohonan di sana, maka daerahresapan
air akan berkurang. Hal ini mengancam kelestarian mata air kami.
Warga II : Sekali lagi saya tegaskan, Pak. Kami tidak akan pernah
menyetujui pembangunan hotel atau apa pun di atas sumber mata air,
sumber penghidupan kami itu!
Kepala Desa : Sabar dulu, Pak Rahmat. (Sambil memegang pundak Pak rahmat).
Benar Pak kami belum pernah menyetujui dan tidak akan pernah
menyetujui kesepakatan itu, Pak. Bagi kami, sumber mata air
Panguripan adalah gantungan kehidupan kami. Tak hanya untuk
makan dan minum, sawah kami juga membutuhkan air.
Warga II : Kami selamanya akan terus menolak pembangunan hotel tersebut!
Bahkan kami akan bertindak lebih keras bila tuntutan kami tidak
segera dipenuhi!
Warga I : Kalau begitu tunggu apalagi?
Kepala desa : Bila benar demikian, sebagai kepala desa saya akan membantu Bapak
menemukan lahan baru yang tidak terlalu jauh dari sumber Panguripan.

4) Persetujuan
Edy : Kalau memang Pak Lurah bisa mengusahakannya, saya akan sangat
berterima kasih. Hari ini juga saya akan memerintahkan anak buah
saya menghentikan pembangunan hotelnya.

5) Penutup
Kepala desa : Terima kasih atas kerja sama ini.
Edy : Saya juga berterima kasih karena Pak Lurah berhasil menghentikan
demo warga. Terima kasih, Pak.
4. Cara Menyampaikan Pengajuan dan Penawaran
Baik negosiator 1 maupun negosiator 2 dalam menyampaikan pengajuan maupun
penawaran bersikap sopan, tidak menekan pihak lain, serta disertai dengan alasan. Dalam
negosiasi, menyampaikan alasan merupakan cara halus untuk membujuk pihak lain.
Berdasarkan contoh teks negosiasi di atas, ditunjukkan bahwa masing-masing pihak
bersikap sopan, tidak menekan pihak lain serta memiliki argumen-argumen dalam
menyampaikan pengajuan dan penawaran masing-masing. Hal itu yang membuat timbul
kesepakatan antara kedua belah pihak yang memiliki kepentingan berbeda.

5. Syarat Tercapainya Persetujuan (Kesepakatan)


Dalam mencapai kesepakatan, selain menerima alasan yang
disampaikan pihak yang menyajikan pengajuan, penawar biasanya juga mengajukan tuntutan.
Ketika pengajuan dan penawaran mencapai titik temu, terjadilah kesepakatan. Artinya, ada
pengajuan dan penawaran di dalamnya.

6. Faktor Penentu Keberhasilan Teks Negosiasi


1) Kesediaan semua untuk berkompromi dengan pihak lain.
2) Tidak ada pihak yang dirugikan.
3) Kesepakatan yang dicapai bersifat praktis, dapat dilakukan.
4) Alasan yang disertakan mampu memengaruhi pihak lain.

7. Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi


Kaidah adalah aturan ataupun kelaziman.Dalam bernegosiasi terdapat

aturanberbahasa yang harus digunakan. Kosasih (2016 : 93) mengemukakan

kaidahkebahasaan teks negosiasi ditandai oleh hal-hal berikut:

a. keberadaan kalimat berita, tanya, dan perintah hampir berimbang. Hal tersebut

terkait dengan bentuk negosiasi yang berupa percakapan sehari-harisehingga

ketiga jenis kalimat tersebut mungkin muncul secara bergantian.

b. menggunakan kalimat yang menyatakan keinginan atau harapan seperti

minta,harap, mudah-mudahan.
c. menggunakan kalimat bersyarat, yakni kalimat yang dintai dengan kata-

katajika, bila, kalau, seandainya, apabila.

d. menggunakan konjungsi penyebaban (kausalitas), seperti karena, sebab,

olehkarena itu, sehingga, akibatnya.

8. Pola Penyajian Teks Negosiasi


1) Berbentuk Dialog
Pola penyajian ini diwujudkan dalam bentuk dialog menggunakan kalimat langsung.
Artinya, dari dialog tersebut membentuk struktur teks negosiasi hingga mendapat
kesepakatan anatara kedua belah pihak.\
2) Berbentuk gabungan antara narasi dan dialog
Pola penyajian ini diawali dengan narasi mengenai inti cerita atau permasalahan yang
terjadi, kemudian diikuti dengan dialog-dialog yang berisikan negosiasi antara kedua
belah pihak.

9. Menyusun Teks Negosiasi


Berikut akan disajikan beberapa langkah yang perlu kamu lakukan untuk menyusun
teks negosiasi:
1) Menentukan Tujuan
Suatu proses negosiasi dilakukan karena ingin mencapai tujuan tertentu.
Karena itu, hal pertama yang harus kamu tentukan adalah tujuan negosiasi.
2) Menentukan Pihak Yang Berkaitan
Menentukan siapa saja yang terlibat dalam negosiasi yang akan dibuat. Misal
pembeli dan penjual di pasar, nasabah dan karyawan bank, dan lain
sebagainya.
3) Menentukan Konflik
Konflik di sini berupa permasalahan atau perdebatan yang muncul saat proses
negosiasi sedang berlangsung.
4) Menentukan Solusi dan Penawaran
Setelah menentukan konflik, yang perlu kamu tentukan selanjutnya adalah
jalan keluar / solusi untuk negosiasi tersebut.
5) Menenttukan model kesepakatan
Menentukan model kesepakatan / hasil akhir negosiasi. Misalnya negosiasi
berakhir dengan kesepakatan harga dan terjadi transaksi jual beli.

Anda mungkin juga menyukai