Anda di halaman 1dari 26

Bab 1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Pada kondisi saat ini jumlah penduduk Jawa Barat yang tercatat dalam data BPS
sebanyak 48 juta jiwa atau 18.34% dari total populasi di Indonesia dan merupakan
yang terbesar. berdasarkan survey media tribunnews.com yang diterbitkan tanggal
16 Oktober 2016 jumlah penduduk yang belum memiliki rumah di Provinsi Jawa
Barat sebesar 1 juta jiwa. Melihat dari besarnya jumlah penduduk yang ada di Jawa
Barat serta banyaknya masyarakat yang belum mempunyai tempat tinggal, maka
peluang usaha untuk membangun pemukiman mempunyai potensi yang baik.

Perkembangan pemukiman di wilayah Bandung Barat tergolong mempunyai


percepatan yang tinggi, hal ini didasari pada kebutuhan pemukiman terutama di
wilayah Bandung Utara yang secara undang-undang tidak boleh mendirikan
bangunan, maka wilayah Bandung Barat mempunyai dampak yang positif dari
permasalahan tersebut, sehingga adanya peluang untuk mendirikan bisnis properti
dengan luas wilayah yang relatif besar.

Berdasarkan kondisi yang ada di Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung


Barat tercatat bahwa 1.104,71 Ha luas wilayah masih dikategorikan sebagai lahan
tidur yang bisa ditransformasi menjadi lahan produktif khususnya di desa
Cihideung yang mempunyai 20 Ha lahan yang bisa ditransformasikan menjad area
perumahan. Atas dasar kondisi tersebut, maka penulis berniat untuk mengajukan
Proposal Pendirian Perumahan di Kecamatan Parompong, Desa Cihideung,
Kabupaten Bandung Barat mengingat peluang bisnis properti di Bandung Barat
yang menjanjikan.
1.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang terdapat dalam proposal ini yaitu:
1. Bagaimana merealisasikan perkembangan pemukiman yang dapat memenuhi
permintaan tempat tinggal?
2. Bagaimana menilai kelayakan dari aspek pasar dan pemasaran, aspek hukum,
aspek teknis, aspek ekonomi dan lingkungan, aspek manejemen dan aspek
finansial?

1.3.Tujuan
Tujuan dibuatnya proposal ini yaitu:
1. Merealisasikan perkembangan pemukiman yang berada di wilayah Bandung
Barat dan memberikan tempat tinggal untuk penduduk yang belum memiliki
tempat tinggal.
2. Mengukur visibilitas aspek pasar dan pemasaran
3. Mengukur visibilitas aspek hukum
4. Mengukur visibilitas aspek teknis
5. Mengukur visibilitas aspek ekonomi dan lingkungan
6. Mengukur visibilitas aspek manajemen
7. Mengukur visibilitas aspek finansial
Bab 2 Pembahasan

2.1. Aspek Manejemen


2.1.1. Profil Griya Azka Property
Berikut adalah profile PT. Griya Azka Property sebagai berikut:
1. Nama Perusahaan : Griya Azka Property
2. Alamat : Jl. Sersan Bajuri, Cihideung, Parongpong, Cihideung,
Bandung Barat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40559
3. Tanggal Berdiri : 22 November 2017
4. Bisnis Inti : Properti Perumahan
5. No Telp / Fax : (022) 221117 888 / (022) 2211 1788

2.1.2. Visi dan Misi Perusahaan


A. Visi
Menjadi perusahaan terbaik dan terdepan dalam pengembangan perumahan dan
menjadikan Griya Azka Properti sebagai portal pencarian dan jual beli property
terbesar se Indonesia.
B. Misi
1. Memberikan pelayanan terbaik dalam segala hal kepada seluruh stake holder
perusahaan utamanya kepada para konsumen yang telah memilih dan
menggunakan produk perusahaan.
2. Menciptakan manajemen perusahaan yang handal, mumpuni dan akuntabel
untuk menciptakan iklim profesionalitas seiring dengan kemajuan perusahaan.
3. Memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia bisnis
properti di Indonesia.
2.1.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dari Griya Azka Property dapat dilihat pada gambar 2.1.

Direktur

Sekretaris

Manajer Manajer Manajer Manejer


Teknis Keuangan Pemasaran HRD

Staff Staff Staff Staff

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

2.2. Aspek Hukum


Pada umumnya pada saat akan memulai usaha harus memiliki Surat Izin
Mendirikan Usaha atau disingkat SIUP dan sesuai dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bandung Barat Nomor 8 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Penataan
Bangunan dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan pada pasal 18 yang berbunyi
“Setiap orang yang akan mendirikan bangunan gedung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 dan bangunan bukan gedung sebagaimana dimaksud dalam pasal
14 wajib memiliki IMB terlebih dahulu” maka perusahaan harus mendapatkan surat
Izin Mendirikan Bangunan atau yang disingkat (IMB).

Berhubung luas perumahan yang lebih dari 5000 m2, maka perizinan ditujukan
kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan peraturan daerah Provinsi
Jawa Barat untuk wilayah pembangunan seluas 20 Ha harus memiliki lahan hijau
paling tidak sebesar 60%. Kemudian sisanya dapat dijadikan bangunan dan atau
fasilitas pelayanan publik. Perusahaan Griya Azka Property sudah mempunyai akta
secara sah dan tercatat di kemenkumham yang berarti tidak pernah memiliki catatan
buruk di lingkungan bisnis properti, serta telah mempunyai SIUP dan IMB. Oleh
karena itu, Griya Azka Property sudah dinyatakan layak dalam aspek hukum.
2.3. Aspek Ekonomi dan Lingkungan
2.3.1. Aspek Ekonomi
Keuntungan dari segi ekonomi akan didapatkan oleh masyarakat sekitar perumahan
seperti lingkungan disekitarnya akan lebih berkembang dari segi pendapatan karena
pada pembangunannya dapat menyediakan berbagai lapangan pekerjaan baru
terutama usaha yang berkaitan dengan berbagai kebutuhan rumah tangga
masyarakat. Berbagai jenis usaha seperti rumah makan, warung-warung, toko-toko
pakaian dan aksesoris, penyediaan berbagai jasa dan lainnya dapat dilakukan oleh
masyarakat sehingga meningkatkan taraf hidup di lingkungan sekitarnya.

Adapun keuntungan bagi Pemerintah dengan adanya pembangunan usaha


perumahan ini yaitu meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemerintah
juga akan mendapatkan keuntungan lain berupa menurunnya angka pengangguran,
meningkatnya taraf hidup masyarakat serta meningkatnya ekonomi.

2.3.2. Aspek Lingkungan


Pembangunan usaha perumahan yang diusulkan Griya Azka Property sangat
memperhatikan aspek lingkungan sekitar. Hal ini ditunjukan dengan perencanaan
pembangunan yang baik dengan memperhatikan fungsi lingkungan yang ada seperti
adanya alirna sungai untuk pembuangan limbah rumah tangga yang tidak
berbahaya, beracun dan berbau.

Selain itu, cara pengolahan limbah tersebut dapat dikelola dengan bekerja sama
dengan dinas kebersihan. Caranya yaitu dengan menyediakan jalur pembuangan
yang baik dan benar dari setiap tempat sampah pada rumah-rumah lalu
dikumpulkan di tempat pembuangan sampah sementara. Adapun limbah lainnya
seperti sisa kamar mandi, baterai, limbah kimia dan limbah lain yang tergolong
kedalam Bahan Bekas Berbahaya (B3) ditangani dan dikelola dengan baik dan
benar atau disalurkan melalui septic tank.
2.4. Aspek Teknis
2.4.1. Bahan Baku Pembangunan
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembangunan rumah diantaranya:

1. Batu kali
Tahapan awal pembuatan rumah adalah membuat pondasi. Membuat rumah
minimalis modern dengan pondasi jalur biasa diterapkan untuk pembangunan
rumah satu lantai dan pondasi cakar ayam diterapkan untuk pembangunan
rumah bertingkat. Pada pondasi jalur biasa, pembangunannya merupakan
susunan batu kali yang disatukan dengan adukan semen dan pasir. Batu kali
kerap kali dipilih sebagai bahan pondasi karena lebih kuat dibandingkan bahan
pondasi lainnya. Pilihan bahan pembuat pondasi lain untuk menggantikan batu
kali antaralain batu bata, batu putih, dan batu gunung.

2. Semen
Semen berfungsi sebagai perekat dalam pembangunan rumah. Baik dari
pembuatan pondasi, dinding rumah, beton, plesteran dinding dan beragam
pengerjaan rumah lain pasti memerlukan banyak semen. Cara mengatasi
tembok retak yaitu dengan memilih semen dan pasir yang memiliki kualitas
bagus.

3. Pasir
Pasir digunakan sebagai campuran semen. Pasir yang baik adalah pasir yang
memiliki kandungan lumpur yang sedikit. Hal tersebut dikarenakan kandungan
lumpur yang ada di dalam semen akan menghambat ikatan antara semen dan
pasir. Pasir yang dipilih dalam pembangunan proyek ini adalah pasir gunung
galunggung.

4. Gamping
Gamping digunakan sebagai campuran pasir dan semen. Meski kadang
gamping tidak digunakan dalam adukan semen dan pasir. Gamping berfungsi
sebagai penghemat semen.
5. Baja
Baja merupakan bahan penguat dari sebuah rumah. Bagian dari rumah yang
memerlukan baja antara lain pada bagian sloof pada bagian atas pondasi, kolom
sebagai penguat dinding (dipasang vertical, sering kali dibagia pojokan,
pertemuan antara dua dinding), dan ring balok yang pembuatannya dibagian
paling atas dinding yang berfungsi sebagai pengunci kolom paling atas, serta
untuk memperkuat dinding dalam menahan beban atap.

6. Krikil
Krikil merupakan batu kecil-kecil. Krikil digunakan dalam pembuatan beton
bersamaan dengan semen, pasir untuk mengisi kolom. Krikil yang baik adalah
krikil yang keras dan berat. Hindari pemilihan batu apung yang banyak
berongga dan sangat enteng. Krikil dari pecahan batu yang besar termasuk
kerikil kualitas bagus. Kerikil juga bisa di manfaatkan sebagai material taman
di rumah.

7. Batu bata merah


Batu bata berfungsi dalam pembuatan dinding rumah. Batu bata yang baik
memiliki ciri-ciri keras, tidak mudah pecah, dan ukurannya sama antara satu
bata dengan bata yang lain. Dewasa ini para pembuat batu bata semakin pandai
menyiasati pembuatan batu bata, mereka mulai menaburi garam pada tahap
finishingnya. Penambahan garam bertujuan agar bata cepat kering dan cepat
matang ketika dibakar. Kekurangan dari penambahan garam adalah bata
menjadi mudah pecah.

8. Kayu
Kayu sering digunakan dalam gawang, reng genteng, kusen pintu jendela, serta
sebagian rumah yang mempunyai curah hujan relatif tinggi, ada pula yang
menggunakan kayu sebagai lantai dan tembok untuk sebagai cara mengatasi
dinding lembab dan berjamur. Kayu yang bagus adalah kayu yang cukup kering.
Jika kayu masih basah, setelah beberapa bulan pemasangan kayu pada
bangunan maka kayu akan melengkung.
9. Genteng
Genteng berfungsi sebagai atap rumah. Genteng yang banyak dipilih adalah
genteng yang terbuat dari tanah liat dan beton karena genteng dari bahan
tersebut membuat rumah lebih dingin di siang hari. Genteng yang lebih ringan
sebagai alternatif adalah genteng metal serta asbes. Beratnya yang lebih ringan
dapat mengurangi penggunaan katu sebagai kerangkanya.

Jangan lupa membeli beberapa genteng yang terbuat dari kaca agar rumah
menjadi terang disiang hari, karena cahaya matahari dapat masuk melalui
genteng kaca ini. Pemasangan genteng kaca juga sebagai salah satu cara
mencegah dan mengatasi dinding rumah cepat lembap dan juga berjamur.

10. Kusen
Kusen tempat pemasangan pintu, jendela serta ventilasi rumah. Pemasangan
kusen yang menancap mati dengan dinding membuat kita harus pintar memilih
kayu sebagai bahan pembuatnya. Pilih kayu yang benar-benar kering untuk
kusen sehingga bentuknya tidak akan melengkung setelah beberapa bulan
pemasangan dan terkena pancaran matahari setiap harinya.

11. Pintu
Pintu berfungsi sebagai akses keluar masuk rumah. Seperti kusen pilih kayu
yang tua dan benar-benar kering agar pintu tetap awet dan tidak melengkung.
Ada banyak jenis pintu yang bisa anda temukan, tetapi kebanyak kita lihat jenis
pintu geser.

12. Kunci Pintu


Kunci pintu juga sangat berperan dalam menjaga keamanan rumah. Pilih kunci
pintu yang benar-benar berfungsi dengan baik. Hal tersebut juga merupakan
salah satu cara untuk menjaga keamanan rumah.
13. Jendela
Jendela merupakan salah satu bentuk fentilasi yang digunakan udara keluar
masuk rumah. Kayu yang dipilih juga harus tua dan kering. Anda dapat
mempertimbangkan memasang teralis pada jendela sebagai salah satu cara
mencegah rumah dari tindak kriminal. Jendela rumah juga dapat difungsikan
sebagai ventilasi.

14. Keramik
Keramik biasa digunakan untuk mempercantik tampilan lantai. Selain itu
keramik juga seringkali dipasang di dinding kamar mandi agar dinding dibagian
yang berlawanan dengan kamar mandi lebih awet serta dinding tersebut
terbebas dari lumut dan jamur.

15. Cat
Cat berfungsi sebagai pelapis dinding tembok. Dengan pemilihan warna cat
yang sesuai, rumah akan terasa lebih indah dan penghuni rumah semakin
nyaman berada di rumah.

16. Wallpaper
Wallpaper adalah alternatif lain dari penutup dinding rumah. Bentuknya yang
berupa gulungan kertas lebih cepat pemasangannya di dinding dibandingkan
dengan pengecatan rumah. Fungsi wallpaper rumah yaitu untuk menutupi
kekurangan tembok atau cat tembok yang lama yang sudah usang. Dengan
adanya wallpaper ruangan rumah anda menjadi lebih indah dan rapih.

17. Pipa
Pipa merupakan bahan yang berfungsi mendistribusikan air, baik dari sumber
air (PAM atau sumur) maupun sebagai saluran pembuangan air.

18. Kran air


Kran air berfungsi sebagai pengatur buka tutup aliran air.
19. Kabel Listrik
Kabel digunakan sebagai pendistribusian aliran listrik ke seluruh rumah.
Pilihlah kabel yang lumayan tebal dan berstandar SNI agar kabel rumah
senantiasa awet.

20. Lampu
Lampu sebagai penerangan rumah di malam hari. Pilihlah lampu hemat energi
agar lampu yang andapakai awet, tahan lama, dan hemat konsumsi listrik.

21. Dudukan WC
Salah satu ciri rumah yang tidak sehat adalah tidak adanya sarana MCK. Jika
anda ingin rumah anda termasuk rumah sehat, maka anda harus membangun
sarana MCK. Dudukan WC (baik dudukan untuk WC duduk maupun WC
jongkok) adalah salah satu bahan bangunan yang wajib anda beli.

22. Paku
Untuk paku bukan merupakan bahan bangunan utama, tetapi fungsinya untuk
memaku dan mengabungkan berbagai bahan bangunan seperti kayu dan bahan
bangunan yang lainnya sangat diperlukan dalam kegiatan pembangunan.

23. Bambu
Bambu sering kali dipakai sebagai bahan tambahan dalam proses
pembangunan. Bambu sering digunakan sebagai tiang dan dudukan para tukang
dalam membuat dinding serta sebagai tiang penyangga.

2.4.2. Perhitungan Jumlah Pembangunan Rumah


Jumlah rumah yang akan dibangun meliputi rumah bertipe 54, 60 dan 120. Luas
lahan yang akan digunakan dari luas keseluruhan sebesar 20 Ha atau seluas 200.000
m2 adalah sebesar 80.000 m2 atau hanya sebesar 40% saja. Sedangkan 60% lainnya
sebesar 120.000 m2 digunakan untuk lahan hijau. Adapun penentuan jumlah
perumahan berdasarkan tipe rumah yang telah disebutkan yaitu:
A. Jumlah Rumah Tipe 54
Untuk rumah tipe 54 diberikan prioritas sebesar 50% dari total alokasi luas
lahan yang akan dibangun sehingga 50% × 80.000 m2 = 40.000 m2. Pada rumah
tipe 54 lahan yang digunakan untuk setiap rumahnya yaitu sebesar 100 m 2.
Sehingga jumlah rumah tipe 54 yang akan dibangun yaitu 40.000 m2/100 m2=
400 unit rumah.

B. Rumah tipe 60
Untuk rumah tipe 60 diberikan prioritas sebesar 25% dari total alokasi luas
lahan yang akan dibangun sehingga 25%×80.000 m2 = 20.000 m2. Pada rumah
tipe 60 lahan yang digunakan untuk setiap rumahnya yaitu sebesar 150 m2.
Sehingga jumlah rumah tipe 60 yang akan dibangun yaitu 20.000 m2/100 m2=
133 unit rumah.

C. Rumah tipe 120


Untuk rumah tipe 120 diberikan prioritas sebesar 25% dari total alokasi luas
lahan yang akan dibangun sehingga 25%×80.000 m2 = 20.000 m2. Pada rumah
tipe 120 lahan yang digunakan untuk setiap rumahnya yaitu sebesar 250 m2.
Sehingga jumlah rumah tipe 120 yang akan dibangun yaitu 20.000 m2/250 m2=
80 unit rumah.

2.5. Aspek pasar


A. Pasar Potensial
Pasar potensial yang ada menurut riset yaitu pada jumlah penduduk 48.000.000.
hasil riset mengatakan bahwa sampel akan membeli rumah sebanyak
12.000.000 orang, jadi market potensi kita sebesar 25%. Dari persentase
tersebut dapat dibuat menjadi pie chart seperti pada gambar 2.5.1 dibawah ini:
Market Potential

12000000

36000000

Peminat Bukan Peminat

Gambar 2.5.1. Pie Chart Pasar Potensial

B. Market share
Pendirian rumah banyak dilakukan oleh pesaing dan berdasarkan observasi
perusahaan mendapatkan kemungkinan perolehan ketertarikan terhadap
penawaran perusahaan sebanyak 1% dari 120.000.000 orang yaitu sebesar
120.000. Market share dapat dilihat pada pie chart pada gambar 2.5.2 dibawah
ini:

Market Share
120000

10800000

Griya Azka Property Brand Lain

Gambar 2.5.2. Pie Chart Market Share


C. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah proses di mana pasar dibagi menjadi para pelanggan
yang terdiri atas orang-orang dengan berbagai kebutuhan dan karakteristik yang
sama yang mengarahkan mereka untuk merespons tawaran produk atau jasa dan
program. Segmentasi yang akan dibuat disini yaitu berdasarkan penghasilan dan
geografis. Karena pada usaha perumahan hal utama yang mempengaruhi
sebaran konsumen adalah berdasarkan penghasilannya serta kondisi geografis.
Berikut adalah segmentasi yang ada di market share yang telah ditentukan:

1. Segmentasi pasar berdasarkan penghasilan


 Penghasilan antara 3.000.000 - 5.000.000;
 Penghasilan antara 5.000.000 - 10.000.000;
 Penghasilan diatas 10.000.000.

2. Berdasarkan geografis
 Penduduk yang tinggal di dataran rendah
 Penduduk yang tinggal di dataran tinggi

D. Targeting pasar
Targeting pasar yang dipilih yaitu konsumen dengan penghasilan tinggi sebesar
Rp.10.000.000 keatas dan wilayah pada dataran tinggi (Pegunungan).

E. Positioning pasar
Perumahan Griya Azka Property merupakan hunian dengan udara yang sejuk,
pemandangan yang indah, suasana yang asri, disatukan dengan desain fasilitas
umum yang lengkap serta tersedianya pasar modern. Hunian yang kami bangun
memiliki berbagai keunggulan karena terletak di daerah Bandung yang sejuk
serta pemandangan yang indah.
Gambaran rumah untuk tipe 54 tipe dapat dilihat pada gambar 2.5.3 berikut ini:

Gambar 2.5.3. Rumah tipe 54


Gambaran rumah untuk tipe 60 tipe dapat dilihat pada gambar 2.5.4 berikut ini:

Gambar 2.5.4. Rumah Tipe 60


Gambaran rumah untuk tipe 120 tipe dapat dilihat pada gambar 2.5.5 berikut
ini:

Gambar 2.5.5. Rumah tipe 120

F. Penetapan Harga
Harga jual berada pada kisaran 700.000.000 - 1.7 M harga ini diyakini
mempunyai nilai investasi yang menggiurkan. Harga ditetapkan dengan
perhitungan harga pokok produksi rumah, kemudian dikalikan 30% keuntungan
untuk mendapatkan harga pokok penjualan
Untuk menentukan kisaran, maka perhitungan harga pokok penjualan sebagai
berikut:

1. Untuk tipe 54/100


 Biaya lahan = Rp.100.000.000
 Biaya kontrak per m2 = 5.000.000/m2 x 54 m2 = Rp.270.000.000
 Total biaya lahan dan biaya kontrak = Rp.370.000.000
 Biaya lain-lain = 50% dari biaya kontrak = Rp.135.000.000
 Harga pokok rumah = Rp.555.000.000
 Harga Jual rumah diambil dari keuntungan 30% = Rp.555.000.000
+ (Rp.550.000.000 * 0.3) = Rp.715.000.000
2. Untuk tipe 60/150
 Biaya lahan = Rp.150.000.000
 Biaya kontrak per m2 = 5.000.000/m2 x 60 m2 = Rp.300.000.000
 Total Biaya lahan dan kontrak = Rp.450.000.000
 Biaya lain-lain = 50% dari biaya lahan dan kontrak = Rp.225.000.000
 Harga pokok rumah = Rp.675.000.000
 Harga Jual rumah diambil dari keuntungan 30% = Rp.675.000.000
+ (Rp.675.000.000 *0.3) = Rp.877.500.000

3. Untuk tipe 120/250


 Biaya lahan = Rp.250.000.000
 Biaya kontrak per m2 = Rp.5.000.000/m2 x 120 m2 = Rp.600.000.000
 Total biaya lahan dan kontrak = Rp.850.000.000
 Biaya lain-lain = 50% dari biaya lahan dan kontrak = Rp.425.000.000
 Harga pokok rumah = 1.275.000.000
 Harga Jual rumah diambil dari keuntungan 30% =
Rp.1.275.000.000 + (Rp.1.275.000.000 * 0.3) = Rp.1.657.500.000

G. Promosi
Media yang akan dimanfaatkan adalah sebagai berikut:
1. Media tv pada acara talkshow Commercial tentang bisnis property
2. Media sosial facebook Griya Azka Property
3. Iklan-iklan di Youtube
4. Pameran, Dsb.
2.6.Aspek Finansial
A. Investasi
Investasi yang dikeluarkan dalam pembangunan usaha ini dapat dilihat pada
tabel 2.6.1 dibawah ini:

Tabel 2.6.1. Daftar Investasi


No Item Spesifikasi Jumlah Satuan Biaya satuan Biaya
1 Biaya lahan dan Biaya Kontrak - 20000 m^2 Rp 6,000,000.00 Rp 120,000,000,000.00
Biaya Rumah tipe 54 (biaya material,
2 - 400 unit Rp 135,000,000.00 Rp 54,000,000,000.00
ongkos pembangunan, tenaga kerja dll)
Biaya Rumah tipe 60 (biaya material,
3 - 133 Rp 225,000,000.00 Rp 29,925,000,000.00
ongkos pembangunan, tenaga kerja dll)
Biaya Rumah tipe 120 (biaya material,
4 80 Rp 425,000,000.00 Rp 34,000,000,000.00
ongkos pembangunan, tenaga kerja dll)
Total Biaya investasi Rp 237,925,000,000.00

B. Biaya Operasional
Biaya-biaya operasional untuk dapat menjalankan bisnis perumahan ini dapat
dilihat pada tabel 2.6.2 sebagai berikut:

Tabel 2.6.3. Komponen biaya operasional


Biaya satuan
Komponen Biaya Jumlah Satuan Biaya Per tahun
pertahun
Biaya Listrik
Rumah tipe 54 400 unit Rp 2,400,000.00 Rp 960,000,000.00
Rumah tipe 60 133 unit Rp 3,000,000.00 Rp 399,000,000.00
Rumah tipe 120 80 unit Rp 6,000,000.00 Rp 480,000,000.00
Biaya Operasional Tenaga Kerja
Pekerja Kebun 200 orang Rp 15,600,000.00 Rp 3,120,000,000.00
Pembantu Rumah Tangga 613 orang Rp 30,000,000.00 Rp 18,390,000,000.00
Tukang Perawatan 20 orang Rp 2,400,000.00 Rp 48,000,000.00
Gaji Jajaran eksekutif 10 orang Rp 144,000,000.00 Rp 1,440,000,000.00
Biaya Pajak
Rumah tipe 54 400 unit Rp 715,000.00 Rp 286,000,000.00
Rumah tipe 60 133 unit Rp 877,500.00 Rp 116,707,500.00
Rumah tipe 120 80 unit Rp 1,657,500.00 Rp 132,600,000.00
Biaya Kebersihan
Rumah tipe 54 400 unit Rp 20,000.00 Rp 96,000,000.00
Rumah tipe 60 133 unit Rp 20,000.00 Rp 31,920,000.00
Rumah tipe 120 80 unit Rp 20,000.00 Rp 19,200,000.00
Total Biaya Operasional Per tahun Rp 25,519,427,500.00
C. Penjualan
Harga Untuk rumah yang dibayar cash adalah harga pokok penjualan,
sedangkan untuk konsumen yang mencicil harus membayar dengan tambahan
20% dari harga pokok penjualan. Tabel harga dapat dilihat pada tabel 2.6.4
dibawah ini:
Tabel 2.6.4. Daftar Harga Normal dan Kredit
Harga Kredit (tiap 6
Tipe Rumah Harga Normal
bulan)
Rumah tipe 54 Rp715,000,000.00 Rp71,500,000.00
Rumah tipe 60 Rp877,500,000.00 Rp87,750,000.00
Rumah tipe 120 Rp1,657,500,000.00 Rp165,750,000.00
Total Rp3,250,000,000.00 Rp325,000,000.00

Jumlah penjualan setiap 6 bulan baik dengan pembelian cash atau cicilan dapat
dilihat pada tabel 2.6.5 dibawah ini:

Tabel 2.6.5. Data Jumlah unit penjualan


%Penjualan %Penjualan Jumlah Unit yang terjual cash Jumlah Unit yang terjual kredit Jumlah unit rumah tersisa Total terjual Total
Periode Penjualan
Cash kredit tipe 54 tipe 60 tipe 120 tipe 54 tipe 60 tipe 120 tipe 54 tipe 60 tipe 120 cash Terjual
Tahun ke 1 pembangunan 0% 0% 0 0 0 0 0 0 400 133 80 0 0
6 bulan pertama 20% 0% 80 26 16 0 0 0 320 107 64 122 0
6 bulan kedua 10% 40% 32 10 6 128 42 25 160 55 33 48 195
6 bulan ketiga 10% 30% 16 5 3 48 16 9 96 34 21 24 73
6 bulan ketempat 5% 30% 4 1 1 28 10 6 64 23 14 6 44
6 bulan kelima 3% 40% 1 0 0 25 9 5 38 14 9 1 39
6 bulan keenam 7% 12% 2 0 0 4 1 1 32 13 8 2 6
6 bulan ketujuh 10% 30% 3 1 0 9 3 2 20 9 6 4 14
6 bulan kedelapan 20% 45% 4 1 1 9 4 2 7 4 3 6 15
6 bulan kesembilan 0% 0% 0 0 0 0 0 0 7 4 3 0 0
6 bulan kesepuluh 5% 20% 0 0 0 1 0 0 6 4 3 0 1
6 bulan kesebelas 0% 100% 0 0 0 6 4 3 0 0 0 0 13
Setelah mendapatkan harga cash dan cicilan beserta dengan jumlah unit rumah hasil penjualan cash dan kredit didapatkanlahBerikut ini
merupakan pemasukan atau income setiap 6 bulan dari data penjualan rumah baik cash dan cicilan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel
2.6.6 berikut:

Tabel 2.6.6. Data Penjualan


Tahun Ke-
1 2 3 4 5 6
No Jenis Pemasukan
Tahun Ke-1 6 bulan pertama 6 bulan kedua 6 bulan ketiga 6 bulan keempat 6 bulan kelima 6 bulan keenam 6 bulan ketujuh 6 bulan kedelapan 6 bulan kesembilan 6 bulan kesepuluh

1 Penjualan 122 unit cash Rp - Rp - Rp 396,500,000,000.00


2 Penjulanan 0 unit kredit Rp - Rp - Rp -
3 Penjualan 48 unit cash Rp - Rp - Rp 156,000,000,000.00
4 penjualan 195 unit kredit Rp - Rp - Rp 63,375,000,000.00 Rp 63,375,000,000.00 Rp 63,375,000,000.00 Rp 63,375,000,000.00 Rp 63,375,000,000.00 Rp 63,375,000,000.00 Rp 63,375,000,000.00 Rp 63,375,000,000.00 Rp 63,375,000,000.00
5 Penjualan 24 unit cash Rp - Rp - Rp 78,000,000,000.00
6 Penjualan 73 unit kredit Rp - Rp - Rp 23,725,000,000.00 Rp 23,725,000,000.00 Rp 23,725,000,000.00 Rp 23,725,000,000.00 Rp 23,725,000,000.00 Rp 23,725,000,000.00 Rp 23,725,000,000.00 Rp 23,725,000,000.00
7 Penjualan 6 unit cash Rp - Rp - Rp 23,400,000,000.00
8 Penjualan 44 unit kredit Rp - Rp - Rp 14,300,000,000.00 Rp 14,300,000,000.00 Rp 14,300,000,000.00 Rp 14,300,000,000.00 Rp 14,300,000,000.00 Rp 14,300,000,000.00 Rp 14,300,000,000.00
9 Penjulalan 1 unit cash Rp - Rp - Rp 3,250,000,000.00
10 Penjualan 39 unit kredit Rp - Rp - Rp 12,675,000,000.00 Rp 12,675,000,000.00 Rp 12,675,000,000.00 Rp 12,675,000,000.00 Rp 12,675,000,000.00 Rp 12,675,000,000.00
11 Penjualan 2 unit cash Rp - Rp - Rp 6,500,000,000.00
12 Penjualan 6 unit kredit Rp - Rp - Rp 1,950,000,000.00 Rp 1,950,000,000.00 Rp 1,950,000,000.00 Rp 1,950,000,000.00 Rp 1,950,000,000.00
13 Penjualan 4 unit cash Rp - Rp - Rp 13,000,000,000.00
14 Penjulana 14 unit kredit Rp - Rp - Rp 4,550,000,000.00 Rp 4,550,000,000.00 Rp 4,550,000,000.00 Rp 4,550,000,000.00
15 Penjualan 6 unit cash Rp - Rp - Rp 19,500,000,000.00
16 Penjualan 15 unit kredit Rp - Rp - Rp 4,875,000,000.00 Rp 4,875,000,000.00 Rp 4,875,000,000.00
17 Tidak ada Penjualan Rp - Rp - Rp -
18 Tidak ada Penjualan Rp - Rp - Rp -
19 Tidak ada Penjualan cash Rp - Rp - Rp -
20 Penjualan 1 unit kredit Rp - Rp - Rp 325,000,000.00
21 Tidak ada Penjualan cash Rp - Rp -
22 Penjualan 13 unit kredit Rp - Rp -
Total Pemasukan Tiap Tahun Rp - Rp 615,875,000,000.00 Rp 289,900,000,000.00 Rp 239,850,000,000.00 Rp 278,525,000,000.00 Rp 251,225,000,000.00
Tabel 2.6.6. Data Penjualan (lanjutan)
Tahun Ke-
7 8 9 10 11 12 13
No Jenis Pemasukan
6 bulan kesebelas 6 bulan keduabelas 6 bulan ketigabelas 6 bulan keempatbelas 6 bulan kelimabelas 6 bulan keenambelas 6 bulan ketujuhbelas 6 bulan kedelapanbelas 6 bulan kesembilanbelas 6 bulan keduapuluh 6 bulan ke22 6 bulan ke23 6 bulan kesebelas

1 Penjualan 122 unit cash


2 Penjulanan 0 unit kredit
3 Penjualan 48 unit cash
4 penjualan 195 unit kredit Rp 63,375,000,000.00 Rp 63,375,000,000.00 Rp 63,375,000,000.00
5 Penjualan 24 unit cash
6 Penjualan 73 unit kredit Rp 23,725,000,000.00 Rp 23,725,000,000.00 Rp 23,725,000,000.00 Rp 23,725,000,000.00
7 Penjualan 6 unit cash
8 Penjualan 44 unit kredit Rp 14,300,000,000.00 Rp 14,300,000,000.00 Rp 14,300,000,000.00 Rp 14,300,000,000.00 Rp 14,300,000,000.00
9 Penjulalan 1 unit cash
10 Penjualan 39 unit kredit Rp 12,675,000,000.00 Rp 12,675,000,000.00 Rp 12,675,000,000.00 Rp 12,675,000,000.00 Rp 12,675,000,000.00 Rp 12,675,000,000.00
11 Penjualan 2 unit cash
12 Penjualan 6 unit kredit Rp 1,950,000,000.00 Rp 1,950,000,000.00 Rp 1,950,000,000.00 Rp 1,950,000,000.00 Rp 1,950,000,000.00 Rp 1,950,000,000.00 Rp 1,950,000,000.00
13 Penjualan 4 unit cash
14 Penjulana 14 unit kredit Rp 4,550,000,000.00 Rp 4,550,000,000.00 Rp 4,550,000,000.00 Rp 4,550,000,000.00 Rp 4,550,000,000.00 Rp 4,550,000,000.00 Rp 4,550,000,000.00 Rp 4,550,000,000.00
15 Penjualan 6 unit cash
16 Penjualan 15 unit kredit Rp 4,875,000,000.00 Rp 4,875,000,000.00 Rp 4,875,000,000.00 Rp 4,875,000,000.00 Rp 4,875,000,000.00 Rp 4,875,000,000.00 Rp 4,875,000,000.00 Rp 4,875,000,000.00 Rp 4,875,000,000.00
17 Tidak ada Penjualan
18 Tidak ada Penjualan
19 Tidak ada Penjualan cash
20 Penjualan 1 unit kredit Rp 325,000,000.00 Rp 325,000,000.00 Rp 325,000,000.00 Rp 325,000,000.00 Rp 325,000,000.00 Rp 325,000,000.00 Rp 325,000,000.00 Rp 325,000,000.00 Rp 325,000,000.00 Rp 325,000,000.00 Rp 325,000,000.00
21 Tidak ada Penjualan cash Rp -
22 Penjualan 13 unit kredit Rp 4,225,000,000.00 Rp 4,225,000,000.00 Rp 4,225,000,000.00 Rp 4,225,000,000.00 Rp 4,225,000,000.00 Rp 4,225,000,000.00 Rp 4,225,000,000.00 Rp 4,225,000,000.00 Rp 4,225,000,000.00 Rp 4,225,000,000.00 Rp 4,225,000,000.00 Rp 4,225,000,000.00 Rp 4,225,000,000.00
Total Pemasukan Tiap Tahun Rp 260,000,000,000.00 Rp 196,625,000,000.00 Rp 71,500,000,000.00 Rp 29,900,000,000.00 Rp 13,975,000,000.00 Rp 8,775,000,000.00 Rp 4,225,000,000.00
D. Aliran Kas
Aliran kas kemudian didapatkan setelah diketahui besarnya investasi dan biaya-biaya yang diperlukan beserta dengan pendapatan yang
telah dihitung selama 7 tahun. Aliran kas dapat dilihat pada tabel 2.6.7 berikut:

Tabel 2.6.7. Cash Flow


CASH FLOW
Tahun 1 2 3 4 5 6 7
Estimasi Inflow
Personal Investment Rp 263,444,427,500.00 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Penjualan Rp - Rp 615,875,000,000.00 Rp 289,900,000,000.00 Rp 239,850,000,000.00 Rp 278,525,000,000.00 Rp 251,225,000,000.00 Rp 260,000,000,000.00
Total Cash Inflow Rp 263,444,427,500.00 Rp 615,875,000,000.00 Rp 289,900,000,000.00 Rp 239,850,000,000.00 Rp 278,525,000,000.00 Rp 251,225,000,000.00 Rp 260,000,000,000.00
Estimasi Outflow
Biaya lahan dan Biaya Kontrak Rp 120,000,000,000.00 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Biaya Rumah tipe 54 (biaya material,
ongkos pembangunan, tenaga kerja Rp 54,000,000,000.00 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
dll)
Biaya Rumah tipe 60 (biaya material,
ongkos pembangunan, tenaga kerja Rp 29,925,000,000.00 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
dll)
Biaya Rumah tipe 120 (biaya material,
ongkos pembangunan, tenaga kerja Rp 34,000,000,000.00 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
dll)
Biaya Listrik Rp 1,839,000,000.00 Rp 1,839,000,000.00 Rp 1,839,000,000.00 Rp 1,839,000,000.00 Rp 1,839,000,000.00 Rp 1,839,000,000.00 Rp 1,839,000,000.00
Biaya Operasional Tenaga Kerja Rp 22,998,000,000.00 Rp 22,998,000,000.00 Rp 22,998,000,000.00 Rp 22,998,000,000.00 Rp 22,998,000,000.00 Rp 22,998,000,000.00 Rp 22,998,000,000.00
Biaya Pajak Rp 535,307,500.00 Rp 535,307,500.00 Rp 535,307,500.00 Rp 535,307,500.00 Rp 535,307,500.00 Rp 535,307,500.00 Rp 535,307,500.00
Biaya Kebersihan Rp 147,120,000.00 Rp 147,120,000.00 Rp 147,120,000.00 Rp 147,120,000.00 Rp 147,120,000.00 Rp 147,120,000.00 Rp 147,120,000.00
Total Cash outflow Rp 263,444,427,500.00 Rp 25,519,427,500.00 Rp 25,519,427,500.00 Rp 25,519,427,500.00 Rp 25,519,427,500.00 Rp 25,519,427,500.00 Rp 25,519,427,500.00
SALDO KAS Rp - Rp 590,355,572,500.00 Rp 264,380,572,500.00 Rp 214,330,572,500.00 Rp 253,005,572,500.00 Rp 225,705,572,500.00 Rp 234,480,572,500.00
SALDO KAS AKHIR Rp - Rp 590,355,572,500.00 Rp 854,736,145,000.00 Rp 1,069,066,717,500.00 Rp 1,322,072,290,000.00 Rp 1,547,777,862,500.00 Rp 1,782,258,435,000.00
Tabel 2.6.7. Cash Flow (lanjutan)
CASH FLOW
Tahun 8 9 10 11 12 13
Estimasi Inflow
Personal Investment Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Penjualan Rp 196,625,000,000.00 Rp 71,500,000,000.00 Rp 29,900,000,000.00 Rp 13,975,000,000.00 Rp 8,775,000,000.00 Rp 4,225,000,000.00
Total Cash Inflow Rp 196,625,000,000.00 Rp 71,500,000,000.00 Rp 29,900,000,000.00 Rp 13,975,000,000.00 Rp 8,775,000,000.00 Rp 4,225,000,000.00
Estimasi Outflow
Biaya lahan dan Biaya Kontrak Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

Biaya Rumah tipe 54 (biaya material,


Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
ongkos pembangunan, tenaga kerja dll)

Biaya Rumah tipe 60 (biaya material,


Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
ongkos pembangunan, tenaga kerja dll)

Biaya Rumah tipe 120 (biaya material,


Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
ongkos pembangunan, tenaga kerja dll)

Biaya Listrik Rp 1,839,000,000.00 Rp 1,839,000,000.00 Rp 1,839,000,000.00 Rp 1,839,000,000.00 Rp 1,839,000,000.00 Rp 1,839,000,000.00


Biaya Operasional Tenaga Kerja Rp 22,998,000,000.00 Rp 22,998,000,000.00 Rp 22,998,000,000.00 Rp 22,998,000,000.00 Rp 22,998,000,000.00 Rp 22,998,000,000.00
Biaya Pajak Rp 535,307,500.00 Rp 535,307,500.00 Rp 535,307,500.00 Rp 535,307,500.00 Rp 535,307,500.00 Rp 535,307,500.00
Biaya Kebersihan Rp 147,120,000.00 Rp 147,120,000.00 Rp 147,120,000.00 Rp 147,120,000.00 Rp 147,120,000.00 Rp 147,120,000.00
Total Cash outflow Rp 25,519,427,500.00 Rp 25,519,427,500.00 Rp 25,519,427,500.00 Rp 25,519,427,500.00 Rp 25,519,427,500.00 Rp 25,519,427,500.00
SALDO KAS Rp 171,105,572,500.00 Rp 45,980,572,500.00 Rp 4,380,572,500.00 -Rp 11,544,427,500.00 -Rp 16,744,427,500.00 -Rp 21,294,427,500.00
SALDO KAS AKHIR Rp 1,953,364,007,500.00 Rp 1,999,344,580,000.00 Rp 2,003,725,152,500.00 Rp 1,992,180,725,000.00 Rp 1,975,436,297,500.00 Rp 1,954,141,870,000.00
E. Analisis Kelayakan Finansial
1. Net Present Value
Selisih antara nilai Present Value kas bersih dengan Present Value investasi
disebut Net Present Value (NPV). Perhitungan NPV dilakukan dengan cara
fungsi di Ms. Excel yaitu

=NPV(rate, Value1, [value2, value3, … , Value n])

Dimana rate menunjukan Anuual discount, value 1 adalah investasi awal,


dan value 2 sampai n yaitu pengembalian dari setiap tahun. NPV dari bisnis
perumahan Griya Azka Property dapat dilihat pada tabel 2.6.8 dibawah ini:

Tabel 2.6.8. Perhitungan Net Present Value


Annual Discount Rate (13%) 13%
Initial Investment -Rp 263,444,427,500.00
Pengembalian tahun 1 Rp -
Pengembalian tahun 2 Rp 590,355,572,500.00
Pengembalian tahun 3 Rp 854,736,145,000.00
Pengembalian tahun 4 Rp 1,069,066,717,500.00
Pengembalian tahun 5 Rp 1,322,072,290,000.00
Pengembalian tahun 6 Rp 1,547,777,862,500.00
Pengembalian tahun 7 Rp 1,782,258,435,000.00
Pengembalian tahun 8 Rp 1,953,364,007,500.00
Pengembalian tahun 9 Rp 1,999,344,580,000.00
Pengembalian tahun 10 Rp 2,003,725,152,500.00
Pengembalian tahun 11 Rp 1,992,180,725,000.00
Pengembalian tahun 12 Rp 1,975,436,297,500.00
Pengembalian tahun 13 Rp 1,954,141,870,000.00
NPV Rp 6,221,395,707,393.21

Karena nilai NPV sebesar Rp 6,221,395,707,393.21 dan lebih besar dari 0,


maka usaha ini layak untuk dijalankan.
2. Break Event Point
Break event Poin atau BEP dicari untuk mengetahui titik dimana tingkat
pengembalian modal investasi terjadi. BEP yang dicari yaitu BEP jumlah
dan BEP nilai pada tabel 2.6.9. dibawah ini:

Tabel 2.6.9. Break Event Point


Tipe Rumah Jumlah Unit Harga Jual Per Unit Total Penjualan Biaya Tetap Biaya Variabel

Rumah tipe 54 400 Rp 715,000,000.00 Rp 286,000,000,000.00 Rp 16,942,000,000.00 Rp 1,008,000,000.00


Rumah tipe 60 133 Rp 877,500,000.00 Rp 116,707,500,000.00 Rp 8,698,627,500.00 Rp 1,839,000,000.00
Rumah tipe 120 80 Rp 1,657,500,000.00 Rp 132,600,000,000.00 Rp 7,111,800,000.00 Rp 480,000,000.00

Tabel 2.6.9. Break Event Point (lanjutan)


Biaya Variabel Biaya Variabel
Tipe Rumah BEP Unit BEP Nilai
Per unit dibanding penjualan
Rumah tipe 54 Rp 2,520,000.00 0.0035 23 Rp 17,001,922,860.99
Rumah tipe 60 Rp 13,827,067.67 0.0158 10 Rp 8,837,889,142.42
Rumah tipe 120 Rp 6,000,000.00 0.0036 4 Rp 7,137,637,602.18

BEP unit didapatkan dengan cara :

BEP unit = Biaya tetap/(Harga jual perunit-biaya variable per unit).

BEP unit yang dihasilkan sebesar 23 unit untuk rumah tipe 23, 10 unit
untuk rumah tipe 60 dan 4 unit untuk rumah tipe 120. Sedangkan BEP
nilai dicari dengan cara:

BEP nilai = Biaya tetap/(1-(Biaya variable per unit/Harga Jual per


unit))

BEP nilai didapatkan sebesar Rp 17.001.992.860,99 untuk rumah tipe 54,


RP 8.837.889.143,43 untuk rumah tipe 60 dan RP 7.137.637,18 untuk
rumah tipe 120.

3. Internal Rate of Return dan Benefit Cost Ratio.


Internal Rate of Return merupakan alat untuk mengukur tingkat
pengembalian hasil intern. IRR dicari untuk dapat memastikan apakah suatu
usaha layak atau tidak, berdasarkan dengan nilai MARR. Jika IRR lebih dari
MARR maka suatu usaha dapat dikatakan layak dan jika sebaliknya tidak
layak.
*Nilai MARR = 13%
Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit) yang
diperoleh dari biaya (cost) yang dikeluarkan. Apabila net B/C > 1, maka
proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan layak untuk dilaksanakan.
Demikian pula sebaliknya, apabila net B/C < 1, maka proyek atau gagasan
usaha yang akan didirikan tidak layak untuk dilaksanakan. Net B/C ratio
merupakan manfaat bersih tambahan yg diterima proyek dari setiap 1 satuan
biaya yg dikeluarkan.

IRR dan B/C rasio dapat dilihat pada tabel 2.6.10 dibawah ini:

Tabel 2.6.10. Nilai IRR dan B/C Ratio


Investasi awal -Rp 263,444,427,500.00
Periode Pendapatan Bersih Total Biaya
Tahun 1 Rp - Rp 263,444,427,500.00
Tahun 2 Rp 590,355,572,500.00 Rp 25,519,427,500.00
Tahun 3 Rp 264,380,572,500.00 Rp 25,519,427,500.00
Tahun 4 Rp 214,330,572,500.00 Rp 25,519,427,500.00
Tahun 5 Rp 253,005,572,500.00 Rp 25,519,427,500.00
Tahun 6 Rp 225,705,572,500.00 Rp 25,519,427,500.00
Tahun 7 Rp 234,480,572,500.00 Rp 25,519,427,500.00
Tahun 8 Rp 171,105,572,500.00 Rp 25,519,427,500.00
Tahun 9 Rp 45,980,572,500.00 Rp 25,519,427,500.00
Tahun 10 Rp 4,380,572,500.00 Rp 25,519,427,500.00
Tahun 11 -Rp 11,544,427,500.00 Rp 25,519,427,500.00
Tahun 12 -Rp 16,744,427,500.00 Rp 25,519,427,500.00
Tahun 13 -Rp 21,294,427,500.00 Rp 25,519,427,500.00
Jumlah Benefit Rp 1,954,141,870,000.00
Jumlah Cost Rp 569,677,557,500.00
IRR 83%
B/C Ratio 3.430259529

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai IRR lebih dari nilai MARR yaitu
83%>13%. Serta nilia B/C Ratio yang lebih besar dari 1 dengan nilainya
3.43, Sehingga usaha pendirian perumahan di desa cihideung oleh
perusahaan Griya Azka Property ini dikatakan layak.
TUGAS ANALISIS PERANCANGAN
PERUSAHAAN
Proposal Pendirian Perumahan di Kecamatan Parompong,
Desa Cihideung, Kabupaten Bandung Barat

Disusun oleh:
Nama : Azka Fauzan Hafizh I (10314028)
Dosen : Iyan Andriana S.T.,M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2018

Anda mungkin juga menyukai