NASIONAL EKONOMI
DAN KEUANGAN
INKLUSIF
O1 Latar Belakang
O4 Takeaway Points
2
O1 Pengertian Keuangan Inklusif
Keuangan inklusif adalah kondisi ketika individu mempunyai akses dan mampu memanfaatkan produk dan layanan keuangan formal
sesuai kebutuhan, untuk meningkatkan kesejahteraan
Individuals and businesses have access to useful and affordable financial products and services that meet their
World Bank
needs – transactions, payments, savings, credit and insurance – delivered in a responsible and sustainable way
Formal financial services—such as deposit and savings accounts, payment services, loans, and insurance—are readily
CGAP available to consumers and that they are actively and effectively using these services to meet their specific needs
The process of promoting affordable, timely and adequate access to regulated financial products and services and
broadening their use by all segments of society through the implementation of tailored, existing and innovative
OECD/INFE
approaches including financial awareness and education, with a view to promote financial wellbeing as well as
economic and social inclusion
The pursuit of providing useful and affordable access to financial services to all individuals and businesses
BIS worldwide.
Kondisi ketika masyarakat mempunyai akses terhadap berbagai produk dan layanan keuangan formal yang
SNKI berkualitas secara tepat waktu, lancar, dan aman dengan biaya terjangkau sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3
O1 Dimensi Keuangan Inklusif
Keuangan inklusif memiliki 3 dimensi pengukuran/indikator yang meliputi : (i) akses (access), (ii) penggunaan (usage), dan
kualitas (quality)
Akses
Jangkauan layanan keuangan ( penetrasi cabang bank
atau point of sale (POS) ), atau hambatan sisi ACCESS
permintaan untuk mengakses lembaga keuangan,
seperti biaya atau informasi.
Penggunaan
Penggunaan layanan keuangan oleh
USAGE masyarakat, seperti keteraturan dan durasi
produk/layanan keuangan dari waktu ke
waktu.
QUALITY
Kualitas
Kesesuaian produk dan layanan keuangan dengan kebutuhan,
ketersediaan variasi produk dan layanan keuangan yang tersedia,
serta kesadaran dan pemahaman terhadap produk keuangan.
O1 Latar Belakang
O4 Takeaway Points
6
O2 Keuangan Inklusif dan Literasi Keuangan Indonesia
a. Berdasarkan hasil Survei Nasional Keuangan Inklusif, pada tahun 2022 sebanyak 85,1% pernah menggunakan produk atau layanan lembaga keuangan
formal. Pencapaian ini semakin dekat dengan target KI sebesar 90% di tahun 2024.
b. Peningkatan digital payment meningkat selama pandemi telah mendorong peningkatan inklusi keuangan.
c. Peningkatan inklusi keuangan juga perlu diimbangi dengan peningkatan literasi dan pengetahuan masyarakat.
20
10
0
2013 2016 2019 2020 2021 2022 2023 2024
7
*) Tahun 2022 SNLIK OJK tidak mengukur Kepemilikan Akun
**) Target tahunan KI sesuai hasil Rakor DNKI 8 Maret 2020 Source: OJK Source: OECD
Peluang Inklusi Keuangan Digital
a. Kemudahan mengakses produk dan layanan keuangan berpotensi mendorong pemanfaatan layanan keuangan berbasis digital.
b. Penggunaan layanan keuangan digital juga didukung oleh potensi ekonomi digital yang diproyeksikan semakin meningkat pada 2025
Global At least 58 governments in developing Indonesia
countries have used digital payments
to deliver COVID-19 relief Digital Financial Services Digital Payment Transactions
21M consumers
since the 59% accessing digital
financing
260.5% (yoy)
Rp 100. Trillion
pandemic
Dig. Banking Transaction
New 28.7% (yoy)
Digital merchants
72% consumers
outside major
cities
98% accessing digital
payments
Rp52,546 Trillion
E-Money Transaction
Source: World Bank - GPFI, 2021 36,0% (yoy)
% of Digital Merchants who will maintain/ increase the Rp 399.6 Trillion
COVID-19 boosted the adoption of digital financial services: 40% of
adults in developing economies excluding China and 1/3 of adults in use of digital finance in the couple years
developing economies did digital transaction for the first time after
the pandemic. Kepemilikan Telepon Seluler
India 12% 64%
77.883.2 71.5
China 82% 0%
58.7
Brazil 52% 34%
34.2 38.3
Thailand 63% 48% 25.3
Singapore 83% 30% 10.2
Malaysia 50% 42%
Indonesia 13% 63% Total Smartphone Feature Phone Ponsel berfitur
Standar
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% Likely to maintain same
Likely to increase usage usage 2020 (n=7574) 2021 (n=7500)
8
Made a digital payment Made a digital payment first time after Covid-19
Source: Global Findex 2021 Source: e-Conomy SEA 2021 Sumber: Survei Nasional Keuangan Inklusif, 2021
Outline
O1 Latar Belakang
O4 Takeaway Points
9
O3 Strategi Nasional Keuangan Inklusif
Arahan Presiden RI
10
O3 Strategi Nasional Keuangan Inklusif
Tujuan SNKI dicapai melalui 6 (enam) cara antara lain peningkatan produk dan layanan keuangan digital dan penguatan integrasi
kegiatan ekonomi dan keuangan inklusif, paling sedikit melalui layanan keuangan digital
1. Penanganan Melalui
pandemi 3. Fasilitasi 4. Layanan (1) Peningkatan akses layanan
2. Hak
1. Edukasi Intermediasi Keuangan 5. Perlindungan keuangan formal;
Properti
2. Respons kebijakan Keuangan & Saluran Sektor Konsumen (2) Peningkatan literasi dan
Masyarakat perlindungan konsumen;
ekonomi Distribusi Pemerintah
(3) Perluasan jangkauan layanan
keuangan;
3. Penciptaan 6. Kebijakan dan Regulasi yang Kondusif (4) Penguatan akses permodalan dan
lapangan 7. Infrastruktur Teknologi Informasi Keuangan yang Mendukung dukungan pengembangan usaha
8. Organisasi dan Mekanisme Implementasi yang Efektif untuk Usaha Mikro dan Kecil;
pekerjaan dan
(5) Peningkatan produk dan layanan
kesiapan keuangan digital; dan
transformasi (6) Penguatan integrasi kegiatan
digital ekonomi dan keuangan inklusif,
Pembentukan: Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) paling sedikit melalui layanan
keuangan digital
Sinergi Lintas
Kementerian
dan Lembaga
O3 Peran BI dalam Mendukung SNKI
Pokja 1 Edukasi Keuangan Pokja 2 Hak Properti Masyarakat
BI mendorong akses pembiayaan UMKM dari sisi supply dan demand
Usaha Pesantren
Pelaksanaan edukasi pada Ketentuan & Business Matching
2.209.552 orang (tatap muka & monitoring rasio Rp64,04 M 1.208 Ponpes
kredit UMKM Penghargaan pada 6 Kelompok Subsisten UMKM IKRA
virtual) kepada masyarakat, pelajar,
pesantren, yayasan, & GENBI
sesuai RBB bank pendukung UMKM 93 Kel. di 46 KPwDN 669 Usaha
Pokja 3 Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi Keuangan Pokja 5 Perlindungan Konsumen
Digitalisasi Transaksi Pembayaran PBI Perlindungan Konsumen BI
Pokja 6 Kebijakan dan Regulasi Pokja 7 Infrastruktur & Teknologi Informasi Keuangan
Penyusunan Regulasi yang Mendukung Inklusi Keuangan
• Updating Data Keuangan Inklusif (publikasi SSKI, data FAS IMF, Survey
Penyusunan regulasi yang mendukungi keuangan inklusif melalui penerbitan SNKI, ASEAN Financial Inclusion Monitoring & Evaluation
2 PBI dan 3 PADG • Penyediaan informasi pengembangan UMKM
• Sistem informasi terkait pengembangan SP (BI Fast, Open API, IPT)
O3 Beberapa Program Literasi Keuangan Nasional
a. Dibutuhkan upaya bersama untuk meningkatan dampak dan jangkauan program edukasi keuangan yang dapat meningkatkan
literasi keuangan masyarakat
b. program edukasi keuangan diarahkan untuk meningkatkan awareness dan pengetahuan masyarakat mengenai produk dan layanan
keuangan Mass Campaign Targeted Program
Financial Education Campaign on Digital Payment Financial Education for MSMEs
face-to-face and virtual (webinar) campaign and education targeting increasing MSMEs knowledge on:
merchant, student, community on: a. personal and business financial
a. National Movement Cashless Payment/ Gerakan Nasional Non management;
Tunai (GNNT), b. financial products and service;
b. Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) c. financial transaction recordings
using application (SIAPIK);
Financial Inclusion Campaign through Indonesia Savings Day d. terms and conditions as well as the
and Financial Inclusion Month. process of financing from formal
a. Virtual socialization (webinar), account opening, lending/micro- financial services provider.
financing, business matching,
b. Inauguration of Regional Financial Access Acceleration Team
(TPAKD),
c. launching of One Student Account (KEJAR), Financial Education for School and
d. Massive financial literacy and inclusion programs through various Early Childhood
channel. Launching of Financial Literacy Book for
Early Childhood Education,
Increase financial literacy through various channel
a. Engaging with influencer for financial literacy campaign through
social media.
b. public service announcement in certain theme like illegal
investment or online illegal financing, digital payment, etc. 13
Pendekatan BI:
O3 Inklusi Keuangan, Literasi Keuangan dan Perlindungan Konsumen
Inklusi keuangan, bersama dengan literasi keuangan dan perlindungan konsumen, sangat penting untuk memperkuat ketahanan
keuangan. Apabila didukung dengan digitalisasi, maka akan mempercepat pemberdayaan ekonomi
DIGITALISASI
Kemampuan individu atau rumah tangga untuk bertahan, mengatasi dan pulih
dari guncangan keuangan negatif, tergantung pada ketersediaan sumber daya
yang tepat dan kemampuan untuk memobilisasi sumber daya tersebut untuk
menghadapi guncangan keuangan
Akses ke berbagai layanan keuangan formal yang Kombinasi kesadaran, pengetahuan, keterampilan, sikap,
berkualitas dengan biaya yang terjangkau, sesuai dengan dan perilaku yang diperlukan untuk membuat keputusan
kebutuhan dan kemampuan keuangan yang baik
Inklusi keuangan disertai dengan inklusi digital mendukung tercapainya pemberdayaan ekonomi.
15
O3 Framework SNEKI
a. Kerangka Strategi Nasional Ekonomi dan Keuangan Inklusif (SNEKI) menjadi acauan upaya BI meningkatan inklusi ekonomi dan keuangan.
b. Mengintegrasikan upaya mendukung keuangan inklusif dan meningkatkan akses kepada kesempatan ekonomi melalui 3 pilar:
pemberdayaan ekonomi, perluasan akses dan literasi keuangan, serta harmonisasi kebijakan
Melakukan upaya pengembangan ekonomi dan keuangan inklusif bersinergi dengan stakeholder internal dan eksternal
MISI
dalam rangka perluasan akses keuangan dan peningkatan produktivitas
PERLUASAN AKSES
PILAR PEMBERDAYAAN HARMONISASI
& LITERASI
UTAMA EKONOMI KEBIJAKAN
KEUANGAN
16
O3 Framework SNEKI
a. Program inklusi keuangan perlu diintegrasikan dengan program pengembangan ekonomi masyarakat.
b. BI melaksanakan Program Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Inklusif melalui 3 aspek, yaitu pemberdayaan ekonomi, akses dan literasi
keuangan, dan harmonisasi kebijakan.
Alasan tidak memiliki Bank Indonesia meningkatkan inklusi keuangan yang terintegrasi dengan
Persentase orang dewasa yang
tidak memiliki rekening karena rekening tabungan bank pemberdayaan ekonomi, khususnya UMKM dan kelompok subsisten untuk
(pada persentase orang dewasa mendukung peningkatan akses, penggunaan, dan kualitas inklusi
tidak memiliki cukup uang yang tidak memiliki)
keuangan melalui:
Tidak
1. Pemberdayaan Ekonomi:
29,4
memerlukan meningkatkan kemampuan ekonomi
Malaysia 20,03%
15,3
dan produktivitas kelompok sasaran.
Menggunakan
India
Cash 2. Perluasan akses dan literasi
35,94% Tidak memiliki
informasi cukup 7,3 Pemberdayaan
keuangan:
Indonesia 71,08% Menggunakan akun
Ekonomi meningkatkan kemampuan
milik keluarga 4,6 kelompok sasaran dalam
Brazil 62,61% Jarak ke Lembaga Perluasan memanfaatkan jasa keuangan.
Keuangan jauh 3,6 Akses dan
Literasi 3. Harmonisasi kebijakan:
Keuangan
Sumber: Global Findex (2021) Sumber: Survei SNKI (2021); n=2598 Ekonomi dan koordinasi dan kerjasama antar
Keuangan
Inklusif Harmonisasi pemangku kepentingan dalam
Kebijakan rangka mendorong peningkatan
Salah satu tantangan bagi masyarakat unbanked
skala ekonomi dan inklusi keuangan,
untuk memasuki sistem keuangan:
khususnya UMKM dan kelompok
keterbatasan kemampuan ekonomi dan literasi
subsisten.
O3 Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Inklusif bagi Kelompok Subsisten
Pada tahun 2021-2022, Bank Indonesia membuat pilot project pengembangan ekonomi dan keuangan inklusif. Kelompok sasaran adalah
UMKM Subsisten, yang mayoritas perempuan, penerima bansos dan memiliki rincian usaha..
98% Perempuan
48% Penerima Bansos
Provinsi Kalimantan Barat
a. Kelompok Tenun Sintang (38 orang)
b. 39,5% penerima bansos
c. Produk: Tenun Dayak Provinsi Sulawesi Tengah
Provinsi Kepulauan Riau a. Kelompok Lorong Sintuwu (16
a. Kelompok Wanita Tani (12 orang) orang)
b. 16,7% penerima bansos b. 25,0% penerima bansos
c. Produk: Hortikultura (Volatile Food) c. Produk: Sayuran hidroponik
Provinsi Jambi
a. Kelompok Perempuan di Desa Tangkit Baru,
Muaro Jambi (30 orang)
b. 63,5%% penerima bansos
c. Produk: Olahan nanas
2
Lanjutan 5
6 4
3 3
Mendorong perluasan
(Tahun 2) 2 1 pengembangan EKI bagi
0 0 0 0 0 0 0 0
kelompok subsisten melalui
Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 sinergi lintas K/L
35 32 34
30 24 34 22
18 13
3 7 6 8 7 6
Replikasi
KPwDN Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
(Tahun 1) Menyusun
Kelompok Kelompok Kelompok Kapasitas Usaha Kelompok Memiliki
90 memiliki 35 Kelembagaan
Informal
25 Kelembagaan
Formal
61melakukan 39 menghasilkan 29 Meningkat
≥ 10%
57 melakukan
pencatatan keuangan
32 Rekening 26 Lap. Keuangan
local leader produksi laba Usaha Lengkap
Mendorong Inklusi Keuangan Digital:
O3 Metode Literasi Keuangan Digital yang Efektif
Driving Customer Usage of Mobile Money for the Unbanked (GSMA, 2016)
Sumber: https://www.gsma.com/mobilefordevelopment/wp-content/uploads/2012/03/drivingcustomerusagefinallowres.pdf
Desk research BI-WB (on going 2021) 20
Mendorong Inklusi Keuangan Digital:
O3 Penyusunan Strategi Diseminasi Digital Financial Services (DFS)
Faktor Pendukung Faktor Penghambat
• Dalam rangka mendorong kesadaran, pemahaman dan Kebijakan Inovasi Layanan & Kepemilikan smartphone Rendahnya tingkat
adopsi DFS, Bank Indonesia dan World Bank sedang dalam Fitur tdk merata kepercayaan
LKD, Digital Banking, Digital onboarding,
proses penyusunan Strategi Diseminasi DFS. Laku Pandai, QRIS, PK QRIS, Super apps, dll
Digital skill rendah Kapasitas agen tidak
sama
• Informasi terkait DFS telah tersedia, namun tersebar dan Ekosistem
Kurangnya pemahaman
Perangkat ttg DFS
belum sesuai kebutuhan konsumen Digital Infrastruktur TIK belum
Titik akses yang lebih Kepemilikan Lemahnya pemahaman merata
• Untuk itu, perlu disusun strategi diseminasi sesuai dg dekat (agen, merchant) Smartphone meningkat cyber security
kategori yang disasar.
• Telah disusun 36 Materi Edukasi (E-Flyer, Komik, dan Video) Informasi DFS telah tersedia: Isu yang ada:
yang saat ini sedang dalam proses Pilot yang dilaksanakan Sumber Informasi
Agen/
Bentuk Edukasi 1. Tingkat literasi keuangan masih rendah
Otoritas Sosialisasi 2. Kasus penipuan masih tinggi
melalui media sosial @KaryaKreatifIndonesia Merchant
Diseminasi 3. Pilihan belum sesuai kesadaran dan
Asosiasi Agregator Digital (Medsos) kebutuhan
Pendampingan 4. Memerlukan inisiatif dan keterampilan
Industri Kerabat
Lisan/Informal
Perumusan Strategi Diseminasi
Unbanked Non DFS Users Passive DFS Users Potential DFS Users Active DFS
Users
Prioritas Ketiga Prioritas Pertama Prioritas Kedua
Unbanked: Non DFS Users: Passive DFS Users: Potential DFS Users:
a. Usia mayoritas >50 th a. Usia mayoritas <50 th a. Usia mayoritas <40 th a. Remaja, 18-25 tahun
b. Pendidikan rendah b. Pendidikan rendah b. Pendidikan menengah atas b. SMA & Univ, first jobber
c. Penghasilan rendah c. Bukan masyarakat miskin c. Digital savvy
c. Sebagian kecil berpenghasilan
d. Memiliki smartphone, kuota d. Adaptif
d. Belum memiliki smartphone rendah e. Sebagian besar urban e. Pernah memakai UE
e. Urban-rural seimbang d. Kepemilikan smartphone tinggi f. Penggunaan: transfer, transportasi, f. First time bank
f. Hanya memiliki rekening program e. Urban-rural seimbang merchant & e-commerce, pulsa telp & g. Urban-rural seimbang
bansos (rek dibuka secara kolektif). f. Penggunaan: tarik/setor tunai listrik h. Urban, ada kebutuhan transaksi
Butuh perantara - Agen Komunikasi langsung 21
Mendorong Inklusi Keuangan Digital:
O3 Penyusunan Bahan Ajar (Lesson Plan)
Penyusunan Lesson Plan dilaksanakan untuk pengembangan modul pelatihan terkait pemanfaatan DFS untuk usaha produktif,
khususnya kepada UKM yang berorientasi pertumbuhan.
Latar Belakang
a. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia dan memiliki peran SASARAN
yang penting untuk mendukung upaya pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja, penanggulangan kemiskinan,
dan percepatan inklusi keuangan.
b. Penyampaian informasi hingga pendampingan yang tepat dapat membantu pelaku usaha untuk dapat memanfaatkan
peluang dari digitalisasi di sektor keuangan secara maksimal, salah satunya melalui pengembangan modul pelatihan UKM yang berorientasi
pertumbuhan (Growth-Oriented)
terkait pemanfaatan DFS untuk usaha produktif.
TIMEFRAME
TUJUAN Agustus 2022 s.d Mei 2023
1. Mendukung program Bank Indonesia dalam membina UMKM dengan menyusun modul pelatihan
mengenai pengenalan dan penggunaan DFS bagi UKM. Modul Pelatihan Pengenalan dan
2. Materi dalam modul pelatihan ini bertujuan memberi pengetahuan dasar tentang keberadaan dan Penggunaan DFS untuk UKM, dan OUTPUT
akan diintegrasikan dengan program
manfaat DFS serta cara menggunakan DFS untuk menunjang pengembangan dan keberlangsungan UKM.
PUMKM BI.
Modul
4. Pengenalan dan 5. Pengenalan DFS
Onboarding Penjualan Lainnya: P2P Lending
2. Pembukaan dan 3. Onboarding Merchant
Online
Penggunaan Rekening QRIS
1. Pengenalan Rekening
Transaksi dan DFS
Transaksi dan DFS
22
Outline
O1 Latar Belakang
O4 Takeaway Points
23
O4 Takeaway Point
24
Terima Kasih
Dimensi Literasi Keuangan
26