Anda di halaman 1dari 16

KONFLIK PENOLAKAN PEMBANGUNAN PASAR MODERN DI TANAH DESA

SARIROGO SIDOARJO
Rendi Putra Itaqullah Rendy Puji Pratama Reno Nendian Isa Sriyanto
19040284036 19040284043 19040284040
Menu
Latar Belakang Rumusan Masalah

Pembahasan Masalah 1 Pembahasan Masalah 2

Kesimpulan Saran
Latar Belakang
Latar Belakang

Pada saat ini, hukum tanah seringkali dianggap remeh oleh banyak orang.
Padahal ancaman di dalam hukum pertanahan ini tidaklah ringan. Banyak
sekali perusahaan yang dengan seenaknya membangun sebuah proyek di
tanah yang luas tanpa perijinan pemilik tanah. Hingga hal tersebut memicu
konflik antara pemegang proyek dengan masyarakat pedesaan. Seperti
contohnya pada kasus di Desa Sarirogo, Sidoarjo, Jawa Timur. Di desa
tersebut, terjadi konflik antara masyarakat desa dengan proyek
pembangunan pasar modern.
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah

1. Bagaimana awal mula permasalahan tanah di desa sarirogo?


2. Bagaimana respon kedua pihak terhadap konflik ini?
Pembahsan Masalah 1
Pembahasan Masalah 1

Pada tahun 2017 terjadi permasalahan di Desa Sarirogo, dimana tanah


khas desa yang sudah menjadi tumpuan untuk warga mencari
penghasilan sebagai petani akan dialihkan dengan dibangunnya pasar
modern. Tanah dengan seluas 9 hektare tersebut akan didirikan pasar
modern, dengan sistem BOT, selama 20 tahun dengan nilai kontrak Rp
20 miliar. Selain ada pasar modern, pasar grosir dan ruko, rencananya
juga bakal dilengkapi mal.
Pembahsan Masalah 2
Pembahasan Masalah 2

Rencana pembangunan pasar modern di Sidoarjo ini banyak menimbulkan pro dan
kontra, banyak warga yang menolak dengan adanya rencana tersebut. Warga yang
menolak tersebut juga menuntut transparasi bagi hasil yang akan didapat kas desa dari
sistem sewa lahan pembangunan pasar modern itu. Menurut Kades Desa Sarirogo
pembangunan pasar modern ini nantinya banyak lapangan pekerjaan di sini yang
pastinya warga Desa Sarirogo akan diutamakan kerja di pasar modern itu. Penolakan
oleh warga ini akhirnya berujung dengan adanya unjuk rasa yang terjadi selama
beberapa minggu.
Kesimpulan
Kesimpulan
Konflik di Desa Sarirogo ini terjadi karena Kepala Desa Sarirogo yang ingin
mengadakan pembangunan pasar modern di tanah milik desa namun tidak melalui
perundingan dengan masyarakat desa itu sendiri. Kepala Desa justru langsung
menyetujui adanya pembangunan sehingga memicu protes dari warga setempat
hingga terjadi unjuk rasa di depan gedung DPRD Sidoarjo. Tanah yang awalnya
digunakan untuk masyarakat desa sebagai tumpuan untuk mencari penghasilan
rencananya diubah menjadi pasar modern dan ada rencana pembangunan sebuah
mal. Meskipun hal tersebut dapat meningkatkan pembangunan di Desa Sarirogo,
tetapi pasar modern dan mal yang sejenis sebenarnya sudah banyak berdiri di
tengah kota sehingga masyarakat merasa tidak perlu diadakan pembangunan
tersebut. Pada akhirnya pembangunan ini masih berlanjut dikarenakan seluruh
tahapan perizinan dan persyaratan lainnya sudah sesuai dengan prosedur.
Saran
Saran

Dalam konflik ini, penulis menyarankan agar perijinan terhadap pembangunan dapat
dilakukan melalui perundingan dengan tanah pemilik desa dan pemerintah
setempat. Kepala Desa seharusnya bisa memfilter dan membaca keadaan lingkungan
sekitar apa saja pembangunan yang perlu dilakukan. Pihak investor tidak semestinya
menanamkan modal pada tanah yang bermasalah karena hanya akan merugikan
berbagai pihak dan justru kekecewaan tak berujung yang didapatkan. Permasalahan
ini dapat dihindari manakala Kepala Desa melakukan musyawarah dengan pihak
masyarakat setempat sehingga pembangunan ini diharapkan menjadi sebuah
langkah awal untuk peningkatan infrastruktur desa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai