Anda di halaman 1dari 26

OVERVIEW STRATEGI

NASIONAL EKONOMI
DAN KEUANGAN
INKLUSIF

Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen


Februari 2023
Outline

O1 Latar Belakang

O2 Perkembangan Inklusi Keuangan

O3 Strategi Nasional Keuangan Inklusif dan Peran BI

O4 Takeaway Points

2
O1 Pengertian Keuangan Inklusif
Keuangan inklusif adalah kondisi ketika individu mempunyai akses dan mampu memanfaatkan produk dan layanan keuangan formal
sesuai kebutuhan, untuk meningkatkan kesejahteraan

Individuals and businesses have access to useful and affordable financial products and services that meet their
World Bank
needs – transactions, payments, savings, credit and insurance – delivered in a responsible and sustainable way

Formal financial services—such as deposit and savings accounts, payment services, loans, and insurance—are readily
CGAP available to consumers and that they are actively and effectively using these services to meet their specific needs

The process of promoting affordable, timely and adequate access to regulated financial products and services and
broadening their use by all segments of society through the implementation of tailored, existing and innovative
OECD/INFE
approaches including financial awareness and education, with a view to promote financial wellbeing as well as
economic and social inclusion

The pursuit of providing useful and affordable access to financial services to all individuals and businesses
BIS worldwide.

Kondisi ketika masyarakat mempunyai akses terhadap berbagai produk dan layanan keuangan formal yang
SNKI berkualitas secara tepat waktu, lancar, dan aman dengan biaya terjangkau sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3
O1 Dimensi Keuangan Inklusif
Keuangan inklusif memiliki 3 dimensi pengukuran/indikator yang meliputi : (i) akses (access), (ii) penggunaan (usage), dan
kualitas (quality)

Akses
Jangkauan layanan keuangan ( penetrasi cabang bank
atau point of sale (POS) ), atau hambatan sisi ACCESS
permintaan untuk mengakses lembaga keuangan,
seperti biaya atau informasi.

Penggunaan
Penggunaan layanan keuangan oleh
USAGE masyarakat, seperti keteraturan dan durasi
produk/layanan keuangan dari waktu ke
waktu.
QUALITY

Kualitas
Kesesuaian produk dan layanan keuangan dengan kebutuhan,
ketersediaan variasi produk dan layanan keuangan yang tersedia,
serta kesadaran dan pemahaman terhadap produk keuangan.

Sumber : World Bank, UNCDF, AFI 4


O1 Peran Strategis Keuangan Inklusif
Keuangan inklusif merupakan komponen penting dalam proses inklusi sosial dan ekonomi, yang berperan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi, menciptakan stabilitas sistem keuangan, serta mendukung pencapaian SDGs dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan
kesenjangan
Akses pada layanan keuangan mendukung
pencapaian SDGs
Keuangan inklusif mendukung upaya mengurangi
Mencapai tujuan ekonomi dan sosial yang tingkat kemiskinan dan kesenjangan
lebih luas
1. Berkontribusi positif terhadap pertumbuhan
ekonomi domestik dan nasional yang berkelanjutan
2. Meningkatkan efisiensi ekonomi
3. Mendukung program penanggulangan kemiskinan
4. Mengurangi kesenjangan antarindividu dan
antardaerah
5. Mengurangi rigiditas low income sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Menciptakan stabilitas sistem keuangan


1. Mendukung pendalaman pasar keuangan
2. Memberikan potensi pasar baru bagi perbankan
3. Mengurangi shadow banking atau irresponsible finance
5
Sumber: Bank Indonesia, CGAP dan UNSGSA (2016), Kemenkeu
Outline

O1 Latar Belakang

O2 Perkembangan Inklusi Keuangan

O3 Strategi Nasional Keuangan Inklusif dan Peran BI

O4 Takeaway Points

6
O2 Keuangan Inklusif dan Literasi Keuangan Indonesia
a. Berdasarkan hasil Survei Nasional Keuangan Inklusif, pada tahun 2022 sebanyak 85,1% pernah menggunakan produk atau layanan lembaga keuangan
formal. Pencapaian ini semakin dekat dengan target KI sebesar 90% di tahun 2024.
b. Peningkatan digital payment meningkat selama pandemi telah mendorong peningkatan inklusi keuangan.
c. Peningkatan inklusi keuangan juga perlu diimbangi dengan peningkatan literasi dan pengetahuan masyarakat.

Survei Nasional Keuangan Inklusif Global Findex


Indeks Kepemilikan Akun Perbandingan Indonesia dibandingkan negara lain
90
68%
80
80
Ghana 29%
70 76
72
65.4 87%
60 61.7 Chile 42%
50 55.7
96%
40 Thailand 73%
30 35.1
34.2
31.3
Peru 57%
20 20%
10
Philippines 51%
0 27%
2014 2015 2016 2018 2020 2021 2022* 2023 2024
52%
Indonesia 20%
Indeks Penggunaan Akun
Target KI
90 90% (2024)
88 90
80 81.4 83.6 85,1 2021 2011 Sumber: Global Findex 2021, World Bank 2022
70 76.2

60 67.8 Literasi Keuangan


50
59.7 59.7 Survei Literasi Keuangan (OJK) Literasi Keuangan OECD (2020)
40
30

20

10
0
2013 2016 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Sumber: FII/SNKI, Findex, SNLIK OJK


Target KI berdasar Target KI berdasar
kepemilikan akun *) penggunaan akun *)

7
*) Tahun 2022 SNLIK OJK tidak mengukur Kepemilikan Akun
**) Target tahunan KI sesuai hasil Rakor DNKI 8 Maret 2020 Source: OJK Source: OECD
Peluang Inklusi Keuangan Digital
a. Kemudahan mengakses produk dan layanan keuangan berpotensi mendorong pemanfaatan layanan keuangan berbasis digital.
b. Penggunaan layanan keuangan digital juga didukung oleh potensi ekonomi digital yang diproyeksikan semakin meningkat pada 2025
Global At least 58 governments in developing Indonesia
countries have used digital payments
to deliver COVID-19 relief Digital Financial Services Digital Payment Transactions

New digital QRIS (Des 22)


Digital merchants

21M consumers
since the 59% accessing digital
financing
260.5% (yoy)
Rp 100. Trillion
pandemic
Dig. Banking Transaction
New 28.7% (yoy)
Digital merchants
72% consumers
outside major
cities
98% accessing digital
payments
Rp52,546 Trillion

E-Money Transaction
Source: World Bank - GPFI, 2021 36,0% (yoy)
% of Digital Merchants who will maintain/ increase the Rp 399.6 Trillion
COVID-19 boosted the adoption of digital financial services: 40% of
adults in developing economies excluding China and 1/3 of adults in use of digital finance in the couple years
developing economies did digital transaction for the first time after
the pandemic. Kepemilikan Telepon Seluler
India 12% 64%
77.883.2 71.5
China 82% 0%
58.7
Brazil 52% 34%
34.2 38.3
Thailand 63% 48% 25.3
Singapore 83% 30% 10.2
Malaysia 50% 42%
Indonesia 13% 63% Total Smartphone Feature Phone Ponsel berfitur
Standar
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% Likely to maintain same
Likely to increase usage usage 2020 (n=7574) 2021 (n=7500)
8
Made a digital payment Made a digital payment first time after Covid-19
Source: Global Findex 2021 Source: e-Conomy SEA 2021 Sumber: Survei Nasional Keuangan Inklusif, 2021
Outline

O1 Latar Belakang

O2 Perkembangan Inklusi Keuangan

O3 Strategi Nasional Keuangan Inklusif dan Peran BI

O4 Takeaway Points

9
O3 Strategi Nasional Keuangan Inklusif
Arahan Presiden RI

“ Meningkatkan keuangan inklusif di Indonesia adalah


langkah penting dalam perjuangan kita melawan
kemiskinan, melawan kesenjangan sosial.
Tanpa ini sulit kita akan melakukan itu…
Disampaikan dalam Peluncuran Strategi Nasional Keuangan Inklusif, Nov 2016

“ Kembangkan terus layanan keuangan digital


berbasis internet
Disampaikan dalam Ratas SNKI 2020

-Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia-

10
O3 Strategi Nasional Keuangan Inklusif
Tujuan SNKI dicapai melalui 6 (enam) cara antara lain peningkatan produk dan layanan keuangan digital dan penguatan integrasi
kegiatan ekonomi dan keuangan inklusif, paling sedikit melalui layanan keuangan digital

Target Keuangan Inklusif


Tantangan Kelompok Sasaran
90% di tahun 2024
1. Menciptakan sistem keuangan yg inklusif Masyarakat berpenghasilan rendah
Pertumbuhan Ekonomi 2. Mendorong pertumbuhan ekonomi
Masyarakat Lintas Kelompok
bergantung pada: 3. Mempercepat penanggulangan kemiskinan
4. Pengurangan kesenjangan antarindividu & antardaerah Pelaku UMKM

1. Penanganan Melalui
pandemi 3. Fasilitasi 4. Layanan (1) Peningkatan akses layanan
2. Hak
1. Edukasi Intermediasi Keuangan 5. Perlindungan keuangan formal;
Properti
2. Respons kebijakan Keuangan & Saluran Sektor Konsumen (2) Peningkatan literasi dan
Masyarakat perlindungan konsumen;
ekonomi Distribusi Pemerintah
(3) Perluasan jangkauan layanan
keuangan;
3. Penciptaan 6. Kebijakan dan Regulasi yang Kondusif (4) Penguatan akses permodalan dan
lapangan 7. Infrastruktur Teknologi Informasi Keuangan yang Mendukung dukungan pengembangan usaha
8. Organisasi dan Mekanisme Implementasi yang Efektif untuk Usaha Mikro dan Kecil;
pekerjaan dan
(5) Peningkatan produk dan layanan
kesiapan keuangan digital; dan
transformasi (6) Penguatan integrasi kegiatan
digital ekonomi dan keuangan inklusif,
Pembentukan: Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) paling sedikit melalui layanan
keuangan digital

Sinergi Lintas
Kementerian
dan Lembaga
O3 Peran BI dalam Mendukung SNKI
Pokja 1 Edukasi Keuangan Pokja 2 Hak Properti Masyarakat
BI mendorong akses pembiayaan UMKM dari sisi supply dan demand
Usaha Pesantren
Pelaksanaan edukasi pada Ketentuan & Business Matching
2.209.552 orang (tatap muka & monitoring rasio Rp64,04 M 1.208 Ponpes
kredit UMKM Penghargaan pada 6 Kelompok Subsisten UMKM IKRA
virtual) kepada masyarakat, pelajar,
pesantren, yayasan, & GENBI
sesuai RBB bank pendukung UMKM 93 Kel. di 46 KPwDN 669 Usaha
Pokja 3 Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi Keuangan Pokja 5 Perlindungan Konsumen
Digitalisasi Transaksi Pembayaran PBI Perlindungan Konsumen BI

Pengaduan Konsumen 1. Pemeriksaan Klausula


23,96 jt Merchant 32.59jt Jumlah UE terdaftar di
yg diselesaikan
Penyusunan SOP
Baku bagi Penyelenggara
QRIS agen LKD Market Conduct dan
penyelenggara s.d. UE
Pengembangan QRIS TTS dan Cross- Tw III 2022 sebanyak asesmen kegiatan
882.611 Agen LKD
border 99,79% edukasi
2. Pemeriksaan Etika
Penagihan Kartu Kredit
Pokja 4 Layanan Keuangan Sektor Pemerintah
Elektronifikasi Penyaluran Bantuan Sosial Perluasan elektronifikasi transaksi penerimaan & pembayaran
Penyaluran: Penyaluran: • Perluasan elektronifikasi transportasi darat, laut
Berkembang Inisiasi
0%
Rp28,62T Rp43,12T 8%
Program & perparkiran
16,8jt KPM
Maju
PKH 10jt KPM
Pemanfaatan: Sembako Pemanfaatan: • Pengembangan Multi Line Free Flow di jalan tol 24% Digital

96,86% ETPD 68%


89,81%

Pokja 6 Kebijakan dan Regulasi Pokja 7 Infrastruktur & Teknologi Informasi Keuangan
Penyusunan Regulasi yang Mendukung Inklusi Keuangan
• Updating Data Keuangan Inklusif (publikasi SSKI, data FAS IMF, Survey
Penyusunan regulasi yang mendukungi keuangan inklusif melalui penerbitan SNKI, ASEAN Financial Inclusion Monitoring & Evaluation
2 PBI dan 3 PADG • Penyediaan informasi pengembangan UMKM
• Sistem informasi terkait pengembangan SP (BI Fast, Open API, IPT)
O3 Beberapa Program Literasi Keuangan Nasional
a. Dibutuhkan upaya bersama untuk meningkatan dampak dan jangkauan program edukasi keuangan yang dapat meningkatkan
literasi keuangan masyarakat
b. program edukasi keuangan diarahkan untuk meningkatkan awareness dan pengetahuan masyarakat mengenai produk dan layanan
keuangan Mass Campaign Targeted Program
Financial Education Campaign on Digital Payment Financial Education for MSMEs
face-to-face and virtual (webinar) campaign and education targeting increasing MSMEs knowledge on:
merchant, student, community on: a. personal and business financial
a. National Movement Cashless Payment/ Gerakan Nasional Non management;
Tunai (GNNT), b. financial products and service;
b. Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) c. financial transaction recordings
using application (SIAPIK);
Financial Inclusion Campaign through Indonesia Savings Day d. terms and conditions as well as the
and Financial Inclusion Month. process of financing from formal
a. Virtual socialization (webinar), account opening, lending/micro- financial services provider.
financing, business matching,
b. Inauguration of Regional Financial Access Acceleration Team
(TPAKD),
c. launching of One Student Account (KEJAR), Financial Education for School and
d. Massive financial literacy and inclusion programs through various Early Childhood
channel. Launching of Financial Literacy Book for
Early Childhood Education,
Increase financial literacy through various channel
a. Engaging with influencer for financial literacy campaign through
social media.
b. public service announcement in certain theme like illegal
investment or online illegal financing, digital payment, etc. 13
Pendekatan BI:
O3 Inklusi Keuangan, Literasi Keuangan dan Perlindungan Konsumen
Inklusi keuangan, bersama dengan literasi keuangan dan perlindungan konsumen, sangat penting untuk memperkuat ketahanan
keuangan. Apabila didukung dengan digitalisasi, maka akan mempercepat pemberdayaan ekonomi

DIGITALISASI

Kemampuan individu atau rumah tangga untuk bertahan, mengatasi dan pulih
dari guncangan keuangan negatif, tergantung pada ketersediaan sumber daya
yang tepat dan kemampuan untuk memobilisasi sumber daya tersebut untuk
menghadapi guncangan keuangan

Akses ke berbagai layanan keuangan formal yang Kombinasi kesadaran, pengetahuan, keterampilan, sikap,
berkualitas dengan biaya yang terjangkau, sesuai dengan dan perilaku yang diperlukan untuk membuat keputusan
kebutuhan dan kemampuan keuangan yang baik

Memastikan perlakuan yang adil dan bertanggung


jawab terhadap konsumen keuangan
Sumber: OECD (2020), SNKI (2020), OECD (2012), OECD (2013) 14
O3 Inklusi Keuangan dan Digital untuk Mendukung Pemberdayaan Ekonomi

Inklusi keuangan disertai dengan inklusi digital mendukung tercapainya pemberdayaan ekonomi.

Economic 1. Inklusi keuangan disertai dengan


Empowerment akses ke teknologi digital dapat
Mengoptimalkan mendukung masyarakat untuk
Mengoptimalkan pemanfaaatan digital
mencapai pemberdayaan ekonomi.
pemanfaatan produk tools meningkatkan
dan layanan keuangan kesempatan ekonomi 2. Literasi keuangan dan digital yang
Financial Digital memadai → mendukung tercapainya
Empowerment Empowerment keberdayaan keuangan dan digital.
Memahami
3. Keberdayaan keuangan dan digital →
Memahami hak dan kemampuan mengambil keputusan
penggunaan dan
kewajiban
privasi data keuangan dengan tepat,
Financial Literacy Digital Literacy memaksimalkan manfaat produk dan
layanan keuangan untuk
Akses internet
meningkatkan kesempatan ekonomi
Akses produk dan basic → mencapai pemberdayaan ekonomi
dan layanan digital
keuangan
technology Source: Holland Fintech presentation at 3rd DNB
Financial Inclusion Digital Inclusion
Conference on Financial Inclusion, 2019

15
O3 Framework SNEKI
a. Kerangka Strategi Nasional Ekonomi dan Keuangan Inklusif (SNEKI) menjadi acauan upaya BI meningkatan inklusi ekonomi dan keuangan.
b. Mengintegrasikan upaya mendukung keuangan inklusif dan meningkatkan akses kepada kesempatan ekonomi melalui 3 pilar:
pemberdayaan ekonomi, perluasan akses dan literasi keuangan, serta harmonisasi kebijakan

Terwujudnya Ekonomi dan Keuangan Indonesia


VISI
yang Inklusif

Melakukan upaya pengembangan ekonomi dan keuangan inklusif bersinergi dengan stakeholder internal dan eksternal
MISI
dalam rangka perluasan akses keuangan dan peningkatan produktivitas

PERLUASAN AKSES
PILAR PEMBERDAYAAN HARMONISASI
& LITERASI
UTAMA EKONOMI KEBIJAKAN
KEUANGAN

STRATEGI Integrasi Ekonomi dan


Sinergi Kebijakan Prioritisasi Edukasi
KEBIJAKAN Keuangan Digital

PRINSIP DASAR Pemberdayaan Inovasi Tepat Guna Sinergi Inklusif

16
O3 Framework SNEKI

a. Program inklusi keuangan perlu diintegrasikan dengan program pengembangan ekonomi masyarakat.
b. BI melaksanakan Program Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Inklusif melalui 3 aspek, yaitu pemberdayaan ekonomi, akses dan literasi
keuangan, dan harmonisasi kebijakan.

Alasan tidak memiliki Bank Indonesia meningkatkan inklusi keuangan yang terintegrasi dengan
Persentase orang dewasa yang
tidak memiliki rekening karena rekening tabungan bank pemberdayaan ekonomi, khususnya UMKM dan kelompok subsisten untuk
(pada persentase orang dewasa mendukung peningkatan akses, penggunaan, dan kualitas inklusi
tidak memiliki cukup uang yang tidak memiliki)
keuangan melalui:
Tidak
1. Pemberdayaan Ekonomi:
29,4
memerlukan meningkatkan kemampuan ekonomi
Malaysia 20,03%
15,3
dan produktivitas kelompok sasaran.
Menggunakan
India
Cash 2. Perluasan akses dan literasi
35,94% Tidak memiliki
informasi cukup 7,3 Pemberdayaan
keuangan:
Indonesia 71,08% Menggunakan akun
Ekonomi meningkatkan kemampuan
milik keluarga 4,6 kelompok sasaran dalam
Brazil 62,61% Jarak ke Lembaga Perluasan memanfaatkan jasa keuangan.
Keuangan jauh 3,6 Akses dan
Literasi 3. Harmonisasi kebijakan:
Keuangan
Sumber: Global Findex (2021) Sumber: Survei SNKI (2021); n=2598 Ekonomi dan koordinasi dan kerjasama antar
Keuangan
Inklusif Harmonisasi pemangku kepentingan dalam
Kebijakan rangka mendorong peningkatan
Salah satu tantangan bagi masyarakat unbanked
skala ekonomi dan inklusi keuangan,
untuk memasuki sistem keuangan:
khususnya UMKM dan kelompok
keterbatasan kemampuan ekonomi dan literasi
subsisten.
O3 Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Inklusif bagi Kelompok Subsisten
Pada tahun 2021-2022, Bank Indonesia membuat pilot project pengembangan ekonomi dan keuangan inklusif. Kelompok sasaran adalah
UMKM Subsisten, yang mayoritas perempuan, penerima bansos dan memiliki rincian usaha..

98% Perempuan
48% Penerima Bansos
Provinsi Kalimantan Barat
a. Kelompok Tenun Sintang (38 orang)
b. 39,5% penerima bansos
c. Produk: Tenun Dayak Provinsi Sulawesi Tengah
Provinsi Kepulauan Riau a. Kelompok Lorong Sintuwu (16
a. Kelompok Wanita Tani (12 orang) orang)
b. 16,7% penerima bansos b. 25,0% penerima bansos
c. Produk: Hortikultura (Volatile Food) c. Produk: Sayuran hidroponik

Provinsi Jambi
a. Kelompok Perempuan di Desa Tangkit Baru,
Muaro Jambi (30 orang)
b. 63,5%% penerima bansos
c. Produk: Olahan nanas

Provinsi Sumatera Selatan


a. Kelompok Masyarakat di Kampung Aer, Pulau Jember
Kemaro (40 orang) a. UMKM memproduksi
b. 80% penerima bansos Provinsi Jawa Tengah
makanan, Sukorambi (17
c. Produk: Sayuran hidroponik Solo a. Komunitas perempuan yang
orang)
a. Paguyuban Batik Girilayu, memiliki anak disabilitas
b. 23,5% penerima bansos
Karanganyar (24 orang) Asmarandhana (16 orang)
c. Produk: Olahan singkong
b. 37,5% penerima bansos b. 43,8% penerima bansos
(keripik)
c. Produk: Batik and produk turunan c. Produk: Bahan baku untuk tas
anyaman (ekspor)
O3 Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Inklusif bagi Kelompok Subsisten
1. Pengembangan ekonomi dan keuangan inklusif berbasis kelompok subsisten berdampak positif terhadap aspek penguatan kelembagaan, kapasitas untuk pengembangan usaha, serta
literasi dan akses keuangan dalam pilot project di 8 KPwDN dan replikasi di KPwDN.
2. Graduasi kelompok subsisten menjadi usaha mikro potensial dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi program, misalnya melalui penjajakan sinergi dengan Kementerian/Lembaga
yang memiliki program sejalan.
Rekomendasi untuk
PROFIL TAHAP PENGEMBANGAN KEL SUBSISTEN CAPAIAN Implementasi Kebijakan
2023
85

Kelompok subsisten menjadi


usaha mikro prospektif
34
27 (graduasi)
24
8
0 0 4 0 4

Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4


Intensifikasi dan Ekstensifikasi
Kondisi Awal Capaian 2022
Pengembangan Kelompok
Subsisten
Peran BI Penguatan Kapasitas untuk Penguatan Literasi dan Fasilitasi
Penguatan Kelembagaan
(Fasilitasi)
Penguatan Local Leader dan Legalistas Kelembagaan
Pengembangan Usaha
Melakukan capacity building dan kerja sama/
Akses Keuangan
Meningkatkan literasi dan akses keuangan masyarakat
1 Mendorong kelompok sasaran
untuk dapat mencapai
networking dengan berbagai pihak graduasi;
Pilot Project

2
Lanjutan 5
6 4
3 3
Mendorong perluasan
(Tahun 2) 2 1 pengembangan EKI bagi
0 0 0 0 0 0 0 0
kelompok subsisten melalui
Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 sinergi lintas K/L

35 32 34
30 24 34 22
18 13
3 7 6 8 7 6
Replikasi
KPwDN Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
(Tahun 1) Menyusun
Kelompok Kelompok Kelompok Kapasitas Usaha Kelompok Memiliki
90 memiliki 35 Kelembagaan
Informal
25 Kelembagaan
Formal
61melakukan 39 menghasilkan 29 Meningkat
≥ 10%
57 melakukan
pencatatan keuangan
32 Rekening 26 Lap. Keuangan
local leader produksi laba Usaha Lengkap
Mendorong Inklusi Keuangan Digital:
O3 Metode Literasi Keuangan Digital yang Efektif
Driving Customer Usage of Mobile Money for the Unbanked (GSMA, 2016)

1. Membangun Kesadaran dan Pemahaman


➢ Strategi komunikasi disesuaikan dengan
karakter target pasar.
➢ Pesan utama : i) platform produk, ii) jenis
layanan , iii) manfaat utama dari layanan.

2. Memberikan Edukasi dan Aktifasi


➢ Pendekatan “human touch” untuk
membantu calon pengguna aktifasi dan
mencoba.

3. Mendorong penggunaan rutin


➢ Peran perlindungan konsumen penting
➢ Strategi komunikasi: promosi (discount,
cashback) dan SMS/pesan rutin (notifikasi
transaksi & promosi berkala)

Sumber: https://www.gsma.com/mobilefordevelopment/wp-content/uploads/2012/03/drivingcustomerusagefinallowres.pdf
Desk research BI-WB (on going 2021) 20
Mendorong Inklusi Keuangan Digital:
O3 Penyusunan Strategi Diseminasi Digital Financial Services (DFS)
Faktor Pendukung Faktor Penghambat
• Dalam rangka mendorong kesadaran, pemahaman dan Kebijakan Inovasi Layanan & Kepemilikan smartphone Rendahnya tingkat
adopsi DFS, Bank Indonesia dan World Bank sedang dalam Fitur tdk merata kepercayaan
LKD, Digital Banking, Digital onboarding,
proses penyusunan Strategi Diseminasi DFS. Laku Pandai, QRIS, PK QRIS, Super apps, dll
Digital skill rendah Kapasitas agen tidak
sama
• Informasi terkait DFS telah tersedia, namun tersebar dan Ekosistem
Kurangnya pemahaman
Perangkat ttg DFS
belum sesuai kebutuhan konsumen Digital Infrastruktur TIK belum
Titik akses yang lebih Kepemilikan Lemahnya pemahaman merata
• Untuk itu, perlu disusun strategi diseminasi sesuai dg dekat (agen, merchant) Smartphone meningkat cyber security
kategori yang disasar.
• Telah disusun 36 Materi Edukasi (E-Flyer, Komik, dan Video) Informasi DFS telah tersedia: Isu yang ada:
yang saat ini sedang dalam proses Pilot yang dilaksanakan Sumber Informasi
Agen/
Bentuk Edukasi 1. Tingkat literasi keuangan masih rendah
Otoritas Sosialisasi 2. Kasus penipuan masih tinggi
melalui media sosial @KaryaKreatifIndonesia Merchant
Diseminasi 3. Pilihan belum sesuai kesadaran dan
Asosiasi Agregator Digital (Medsos) kebutuhan
Pendampingan 4. Memerlukan inisiatif dan keterampilan
Industri Kerabat
Lisan/Informal
Perumusan Strategi Diseminasi

Unbanked Non DFS Users Passive DFS Users Potential DFS Users Active DFS
Users
Prioritas Ketiga Prioritas Pertama Prioritas Kedua

Unbanked: Non DFS Users: Passive DFS Users: Potential DFS Users:
a. Usia mayoritas >50 th a. Usia mayoritas <50 th a. Usia mayoritas <40 th a. Remaja, 18-25 tahun
b. Pendidikan rendah b. Pendidikan rendah b. Pendidikan menengah atas b. SMA & Univ, first jobber
c. Penghasilan rendah c. Bukan masyarakat miskin c. Digital savvy
c. Sebagian kecil berpenghasilan
d. Memiliki smartphone, kuota d. Adaptif
d. Belum memiliki smartphone rendah e. Sebagian besar urban e. Pernah memakai UE
e. Urban-rural seimbang d. Kepemilikan smartphone tinggi f. Penggunaan: transfer, transportasi, f. First time bank
f. Hanya memiliki rekening program e. Urban-rural seimbang merchant & e-commerce, pulsa telp & g. Urban-rural seimbang
bansos (rek dibuka secara kolektif). f. Penggunaan: tarik/setor tunai listrik h. Urban, ada kebutuhan transaksi
Butuh perantara - Agen Komunikasi langsung 21
Mendorong Inklusi Keuangan Digital:
O3 Penyusunan Bahan Ajar (Lesson Plan)
Penyusunan Lesson Plan dilaksanakan untuk pengembangan modul pelatihan terkait pemanfaatan DFS untuk usaha produktif,
khususnya kepada UKM yang berorientasi pertumbuhan.

Latar Belakang
a. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia dan memiliki peran SASARAN
yang penting untuk mendukung upaya pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja, penanggulangan kemiskinan,
dan percepatan inklusi keuangan.
b. Penyampaian informasi hingga pendampingan yang tepat dapat membantu pelaku usaha untuk dapat memanfaatkan
peluang dari digitalisasi di sektor keuangan secara maksimal, salah satunya melalui pengembangan modul pelatihan UKM yang berorientasi
pertumbuhan (Growth-Oriented)
terkait pemanfaatan DFS untuk usaha produktif.

TIMEFRAME
TUJUAN Agustus 2022 s.d Mei 2023
1. Mendukung program Bank Indonesia dalam membina UMKM dengan menyusun modul pelatihan
mengenai pengenalan dan penggunaan DFS bagi UKM. Modul Pelatihan Pengenalan dan
2. Materi dalam modul pelatihan ini bertujuan memberi pengetahuan dasar tentang keberadaan dan Penggunaan DFS untuk UKM, dan OUTPUT
akan diintegrasikan dengan program
manfaat DFS serta cara menggunakan DFS untuk menunjang pengembangan dan keberlangsungan UKM.
PUMKM BI.

Modul
4. Pengenalan dan 5. Pengenalan DFS
Onboarding Penjualan Lainnya: P2P Lending
2. Pembukaan dan 3. Onboarding Merchant
Online
Penggunaan Rekening QRIS
1. Pengenalan Rekening
Transaksi dan DFS
Transaksi dan DFS
22
Outline

O1 Latar Belakang

O2 Perkembangan Inklusi Keuangan

O3 Strategi Nasional Keuangan Inklusif dan Peran BI

O4 Takeaway Points

23
O4 Takeaway Point

Peningkatan Inklusi Responsible Digital Strategi dan Sinergi untuk


Ekonomi dan Keuangan Mendorong Literasi
Financial Inclusion
melalui Digitalisasi Keuangan

Akselerasi digitalisasi perlu


Kerjasama antara
Digitalisasi memperluas dibarengi dengan
otoritas dan industry
jangkauan produk dan penerapan responsible
player untuk
layanan keuangan baik finance melalui penguatan
meningkatkan literais
aksesibiltas, jarak literasi keuangan serta
keuangan kelompok
maupun harga perlindungan konsumen
sasaran

24
Terima Kasih
Dimensi Literasi Keuangan

26

Anda mungkin juga menyukai