ٱّلِل يَ ُحو ُل َب ۡينَ ۡٱل َم ۡر ِّء َوقَ ۡلبِّ ِّهۦ َوأَنَّ ٓهُۥ ِّإ َل ۡي ِّه
َ َّ ٱع َل ُم ٓو ْا أَ َّن
ۡ عا ُك ۡم ِّل َما ي ُۡحيِّي ُك ۡۖۡم َو
َ َسو ِّل ِّإذَا د
ُ لر
َّ ّلِل َو ِّل ۡ يَٓأَيُّ َها َّٱلذِّينَ َءا َمنُو ْا
ِّ َّ ِّ ٱست َِّجيبُو ْا
َت ُ ۡحش َُرون
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul
menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah
kamu akan dikumpulkan.” (Al-Anfal: 24)
Apalagi tugas itu untuk melakukan perbaikan atas apa-apa yang dirusak manusia dan
menghentikan orang berbuat kerusakan di muka bumi. Sebab, jika perbuatan merusak itu tidak
dihentikan, akibat perbuatannya itu akan menimpa semua masyarakat. Inilah yang memberi energi
kepada kita untuk selalu menerima tugas dakwah, seberat apapun.