PMIA/PIIS
TEKS NEGOSIASI
Kompetensi Dasar :
3.6 Mengevaluasi pengajuan, penawaran, dan
persetujuan dalam teks negosiasi lisan maupun
tertulis.
4.6 Menyampaikan pengajuan, penawaran,
persetujuan, dan penutup dalam teks negosiasi secara
lisan atau tulis.
Kegiatan negosiasi selalu ada dalam aktivitas kita sehari-hari, baik disadari maupun
tidak. Kegiatan negosiasi dilakukan untuk menyelesaikan sesuatu konflik atau memenuhi
keinginan. Kegiatan negosiasi dapat dilakukan oleh siapapun dan di manapun, misalnya di
rumah, di kantor, di pasar, dan sebagainya.
Dapatkah Anda mengingat aktivitas negosiasi yang pernah dilakukan?
..........
........
Dari contoh negosiasi tersebut, mari kita simpulkan bersama, pengertian teks negosiasi.
Untuk mengetahui apakah sebuah teks termasuk teks negosiasi atau bukan, harus memenuhi
syarat terjadinya sebuah negosiasi. Perhatikan dua teks berikut ini untuk mengetahui teks
yang termasuk negosiasi.
Teks 1
Pinjaman dari Bank
Pengusaha : “Selamat siang”
Pihak Bank : “Selamat siang, ada yang dapat saya bantu?”
Pengusaha : “Iya mba, saya ingin bertemu dengan kepala dibagian kredit, ada mba?”
Pihak Bank : “Oh, ada, Pak. Mari saya antar menuju kepala bagian kredit kita.”
Pengusaha : “Jadi, begini, Pak. Saya berniat akan mengembangkan usaha saya. Maka,
dengan itu saya akan mengajukan sebuah kredit.”
Pihak Bank : “Berapa besar jumlah uang yang dibutuhkan agar usaha yang bapak ingin
kembangkan untuk itu?”
Pengusaha : “Saya butuh uang sebesar 300 juta. Bisakah saya mendapatkan pinjaman atas
jumlah sebesar tersebut?”
Pihak Bank : “Maaf, sebelumnya, Pak. Akan tetapi, sepertinya jumlah pinjaman bapak
begitu besar. Bagaimana jika pihak bank ini memberikan sebesar 200 juta?”
Pengusaha : “Apakah tidak dapat lebih dari itu, Pak? Saya merupakan nasabah lama di
bank ini, Pak.”
Pihak Bank : “Baiklah, bagaimana jika Bapak saya beri 220 juta?”
Pengusaha : “Tolong dilebihkan lagi, Pak. Saya begitu membutuhkan lebih banyak uang
untuk mengembangkan usaha saya tersebut.”
Pihak Bank : “Baiklah, maksimal bank hanya dapat memberi pinjaman sebesar 250 juta
saja.”
Pengusaha : “Nah, baik, Pak. Kapankah cair uangnya tersebut sehingga saya dapat segera
mengambilnya?”
Teks 2
Study Tour
Wali Kelas : “Arya, bagaimana rencana study tour kita ke Samosir? Apakah semua
temanmu sudah setuju?”
Ketua Kelas : “Saya sudah berbicara dengan teman-teman, Bu. Hanya, ada usulan study
tour-nya ke Pulau Seribu saja, Bu.”
Wali Kelas : “Wah, kok bisa begitu?”
Ketua Kelas : “Kalau ke Samosir, sekolah kita sudah sangat sering berkunjung ke sana, Bu.
Sedangkan, kalau ke Pulau Seribu belum pernah sama sekali.”
Wali Kelas : “Tetapi, ibu sudah membicarakan rencana ini ke bapak kepala sekolah dan
beliau sudah terlanjur menyetujuinya.”
Ketua Kelas : “Iya, Bu. Tetapi, sepertinya teman-teman saya yang tidak ikut jika study tour
tersebut dilaksanakan di Samosir.”
Wali Kelas : “Aduh, jadi bagaimana, ya? Padahal, ibu sudah mempersiapkan semuanya
dengan matang.”
Ketua Kelas : “Begini saja, Bu, saya dan teman-teman saja akan menghadap ke kepala
sekolah dan menjelaskan rencana ini.”
Wali Kelas : “Baiklah kalau begitu, secepatnya kamu bicarakan dengan beliau, ya. Lalu,
laporkan ke ibu hasilnya”.
Ketua Kelas : “Baik, Bu.”
Berdasarkan teks tersebut, bandingkanlah kedua teks tersebut dengan mengisi kolom berikut
ini!
Sebuah teks terdiri dari beberapa bagian yang membentuknya. Bagian ini disebut struktur.
Berikut adalah struktur teks negosiasi.
Orientasi
Pengajuan
Teks Negosiasi
Penawaran
Kesepakatan
Dapatkah Anda menentukan struktur dalam teks tersebut dengan mengisi kolom
disampingnya?
Saat ini kita akan mengevaluasi struktur teks negosiasi. Perhatikan kembali teks negosiasi di
atas. Lalu, jawabalah pertanyaan berikut ini.
Agar negosiasi dapat berhasil, ada faktor-faktor yang dapat menentukan. Berikut dijelaskan
faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan. Dapatkah Anda menjelaskan bukti dalam teks
faktor keberhasilan dalam teks tersebut?
2. Alasan meyakinkan
(persuasif)
3. Tidak memaksa
4. Menerima perbedaan
pendapat
5. Kesantunan
6. Menggunakan kalimat
pragmatik
Kalimat baku
Huruf kapital
Kebahasaan
teks negosiasi
Kalimat
langsung
A. Huruf Kapital
No Kategori Contoh
.
1. Huruf pertama awal kalimat Dia membaca buku.
2. Huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Dewi Sartika
Dewa Pedang
3. Huruf pertama awal kalimat dalam petikan langsung Adik bertanya, “Kapan kita
pulang?”
B. Kalimat Baku
Syarat :
1. Tidak PHK
a. Pleonasme : pemakaian kata yang berlebihan
Cth. Data semua siswa seluruhnya di analisis.
Seharusnya : Data semua siswa di analisis.
b. Hiperkorek : pembetulan secara berlebihan
Cth. Seluruh siswa sudah diterima dengan syah. (sah)
c. Kontaminasi : Kerancuan kalimat karena ada penggabungan
kata/frasa yang salah.
Cth. sering kali : salah
berkali-kali : benar
berkali-kali : benar
2. Taat PUEBI
3. Minimal S-P
4. Logis
Cth. "Hati-hati banyak kecelakaan"
5. Memenuhi kesejajaran
Cth. Ayah menolong seorang anak dengan dituntunnya ke pinggir lapangan.
Seharusnya : Ayah menolong seorang anak dengan menuntunnya ke pinggir
lapangan.
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung merupakan sebuah kalimat yang kutipannya langsung dari pembicaraan
seseorang yang sama persis seperti apa yang dibicarakan/dikatakannya tanpa melalui
perantara.
Ciri-ciri :
1. Bagian kalimat diapit dengan tanda petik dua
2. Ketika mengakhiri kalimat petikan diberi tanda petik penutup setelah tanda baca
3. Kalimat pengiring harus diakhiri tanda koma
4. Huruf awal kalimat pada petikan harus menggunakan huruf kapital
Contoh :
1. Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
2. “Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
3. “Besok pagi,” kata dia, “mereka akan berangkat.”
Contoh :
1. Adik bertanya tentang kapan kepulangan kami.
2. Dia mengatakan bahwa mereka berhasil meraih medali emas.
3. Dia mengatakan bahwa mereka akan berangkat besok pagi.
Selamat
Berkerja!